Sunteți pe pagina 1din 18

DINAMIKA EKONOMI Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol.9 No.

1 Maret 2016

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA RUANGAN,


MOTIVASI DAN DISIPLIN TERHADAP KINERJA PERAWAT
DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD)
BRIGJEND H. HASAN BASRY KANDANGAN
KALIMANTAN SELATAN

Dwi Wahyu Artiningsih


dwiwa_stiei@yahoo.co.id

STIE INDONESIA BANJARMASIN

Abstract,
This research aimed to analyze the influence of leadership style of
the room head nurse, motivation,discipline on the performance of nurses
in hospitals Brigjend H.Hasan Basry Kandangan, analyzing variables the
dominant influence on the performance of nurses in hospitals Brigjend H.
Hasan Basry Kandangan.
This research is explanatory research, a research that aims to get
an explanation through hypothesis testing. The population in this research
are all nurses who carry out their duties and functions as a nurse in the
infirmary General Hospital Hospital Brigadier General H. Hasan Basry
Kandangan. The research sample of 109 respondents by sampling using
saturated / census and statistical analysis tools using SmartPLS (Partial
Least Square).
Results showed that the leadership style of the room head not
significant effect on the performance of nurses in hospitals Brigjend
H.Hasan Basry Kandangan motivation not significant effect on the
performance of nurses in hospitals Brigjend H.Hasan Basry Kandangan,
disciplined significant effect on the performance of nurses in hospitals
Brigjend H. Hasan Basry Kandangan, the discipline has a dominant
influence on the performance of nurses in hospitals Brigjend H.Hasan
Basry Kandangan.

Keywords : Leadership style, motivation, discipline, performance nurse

Abstrak,
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh gaya
kepemimpinan kepala ruangan, motivasi, disiplin terhadap kinerja perawat
di RSUD Brigjend H.Hasan basry Kandangan, menganalisis variabel yang
berpengaruh dominan terhadap kinerja perawat di RSUD Brigjend
H. Hasan Basry Kandangan.

87
Dwi Wahyu Artiningsih. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Ruangan ...

Penelitian ini bersifat explanatory research, yaitu suatu penelitian


yang bertujuan untuk mendapatkan penjelasan melalui pengujian hipotesis.
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh perawat yang melaksanakan
tugas dan fungsinya sebagai perawat pelaksana di ruang perawatan
Rumah Sakit Umum RSUD Brigjend H. Hasan Basry Kandangan. Sampel
penelitian ini sebanyak 109 responden dengan pengambilan sampel
menggunakan teknik jenuh/sensus dan alat analisis statistik menggunakan
SmartPLS (Partial Least Square).
Hasil Penelitian menunjukan bahwa gaya kepemimpinan kepala
ruangan berpengaruh tidak signifikan terhadap kinerja perawat di RSUD
Brigjend H.Hasan Basry Kandangan, motivasi berpengaruh tidak
signifikan terhadap kinerja perawat di RSUD Brigjend H.Hasan Basry
Kandangan, disiplin berpengaruh signifikan terhadap kinerja perawat di
RSUD Brigjend H.Hasan Basry Kandangan, disiplin memiliki pengaruh
dominan terhadap kinerja perawat di RSUD Brigjend H.Hasan Basry
Kandangan.

Kata Kunci : Gaya Kepemimpinan, Motivasi, Disiplin, Kinerja Perawat

Era globalisasi sudah tidak kompleksitas tinggikarena sumber


terbendung lagi dan Indonesia sudah daya manusia yang bekerja terdiri
mulai merasakan dampaknya, untuk dari multi disiplin dan berbagai jenis
menyikapi fenomena tersebut keahlian. Rumah sakit adalah salah
diperlukan dukungan dan kerjasama satu bentuk organisasi yang
dari seluruh bagian dalam organisasi, kegiatannya memberikan pelayanan
yang salah satunya adalah dukungan berupa promotif, preventif, kuratif
Sumber Daya Manusia (SDM) atau dan rehabilitatif.Dimana untuk
sering disebut juga dengan mencapainya dibutuhkan kinerja
karyawan. Peran SDM dalam sebuah pegawai khususnya perawat yang
organisasi sangatlah penting karena baik yang bersifat subyektif. Tenaga
mutu SDM yang tinggi umumnya perawat adalah yang paling dominan
diikuti dengan kinerja yang tinggi jumlahnya serta merupakan satu-
pula (Mangkuprawira dan Hubeis, satunya profesi dalam rumah sakit
2007). Rumah Sakit sebagai yang memberikan pelayanan kepada
organisasi atau institusi pelayanan pasien selama 24 jam secara terus-
kesehatan merupakan menerus.Dengan demikian perawat
organisasiyang memiliki tingkat adalah jenis tenaga yang paling

88
DINAMIKA EKONOMI Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol.9 No.1 Maret 2016

sering kontak langsung dengan bentuk tertentu. Seorang pemimpin


pasien dan keluarga, sehingga mempunyai peranan yang strategis
peranannya sangat menentukan mutu yaitu sebagai manajer, semestinya
serta citra rumah sakit.Pelayanan memiliki kompetensi sesuai dengan
keperawatan menentukan nilai suatu tuntutan perkembangan dan
pelayanan kesehatan sehingga pelayanan yang prima pada masa
perawat adalah salah satu unsur vital sekarang dan yang akan datang agar
dalam rumah sakit. Perawat, dokter dapat lebih memahami tugas dan
dan pasien merupakan satu kesatuan fungsi pokok sebagai pemimpin.
yang saling membutuhkan dan tidak Salah satunya adalah kemampuan
dapat dipisahkan. seorang pimpinan dalam membina
Kehidupan organisasional dan mengayomi serta mempengaruhi
adalah sebuah kenyataan bahwa motivasi bawahan agar ikut serta
pimpinan memainkan peranan yang mencapai tujuan organisasi. Sesuai
amat penting, bahkan dapat apa yang dikemukakan oleh Siagian
dikatakan amat menentukan, dalam (2008: 295) bahwa terdapat korelasi
usaha pencapaian tujuan yang telah positif antara motivasi dengan
ditetapkan sebelumnya. Menurut prestasi kerja. Robbins dan Judge
Stoner (Handoko, 2009) (2009: 113) juga mengemukakan
kepemimpinan manajerial bahwa organisasi yang mempunyai
merupakan suatu proses pengarahan pegawai yang motivasinya tinggi
dan pemberian pengaruh pada cenderung lebih efektif bila
kegiatan-kegiatan dari sekelompok dibandingkan organisasi
anggota yang saling berhubungan yangmempunyai pegawai yang
tugasnya. Gaya kepemimpinan, pada kurang termotivasi. Sehingga dapat
dasarnya mengandung pengertian dikatakan bahwa motivasi kerja
sebagai suatu perwujudan tingkah mempunyai hubungan dengan
laku dari seorang pemimpin, yang kinerja pekerjaan atau menunjukkan
menyangkut kemampuannya dalam korelasi yang cukup kuat. Terlepas
memimpin. Perwujudan tersebut dari faktor-faktor apa yang dijadikan
biasanya membentuk suatu pola atau sebagai alat pengukur motivasi kerja,

89
Dwi Wahyu Artiningsih. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Ruangan ...

tetapi penting untuk mengusahakan shift, yaitu dinas pagi jam 07.30-
agar terdapat korelasi positif antara 14.30, dinas siang 14.30-20.30; dan
motivasi dengan prestasi kerja dinas malam jam 20.30-07.30.pada
pegawai. setiap pergantian jadwal dinas selalu
Selain motivasi kerja dapat diadakan operan jaga dengan perawat
mempengaruhi pretasi kerja pegawai, berikutnya dalam pelaksanaannya,
disiplin juga dapat mempengaruhi sejauh ini proses pergantian atau
prestasi kerja pegawai. Menurut operan petugas terkadang tidak
Hasibuan (2009: 193) disiplin yang diikuti oleh semua perawat namun
baik mencerminkan besarnya rasa hanya dilakukan oleh perawat yang
tanggung jawab seseorang terhadap telah datang lebih awal, sistem
tugas-tugas yang diberikan penugasan di ruang rawat yang
kepadanya. Hal ini mendorong menggunakan sistem fungsional
gairah kerja, semangat kerja, dan dengan mengarahkan pada metode
terwujudnya prestasi kerja. Rumah tim, nampaknya masih belum
Sakit Umum Daerah (RSUD) terfokus, sehingga masih mungkin
Brigjend H. Hasan Basry terletak di menimbulkan kecemburuan beban
kabupaten Hulu Sungai Selatan kerja perawat.
menempati areal seluas 12 Ha. Banyak perawat yang masih
RSUD Brigjend H. Hasan Basry kurang disiplin, terutama apabila
merupakan rumah sakit tipe C dilihat dari ketepatan waktu
dengan 141 tempat tidur dan menjalankan tugasnya baik di ruang
318karyawan dan mempunyai fungsi inap maupun di bagian pelayanan
memberikan pelayanan minimal 4 medis lainya. Masih kurang tertibnya
(empat) macam pelayanan spesialis kegiatan pelayanan dalam
dasar, yaitu bedah, penyakit dalam, pendaftaran dan pencatatan medis,
kebidanan dan kandungan, serta perawat sering tidak ada ditempat,
kesehatan anak. Dalam pelaksanaan cukup tinggi tingkat absensi perawat,
tugas pelayanan kesehatan di rumah meninggalkan tugas tanpa
sakit, terdapat proses operan petugas keterangan, semuanya menunjukan
perawat, yaitu terjadwal dalam 3 kurangnya komitmen perawat dalam

90
DINAMIKA EKONOMI Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol.9 No.1 Maret 2016

melaksanakan pekerjaan rutinitas memimpin dalam politik. Gaya


dengan baik. Dengan memperhatikan tersebut berbeda-beda atas dasar
kapasitas pelayanan kesehatan yang motivasi, kuasa, atau orientasi
dimiliki oleh RSUD Brigjend terhadap tugas dan orang. Gaya
H,Hasan Basry, keterbatasan dan kepemimpinan yang berdasarkan
kekurangan dalam memberikan pada pendekatan situasional, yang
pelayanan kesehatan khususnya dikemukakan oleh Hersey dan
diruang perawatan, serta upaya Blanchard (1995:124) yang meliputi
perbaikan yang sudah dan akan empat gaya kepemimpinan yaitu:
dilakukan sebagaimana tercantum 1. Gaya memberikan informasi
dalam rencana dan strategi (telling), dimana seorang
pembangunan Rumah Sakit, maka pemimpin memberitahukan pada
keberadaan tenaga keperawatan bawahan mengenai apa,
dianggap sebagai elemen pokok bagaimana, bilamana dan
dalam membangun citra pelayanan dimana kegiatan pekerjaan
kesehatan Rumah Sakit yang dilaksanakan.
berkualitas. Hal ini disebabkan 2. Gaya membimbing (selling),
karena perawat adalah elemen yang dimana seorang pemimpin
paling banyak melakukan kontak berprilaku menjual, artinya
atau berhubungan secara langsung pekerjaan telah dirumuskan
dengan pasien di Rumah Sakit. Oleh dengan tegas dan hubungan
karena itu, kualitas pelayanan pemimpin dengan bawahan
kesehatan di Rumah Sakit sangat bersifat intensif. Pemimpin
tergantung dengan kinerja perawat. memberikan petunjuk-petunjuk
Davis dan Newstrom pelaksanaan sehingga
(2003:152) mendefinisikan gaya mendukung semangat kerja para
kepemimpinan sebagai pola tindakan bawahan. Dengan demikian
pemimpin secara keseluruhan, seperti penyelesaian pekerjaan dapat
yang dipersepsikan para pegawainya. dilaksanakan dengan baik.
Gaya kepemimpinan mewakili 3. Gaya berperan serta
filsafat, keterampilan, dan sikap (participation), dimana seorang

91
Dwi Wahyu Artiningsih. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Ruangan ...

pemimpin dalam hal ini hanya perilaku atau dorongan yang


mengajak bawahan berperan ditujukan untuk tujuan atau insentif.
sebagai fasilitator untuk Dengan demikian, kunciuntuk
memperlancar tugas para memahami proses motivasi
bawahan yang antara lain bergantung pada pengertian dan
dengan menggunakan hubungan antara kebutuhan,
keseluruhan komunikasi secara dorongan, dan insentif. Hasibuan
efektif. (1999:126) mengartikan motivasi
4. Gaya pendelegasian adalah pemberian daya penggerak
(delegating), dimana seorang yang menciptakan kegairahan kerja
pemimpin membatasi diri dalam seseorang agar mereka mau bekerja
memberikan pengarahan dan sama, bekerja efektif dan terintegrasi
menyerahkan pelaksanaan dengan segala daya upaya untuk
pekerjaan kepada para bawahan mencapai kepuasan. Dari berbagai
tanpa banyak campur tangan. pengertian diatas dapat kita ambil
Motivasi kerja diperlukan kesimpulan bahwa motivasi adalah
mengingat pada dasarnya kinerja suatu keadaan dalam diri seseorang
yang dimiliki seorang pegawai yang membuat seseorang bertindak
adalah merupakan potensi, dimana dan berprilaku tertentu.
pegawai tersebut belum tentu telah Kedisiplinan diartikan
mengerahkan segenap potensi yang sebagai kesadaran dan kesediaan
dimilikinya untuk mencapai hasil seseorang mentaati semua peraturan
yang optimal, sehingga masih perusahaan dan norma-norma sosial
diperlukan adanya pendorong agar yang berlaku. Kesadaran disini
pegawai mau menggunakan seluruh adalah sikap yang secara sukarela
potensinya. Daya dorong tersebut mentaati semua peraturan dan sadar
sering disebut sebagai motivasi. akan tugas dan tanggung jawabnya.
Luthans (2006:270) mengemukakan Jadi mematuhi/mengerjakan semua
motivasi adalah proses yang dimulai tugasnya dengan baik bukan atas
dengan defisiensi fisiologis atau paksaan. Sedangkan kesediaan
psikologis yang menggerakkan adalah suatu sikap, tingkah laku dan

92
DINAMIKA EKONOMI Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol.9 No.1 Maret 2016

perbuatan seseorang yang sesuai yang serupa, dan untuk menjaga


dengan peraturan perusahaan baik berbagai standar kelompok tetap
yang tertulis maupun tidak konsisten dan efektif.
(Hasibuan, 2009: 212). Peranan Kinerja menurut
disiplin kerja bagi karyawan Sedarmayanti (2008: 260) adalah
merupakan salah satu aspek yang hasil kerja yang dapat dicapai oleh
mempengaruhi berbagai hal dalam seseorang atau sekelompok orang
hubungannya dengan tingkat dalam suatu organisasi, sesuai
produktivitas kerja. Oleh karena itu dengan wewenang dan
keberhasilan karyawan-karyawan tanggungjawab masing-masing,
dalam mengembangkan kewajiban- dalam rangka upayamencapai tujuan
kewajiban itu sangat tergantung organisasi bersangkutan secara legal,
kepada kesediaan untuk berkorban tidak melanggar hukum dan sesuai
dan bekerja keras dengan dengan moral maupun etika.
menjauhkan diri dari kepentingan Menurut Wibowo (2007: 7) prestasi
pribadi atau golongan. Dengan kerja/kinerja merupakan hasil
demikian untuk mengarahkan pekerjaan yang mempunyai
karyawan kearah itu perlu adanya hubungan kuat dengan tujuan
disiplin. Karena disiplin merupakan strategis organisasi, kepuasan
kegiatan manajemen untuk konsumen, dan memberikan
menjalankan standar-standar kontribusi pada ekonomi. Kinerja
organisasional. Jadi, manajemen juga dapat dikatakan sebagai suatu
mempunyai tanggung jawab untuk hasil yang dicapai dari pekerjaan.
menciptakan suatu iklim disiplin Kinerja adalah tentang apa yang
preventif korektif dimana berbagai dikerjakan dan bagaimana cara
standar harus diketahui dan optimal. mengerjakannya.Prinsip-prinsip
Dengan demikian dari pengertian penilaian kinerja perawat menurut
pendisiplinan adalah untuk Djoko Wijono (2007: 45) salah
memperbaiki pelanggar, untuk satunya adalah evaluasi kinerja
menghalangi para karyawan yang didasarkan pada standar pelaksanaan
lain melakukan kegiatan-kegiatan kerja.Standar praktik keperawatan di

93
Dwi Wahyu Artiningsih. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Ruangan ...

rumah sakit bertujuan untuk pengetahuan dan ketrampilan


meningkatkan kualitas asuhan dalam praktik keperawatan,
keperawatan, mengurangi biaya 3) Perawat mendukung
perawatan dan melindungi perawat pengembangan profesionalisasi
dari kelalaian dalam melaksanakan di antara sesama perawat,
tugas dan melindungi pasien dari 4) Perawat melakukan tindakan
tindakan yang tidak terapeutik. untuk kepentingan pasien
Grey (1998) dalam Jihad dengan memperhatikan etika
(2012) menyebutkan bahwa standar sopan santun, 5) Perawat
penilaian kinerja keperawatan mempertimbangkan faktor-
meliputi: faktor yang berhubungan dengan
a. Standar praktik keperawatan keefektifan biaya dalam
yang meliputi: 1) Perawat pelaksanaan keperawatan.
mengkaji data kesehatan, Standar dapat diukur dengan
2) Perawat menganalisa data dan menggunakan suatu indikator, yaitu
menentukan diagnosa suatu ukuran terhadap standar yang
keperawatan, 3) Perawat telah ditetapkan. Indikator ini
mengembangkan rencana merupakan alat ukur minimal yang
tindakan keperawatan, seharusnya dapat dilaksanakan pada
4) Perawat melaksanakan sebagian besar rumah sakit tanpa
tindakan sesuai dengan rencana mempertimbangkan jenisnya
keperawatan, 5) Perawat (Depkes, 2004: 25). Dengan
mengevaluasi perkembangan demikian dapat disimpulkan bahwa
pasien menuju pencapaian hasil. standar asuhan keperawatan adalah
b. Standar kinerja profesional suatu rangkaian kegiatan
meliputi; 1) Perawat pelaksanaan proses keperawatan
mengevaluasi dirinya dalam yang merupakan pedoman bagi
praktik keperawatan perawat dalam memberikan
hubungannya dengan standar pelayanan keperawatan yang
praktik keperawatan, berkualitas terhadap pasien guna
2) Perawat menggunakan konsep mengenal masalah mencarikan

94
DINAMIKA EKONOMI Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol.9 No.1 Maret 2016

alternatif pemecahan masalah dan sebelumnya. diperoleh pemahaman


memenuhi kebutuhan-kebutuhan bahwa kinerja timbul dari adanya
dasar manusia. motivasi yang perlu dibangun serta
Kerangka pemikiran yang peran dari pimpinan, maka kerangka
diajukan untuk penelitian ini konseptual dalam penelitian ini dapat
berdasarkan hasil telaah teoritis digambarkan sebagai berikut:
seperti yang telah diuraikan

Gaya
kepemimpinan
(X1)
H1

H2
Motivasi Kinerja
(X2) Perawat
(Y)

H3

Disiplin Kerja
(X3)

Gambar 1. Kerangka Konseptual Penelitian

Berdasarkan pada kerangka H2 : Motivasi berpengaruh signifikan


konseptual, maka dapat diajukan terhadap kinerja perawat di RSUD
hipotesis sebagai berikut : Brigjend H.Hasan Basry Kandangan.
H1 : Gaya Kepemimpinan Kepala H3 : Disiplin berpengaruh signifikan
Ruangan berpengaruh signifikan terhadap kinerja perawat di RSUD
terhadap kinerja perawat di RSUD Brigjend H.Hasan Basry Kandangan.
Brigjend H.Hasan Basry Kandangan.

95
Dwi Wahyu Artiningsih. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Ruangan ...

H4 : Disiplin berpengaruh dominan Analisis menggunakan model


terhadap kinerja perawat di RSUD Partial Least Square (PLS)dengan
Brigjend H.Hasan Basry Kandangan. uji-t. PLS merupakan metode analisis
yang powerful oleh karena tidak
METODE
didasarkan banyak asumsi. PLS
Penelitian yang dilaksanakan
sebagai teknik analisis data dengan
adalah berupa penelitian eksplanatif
software smart PLS. Metode PLS
artinya penelitian yang menjelaskan
mempunyai keunggulan tersendiri
secara keseluruhan dari objek yang
diantaranya : data tidak harus
diteliti dalam batas-batas tertentu.
berdistribusi normal multivariat
Unit analisis penelitian
(indikator dengan skala kategori,
sekaligus populasi yang menjadi
ordinal, interval sampai rasio dapat
responden dalam penelitian ini
digunakan pada model yang sama)
adalah seluruh perawat yang
dan ukuran sampel tidak harus besar.
melaksanakan tugas dan fungsinya
Walaupun PLS digunakan untuk
sebagai perawat pelaksana di ruang
menkonfirmasi teori, tetapi dapat
perawatan Rumah Sakit Umum
juga digunakan untuk menjelaskan
RSUD Brigjend H. Hasan Basry
ada atau tidaknya hubungan antara
Kandangan yang berjumlah 109
variabel laten (Muliati, 2010).
orang yang tesebar di 11 ruangan
Dasar yang digunakan dalam
perawatan. Mengingat jumlah unit
pengujian hipotesis untuk menerima
populasi relatif kecil, maka
atau menolak hipotesis adalah dari
ditetapkan seluruh unit populasi
output PLS results for inner weight
dijadikan sebagai sampel penelitian,
yang ditunjukan pada tabel berikut:
sehingga teknik yang digunakan
teknik sampling jenuh atau sensus.

96
DINAMIKA EKONOMI Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol.9 No.1 Maret 2016

Tabel 1. Results for inner weights untuk menguji hipotesis


Original
Mean of Standard
sample t-statistic Pengaruh
sub-sample deviation
estimate
Gaya Kepemimpinan
Tidak
Kepala Ruangan →
0.066 0.110 0.173 0.381 Signifikan
Kinerja Perawat
Motivasi → Kinerja Tidak
0.245 0.227 0.150 1.634
Perawat Signifikan
Disiplin → Kinerja
0.428 0.429 0.119 3.594 Signifikan
Perawat
Sumber : Output Statistik dengan PLS, 2015

Hasil estimasi PLS 4. Nilai t-statistik jalur pengaruh


menunjukan bahwa : disiplin terhadap kinerja perawat
1. Nilai t-statistic jalur pengaruh (3,594) paling besar dibanding
gaya kepemimpinan kepala nilai t-statistik jalur gaya
ruangan terhadap kinerja kepemimpinan kepala ruangan
perawat adalah 0.381, lebih kecil (0,381) dan motivasi (1,634)
dari t-tabel distribusi normal terhadap kinerja perawat
(1.96), berarti tidak signifikan, sehingga hipotesis 4 diterima.
hipotesis 1 ditolak. Goodness of Fit Model
2. Nilai t-statistik jalur pengaruh diukur menggunakan R-Square
motivasi terhadap kinerja variabel laten dependen dengan
perawat adalah 1.634, lebih kecil interpretasi yang sama dengan
dari t-tabel distribusi normal regresi. Hasil output PLS
(1.96), berarti tidak signifikan, menunjukkan nilai R-Square =
hipotesis 2 ditolak. 0,348. Hal ini dapat di
3. Nilai t-statistik jalur pengaruh interpretasikan bahwa model cukup
disiplin terhadap kinerja perawat baik, yaitu mampu menjelaskan
adalah 3.594, lebih besar dari fenomena kinerja perawat sebesar
t-tabel distribusi normal (1.96), 34,8 %, sedangkan sisanya 65,2 % di
berarti signifikan, hipotesis 3 jelaskan oleh variabel lain yang
diterima. belum masuk kedalam model dan
error.

97
Dwi Wahyu Artiningsih. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Ruangan ...

HASIL DAN PEMBAHASAN menyatakan setuju terhadap


1. Pengaruh gaya kepemimpinan gaya kepemimpinan yang
kepala ruangan terhadap kinerja selama ini diterapkan.
perawat menunjukkan pengaruh 2. Pengaruh motivasi terhadap
tidak signifikan. kinerja perawat menunjukkan
Dengan kata lain, gaya pengaruh tidak signifikan.
kepemimpinan kepala ruangan Dengan kata lain
belum memberikan kontribusi motivasi belum memberikan
yang bermakna dalam kontribusi yang bermakna dalam
penampilan kinerja perawat di penampilan kinerja perawat di
RSUD Brigjend H.Hasan Basry RSUD Brigjend H. Hasan Basry
Kandangan.Hasil analisis diatas kandangan. Hasil analisis ini
tidak sejalan dengan hasil tidak sejalan dengan hasil
penelitan Kalam Jihad (2012) penelitan Dusi (2012) dengan
bahwa ada hubungan yang judul Pengaruh komitmen
signifikan antara gaya perawat, motivasi dan disiplin
kepemimpinan kepala ruangan terhadap kinerja perawat di
terhadap kinerja staf perawat di ruang rawat inap RSUD H.
RSUD Buntok Kalimantan Soemarno Sosroatmojo Kuala
Tengah. Dalam penelitian ini Kapuas. Dalam penelitian ini
indikator variabel yang dipakai variabel motivasi mengacu pada
adalah gaya kepemimpinan yang teori motivasi yang
meliputi gaya memberikan dikemukakan Alderfer dalam
informasi (telling), membimbing Robbin (2009). Dari hasil
(selling), berperan serta distribusi frekuensi pendapat
(participation) dan responden tentang motivasi
pendelegasian (delegating), dari sebagian besar menyatakan
hasil distribusi frekuensi setuju terhadap item pernyataan
pendapat responden tentang motivasi. Motivasi kerja
gaya kepemimpinan kepala diperlukan mengingat pada
ruangan sebagian besar dasarnya kinerja yang dimiliki

98
DINAMIKA EKONOMI Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol.9 No.1 Maret 2016

seorang perawat adalah Sosroatmojo Kuala Kapuas. Dari


merupakan potensi, dimana hasil distribusi frekuensi
perawat tersebut belum tentu pendapat responden tentang
telah mengerahkan segenap disiplin sebagian besar
potensi yang dimilikinya untuk menyatakan setuju terhadap
mencapai hasil yang optimal, terhadap disiplin yang selama ini
sehingga masih diperlukan diterapkan di RSUD Brigjend H.
adanya pendorong agar perawat Hasan Basry Kandangan. Selain
mau menggunakan seluruh motivasi yang merupakan
potensinya.Motivasi kerja pada pernyataan emosional yang
dasarnya merupakan pernyataan positif, disiplin kerja juga
emosional yang positif atau merupakan pernyataan
menyenangkan sebagai akibat emosional yang positif. Seperti
dari apresiasi pekerja terhadap pendapat Hasibuan (2007: 193)
pekerjaan dan pengalaman kerja yang mengemukakan bahwa
tertentu. disiplin yang baik
3. Pengaruh disiplin terhadap mencerminkan besarnya rasa
kinerja perawat menunjukkan tanggung jawab seseorang
pengaruh signifikan terhadap tugas-tugas yang
Dengan kata lain, disiplin diberikan kepadanya. Hal ini
memberikan kontribusi yang mendorong gairah kerja,
bermakna dalam penampilan semangat kerja, dan terwujudnya
kinerja perawat di RSUD kinerja.
Brigjend H.Hasan Basry 4. Disiplin memiliki pengaruh
Kandangan. Hasil analisis ini dominan terhadap kinerja
sejalan dengan hasil penelitan perawat.
Dusi (2012) dengan judul Hasil pendapat
Pengaruh komitmen perawat, responden tentang disiplin
motivasi dan disiplin terhadap sebagian besar menyatakan
kinerja perawat di ruang rawat setuju terhadap kebijakan
inap RSUD H. Soemarno pimpinan tentang adanya tata

99
Dwi Wahyu Artiningsih. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Ruangan ...

tertib yang bertujuan untuk SIMPULAN DAN SARAN


menciptakan disiplin kerja yang Simpulan
baik. Penerapan disiplin terletak Berdasarkan hasil penelitian
pada disiplin pribadi para yang telah dilakukan, diperoleh
anggota organisasi. Disiplin beberapa kesimpulan sebagai
pribadi ini agar semakin kekal berikut:
sedikitnya diperlukan tiga hal 1. Gaya kepemimpinan kepala
yang perlu mendapat perhatian ruangan berpengaruh tidak
manajemen. Pertama, para signifikan terhadap kinerja
anggota organisasi perlu perawat di RSUD Brigjend
didorong agar mempunyai rasa H.Hasan Basry Kandangan..
memiliki organisasi. Hal ini 2. Motivasi berpengaruh tidak
berarti perlu ditanamkan signifikan terhadap kinerja
perasaan kuat bahwa keberadaan perawat di RSUD Brigjend
mereka dalam organisasi bukan H.Hasan Basry Kandangan.
hanya sekedar mencari nafkah, 3. Disiplin berpengaruh signifikan
tetapi mereka adalah anggota terhadap kinerja perawat di
keluarga besar organisasi yang RSUD Brigjend H.hasan Basry
bersangkutan. Keduapara Kandangan.
bawahan perlu diberi penjelasan 4. Disiplin memiliki pengaruh
tentang berbagai ketentuan yang dominan terhadap kinerja
wajib ditaati dan standar yang perawat di RSUD Brigjend H.
harus dipenuhi. Ketiga, para Hasan Basry kandangan .
bawahan didorong menentukan
Saran
sendiri cara-cara pendisiplinan
Berdasarkan hasil kesimpulan
diri dalam kerangka ketentuan-
tersebut, maka dapat diidentifikasi
ketentuan yang berlaku umum
apa saja yang perlu dilakukan oleh
bagi seluruh anggota organisasi.
pimpinan RSUD Brigjend H. Hasan
Basry Kandangan agar dapat
meningkatkan kinerja perawat dalam

100
DINAMIKA EKONOMI Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol.9 No.1 Maret 2016

memberikan pelayanan kepada kesempatan perawat untuk


pasien. bersekolah kejenjang S1 bagi
1. Dalam upaya meningkatkan perawat yang masih
kinerja perawat, hendaknya berpendidikan Diploma (Akper),
perlu diterapkan gaya serta S2 bagi perawat yang
kepemimpinan yang bisa berpendidikan S1 Keperawatan.
memberikan rasa nyaman bagi 3. Dalam upaya meningkatkan
para perawat. Dimana perlu juga kinerja perawat, hendaknya
pendekatan yang baik dan sikap pimpinan harus mampu
yang lebih mengarah pada menegakkan tata tertib yang ada
bentuk pemberian contoh dan sekarang ini untuk menciptakan
dukungan terhadap perawat disiplin kerja yang lebih baik,
dalam menjalankan tugasnya. menerapkan tata tertib untuk
2. Upaya mempertahankan dan dilaksanakan sesuai dengan
meningkatkan kinerja perawat, ketentuan yang berlaku,
hendaknya pimpinan RSUD menerapkan tata tertib perawat
Brigjend H. Hasan Basry secara adil bagi semua perawat
Kandangan perlu mendukung tanpa pilih kasih, dan
dan memotivasi perawat dalam memberikan sanksi hukuman
bekerja, menciptakan untuk setiap perawat yang
lingkungan organisasi yang melakukan tindakan indisipliner.
kondusif, memberikan layanan 4. Mengingat disiplin merupakan
yang cukup bagi perawat untuk faktor dominan yang
melaksanakan pekerjaan, mempengaruhi kinerja perawat
memberikan sarana dan prasaran perlu kiranya peningkatan
penunjang untuk kelancaran pengawasan terhadap tingkat
bekerja, memberikan kedisiplinan dari pimpinan yang
kesempatan bagi perawat untuk paling tinggi dalam hal ini
menambah wawasan direktur rumah sakit sampai
pengetahuanuntuk menunjang pada pimpinan yang mengawasi
pekerjaan, misal memberikan secara langsung kinerja perawat

101
Dwi Wahyu Artiningsih. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Ruangan ...

dalam hal ini adalah kepala Handoko, T. Hani, 2006. Manajemen


Personalia dan Sumber Daya
ruangan.
Manusia. Liberty,
Yogyakarta.
DAFTAR PUSTAKA
Hasibuan, Malayu, SP. 2009.
Ahmad Ely, 2002. Faktor-faktor
Manajemen Sumber Daya
yang berhubungan dengan
Manusia. PT. Toko Gunung
kepatuhan perawat
Agung, Jakarta.
menerapkan standar asuhan
keperawatan pada RS rawat
Irwandy. 2007, Kinerja, Teori,
inap di Buntok.
Penilaian dan Penelitian,
Pusat Kajian Ekonomi
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur
Kesehatan. FKM UI, Depok,
Penelitian Suatu Pendekatan
Jakarta.
Praktek. Edisi Revisi V. PT.
Rineka Cipta, Jakarta
Jihad, Kalam, 2012, Pengaruh Gaya
Kepemimpinan Kepala
DEP-KES RI., 2006. Standar Asuhan
Ruangan dan Disiplin Kerja
Keperawatan, Penerbit:
Terhadap Kinerja staf
Sagung Seto, Ed. VI, Jakarta.
Perawat di RSUD Buntok
---------- 2006. Instrumen Studi
KalimantanTengah,Tesis
Dokumentasi, Penerapan
Program Magister
Standar Asuhan Keperawatan
Manajemen Sekolah Tinggi
di Rumah Sakit, Penerbit:
Ilmu Ekonomi (STIE)
Direktorat RS. Umum dan
Inonesia, Banjarmasin.
Pendidikan. Dirjen Yan Med
Dep Kes RI, Ed. I, Jakarta.
Laporan Akuntabilitas Kinerja
Rumah Sakit Umum Daerah
Dusi, 2012. Pengaruh Komitmen
(RSUD) dr. H. Soemarno
Perawat, Motivasi dan
Sostroatmodjo Kuala Kapuas,
Disiplin trhadap Kinerja
2008.
Perawat di Ruang Rawat Inap
RSUD dr. H. Soemarno
Luthans, Fred, 2008. Perilaku
Sosroatmodjo Kuala
Organisasi, Edisi Kesepuluh,
Kapuas,Tesis Program
Diterjemahkan oleh Vivin
Magister Manajemen Sekolah
Andhika Yowono, Arie
Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE)
Prabawati, dan Winong
Inonesia, Banjarmasin.
Rosari, Andi. Yogyakarta.
Ghozali, Imam, 2009. Aplikasi
Mahmudi, 2007. Manajemen Kinerja
Analisis Multivariate Dengan
Sektor Publik, Sekolah
program SPSS. Badan
Tinggi Ilmu Manajemen
Penerbit Universitas
YKPN, Yogyakarta.
Diponegoro.

102
DINAMIKA EKONOMI Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol.9 No.1 Maret 2016

Mangkunegara, Anwar Prabu, 2003. Rahayu, Sri Mahanani. 2009.


Perilaku dan Budaya Pengaruh Karakteristik
Organisasi.PT Refika Individu, Budaya Organisasi
Aditama. Bandung. Dan Motivasi Terhadap
Kinerja Pegawai (Studi pada
Mangkuprawira, Sjafri. Aida Dinas Pendidikan Kota
Vitayala Hubeis. 2007. Malang).Tesis Program
Manajemen Mutu Sumber Magister Manajemen
Daya Manusia. Ghalia Fakultas Ekonomi,
Indonesia, Bogor. Universitas Brawijaya.
Malang.
Martoyo, Susilo, 2008. Manajemen
Sumber Daya Manusia. Ramlie. E., 2008. Pengaruh Motivasi
BPFE-UGM, Yogyakarta. Kerja dan Disiplin Kerja
Mutiara, Nimas Ayu C. 2008. Terhadap Kinerja Pegawai
Pengaruh Motivasi, Gaya Sekretariat DPRD Kabupaten
Kepemimpinan dan Kepuasan Pelalawan. Tesis Program
Kerja terhadap Kinerja Magister Manajemen
Manajerial pada PT. Semen Fakultas Ekonomi,
Gresik (Persero) Universitas Brawijaya.
Tbkeprints.upnjatim Malang.

Notoadmodjo, Soekidjo. 2007. Robbins, Stephen. P, 2009. Perilaku


Promosi Kesehatan dan Ilmu Organisasi, Konsep,
Perilaku. PT Rineka Cipta. Kontroversi, Aplikasi.
Jakarta. Prehallindo, Jakarta.

Nursalam., 2008. Manajemen Robbins, Stephen.P dan Timothy A.


Keperawatan. Salemba Judge, 2008.Perilaku
Medika. Jakarta. Organisasi (Organizatioal
Behavior), Diterjemahkan
Pramono, Edy and Hamid, Edy oleh Diana Angelica.
Suandi (2006) Pengaruh Salemba Empat. Jakarta.
Gaya Kepemimpinan Dan
Motivasi Kerja Karyawan Rosdiana, 2012. Pengaruh Disiplin,
Terhadap Efektifitas Layanan Budaya Kerja Pegawai dan
Penerbitan Akta Kelahiran Kepemimpinan terhadap
Dan Perkawinan Di Dinas Kinerja Pegawai pada Rumah
Kependudukan Dan Catatan Sakit Umum daerah
Sipil Kota Surakarta. Kasongan,Tesis Program
Dayasaing, 7 (1). pp. 35-44. Magister Manajemen Sekolah
ISSN 1411-3422 Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE)
Inonesia, Banjarmasin

103
Dwi Wahyu Artiningsih. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Ruangan ...

Ruky, Achmad S. 2006. Sistem Solimun, 2011. Aplikasi Statistika


Manajemen Kinerja (Panduan Mutakhir, Structural
Praktis unttuk Merancang dan Equuation Modeling (Metode
Meraih Kinerja Prima). Partial Least Square-PLS),
Cetakan Keempat. PT FMIPA & Program
Gramedia Pustaka Utama, Pascasarjana, Universitas
Jakarta. Brawijaya, Malang.

Sedarmayanti, 2008. Manajemen Sugiyono, 2008. Metode Penelitian


Sumber Daya Manusia, Bisnis. Penerbit CV.
Reformasi Birokrasi dan Alfabeta, Bandung.
Manajemen pegawai Negeri.
PT. Refika Aditama, Umar, Husien, 2004. Riset Sumber
Bandung. Daya Manusia,, PT.
Gramedia Pustaka Utama &
Sekaran, Uma. 2006. Research Jakarta Business Research
Methods for Business, Center, Jakarta.
Metodologi Penelitian untuk
Bisnis, Terjemahan, Salemba Utami, Iis Torisa. 2010. Pengaruh
Empat, Jakarta. Gaya Kepemimpinan
Transformasional Terhadap
Siagian, Sondang.P, 2008. Motivasi Kerja Karyawan
Manajemen Sumber Daya pada PT. Trade Servistama
Manusia, Buni Aksara Indonesia Tangerang. Jurnal
Jakarta. BEJ Volume 5 No.1 Maret
2010

Wibowo, 2007. Manajemen Kinerja,


PT Rajagrafindo Persada,
Jakarta.

Winardi. 2009. Motivasi Dalam


Manajemen. Rajawali Pers.
Jakarta.

104

S-ar putea să vă placă și