Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
JURNAL
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2014
PROCEDURE FOR OBTAINING PERMISSION TO PRACTICE PHYSICIAN
VIEWED FROM THE ADMINISTRATIVE LAW
ABSTRACT
ABSTRAK
dalam pasal 1 ayat (3) UUD Negara Republik Indonesia 1945. Dalam sebuah
negara hukum terdapat pengakuan terhadap jaminan hak-hak asasi manusia yang
secara tegas dilindungi oleh konstitusi. Tujuan dari hukum adalah untuk
menjamin adanya kepastian hukum dalam masyarakat. Selain itu hukum bertujuan
mengatur masyarakat agar bertindak tertib dalam pergaulan hidup secara damai,
menjaga agar masyarakat tidak bertindak anarki dengan main hakim sendiri
dan menjamin keadilan bagi setiap orang akan hak-haknya sehinggga tercipta
bahwa salah satu tujuan negara Indonesia adalah melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Untuk mencapai tujuan tersebut
seluruh warga negara dalam berbagai bidang kehidupan. Selain tujuan tersebut,
Kesehatan yang ditujukan sebagai upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam
1
Edi, Wibowo, dkk, Hukum dan Kebijakan Publik, Yogyakarta: Yayasan Pembaruan
Administrasi Publik Indonesia, 2004, hal 78
Dalam undang-undang No. 29 Tahun 2004 dikatakan bahwa Surat izin
praktik adalah bukti tertulis yang diberikan pemerintah kepada dokter dan dokter
malpraktek administrasi.
Oleh karena itu instrumen perizinan menjadi salah satu faktor yang
penting ketika seorang dokter akan membuka praktek kesehatan, karena instrumen
perizinan tersebut dapat dijadikan sebagai bukti bahwa dokter yang bersangkutan
dokter dan dokter gigi yang memiliki etik dan moral yang tinggi, keahlian dan
kesehatan, dokter, dan dokter gigi. Pada dasarnya tindakan medis yang dilakukan
oleh pihak rumah sakit/dokter merupakan tindakan yang sangat mulia yaitu
Administrasi Negara?
3. Untuk mengetahui prosedur perolehan izin praktik dokter ditinjau dari Hukum
Administrasi Negara.
Metode Penelitian
1. Spesifikasi Penelitian
deskriptif atau gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta,
sifat dan hubungan antar fenomena atau gejala yang diteliti sambil
menganalisisnya, yaitu mencari hubungan sebab akibat dari suatu hal dan
3
Moh. Nazar, Metode Penelitian, (Jakarta : Ghalia, 1985), hal 63
Selanjutnya, spesifikasi penelitian deskritif analitis ini digunakan
untuk menganalisis, yaitu mencari sebab akibat dari permasalahan yang terdapat
logis sesuai dengan perumusan masalah yang menjadi fokus dalam penelitian
ini.
2. Metode Pendekatan
yaitu suatu cara meneliti dalam penelitian hukum yang dilakukan terhadap bahan
pustaka atau data sekunder belaka dan dengan menggunakan metode berpikir
dengan metode berpikir deduktif adalah cara berpikir dalam penarikan kesimpulan
yang ditarik dari sesuatu yang sifatnya umum yang sudah dibuktikan bahwa dia
benar dan kesimpulan itu ditujukan untuk sesuatu yang sifatnya khusus. 5
3. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu data sekunder.
Data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari penelitian kepustakaan dan
dokumentasi, yang merupakan hasil penelitian dan pengolahan orang lain, yang
disediakan di perpustakaan. 6
4
Peter MM.Penelitian Hukum. (Jakarta : Kencana, 2010), hal. 17
5
Sedarmayanti &Syarifuddin Hidayat, Metodologi Penelitian. (Bandung : Maju Mandar, 2002),
hal 23
6
Hilman Hadikusuma, Metode Pembuatan Kertas Kerja atau Skripsi Ilmu Hukum
(Bandung : Mandar Maju, 1995), hal 65
Bahan hukum primer adalah bahan hukum yang terdapat dalam suatu
hakim, traktat, kontrak, keputusan Tata Usaha Negara. Bahan hukum primer yang
Bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang diperoleh dari buku
teks, jurnal-jurnal, pendapat para sarjana, serta kasus-kasus hukum. Selain itu
dalam penelitian ini dipergunakan pula bahan hukum tersier. Bahan hukum tersier
terhadap bahan hukum primer dan sekunder, seperti kamus hukum, ensiklopedia
dan lain-lain.
ini dalah deskriptif analitis sehingga metode pendekatan yang adekurat digunakan
dalam penelitian skripsi ini adalah metode pendekatan yuridis normatif, maka
jenis jenis data yang dapat digunakan adalah data sekunder yang bersifat
kualitatif. Data sekunder yang terdiri dari bahan hukum primer, sekunder dan
tersier tersebut diperoleh dengan cara atau melalui suatu kegiatan yang dinamakan
Oleh karena data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data
data yang berupa hasil pengolahan orang lain, dalam bentuk teks otoritas
usaha Negara, kebijakan publik dan lainnya), literatur atau buku teks, jurnal,
5. Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif
normatif. Metode kualitatif normatif ini digunakan karena penelitian ini tidak
dalam bentuk kalimat yang konsisten, logis dan efektif serta sistematis sehingga
memudahkan untuk interprestasi data dan konstruksi data serta pemahaman akan
analisis yang dihasilkan, yaitu mencari seba akibat dari suatu masalah dan
dalamnya memberikan amanat untuk membuat sebuah badan yang akan disebut
mempunyai tugas :
Undang-Undang No. 29/2004 baru akan berlaku setelah satu tahun sejak
diundangkan, bahkan penyesuaian STR dan SIP diberi waktu hingga dua tahun
gigi. Di dalamnya juga termuat formulir untuk mendapatkan STR ataupu SIP.
Juga Kemudian KKI membuat peraturan yang tertuang dalam Peraturan Konsil
Kedokteran Indonesia Nomor 1 Tahun 2005 tentang Registrasi Dokter dan Dokter
Gigi.
(1) Surat izin praktik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 dikeluarkan oleh
(2) Surat izin praktik dokter atau dokter gigi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
(3) Satu surat izin praktik hanya berlaku untuk 1 (satu) tempat praktik.
Pasal 38
(1) Untuk mendapatkan surat izin praktik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36,
a. memiliki surat tanda registrasi dokter atau surat tanda registrasi dokter gigi
yang masih berlaku sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29, Pasal 31,
a. surat tanda registrasi dokter atau surat tanda registrasi dokter gigi masih
berlaku; dan
b. tempat praktik masih sesuai dengan yang tercantum dalam surat izin
praktik.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai surat izin praktik diatur dengan Peraturan
Menteri.
B. Pelayanan Pengurusan Izin Praktik Dokter
mengadakan penetapan yang merupakan lisensi ini ialah bahwa hal-hal yang
b. Dispensasi, ini adalah suatu pengecualian dari ketentuan umum, dalam hal
mengadakan pengecualian.
kewenangan kewajiban.
Bentuk dan isi dari izin harus mengandung unsur kepastian hukum.
Penerbitan suatu izin harus tertulis dan secara umum memuat hal-hal sebagai
berikut8 :
sistem perizinan, organ yang paling berbekal mengenai materi dan tugas
7
Muchsan, Pengantar Hukum Administrasi Negara Indonesia, Liberty, Yogyakarta, 1982,
hal. 12.
8
Ibid.
b. Alamat harus lengkap
yang memuat izin akan dialamatkan kepada pihak yang memohon izin.
Keputusan yang memuat izin, demi alasan kepastian hukum harus memuat
uraian sejelas mungkin untuk apa izin itu diberikan. Diktum terdiri atas
e. Pemberian alasan
f. Pemberitahuan tambahan
lain-lain.
9
Ibid.
b. Beberapa izin khusus dimungkinkan untuk dipindahtangankan
f. Izin harus sesuai dengan hukum positif yang berlaku. Izin dapat dicabut
h. Pembatasan dari segi jangka waktu berlakunya suatu izin (pemohon tidak
melakukan perpanjangan).
Surat Izin Praktik selanjutnya disebut SIP adalah bukti tertulis yang
diberikan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota kepada dokter dan dokter gigi yang
3. Satu surat izin praktik hanya berlaku untuk I (satu) termpat praktik.
Pasal 38 dinyatakan
a. surat tanda registrasi dokter atau surat tanda registrasi dokter gigi
izin praktik.
Peraturan Menteri.
dokter atau dokter gigi dengan pasien dalam upaya untuk pemeliharaan
2. Dokter atau dokter gigi pengganti sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
harus dokter atau dokter gigi yang mempunyai surat izin praktik.
1. Dokter atau dokter gigi yang telah mempunyai surat izin praktik dan
dokter gigi yang tidak memiliki surat izin praktik untuk melakukan praktik
juga sangat tinggi karena perizinan mempengaruhi pendapatan dan iklim investasi
daerah. Kewenangan untuk memungut pajak dan retribusi serta penerbitan izin
berlaku. Lebih jauh lagi, pemerintah daerah juga dapat membuat pajak lokal,
mencegah terjadinya pungutan pajak dan retribusi yang berlebihan serta perizinan
daerah melalui kajian kesesuaian kebijakan akan dan peraturan daerah dengan
Saat ini terdapat banyak jenis pelayanan perizinan yang diberikan oleh
pemerintah daerah sendiri. Izin khusus tertentu berbeda antarsatu daerah dengan
daerah lainnya, tetapi jenis perizinan secara umum yang berlaku di hampir setiap
dinas-dinas ini tentu saja menambah beban kerja yang cukup signifikan.
10
Wibawa, Fahmi, Panduan Praktis Perizinan Usaha Terpadu. Jakarta: PT. Grasindo,
hal 12
Salah satu isu penting yang patut diperhatikan adalah banyaknya jenis
Keahlian teknis ini mungkin sudah atau mungkin belum dimiliki aparat di instansi
tertentu. Generalisasi terhadap isu ini tidak mungkin dapat dilakukan untuk semua
manusia dan tingkat keahlian teknis yang dibutuhkan dalam satu bidang sangat
berbeda dari satu instansi dengan instansi lainnya dan dari satu kabupaten/kota
1. Pemeriksaan kesehatan
2. Pengobatan penyakit
3. Rawat inap
4. Pengobatan pencegahan
6. Pemeriksaan air
7. Pemeriksaan radiologi
terhadap semua kegiatan dan atau urusan pelayanan kesehatan dalam rangka
(1) Setiap orang pribadi atau badan yang mendirikan dan atau menyelenggarakan
sarana pelayanan kesehatan dan yang akan bekerja pada pelayanan kesehatan
c. Izin optic
dan Minuman.
h. Izin Apotik
i. Izin Salon
m. Izin Fisiotrapi.
11
Ibid
n. Izin Praktik Sinshei, Tabib, Akupuntur, Pengobatan Tradisional dan
Pengobatan Alternatif.
o. Izin Laboratorium
a. Izin Apoteker.
c. Izin Refleksi
d. Izin Perawat
e. Izin Analis.
f. Izin Bidan.
g. Izin Optisi.
(5) Untuk memperoleh izin sebagaimana dimaksudkan pada ayat (1) di atas, si
Daerah dengan persyaratan yang akan diatur lebih lanjut dengan keputusan
Kepala Daerah.
(6) Permohonan sebagaimana dimaksudkan pada ayat (4) dipersamakan dengan
SPTRD.
(7) Izin sebagaimana dimaksudkan pada ayat (1) di atas baru dapat diberikan
(8) Apabila dianggap perlu permohonan izin sebagaimana dimaksudkan pada ayat
yang berlaku.
bahwa: (1) Jangka waktu berlakunya izin ditetapkan selama usaha berjalan dan
atau tenaga kerja yang bersangkutan masih bekerja. (2) Dalam rangka pengawasan
dan pengendalian atas izin, wajib dilakukan pembaharuan izin setiap 5 (lima)
tahun sekali. Pasal 8 dinyatakan bahwa (1) Izin diberikan atas nama pemohon. (2)
Dalam surat izin dimuat ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi dan dipatuhi
oleh pemegang izin. (3) Izin tidak dapat dipindahtangankan kepada pihak lain
kecuali atas persetujuan Kepala Daerah atau petugas yang ditunjuk. (4) Syarat-
syarat dan pengalihan izin diatur lebih lanjut dengan Keputusan Kepala Daerah.
Penerima Dinas.
pada Pasal 6 ayat (2) dapat dialihkan atau dipindah tangankan kepada pihak
(2) Setiap persetujuan yang diberikan oleh Kepala Daerah atau izin sebagaimana
dimaksudkan pada ayat (1) dipungut retribusi sebesar 75 % (tujuh puluh lima
retribusi yang telah dibayar dan atau menuntut ganti rugi kepada Kepala Daerah.
12
Ibid
Proses dan Prosedur Perolehan Izin Praktik Dokter
Pemohon
SIP Dokter
Umum/Gigi/Spesial
1. Kesimpulan
fungsi masing-masing.
hukum yang sangat serius. Otonomi daerah telah diartikan secara membabi
Registrasi (STR) dan Surat Izin Praktik (SIP). STR dan SIP dapat
kompetensinya.
2. Saran
pihak atau aparat yang berkaitan dengan Izin Praktik Dokter harus bisa
Buku-buku :
Hilman Hadikusuma, Metode Pembuatan Kertas Kerja atau Skripsi Ilmu Hukum
(Bandung : Mandar Maju, 1995)