Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
OLEH
KELOMPOK 5 :
T.A 2018/2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “Keperawatan Jiwa I”
dengan judul “Asuhan Keperawatan Teoritis Distres Spiritual”.
Dalam penulisan makalah ini didukung oleh berbagai pihak. Kami mengucapkan terima kasih
kepada Ibu Ns. RIZKA AUSTRIANTI,M.Kep. selaku dosen Keperawatan Jiwa I.
Harapan kami makalah ini dapat dipergunakan dan dimanfaatkan untuk menambah
ilmu pengetahuan mengenaiAsuhan Keperawatan Teoritis Distress Spiritual.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan dan
jauh dari sempurna, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun
dari semua pihak. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembelajaran ilmu
keperawatan Jiwa.
Kelompok
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1.Pengkajian ............................................................................................................
3.2.Diagnosa ..............................................................................................................
3.3.Intervensi..............................................................................................................
3.4.Implementasi ........................................................................................................
3.5.Evaluasi ................................................................................................................
BAB IV PENUTUP
4.1.Kesimpulan ..........................................................................................................
4.2.Saran ....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar belakang
Spiritualitas adalah suatu aktivitas individu untuk mencari arti dan tujuan hidupyang
berkaitan dengan kegiatan spiritual atau keagamaan. Distress spiritualmerubuan suatu respons
akibat dari suatu kejadian yang traumatis baik fisik maupun emosional yang tidak sesuai
dengan keyakinan atau kepercayaan pasiendalam menerima kenyataan yang terjadi.Bagi
individu yang mengalami masalah bencana, seperti tsunami dan gempa di propinsi NAD dn
Nias, ketidaknyamanan akibat permasalahan – permasalahandari kejadian tersebut akan
menimbulkan pertanyaan bagi pasien tentang apa yangtelah dilakukan atau apa yang akan
terjadi selanjutnya terhadap dirinya. Pasienterkadang ragu, bimbang atau antipati dengan
spiritual atau agama yangdianutnya. Menurut Rousseau (2003) distress spiritual harus pula
diperhatikanatau dipertimbangkan bila pasien mengeluhkan gejala – gejala fisik dan tidak
berespons terhadap intervensi yang efektif.
1.2Rumusan masalah
1.Apa yang di maksud dengan Distress spiritual?
2.Bagaimana karakteristik Distress spiritual?
3.Apa saja etiologi dari Distress spiritual
4.Bagaimana patofisiologi Distress spiritual?
5.Bagaimana strategi pelaksanaan Distress spiritual?
6.Apa saja Terapi Aktivitas pada Distress spiritual?
7.Bagaimana Mekanisme Koping Distress Spiritual
1.3Tujuan
1.Untuk mengetahui tentang Distress spiritual.
2.Untuk mengetahui karakteristik Distress spiritual.
3.Untuk mengetahui etiologi dari Distress spiritual.
4.Untuk memahami patofisiologi Distress spiritual.
5.Untuk memahami strategi pelaksanaan Distress spiritual.
6.Untuk mengetahui Terapi Aktivitas Distress Spiritual
7.Untuk mengetahui Mekanisme Koping Distress Spiritual
BAB II
PEMBAHASAN
Distress spiritual adalah suatu gangguan yang berkaitan dengan prinsip- prinsip kehidupan,
keyakinan, atau kegamaan dari pasien yang menyebabkangangguan pada aktivitas spiritual,
yang merubuan akibat dari masalah -masalah fisik atau psikososial yang dialami.
(Dochterman, 2004: 120).Distres spiritual adalah kerusakan kemampuan dalam mengalami
danmengintegrasikan arti dan tujuan hidup seseorang dengan diri, orang lain, seni,musik,
literature, alam dan kekuatan yang lebih besar dari dirinya (Nanda,2005).Distress spiritual
adalah gangguan pada prinsip hidup yang meliputi aspek dari seseorang yang
menggabungkan aspek psikososial dan biologis seseorang.(Wilkinson, Judith M., 2007:
490).Dengan kata lain kita dapat katakan bahwa distres spiritual adalahkegagalan individu
dalam menemukan arti kehidupannya.
2.2Karakteristik
a.Ungkapan kekurangan
Harapan
Arti dan tujuan hidup
Perdamaian/ketenangan
b.Penerimaanc.Cinta
e.Keberanian
Marah
Kesalahan
Koping yang buruk
2.3Etiologi
1.Faktor Predisposisi
Gangguan pada dimensi biologis akan mempengaruhi fungsi kognitif seseorang sehingga
akan mengganggu proses interaksi dimana dalam prosesinteraksi ini akan terjadi transfer
pengalaman yang penting bagi perkembanganspiritual seseorang.Faktor predisposisi
sosiokultural meliputi usia, gender, pendidikan, pendapatan, okupasi, posisi sosial, latar
belakang budaya, keyakinan, politik, pengalaman sosial, tingkatan sosial.
2.Faktor Presipitasi
2.4.Patofisiologi
Berhubungan dengan tantangan pada sistem keyakinan atau perpisahandari ikatan spiritual
sekunder akibat : kehilangan bagian atau fungsi tubuh, penyakit terminal, penyakit yang
membuat kondisi lemah, nyeri, trauma,keguguran, kelahiran, dan mati.
Patofisiologi Distres Spiritual tidak bisa dilepaskan dari stres dan struktur serta fungsi otak.
Stress adalah realitas kehidupan manusia sehari-hari.Setiap orang tidak dapat menghindari
stres,namun setiap orang diharapkan melakukan penyesuaian terhadap perubahan akibat
stress.Ketika kita mengalami stres,otak kita akan berespon untuk terjadi.Konsep ini sesuai
dengan yang disampaikan oleh cannon,W.B dalam Davis M,dan kawan-kawan(1988)yang
menguraikan respon”melawan atau melarikan diri”sebagai suatu rangkaian perubahan
biokimia didalam otak yang menyiapkan seseorang menghadapi ancaman yaitu stres.
Kegagalan otak untuk melakukan fungsi kompensasi terhadap stresor akan menyebabkan
seseorang mengalami perilaku maladaptif dan sering dihubungkan dengan munculnya
gangguan jiwa.Kegagalan fungsi kompensasi dapat ditandai dengan munculnya gangguan
pada perilaku sehari-hari baik secara fisik,psikologis,sosial termasuk spiritual.
Gangguan pada dimensi spiritual atau Distres spiritual dapat dihubungkan dengan timbulnya
depresi
Tidak diketahui secara pasti bagaimana mekanisme patofisiologi terjadi depresi.Namun ada
beberapa faktor yang berperan terhadap terjadiya depresi antara lain faktor
genetik,lingkungan dan neorobiologi.
Perilaku ini yang dipekirankan dapat dipengaruhi kemampuan seseorang dalam memenuhi
kebutuhan spritualnya sehingga terjadi distress spritual karna pada kasus depresi seseorang
telah kehilangan motivasi dalam memenuhi kebutuhannya termasuk kebutuhan spiritual
karakteristik distress spiritual menurut nanda (2005 )meliputi 4 hubungan dasar yaitu:
Tindakan Psikoterapeutik
2.Tindakan Keperawatan
e.Fasilitasi pasien dengan alat-alat ibadah sesuai keyakinan atau agamayang dianut
oleh pasien.
f. Fasilitasi klien untuk menjalankan ibadah sendiri atau dengan orang lain
2.6Terapi aktifitas
A.Psikofarmako
B.Manipulasi Lingkungan
2.7.SUMBER KOPING
Menurut safarino(2002)terdapat lima tipe dasar dukungan sosial bagi Distress Spiritual :
1. Dukungan emosi yang terdiri atas rasa empati,caring memfokuskan pada kepentingan
orang lain
2. Tipe yang kedua adalah dukungan sistem yang terdiri atas ekspresi positiv
thinking,mendorong atau setuju dengan pendapat orang lain
3. Dukungan yang ke tiga adalah dukungan instrumental yaitu menyediakan pelayanan
langsung yang berkaitan dengan dimensi spiritual
4. Tipe keempat adalah dukungan informasi yaitu memberikan nasihat,petunjuk dan
umpan balik bagaimana seseorang harus berprilaku berdasarkan keyakinan
spiritualnya
5. Tipe kelima adalah dukungan network menyediakan dukungan kelompok untuk
berbagai tentang aktivitas spiritual.Tailor,dkk(2003)menambahkan dukungan aprasial
yang membantu seseorang untuk meningkatkan pemahaman terhadap stresor spiritual
dalam mencapai keterampilan koping yang efektif.
BAB III
ASKEP TEORITIS
3.1.PENGKAJIAN
IV. Keluarga
1. Genogram
2. Tipe keluarga
3. Pengambilan keputusan
4. Hubungan klien dengan keluarga
5. Kebiasaan dilakuakan bersama keluarga
6. Kegiatan yang dilakukan keluarga dalam masyarakat
Masalah keperawatan
Ketidakefektifan koping keluarga : ketidakmampuan
Ketifakefektifan koping keluarga : penurunan
Koping keluarga : potensial pertumbuhan
Konsep diri
a. Citra tubuh :
b. Identitas diri
c. Peran diri
d. Ideal diri
e. Harga diri
Masalah keperawatan
Gangguan citra tubuh
Gangguan identitas diri
Gangguan harga diri
Harga diri rendah horn
Harga diri rendah situasional
8.riwayat social
a. orang terdekat
b. peran serta dalam kegiatan kelompok /masyarakat
c. hambatan dalam hubungan denan orang lain
masalah keperawatan
Hambatan komunikasi verbal
hambatan komunikasi
hambatan interaksi social
isolasi social
9. spiritual
b. kegiatan ibadah
masalah keperawatan
distress spiritual
10.mekanisme koping
Koping adaptif
bicara dengan orag lain
mampu menyelesaikan masalah
teknik reaksasi
aktivitas konstruktif
olahraga
dll
koping maladaptive
minum alcohol
reaksi lambat / berlebih
bekerja berlebihan
menghindar
menciderai diri, dll
masalah keperawatan
ketidakefektifan koping
gangguan penyesuain diri
Masalah keperawatan :
Isolasi social
Hambatan interaksu social
Gangguan konsep diri
Ketidakmampuan / ketidakberdayaan
Gangguan pemeliharaan kesehatan
Perilaku sehat
Konflik orang tua
Penyakit jiwa
Faktpr predidposis
Koping
Sistem pendukung
Penyakit fisik
Obat –obatan
Lainnya
Masalah keperawatan
Kurang pengetahuan
Ketidakefektifan penatalaksaan program terapeutik
Ketidak patuhan
Diagnose medic
Terapi medic
DAFTAR MASALAH
Resiko terhadap distress spiritual yang berhubungan dengan perpisahan dari sistem
pendukung keagamaan, kurang privasi, atau ketidakmampuan dir dalam menghadapi
ancaman kematian.gangguan harga diri berhubungan dengan kegagaalan untuk hidup sesuain
dengan ajaran agama.Gangguan pola tidur yang berhubungn dengan distress
spiritual.Keputusasaan yang berhubungan dengan keyakinan bahwa tidak ada yang peduli,
termasuk tuhan.
3.3.Intervensi
3.4.IMPLEMENTASI
3.5.EVALUASI
PENUTUP
4.1Kesimpulan
Distress spiritual adalah suatu gangguan yang berkaitan dengan prinsip- prinsip kehidupan,
keyakinan, atau kegamaan dari pasien yang menyebabkangangguan pada aktivitas spiritual,
yang merubuan akibat dari masalah -masalah fisik atau psikososial yang dialami.Kita sebagai
perawat meminta orang-orang terdekat seperti keluarga,teman dan tokoh masyarakat (ustadz)
untuk membantu dalam mendukung proses penyembuhan klien yang mengalami distress
spiritual selain obat yangdi berikan di rumah sakit.
4.2Saran