Sunteți pe pagina 1din 10

Jurnal Kesehatan Reproduksi, 9(1), 2018: 69-78

DOI: 10.22435/kespro.v9i1.892.69-78

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUALITAS HIDUP


LANSIA DI DESA CIPASUNG KABUPATEN KUNINGAN TAHUN 2017

Factors Relating with the Quality of Life of Elderly


in the Cipasung Village Kuningan West Java 2017

Indrayani1*, Sudarto Ronoatmodjo2


1
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan, Kuningan Garawangi, Jawa Barat
2
Departemen Epidemiologi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia

Naskah masuk 11 Juli 2017; review 28 Desember 2017; disetujui terbit 2 Juni 2018

Abstract
Background: The increase in the elderly population has an impact on various aspects of life, both social,
economic and especially health. In the elderly there are various physical, cognitive and psychological changes.
Life expectancy and quality of life are very important for the elderly. There are many factors that affect the
quality of life of the elderly.
Objective: The study aims to explore factors related to the quality of life of the elderly.
Methods: The study design was cross sectional. The research subjects were 242 elderly people who were
obtained randomly from a population of 349 elderly. The dependent variable is quality of life, independent
variables are characteristics, family support and family functions. Data collection was done by interviews using
WHOQOL-BREF questionnaires, family support questionnaires and family functions. Data analysis was
performed by Chi-square test and Logistic Regression test.
Results: Variables that have a significant relationship with the quality of life of the elderly are education (OR =
4.9, p value = 0.022), employment (OR = 3.5, p value = 0,000) and family support (OR = 5.7, p value = 0,000).
Conclusions: The most dominant factor related to the quality of life of the elderly is family support with an OR
value of 5.7.

Keywords: quality of life, elderly, dominant factor, family support

Abstrak

Latar belakang: Peningkatan populasi lansia berdampak pada berbagai aspek kehidupan baik sosial, ekonomi
dan terutama kesehatan. Pada masa lanjut usia terjadi berbagai perubahan fisik, kognitif maupun psikologis.
Harapan hidup dan kualitas hidup merupakan hal yang sangat penting bagi lansia. Terdapat banyak faktor yang
mempengaruhi kualitas hidup lansia.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kualitas hidup
lansia.
Metode: Desain penelitian adalah cross-sectional. Subjek penelitian berjumlah 242 orang lansia yang diperoleh
dengan cara random dari populasi yang berjumlah 349 lansia. Variabel dependen adalah kualitas hidup, variabel
independen adalah karakteristik, dukungan keluarga dan fungsi keluarga. Pengumpulan data dengan wawancara
menggunakan kuesioner WHOQOL-BREF, kuesioner dukungan keluarga dan fungsi keluarga. Analisis data
dilakukan dengan uji Chi-square dan uji Regresi Logistik.
Hasil: Variabel yang memiliki hubungan yang signifikan dengan kualitas hidup lansia adalah pendidikan
(OR=4,9, p-value=0,022), pekerjaan (OR=3,5, p-value=0,000) dan dukungan keluarga (OR=5,7, p-
value=0,000).
Kesimpulan: Faktor yang paling dominan berhubungan dengan kualitas hidup lansia adalah dukungan keluarga
dengan nilai OR 5,7.

Kata kunci: kualitas hidup, lansia, faktor dominan, dukungan keluarga


Faktor-faktor yang berhubungan dengan kualitas......... (Indrayani Puspanegara dan Sudarto Ronoatmodjo)

populasi lansia sebanyak 7,58 persen.2 Menurut


hasil Survei Ekonomi Nasional, persentase
PENDAHULUAN populasi lansia di Indonesia pada tahun 2012
adalah 7,56 persen dan UHH di Indonesia
Lanjut usia (lansia) merupakan tahap akhir dari meningkat menjadi 70,8 tahun pada tahun
perkembangan hidup manusia. Masa lansia ini 2015.4
berkaitan dengan penurunan daya kemampuan
untuk hidup dan kepekaan secara individual. Proses penuaan penduduk tentunya berdampak
Struktur penduduk dunia termasuk Indonesia pada berbagai aspek kehidupan baik sosial,
saat ini menuju proses penuaan yang ditandai ekonomi dan terutama kesehatan. Pada masa
dengan meningkatnya jumlah dan proporsi lanjut usia, terjadi berbagai perubahan baik dari
penduduk lanjut usia. Peningkatan proporsi segi fisik, kognitif maupun psikologis.5 Gureje
pada lansia dalam masyarakat adalah fenomena menekankan pentingnya harapan hidup dan
di seluruh dunia. World Health Organization kualitas hidup bagi lansia. Kualitas hidup lansia
(WHO) telah mengidentifikasikan lansia yang baik akan mendorong lansia menjadi lebih
sebagai kelompok masyarakat yang mudah sehat, mandiri, produktif dan sejahtera.6
terserang kemunduran fisik dan mental.1 Adapun domain kualitas hidup lansia menurut
WHO yaitu terdiri dari empat domain antara
Jumlah penduduk lansia yang meningkat ini lain kesehatan fisik, kesehatan psikologi,
merupakan dampak dari keberhasilan hubungan sosial dan aspek lingkungan.7
pembangunan terutama di bidang kesehatan.
Seiring meningkatnya derajat kesehatan dan Beberapa hasil penelitian di Indonesia yang
kesejahteraan penduduk maka akan dilakukan oleh Nawi Ng, Sutikno, Haris dan
berpengaruh terhadap peningkatan Usia Supraba menunjukkan bahwa kualitas
Harapan Hidup (UHH) di Indonesia.2 Namun penduduk Indonesia yang kurang lebih banyak
peningkatan UHH pada lansia ini dapat dijumpai pada golongan umur yang lanjut,
mengakibatkan terjadinya transisi epidemiologi perempuan, tingkat pendidikannya rendah,
dalam bidang kesehatan akibat meningkatnya tidak bekerja, tinggal di pedesaan serta sosial
jumlah angka kesakitan karena penyakit ekonomi tergolong rendah.8,9,10 Selain itu,
degeneratif. keluarga yang merupakan unit terkecil dari
masyarakat juga memiliki peran yang sangat
United Nation, World Population Prospects, the penting dalam perawatan lansia sebagai upaya
2012 Revision menunjukkan bahwa proporsi dalam meningkatkan kualitas hidupnya.
penduduk lansia di Indonesia dan dunia pada Menurut hasil penelitian Yulianti tentang
tahun 2013 adalah 8,9 persen.3 Berdasarkan hubungan dukungan keluarga dengan kualitas
laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa 2011, pada hidup lansia di Desa Pugongrejo Purworejo,
tahun 2000-2005 UHH adalah 66,4 tahun didapatkan bahwa dukungan keluarga
dengan persentase populasi lansia tahun 2000 mempunyai hubungan dengan kualitas hidup
yaitu 7,74 persen. Angka ini diperkirakan akan lansia dengan tingkat keeratan sedang.11 Selain
meningkat pada tahun 2045-2050 menjadi 77,6 itu, hasil penelitian Sutikno tentang hubungan
tahun dengan persentase populasi lansia pada antara fungsi keluarga dan kualitas hidup lansia
tahun 2045 adalah 28,68 persen.2 Selain itu, menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
menurut Badan Pusat Statistik (BPS) di signifikan antara fungsi keluarga dengan
Indonesia terjadi peningkatan UHH, dimana kualitas hidup pada lansia.9 Fungsi keluarga
pada tahun 2000 UHH adalah 64,5 tahun yang sehat memiliki kemungkinan untuk
dengan persentase populasi lansia sebanyak berkualitas hidup baik 25 kali lebih besar
7,18 persen. Angka ini meningkat menjadi daripada lansia dengan fungsi keluarga tidak
69,43 tahun pada tahun 2010 persentase sehat.
populasi lansia 7,56 persen dan pada tahun
2011 menjadi 69,65 tahun dengan persentase

______________________________
*
Corresponding author
(Email: indriadit15@gmail.com)
© National Institute of Health Research and Development
ISSN: 2354-8762 (electronic); ISSN: 2087-703X (print)

70 Jurnal Kesehatan Reproduksi, 9(1), 2018


Faktor-faktor yang berhubungan dngan kualitas........ (Indrayani Puspanegara dan Sudarto Ronoatmodjo)

Data dari Kementerian Kesehatan RI Variabel independen adalah karakteristik


menunjukkan bahwa persentase populasi lansia responden (jenis kelamin, umur, pendidikan
di Provinsi Jawa Barat sebesar 8,1 persen.3,2 terakhir, pekerjaan dan status perkawinan),
Berdasarkan data laporan dari Dinas Kesehatan dukungan keluarga dan fungsi keluarga.
Kabupaten Kuningan tahun 2015 menunjukkan Dukungan keluarga didefinisikan sebagai
bahwa jumlah lansia terbanyak berada di dukungan yang diberikan oleh keluarga yang
wilayah Puskesmas Ciwaru yaitu berjumlah tinggal serumah dengan lansia meliputi
10.380 orang, sedangkan lansia terbanyak dukungan emosional, penghargaan, informasi
kedua berada di wilayah Puskesmas Darma dan instrumental dengan hasil ukur baik jika
yaitu sebanyak 9.051 lansia. Berdasarkan data skor ≥ median dan kurang < median.
tersebut, peneliti tertarik meneliti di daerah
Fungsi keluarga didefinisikan sebagai
yang jumlah lansianya terbanyak dengan
hubungan sosial lansia dalam keluarga yang
mempertimbangan ‘feasibilitas’ terlaksananya
meliputi 5 pokok fungsi keluarga yaitu adaptasi,
penelitian sehingga dipilih wilayah Puskesmas
kemitraan, pertumbuhan, kasih sayang dan
Darma sebagai tempat penelitian. Berdasarkan
kebersamaan.
studi pendahuluan yang diperoleh melalui
wawancara dengan kader Pos Pembinaan Pengambilan data dilakukan dengan melakukan
Terpadu (posbindu) lansia dan beberapa lansia wawancara kepada responden. Beberapa aspek
di Desa Cipasung didapatkan gambaran secara yang diwawancarai adalah data demografis
umum bahwa lansia mengungkapkan responden yang meliputi jenis kelamin, umur,
keluhannya di masa tua yang sudah mulai pendidikan, pekerjaan dan status pernikahan,
merasa terbatas aktivitasnya, sering sakit, penilaian kualitas hidup lansia (Quality of Life)
lingkungan yang kurang bersahabat dan mulai dengan menggunakan instrumen World Health
merasa tidak percaya diri dengan kondisi Organization Quality of Life-BREF
fisiknya sekarang. Hingga saat ini, di Desa (WHOQOL-BREF)13 yang terdiri dari 26
Cipasung belum pernah dilakukan penelitian pertanyaan, penilaian dukungan keluarga dan
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi fungsi keluarga dengan menggunakan
kualitas hidup lansia. instrumen kuesioner dukungan keluarga yang
terdiri dari 29 pertanyaan dan fungsi keluarga
Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti
(APGAR Keluarga) yang terdiri 5 pertanyaan.13
tertarik untuk meneliti tentang kualitas lansia
Analisis data menggunakan uji Chi-square dan
dengan tujuan mengetahui faktor-faktor yang
uji Regresi Logistik.
berhubungan dengan kualitas hidup lansia di
Desa Cipasung Kabupaten Kuningan Jawa
Barat Tahun 2017. HASIL
Program Pembinaan Lansia sudah berjalan di
METODOLOGI wilayah Puskesmas ini, salah satunya yaitu di
Desa Cipasung dengan jumlah lansia 349 orang
Jenis penelitian yang digunakan adalah pada tahun 2016. Klasifikasi lansia terdiri dari
penelitian analitik dengan pendekatan analisis 205 orang berusia 60-70 tahun dan 144 orang
kuantitatif. Rancangan penelitian yang berusia lebih dari 70 tahun. Desa ini menjadi
digunakan adalah rancangan penelitian Cross- desa yang pro lansia, dimana kegiatan posbindu
sectional. Populasi adalah penduduk lansia. lansia rutin dilaksanakan.
Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 242
responden lansia dengan pengambilan sampel Pada penelitian ini sebagian besar responden
secara simple random sampling pada bulan berjenis kelamin perempuan (57,4%), berada
April-Mei 2017. pada kelompok usia 60-74 tahun (82,6%),
berpendidikan rendah (92,6%), tidak bekerja
Variabel dependen adalah kualitas hidup lansia.
(65,3%), berstatus menikah (62,4%).
Definisi kualitas hidup12 adalah persepsi lansia
Sedangkan untuk variabel dukungan keluarga
dalam kehidupannya ditinjau dari budaya dan
menunjukkan bahwa sebagian besar responden
sistem nilai dimana mereka tinggal dan
mendapat dukungan keluarga baik (50,4%) dan
berhubungan dengan standar hidup, harapan,
sebagian besar fungsi keluarganya sehat
kesenangan dan perhatian lansia dengan hasil
(70,2%). Penelitian ini juga menunjukkan
ukur baik jika skor ≥ 50 dan buruk jika skor <
bahwa sebagian besar responden memiliki
50.
kualitas hidup baik (53,7%). Hasil distribusinya
terdapat pada Tabel 1.
Jurnal Kesehatan Reproduksi, 9(1), 2018 71
Faktor-faktor yang berhubungan dengan kualitas........ (Indrasyani Puspanegara dan Sudarto Ronoatmodho)

Tabel 1. Distribusi responden berdasarkan Berdasarkan hasil seleksi kandidat variabel,


karakteristik lansia, dukungan keluarga, menunjukkan bahwa terdapat satu variabel yang
fungsi keluarga dan kualitas hidup lansia di memiliki nilai p > 0,25 yaitu fungsi keluarga
Desa Cipasung Kabupaten Kuningan (p-value = 0,636). Walaupun secara substansi
tahun 2017 variabel fungsi keluarga penting namun karena
Frekuensi Persentase penelitian ini merupakan penelitian model
Variabel prediksi, jadi variabel fungsi keluarga tidak
(orang) (%)
Jenis kelamin dimasukkan ke dalam model analisis
Perempuan 139 57,4 multivariat (p > 0,25).
Laki-laki 103 42,6
Umur Beberapa variabel yang dapat dianalisis secara
≥ 75 tahun 42 17,4 multivariat yaitu jenis kelamin, usia,
60-74 tahun 200 82,6 pendidikan, pekerjaan, status pernikahan dan
Pendidikan dukungan keluarga. Hasil analisis full model
Rendah antar variabel menunjukkan bahwa terdapat 3
224 92,6
(≤SMP)
18 7,4 variabel yang p-value > 0,05 yaitu jenis
Tinggi (≥SMA)
Status pekerjaan kelamin, usia dan status pernikahan, sehingga
Tidak bekerja 158 65,3 satu persatu dikeluarkan dari model secara
Bekerja 84 34,7 berurutan dari variabel yang memiliki p-value
Status perkawinan terbesar yaitu diawali dengan variabel status
Janda/duda 91 37,6 pernikahan dengan nilai p-value 0,928. Setelah
Menikah 151 62,4 satu persatu variabel yang memiliki p-value >
Dukungan 0,05 dikeluarkan dari model maka didapatkan
keluarga model terakhir (Tabel 3).
120 49,6
Kurang
122 50,4
Baik Model terakhir hasil analisis multivariat
Fungsi keluarga menunjukkan variabel yang berhubungan
Tidak sehat 72 29,8
dengan kualitas hidup lansia adalah variabel
Sehat 170 62,8
Kualitas hidup pendidikan, pekerjaan, dan dukungan keluarga
Buruk 112 46,3 (p-value <0,05). Hasil analisis didapatkan nilai
Baik 130 53,7 OR dari variabel pendidikan adalah 4,9, artinya
242 100,0 lansia yang berpendidikan dasar berpeluang 4,9
kali lebih besar memiliki kualitas hidup buruk
Hasil analisis hubungan antara karakteristik dibandingkan lansia yang berpendidikan tinggi
responden dengan kualitas hidup lansia setelah dikontrol variabel pekerjaan dan
menunjukkan bahwa jenis kelamin secara dukungan keluarga. Begitu juga dengan
statistik mempunyai hubungan dengan kualitas variabel pekerjaan dengan hasil OR 3,5 artinya
hidup lansia (p<0,05). Usia responden secara adalah lansia yang tidak bekerja berpeluang 3,5
statistik mempunyai hubungan dengan kualitas kali lebih besar memiliki kualitas hidup buruk
hidup lansia (p<0,05). Tingkat pendidikan, dibandingkan lansia yang bekerja setelah
pekerjaan dan status pernikahan juga secara dikontrol variabel pendidikan dan dukungan
statistik menunjukkan adanya hubungan yang keluarga. Selain itu, hasil analisis didapatkan
bermakna dengan kualitas hidup lansia nilai OR dari variabel dukungan keluarga
(p<0,05). adalah 5,7, artinya lansia yang mendapatkan
dukungan keluarga kurang berpeluang 5,7 kali
Hasil analisis statistik variabel dukungan lebih besar memiliki kualitas hidup buruk
keluarga menunjukkan adanya hubungan yang dibandingkan dengan lansia yang mendapat
bermakna dengan kualitas hidup lansia (p<0,05) dukungan keluarga baik setelah dikontrol oleh
sedangkan variabel fungsi keluarga variabel pendidikan dan pekerjaan. Pada hasil
menunjukkan tidak adanya hubungan yang analisis multivariat ini juga dapat terlihat bahwa
bermakna dengan kualitas hidup lansia variabel yang dominan berhubungan dengan
(p>0,05). Hasil analisisnya dapat dilihat di kualitas hidup lansia adalah variabel dukungan
Tabel 2 di bawah ini. keluarga karena memiliki nilai OR paling besar
5,7.
Pada tahap analisis selanjutnya yaitu analisis
secara multivariat, langkah pertama yang
dilakukan adalah seleksi kandidat variabel.

72 Jurnal Kesehatan Reproduksi, 9(1), 2018


Faktor-faktor yang berhubungan dengan kualitas........ (Indrasyani Puspanegara dan Sudarto Ronoatmodho)

Tabel 2. Hasil analisis uji kai kuadrat antara karakteristik responden, dukungan keluarga,
dan fungsi keluarga dengan kualitas hidup lansia

Kualitas Hidup Lansia


Total
Variabel Buruk Baik OR P-value
N % N % N %
Jenis kelamin
Perempuan 73 52,5 66 47,5 139 100 1,8 0,024
Laki-laki 39 37,9 64 62,1 103 100
Umur
≥75 tahun 26 61,9 16 38,1 42 100 2,1 0,025
60-74 tahun 86 43,0 114 57,0 200 100
Pendidikan
Rendah (≤SMP) 109 48,7 115 51,3 224 100 4,7 0,009
Tinggi (≥SMA) 3 16,7 15 83,3 18 100
Status pekerjaan
Tidak bekerja 89 56,3 69 43,7 158 100 3,4 0,000
Bekerja 23 27,4 61 72,6 84 100
Status perkawinan
Janda/duda 51 56 40 44,0 91 100 1,8 0,018
Menikah 61 40,4 90 59,6 151 100
Dukungan keluarga
Kurang 80 66,7 40 33,3 120 100 5,6 0,000
Baik 32 26,2 90 73,8 122 100
Fungsi keluarga
Tidak sehat 35 48,6 37 52,2 72 100 1,1 0,636
Sehat 77 45,3 83 54,6 170 100

Tabel 3. Model terakhir

Variabel b p-value OR CI 95%


Pendidikan 1,592 0,022 4,9 1,254-19,269
Pekerjaan 1,267 0,000 3,5 1,885-6,684
Dukungan keluarga 1,748 0,000 5,7 3,195-10,332

PEMBAHASAN usia lanjut, dimana kegiatan yang dilaksanakan


meliputi pemeriksaan kesehatan secara rutin
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas oleh tenaga kesehatan serta dibantu oleh kader
hidup buruk pada lansia di Desa Cipasung kesehatan dari desa tersebut. Selain itu, setiap
Kabupaten Kuningan Jawa Barat sebesar 46,3 posyandu lansia dilakukan juga senam lansia
persen, sedangkan lansia yang memiliki secara rutin. Hal ini merupakan upaya-upaya
kualitas hidup baik sebanyak 53,7 persen pelayanan kesehatan usia lanjut yang bertujuan
dengan skor rata-rata 50,14. Berdasarkan data untuk meningkatkan kualitas hidup lansia.
tersebut, menunjukkan bahwa sebagian besar
lansia di Desa Cipasung memiliki kualitas Pemeriksaan kesehatan di posyandu lansia
hidup yang baik. Hal ini bisa terjadi dicatat dan dipantau dengan Kartu Menuju
dikarenakan di desa Cipasung telah terbentuk Sehat (KMS) untuk mendeteksi dini penyakit
kegiatan rutin posyandu lansia yang yang diderita atau ancaman masalah kesehatan
dilaksanakan setiap satu bulan sekali. yang dihadapi oleh lansia. Hasil penelitian yang
Berdasarkan data laporan kehadiran kegiatan dilakukan Sari menyatakan bahwa senam lansia
posyandu lansia di Desa Cipasung selama 3 mempunyai pengaruh terhadap penurunan
bulan terakhir menunjukkan bahwa lansia yang tingkat kecemasan.14 Selain itu, penelitian
mengikuti kegiatan posyandu lansia lebih dari Margiyati menyatakan bahwa senam lansia
50 persen. Kegiatan posyandu lansia ini juga efektif untuk menurunkan hipertensi
merupakan upaya pelayanan kesehatan untuk pada lansia.15 Berdasarkan hasil penelitian

Jurnal Kesehatan Reproduksi, 9(1), 2018 73


Faktor-faktor yang berhubungan dengan kualitas......... (Indrayani Puspanegara dan Sudarto Ronoatmodjo)

tersebut menunjukkan bahwa pelayanan berjenis kelamin perempuan cenderung


kesehatan lansia di komunitas berpengaruh mempunyai kualitas lebih buruk dibandingkan
terhadap perbaikan kesehatan fisik dan mental laki-laki.8
serta berpengaruh terhadap kualitas hidup
lansia. Hasil analisis bivariat menunjukkan adanya
hubungan yang bermakna antara usia dengan
World Health Organization tahun 1994 dalam kualitas hidup lansia (p-value < 0,05). Hal ini
Bangun menyatakan bahwa kualitas hidup dikarenakan terjadinya perubahan akibat proses
didefinisikan sebagai persepsi individu sebagai menua baik perubahan fisik, perubahan mental,
laki-laki atau perempuan dalam hidup, ditinjau perubahan psikososial yang mengarah pada
dari konteks budaya dan sistem nilai dimana kemampuan lansia untuk melakukan aktivitas
mereka tinggal dan berhubungan dengan sehari-hari dan berpengaruh terhadap kualitas
standar hidup, harapan, kesenangan dan hidup lansia.20 Menurut Nugroho, seiring
perhatian mereka.12 Menurut Sutikno, kualitas dengan bertambahnya usia, maka akan terjadi
hidup lansia merupakan suatu komponen yang beberapa perubahan pada lansia meliputi
kompleks dimana mencakup tentang usia, penurunan kondisi fisik, perubahan psikologis
harapan hidup, kepuasan dalam kehidupan, yang dipengaruhi oleh menurunnya kondisi
kesehatan fisik dan mental, fungsi kognitif, fisik, kesehatan lansia yang semakin menurun
kesehatan dan fungsi fisik, pendapatan, kondisi serta kondisi lingkungan dimana lansia berada
tempat tinggal, dukungan sosial dan jaringan dan perubahan psikososial seperti menurunnya
sosial. Kualitas hidup merupakan persepsi atas tingkat kemandirian serta psikomotor yang
penilaian subjektif dari individu yang menyebabkan lansia mengalami suatu
mencakup beberapa aspek sekaligus yakni perubahan dari sisi aspek psikososial.1 Hasil
kondisi fisik, psikologis, sosial dan lingkungan penelitian sebelumnya menunjukkan hasil yang
dalam kehidupan sehari-hari.9 Kualitas hidup sama yaitu adanya hubungan antara usia dengan
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain kualitas hidup lansia.10 Penelitian Sutikno juga
karakteristik dari lansia, dukungan keluarga dan menunjukkan bahwa faktor usia berhubungan
fungsi keluarga.16,17,7,18 dengan kualitas hidup.9

Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa ada Hasil analisis bivariat yang disajikan pada
hubungan antara jenis kelamin dengan kualitas Tabel 2 menunjukkan bahwa terdapat hubungan
hidup lansia (p-value < 0,05). Hal ini berkaitan antara status pernikahan dengan kualitas hidup
dengan lansia perempuan mengalami keluhan lansia (p-value <0,05). Pasangan hidup
sakit baik akut maupun kronis lebih tinggi memiliki fungsi sebagai supporting dalam
dibandingkan dengan lansia laki-laki, keluhan berbagai hal seperti emosi, pemecahan masalah,
ini berpengaruh terhadap kualitas hidup lansia. keuangan, maupun pengasuhan.21 Kehilangan
Hasil ini sejalan dengan studi yang dilakukan pasangan hidup yang terjadi pada lansia pada
oleh Dragomirecha dan Selepova umumnya disebabkan oleh kematian.
mengungkapkan juga bahwa kualitas hidup Kehilangan pasangan hidup karena kematian
laki-laki lansia lebih tinggi daripada lansia merupakan peristiwa yang dapat menimbulkan
perempuan.19 Hasil studinya juga melaporkan stres atau gangguan psikologis pada lansia.
bahwa secara signifikan laki-laki lansia Gangguan psikologis ini dapat timbul karena
memiliki kepuasan yang lebih tinggi dalam banyaknya kegiatan yang sebelumnya dapat
beberapa aspek antara lain hubungan personal, dibagi atau dilakukan bersama pasangan yang
dukungan keluarga, keadaan ekonomi, kemudian harus dilakukan sendiri, seperti
pelayanan sosial, kondisi kehidupan dan membahas tentang masa depan anak, masalah
kesehatan, sedangkan lansia perempuan ekonomi rumah tangga atau tentang hubungan
memiliki nilai yang lebih tinggi dalam hal sosial. Hasil penelitian ini sejalan dengan
kesepian, ekonomi yang rendah dan penelitian yang dilakukan oleh Supraba yang
kekhawatiran terhadap masa depan. Selain itu, mengemukakan bahwa terdapat hubungan yang
hasil penelitian ini juga sejalan dengan bermakna antara status pernikahan dengan
penelitian sebelumnya yang menyebutkan kualitas hidup lansia (p-value <0,05).10 Namun,
bahwa jenis kelamin berhubungan dengan setelah dianalisis secara multivariat
kualitas hidup lansia.10 Penelitian yang menunjukkan bahwa variabel umur, jenis
dilakukan oleh Nawi dkk di Purworejo Jawa kelamin dan status pernikahan tidak memiliki
Tengah juga menyebutkan bahwa lansia yang hubungan yang signifikan dengan kualitas

74 Jurnal Kesehatan Reproduksi, 9(1), 2018


Faktor-faktor yang berhubungan dngan kualitas........ (Indrayani Puspanegara dan Sudarto Ronoatmodjo)

hidup lansia. Tidak adanya hubungan yang keluarganya yang berupa dukungan
bermakna pada analisis multivariat disebabkan informasional, dukungan penilaian, dukungan
adanya pengaruh variabel lain yang lebih kuat. instrumental dan dukungan emosional.25
Hasil penelitian di Desa Cipasung menunjukkan Dukungan dari keluarga ini sangat dibutuhkan
bahwa karakteristik lansia yang berhubungan lansia dalam menjalani kehidupannya. Dengan
signifikan dengan kualitas hidup lansia yaitu adanya dukungan keluarga yang baik, maka
pendidikan dan pekerjaan lansia. lansia akan merasa lebih diperhatikan. Hasil
penelitian ini juga sesuai dengan teori yang
Hasil analisis multivariat juga dapat diketahui dikemukakan Maryam bahwa keluarga
bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan merupakan support system utama bagi lansia
dengan kualitas hidup lansia (p-value < 0,05). dalam mempertahankan kesehatannya.26
Bekerja sering dikaitkan dengan penghasilan
dan penghasilan sering dikaitkan dengan Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil
kebutuhan manusia. Dengan bekerja, seseorang penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
dapat memenuhi kebutuhannya dan Yulianti di Desa Pugongrejo Purworejo yang
keluarganya. Lansia yang bekerja dapat menyebutkan bahwa ada hubungan antara
diartikan sebagai seseorang yang usianya ≥ 60 dukungan keluarga dengan kualitas hidup
tahun ke atas dan masih mampu melakukan lansia.11 Bentuk dukungan keluarga yang dapat
aktifitas atau kegiatan untuk memenuhi diberikan oleh keluarga antara lain keluarga
kebutuhan sehari-hari. Lansia yang tidak mau mendengarkan dan memperhatikan
bekerja cenderung mudah merasa cemas dan masalah yang dihadapi oleh lansia baik masalah
ketakutan serta adanya ketergantungan dalam kesehatan maupun masalah yang lainnya.
hal ekonomi.1 Hal ini pun berkaitan dengan Selain itu, keluarga membantu memecahkan
pensiunnya seorang lansia. Tujuan dari masa masalah yang sedang dihadapi lansia. Keluarga
pensiun adalah agar lanjut usia dapat menikmati juga diharapkan dapat memberikan informasi-
hari tuanya, pada kenyataannya di masyarakat informasi yang dibutuhkan lansia dalam upaya
yang terjadi adalah pensiun sering diartikan memecahkan masalah yang dihadapinya.
sebaliknya, masa pensiun dianggap sebagai Dengan adanya dukungan keluarga ini, lansia
suatu masa dimana para lanjut usia kehilangan akan merasa terbantu dalam menghadapi
banyak hal dari masa tersebut yakni kehilangan masalah-masalah serta merasa aman dan
penghasilan, jabatan, kegiatan, serta harga diri. nyaman berada di dekat keluarga.25 Dengan
Kondisi ini tentu dapat mempengaruhi kualitas demikian, dukungan keluarga yang baik dapat
hidup lansia. Hasil penelitian ini sejalan dengan meningkatkan kualitas hidup lansia. Dilihat dari
penelitian sebelumnya yang menyebutkan nilai OR, lansia yang mendapat dukungan
bahwa terdapat hubungan yang bermakna keluarga kurang berpeluang 5,7 kali lebih besar
antara pekerjaan dengan kualitas hidup lansia.10 memiliki kualitas hidup buruk dibandingkan
Dilihat dari nilai OR, lansia yang tidak bekerja dengan lansia yang mendapatkan dukungan
berpeluang 3,5 kali lebih besar memiliki keluarga baik.
kualitas hidup buruk dibandingkan dengan
lansia yang bekerja. Hasil analisis multivariat pada penelitian ini
menunjukkan adanya tiga variabel yang
Berdasarkan hasil analisis bivariat pada variabel berhubungan dengan kualitas hidup lansia yaitu
dukungan keluarga menunjukkan bahwa pendidikan, pekerjaan dan dukungan keluarga.
terdapat hubungan yang signifikan antara Dari ketiga variabel tersebut, yang dominan
dukungan keluarga dengan kualitas hidup lansia berhubungan dengan kualitas hidup lansia
(p value < 0,05), bahkan setelah dilakukan adalah dukungan keluarga karena memiliki nilai
analisis secara multivariat diketahui bahwa OR yang terbesar yaitu 5,7. Hal ini berarti
dukungan keluarga tetap berhubungan dengan bahwa lansia yang mendapat dukungan
kualitas hidup lansia (p value < 0,05). Menurut keluarga kurang berpeluang 5,7 kali lebih besar
Renwick dan Brown, sistem dukungan memiliki kualitas hidup buruk dibandingkan
merupakan salah satu faktor yang lansia yang mendapatkan dukungan keluarga
mempengaruhi kualitas hidup seseorang baik setelah dikontrol variabel pendidikan dan
termasuk didalamnya dukungan yang berasal pekerjaan. Dukungan keluarga akan menambah
dari lingkungan keluarga.17 Menurut Friedman, rasa percaya diri dan memotivasi untuk
dukungan keluarga adalah sikap, tindakan menghadapi masalah dan meningkatkan
penerimaan keluarga terhadap anggota kepuasan hidup. Individu yang menghadapi

Jurnal Kesehatan Reproduksi, 9(1), 2018 75


Faktor-faktor yang berhubungan dengan kualitas......... (Indrayani Puspanegara dan Sudarto Ronoatmodjo)

persoalan atau masalah akan merasa terbantu hidup lansia. Keterlibatan keluarga dalam
jika ada keluarga yang mau mendengarkan dan pelayanan lansia dapat berupa program
memperhatikan masalah yang sedang dihadapi. pendekatan keluarga misalnya dengan
Dukungan dan perhatian dari keluarga kunjungan kepada keluarga lansia secara
merupakan bentuk penghargaan positif yang terjadwal dan rutin dalam rangka promosi
diberikan kepada individu. Selain itu, dukungan kesehatan sebagai upaya promotif dan
informasional dari keluarga dapat digunakan preventif sekaligus mensosialisasikan
individu dalam mengatasi persoalan-persoalan pentingnya dukungan keluarga dan fungsi
yang dihadapi. Berdasarkan hasil kuesioner keluarga yang sehat dalam upaya
dapat diketahui bahwa lansia yang mendapat peningkatan kualitas hidup lansia.
dukungan keluarga baik, tidak hanya Sosialisasi mengenai pentingnya dukungan
mendapatkan perlakuan yang menyenangkan kelarga dan fungsi keluarga yang sehat
dari keluarga seperti keluarga selalu dengan memanfaatkan forum-forum yang
mendengarkan keluhan yang dirasakan lansia, sudah ada di masyarakat seperti majelis
menunjukkan wajah yang menyenangkan saat taklim atau pengajian dan forum lainnya.
membantu lansia serta merawat lansia dengan Selain itu, Puskesmas dan Desa dapat
penuh kasih sayang, tetapi lansia juga mengoptimalkan kegiatan Posbindu lansia
mendapatkan dukungan informasi dari keluarga dengan memberikan sarana dan prasarana
seperti keluarga mengingatkan kondisi yang memadai untuk kegiatan ini.
kesehatan lansia, menjelaskan perilaku atau
2. Bagi lansia dan keluarga
kegiatan yang dapat meningkatkan kesehatan
Lansia diharapkan dapat berpartisipasi aktif
dan yang dapat memperburuk kesehatan lansia.
dalam kegiatan pelayanan kesehatan lansia
Lansia yang mendapatkan dukungan keluarga
yang ada (posyandu lansia) agar dapat terus
baik akan merasa aman dan nyaman berada di
menjaga kondisi kesehatan fisiknya
antara keluarganya sehingga dapat
sehingga kualitas hidupnya meningkat. Bagi
meningkatkan kualitas hidup lansia. Hasil ini
keluarga diharapkan untuk tetap
dapat menjadi masukan bagi Puskesmas yang
memberikan perhatian, perawatan dan
membawahi wilayah desa Cipasung, bahwa
dukungan yang optimal pada lansia seperti
dukungan keluarga penting untuk
memberi perawatan ketika lansia sakit dan
meningkatkan kualitas hidup lansia. Sosialisasi
memberi dukungan kepada lansia agar
kepada keluarga yang memiliki lansia dapat
dapat mengunjungi posyandu lansia.
dilakukan melalui Posbindu lansia.
Keluarga yang memiliki lansia diharapkan
melibatkan lansia dalam pengelolaan
KESIMPULAN kehidupan keluarga sebagai bentuk
dukungan penghargaan kepada lansia
Penelitian ini menunjukkan bahwa sedikit lebih sehingga lansia merasa dihargai dan
besar dari separuh responden memiliki kualitas dibutuhkan dalam keluarga. Harapannya
hidup baik dan skor rata-ratanya adalah 50,14. adalah dengan kondisi tersebut lansia dapat
Karakteristik lansia meliputi pendidikan dan meningkat kualitas hidupnya.
pekerjaan memiliki hubungan yang signifikan 3. Bagi peneliti lain
dengan kualitas hidup lansia. Sedangkan faktor Disarankan bagi peneliti selanjutnya agar
yang berhubungan paling kuat dengan kualitas meneliti tentang kualitas hidup lansia secara
hidup lansia adalah dukungan keluarga dengan kualitatif agar bisa menggali secara
nilai OR 5,77 setelah dikontrol oleh variabel mendalam faktor-faktor yang berhubungan
lainnya. dengan kualitas hidup lansia.

SARAN UCAPAN TERIMAKASIH


1. Bagi puskesmas Penulis mengucapkan terimakasih kepada
Diharapkan Puskesmas yang bekerja sama Yayasan Pendidikan Bhakti Husada Kuningan
dengan tenaga kesehatan serta kader (YPBHK) atas pendanaan penelitian, Kepala
posbindu dapat mengoptimalkan pelayanan Desa Cipasung dan Universitas Indonesia yang
posbindu lansia yang sudah ada dengan turut telah memfasilitasi penelitian.
melibatkan keluarga lansia dalam upaya
meningkatkan derajat kesehatan dan kualitas

76 Jurnal Kesehatan Reproduksi, 9(1), 2018


Faktor-faktor yang berhubungan dngan kualitas........ (Indrayani Puspanegara dan Sudarto Ronoatmodjo)

DAFTAR PUSTAKA Manusia. Bandung: Erlangga; 2012.


1. Nugroho. W. Keperawatan Gerontik & 13. World Health Organization. The World
Geriatrik, Edisi-3. Jakarta: : Salemba Health Organization Quality of Life
Humanika; 2008. (WHOQOL)-BREF [Internet]. 2004 [cited
2017 May 29]. Available from:
2. Pusat Data dan Informasi Kesehatan.
http://www.who.int/substance_abuse/resea
Topik Utama Gambaran Kesehatan Lanjut
rch_tools/en/indonesian_whoqol.p
Usia di Indonesia. Kementerian Kesehatan;
2013. 14. Sari. Evi Tursina. Pengaruh Pelaksanaan
Senam Lansia terhadap Penurunan Tingkat
3. Infodatin. Situasi Lanjut Usia (Lansia) di
Kecemasan pada Lansia di RW.01
Indonesia. Jakarta: Kementerian
Kelurahan Muja Muju Yogyakarta
Kesehatan; 2015.
[Internet]. 2009 [cited 2017 May 29].
4. BPS. Data Lansia di Indonesia: Susenas
Available from:
[Internet]. Jakarta: BPS; 2012. Available
http://skripsistikes.wordpress.com
from:
https://www.bps.go.id/publication/2012/11 15. Margiyati. Pengaruh Senam Lansia
/07/847c93e911c981fabc5c0b59/statistik- terhadap Penurunan Tekanan Darah pada
penduduk-lanjut-usia-indonesia-2011.html Lansia Hipertensi di Posyandu Lansia
Ngudi Waras, Dusun Kemloko Desa
5. Ariyanti Rismaida Pairang.
Bergas Kidul [Internet]. [cited 2017 May
Dance/Movement Therapy dalam
29]. Available from:
Kehidupan Sosial Lansia di Panti Werdha
http://eprints.undip.ac.id/16652/
[Internet]. Jakarta; Available from:
http://lib.atmajaya.ac.id/default.aspx?TabI 16. Moons P, et.al. Validity, Reliability and
D=61&src=k&id=159535 Responsiveness of the schedule for the
evaluation of Individual Quality of Live-
6. Gureje., Oye., Dkk. Determinant of
Direct Weighty (SEIQOL_DW) in 176
Quality of Life of Elderly Nigerians: result
Congenital Heart Disease. Health and
from the Ibadan Study of Ageing
Quality of Life Outcomes, 21-8.
[Internet]. 2008. Available from:
USA:Bimed Ltd; 2014.
http://ukpmc.ac.uk/classic/articlerender.cgi
?accid=PMC2820711 17. Renwick. R, Brown. I. Quality of Life
Health Promotion anda Rehabilitation.
7. Brown Jackie. et all. Models of Quality of
California: Sage Publication, Inc; 1996.
Life: A Taxonomy, Overview and
Systematic Review of The Literatur. 18. Lindstrom B. Measuring and Improving
European Forum on Population Ageing Quality of Life for Children. Lindstrom B,
Research. 2004;(6,8,10). Spencer N, editor. Oxford: Oxford
University Press; 1995.
8. Ng N, Hakimi M, Byass P, Wilopo S, Wall
S. Health and quality of life among older 19. Dragomirecka & Selepova. Do Czech
rural people in Purworejo District, Elderly Women Hhave Lower Quality Of
Indonesia. Glob Health Action. Life Than Men? Results Of A Pilot Study
2010;3(1):2125. [Internet]. 2002. Available from:
http://books.google.co.id/books?id=2SXu
9. Sutikno. Hubungan Fungsi Keluarga
Xnlz3PgC&lpg=PA161&ots=KEPkaLMbl
Dengan Kualitas Hidup Lansia di
o&dq=Dragomirecka%2C
Kelompok Jantung Sehat Surya Group
Selepova&pg=PA161#v=onepage&q=Dra
Kediri. Universitas Gajah Mada; 2011.
gomirecka, Selepva&f=false
10. Supraba., Parahita. N. Hubungan Aktivitas
20. Dewi. Sofia Rhosma. Buku Ajar
Sosial, Interaksi Sosial dan Fungsi
Keperawatan Gerontik. Yogyakarta:
Keluarga dengan Kualitas Hidup Lanjut
Deepublish; 2014.
Usia di Wilayah Kerja Puskesmas I
Denpasar Utara Kota Denpasar. 2015. 21. Papalia. Old, Feldman. Human
Development (Perkembangan Manusia).
11. Yulianti. Hubungan Dukungan Keluarga
Jakarta: Salemba Humanika; 2009.
dengan Kualitas Hidup Lansia di Desa
Pugongrejo Purworejo. STIKKes 22. Mubarak, W. I., Santoso BA, Rozikin K.,
Aisyiyah; 2010. &Patonah S. Buku ajar keperawatan
komunitas 2: Teori dan aplikasi dalam
12. Bangun Wilson. Manajemen Sumber Daya
praktik dengan pendekatan asuhan
Jurnal Kesehatan Reproduksi, 9(1), 2018 77
Faktor-faktor yang berhubungan dengan kualitas......... (Indrayani Puspanegara dan Sudarto Ronoatmodjo)

keperawatan komunitas, gerontik dan http://www.lontar.ui.ac.id


keluarga. Jakarta: Sagung Seto; 2006. 25. Friedman MM. Keperawatan Keluarga,
23. Lueckenotte AG. Gerontologic Nursing teori dan Praktek (Edisi 3). Penerbit Buku
(2nd ed). Missouri: Mosby; 2000. Kedokteran: EGC; 1998.
24. Nofitri. Kualitas Hidup Penduduk Dewasa 26. Maryam.RS. Mengenal Usia Lanjut dan
di Jakarta [Internet]. 2009 [cited 2017 Jan Perawatannya. Jakarta: Salemba Medika;
25]. Available from: 2008.

78 Jurnal Kesehatan Reproduksi, 9(1), 2018

S-ar putea să vă placă și