Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
(Skripsi)
OLEH
MAI RISTA NILA SARI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2018
HUBUNGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)
TERHADAP ANGKA KEJADIAN OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIK
(OMSK) DI POLIKLINIK THT-KL RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK
BANDAR LAMPUNG
Oleh
MAI RISTA NILA SARI
Skripsi
Pada
Fakultas Kedokteran
Universitas Lampung
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2018
ABSTRACT
By
Keywords: clean and healthy life style, chronic suppurative otitis media
ABSTRAK
Oleh
Latar Belakang: Otitis media supuratif kronik (OMSK) adalah infeksi kronik di
telinga tengah ditandai dengan perforasi membran timpani dan sekret yang keluar
terus menerus atau hilang timbul, sekret berupa serous, mukoid atau purulen lebih
dari 8 minggu. Terjadinya OMSK salah satu faktor risikonya yaitu kurangnya
pengetahuan pasien mengenai penyakitnya dan perilaku pasien dalam kehidupan
sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara PHBS
terhadap angka kejadian OMSK.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif analitik deskriptif
observasional dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini
yaitu 54 responden yang terdiri dari 29 (53,7%) responden mengalami OMSK dan
25 (46,3%) responden tidak mengalami OMSK di poliklinik THT-KL RSUD DR.
H. Abdul Moeloek Bandar Lampung yang diambil dengan teknik pengumpulan
data consecutive sampling. Instrumen penelitian ini yaitu kuesioner PHBS yang
terdiri dari 12 pertanyaan. Uji hipotesis yang digunakan adalah chi square dengan
ketetapan (α = 0,05).
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan PHBS terhadap angka
kejadian OMSK yaitu sebanyak 30 (55,6%) responden memiliki PHBS buruk
yang terdiri dari sebanyak 26 (87%) responden mengalami OMSK dan sebanyak 4
(13%) responden tidak mengalami OMSK. Hasil uji chi square didapatkan nilai p-
value 0,000 untuk PHBS dan nilai p-value 0,000 untuk OMSK.
Simpulan: Terdapat hubungan antara PHBS dengan angka kejadian OMSK di
poliklinik THT-KL RSUD. DR. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung.
Kata kunci: Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), Otitis Media Supuratif
Kronik (OMSK)
RIWAYAT HIDUP
1995, sebagai anak ketiga dari lima bersaudara, dari Bapak HM Herman HS dan
Kotabumi pada tahun 2010, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) diselesaikan di
SMA Negeri 2 Kotabumi pada tahun 2013. Semasa SMA, penulis aktif sebagai
Forum Studi Islam (FSI) Ibnu Sina FK Unila dan menjadi anggota bidang dana
dan usaha pada tahun 2015-2016, selain itu penulis juga aktif sebagai divisi sosial
Segala puji bagi Allah SWT, Allah yang Maha Pengasih, Allah yang Maha
Penyayang, yang tiada habis memberikan kepada kita kasih dan sayang-Nya,
nikmat dan karunia-Nya, sehingga penelitian ini dapat saya selesaikan. Shalawat
Alhamdulillah atas kehendak dan pertolongan Allah SWT, akhirnya penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Lampung. Penulis meyakini penelitian skripsi ini tidak akan selesai tanpa
dukungan dan bantuan dari banyak kalangan. Maka dengan ini penulis sampaikan
1. Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P., selaku Rektor Universitas
Lampung;
4. dr. Roro Rukmi Windi Perdani, S.Ked., M.Kes., Sp.A, selaku Pembimbing
5. dr. Fitria Saftarina, S.Ked., M.Sc, selaku Penguji Utama atas waktu, ilmu,
7. Papah ku (HM Herman HS) dan Ibu ku (Hj Neli Yani), kedua orang tua
penulis yang selalu menyelipkan nama penulis di setiap doa mereka, yang
selalu memberikan restu dan ridho di setiap keputusan yang penulis ambil,
kasih sayang dan dukungan yang tak pernah putus, serta semangat dan
motivasi yang tak pernah habis sehingga penulis dapat melewati seluruh
bisa menjadi salah satu sumber kebahagiaan papah dan ibu di dunia dan di
akhirat;
Maha Riski HR dan Okto Heliyana HR. Terima kasih atas do’a, dukungan,
semangat, dan kebahagiaan yang senantiasa muncul saat bersama yang
menjadi motivasi bagi penulis, semoga kita dapat berkumpul lagi di surga-
Nya;
10. Seluruh staf pengajar Program Studi Pendidikan Dokter Unila atas ilmu
11. Seluruh staf Tata Usaha, Akademik, pegawai, dan karyawan FK Unila
Unila;
12. Seluruh staff Poliklinik THT-KL, Rekam Medik dan Diklat Rumah Sakit
15. Sahabat-sahabatku echa, wita dan lantani yang selalu menjadi pelipur lara
17. Teman-teman bimbingan dr. Mukhlis, Sp.THT : firdha, sekar, fakih, sarah,
nova dan nadia terimakasih untuk bantuan, semangat dan jadi teman
18. Teman-teman bimbingan dr. Roro, Sp.A : ulima, vermitia, belmon, niddia
19. Keluarga FK Kotabumi 2014, desti, dimas, panji, ice, atika, gita, nabila,
raqi, rifda, terimakasih atas bantuan dan kebersamaan yang telah kita lalui
selama perkulihan;
20. Teman-teman dari smanda kotabumi andre, desti, annisa, jokowi, cae, rizki
aprilia, arisandi, noeril dan sheldy terimakasih untuk setiap canda tawa dan
21. Sahabat-sahabat kecil ku, intan, reres, yesi, maya, terimakasih atas
22. Teman-teman angkatan 2014 (CRANIAL) yang tidak dapat saya sebutkan
solidaritas selama 3,5 tahun perkuliahan ini, semoga kelak kita semua bisa
yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu, terima kasih atas segala
Penulis menyadari skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan dan jauh
dari kesempurnaan, namun penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat
dan pengetahuan baru kepada setiap orang yang membacanya. Semoga segala
perhatian, kebaikan dan keikhlasan yang diberikan selama ini mendapat balasan
Penulis
Halaman
DAFTAR ISI................................................................................................... i
DAFTAR TABEL .......................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. v
BAB 1. PENDAHULUAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Desain Penelitian……………………………………………………..….44
3. Karakteristik Responden.…………………………………………….….56
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Anatomi Telinga…………………………………………….…………..18
3. Gambaran OMSK………………………………………………………39
6. Alur Penelitian..........................................................................................52
iv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
2. Kuesioner...................................................................................................72
6. Persetujuan Etik........................................................................................84
v
BAB 1
PENDAHULUAN
(Caponetti G dkk, 2009). OMSK tipe bahaya dapat menginvasi tulang dan
lebih lanjut akibat infeksi dan menghindari penderita dari komplikasi (Helmi,
dilaporkan terdapat 17,4% penderita dengan otitis media kronis dari seluruh
2
penderita yang berobat ke salah satu klinik THT, 15% diantaranya dijumpai
juta orang menderita OMSK dengan otorea dan 60% (39 sampai 200 juta
usia terbanyak penderita infeksi telinga tengah adalah usia 7-18 tahun dan
sebesar 15,7% dan pada tahun 1991 dilaporkan sebesar 10, 96%. Prevalensi
morbiditas THT sebesar 38,6% (Depkes, 2014). Pasien OMSK meliputi 25%
supuratif kronik antara 2,1-5,2% (Paparella, dkk 2001). Data poliklinik THT
Prevalensi PHBS di Indonesia pada tahun 2011 masih rendah yaitu 38,7%,
dibandingkan dengan target Nasional sampai tahun 2013 sebesar 65,0%. Hasil
yang terkait dengan PHBS yaitu kurang makan buah dan sayur pada
penduduk umur kurang dari 10 tahun adalah 93,6%, pemakaian air bersih
dalam rumah tangga per orang setiap hari <20 liter adalah 14,4%, yang
menggunakan jamban sendiri adalah 60%, rumah tangga yang tidak ada
Komplikasi OMSK tipe bahaya mempunyai tanda dan gejala klinis yang khas
menggambarkan penderita tipe bahaya. Faktor risiko dari OMSK belum jelas,
namun infeksi saluran napas atas berulang dan kondisi sosio-ekonomi yang
buruk, seperti: perumahan padat, higienitas dan nutrisi yang buruk yang
literatur yang ada. Penyakit ini tidak lebih umum dibandingkan OMA yang
Faktor-faktor risiko yang kita ketahui saat ini lebih banyak dari kajian OMA
yang dipakai juga sebagai faktor-faktor risiko OMSK. Hal ini berdasarkan
angkanya jauh lebih rendah namun angka ini menunjukan bahwa prevalensi
riwayat infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), riwayat otitis media akut
(OMA), paparan asap rokok dan rendahnya status sosial adalah faktor-faktor
risiko yang penting untuk OMSK. Faktor-faktor risiko yang lain yang belum
PHBS dapat mencegah terjadinya penyakit dan melindungi diri dari ancaman
suatu penyakit diantaranya yaitu diare, muntaber, disentri, DBD dan OMSK
diri sendiri, seperti: kebiasaan mencuci tangan yang kurang baik, mudah
terkena polusi udara (asap rokok) atau perilaku merokok di dalam rumah dan
5
nutrisi yang buruk yaitu kurangnya asupan makanan yang bergizi seperti
makan buah dan sayur setiap hari. OMSK dipengaruhi atau ditimbulkan oleh
tiga hal yaitu adanya kuman (terdiri dari lebih dari 300 jenis bakteri, virus,
dan riketsia), keadaan daya tahan tubuh (status nutrisi, imunisasi) dan keadaan
mastoid melalui toksin dan enzim yang diproduksi oleh bakteri tersebut,
selain itu ada beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan terjadinya
OMSK yaitu : riwayat infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), alergi, riwayat
otitis media akut (OMA), paparan asap rokok, lingkungan padat dan
mata saja. Adanya terapi yang sesuai dan efisien untuk dapat mengatasinya
sekret yang keluar biasanya tidak cepat kering atau selalu kambuh lagi.
Kondisi tersebut dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti adanya perforasi
membran timpani yang permanen. Selain itu juga sumber infeksi lain pada
6
organ yang berada di sekitar telinga tengah seperti faring, nasofaring, hidung
Sehingga dalam hal ini peneliti ingin mengetahui apakah terdapat hubungan
antara Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) terhadap angka kejadian
RSAM
1. Bagi Penulis
4. Bagi Masyarakat
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perilaku
objek yang dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan
seseorang untuk memelihara atau menjaga kesehatan agar tidak sakit dan
pada saat menderita penyakit dan atau kecelakaan. Perilaku ini dimulai
2011).
rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup
pendapatan keluarga.
b. Bagi Masyarakat:
masalah kesehatan.
yaitu :
4) Usia lanjut.
5) Pengasuh anak.
medis lainnya.
13
minuman tambahan lain pada bayi mulai usia nol hingga enam
bulan.
tahun.
ventilasi udara yang cukup, lantai kedap air, tersedia air, sabun
yang ada di dalam rumah, seperti bak mandi, WC, vas bunga,
tatakan kulkas dan di luar rumah seperti talang air dan lain-lain
h. Makan sayur dan buah setiap hari, konsumsi sayur dan buah
sebagainya.
Anatomi telinga dibagi menjadi tiga bagian yaitu telinga luar, telinga
tengah dan telinga dalam. Telinga luar terdiri dari aurikula, kanalis
segmen timpani dan inferior oleh bulbus jugularis dan nervus fasialis.
1. Tulang yang terdapat pada bagian belakang dan pendek (1/3 bagian).
2. Tulang rawan yang terdapat pada bagian depan dan panjang (2/3
bagian).
udara luar, drainase sekret yang berasal dari kavum timpani menuju ke
pendengaran (osikel), dari luar ke dalam maleus, inkus dan stapes. Selain
kranii media. Dinding medial adalah dinding lateral fosa kranii posterior.
dengan tekanan udara luar dengan cara kontraksi dari m. tensor veli
drainase.
2.2.3 Definisi
keluar terus menerus atau hilang timbul, sekret berupa serous, mukoid
adalah inflamasi kronik dari telinga tengah dan mukosa mastoid dimana
Otitis media supuratif kronik terdiri dari 2 tipe yaitu OMSK tipe
benigna (aman) dan tipe maligna (bahaya). Kedua tipe tersebut dapat
21
bersifat aktif atau tenang. Disebut sebagai OMSK tipe maligna karena
berbagai jenis otitis media, agar didapat pemahaman yang benar tentang
keluar dari telinga tengah membedakan OMSK dari bentuk lain dari
otitis media kronik. OMSK juga disebut chronic active mucosal otitis
otitis media kronik dengan efusi, chronic secretory otitis media, chronic
otitis media, chronic mucoid otitis media, otitis media dengan efusi
2.2.4 Etiologi
pada anak, jarang di mulai setelah dewasa. Otitis media akut dimulai
oleh adanya infeksi virus yang merusak mukosa siliar pada saluran
dari mukosa telinga tengah sama seperti infiltrasi leukosit. Posisi tuba
atas. Pada OMSK bakteri yang ditemukan mungkin bakteri aerob yaitu:
2007).
23
yang satu dengan yang lain. Pada anak suku Aborigin, OMSK juga
obstruction).
2.2.7 Patogenesis
tengah, pada tipe ini didahului oleh kelainan fungsi tuba, faktor
(Helmi, 2010).
yang cepat di atas sisi medial dari membran timpani yang hal ini juga
osteitis yang terjadi pada tulang temporal dan osikula. Proses ini akan
bakteri dan virus dalam lingkungan dimana respon imun host akan
perkembangan otitis media dapat berasal dari faktor pejamu atau faktor
media akut (OMA), paparan asap rokok dan rendahnya status sosial
1. Faktor pejamu
a. Sistem imun
b. Genetik
OME (Kong dan Coates, 2009). Hubungan antara genetik dan otitis
c. Kelainan kongenital
d. Alergi
OMSK berkisar dari 24% sampai dengan 89%. Bukti baru dari
al., 2014).
2. Faktor infeksi
a. Riwayat ISPA
disebabkan oleh adanya riwayat ISPA sebesar 61%, yaitu 37% OMA
pernapasan. Hal ini bisa menjadi faktor risiko untuk riwayat ISPA
virus atau bakteri. Penyakit ini diawali dengan panas disertai salah
satu atau lebih dari gejala seperti tenggorokan sakit atau nyeri telan,
akut (batuk pilek) dengan onset < 2 minggu atau berulang (kronik
eksaserbasi akut), > 4 kali dalam 3 bulan atau > 6 kali dalam 1 tahun
b. Riwayat OMA
3. Faktor sosiodemografi
prevalensi dan profil penyakit telinga tengah pada anak usia 5-12
ekonomi.
a. Usia
Dua puncak insiden otitis media terjadi pada usia 6 bln - 2 tahun
yaitu pada saat anak mulai disapih dan mulai terekspos dengan
kondisi lingkungan dan usia 4-5 tahun pada saat anak mulai
b. Jenis kelamin
c. Suku
d. Tingkat pendidikan
2011)
e. Pendapatan keluarga
f. Status gizi
Penggunaan berat badan dan tinggi badan akan lebih jelas dan
(PHBS) saat ini juga telah menjadi perhatian dunia, hal ini
a. Basahi sampai bersih dan rata tangan kita dengan air bersih
yang mengalir
g. Lap dengan lap tangan atau tisu yang bersih sampai kering
37
b. Kebiasaan merokok
2.2.9 Diagnosis
bersifat menetap atau hilang timbul dengan durasi lebih dari 8 minggu.
Cairan yang keluar dapat berupa cairan serous, mukoid atau purulen.
PHBS adalah faktor perilaku, non perilaku fisik, sosial ekonomi dan
Meskipun faktor yang lain tidak ada masalah, tetapi apabila kondisi
40
yaitu adanya kuman (terdiri dari lebih dari 300 jenis bakteri, virus,
dan riketsia), keadaan daya tahan tubuh (status nutrisi, imunisasi) dan
Lingkungan (PHBS).
1. Faktor Penjamu
a. Sistem Imun
b. Genetik
c. Kelainan kongenital
d. Alergi
2. Faktor Infeksi
a. Riwayat ISPA
b. Riwayat OMA
3. Faktor Sosiodemografi
a. Usia
b. Jenis kelamin
c. Suku
Kejadian Otitis Media
d. Tingkat pendidikan Supuratif Kronik
e. Pendapatan keluarga
(OMSK)
f. Status gizi
g. Jarak rumah ke fasilitas kesehatan
4. Faktor Perilaku (PHBS)
a. Kebiasaan mencuci tangan
b. Kebiasaan merokok
c. Kebiasaan makan buah dan sayur
setiap hari
2.6 Hipotesis
sebagai berikut :
2. H0 : Tidak ada hubungan antara perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
BAB III
METODE PENELITIAN
OMSK (+)
Baik
OMSK (-)
PHBS
OMSK (+)
Buruk
OMSK (-)
Lampung.
3.3.1 Populasi
3.3.2 Sampel
Lampung.
1. Kriteria Inklusi
2. Kriteria Eksklusi
Lampung.
]
n=
( )
[ , . √ . , . , . √ . . . . . . ]
n=
( , , )
, .√ . . .√ .
n= ( , )
[ . . . . . . ]
n= ,
[ . . ]
n= .
[ , ]
n= .
,
n= .
Keterangan:
P2= Proporsi pada kelompok standar, atau kontrol (0,15) (Ristin, 2015)
Q2 = (1-P2) = 0,85
Q = (1-P) = 0,73
berupa ukuran sampel yang tidak cukup besar, ketidaktepatan dalam pengukuran
subjek yang datang secara berurutan dan memenuhi kriteria pemilihan dan
(Notoatmodjo, 2012)
48
menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang
Bandar Lampung.
Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa data primer dan data
sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh peneliti langsung dari
sumber pertama langsung yaitu seluruh pasien yang mengalami OMSK dan
Moeloek Bandar Lampung. Data sekunder merupakan data pasien OMSK dan
tidak OMSK nya telah ada didalam rekam medik. Pada penelitian ini data
50
primer yang digunakan berupa kuesioner yang dibagikan dan diisi oleh
mengenai hubungan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) terhadap angka
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti
untuk mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dan rekam
diungkap dan sampel diminta untuk memilih salah satu jawaban dari beberapa
hidup bersih dan sehat (PHBS) terhadap angka kejadian otitis media supuratif
dengan tingkatannya. Teknik pemberian skor pada kuesioner ini jika jawaban
yang diharapkan maka diberi nilai 5, jika jawaban kadang-kadang atau tidak
tahu maka diberi nilai 3, dan jika jawaban yang tidak diharapkan maka diberi
Uji validitas adalah suatu indeks yang bertujuan untuk menguji sejauh
2014).
lebih dari 2 kali untuk alat ukur yang sama. Reliabilitas kuesioner diuji
Penentuan pembimbing
Pelaksanaan penelitian
Hasil penelitian
Pengolahan data
Data yang telah didapat dari proses pengumpulan data primer dan
sifatnya.
dua macam analisis data yaitu analisis univariat dan analisis bivariat.
kemaknaan (α < 0,05) yang artinya apabila diperoleh p < α, berarti ada
dependent dan bila nilai p > α, berarti tidak ada hubungan yang
(Trihendradi, 2013).
Penelitian ini telah mendapatkan persetujuan kaji etik dari bagian etik
nomor 1404/UN26.18/PP.05.02.00/2018
67
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Terdapat hubungan yang bermakna antara Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) yaitu kebiasaan mencuci tangan yang kurang baik, merokok dan tidak
makan buah dan sayur setiap hari terhadap angka kejadian Otitis Media
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan oleh peneliti berdasarkan hasil penelitian
dengan cara baik dan benar terutama kebiasaan mencuci tangan, tidak
merokok serta makan buah dan sayur setiap hari agar mengurangi
2. Bagi peneliti lain perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mencari
merokok dan tidak makan buah dan sayur setiap hari yang dapat
makan buah dan sayur setiap hari yang dapat menyebabkan terjadinya
OMSK.
DAFTAR PUSTAKA
Bluestone, C.D., Klein, J.O. 2007. Otitis media, atelektasis, and eustachian tube
dysfunction. In Bluestone, Stool, Kenna eds. Pediatric otolaryngology. 3rd ed.
London: WB Saunders, Philaselphia, 388-582.
Chole RA, Nason R. 2009. Chronic otitis media and cholesteatoma. In:
Ballenger’s manual of otorhinology head and neck surgery. Connecticut : BC
Decker; p. 217-27.
Dahlan MS. 2009. Besar sampel dan cara pengambilan sampel dalam penelitian
kedokteran dan kesehatan. Jakarta : Salemba Medika.
Dapartemen Kesehatan Republik Indonesia. 2003. Pedoman upaya kesehatan
telinga dan pencegahan gangguan pendengaran untuk puskesmas. Jakarta :
Depkes RI.
Dhingra PL, 2007. Disease of ear, nose and throat, Edisi 6, New Delhi, Elsevier :
67-85.
Djaafar ZA. 2008. Kelainan telinga tengah. Dalam : Buku ajar penyakit telinga,
hidung, tenggorokan, kepala dan leher. Edisi 3. Jakarta : Balai Penerbit FK
UI; 2008. Hal. 64-85.
Gross ND, Mc Menomey SO. 2008. Aural complications of otitis media. In:
Glasscock ME, Gulya AJ, editors. Surgery of the ear. 5th ed. BC Decker:
Ontario; p.435-4.
Helmi. 2010. Otitis media supuratif kronis. Dalam : pengetahuan dasar, terapi
medik, mastoidektomi, timpanoplasti. Jakarta : Balai Penerbit FK UI. Hal 55-
72.
Kong K, Coates HLC. 2009. History , definitions, risk factors and burden of otitis
media. MJA. Australia. 191(9). p S39-S43.
Lasisi A.O., O.Olayemi, A.E. Irabor. 2008. Early onset otitis media: risk factors
and effect on the outcome of chronic otitis media. Eur arch otorginolaryngol
2008 ; 265 : 765-8.
Ludman H. 2011. Complications of chronic suppurative otitis media. In: Scott-
Brown’s Otolaryngology. London: Butterworth, Heinemann; 1997. p. 1- 23.
Loy AHC, Tan AL, Lu PKS. 2009. Microbiology of chronis suppurative otitis
media. Singapore Med J. p. 43 : 296-9.
Napu, Nur’ain. 2012. Gambaran perilaku kepala keluarga tentang PHBS di desa
Tunggulo Selatan Kecamatan Tilong Kabila Kabupaten Bone Bolango.
Program studi kesehatan masyarakat peminatan kesehatan lingkungan,
fakultas ilmu - ilmu kesehatan dan keolahragaan. Universitas Negeri
Gorontalo.
Notoatmodjo S. 2007. Promosi kesehatan dan ilmu perilaku. Jakarta : PT. Rineka
Cipta.
O’Connor TE, Perry CF, Lannigan FJ. 2009. Complications of otitis media in
Indigenous and non-indigenous children, Med J Aust, 191 (9) : 60-64.
Paparella MM, Adams GL, Leviene SC. 2001. Penyakit telinga tengah dan
mastoid. Dalam : Effendi M, Santoso K, Ed. BOIES Buku Ajar Penyakit
THT. Edisi 6. Jakarta : EGC, hal : 88 – 118.
Parry D, Roland PS. 2011. Middle ear, chronic suppurative otitis, medical
treatment. Available from : http://emedicine.medscape.com/otolaryngology
Revai K et al. 2007. Incidence of Acute Otitis Media and Sinusitis Complicating
Upper Respiratory Tract Infection: The Effect of Age. Journal of The
American Academy of Family Physician. 76 (11) : 1650-1658.
Sutrisno C, Totok. 2004. Teknologi penyediaan air bersih. Rineka Cipta : Jakarta
Syafrizal. 2002. Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan faktor-faktor yang
berhubungan dengan PHBS pada keluarga di kabupaten Aceh Barat propinsi
Aceh. Tesis FKM UI, Depok.
Trihendradi C. 2013. Step by step IBM SPSS 21 : Analisis Data Statistik. Penerbit
CV. Andi Offset. Yogyakarta.
Utami TF, Bambang U, Kartono S. 2010. Rinitis alergi sebagai faktor risiko otitis
media supuratif kronik. Cermin Dunia Kedokteran. 179(428):9
World Health Organization. 2012. Suppurative otitis media burden of illness and
management options. Geneva, Switzerland : WHO.
Zhang Y, Min X, Jin Z, et al. 2014. Risk factors for chronic and recurrent otitis
media – A meta Analysis. Plosone ; 1 : p. 1-7.