Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Artikel Penelitian
Universitas Diponegoro
Disusun oleh :
Fahad Syifausshudur
22030114130105
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2018
i
HALAMAN PENGESAHAN
Menyatakan bahwa :
NIM : 22030114130105
Angkatan : 2014
Demikian surat pernyataan ini dibuat untuk menerbitkan surat undangan Seminar
Hasil Penelitian
Pembimbing I Pembimbing II
ii
Magnesium Levels among Stunted-Obesity Adolescent age 17-19 years Old
Fahad Syifausshudur1, M. Sulchan2, Binar Panunggal2
ABSTRACT
iii
Kadar Magnesium pada Remaja Stunted-Obesity Usia 17-19 Tahun
Fahad Syifausshudur1, M. Sulchan2, Binar Panunggal2
ABSTRAK
iv
PENDAHULUAN
Obesitas merupakan suatu keadaan yang ditandai dengan meningkatnya
simpanan lemak di jaringan adiposa yang disebabkan karena ketidakseimbangan
antara energy intake dan eneryi expenditure yang juga dihubungkan dengan genetik,
metabolisme dan faktor lingkungan1. Berdasarkan data yang dilaporkan National
Health dan Nutrition Exmaination Survey (NHNES II), pada tahun 1984 prevalensi
obesitas pada remaja usia 12-19 tahun sebesar 1,7% sementara pada tahun 2009-2010
(NHNES V) prevalensinya meningkat menjadi 18,4%2. Peningkatan prevalensi
obesitas pada remaja juga terjadi di Indonesia, bahkan peningkatan prevalensinya
paling tinggi di antara kelompok usia lainnya yaitu yang dari semla 1,4% menjadi
7.3% dengan perincian 5,7% overweight dan 1,6% obesitas3.
Beberapa penelitian menyebutkan bahwa salah satu faktor yang memicu
peningkatan prevalensi obesitas di negara berkembang adalah stunting. Stunting
merupakan suatu kondisi dimana seseorang memiliki tinggi badan dibawah normal
berdasarkan usianya4. Stunted Obesity atau obesitas yang dilatarbelakangi karena
stunting merupakan kondisi kelebihan akumulasi lemak tubuh yang dilatarbelakangi
oleh kondisi stunted dan diperparah dengan adanya faktor-faktor pemicu obesitas
lainnya seperti asupan energi berlebih dan aktifitas fisik yang rendah5. Individu yang
mengalami kekurangan energi kronis akan beradaptasi untuk dapat bertahan hidup
dengan cara mengurangi pengeluaran energi seminimal mungkin. Adaptasi tersebut
menyebabkan perubahan terhadap gen yang disebut Thrifty gen6. Gen inilah yang
akan memicu timbulnya keseimbangan energi positif sehingga dalam jangka waktu
yang lama akan menimbulkan kondisi overweight atau obesitas. Keadaan stunting
juga menyebabkan terjadinya adaptasi yang berpengaruh terhadap enzim dan
hormone di dalam tubuh sepperti berkurangnya konsentrasi insulin growth factor-1
(IGF-1) yang menyebabkan aktifitas hormone-hormon lipolitik menjadi turun, serta
meningkatnya konsentrasi enzim-enzim glukoneogenik yang menyebabkan oksidasi
glukosa lebih sering terjadi dibandingkan oksidasi lemak sehingga terjadi
1
penumpukan lemak7,8. Penumpukan lemak yang terjadi khususnya pada jaringan
abdomen dapat menyebabkan inflamasi dan stress oksidatif yang merupakan prekusor
dari berbagai gangguan metabolisme salah satunya resistensi insulin9. Inflamasi pada
individu stunting maupun obesitas akan menghambat sinyal insulin pada jaringan
adiposa dan hepatosit melalui mekanisme seluler yaitu dengan meningkatkan kadar
TNF- α yang bersifat menghambat IRS-1 (Insulin Reseptor Substrat) melalui reseptor
P55 sekaligus menghambat PPAR γ10.
Magnesium memiliki peran dalam menjaga homeostasis glukosa dan kerja
insulin. Sebagai kofaktor beberapa enzim, magnesium berperan dalam metabolisme
glukosa khususnya pada jalur yang menggunakan ikatan phosfat berenergi tinggi atau
reaksi transfer ATP. Apabila terjadi defisiensi magnesium maka akan menimbulkan
kerusakan tirosin kinase pada reseptor insulin, hal inilah yang akan menimbulkan
kemampuan insulin dalam menstimulasi glukosa menurun sensitifitasnya11,12.
Inflamasi yang terjadi pada obesitas dan stunting diduga mampu menurunkan
kadar magnesium dalam darah. Inflamasi kronis menyebabkan tubuh melepaskan
neuropeptide, sitokin, prostaglandin dan leukotrin dimana pelepasan tersebut akan
meningkatkan kadar kalsium intraseluler yang berfungsi untuk mengirimkan sinyal
pada neuropeptide dan menurunkan kadar magnesium dalam darah12.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini bergerak dalam ruang lingkup gizi masyarakat dengan
menggunakan desain cross-sectional. Skrining dilaksanakan pada bulan Agustus
2017 hingga Mei 2018 di Universitas Diponegoro dan pengukuran kadar magnesium
dilakukan di laboratorium Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Semarang. Populasi target dalam penelitian ini adalah remaja usia
17-19 tahun, sedangkan populasi terjangkaunya adalah remaja usia 17-19 tahun di
Universitas Diponegoro, Semarang. Cara pengambilan sampel dalam penelitian ini
dengan metode purposive sampling yang membagi subjek menjadi 4 kelompok
berbeda yaitu kelompok stunted-obesity, kelompok stunted-non obesity, kelompok
2
non stunted-obesity dan kelompok non stunted- non obesity. Penelitian ini dilakukan
dengan dasar etichal clearance (EC) yang dikeluarkan oleh Fakultas Kedokteran,
Universitas Diponegoro. Besar sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini pada
masing-masing kelompok sebanyak 17 orang sehingga total sampel yang dibutuhkan
sebanyak 68 orang.
Berdasarkan hasil skrining yang dilakukan pada 1848 mahasiswa Universitas
Diponegoro, dipilih subjek yang memiliki status gizi obesitas dan stunting untuk
kelompok stunted-obesity, subjek yang memiliki status gizi stunting dan tidak
obesitas untuk kelompok stunted-non obesity, subjek yang memiliki status gizi
obesitas dan tidak stunting untuk kelompok non stunted-obesity, dan untuk subjek
yang memiliki status gizi tidak stunting dan tidak obesitas untuk kelompok non
stunted-non obesity. Skrining yang dilakukan berupa pengukuran tinggi badan
menggunakan microtoisse dengan ketelitian 0.1 cm, berat badan menggunakan
timbangan digital dengan ketelitian 0.1 kg, pengukuran lingkar pinggang dan lingkar
leher menggunakan pita metlin dengan ketelitian 0.1 cm. Kriteria inklusi pada
penelitian ini meliputi remaja berusia 17-19 tahun 0 bulan pada saat dilakukan
skrining, mengalami obesitas yang dibuktikan dengan waist to height Ratio (WHtR)
diatas 0.51 untuk laki-laki dan 0.50 untuk perempuan, termasuk dalam golongan
stunted dengan melihat apabila TB/U menunjukkan Z score <-2 SD menggunakan
WHO anthroplus, bersedia menjadi subjek penelitian dengan mengisi informed
consent, tidak merokok, tidak memiliki cacat fisik, tidak sedang mengonsumsi obat-
obatan untuk obesitas, diabetes, dan peninggi badan dalam satu bulan terakhir, tidak
dalam keadaan sakit atau perawatan dokter, tidak memiliki riwayat penyakit gagal
ginjal kronik, diare kronis dan diabetes mellitus, serta dapat diajak berkomunikasi.
Sedangkan untuk kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah mengundurkan diri saat
penlitian berlangsung, meninggal dunia saat penelitian berlangsung, dan pindah
institusi.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah status gizi obesitas dan stunting.
Variabel terikat adalah kadar magnesium dalam serum. Variabel perancu dalam
3
penelitian ini adalah asupan magnesium, protein, vitamin D, dan kalsium. Asupan zat
gizi merupakan rata-rata asupan dari makanan dan minuman yang diperoleh dengan
wawancara menggunakan Semi Quantitative-Food Frequency Questionnaire (SQ-
FFQ). Hasil SQ-FFQ selanjutnya di analisis dengan Nutrisurvey 2007. Presentase
kecukupan asupan magnesium, vitamin D dan kalsium dibandingkan dengan AKG,
sementara persentase kecukupan asupan protein dibandingkan dengan kebutuhan
masing-masing responden. Kadar magnesium diperoleh melalui pengambilan darah
melalui venna mediana cubiti sebanyak 5 cc oleh petugas rumah sakit pada jam
06.00-09.00. Sebelum dilakukan pengambilan darah, subjek dianjurkan untuk
melakukan puasa terlebih dahulu selama minimal 8 jam. Darah yang diambil
selanjutnya dilakukan sentrifuge pada 3000 rpm selama 10 menit, kemudian disimpan
dalam suhu -800C hingga dilakukan analisis. Kadar magnesium diukur menggunakan
alat Inductively Coupled Plasma-Optical Emission Spectrometry (ICP-OES) pada
gelombang 279.077 nm.
Analisis data statistik menggunakan software statistik. Analisis univariat
digunakan untuk menggambarkan karakteristik subjek dengan mendeskripsikan
setiap variable meliputi data jenis kelamin dan usia. Analisis perbedaan kadar
magnesium pada masing-masing kelompok menggunakan uji ANOVA.
HASIL PENELITIAN
Berdasarkan hasil skrining pada bulan agustus 2017 hingga Mei 2018 di
Universitas Diponegoro, diketahui kejadian obesitas pada remaja non stunted
mencapai 16,32%, sedangkan kejadian obesitas pada remaja stunted mencapai
21,18%. Kejadian obesitas pada remaja usia 17-19 tahun baik dengan kondisi stunted
maupun non stunted menyentuh angka 16.99%
4
Tabel 1. Gambaran Populasi Subjek
Status Gizi
Stunted Non Stunted Total
Total subjek yang terlibat sampai akhir penelitian sebanyak 89 subjek yang
dibagi kedalam 4 kelompok, yaitu kelompok stunted-obesity, kelompok stunted-non
obesity, kelompok non stunted-obesity dan kelompok non stunted- non obesity
(normal). Karakteristik subjek penelitian dapat dilihat pada table 1.
5
Tabel 3. Karakteristik Subjek Berdasarkan Antropometri
6
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Jumlah Subjek Berdasarkan Kategori Kadar Magnesium
7
namun berdasarkan uji posthoc Bonferroni menunjukkan tidak terdapat perbedaan
yang signifikan antara kelompok non stunted-non obesity dengan stunted-obesity
(p=0.210) dan berdasarkan uji posthoc Tukey pada kelompok non stunted-non obesity
dengan non stunted-obesity juga tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan
(p=0.069). Selain itu, meskipun rerata kelompok non stunted-obesity lebih tinggi
dibanding kelompok stunted-obesity namun secara uji posthoc Tukey juga tidak
menunjukkan beda yang signifikan (p=0.981).
PEMBAHASAN
Karakteristik Subjek
Hasil skrining yang dilakukan pada 1848 remaja usia 17-19 tahun, didapat
kejadian obesitas pada remaja stunted sebesar 21,18%, sedangkan kejadian obesitas
pada remaja non stunted sebesar 16,32%. Kejadian obesitas lebih tinggi pada remaja
stunted dibandingkan remaja non stunted. Berdasarkan hipotesis thrifty gene,
disebutkan bahwa anak stunted memiliki perubahan komposisi tubuh dan
penyimpanan lemak yang dapat mempengaruhi adipositas berlebih dan distribusi
lemak abdominal. Hal ini dikarenakan adanya penurunan metabolisme oksidasi
lemak. Penurunan metabolisme lemak yang terjadi pada anak stunted menjadikan
tubuh selalu beradaptasi dengan cara meminimalisir kebutuhan energi dalam keadaan
kalori rendah sehingga tubuh tetap dapat beraktifitas walaupun tidak seaktif anak non
stunted. Namun hal ini juga dapat mempercepat perubahan berat badan saat jumlah
kalori yang dikonsumsi berlebih, sehingga hal ini memicu terjadinya obesitas14,15,16.
Obesitas dipercaya sebagai penyebab utama terjadinya resistensi insulin17.
Salah satu mineral yang berperan aktif dalam kerja insulin adalah magnesium. Dalam
metabolisme, magnesium memiliki peranan dalam mempermudah glukosa masuk ke
dalam sel dan juga merupakan kofaktor dari berbagai enzim untuk oksidasi glukosa.
Apabila terjadi defisiensi magnesium intraseluler maka dapat menimbulkan defek
tirosin kinase yang akan menimbulkan kemampuan insulin dalam menstimulasi
glukosa menurun sensitifitasnya dan mengakibatkan terjadinya resistensi
8
insulin11,12,18. Untuk mendeteksi adanya defisiensi magnesium pada seseorang dapat
menggunakan pengukuran kadar magnesium melalui vena.
9
gangguan mukosa sehingga berakibat pada penurunan kemampuan absorbsi
magnesium19.
Vitamin D dalam bentuk 1,25-dihydroxyvitamin D [1,25(OH)2D] dianggap
mampu meningkatkan absorbsi magnesium didalam usus. Hasil penelitian yang
dilakukan Zittarman dkk tahun 2013 menunjukkan bahwa defisiensi 1,25(OH)2
vitamin D merupakan salah satu penyebab terjadinya hipomagnesemia22, 23
. Selain
kecukupan vitamin D, kecukupan kalsium yang kurang juga dapat memicu terjadinya
hipomagnesemia. Hal ini dikaitkan karena asupan kalsium yang kurang dapat
berdampak pada hipokalsemia dan hipokalsemia akan merusak pelepasan hormon
paratiroid. Hormon paratiroid berperan penting dalam reabsorbsi magnesium dalam
ginjal sekaligus bersama vitamin D membantu meningkatkan penyerapan magnesium
dalam usus24.
10
riwayat penyakit infeksi, sedangkan riwayat infeksi tidak cukup kuat menggambarkan
kejadian infeksi secara terperinci karena hanya mengandalkan daya ingat subjek
penelitian.
Selain itu, berdasarkan analisis statistik persen kecukupan asupan yang telah
dilakukan menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada kecukupan
protein (p=0.000) dimana kelompok stunted-non obesity lebih tinggi dibandingkan
kelompok lainnya. Disisi lain, meskipun tidak menunjukkan beda signifikan secara
statistic namun rerata persen kecukupan asupan magnesium, kalsium maupun vitamin
D pada kelompok stunted-non obesity lebih tinggi dibandingkan kelompok lainnya.
Hal inilah yang diduga menjadi penyebab kadar magnesium kelompok stunted-non
obesity lebih tinggi dan menunjukkan beda yang signifikan.
Meskipun demikian, Immanuel dkk menyatakan bahwa determinasi nilai
serum magnesium bukan merupakan metode yang baik untuk memeriksa status
magnesium dalam tubuh, karena jumlah magnesium ekstraseluler hanya sekitar <1%
dari total magnesium pada tubuh manusia, oleh karena itu nilai magnesium tidak
dapat menggambarkan jumlah aktual dari total magnesium dalam tubuh. Pada tubuh
manusia diketahui bahwa 30% dari magnesium serum merupakan magnesium yang
terikat dengan protein. Jika nilai protein berubah, maka juga dapat mempengaruhi
nilai magnesium27.
KETERBATASAN PENELITIAN
Keterbatasan penelitian ini adalah tidak adanya pemantauan secara terperinci
terhadap penyakit infeksi subjek penelitian sebelum dilaksanakan pengambilan darah
sehingga dapat mempengaruhi kadar magnesium dalam darah.
11
SIMPULAN
SARAN
Peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan pemeriksaan nilai serum
protein sekaligus. Selain itu, memperhatikan secara terperinci variabel-variabel yang
mempengaruhi kadar magnesium dalam darah seperti riwayat penyakit infeksi pada
subjek. Remaja obesitas baik stunted-obesity maupun non stunted-obesity disarankan
untuk menurunkan lingkar pinggang sesuai dengan WHtR yang dianjurkan;
mengonsumsi sumber-sumber magnesium, protein, kalsium, dan vitamin D sehingga
dapat terhindar dari hipomagnesemia dan dapat menurunkan resiko resistensi insulin
sejak usia dini.
UCAPAN TERIMAKASIH
Peneliti mengucapkan terima kasih kepada subjek penelitian, yaitu mahasiswa
di Universitas Diponegoro atas partisipasi, waktu dan kerjasama dalam kegiatan
penelitian. Terimakasih kepada Prof. dr. H.M. Sulchan, M.Sc. Da.Nutr., Sp.GK dan
Binar Panunggal, S.Gz., M.PH yang telah memberikan bimbingan dan saran.
Terimakasih pada teman-teman yang telah membantu dalam pengambilan data
penelitian.
12
DAFTAR PUSTAKA
13
10. Mardilovich K, Pankratz SL, Shaw LM. Expression and Function of the
Insulin Reseptor Substrate Protein in cancer. 2009. Cell Communication and
Signaling. 7:14
11. Larsson SC, Wolk A. Magnesium Intake and Risk of Type 2 Diabetes: a
meta-analysis. 2007 . Diabetes Care. 262(2):208–14.
12. Sales CH, Pedrosa LDFC. Magnesium and diabetes mellitus: their relation.
2006. Clinical Nutrition. 25:554-62.
13. Pham PCT, Miller JM, Pham PTT. Hypomagnesemia in Patients with Type
Diabetes. 2007. Clinical Journal of American society of Nephrology. 2: 366-
373
14. Balg U, Belsare P, Watve M, Jog M. Can Thrify Gene(s) or Predictive Fwtal
Programming for Thriftiness Lead to Obesity?. 2011. Journal of Obesity
Hindawi EPublishing Corporation. [homepage on the Internet]. c2018 [cited
2018 Augustus 2]. Available from http://dx.doi.org/10.1555/2011/861049
15. Pomeroy E, Stock JT, Stanojevic S, dkk. Stunting, Adiposity, and the
Individual-Level “Dual Burden” among Urban lowland and Rural Highland
Peruvian Children. 2014. American Journal of Human Biology. 26(4).
[homepage on the Internet] c2018 [cited 2018 Augustus 2]. Available from
https://doi.org/10.1002/ajhb.22551
16. Wilson HJ, Dickinson F, Hoffman DJ, dkk. Fat free mass explains the
relationship between stunting and energy expenditure in urban Mexican maya
children. Annals of Human Biology. 2012. 39(5): 432-439.
17. National Institute of Diabetes and Disgestive and Kidney Disease. Insulin
Resistance and Prediabetes. 2014.
18. Ross AC, Taylor CL, Yaktine AL. Dietary Refference Intakes for Calcium
and Phosphorus, Magnesium, Vitamin D, and Fluoride. Washington: Institute
of Medicine. [homepage on the Internet] c2018 [cited 2018 Augustus 2].
Available from https://www.ncbi.nlm.gov/books/NBK56070
14
19. Cheng William, Sekartini R. Hubungan status Gizi, Asupan Besi, dan
Magnesium dengan Gangguan Tidur Anak Usia 5-7 Tahun di Kampung
Melayu, Jakarta Timur Tahun 2012. eJournal Kedokteran Indonesia. 2014;
2(2):85-90
20. Martin H. Kroll. Ronald J. Ellin. Relationship between Magnesium and
Protein Concentration in Serum. . Clinical Chemistry. 1985; 31(2):244-246
21. Jackie Burgess RDH. Magnesium Absorption and Asimilation. The Afib
Report. 2010: 25(1):101-112
22. Zitterman, A. Magnesium deficit? Overlooked cause of low vitamin D
status?. Biomed Central. 2013. 11: 229.
23. Deng, X. Song, Y. Mansonn, JE. Dkk. Magnesium, Vitamin D Status and
Mortality; results from US National Health and Nutrition Examination Survey
(NHANES ) 2001 to 2006 and NHANES III. BioMed Central. 2013. 11:187
24. Jeroen, H. de Baaij, F. Joost, G. dkk. Regulation of magnesium balance:
Lessons learned from human genetic Disease. Clinical Kidney Journal. 2012.
5:i15-i24.
25. Ahsan T, Rahman M, AhsaN M. dkk. Multiple micronutrient (zinc,
magnesium) therapy to severe malnourished children: effect on growth catch
up and clinical recovery. ESJ. 2013:9:103-115
26. El-Maksoud, A.M.A. Khairy, S.A. Sharada, HM. dkk. Evaluation of
proinflamatory cytokines in nutritional stunted Egyptian children. EgyptIan
pediatric association Gazette. 2017. 80-84
27. Immanuel S, Iriani A. The reference of serum, plasma, and erytrocites
magnesium. Medical Journal Indonesia. 2006:15;229-235
15
Lampiran 1. Formulir Skrining
FORMULIR SKRINING
1. Fakultas :
2. Prodi/Departemen :
3. No. Identitas :
4. Nama :
5. Jenis Kelamin :
6. No HP/Id Line :
7. Tanggal Lahir :
8. Asal Daerah :
9. Alamat rumah :
10. Alamat Kos :
11. Tanggal Ukur :
12. Pengukuran Antropometri
Pengukuran 1 Pengukuran 2
TB :
BB :
LILA :
L. Pinggang :
L. Leher :
L. Lengan :
16
Lampiran 2. Informed Consent
Saudara/i yth,
Perkenalkan nama saya Fahad Syifausshudur, mahasiswa Program Studi Ilmu
Gizi S1 Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Guna mendapatkan gelar
sarjana gizi, maka salah satu syarat yang ditetapkan adalah menyusun sebuah karya
tulis ilmiah skripsi atau penelitian. Penelitian yang akan saya lakukan berjudul
“Kadar Magnesium pada Remaja Stunted-Obesity usia 17-19 tahun”
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui perbedaan kadar magnesium pada
remaja dengan status gizi stunting dan obesitas. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan informasi kepada masyarakat khususnya responden mengenai gambaran
kadar magnesium pada remaja stunting-obesity serta risiko stunting terhadap obesitas.
Dalam penelitian, dilakukan dengan mengambil data antropometri, berupa
mengukur tinggi badan, berat badan, lingkar pinggang, dan lingkar leher. Selanjutnya
akan dilakukan pengambilan sampel darah melalui vena mediana cubiti sebanyak 6
ml darah sebanyak satu kali yang dilakukan oleh petugas pengambil darah dari
Rumah Sakit Dr. Kariadi Semarang. Sebelum dilakukan pengambilan darah,
responden dianjurkan untuk melakukan puasa ±8jam.Sampel darah ini kami akan
digunakan untuk keperluan pengukuran kadar magnesium.
Efek samping yang sering terjadi setelah pengambilan darah adalah responden
akan mengalami sedikit nyeri dan memar yang bersifat sementara setelah darah
17
diambil menggunakan jarum suntik. Namun apabila terjadi pingsan, alergi,
pendarahan yang berlebihan, hematoma, atau efek samping lainnya maka subjek
dapat menghubungi peneliti agar dilakukan upaya tindakan lebih lanjut.
Penelitian ini tidak membahayakan nyawa saudara/i. Penelitian ini bersifat
sukarela dan tidak ada unsur paksaan. Partisipasi saudara/i dalam penelitian ini juga
tidak akan dipergunakan dalam hal-hal yang bisa merugikan saudara/i dalam bentuk
apapun. Data dari hasil pemeriksaan dapat saya jamin kerahasiaannya, yaitu dengan
tidak mencantumkan identitas subjek, dan data tersebut hanya akan digunakan untuk
kepentingan penelitian, pendidikan, dan ilmu pengetahuan. Maka dari itu, saudara/i
tidak perlu takut atau ragu-ragu untuk menjadi subjek dalam penelitian ini.
Responden berhak kapanpun mengundurkan diri tanpa mengurangi haknya sebagai
pendukung/pasien.
Apabila ada informasi yang belum jelas, saudara/i dapat menghubungi saya
Fahad Syifausshudur, Program Studi Ilmu Gizi, No. HP 082220704528. Demikian
penjelasan dari saya. Terima Kasih atas perhatian dan kerjasama saudara/i dalam
penelitian ini.
Setelah membaca dan memahami penjelasan tentang penelitian, dengan ini saya
menyatakan :
SETUJU/TIDAK SETUJU
Untuk berpartisipasi sebagai subjek penelitian dan penelitian tersebut.
Semarang, ………2018
18
Lampiran 3. Data responden
No Nama Jenis Berat Tinggi TB/U WHtR Kecukupan Kecukupan Kecukupan Kecukupan Kadar
Kelamin badan Badan Magnesium Protein (%) Vitamin D Kalsium Magnesium
(kg) (cm) (%) (%) (%) (mg/dL)
1 RS P 63.6 148.5 -2.22 0.55 80.32 41.19 5.33 17.12 1.1836
2 ARA P 46.8 145.9 -2.63 0.51 133.36 79.77 2.67 27.23 1.1154
3 RN P 57.6 149.6 -2.04 0.51 123.77 80.44 10.67 28.82 1.1286
4 ABS P 49.7 142.35 -3.17 0.50 77.54 66.53 38.00 64.62 0.9636
5 AAN L 68.4 161.45 -2.06 0.51 44.68 27.19 21.33 16.02 0.7964
6 BRND P 63.7 148.50 -2.24 0.53 61.00 25.76 14.67 15.73 1.0626
7 CKH L 70.3 160.00 -2.27 0.53 30.60 25.41 18.00 11.41 0.9053
8 FS L 81.2 158.50 -2.37 0.59 102.20 47.70 14.67 23.91 0.9669
9 FF L 75.3 160.30 -2.23 0.58 28.12 20.36 13.33 13.42 0.8712
10 MIA L 78.4 160.40 -2.16 0.57 110.12 41.84 10.00 47.48 0.9449
11 MY L 78.7 158.40 -2.49 0.58 76.92 29.82 5.33 24.45 0.9537
12 NH P 64.4 147.65 -2.35 0.61 167.5 74.84 27.33 37.95 0.9152
13 NAS P 49.2 148.00 -2.28 0.53 28.41 18.56 6.00 14.26 0.9339
14 ASC P 48.60 148.50 -2.24 0.52 80.23 33.06 27.33 11.86 0.5049
15 BYMB L 40.90 137.30 -5.38 0.56 65.12 69.27 4.00 14.18 1.0681
16 LCA L 59.80 160.20 -2.22 0.51 8.96 59.31 22.00 15.77 1.1253
17 WDP P 53.00 149.55 -2.04 0.57 61.41 36.22 6.00 16.08 1.1880
18 TH P 67.70 148.10 -2.28 0.53 6.68 13.20 0.01 4.63 1.2001
19 FCBU P 91.60 149.65 -2.06 0.67 25.09 22.49 36.00 59.50 1.2067
20 IMPS P 52.20 149.40 -2.01 0.51 41.64 26.95 7.33 12.18 1.2650
21 II L 62.30 156.35 -2.74 0.51 25.32 20.87 6.67 7.41 1.2110
22 MKB P 61.70 148.00 -2.31 0.56 21.36 17.40 6.00 14.36 1.3090
23 MRI L 62.80 160.00 -2.22 0.56 84.08 66.14 30.67 37.55 1.5257
24 SAKP P 60.20 149.10 -2.12 0.59 28.95 24.36 2.00 5.28 1.4344
25 YPH P 55.60 148.10 -2.28 0.57 49.41 34.41 8.00 9.48 1.3706
19
Kelompok Stunted-Non Obesity
No Nama Jenis Berat Tinggi TB/U WHtR Kecukupan Kecukupan Kecukupan Kecukupan Kadar
Kelamin badan Badan Magnesium Protein (%) Vitamin D Kalsium Magnesium
(kg) (cm) (%) (%) (%) (mg/dL)
1 AFT L 48.90 158.50 -2.25 0.43 54.84 50.17 12.67 15.87 1.2958
2 AS L 52.00 159.45 -2.34 0.43 96.32 58.72 33.33 30.76 1.4685
3 ABJ L 56.90 159.00 -2.39 0.49 82.72 64.56 4.67 19.23 1.3673
4 FMY L 44.90 157.65 -2.56 0.41 71.84 63.55 3.33 19.38 1.5994
5 HM P 59.30 149.70 -2.02 0.49 51.32 26.53 3.33 13.17 1.5928
6 NII P 41.30 149.40 -2.07 0.38 95.54 66.34 20.00 27.25 1.2793
7 NSF L 43.50 159.75 -2.21 0.42 88.24 72.34 16.00 21.04 1.2001
8 PT P 48.90 148.80 -2.72 0.49 59.64 50.85 12.00 20.38 1.4927
9 PA P 43.10 148.00 -2.30 0.43 43.14 29.23 6.00 15.20 1.5202
10 PMN P 43.40 149.55 -2.06 0.46 124.04 60.21 32.00 27.88 1.5928
11 RRSNA P 40.40 143.50 -2.99 0.46 32.82 32.34 8.67 6.88 1.5268
12 RSDA P 47.60 148.50 -2.24 0.47 183.91 83.75 27.33 61.89 1.5158
13 RP P 38.00 146.20 -2.56 0.40 114.32 109.65 38.67 38.62 1.4080
14 RA P 55.10 148.30 -2.20 0.48 31.86 19.56 28.67 17.82 1.3233
15 SF L 48.30 158.15 -2.49 0.45 70.32 80.88 16.67 42.83 1.2562
16 SA P 43.70 149.25 -2.08 0.41 74.95 63.92 10.67 14.98 1.4520
17 TM P 42.90 149.60 -2.05 0.43 114.09 76.46 38.00 37.83 1.5301
18 AA P 47.50 145.50 -2.69 0.43 180.41 68.87 27.33 58.66 1.6247
19 FRP P 54.40 146.90 -2.45 0.47 74.95 79.53 30.00 95.17 1.7369
20 HY P 42.50 147.60 -2.37 0.42 72.82 66.98 14.67 21.60 1.8634
21 HRMS P 49.40 146.50 -2.47 0.45 77.00 106.80 12.67 17.08 1.7435
22 AM P 51.50 147.90 -2.28 0.49 62.54 64.85 39.33 56.49 2.1505
20
Kelompok Non Stunted-Obesity
No Nama Jenis Berat Tinggi TB/U WHtR Kecukupan Kecukupan Kecukupan Kecukupan Kadar
Kelamin badan Badan Magnesium Protein (%) Vitamin D Kalsium Magnesium
(kg) (cm) (%) (%) (%) (mg/dL)
1 BAS L 85.25 168.30 -1.10 0.57 102.84 37.15 6.67 25.24 1.0505
2 INS L 79.10 170.40 -0.83 0.52 51.68 78.80 10.00 17.28 0.7964
3 MARKP L 78.40 169.95 -0.86 0.57 80.40 40.22 52.00 51.07 1.0263
4 MD L 78.30 173.10 -0.47 0.53 74.80 34.40 25.33 49.58 0.9570
5 MGA L 70.40 166.40 -1.35 0.52 80.96 49.24 20.00 23.04 1.0351
6 MIA L 76.50 167.00 -1.25 0.51 72.12 35.82 8.67 43.57 1.1715
7 MR L 72.90 166.60 -1.31 0.52 93.80 65.92 10.67 33.03 0.9779
8 RD L 93.70 167.40 -1.18 0.65 104.36 53.43 61.33 28.85 1.0417
9 RFY L 79.30 176.05 -0.05 0.55 201.44 49.08 22.00 35.53 1.0604
10 SF P 73.40 158.00 -0.72 0.52 47.82 22.98 5.33 9.99 1.1671
11 ANF P 69.50 160.60 -0.39 0.52 98.68 49.50 22.00 35.20 1.1627
12 DN P 50.20 151.40 -1.77 0.51 24.95 18.19 1.33 3.50 0.9702
13 LCA P 74.20 160.00 -0.48 0.55 34.14 16.44 4.00 11.31 1.0945
14 VDS P 64.30 152.00 -1.67 0.58 49.54 25.61 8.00 14.23 1.1550
15 ACTP L 70.00 163.75 -1.67 0.55 35.90 22.09 20.00 8.94 0.9086
16 CBS P 56.40 158.60 -0.69 0.50 75.41 64.66 20.67 47.23 0.5577
17 ATP P 91.70 165.95 -0.43 0.54 55.00 20.21 16.00 17.22 1.1715
18 AR L 79.30 168.90 -1.03 0.56 79.48 37.83 38.00 81.57 1.3354
19 ARN P 65.10 161.00 -0.33 0.53 78.95 38.81 4.00 15.33 1.6412
20 A P 67.90 154.10 -1.38 0.52 47.68 24.43 9.33 20.43 1.2265
21 ARAP P 68.40 155.50 -1.16 0.57 56.91 71.93 5.33 6.46 1.2441
22 FKI P 62.00 159.20 -0.59 0.51 123.45 70.11 10.00 33.24 1.2980
23 KAN L 87.40 167.45 0.66 0.51 78.60 28.98 15.33 25.59 1.3431
24 MWF L 91.30 174.60 -0.25 0.59 42.36 21.98 7.33 8.98 1.2584
25 SS P 70.30 153.10 -1.53 0.52 39.59 25.22 16.00 13.91 1.2353
21
Kelompok Non Stunted- Non Obesity
No Nama Jenis Berat Tinggi TB/U WHtR Kecukupan Kecukupan Kecukupan Kecukupan Kadar
Kelamin badan Badan Magnesium Protein (%) Vitamin D Kalsium Magnesium
(kg) (cm) (%) (%) (%) (mg/dL)
22
Lampiran 4. Tabel SPSS
23
Median 73.4000
Variance 114.940
Std. Deviation 1.0721E1
Minimum 50.20
Maximum 93.70
Range 43.50
Interquartile Range 11.15
Skewness -.069 .464
Kurtosis .015 .902
Normal Mean 55.6471 2.30377
95% Confidence Lower Bound 50.7633
Interval for Mean
Upper Bound 60.5308
5% Trimmed Mean 55.3690
Median 54.4000
Variance 90.225
Std. Deviation 9.49869
Minimum 38.90
Maximum 77.40
Range 38.50
Interquartile Range 15.35
Skewness .373 .550
Kurtosis .288 1.063
Tinggi Stunted Mean 1.5175E2 1.30484
badan obesity
95% Confidence Lower Bound 1.4906E2
Interval for Mean
Upper Bound 1.5445E2
5% Trimmed Mean 1.5197E2
Median 1.4940E2
Variance 42.565
Std. Deviation 6.52418
Minimum 137.30
Maximum 161.45
Range 24.15
Interquartile Range 11.20
Skewness .020 .464
Kurtosis -.676 .902
Stunted Mean 1.5117E2 1.13032
95% Confidence Lower Bound 1.4882E2
24
Interval for Mean
Upper Bound 1.5352E2
5% Trimmed Mean 1.5111E2
Median 1.4932E2
Variance 28.108
Std. Deviation 5.30167
Minimum 143.50
Maximum 159.75
Range 16.25
Interquartile Range 10.35
Skewness .604 .491
Kurtosis -1.233 .953
obesity Mean 1.6357E2 1.42603
95% Confidence Lower Bound 1.6063E2
Interval for Mean
Upper Bound 1.6652E2
5% Trimmed Mean 1.6357E2
Median 1.6595E2
Variance 50.839
Std. Deviation 7.13015
Minimum 151.40
Maximum 176.05
Range 24.65
Interquartile Range 10.30
Skewness -.144 .464
Kurtosis -.938 .902
Normal Mean 1.6159E2 1.88261
95% Confidence Lower Bound 1.5760E2
Interval for Mean
Upper Bound 1.6558E2
5% Trimmed Mean 1.6140E2
Median 1.6165E2
Variance 60.252
Std. Deviation 7.76219
Minimum 152.05
Maximum 174.60
Range 22.55
Interquartile Range 15.50
Skewness .290 .550
Kurtosis -.1429 1.063
25
TB/U Stunted Mean -2.4164 .1336
obesity
95% Confidence Lower Bound -2.6916
Interval for Mean
Upper Bound -2.1412
5% Trimmed Mean -2.2986
Median -2.2400
Variance .455
Std. Deviation .66679
Minimum -5.38
Maximum -2.01
Range 3.37
Interquartile Range .22
Skewness -3.994 .464
Kurtosis 17.596 .902
Stunted Mean -2.3541 .05309
95% Confidence Lower Bound -2.4645
Interval for Mean
Upper Bound -2.2437
5% Trimmed Mean -2.3385
Median -2.3200
Variance .062
Std. Deviation .24899
Minimum -2.99
Maximum -2.02
Range .97
Interquartile Range .34
Skewness -.754 .491
Kurtosis .484 .953
Obesity Mean -.8732 .11671
95% Confidence Lower Bound -1.1141
Interval for Mean
Upper Bound -.6323
5% Trimmed Mean -.9018
Median -.8600
Variance .341
Std. Deviation .58356
Minimum -1.77
Maximum .66
Range 2.43
26
Interquartile Range .88
Skewness .561 .464
Kurtosis .373 .902
Normal Mean -1.0153 .12991
95% Confidence Lower Bound -1.2907
Interval for Mean
Upper Bound -.7399
5% Trimmed Mean -1.0275
Median -1.0500
Variance .287
Std. Deviation .53563
Minimum -1.66
Maximum -.15
Range 1.51
Interquartile Range .97
Skewness .407 .550
Kurtosis -1.233 1.063
WHtR Stunted Mean .5504 .00807
obesity
95% Confidence Lower Bound .5337
Interval for Mean
Upper Bound .5671
5% Trimmed Mean .5471
Median .5500
Variance .002
Std. Deviation .04036
Minimum .50
Maximum .67
Range .17
Interquartile Range .06
Skewness 1.059 .464
Kurtosis 1.590 .902
Stunted Mean .4450 .00692
95% Confidence Lower Bound .4306
Interval for Mean
Upper Bound .4594
5% Trimmed Mean .4460
Median .4400
Variance .001
Std. Deviation .03248
27
Minimum .38
Maximum .49
Range .11
Interquartile Range .05
Skewness -0.83 .491
Kurtosis -.930 .953
Obesity Mean .5408 .00680
95% Confidence Lower Bound .5268
Interval for Mean
Upper Bound .5548
5% Trimmed Mean .5376
Median .5300
Variance .001
Std. Deviation .03402
Minimum .50
Maximum .65
Range .15
Interquartile Range .04
Skewness 1.512 .464
Kurtosis 2.994 .902
Normal Mean .4406 .00672
95% Confidence Lower Bound .4263
Interval for Mean
Upper Bound .4548
5% Trimmed Mean .4412
Median .4400
Variance .001
Std. Deviation .02772
Minimum .37
Maximum .50
Range .13
Interquartile Range .02
Skewness -5.88 .550
Kurtosis 2.664 1.063
28
Table 2. Uji One Way ANOVA Kecukupan Magnesium
Descriptives
ANOVA
Persentase kecukupan magnesium
Sum of Df Mean Square F Sig.
Squares
Between Groups 6680.350 3 2226.783 1.634 .188
Within Groups 115851.630 85 1362.960
Total 122531.980 88
Descriptives
29
Test Of Homogeneity of Variance
Persentase kecukupan protein
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1.018 3 85 .389
ANOVA
Persentase kecukupan protein
Sum of Df Mean Square F Sig.
Squares
Between Groups 8374.969 3 2791.656 7.094 0.000
Within Groups 3348.260 85 393.509
Total 41823 88
Descriptives
30
Table 5. Uji One Way ANOVA Kecukupan Asupan Vitamin D
Descriptives
ANOVA
Persentase kecukupan kalsium
Sum of Df Mean Square F Sig.
Squares
Between Groups 439.866 3 146.622 .898 .446
Within Groups 13884.203 85 163.344
Total 14324.068 88
31
Table 6. Uji One Way ANOVA Kadar Magnesium
Descriptives
Kadar magnesium
95% Confidence Interval for
Mean
N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum
Stunted obesity 25 1.0860E0 .2203163 .0440633 .995062 1.176946 .5049 1.5257
Stunted 22 1.5245E0 .2185156 .0465877 1.427666 1.621434 1.2001 2.1505
Obesity 25 1.1154E0 .2076344 .0415269 1.029737 1.201151 .5577 1.6412
Normal 17 .902453 .4409241 .1069398 .675751 1.129155 .2541 2.1505
Total 89 1.1676E0 .3461753 .0366945 1.094695 1.240541 .2541 2.1505
ANOVA
Kadar magnesium
32
Table 7. Uji PostHoc Tukey-Bonferroni
Multiple Comparisons
Dependent Variable kadar magnesium
95% Confidence Interval
Mean Lower Bound Upper Bound
(I)Kelompok (J)Kelompok Difference
responden responden (I-J) Std. Error Sig.
Tukey HSD Stunted obesity Stunted -.4385460 .0796665 .000 -6.47319 -.229773
Obesity -.0294400 .0770820 .981 -.231440 .172560
Normal .1835511 .0856719 .148 -.040960 .408062
33