Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
DOI: 10.22435/kespro.v9i1.892.69-78
Naskah masuk 11 Juli 2017; review 28 Desember 2017; disetujui terbit 2 Juni 2018
Abstract
Background: The increase in the elderly population has an impact on various aspects of life, both social,
economic and especially health. In the elderly there are various physical, cognitive and psychological changes.
Life expectancy and quality of life are very important for the elderly. There are many factors that affect the
quality of life of the elderly.
Objective: The study aims to explore factors related to the quality of life of the elderly.
Methods: The study design was cross sectional. The research subjects were 242 elderly people who were
obtained randomly from a population of 349 elderly. The dependent variable is quality of life, independent
variables are characteristics, family support and family functions. Data collection was done by interviews using
WHOQOL-BREF questionnaires, family support questionnaires and family functions. Data analysis was
performed by Chi-square test and Logistic Regression test.
Results: Variables that have a significant relationship with the quality of life of the elderly are education (OR =
4.9, p value = 0.022), employment (OR = 3.5, p value = 0,000) and family support (OR = 5.7, p value = 0,000).
Conclusions: The most dominant factor related to the quality of life of the elderly is family support with an OR
value of 5.7.
Abstrak
Latar belakang: Peningkatan populasi lansia berdampak pada berbagai aspek kehidupan baik sosial, ekonomi
dan terutama kesehatan. Pada masa lanjut usia terjadi berbagai perubahan fisik, kognitif maupun psikologis.
Harapan hidup dan kualitas hidup merupakan hal yang sangat penting bagi lansia. Terdapat banyak faktor yang
mempengaruhi kualitas hidup lansia.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kualitas hidup
lansia.
Metode: Desain penelitian adalah cross-sectional. Subjek penelitian berjumlah 242 orang lansia yang diperoleh
dengan cara random dari populasi yang berjumlah 349 lansia. Variabel dependen adalah kualitas hidup, variabel
independen adalah karakteristik, dukungan keluarga dan fungsi keluarga. Pengumpulan data dengan wawancara
menggunakan kuesioner WHOQOL-BREF, kuesioner dukungan keluarga dan fungsi keluarga. Analisis data
dilakukan dengan uji Chi-square dan uji Regresi Logistik.
Hasil: Variabel yang memiliki hubungan yang signifikan dengan kualitas hidup lansia adalah pendidikan
(OR=4,9, p-value=0,022), pekerjaan (OR=3,5, p-value=0,000) dan dukungan keluarga (OR=5,7, p-
value=0,000).
Kesimpulan: Faktor yang paling dominan berhubungan dengan kualitas hidup lansia adalah dukungan keluarga
dengan nilai OR 5,7.
______________________________
*
Corresponding author
(Email: indriadit15@gmail.com)
© National Institute of Health Research and Development
ISSN: 2354-8762 (electronic); ISSN: 2087-703X (print)
Tabel 2. Hasil analisis uji kai kuadrat antara karakteristik responden, dukungan keluarga,
dan fungsi keluarga dengan kualitas hidup lansia
Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa ada Hasil analisis bivariat yang disajikan pada
hubungan antara jenis kelamin dengan kualitas Tabel 2 menunjukkan bahwa terdapat hubungan
hidup lansia (p-value < 0,05). Hal ini berkaitan antara status pernikahan dengan kualitas hidup
dengan lansia perempuan mengalami keluhan lansia (p-value <0,05). Pasangan hidup
sakit baik akut maupun kronis lebih tinggi memiliki fungsi sebagai supporting dalam
dibandingkan dengan lansia laki-laki, keluhan berbagai hal seperti emosi, pemecahan masalah,
ini berpengaruh terhadap kualitas hidup lansia. keuangan, maupun pengasuhan.21 Kehilangan
Hasil ini sejalan dengan studi yang dilakukan pasangan hidup yang terjadi pada lansia pada
oleh Dragomirecha dan Selepova umumnya disebabkan oleh kematian.
mengungkapkan juga bahwa kualitas hidup Kehilangan pasangan hidup karena kematian
laki-laki lansia lebih tinggi daripada lansia merupakan peristiwa yang dapat menimbulkan
perempuan.19 Hasil studinya juga melaporkan stres atau gangguan psikologis pada lansia.
bahwa secara signifikan laki-laki lansia Gangguan psikologis ini dapat timbul karena
memiliki kepuasan yang lebih tinggi dalam banyaknya kegiatan yang sebelumnya dapat
beberapa aspek antara lain hubungan personal, dibagi atau dilakukan bersama pasangan yang
dukungan keluarga, keadaan ekonomi, kemudian harus dilakukan sendiri, seperti
pelayanan sosial, kondisi kehidupan dan membahas tentang masa depan anak, masalah
kesehatan, sedangkan lansia perempuan ekonomi rumah tangga atau tentang hubungan
memiliki nilai yang lebih tinggi dalam hal sosial. Hasil penelitian ini sejalan dengan
kesepian, ekonomi yang rendah dan penelitian yang dilakukan oleh Supraba yang
kekhawatiran terhadap masa depan. Selain itu, mengemukakan bahwa terdapat hubungan yang
hasil penelitian ini juga sejalan dengan bermakna antara status pernikahan dengan
penelitian sebelumnya yang menyebutkan kualitas hidup lansia (p-value <0,05).10 Namun,
bahwa jenis kelamin berhubungan dengan setelah dianalisis secara multivariat
kualitas hidup lansia.10 Penelitian yang menunjukkan bahwa variabel umur, jenis
dilakukan oleh Nawi dkk di Purworejo Jawa kelamin dan status pernikahan tidak memiliki
Tengah juga menyebutkan bahwa lansia yang hubungan yang signifikan dengan kualitas
hidup lansia. Tidak adanya hubungan yang keluarganya yang berupa dukungan
bermakna pada analisis multivariat disebabkan informasional, dukungan penilaian, dukungan
adanya pengaruh variabel lain yang lebih kuat. instrumental dan dukungan emosional.25
Hasil penelitian di Desa Cipasung menunjukkan Dukungan dari keluarga ini sangat dibutuhkan
bahwa karakteristik lansia yang berhubungan lansia dalam menjalani kehidupannya. Dengan
signifikan dengan kualitas hidup lansia yaitu adanya dukungan keluarga yang baik, maka
pendidikan dan pekerjaan lansia. lansia akan merasa lebih diperhatikan. Hasil
penelitian ini juga sesuai dengan teori yang
Hasil analisis multivariat juga dapat diketahui dikemukakan Maryam bahwa keluarga
bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan merupakan support system utama bagi lansia
dengan kualitas hidup lansia (p-value < 0,05). dalam mempertahankan kesehatannya.26
Bekerja sering dikaitkan dengan penghasilan
dan penghasilan sering dikaitkan dengan Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil
kebutuhan manusia. Dengan bekerja, seseorang penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
dapat memenuhi kebutuhannya dan Yulianti di Desa Pugongrejo Purworejo yang
keluarganya. Lansia yang bekerja dapat menyebutkan bahwa ada hubungan antara
diartikan sebagai seseorang yang usianya ≥ 60 dukungan keluarga dengan kualitas hidup
tahun ke atas dan masih mampu melakukan lansia.11 Bentuk dukungan keluarga yang dapat
aktifitas atau kegiatan untuk memenuhi diberikan oleh keluarga antara lain keluarga
kebutuhan sehari-hari. Lansia yang tidak mau mendengarkan dan memperhatikan
bekerja cenderung mudah merasa cemas dan masalah yang dihadapi oleh lansia baik masalah
ketakutan serta adanya ketergantungan dalam kesehatan maupun masalah yang lainnya.
hal ekonomi.1 Hal ini pun berkaitan dengan Selain itu, keluarga membantu memecahkan
pensiunnya seorang lansia. Tujuan dari masa masalah yang sedang dihadapi lansia. Keluarga
pensiun adalah agar lanjut usia dapat menikmati juga diharapkan dapat memberikan informasi-
hari tuanya, pada kenyataannya di masyarakat informasi yang dibutuhkan lansia dalam upaya
yang terjadi adalah pensiun sering diartikan memecahkan masalah yang dihadapinya.
sebaliknya, masa pensiun dianggap sebagai Dengan adanya dukungan keluarga ini, lansia
suatu masa dimana para lanjut usia kehilangan akan merasa terbantu dalam menghadapi
banyak hal dari masa tersebut yakni kehilangan masalah-masalah serta merasa aman dan
penghasilan, jabatan, kegiatan, serta harga diri. nyaman berada di dekat keluarga.25 Dengan
Kondisi ini tentu dapat mempengaruhi kualitas demikian, dukungan keluarga yang baik dapat
hidup lansia. Hasil penelitian ini sejalan dengan meningkatkan kualitas hidup lansia. Dilihat dari
penelitian sebelumnya yang menyebutkan nilai OR, lansia yang mendapat dukungan
bahwa terdapat hubungan yang bermakna keluarga kurang berpeluang 5,7 kali lebih besar
antara pekerjaan dengan kualitas hidup lansia.10 memiliki kualitas hidup buruk dibandingkan
Dilihat dari nilai OR, lansia yang tidak bekerja dengan lansia yang mendapatkan dukungan
berpeluang 3,5 kali lebih besar memiliki keluarga baik.
kualitas hidup buruk dibandingkan dengan
lansia yang bekerja. Hasil analisis multivariat pada penelitian ini
menunjukkan adanya tiga variabel yang
Berdasarkan hasil analisis bivariat pada variabel berhubungan dengan kualitas hidup lansia yaitu
dukungan keluarga menunjukkan bahwa pendidikan, pekerjaan dan dukungan keluarga.
terdapat hubungan yang signifikan antara Dari ketiga variabel tersebut, yang dominan
dukungan keluarga dengan kualitas hidup lansia berhubungan dengan kualitas hidup lansia
(p value < 0,05), bahkan setelah dilakukan adalah dukungan keluarga karena memiliki nilai
analisis secara multivariat diketahui bahwa OR yang terbesar yaitu 5,7. Hal ini berarti
dukungan keluarga tetap berhubungan dengan bahwa lansia yang mendapat dukungan
kualitas hidup lansia (p value < 0,05). Menurut keluarga kurang berpeluang 5,7 kali lebih besar
Renwick dan Brown, sistem dukungan memiliki kualitas hidup buruk dibandingkan
merupakan salah satu faktor yang lansia yang mendapatkan dukungan keluarga
mempengaruhi kualitas hidup seseorang baik setelah dikontrol variabel pendidikan dan
termasuk didalamnya dukungan yang berasal pekerjaan. Dukungan keluarga akan menambah
dari lingkungan keluarga.17 Menurut Friedman, rasa percaya diri dan memotivasi untuk
dukungan keluarga adalah sikap, tindakan menghadapi masalah dan meningkatkan
penerimaan keluarga terhadap anggota kepuasan hidup. Individu yang menghadapi
persoalan atau masalah akan merasa terbantu hidup lansia. Keterlibatan keluarga dalam
jika ada keluarga yang mau mendengarkan dan pelayanan lansia dapat berupa program
memperhatikan masalah yang sedang dihadapi. pendekatan keluarga misalnya dengan
Dukungan dan perhatian dari keluarga kunjungan kepada keluarga lansia secara
merupakan bentuk penghargaan positif yang terjadwal dan rutin dalam rangka promosi
diberikan kepada individu. Selain itu, dukungan kesehatan sebagai upaya promotif dan
informasional dari keluarga dapat digunakan preventif sekaligus mensosialisasikan
individu dalam mengatasi persoalan-persoalan pentingnya dukungan keluarga dan fungsi
yang dihadapi. Berdasarkan hasil kuesioner keluarga yang sehat dalam upaya
dapat diketahui bahwa lansia yang mendapat peningkatan kualitas hidup lansia.
dukungan keluarga baik, tidak hanya Sosialisasi mengenai pentingnya dukungan
mendapatkan perlakuan yang menyenangkan kelarga dan fungsi keluarga yang sehat
dari keluarga seperti keluarga selalu dengan memanfaatkan forum-forum yang
mendengarkan keluhan yang dirasakan lansia, sudah ada di masyarakat seperti majelis
menunjukkan wajah yang menyenangkan saat taklim atau pengajian dan forum lainnya.
membantu lansia serta merawat lansia dengan Selain itu, Puskesmas dan Desa dapat
penuh kasih sayang, tetapi lansia juga mengoptimalkan kegiatan Posbindu lansia
mendapatkan dukungan informasi dari keluarga dengan memberikan sarana dan prasarana
seperti keluarga mengingatkan kondisi yang memadai untuk kegiatan ini.
kesehatan lansia, menjelaskan perilaku atau
2. Bagi lansia dan keluarga
kegiatan yang dapat meningkatkan kesehatan
Lansia diharapkan dapat berpartisipasi aktif
dan yang dapat memperburuk kesehatan lansia.
dalam kegiatan pelayanan kesehatan lansia
Lansia yang mendapatkan dukungan keluarga
yang ada (posyandu lansia) agar dapat terus
baik akan merasa aman dan nyaman berada di
menjaga kondisi kesehatan fisiknya
antara keluarganya sehingga dapat
sehingga kualitas hidupnya meningkat. Bagi
meningkatkan kualitas hidup lansia. Hasil ini
keluarga diharapkan untuk tetap
dapat menjadi masukan bagi Puskesmas yang
memberikan perhatian, perawatan dan
membawahi wilayah desa Cipasung, bahwa
dukungan yang optimal pada lansia seperti
dukungan keluarga penting untuk
memberi perawatan ketika lansia sakit dan
meningkatkan kualitas hidup lansia. Sosialisasi
memberi dukungan kepada lansia agar
kepada keluarga yang memiliki lansia dapat
dapat mengunjungi posyandu lansia.
dilakukan melalui Posbindu lansia.
Keluarga yang memiliki lansia diharapkan
melibatkan lansia dalam pengelolaan
KESIMPULAN kehidupan keluarga sebagai bentuk
dukungan penghargaan kepada lansia
Penelitian ini menunjukkan bahwa sedikit lebih sehingga lansia merasa dihargai dan
besar dari separuh responden memiliki kualitas dibutuhkan dalam keluarga. Harapannya
hidup baik dan skor rata-ratanya adalah 50,14. adalah dengan kondisi tersebut lansia dapat
Karakteristik lansia meliputi pendidikan dan meningkat kualitas hidupnya.
pekerjaan memiliki hubungan yang signifikan 3. Bagi peneliti lain
dengan kualitas hidup lansia. Sedangkan faktor Disarankan bagi peneliti selanjutnya agar
yang berhubungan paling kuat dengan kualitas meneliti tentang kualitas hidup lansia secara
hidup lansia adalah dukungan keluarga dengan kualitatif agar bisa menggali secara
nilai OR 5,77 setelah dikontrol oleh variabel mendalam faktor-faktor yang berhubungan
lainnya. dengan kualitas hidup lansia.