Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
1. Tidak ada suatu proses yang mempunyai efisiensi 100& sebgaimana dijelaskan
dalam hukum Termodinamika kedua. Demikian pula dalam reaksi kimia, jarang
sekali hasil reaksi yang jumlahnya sesuai dengan perhitungan stoikiometris. Di
dalam industry, terdapat istilah rendemen, yield, selektivitas dan konversi. Coba
jelaskan dan berikan contoh dari masing-masing terminology tersebut.
2. Apa yang saudara ketahui tentang prinsip-prinsip green chemistry. Berikan
penjelasan yang memadai, jika perlu diserta contoh penerapan masing-masing
contoh prinsip tersebut.
A. Dalam Industri (Industri yang berkaitan dengan Kimia/Teknik Kimia) yang melibatkan
reaksi kimia dikenal istilah Rendemen, Yield, selektivitas, dan konversi.
Yield sering disebut Rendemen adalah Perbandingan reaktan yang berubah
menjadi produk terhadap reaktan mula-mula.
Bila dianggap :
Zat A mula-mula = A0, Zat A pada waktu n = An, dan Zat A yang berubah menjadi B =
AB, maka A yang berubah = A0 – An. Dengan demikian :
−
=
→ =
−
→ =
→ ; = 1
→ 2 ; = 1/2
Contoh penerapan Yield/Rendemen, selektivitas, dan konversi dalam perhitungan :
2C6H6 → C12H10 + H2. Komposisi umpan dan hasil dari reactor sebagai
berikut:
Reaktor
Komponen Masuk (Kmol.h- Keluar (Kmol.h-
1) 1)
H2 1858 1583
C6H6 13 282
C6H5CH3 372 93
C12H10 0 4
Penyelesaian :
= = 0,75
282 − 13 1
ℎ = = 0,96
372 − 93
282 − 13 1
ℎ = = 0,72
372
B. Green chemistry atau “kimia hijau” merupakan bidang kimia yang berfokus pada
pencegahan polusi. Green chemistry atau kimia hijau adalah berbagai teknik dan
metodolgi kimia yang berusaha mengurangi atau menghilangkan penggunaan atau
produksi bahan mentah, produk, produk samping, pelarut, reagensia,dan sebagainya
yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungannya dimana mulai
mendapatkan perhatian besar dari berbagai pihak, dimulai dari bahan dan proses
kimia yang dirancang untuk mengurangi atau menghilangkan dampak negatif bagi
lingkungan. Green chemistry merupakan pendekatan yang sangat efektif dengan
solusi ilmiah inovatif untuk situasi dunia nyata untuk pencegahan polusi atau
pencemaran pada lingkungan. Pada awal 1990-an, green chemistry mulai dikenal
secara global setelah Environmental Protection Agency (EPA) mengeluarkan
Pollution Prevention Act yang merupakan kebijakan nasional untuk mencegah atau
mengurangi polusi. Konsep ini menegaskan tentang suatu metode yang didasarkan
pada pengurangan penggunaan dan pembuatan bahan kimia berbahaya baik itu dari
sisi perancangan maupun proses. Bahaya bahan kimia yang dimaksudkan dalam
konsep green chemistry ini meliputi berbagai ancaman terhadap kesehatan manusia
dan lingkungan, termasuk toksisitas, bahaya fisik, perubahan iklim global, dan
penipisan sumber daya alam.
Istilah kimia digunakan dalam “green chemistry” dimaksudkan karena melibatkan
struktur dan perubahan suatu materi.Perubahan tersebut pasti melibatkan energi
sebagai sumbernya. Oleh karena itu konsep green chemistry ini juga erat kaitannya
dengan energi dan penggunaannya baik itu secara langsung maupun yang tidak
langsung seperti penggunaan suatu material dalam hal pembuatan, penyimpanan
dan proses penyalurannya.
Berikut adalah Prinsip – prinsip Green Chemistry, yaitu:
1. MENCEGAH LIMBAH
Contoh : Contoh bahan baku terbarukan termasuk produk pertanian atau limbah
dari proses lainnya. Contoh bahan baku depleting termasuk bahan baku yang
ditambang atau dihasilkan dari bahan bakar fosil (minyak bumi, gas alam atau
batubara). Bahan mentah atau bahan baku harus bersifat terbarukan bukan bahan
habis pakai yang akan terus menipis dan mahal secara ekonomis
5. MENGGUNAKAN KATALIS.
Penggunaan katalis memberikan selektifitas yang lebih baik, rendemen hasil
yang meningkat, serta mampu mengurangi produk samping.Peran katalis
sangat penting karena diperlukan untuk mengkonversi menjadi produk yang
diinginkan.Dari sisi green chemistry penggunaan katalis berperan pada
peningkatan selektifitas, mampu mengurangi penggunaan reagen, dan mampu
meminimalkan penggunaan energi dalam suatu reaksi.
Contoh : Salah satu cara untuk meminimalkan potensi kecelakaan kimia adalah
memilih pereaksi dan pelarut yang memperkecil potensi ledakan, kebakaran dan
kecelakaan yang tak disengaja. Risiko yang terkait dengan jenis kecelakaan ini
kadang-kadang dapat dikurangi dengan mengubah bentuk (padat, cair atau gas)
atau komposisi dari reagen.