Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Abstract
The mosque is a non-profit organization whose ownership belongs to the people who
are entrusted to the managers (takmir). The mosque organization is a non-profit
organization, that is, in running a business is not looking for profit, but solely to serve the
interests of the ummah.Modal owned by the mosque is usually also quite large, there is a plot
of land and building value, as well as equipment and equipment in the mosque . The source of
mosque income usually consists of Zakat, Infaq, Shodaqoh and Waqof and the source of
mosque expenditure consists of routine costs (electricity, water), hygiene costs, Islamic
activity costs ie activities undertaken to commemorate the great day of Islam Maulid Nabi
SAW, Ramadan safari, and etc., funding the repair of mosque equipment and so forth.
Trasparency and accountability are vital in accounting for all activities related to the
collection and distribution of funds, including in the management of mosque funds. To
maintain public trust where the mosque is a holy place and furthest from the things that are
not honest and sinful, but on the other hand
The research is conducted into quantitative research and processed using SPSS
version 22 statistical program. The data used in this study using primary data derived
questionnaires distributed to students who then processed and analyzed to obtain results
about the object and can be drawn conclusions.
From the research that has been done can be concluded that the transparency does
not affect the empowerment of people around the mosque, it can be seen the value of t test for
the thitung transparent variable of 1.949 while the value of t for t table of 2.048. As for the
accountability variable obtained t value for t count of 5.246 (above the ttable value of 2.048)
so that accountability is said to have a role in the empowerment of people around the
mosque. Simultaneously, the two variables have an important role in empowering the people
around the mosque this can be seen from the value of F hitung obtained by 20,910 compared
with the value of Ftabel of 3.231
tidak hanya dalam ibadah (solat), tetapi riya sehingga banyak sekali pada
dalam berbagai aspek kehidupan kaum penyumbang masjid yang tidak ingin
muslimin karena mesjid juga berperan disebutkan identitasnya. Selain itu banyak
sebagai salah satu symbol eksistensi sekali masjid yang tidak membuat laporan
keberadaan Islam. Mesjid pada saat ini keuangan secara akuntabilitas dan
banyak digunakan sebagai pusat periodik. ditambah masih menggunakan
penerimaan zakat infak shodaqah yang cara-cara yang sangat sederhana dalam
berpotensi besar untuk memberi kontribusi pencatatannya.
dalam mensejahterakan masyarakat, baik Praktek akuntansi pada lembaga-
secara penggalangan dana maupun lembaga keagamaan atau lembaga Nirlaba
penyediaan fasilitas. lainnya masih dianggap tidak lazim.
Organisasi masjid merupakan Walaupun tidak lazim, penelitian tentang
organisasi sektor publik atau organisasi praktek akuntansi dalam lembaga
nirlaba, dimana kebanyakan masjid keagamaan sudah banyak sekali dilakukan
didirikan oleh swadaya masyarakat. Ada diantaranya Dahnil Anzar (2011) dalam
yang berawal dari tanah wakaf pribadi, SNA XIV tentang akuntabilitas dan
ada juga yang didirikan oleh sekelompok pengelolaan keuangan di masjid dimana
masyarakat tertentu. Pengelolaan dan disimpulkan bahwa dalam konteks
sumber daya diperoleh secara sukarela, konstruksi budaya Masjid Baitusalam,
Tidak ada paksaan untuk menjadi akuntansi dapat diterima dengan baik
pengelola masjid. Mesjid merupakan sebagai instrumen yang penting bagi
organisasi nonlaba (termasuk organisasi pengelolaan masjid sebagai bentuk
pengelola masjid) yang cenderung perwujudan kejujuran dan
menjadi sorotan masyarakat. Oleh karena pertanggungjawaban. Laporan keuangan
itu manajemen nya harus dapat dipercaya, masjid dilakukan sangat sederhana.
menganut transparansi dan selalu dapat Dengan bentuk, empat kolom yakni uraian,
dipertanggungjawabkan dalam penerimaan, pengeluaran dan saldo. Dan
pengelolaannya. Al-Qur‟an dan Al-Hadist akuntan dimesjid tempat peneliti dapat
mengajarkan kita untuk mengembangkan masuk dan berperan secara maksimal.
suatu manajemen pengelolaan masjid yang Sedangkan penelitian yang dilakukan
sesuai dengan bimbingan Rasulullah marsdenia (2015) yang menyimpulkan
SAW. Pengelolaan masjid harus bahwa masjid belum menerapkan PSAK
dilaksanakan secara profesional dan 45 pada penyajian laporan keuangannya,
menuju pada sistem manajemen modern, mencatat keuangan dengan menggunakan
sehingga dapat mengantisipasi cash basis dan akuntansi yang sangat
perkembangan yang terus berubah dalam sederhana, sudah membuat laporan arus
kehidupan masyarakat yang maju dan kas sederhana, tidak ada intruksi dari
berkualitas. pemerintah mengenai penggunakan PSAK
Trasparansi dan akuntabilitas 45, jemaah masjid masih riskan dalam
merupakan hal yang sangat vital dalam meminta transparansi keuangan masjid.
mempertanggung jawabkan segala Penelitian ini berbeda dengan penelitian
aktivitas yang berhubungan dengan terdahulu dimana penulis sangat
penghimpunan dan penyaluran dana menekankan kepada pengaruh transparansi
termasuk dalam pengelolaan dana masjid. dan akuntabilitas terhadap pengelolaan
Untuk menjaga kepercayaan masyarakat dana masjid yang akan dilakukan dengan
dimana masjid merupakan tempat yang metode kuantitatif. Yang diharapkan
suci dan terjauh dari hal-hal yang tidak penelitian ini dapat menggambarkan
jujur dan berdosa, tapi dilain pihak kemampuan dan potensi manajemen
Kehidupan keagamaan dalam Islam pengelolaan dana masjid dan keinginan
dituntut setiap muslim agar tidak bersifat
yang wajib ditaati oleh pemberi dan (Abbot, 1998) dalam (Simanjutak dan
penerim pelayanan. Januarsih, 2011), menyatakan
11. Informasi pelayanan profesionalitas sebuah profesi seringkali
Untuk memenuhi kebutuhan informasi tidak dapat dipahami oleh profesi lainnya
pelayanan kepada masyarakat, setiap yang berbeda, sehingga profesionalitas
unit pelayanan wajib mempublikasikan sebuah profesi teralienasi dari profesi
mengenai prosedur, persyaratan, biaya, lainnya. Hal ini terjadi karena sistem
waktu, standar, akta/janji, motto secara praktek dan nilai memiliki
pelayanan, lokasi sera petugas yang perbedaan antara satu profesi dengan
berwenang dan bertanggung jawab profesi lainnya, masing-masing ingin
sebagaimana yang telah diuraikan di membuktikan bahwa mereka ahli dan
atas. Sesuai dengan firman Allah sangat menguasai wilayah profesinya
Dalam sebuah surat An- Nisa :4:58 dibandingkan orang lain, sehingga tidak
ِ َٱَّلل يَ ۡأ ُم ُز ُكمۡ أَن تُدَ ُُّواْ ۡٱۡلَ َٰ َم َٰى
ت لِلَ َٰ َٰٓى أَ ۡلمِهَا َولِ َاا َ َّ ۞لِ َّن memungkinkan bagi orang lain masuk dan
َ َّ اس أَن تَ ۡح ُك ُمىاْ بِ ۡٱل َع ۡد ِل لِ َّن
ٱَّلل وِ ِع َّما ِ ََّح َكمۡ تُم بَ ۡيهَ ٱلى melakukan profesi yang mereka kuasai.
٥٥ يزا ٗ ص َۢ َ َّ يَ ِعظُ ُكم بِ ۗٓ َٰٓهِۦ لِ َّن
ِ َٱَّلل َكانَ َس ِمي َعا ب Selanjutnya peneliti akan
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu memaparkan definisi akuntabilitas
menyampaikan amanat kepada yang menurut Mardiasmo (2004) menerangkan
berhak menerimanya, dan (menyuruh bahwa pengertian akuntabilitas adalah:
kamu) apabila menetapkan hukum di “akuntabilitas adalah kewajiban
antara manusia supaya kamu pihak pemegang amanah (agent) untuk
menetapkan dengan adil. memberikan pertanggungjawaban,
Sesungguhnya Allah memberi menyajikan, melaporkan dan
pengajaran yang sebaik-baiknya mengungkapkan segala aktivitas dan
kepadamu. Sesungguhnya Allah kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya
adalah Maha Mendengar lagi Maha kepada pihak pemberi amanah (prinscipal)
Melihat. yang memiliki hak dan kewenangan untuk
meminta pertanggungjawab tersebut
Akuntabilitas Publik Dari beberapa pengertian diatas
Akuntabilitas berasal dari istilah dapat dikatakan bahwa akuntabilitas
dalam Bahasa inggris yaitu accoubtability, pengelolaan dana mesjid merupakan
yang berarti pertanggungjawabanatau pertanggungjawaban atas segala hal
keadaan untuk dipertanggungjawabkan berhubungan arus kas masjid dimana
atau keadaan untuk diminta pengelola masjid diberikan kewenangan
pertanggungjawaban (salim 1991) dan menjamin bahwa seluruh kegiatan
Akuntabilitas (Accountability) menurut yang dilaksanakan dapat
suherman (2007) yaitu berfungsi seluruh dipertanggungjawabkan disajikan
komponen penggerak jalannya kegiatan dilaporkan dan mengungkapkan segala
perusahaan, sesuai tugas dan aktivitas kegiatan sehingga masjid harus
kewenangannya masing-masing mempunyai suatu system sehingga dapat
Akuntabilitas pubik adalah mendukung pelaksanaan kegiatan yang
kewajiban penerima tanggungjawab untuk dapat dipertanggungjawabkan kepada
mengelola sumber daya, melaporkan, dan public atau masyarakat.
mengungkapkan segala aktivitas dan Prinsip akuntabilitas publik adalah
kegiatan yang berkaitan dengan pengguna suatu ukuran yang menunjukkan seberapa
suber daya publik kepada pihak pemberi besar tingkat kesesuaian penyelenggaraan
mandat (principal).Akuntabilitas berbeda pelayanan dengan ukuran nilainilai atau
dengan konsep responsibilitas (Mahmudi, norma-norma eksternal yang dimiliki oleh
2005) dalam (Simanjutak dan Januarsih, para stakeholders yang berkepentingan
2009). Teori Clash of Jurisdctional dengan pelayanan tersebut.
Jika sig ≤ α berarti data sampel ini apabila hasilnya sig > 0,05 atau 5%.
yang diambil tidak terdistribusi Jika signifikan di atas 5% maka
normal disimpulkan model regresi tidak
Selain menggunakan analisis statistik mengandung adanya
Kolmogrov-Smirnov Test, pengujian heteroskedastisitas.
normalitas dalam penelitian ini juga d) Uji Autokorelasi
akan menggunakan analisis grafik Uji autokorelasi digunakan untuk
berupa histogram dan P-Plot, agar mengetahui ada atau tidaknya
hasil pengujian lebih akurat dan data penyimpangan asumsi klasik
yang telah melewati uji normalitas autokorelasi yaitu korelasi yang terjadi
dapat dijadikan alat ukur untuk antara residual pada satu pengamatan
dianalisis lebih lanjut pada uji asumsi dengan pengamatan lain pada model
klasik, uji regresi dan uji hipotesis. regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi
b) Uji Multikolinearitas adalah tidak adanya autokorelasi dalam
Multikolinieritas digunakan untuk model regresi. Metode pengujian yang
mengukur seberapa berpengaruhnya sering digunakan adalah dengan uji
variabel independen terhadap variabel Durbin-Watson (uji DW) dengan
independen lainnya dengan ketentuan sebagai berikut:
menggunakan regresi tersebut. Dalam 1) Jika d lebih kecil dari dL atau
regresi berganda multikolinier tidak lebih besar dari (4-dL) maka
boleh terjadi karena akan hopotesis nol ditolak, yang berarti
mengakibatkan koefisien regresi dari terdapat autokorelasi.
variabel bebas tidak dapat ditentukan 2) Jika d terletak antara dU dan (4-
dan standart error-nya tidak dU), maka hipotesis nol diterima,
terhingga. Pengujian Multikolinieritas yang berarti tidak ada
akan menggunakan Variance autokorelasi.
Inflationfactor (VIF) dengan kriteria 3) Jika d terletak antara dL dan dU
yaitu: atau diantara (4-dU) dan (4-dL),
Jika angka tolerance dibawah 0,10 dan maka tidak menghasilkan
VIF>10 dikatakan terdapat gejala kesimpulan yang pasti.
multikolinieritas Nilai dU dan dL dapat diperoleh dari
Jika angka tolerance diatas angka 0,10 tabel statistik Durbin Watson yang
dan VIF<10 dikatakan tidak terdapat bergantung banyaknya observasi dan
gejala multikolineraitas. banyaknya variabel yang menjelaskan.
c) Uji Heteroskedastisitas 3. Uji Hipotesis
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk a) Uji t
menguji apakah sebuah model regresi Uji t digunakan untuk mengetahui
terjadi ketidaksamaan varians dari apakah variabel independen secara
residual atas satu pengamatan ke parsial berpengaruh nyata atau tidak
pengamatan yang lain. Jika varians dari terhadap variabel dependen. Derajat
residual suatu pengamatan ke signifikan yang digunakan adalah
pengamatan lain tetap, maka disebut signifikansi < 0,05, maka dapat
homoskedatisitas dan jika berbeda dikatakan bahwa terdapat pengaruh
disebut heteroskedastisitas. Model antara variabel bebas terhadap
yang baik adalah homoskedastisitas variabel terikat secara parsial.
atau tidakterjadi heteroskedatisitas. Namun, jika probabilitas nilai t atau
Untuk mendeteksi adanya heteros- signifikansi > 0,05, maka dapat
kedastisitas pada penelitian ini dikatakan bahwa tidak terdapat
menggunakan Glejser Test. Pengujian pengaruh yang signifikan masing-
ini membandingkan signifikan dari uji
VIF kurang dari 10 maka tidak terjadi Uji Regresi Linier Berganda
multikolinearitas. Tabel 6
Tabel 5 Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Hasil Uji Multikolenieritas
Coefficientsa Coefficientsa
Collinearity Statistics Standa
Model Tolerance VIF rdized
1 (Constant) Unstandardize Coeffi
Total Transparan ,902 1,109 d Coefficients cients
Total Akuntabilitas ,902 1,109 Std.
Sumber: diolah penulis Model B Error Beta t Sig.
Berdasarkan table diatas dapat 1 (Constant 3,021 7,090 ,426 ,673
diketahui bahwa nilai transparan sebesar )
0,902 yang artinya nilai transparan lebih Total ,300 ,154 ,247 1,94 ,062
dari 0,1 dan nilai VIF sebesar 1,109 yang Transpar 9
artinya nilai VIF kurang dari 10, sehingga an
dapat disimpulkan bahwa dalam model Total ,639 ,122 ,666 5,24 ,000
regresi tidak terjadi masalah Akuntabi 6
multikolinearitas. litas
Uji Heteroskedastisitas Sumber: diolah penulis
Uji heteroskedastisitas digunakan Berdasarkan hasil perhitungan data
untuk mengetahui ada atau tidaknya diatas dapat di bentuk persamaan regresi
dalam model regresi terjadi kesamaan linier berganda sebagai berikut:
variance dari residual satu pengamatan ke Y = α + β1X1 + β2X2 + ε
pengamatan yang lain. Model regresi yang Dimana nilai a sebesar 2,503, nilai b
baik adalah tidak terjadi heterokedasitas. untuk variable stress kerja sebesar 0,807
Dalam menentukan terjadi atau tidaknya dan nilai b untuk variable pengalaman
heteroskedastisitas dalam suatu penelitian, kerja sebesar 0,358.
digunakan grafik scatterplot dengan pola Y = 3,021 + 0,300X1 + 0,639X2 + e
sebaran yang tidak teratur diatas dan Persamaan linier berganda diatas,
dibawah angka 0 (nol) pada sumbu Y. dengan dijelaskan dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. Nilai konstanta (α) sebesar 3,021
berarti bila variabel Kualitas
Laporan Keuangan (Y) tidak di
pengaruhi oleh kedua variabel
bebas (stress kerja dan pengalaman
kerja) atau dengan kata lain bernilai
nol maka besarnya nilai kualitas
laporan keuangan sebesar 3,021.
b. Koefisien regresi stress kerja
(β1X1) bernilai positif menunjukan
adanya hubungan searah dengan
kualitas laporan keuangan artinya
bila stress kerja meningkat sebesar
satu satuan maka akan
Grafik 2 menyebabkan meningkatnya
Sebaran Scatterplot kualitas laporan keuangan sebesar
0,300.
Irfan harus mengajukan terlebih dahulu belom memiliki prosedur yang jelas dalam
kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat penerimaan dan pengeluaran dana masjid.
dan realisasinya tergantung dari Sehingga penerimaan dana tersebut tidak
persetujuan dari Pemerintah Provinsi yang didokumentasikan dengan baik misalkan
melalui prosedur birokrasi. belum ada serah terima dari pemberi dan
Bantuan dari Provinsi tersebut baru penerima dengan disaksikan oleh orang
diberikan beberapa tahun terakhir ini yang ketiga dan di dokumentasikan secara
sebelumnya masjid didanai hanya dari tertulis.
Infak Jamaah sehingga pada awal Akuntabilitas Dana Mesjid dalam
berdirinya masjid Raudhatul Irfan masih hal ini pengelolaan dana masjid dapat
kurang dari segi pendanaan sebatas untuk dipertanggungjawabkan dalam hal
operasional masjid saja tanpa ada program kebijakan, keputusan, mekanisme,
kerja yang lain tetapi setelah ada bantuan pengelolaan serta pelaporannya.
dari provinsi dan semakin berkembangnya Permasalahan yang ada di Mesjid
Mesjid maka dana untuk pengelolaan Raudhatul Irfan dalam hal pencatatan dan
masjid pun semakin bertambah meskipun pelaporan dana mesjidnya yang dipegang
dengan usia yang masih relative muda oleh Petugas Harian Mesjid yaitu Divisi
yaitu baru 3 tahun berdiri. Keuangan yang bukan seorang Akuntan
Sumber dana Kedua, dari jamaah tetapi seorang Sarjana Pendidikan Agama
yaitu dalam bentuk Infak ada 2 jenis: Yaitu Islam sehingga dalam Pencatatannya
untuk Fakir Miskin dan Untuk pengelolaan masih jauh dari standar akuntansi. Hal
Mesjid. Infak untuk fakir miskin tersebut akan sangat menghambat petugas
disalurkan untuk anak yatim piatu dan untuk melakukan pelaporan sehingga yang
fakir miskin yang sudah didata oleh masjid terjadi laporan yang dihasilkan tidak sesuai
sebagai penerima rutin zakat, kepada dengan standar akuntansi hanya dalam
masyarakat yang terkena musibah, bakti bentuk sederhana saja yaitu seperti
social, bantuan pendidikan untuk anak penerimaan dan pengeluaran kas nya saja.
tidak mampu dan juga termasuk bantuan Pembina Dewan Kemakmuran
untuk rakyat Palestine. infak yang kedua Mesjid adalah salah seorang dosen STIE
yaitu untuk pengelolaan masjid yaitu di sukabumi telah memberikan nomor-
disalurkan untuk membiayai operasional nomor akun dalam rangka penggolongan
masjid sehari-hari yang tidak tercover oleh biaya, tetapi karena kurangnya pembinaan
bantuan pemerintah provinsi yaitu salah kepada divisi keuangan pelaksanaan nya
satu nya untuk honor khotib, imam, belum maksimal. Pencatatan setiap
penceramah, pengisi kajian rutin, guru transaksi hanya pengeluaran nya saja yang
ngaji, dan untuk menunjang program kerja memiliki dokumen yang lengkap
yang sudah disusun oleh Masjid Raya sedangkan penerimaan nya belum
Raudhatul Irfan. terdokumentasikan dengan baik.
Transparansi pengelolaan dana Bentuk laporan keuangan yang
masjid sudah dilakukan oleh Mesjid dihasilkan dilakukan secara bulanan dan
Raudhatul Irfan melalui pengumuman tahunan tetapi masih jauh dari standar
saldo dana masjid setiap jum‟at dan akuntansi yang berlaku umum sehingga
melalui mading (majalah dinding) yang apabila dibaca oleh para investor akhirat
setiap bulan dilaporkan yang dapat dilihat (Jamaah) maka belom dapat
oleh seluruh jamaah masjid. Salah satu dipertanggungjawabkan dari segi
bentuk perbaikan dalam pengelolaan dana pelaporannya. Laporan bulanan dan
mesjid yaitu terdapat kotak saran untuk Tahunan rutin dilaporkan kepada
memperbaiki pelayanan yang dilakukan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dengan
oleh masjid. Mengenai transparansi yang Format yang masih sederhana hanya
belum dilakukan oleh masjid yaitu seperti menggambarkan penerimaan dan
pengeluaran dana infak saja. Hal tersebut Lingkungan disekitar masjid sudah
bukan dari sumberdaya yang tidak terdapat amal usaha berupa kantin disana
dipercaya tetapi dari kapasitas sumberdaya hanya terdapat beberapa pedagang saja,
yang tidak memungkinkan untuk kantin yang sudah didirikan oleh masjid
melakukan pekerjaan tersebut. Maka untuk belum didayagunakan secara optimal
itu kami sebagai peneliti selanjutnya ingin sedangkan kalua dilihat dari luas tanah
melaksanakan pengabdian dalam rangka masih sangat sisa tanah yang dibiarkan
membantu divisi keuangan dalam kosong. Disini pengelola masjid belum
membuat system yang sederhana untuk bisa mendayagunakan asset yang ada
penerimaan dan pengeluaran dana masjid untuk pemberdayaan ekonomi umat
sehingga lebih dapat khususnya dilingkungan masjid.
dipertanggungjawabkan berikut Diharapkan kedepannya masjid
memberikan pelatihan kepada divisi apabila dalam pengelolaan dana nya sudah
keuangan dalam hal pencatatan dan dilakukan dengan baik selanjutnya masjid
pelaporan hasil pengelolaan dana masjid dapat membuat metode penyaluran dana
sehingga kedepannya hasil pengelolaan kepada mustahik dengan lebih sistematis
dana masjid dapat lebih akuntabel. dan produktif di sector riil, sehingga uang
Pemberdayaan Ekonomi Umat yang disalurkan dapat menghasilkan
dimaksudkan untuk mengubah output yang dapat memperbaiki kehidupan
perekonomian jamaah dari yang biasanya ekonomi para mustahik (penerima zakat)
penerima zakat (mustahik) menjadi dan kedepannya para mustahik tersebut
pemberi zakat (muzakki). Pemberdayaan menjadi muzzaki (pemberi zakat).
ekonomi umat ini dilakukan agar jamaah
lebih produktif dalam menggunakan dana SIMPULAN
masjid. Masjid Raudhatul Irfan baru mulai Berdasarkan hasil penelitian, dapat
melaksanakan kegiatan tersebut tetapi disimpulkan bahwa:
belum optimal, baru sebatas membantu 1. Transparasi tidak berpengaruh
memberikan modal kepada pedagang- terhadap pemberdayaan ekonomi umat,
pedagang kecil disekitar masjid itu pun hal ini dapat dilihat dari nilai uji t
belum melalui mekanisme yang sistematis. hitung yang lebih kecil dari nilai t tabel
Pemberian modal yang telah dilakukan yaitu 1,949 lebih kecil dari 4,048.
tanpa ada tindak lanjut atau monitoring Transparansi pada masjid Raidhatul
dari implementasi nya sehingga pengelola Irfan hanya melalui pengumuman
dana masjid tidak tau seberapa jauh saldo dana masjid setiap jum‟at dan
perkembangan usaha pedagang-pedagang melalui mading (majalah dinding) yang
kecil tersebut setelah diberikan modal setiap bulan dilaporkan yang dapat
usaha. dilihat oleh seluruh jamaah masjid.
Adapun pemberdayaan umat yang 2. Akuntabilitas berpengaruh terhadap
dimaksudkan peneliti, dimana dana yang pemberdayaan ekonomi umat, hal ini
disalurkan oleh masjid dapat membantu dapat dilihat dari nilai uji t hitung lebih
jamaah yang mempunyai kemampuan besar dari nilai uji t tabel, yaitu 5,246
untuk usaha tetapi tidak punya sebesar lebih besar dari 4,048.
kemampuan dalam memulai usaha disini Akuntabilitas Dana Mesjid dalam hal
masjid dapat ikut membantu memberikan ini pengelolaan dana masjid dapat
pinjaman modal dengan akad Qard dan dipertanggungjawabkan dalam hal
akad ini dituntut jamaah penerima modal kebijakan, keputusan, mekanisme,
untuk mengembalikan modal nya setelah pengelolaan serta pelaporannya.
usaha tersebut berjalan dan memperoleh 3. Secara simultan, variabel transparansi
hasil sehingga ada perubahan ekonomi dan variabel akuntabilitas berpengaruh
yang signifikan. secara simultan terhadap
pemberdayaan ekonomi umat, hal ini terjadi laporan yang dihasilkan tidak
dapat dilihat dari nilai F hitung lebih sesuai dengan standar akuntansi
besar daripada nilai F tabel, yaitu hanya dalam bentuk sederhana saja
20,910 lebih besar daripada nilai 3,231 yaitu seperti penerimaan dan
dengan besarnya sumbangan pengaruh pengeluaran kas nya saja.
dari variabel independent sebesar
60,8% sedangkan sisanya sebesar
39,2% dipengaruhi oleh faktor lain DAFTAR PUSTAKA
yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Kaomaneng, I.S., (2012), “Penerapan
Sistem Akuntansi Dalam
Pengelolaan Keuangan Gereja”,
SARAN Sripsi (tidak diterbitkan), (online)
Berdasarkan temuan yang dalam
diperoleh peneliti selama melakukan http://journal.uniera.ac.id/pdf_reposi
penelitian, peneliti memberikan saran- tory/juniera57-
saran sebagai berikut: Zkf1bQR3Gc3J71d2tfuUzlPVC.pdf
1. Tingkat transparasi pengelolaan dana diakses pada tanggal 25 Januari 2017
masjid yang tidak berpengaruh Perkasa, I.R., 2009, “Implementasi
terhadap pemberdayaan umat di Akuntansi pada Organisasi
lingkungan masjid raidhatul irfan Keagamaan”, Skripsi (tidak
dikarenakan belom memiliki Diterbtkan), Surabaya: Universitas
prosedur yang jelas dalam Pembangunan Nasional “Veteran”
penerimaan dan pengeluaran dana Jawa Timur, (online) dalam
masjid. Sehingga penerimaan dana http://eprints.upnjatim.ac.id/542/1/fil
tersebut tidak didokumentasikan e_1.pdf diakses tanggal 25 Januari
dengan baik misalkan belum ada 2017
serah terima dari pemberi dan Simanjutak, Dahnil A dan Yeni Januarsih,
penerima dengan disaksikan oleh 2011, Akuntabilitas dan Pengelolaan
orang ketiga dan di dokumentasikan Keuangan Masjid, SNA 14, Aceh
secara tertulis. Mangkona, Sri Wardhana Saleh,
2. Tingkat akuntabilitas dalam Walaundouw,Stanley Kho. 2015.
mengelola dana masjid sudah sesuai “Penerapan PSAK No.45 Tentang
karena pengurus masjid raidhatul Pelaporan Keuangan Organisasi
irfan sudah dapat Nirlaba Pada Masjid Nurul Huda
dipertanggungjawabkan dalam hal Kawangkoan”. Universitas Sam
kebijakan, keputusan, mekanisme, Ratulangi Manado. Jurnal EMBA
pengelolaan serta pelaporannya Volume. 3 No.2.Juni 2015. ISSN
walaupun hanya dilakukan oleh satu 2303 – 1174
orang pengurus saja. Permasalahan Ikatan Akuntansi Indonesia. 2015. PSAK
yang ada di Mesjid Raudhatul Irfan No. 45 , No. 109. Ikatan Akuntansi
dalam hal pencatatan dan pelaporan Indonesia, Jakarta.
dana mesjidnya yang dipegang oleh Jusuf, Al. Haryono. 2005. Dasar-dasar
Petugas Harian Mesjid yaitu Divisi Akuntansi. Jilid 1. Sekolah Tinggi
Keuangan yang bukan seorang Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta.
Akuntan tetapi seorang Sarjana
Pendidikan Agama Islam sehingga Mardiasmo. 2005. Akuntansi Sektor
dalam Pencatatannya masih jauh dari Publik. Penerbit Andi, Yogyakarta.
standar akuntansi. Hal tersebut akan Renyowijoyo, Muindro. 2013. Akuntansi
sangat menghambat petugas untuk Sektor Publik. Organisasi Non Laba.
melakukan pelaporan sehingga yang Mitra Wacana Media. Edisi 3.