Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
2019
i
Lampiran : Surat Keputusan Direktur RSIGM SA
Nomor :
Tanggal :
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya maka
Panduan Cuci Tangan ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karenanya, Panduan ini dibuat
sebagai pedoman bagi tenaga medis khususnya di lingkungan RSIGM SA dalam
penatalaksanaan dan kepatuhan petugas medis dalam mencuci tangan selama pelayanan di
Rumah Sakit.
Kami menyadari bahwa dalam proses penyusunan panduan ini masih jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Kami menyampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang telah memberikan masukan, saran, dan kritik selama proses penyusunan
naskah panduan ini.
Akhir kata kami berharap semoga panduan ini dapat mendukung peningkatan mutu
pelayanan dan keselamatan pasien di RSIGM SA. Masukan, saran, dan kritik yang membangun
sangat diharapkan demi penyempurnaan panduan ini.
Semarang,
Tim Penyusun:
drg Arlina Nurhapsari, Sp. KG
drg Eko Hadianto, MDSc
drg Gufa Bagus Pamungkas
Novi Fatmasari, AMKG
ii
DAFTAR ISI
iii
KEPUTUSAN
TENTANG
iv
Kedokteran;
7. Peraturan Menteri Kesehatan RI Pedoman Nasional Keselamatan
Pasien Rumah Sakit (Patient Safety) Depkes 2008;
8. STATUTA UNISSULA Tahun 2011
MEMUTUSKAN:
Ditetapkan di : Semarang
Pada Tanggal :
Direktur:
NIK. 211008002
drg.
H.
Benni
Benya
min,
M.Bio
tech
NIK.
v 21100
8002
Lampiran : Keputusan Direktur RSIGM Sultan Agung
Nomor :
Tanggal :
BAB I
DEFINISI
A. Latar Belakang
BismIlahirrahmanirrohim
Sungguh Allah telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya (Q.S.
At Tin[95]: 4) dengan tujuan utama untukmengabdi kepada-Nya (Q.S. Adz Dzaariyat [51]:
56) dalam kedudukan yang sangat mulia sebagai Khalifah Allah di dunia (Q.S. Al Baqarah
[2]: 30) dan sebagai pemakmur bumi Allah (Q.S. Hud [11]: 60). Dalam rangka
mewujudkan tujuan dan fungsi di atas, manusia dibekali pedoman utama berupa agama
Islam yang sempurna (Q.S. Al Maidah [5]: 3), ilmu yang luas dan tubuh yang perkasa (Q.S
Al Baqarah [2]: 247). Manusia dijanjikan Allah akan diangkat derajatnya lebih tinggi jika
memiliki iman dan memiliki ilmu pengetahuan (Q.S. Al Mujaadalah [58]: 11), serta
melaksanakannya sesuai dengan tuntunan yang diajarkan oleh Rasulullah Muhammad
SAW
Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung (YBW-SA) sebagai satu lembaga yang lahir
di tengah momentum kemerdekaan dan semangat perjuangan serta didirikan atas dasar
nilai-nilai Islam merasa terpanggil untuk berpartisipasi aktif dalam menunjang program
pemerintah di bidang peningkatan pendidikan, pelayanan kesehatan dan kesejahteraan
sosial sebagai sarana dakwah. Berpijak pada landasan di atas, YBW-SA berkomitmen
untuk mendirikan Rumah Sakit Islam Gigi dan Mulut Sultan Agung (RSIGM-SA) agar
dapat melaksanakan fungsinya sebagai tempat pelayanan kesehatan gigi dan mulut juga
sebagai tempat pendidikan untuk menghasilkan generasi khaira ummah dalam lingkungan
budaya akademik Islami. Gedung RSIGM Sultan Agung terdiri atas 5 lantai terletak di
Jalan Raya Kaligawe Km 4 Semarang,Secara geografis RSIGM Sultan Agung terletak di
Semarang bagian utara bersebelahan dengan wilayah Kabupaten Demak, Kabupaten Kudus
serta Kabupaten Jepara sehingga pasien yang datang tidak hanya dari wilayah Semarang
saja namun juga dari daerah disekitar Semarang tersebut. Rumah Sakit Islam Gigi dan
Mulut Sultan Agung ( RSIGM SA ) adalah milik Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung
(YBWSA) dengan tata kelola di bawah Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA),
dengan Visi RSIGM Sultan Agung adalah Rumah Sakit Islam Gigi dan Mulut Sultan
1
Agung terkemuka dalam pelayanankesehatan gigi dan mulut, pelayanan pendidikan
membangun generasi khaira ummah dan pengembangkan peradaban Islam menuju
masyarakat sejahtera yang dirahmati Allah. Adapun Misi RSIGM Sultan Agung adalah :
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut mulai dari tingkat dasar
sampai spesialistik atas dasar nila-nilai Islam.
2. Menyelenggarakan pendidikan, penelitian, berbasis evidence based dentistry dalam
rangka membangun generasi khaira ummah.
3. Mengembangkan peradaban Islam dalam bidang pelayanan kesehatan gigi dan mulut
menuju masyarakat sejahtera yang dirahmati Allah
4. Mengembangkan pusat informasi masyarakat tentang perkembangan kesehatan gigi
dan mulut sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Salah satu system pelayanan di RSIGM SA menerapkan prosess pelaksanaan keamanan
terhadap sasaran keselamatan pasien terhadap penyebaran infeksi. Resiko dari infeksi dapat
dengan mudah dikurangi dengan memahami dan melakukan teknik asepsitic. Ada banyak hal
yang perlu dilakukan atau dipersiapkan sebelum operator melakukan tindakan pembedahan
atau operasi terhadap suatu kasus bedah yaitu persiapan operasi atau preoperasi, yang
meliputi desinfeksi dan sterilisasi terhadap peralatan-peralatan yang digunakan dalam
operasi, tindak operasi itu sendiri. Desinfeksi adalah pembinasaan dari jasad renik yang
paling patogenik pada objek mati ( tidak hidup).
B. Tujuan
1. Melaksanakan proses desinfeksi pada saat tindakan bedah dilakukan
2. Peningkatan kewaspadaan terhadap penularan infeksi di lingkungan kerja.
3. Mengurangi adanya penularan resiko penyakit menular
C. Pengertian
Desinfeksi adalah adalah membunuh mikroorganisme penyebab penyakit dengan bahan
kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadi infeksi dengan jalan
membunuh mikroorganisme pathogen. Desinfeksi pada umumnya menggunakan cairan
desinfektan. Pemilihan desinfektan yang sesuai tergantung pada hasil yang diinginkan.
Beberapa desinfektan efektif membinasakan jumlah terbatas jasad renik; yang lainnya efektif
membunuh semua organisme mencakup spora.
2
BAB II
RUANG LINGKUP
1. BAB 1 PENDAHULUAN:
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Pengertian
2. BAB II RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pada bahasan ini adalah panduan tentang desinfeksi tindakan bedah minor
gigi dan mulut.
3. BAB III KEBIJAKAN
4. BAB IV TATA LAKSANA
5. BAB V DOKUMENTASI
6. BAB VI PENUTUP
3
BAB III
A. Kebijakan Umum
1. Rumah Sakit Islam Gigi dan Mulut Sultan Agung melakukan proses penggunaan dan
pelaksanan kebersihan tangan (hand hygiene) untuk menurunkan resiko infeksi terkait
pelayanan kesehatan gigi dan mulut.
2. Rumah Sakit Islam Gigi dan Mulut Sultan agung melakukan proses desinfeksi
sebelum tindakan operasi
A. Kebijakan Khusus
1. Pembuatan prosedur kebersihan tangan (hand hygiene) mengacu pada standar WHO
pada tiap unit pelayanan kesehatan gigi dan mulut;
2. Proses pelaksaan kebersihan tangan (hand Hygiene) dilakukan oleh seluruh staff
medis dan non medis;
3. tersedianya handscrup pada tiap unit pelayanan kesehatan gigi dan mulut;
4. Pelaksanaan kebersihan tangan dilakukan sebelum sbb:
a. Sebelum kontak dengan dengan pasien
b. Pada saat tindakan pada pasien
c. Sesudah tindakan pada pasien
d. Sesudah terkena cairan tubuh pasien
e. Sesudah kontak dengan lingkungan sekitar pasien.
5. Pelaksaan proses dan evaluasi kebersihan tangan bekerja sama dengan tim PPI.
6. RSIGM Sultan Agung melaksanakan desinfesi sebelum melakukan tindakan bedah
baik di OK mayor maupun Ok minor dengan menggunakan desinfektan
4
BAB IV
TATA LAKSANA
A. Tata Laksana Desinfeksi Pada Operator Pre Bedah Minor Gigi Dan Mulut
1. Mencuci tangan dengan prosedur bedah
2. Menggunakan alat pelindung diri
B. Tata Laksana desinfeksi pada ruangan bedah minor
C. Tata Laksana desinfeksi pada alat –alat bedah minor gigi dan mulut Alkohol)
D. Tata Laksana desinfeksi pada pasien pre bedah minor gigi dan mulut
A. Tata laksana Mencuci Tangan dan Pemakaian Sarung Tangan
1. Penggunaan sarung tangan tidak menggantikan cuci tangan.
2. Cuci tangan harus di lakukan pada saat yang tepat tanpa indikasi untuk pemakaian sarung
tangan.
3. Lepaskan sarung tangan untuk cuci tangan, ketika indikasi terjadi saat mengenakan sarung
tangan.
4. Buang sarung tangan setelah setiap selesai tugas dan cuci tangan karena sarung tangan
dapat membawa kuman.
5. Pemakaian sarung tangan hanya bila di indikasi menurut standard dan precaution, Contact
(jika tidak anda menjadi beresiko tertular kuman)
B. Tata Laksana Pemakaian Sarung Tangan Untuk Pemeriksaan
1. Dalam Situasi Klinik
Potensi menyentuh darah, cairan tubuh, sekresi, eksresi dan item yang terlihat kotor oleh
cairan tubuh.
C. Tata Laksana Pemakaian Sarung Tangan tidak di indikasi (kecuali kontak untuk tindakan
pencegahan)
Tidak ada potensi terpapar darah atau cairan tubuh, atau lingkungan yang terkontaminasi,
mengukur tekanan darah, suhu dan denyut nadi. Tidak kontak langsung dengan pasien.
Menggunakan telepon, menulis rekam medis, memberikan obat oral.
5
D. TATA LAKSANA DESINFEKSI TINDAKAN PRA OPEARASI BEDAH MULUT
Proses disinfeksi pada tindakan operasi biasanya dilakukan sebelum tindakan bedah dilakukan
dan setelah proses tindakan operasi yaitu dengan mengoleskan iodin povidon pada area
operasi yang akan di cabut,melakukan penyemprotan dengan alcohol area sekitar dental unit
sebelum dilakukan operasi, perendaman alat dengan larutan klorin setelah tindakan operasi.
Hal-hal yang perlu di perhatikan pada saat desinfeksi pra operasi bedah mulut
1. Jangan menggunakan pisau cukur pada area pembedahan
2. Pada area berambut, lakukan pengguntingan bila menghalangi lapangan pandang operator
3. Tanyakan riwayat alergi antiseptik pada klien.
4. Bersihkan area operasi dengan sabun.
5. Usapkan larutan antiseptik pada area operasi secara secara melingkar atau atas bawah
Agar penggunaan desinfektan tepat guna, dan tidak membuat mikrooganisme menjadi resistan
(kebal) terhadap suatu zat desinfektan, maka beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika
memberikan desinfektan, antara lain:
- Daya racun zat.
- Waktu kontak yang diperlukan.
- Efektivitas zat.
- Kadar dosis yang digunakan.
- Tidak boleh bersifat toksik (racun) terhadap manusia dan hewan.
- Tahan terhadap air.
- Biayanya murah.
- Contoh mekanisme desinfeksi pada alat-alat kedoktern gigi adalah penambahan klorin
(klorinasi), penyinaran dengan sinar ultraviolet (UV), atau dengan ozon (O3).
6
BAB V
DOKUMENTASI
Pelaksanaan sosialisasi cuci tangan dan desinfeksi tindakan pra operasi gigi dan ,mulut
didokumentasikan dengan dokumen:
1. Notulen;
2. Daftar hadir;
3. Undangan rapat; Sosialisasi;
4. Ceklist daftar peserta pegawai rumah sakit serta coass
5. Dokumentasi kegiatan. (Sementara itu untuk kepatuhan cuci tangan dalam
mendokumentasikannya dengan menggunakan lembar monitoring cuci tangan yang diisi
setiap hari,dilakukan rekapitulasi pengumpulan data dan disimpan secara soft copy serta
dianalisa menggunakan analisa sasaran mutu. Setiap bulan dibuatkan laporan kepada Ketua
Tim PPI dan diteruskan ke Direktur rumah sakit.)
7
BAB VI
PENUTUP
Panduan ini disusun untuk dijadikan petunjuk atau acuan dalam kebersihan tangan (hand
hygiene)di RSIGM SA sehingga dapat mengurangi adanya resiko infeksi menular
dilingkungan RSIGM SA.