Sunteți pe pagina 1din 26

MAKALAH

CARA MENGHINDARI PERMUSUHAN DAN MENCIPTAKAN


PERDAMAIAN DALAM ISLAM
(Di ajukan untuk Memenuhi tugas Mata Kuliah Al-Qur’an Hadist)
DOSEN PENGAMPU : MOH. SAIN, S.Pd.I., M.Pd.I.

Disusun oleh:

NENI HERAWATI : 1209.18.08363

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
AULIAURRASYIDIN
TEMBILAHAN
T.A 2018/2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah.. Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas segala rahmat dan
hidayah-Nya. Segala pujian hanya layak kita aturkan kepada Allah SWT. Tuhan
seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta petunjuk-Nya yang
sungguh tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
yang penulis beri judul ”CARA MENGHINDARI PERMUSUHAN DAN
MENCIPTAKAN PERDAMAIAN DALAM ISLAM”.
Dalam penyusuna makalah ini, penulis mendapat banyak bantuan dari
berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan rasa berterimakasih yang
sebesar-besarnya kepada mereka, kedua orang tua dan segenap keluarga besar
penulis yang telah memberikan dukungan, moril, dan kepercayaan yang sangat
berarti bagi penulis.
Berkat dukungan mereka semua kesuksesan ini dimulai, dan semoga
semua ini bisa memberikan sebuah nilai kebahagiaan dan menjadi bahan tuntunan
kearah yang lebih baik lagi. Penulis tentunya berharap isi makalah ini tidak
meninggalkan celah, berupa kekurangan atau kesalahan, namun kemungkinan
akan selalu tersisa kekurangan yang tidak disadari oleh penulis.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
agar makalah ini dapat menjadi lebih baik lagi. Akhir kata, penulis mengharapkan
agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.

Tembilahan, Mei 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................ i


DAFTAR ISI ............................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1


A. Latar Belakang...................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................. 2
C. Tujuan ................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................... 4


A. Prinsip Ajaran Islam ............................................................. 4
B. Pengertian Perdamaian ......................................................... 7
C. Keterkaitan antara Islam dan Perdamaian ............................ 8
D. Nilai-Nilai Ajaran Islam dalam Upaya Pembentukan
Perdamaian ........................................................................... 10
E. Solusi Islam dalam Menghindari Permusuhan dan
Menciptakan Perdamaian ..................................................... 16

BAB III PENUTUP .................................................................................. 21


A. Kesimpulan ........................................................................... 21
B. Saran .................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 23

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Agama merupakan totalitas sumber kearifan, cinta dan perdamaian
diantara sesama manusia.1 Sebagaimana makna yang terkandung dalam kata
“agama“ itu sendiri. Mengambil makna etimologi dari agama, sebagaimana
disebutkan Rohadi Abdul Fatah, kata agama berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu
“a” berarti “tidak” dan “gama” berarti “kacau”.2 Pengertian bahasa itu,
memberikan pemahaman, ketika seseorang menganut suatu agama,maka
dengannya akan timbul ketenteraman dan kedamaian serta kesejahteraan dalam
kehidupannya. Selain itu, islam-yang merupakan bagian dari agama-merupakan
konsep tuntunan kedamaian yang akan membawa manusia kepada kesejahteraan,
keadilan, dan kedamaian dalam bingkai ketundukan dan ketaatan kepada Tuhan
(Allah SWT). Namun, definisi atas agama tersebut, sepertinya belum dapat
terwujud dalam kehidupan pemeluknya, karena melihat pada fakta yang terjadi
bahwa kekerasan dan konflik atas nama agama yang ternyata semakin banyak
terjadi di Indonesia.
Mengenai konflik atas nama agama, Dadang Kahmad menyebutkan
beberapa sebab. Pertama, perbedaan pemahaman terhadap ajaran agama, yang
mana hal ini dapat menjadi sebab konflik intra-agama atau konflik antarmadzhab.
Kedua, justifikasi pemeluk agama, bahwa agama yang dipeluknya yang paling
benar, yang kemudian akan memunculkan sentimen agama. Hal ini yang akan
dapat menjadi sebab terjadinya konflik antaragama.3
Kekerasan (klonflik) atas nama agama itu, terkadang dilegitimasi dengan
dalil-dalil agama, sehingga menimbulkan kesan bahwa agama mengajarkan
kekerasan dan permusuhan.

1
Agus Purnomo. Ideologi Kekerasan: Argumentasi Teologis – Sosial Radikalisme Agama.
Cet. I (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2009) hlm. 1.
2
Rohadi Abdul Fatah, dkk. Ilmu dan Teknologi dalam Islam. Cet. III (Jakarta: PT. Rineka
Cipta,2005) hlm. 6.
3
Dadang Kahmad. Sosiologi Agama. Cet. II (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2002) hlm.
150.

1
Dalam islam-misalnya-konflik atas nama agama dilegitimasi dengan dalil-
dalil al-Qur‟an seperti perintah amar ma‟ruf nahi munkar. Sebagaimana
disebutkan dalam hadis yang menyatakan ketika seseorang melihat kemungkaran,
hendaknya mencegah dengan tangannya, ketika tidak mampu, dengan lisannya,
ketika dengan lisan tidak mampu juga maka mencegah dengan hatinya, dan yang
terakhir ini-dikatakan dalam hadis-sebagai tanda lemahnya iman.
Pemahaman secara tekstual terhadap ayat al-Qur‟an (sebagai sumber
hukum tertinggi dalam islam), menjadikan dikesampingkannya prinsip dan
konsep dasar islam yang mengusung perdamaian dan kasih sayang. Padahal,
ketika meneliti secara lebih jauh terhadap ayat al-Qur‟an dan juga hadis (yang
keduanya merupakan dasar pokok dari ajaran islam), akan dapat ditemukan bahwa
ajaran perdamaian sangat mewarnai dalam teks-teks al-Qur‟an maupun hadis
Rasulullah SAW. Sebagaimana dikemukakan bahwa tujuan diutusnya Nabi
Muhammad SAW adalah untuk menyebarkan konsep perdamaian dan kasih
sayang. Ajaran damai yang dibawa oleh Rasulullah SAW, bukan hanya
diperuntukkan bagi umat islam saja, atau kepada manusia saja, namun lebih luas
dari itu, yakni bagi seluruh alam semesta.
Melihat teori al-Qur‟an yang mengajarkan konsep perdamaian dengan
realita yang terjadi itulah, maka sangat perlu adanya ulasan yang lebih mendalam
tentang konsep rahmatan lil alamin dan bagaimana mewujudkan konsep itu dalam
kehidupan, sebagai wujud nyata ketundukan kepada Allah SWT dan sebagai
sarana untuk mendapatkan kebahagian di dunia dan di akhirat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa prinsip ajaran Islam?
2. Apa pengertian perdamaian?
3. Bagaimana keterkaitan antara islam dan perdamaian?
4. Apa nilai-nilai ajaran Islam dalam upaya pembentukan perdamaian?
5. Apa solusi Islam dalam menghindari permusuhan dan menciptakan
perdamaian?

2
C. Tujuan
1. Mengetahui prinsip ajaran Islam
2. Mengetahui pengertian perdamaian
3. Mengetahui keterkaitan antara islam dan perdamaian
4. Mengetahui nilai-nilai ajaran Islam dalam upaya pembentukan perdamaian
5. Mengetahui solusi Islam dalam menghindari permusuhan dan menciptakan
perdamaian

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Prinsip Ajaran Islam
Pada prinsipnya, Islam merupakan agama yang mengajarkan perdamaian
dan kasih sayang, menjunjung tinggi sifat tolong-menolong, saling menasehati
tentang hak dan kesabaran, kesetiakawanan, egaliter (kesamaan derajat),
tenggang rasa, kebersamaan, demokratis, keadilan, toleransi, dan seimbang antara
urusan dunia dan akhirat.4 Prinsip tersebut, sangat banyak dapat ditemukan dalam
teks-teks Al-Qur‟an, yang didalamnya mengajarkan konsep-konsep perdamaian.
Seperti Firman Allah SWT:
َ َ َٰ َ ۡ ّ ٗ َ ۡ َ ‫َ َ ٓ َ ۡ َ ۡ َ َ ا‬
ٓ ٓٓ١٠٧ٓ‫مٓإَِّلٓرۡحةٓى ِيعي ٍِني‬ ٓ َٰ‫وٌٓآأرشين‬

“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi
semesta alam.” (Q.s. Al-Anbiya‟: 107)

Ayat diatas, dengan sangat jelas memberikan pemahaman bahwa tujuan


diutusnya Nabi Muhammad SAW adalah menjadi rahmat bagi semua alam
semesta. Pernyataan alam semesta dalam ayat tersebut menunjukkan islam
merupakan agama yang universal, yang ajarannya harus mewujudkan kasih
kebaikan kepada seluruh alam semesta.
Tentang ayat itu, oleh mufassir seperti Wahbah Zuhaili dan Ali Ash-
Shabuni, memberikan sebuah pernyataan bahwa diutusnya Nabi Muhammad
SAW dengan syari‟at dan hukum-hukum adalah sebagai rahmat bagi semua
makhluk, karena sesunggunya tidaklah kamu diutus dengan itu semua menjadi
sebab kebahagian dan kebaikan di dunia dan di akhirat. 5
Pernyataan diatas, memberikan pengertian bahwa islam merupakan agama
yang mengutamakan kemaslahatan bagi semua makhluk Allah tanpa terkecuali.
Islam yang memiliki tujuan mewujudkan kebaikan dalam kehidupan itu,

4
Yatimin Abdullah. Studi Islam Kontemporer. Cet. I (Jakarta: AMZAH,2006) hlm. 19.
5
Lebih jelasnya, baca: Wahbah Zuhaili. At-Tafsir al-Wajiz „ala Hamisyi al-Qur‟an al-
„Adhim. Cet. II (Damaskus: Daar al-Fikr,1996) hlm. 332.; Ali Ash-Shabuni.Shafwah at-
Tafasir.Juz. II. Cet. IV (Bairut: Daar Al-Qur‟an al-Karim,1981) hlm. 277

4
tercermin pula dalam berbagai teks-teks ayat yang lain yang memberikan
larangan kepada manusia untuk melakukan kerusakan di muka bumi, larangan
membunuh tanpa alasan yang benar, anjuran untuk mengusahakan perdamaian di
muka bumi, merugikan orang lain, dan lain sebagainya yang pada intinya adalah
anjuran untuk selalu mengusahakan kebaikan dan kemaslahatan dalam hidup di
dunia.6 Perintah mewujudkan perdamaian, kasih-sayang, dan segala macam
bentuk kebaikan itu, merupakan bagian dari tugas manusia sebagai khalifah fiy
al-ardh.7
Selain itu, terdapat pula teks-teks ayat yang menjelaskan tentang konsep
persaudaraan, saling memahami satu dengan yang lainnya, larang berprasangka
buruk, mengolok-olok orang lain, berlaku adil, melakukan perbuatan keji dan
mengadakan permusuhan, serta tidak memaksanakan kehendak, termasuk
memaksakan agamanya kepada orang lain.
Berbagai perintah dan larang yang disebutkan dalam teks-teks Al-Qur‟an
tersebut, merupakan sebuah bukti nyata bagaimana Allah SWT memerintahkan
kepada hamba-Nya untuk selalu menebarkan kasih sayang, kedamaian dan
kebaikan kepada semua makhluk-Nya, yang semua itu merupakan usaha untuk
mendapatkan kebahagiaan dalam kehidupan.
Konsep perdamaian, cinta dan kasih sayang, juga dijelaskan oleh Abu
„Usman „Amr bin Bahr. Menurutnya, seharusnya manusia itu dapat membiasakan
diri untuk mencinta, mengasihi dan menyayangi, bersimpati, bermurah hati
kepada semua manusia, karena semua manusia merupakan satu kesatuan yang
harmonis dan memiliki hak-hak dan kondisi yang sama.8

6
Tentang ayat-ayat yang menganjurkan melarang berbuat keburukan serta perintah untuk
berbuat kebaikan, dapat dibaca dalam teks-teks al-Qur‟an, seperti: Q.s. an-Nisa: 114, Al-Qashas:
77, Asy-Syu‟ara: 183, Al-Maidah: 32, Al-An‟am: 151, dan al-Isra‟: 33, dan masih banyak lagi
teks-teks ayat al-Qur‟n yang mengajarkan kepada perdamaian, larang berbuat kejahatan, dan
perintah untuk berbuat kebaikan.
7
Sebagaimana firman Allah dalam surat al-Baqarah:30, selanjutnya, tentang konsep perintah
ishlah (melakukan perbaikan,perdamaian) di dunia ini, Muhammad Thahir bin „Asyur juga
mengemukakan dalam kitabnya, bahwa sesungguhnya islam itu menyuruh kepada manusia untuk
melakukan ishlah (perbaikan, perdamaian) kepada manusia, karena perdamaian kepada manusia
akan mewujudkan kebaikan di alam. (Muhammad Thahir bin „Asyur. Ushul an-Nidham al-Ijtima‟i
fiy al-Islam. Cet. II (Asy-Syirkah at-Tunisiah,tt) hlm. 103.
8
Abu „Usman „Amr bin Bahr. Tahdzib al-Akhlak. Cet. I (Daar as-Shahabah,1989) hlm. 55

5
Penjelasan-penjelasan tersebut diatas, sangat selaras dengan konsep tujuan
adanya syariat adalah perbaikan (ishlah) dan menghilangkan kerusakan.9 Wahbah
Zuhailiy menjelaskan pula, bahwa maksud dari syari‟at adalah mewujudkan
kebaikan dalam kehidupan manusia, dan menghilangkan kemadharatan bagi
mereka.10 Keterangan senada juga dikemukakan oleh Said Agil Husen al-
Munawar, yang pada intinya bahwa dalam merealisasikan syariat islam,
hendaknya mengedepankan lima prinsip, yakni; Pertama, pemeliharaan terhadap
jiwa dan nyawa manusia, Kedua, perlindungan terhadap agama itu sendiri; ketiga,
memelihara akal yang merupakan nikmat dari Allah; keempat, pemeliharaan
harta kekayaan, dan kelima; menjaga keturunan.11
Beberapa teks al-qur‟an telah menampakkan bagaimana Allah SWT
melarang hamba-Nya berbuat kerusakan dan permusuhan di muka bumi dengan
berbagai kemaksiatan, termasuk didalam kekerasan-kekerasan dan permusuhan-
permusuhan serta peperangan. Karena tidak dapat dipungkiri bahwa kekerasan
dan permusuhan akan membawa kemadharatan yang banyak.
Selain teks-teks Al-Qur‟an, teks-teks hadis Rasulullah SAW pun banyak
menjelaskan tentang konsep perdamaian islam. Sebagaimana, rasulullah SAW
menyatakan dengan tegas bahwa diutusnya merupakan rahmat bagi seluruh alam.
ْ َُْ َْ ّ َ َ َ ْ ُْ ََ ُ ْ ‫َ ْ َ ُ َ ََْ َ َ َ َ َ ُ َ ا‬
ٓ‫ح‬
ٓ ‫ن ٓل ًٓ ٓأبػ‬
ٓ ِ ِ ‫ْشك ِني ٓكال ٓ« ٓإ‬
ِ ٍ‫عَ ٓأ ِِب ْٓريرة ٓكال ٓؼِيو ٓيا ٓرشٔل ٓاَّللِٓادع ٓلَع ٓال‬
ً ْ
َ ‫تٓ َر‬ ْ ‫ً ا‬ َ
ٓ .»ٓ‫ۡح ٓة‬ ٓ ُ ‫ى اػاُآِإَون ٍَآبُػِد‬

“Dari Abu Hurairah, dia berkata: Sesunguhnya aku tidak diutus sebagai tukang
melaknat, sesungguhnya aku diutus hanya sebagai rahmat”.12

9
Muhammad Thahir bin „Asyur. Maqashid Syari‟at al-Islamiyyah. (Daar an-Nafa-is,tt) hlm.
274.
10
Wahbah Zuhaili. Al-Wajiz fiy Ushul al-Fiqh. Cet. I (Bairut: Daar al-Fikr al-Mu‟ashir,1999)
hlm. 217.
11
Said Agil Husin Al-Munawar. Al-Qur‟an Membangun Tradisi Kesalehan Hakiki. (Jakarta:
Ciputat Press, 2002) hlm. 345-346
12
Muslim bin Hajjaj al-Qusairiy an-Naisaburiy.Shahih Muslim. Kitab Birr wa Shilah, Bab.
Nahyi „an La‟ni ad-Dawab wa ghairih, No. hadis. 2598, Cet. I (Riyadh: Daar at-Tayyibah,2006)
hlm. 1204

6
Pernyataan-pernyatan dari teks-teks Al-Qur‟an dan hadis, merupakan
bukti yang jelas bagaimana islam mengajarkan konsep perdamaian dan melarang
adanya perpecahan dan permusuhan serta peperangan.

B. Pengertian Perdamaian
Damai memiliki banyak arti, arti kedamaian berubah sesuai dengan
hubungannya dengan kalimat. Perdamaian dapat menunjuk ke persetujuan
mengakhiri sebuah perang, atau ketiadaan perang, atau ke sebuah periode di mana
sebuah angkatan bersenjata tidak memerangi musuh. Damai dapat juga berarti
sebuah keadaan tenang, seperti yang umum di tempat-tempat yang terpencil,
mengijinkan untuk tidur atau meditasi. Damai dapat juga menggambarkan
keadaan emosi dalam diri dan akhirnya damai juga dapat berarti kombinasi dari
definisi-definisi di atas.
Manusia yang telah dianugerahi akal dan nafsu dipercaya oleh Tuhan
untuk menjadi khalifah-Nya dengan misi menjaga bumi dari kerusakan. Untuk
menjadi keseimbangan antara ke dua kekuatan yang dimiliki manusia tersebut,
Agama adalah jawabannya 13. Oleh karennya Allah mengutus rasul-rasul-Nya
guna menyebarkan ajaran-ajaran yang dapat menjadi pelita manusia dalam
mengarungi bahtera kehidupan ini. Islam merupakan penyempurna dari ajaran-
ajaran sebelumnya. Dan ia adalah agama samawi terakhir yang dibawa oleh Rasul
terakhir dan untuk umat terakhir yang hidup di zaman akhir. Dengan berpedoman
pada Al- Qur‟an dan As-Sunnah maka Islam mampu menjawab tantangan zaman
semenjak kemunculannya, zaman ini hingga yang akan datang.
Islam muncul untuk menjadi “penyelamat” dunia sebagai Rahmatan Lil
„Alamin oleh karenanya setiap ajaran Islam memiliki nilai kebenaran yang tidak
diragukan lagi. Ia berusaha menciptakan perdamaian di bumi sehingga umat
manusia dan seluruh makhluk Allah dapat hidup sejahtera. Islam dengan
pengertian epistimologi memiliki makna penyerahan diri, pasrah, patuh dan
tunduk kepada kehendak Allah, ia adalah agama yang membawa kemaslahatan

13
Sayyid Qutub, Islam dan Perdamaian Dunia, (PT Temprint: Jakarta, 1987) hlm. 34

7
bagi pemeluknya baik di dunia maupun di akherat. Firman Allah SWT dalam Q.S
Ali Imran ayat 85:
َ ۡ َ َِ ُ َ ُ ۡ َ َ ۡ ُ َ َ ٗ َٰ َ ۡ ۡ َ ۡ َ َ ۡ َ َ َ
َٓ ‫ِس‬
ٓٓ٨٥َٓ‫ي‬ ِ ِ َٰ ‫خ‬ ‫ى‬ ‫ٱ‬ٓ َِ
ٌ ٓ ٓ
‫ة‬ ‫ر‬‫خ‬ِ ‫ٓأۡل‬‫ٱ‬ٓ ‫ِٓف‬ َ
ِ ‫وٌَٓيبجؼِ ٓغۡيٓٱ ِۡلشل ًِٓٓدِيِآفيَٓيلبوٌِِّٓٓو‬
ٔ ْ

“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah


akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang
yang rugi” (Q.S Ali Imran: 85)

Dalam ajaran Islam bahwa perdamaian merupakan kunci pokok menjalin


hubungan antar umat manusia, sedangkan perang dan pertikaian adalah sumber
malapetaka yang berdampak pada kerusakan sosial. Agama mulia ini sangat
memperhatikan keselamatan dan perdamaian, juga menyeru kepada umat manusia
agar selalu hidup rukun dan damai dengan tidak mengikuti hawa nafsu dan
godaan Syaitan, firman Allah (QS.Al-Baqoroh : 208):
َ ۡ ‫ا‬ َ ُ ُ ْ ُ ‫ّ ۡ َ اٗ ََ َا‬ ْ ُ ُ ۡ ْ ُ َ َ َ ‫َ َ ُّ َ ا‬
َٓ َٰ
ِٓ ‫تٓٱلشيط‬ َٰ
ِ ‫لصي ًِٓٓنٓافةٓوَّلٓثتبِػٔآخطو‬
ِ ‫ٔآ ِِفٓٱ‬
ٓ ‫ِيَٓءأٌِآٱدخي‬ ٓ ‫يأيٓآٱَّل‬ َٰٓ
ُّ ‫ّو‬ٞ ّ ‫ٓغ ُد‬
ّٞ ‫ٌٓب‬ ُ َ ُ‫ا‬
َ ًۡ ‫ؾ‬
ٓٓ٢٠٨ٓ‫ني‬ ِ ‫إُِ ّٓۥٓى‬
“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan,
dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu
musuh yang nyata bagimu” (QS.Al-Baqoroh : 208)

C. Keterkaitan antara Islam dan Perdamaian


Islam sebagai agama damai sesungguhnya tidak membenarkan adanya
praktek kekerasan. Cara-cara radikal untuk mencapai tujuan politis atau
mempertahankan apa yang dianggap sakral bukanlah cara-cara yang Islami. Di
dalam tradisi peradaban Islam sendiri juga tidak dikenal adanya label radikalisme.
Perdamaian merupakan hal yang pokok dalam kehidupan manusia, karena
dengan kedamaian akan tercipta kehidupan yang sehat, nyaman dan harmonis
dalam setiap interaksi antar sesama. Dalam suasana aman dan damai, manusia
akan hidup dengan penuh ketenangan dan kegembiraan juga bisa melaksanakan
kewajiban dalam bingkai perdamaian. Oleh karena itu, kedamaian merupakan hak

8
mutlak setiap individu.14 Bahkan kehadiran damai dalam kehidupan setiap mahluk
merupakan tuntutan, karena dibalik ungkapan damai itu menyimpan keramahan,
kelembutan, persaudaraan dan keadilan. Dari paradigma ini, Islam diturunkan
oleh Allah SWT ke muka bumi dengan perantaraan seorang Nabi yang diutus
kepada seluruh manusia untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam, dan bukan
hanya untuk pengikut Muhammad semata.
Islam pada intinya bertujuan menciptakan perdamaian dan keadilan bagi
seluruh manusia, sesuai dengan nama agama ini: yaitu al-Islām. Islam bukan
nama dari agama tertentu, melainkan nama dari persekutuan agama yang dibawa
oleh Nabi-Nabi dan dinisbatkan kepada seluruh pengikut mereka. Itulah misi dan
tujuan diturunkannya Islam kepada manusia. Karena itu, Islam diturunkan tidak
untuk memelihara permusuhan atau menyebarkan dendam di antara umat
manusia. Konsepsi dan fakta-fakta sejarah Islam menunjukan, bagaimana sikap
tasāmuh (toleran) dan kasih sayang kaum muslim terhadap pemeluk agama lain,
baik yang tergolong ke dalam ahl al-Kitab maupun kaum mushrik, bahkan
terhadap seluruh makhluk, Islam mendahulukan sikap kasih sayang,
keharmonisan dan kedamaian. Di dalam Islam gagasan tentang perdamaian
merupakan pemikiran yang sangat mendasar dan mendalam karena berkait erat
dengan watak agama islam, bahkan merupakan pemikiran universal islam
mengenai alam, kehidupan, dan manusia.15 Yang dimaksud universal disini adalah
pemikiran Islam yang sama tujuannya dengan ajaran-ajaran Nabi-Nabi terdahulu
dalam upaya menciptakan kemanusiaan dan keadilan di muka bumi.
Nilai-nilai perdamaian pada hakikatnya banyak termaktub dalam Al-
Qur‟an dan juga secara jelas diindikasikan dalam berbagai riwayat Hadis Nabi.
Tidak ada satu ayat pun dalam Al-Qur‟an, dan tidak ada satu Hadis pun yang
mengobarkan semangat kebencian, permusuhan, pertentangan, atau segala bentuk
perilaku negatif yang mengancam stabilitas dan kualitas kedamaian hidup. Al-
Qur‟an menegaskan bahwa Rasulullah SAW diutus oleh Allah untuk menebarkan
kasih sayang seperti yang terkandung dalam QS. Al-Anbiya: 107
14
Syarifuddin Jurdi, Islam dan Ilmu Sosial Indonesia. (LABSOS UIN Sunan Kalijaga:
Yogyakarta, 2011) hlm 45.
15
Sayyid qutub, Islam dan perdamaian dunia, (Jakarta:firdaus,1987), hlm. 7

9
َ َ َٰ َ ۡ ّ ٗ َ ۡ َ ‫َ َ ٓ َ ۡ َ ۡ َ َ ا‬
ٓ ٓ١٠٧ٓ‫وٌٓآأرشينَٰمٓإَِّلٓرۡحةٓى ِيعي ٍِني‬
Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi
semesta alam. (QS. Al-Anbiyaa‟ : 107)

Ada berbagai pendapat tentang kejelasan maksud arti dari “rahmat bagi
semesta alam”, ada yang berpendapat bahwa rahmat tersebut hanya berlaku untuk
orang islam saja dan ada yang mengatakan bahwa rahmat tersebut berlaku untuk
seluruh umat manusia. Kami sepakat dengan pendapat yang kedua bahwa kasih
sayang diberikan kepada siapa saja yang berada di muka bumi tanpa membedakan
dari segi apapun baik suku, bangsa, agama, ras dan lain sebagainya sesuai dengan
watak perdamaian dalam islam.
Di samping sumber dari Al-Qur‟an, hadits-hadits juga banyak
mencantumkan tema perdamaian.
Sebagai contoh, “Allah mencintai kelembutan, Allah memberikan
keberkahan atas kelembutan, dan bukan atas kekerasan” (H.R. Muslim). Dalam
hadits tersebut, perdamaian digambarkan dengan kelembutan. Artinya,
perdamaian akan tercipta jika setiap orang melakukan sesuatu dengan kelembutan.
Misalnya di Negara kita yang multikultural ini, perbedaan-perbedaan akan selalu
ada, baik agama, kebudayaan, warna kulit dan lain sebagainya. Maka jika
kelembutan tidak kita terapkan dalam menerima perbedaan tersebut maka
perdamaian tidak akan terwujud.

D. Nilai-Nilai Ajaran Islam dalam Upaya Pembentukan Perdamaian


Adapun nilai-nilai ajaran Islam yang berorientasi kepada upaya
pembentukan perdamaian di tengah umat manusia, sehingga mereka dapat hidup
sejahtera dan harmonis, diantaranya :
a. Larangan Melakukan Kedzaliman
Islam sebagai agama yang membawa misi perdamaian dengan tegas
mengharamkan kepada umat manusia melakukan kedzaliman, kapan dan di
mana saja. Firman Allah QS. A-Furqaan:19 berikut ini:

10
َۡ ََ ٗ ۡ َ ََ ٗۡ َ َ ُ َ َۡ ََ َ ُ َُ َ ُ ُ‫ََ ۡ َ ا‬
ًِٓ‫َٓيظي‬ٌ‫ػل ٓد ٓنذبٔكًٓبٍِآتلٔلٔن ٓػٍآتصج ِطيػٔن َٓصفآوَّل ُٓۡص ۚا ٓو‬
َ ٗ َ َ ُۡ ُ ۡ ُ ّ
ٗ ‫آنب‬
ٓ ٓ١٩ٓ‫ۡيا‬ِ ‫ٌِِؾًُٓ ِذكّٓغذاب‬
maka sesungguhnya mereka (yang disembah itu) telah mendustakan kamu
tentang apa yang kamu katakan maka kamu tidak akan dapat menolak (azab)
dan tidak (pula) menolong (dirimu), dan barang siapa di antara kamu yang
berbuat zalim, niscaya Kami rasakan kepadanya azab yang besar

Kedzaliman adalah sumber petaka yang dapat merusak stabilitas


perdamaian dunia. Maka selayaknya setiap insan sadar bahwa kedzaliman
adalah biang kemunduran. Dengan demikian jika menghendaki kehidupan
yang damai maka tindakan kedzaliman harus dijauhi.

b. Adanya Persamaan Derajat


Persamaan derajat di antara manusia merupakan salah satu hal yang
ditekankan dalam Islam. Tidak ada perbedaan antara satu golongan dengan
golongan lain, semua memiliki hak dan kewajiban yang sama. Kaya, miskin,
pejabat, pegawai, perbedaan kulit, etnis dan bahasa bukanlah alasan untuk
mengistimewakan kelompok atas kelompok lainnya. Allah berfirman:
ُ ۡ ُ َٰ َ ۡ َ َ َ َٰ َ ُ َ َ َ ّ ُ َٰ َ ۡ َ َ ‫َ َٰٓ َ ُّ َ ا ُ ا‬
ٗٓ‫ٓش ُػٔبا‬ ً‫اس ٓإُِا ٓخيلنؾً ٌَِٓ ٓذن ٖر ٓوأَُث ٓوجػينؾ‬ ٓ ‫يأيٓا ٓٱنل‬
ُ َٰ َ ۡ َ ‫َ ا‬
َٓ ‫ؾ ًۡ ٓإ ان ٓٱ ا‬
ًٌٓ‫َّلل ٓ َغيِي‬ ۡ ُ َ َ ۡ َ ‫َ َ َ ٓ َ َ َ َ ُ ۚٓ ْ ا‬
ِ ۚ ‫َّللِ ٓأتلى‬ ٓ ‫وؼبانِو ِٓلِ ػارفٔا ٓإِن ٓأؽرٌؾً ٓغِِد ٓٱ‬
َ
ٓ ٓ١٣ّٓٞ‫خبِۡي‬
"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki
dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku supaya kamu saling kenalmengenal. Sesungguhnya orang yang
paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di
antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Mengenal".(QS. Al Hujurat: 13)

Rasulullah bersabda : "Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada


bentuk kalian ataupun kepada harta kalian, tetapi Allah melihat kepada hati
dan perbuatan kalian”.

11
Jadi yang membedakan derajat seseorang atas yang lainnya hanyalah
ketakwaan. Yang paling bertakwa dialah yang paling mulia. Dengan adanya
persamaan derajat itu, maka semakin meminimalisir timbulnya benih-benih
kebencian dan permusuhan di antara manusia, sehingga semuanya dapat hidup
rukun dan damai.

c. Menjunjung Tinggi Keadilan


Islam sangat menekankan perdamaian dalam kehidupan sosial di
tengah masyarakat, keadilan harus diterapkan bagi siapa saja walau dengan
musuh sekalipun. Dengan ditegakkannya keadilan, maka tidak ada seorang
pun yang merasa dikecewakan dan didiskriminasikan sehingga dapat meredam
rasa permusuhan, dengan demikian konflik tidak akan terjadi. Allah berfirman
dalam Qs. Al-Mâidah: 8;
ُ ‫َ َٰٓ َ ُّ َ ا َ َ َ ُ ْ ُ ُ ْ َ ا َٰ َ ا ُ َ َ ٓ َ ۡ ۡ َ َ َ ۡ َ ا‬
ًۡٓ‫ؾ‬ ٌِ‫عٓوَّلَٓي ِر‬ِٓ ‫َّٓلل ِٓشٓداءٓٓب ِٱى ِلص‬
ِ ‫ِيَٓءأٌِآنُٔٔآكوٌِني‬ ٓ ‫يأيٓآٱَّل‬
‫َ َ َ ُ َ ۡ َ َ َٰٓ َ ا َ ۡ ُ ْ ۡ ُ ْ ُ َ َ ۡ َ ُ ا ۡ َ َٰ َ ا ُ ْ ا َ ا‬
ٓ‫َّللۚ ٓإِن‬
ٓ ‫ٔا ٓٱ‬ٓ ‫ٓوٱتل‬
ٓ ٰۖ‫ٔا ْٓٔ ٓأكرب ٓل ِيجلٔى‬ ٓ ‫شنٓٔان ٓكٔ ٍ ٓلَع ٓأَّل ٓتػ ِدل ۚٔا ٓٱغ ِدل‬
َ ُ َ ُ ‫َّللٓ َخب‬
َ‫ا‬
ٓ ٓ٨ٓ‫ۡيُۢٓب ِ ٍَآت ۡػ ٍَئن‬ ِ ٓ ‫ٱ‬

"Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang


selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan
janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu
untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada
taqwa. Dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan" (Qs. Al-Mâidah: 8).

d. Memberikan Kebebasan
Islam menjunjung tinggi kebebasan, terbukti dengan tidak adanya
paksaan bagi siapa saja dalam beragama, setiap orang bebas menentukan
pilihannya. Firman-Nya QS Al-Baqarah : 256:
َۡ ۡ َ ‫ّ َ اَا‬
ِٓ ّ ‫نيٓٱ ُّلرش ُٓدٌٓ ََِٓٱى‬ َ ۡ ٓٓ َ
...ٓۚ‫غ‬ ‫ِيَٓكدٓثب‬ ِ ‫َّلٓإِن َراه‬
ِٓ ‫ِٓفٓٱل‬

12
"Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya
telah jelas jalan yang benar dari pada jalan yang salah (QS Al-Baqarah :
256).

Dalam ayat lain Allah berfirman QS Yûnus: 99:


َ ‫ا‬ ُ ۡ ُ َ َ َ َ ً َ ۡ ُ ُّ ُ َۡ َ َ َ َ ُّ َ ٓ َ ۡ َ َ
ٓ‫اس‬
ٓ ‫ۡرض ُٓكًٓ َٓجِيػا ۚٓأفأُت ٓثؾ ِره ٓٱنل‬ ِ ٌٓ ٌَ‫ول ٓٔ ٓشا َء ٓربم ٓٓأَل‬
ٓ ِ ‫َِٓف ٓٱۡل‬
َ ۡ ُ ْ ُ ُ َ َٰ ‫َ ا‬
ٓ ٓ٩٩ٓ‫حَّتٓيؾُٔٔآمؤ ٌِِِني‬

"Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang


yang di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa
manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya (QS
Yûnus: 99).

Dengan adanya kebebasaan itu maka setiap orang puas untuk


menentukan pilihannya, tidak ada yang merasa terkekang hingga berujung
pada munculnya kebencian. Dengan kebebasan ini, jalan menuju kehidupan
damai semakin terbuka lebar.16

e. Menyeru Hidup Rukun dan Saling Tolong Menolong.


Islam juga menyeru kepada umat manusia untuk hidup rukun dan
saling tolong menolong dalam melakukan perbuatan mulia dan mengajak
mereka untuk saling bahu membahu menumpas kedzaliman di muka bumi ini,
dengan harapan kehidupan yang damai dan sejahtera dapat terwujud. Allah
berfirman Qs. Al-Mâidah: 2.
‫َ َ َ َ ُ ْ َ َ ۡ ّ َ ا ۡ َ َٰ َ َ َ َ َ ُ ْ َ َ ۡ ۡ َ ۡ ُ ۡ َ َٰ َ ا ُ ْ ا‬
َٓ‫َّلل‬
ٰۖٓ ‫ٔآٱ‬
ٓ ‫نٓ ٓوٱتل‬
ِٓ ‫ىٰۖٓوَّلٓتػاؤُآلَعٓٱ ِۡلخ ًِٓٓ ٓوٱىػدو‬
ٓ ٔ‫بٓ ٓوٱِلل‬
ِٓ ِ ‫ٓوتػاؤُآلَعٓٱى‬
َ ۡ ُ َ َ‫ا ا‬
ٓ ٓ٢ٓ‫اب‬ ِٓ ‫َّللٓش ِديدٓٱىػِل‬ ٓ ‫إِنٓٱ‬
"Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa,
dan jangan tolongmenolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan
bertaqwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya"
(Qs. Al-Mâidah : 2)

16
Sayyid Qutub, Islam dan perdamaian dunia, (Jakarta:firdaus,1987), hlm. 17

13
f. Menganjurkan Toleransi
Islam menganjurkan kepada umatnya saling toleransi atas segala
perbedaan yang ada, dalam rangka mencegah terjadinya pertikaian yang dapat
merugikan semua pihak. Dalam firman-Nya QS Fushshilat : 34-35:
‫َ َ ۡ َ ُ َ َ ا‬ ‫ا ّ َُ َۡۡ ا‬ َ َ ُ َ َ َۡ َ ۡ َ ََ
ٓ‫َّت ٓ ِِه ٓأحصَ ٓفإِذا ٓٱَّلِي‬ ٓ ِ ‫َّل ٓتصجِٔي ٓٱۡلصِ ٓة ٓوَّل ٓٱلصيِئ ٓة ۚٓٱدػ ٓع ٓٓب ِٱى‬ ٓ‫و‬
ْ ُ َ َ َ ‫َ َ ُ َ ا َٰ َ ٓ ا ا‬ ّٞ َ ٌّ َ ُ ‫ّ َ َ ا‬ٞ َ َٰ َ َ ُ َ ۡ َ َ َ َ ۡ َ
ٓ‫ِيَ ٓصبوا‬ ٓ ‫ ٓوٌا ٓييلىٓا ٓإَِّل ٓٱَّل‬٣٤ٓ ً‫بيِم ٓوبيِ ّٓۥ ٓغدوة ٓنأُ ّٓۥ ٓو ِِل ٓۡحِي‬
َ ّ َ ُ ‫َ َ ُ َ ا َٰ َ ٓ ا‬
ٓ ٓ٣٥ٓ‫يم‬ ٖ ‫وٌآييلىٓآإَِّلٓذوٓح ٍظٓغ ِظ‬
"Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan
cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada
permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. Sifat-sifat
yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar
dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai
keberuntungan yang besar" (QS Fushshilat : 34-35).

g. Meningkatkan Solidaritas Sosial.


Solidaritas sosial juga ditekankan oleh agama mulia ini untuk
ditanamkan kepada setiap individu dalam masyarakat, agar dapat
memposisikan manusia pada tempatnya serta dapat mengentaskan kefakiran,
kebodohan dan kehidupan yang tidak menentu. Maka Islam mewajibkan
kepada orang yang mampu untuk menyisihkan hartanya guna diberikan
kepada mereka yang membutuhkan. Allah berfirman QS Al-Ma‟ârij : 24-25:
ُ ۡ َ ۡ َ ٓ ‫ّ ّ ا‬ٞ ُ ۡ ‫ّ ا‬ٞ ّ َ ۡ َ ۡ َ ٓ َ ‫َ ا‬
ِ
ٓ ٓ٢٥ٓ‫وم‬
ٓ ‫حر‬ ِٓ ِ ‫ٓى ِيصان‬٢٤ٓ‫ِيَٓ ِِفٓأٌوَٰل ِ ًِٓٓحقٌٓػئم‬
ٓ ٍ‫وٓ ٓوٱل‬ ٓ ‫ٓ ٓوٱَّل‬

"Dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu, bagi


orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa
(yang tidak mau meminta) (QS Al-Ma‟ârij : 24-25).

Dalam surat lain Allah berfirman QS Al-Taubah : 103:


‫َ َ َ ّ َ َۡ ۡ ا‬ ََُّ ۡ ُ ُ ّ َُ َٗ َ َ ۡ ََۡ ۡ ۡ ُ
ٓ‫خ ٓذ ٌَِٓ ٓأٌوَٰل ِ ًِٓ ٓصدكة ٓتط ِٓرًْ ٓوثزك ِي ًِٓ ٓبِٓا ٓوص ِو ٓغيي ًِٰٓۖ ٓإِن‬
َ ‫يع‬ ‫ّ ا ُ ۡ َ ا‬ٞ َ َ َ َ َٰ َ َ
ٌ ٍِ ‫َّللٓ َش‬
ٓ ٓ١٠٣ًٓ‫ي‬ٌ ِ ‫ٓغي‬ ُٓ ‫ٓوٱ‬
ٓ ًۡۗٓ‫صئثمٓشؾَٓل‬

14
"Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka, dan mendo‟alah untuk mereka.
Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketemtraman jiwa bagi mereka. Dan
Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui (QS AlTaubah : 103).
Maha Suci Allah yang telah mewajibkan zakat bagi hambanya yang
mampu guna meringankan beban orang-orang miskin. Firman-Nya QS Al-
Taubah: 60:
َ ‫َ ۡ َ َٰ َ َ َ ۡ َ َ ۡ َ ا‬ َٰ َ ٍَ ۡ ‫ٓوٱل‬ ٓ َ ُ ۡ ُ َٰ َ َ ‫ا‬ ‫ا‬
ِٓٓ‫ٓوٱل ٍُؤىفة‬
ٓ ‫ني ٓغييٓا‬ ٓ ِ ‫ِني ٓ ٓوٱىع ٍِي‬
ِٓ ‫سه‬ َٓ ِ‫ت ٓل ِيفل َراء‬ ٓ ‫۞إِن ٍَا ٓٱلصدق‬
ٗ َ َ
ٓ‫يو ٓف ِريظة‬ ِٓ ِ ‫لصب‬
‫ا‬
ِٓ ۡ‫َّللِ ٓ َٓوٱب‬
‫َ ٓٱ ا‬ ٓ ‫يو ٓٱ‬ ‫ب‬ َ ‫ِني ٓ َوِف‬
‫ٓش‬ َٓ ٌ‫اب ٓ َٓوٱ ۡى َغَٰر‬
ٓ
َّ
‫ك‬ ‫لر‬‫ٱ‬ ٓ ‫ِف‬‫ٓو‬ ُ ُ‫كُي‬
َ ًۡ ُٓ ‫ٔب‬
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
ٌ ِ ‫َّللٓ َغي‬ ‫ا‬ ‫ا‬
ٓ ٓ٦٠ًٓ‫ِي‬ ّٞ ‫ٓحه‬ َ ً‫ي‬ ٓ ‫ٌّ ََِٓٱ‬
ُٓ ‫َّللِۗۡٓ َٓوٱ‬
"Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir,
orang-orang miskin, penguruspengurus zakat, para Mu‟allaf yang dibujuk
hatinya untuk (memerdekaan) budak, orang yang berhutang, untuk jalan
Allah dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai sesuatu
ketetapan yang diwajibkan Allah; Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Biajaksana"( QS AlTaubah: 60).

Dengan adanya kewajiban membayar zakat tersebut, maka


menunjukkan bahwa ajaran Islam membentuk kehidupan sejahtera bagi
masyarakat. Dengan adanya kehidupan sejahtera itu mencerminkan bahwa
perdamaian sudah terwujud. Aksi terorisme yang kerap terjadi di belahan
dunia telah menciptakan ketakutan yang menghantui setiap orang, semuanya
hidup dalam kecemasan, saling mencurigai bahkan menuduh dan menuding
atas aksi tersebut. Islam sebagai agama cinta kasih yang menjunjung tinggi
perdamaian sangat mengutuk aksi terorisme itu. Oleh karenanya sangat naïf
sekali jika Islam “didakwa” sebagai sumber tindakan biadab tersebut yang
telah banyak menelan korban jiwa.
Perlu diingat bahwa perdamaian adalah suatu anugerah yang harus
dipertahankan oleh setiap muslim. Dari uraian tersebut jelaslah kiranya bahwa
makna perdamaian dalam Islam sudah mendarah daging dan kita sebagai umat
Islam sudah sepantasnya untuk mewujudkan perdamaian dimulai dari diri
sendiri,keluarga, masyarakat hingga mendunia.

15
E. Solusi Islam dalam Menghindari Permusuhan dan Menciptakan
Perdamaian
Salah satu aksi yang bisa menimbulkan permusuhan adalah contohnya
Aksi kekerasan/terorisme yang melanda Indonesia, dari Bom Malam Natal tahun
2000, kediaman kedutaan Philipina tahun 2001, Bom Bali I tahun 2002, Kedutaan
Australia tahun 2004, dan Bom Bali II Oktober 2005. Pada tanggal 12 Oktober
2002 pukul 23.15 WITA terjadi ledakan bom di Bali tepatnya di Paddy‟s Cafe dan
Sari Club di Jalan Legian.
Adapun penanganan tersebut diatas seperti radikalisme/terorisme/non-
perdamaian. Pertama, Perlu dilakukan secara terus menerus dan mutlak
memerlukan kerjasama yang terpadu lintas instansi dan lintas negara. Untuk itu
diperlukan penanggulangan secara komprehensif yang melibatkan peran dan
fungsi berbagai instansi Pemerintah baik pusat maupun daerah dan bekerjasama
dengan komunitas internasional dengan dukungan dan partisipasi segenap
komponen bangsa. Meskipun bangsa Indonesia tengah menghadapi masalah
terorisme namun demikian ternyata dalam masyarakat masih terjadi perdebatan
tentang penanganan terorisme di Indonesia oleh pemerintah. Bagi sebagian
kelompok di masyarakat, penanganan terorisme di Indonesia hanyalah untuk
mengikuti keinginan Amerika Serikat. Perang dianggap sebagai bentuk
perpanjangan tangan kepentingan Amerika Serikat dalam memerangi Islam.
Kedua, Lebih jauh lagi, pesan-pesan perdamaian yang ada dalam Islam
tidak hanya berupa nilai-nilai normatif belaka. Fakta sejarah telah membuktikan
adanya usaha untuk mewujudkan nilai-nilai tersebut dalam tataran realita. Piagam
Madinah, misalnya, merupakan contoh konkrit upaya Nabi SAW mewujudkan
perdamaian. Tujuan utama dari Piagam yang berjumlah 47 pasal itu, pada
hakekatnya, adalah mewujudkan prinsip perdamaian serta mengembalikan
keharmonisan pada masyarakat Madinah pada masa itu. Secara eksplisit,
ketetapan prinsip ini juga terekam dalam beberapa pasal dalam Piagam itu. Antara
lain pada pasal 17 yang menyatakan bahwa seluruh umat Islam harus bersatu dan
mengambil peran yang sama bila mengadakan perdamaian dengan pihak lain. Di
samping itu, pada pasal 45 juga dinyatakan bahwa agar orang-orang mukmin aktif

16
dan gemar dalam menerima serta memprakarsai perdamaian. Seperti dalam firman
Allah SWT Qs. An-Nahl: 125 berikut ini:
‫ا‬ ۡ َ َ َ َ َۡ َ ۡ ۡ ۡ َ َ َ ‫ع ٓإ َ ََٰل‬
ُ ۡ
ٓ‫ِه‬ ٓ ِ ‫ج َٰ ِدل ًُٓ ٓٓب ِٱى‬
َ ِ ٓ ‫َّت‬ ‫ٓر ّبِم ٓٓب ِٱۡل ِه ٍَ ِٓة ٓ َٓوٱل ٍَ ۡٔغِظ ِٓة ٓٱۡلصِ ِٓة ٓو‬ ‫يو‬
ِ ِ ‫ب‬ ‫ٓش‬ ِ ٓ ‫ٱد‬
َ َ ۡ ُ ۡ َُۡ َ َُ َ َ َ ‫َ ۡ َ ُ ا َا َ َُ َ ۡ َُ َ َ ا‬
ٓ ٓ١٢٥َٓ‫ي‬ٓ ‫أحصَۚٓإِنٓربمْٓٔٓأغيًٓبٍَِٓطوٓغَٓشبِيي ِ ِّٓۦٓؤْٓأغيًٓٓب ِٱلٍٓج ِد‬
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang
baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu
Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan
Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk

Ketiga, Agama Islam yang disebarkan dan diajarkan oleh Nabi


Muhammad merupakan agama yang ditujukan demi kesejahteraan dan
keselamatan seluruh umat sekalian alam. Kata Islam sendiri yang berasal dari
bahasa Arab berarti tunduk, patuh, selamat, sejahtera, dan damai. Maka, agama
Islam mengajarkan umatnya untuk selalu menegakkan perdamaian di dunia
sehingga persaudaraan dapat terjalin dengan erat Banyak alasan untuk
menyatakan bahwa Islam adalah agama perdamaian. Setidaknya ada tiga alasan,
yakni: pertama, Islam itu sendiri berarti kepatuhan diri (submission) kepada
Tuhan dan perdamaian (peace). Kedua, salah satu dari nama Tuhan dalam al-
asma` al-husna adalah Yang Maha damai (al-salam). Ketiga, perdamaian dan
kasih-sayang merupakan keteladanan yang dipraktikkan oleh Nabi Muhammad
SAW. Di antara bukti konkrit dari perhatian Islam terhadap perdamaian adalah
dengan dirumuskannya Piagam Madinah (al-sahifah al-madinah), perjanjian
Hudaibiyah, dan pakta perjanjian yang lain.
Keempat, Sebelum Nabi Muhammad diutus oleh Allah untuk
mengajarkan agama Islam, sejarah mencatat bahwa kehidupan manusia pada
waktu itu dikenal sebagai masa Jahiliah. Di zaman Jahiliah itu banyak terjadi
kezhaliman seperti pembunuhan, permusuhan, penindasan, dan lain sebagainya.
Namun, setelah Nabi Muhammad saw diutus sebagai Rasul Allah dan
menyampaikan ajaran Islam, bukti bahwa Islam agama perdamaian terwujud.
Pengikut Nabi Muhammad SAW berangsur-angsur banyak, Islam menjadi agama

17
yang menjanjikan keselamatan dan kesejahteraan. Hal ini sesuai dengan firman
Allah swt, QS. Al Anbiya: 107
َ َ َٰ َ ۡ ّ ٗ َ ۡ َ ‫َ َ ٓ َ ۡ َ ۡ َ َ ا‬
ٓ ٓ١٠٧ٓ‫وٌٓآأرشينَٰمٓإَِّلٓرۡحةٓى ِيعي ٍِني‬
“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat
bagi semesta alam.” (QS. Al Anbiya: 107)

Kelima, Islam juga mengajarkan bagaimana menghadapi perpecahan dan


segala perselisihan yang bermaksud memecah belah umat. Nilai-nilai perdamaian
pada hakikatnya banyak termaktub dalam alQur‟an dan juga secara jelas
diindikasikan dalam berbagai riwayat Hadis Nabi. Tidak ada satu ayat pun dalam
al-Qur‟an, dan tidak ada satu Hadis pun yang mengobarkan semangat kebencian,
permusuhan, pertentangan, atau segala bentuk perilaku negative dan represif yang
mengancam stabilitas dan kualitas kedamaian hidup. Dalam Al Quran dijelaskan
bahwa sejak zaman Rasul pun Islam selalu mendapat pertentangan dan serangan
dari musuh-musuh Islam. Rasulullah saw difitnah dan dimusuhi. Namun beliau
tetap istiqomah menjalankan syariat dari Allah swt. Dalam QS. Al An‟am:112
menyebutkan,

َٰٓ‫ِٔح َٓب ۡػ ُظ ُٓ ًۡ ٓإ ِ ََل‬ُ ّ ۡ َ ۡ َ َ َ ّٗ ُ َ َ ّ ُ َ ۡ َ َ َ َ َ َ


ِ ‫َ ٓي‬
ِٓ ‫ۡل‬
ِ ‫نس ٓ ٓوٱ‬ ّ ُٓ ‫ِم ٓجػيِآى ِك‬
ٓ ِ ‫ب ٓغدوا ٓشيَٰ ِطني ٓٱ ِۡل‬ ٓ ‫وكذَٰل‬
ٍِ ِ
َ ُ َ ۡ َ َ َ ۡ ُ ۡ َ َ ُ ُ َ َ َ َ ُّ َ َ ٓ َ ۡ َ َ ٗ ُ ُ ۡ َ ۡ َ ُ ۡ ُ
ٓ‫َب ۡػ ٖض ٓزخرف ٓٱىلٔ ِٓل ٓؽرور ۚا ٓولٔ ٓشاء ٓربم ٌٓآػػئه ٰۖٓفذرًْ ٓوٌآيفَتون‬
ٓ ٓ١١٢
“Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu
syaithan-syaithan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebahagian mereka
membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataanperkataan yang indah-indah
untuk menipu (manusia). Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak
mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan.”
(QS. Al An‟am:112)

18
Begitu pula dalam surat Al Baqarah ayat 120:
ُ ‫ُۡ ا‬ ‫ا‬ ‫َ َ َ ۡ َ َٰ َ َ ۡ َ ُ ُ َ َ ا َ َٰ َ َٰ َ ا َٰ َ ا‬
ٓ‫َّت ٓثتب ِ َع ٓمِي َج ُٓ ًۡۗۡ ٓكو ٓإِن ْٓ َدى‬ ‫ى ٓح‬
ٓ ‫ٔد ٓوَّل ٓٱنلصر‬ ٓ ٓ‫وىَ ٓثرَض ٓغِم ٓٱۡل‬
َ َ َ ۡ ۡ َ َ ََٓ ‫اَ ۡ َ َ ۡ ََٓ ُ َ ۡ َ ا‬ َ َٰ َ ُ ۡ َ ُ ‫ا‬
ٓ‫تٓأْٔاءًْٓبػدٓٱَّلِيٓجاءكٌَِٓٓٱىػِي ًٌِٓٓآلم‬ ٓ ‫ىۗۡٓ َوىه ِ َِٓٱتبػ‬
ٓ ‫َّللِْٓٔٓٱلٓد‬
ٓ ‫ٱ‬
َ ََ ّ َ ‫ا‬
ٓ ٓ١٢٠ٓ‫ۡي‬
ٍ ُٓ‫ِلٓوَّل‬
‫ص‬ِ ٓ ‫ٌ ََِٓٱ‬
ٖ ِ ‫َّللٌَِِٓٓو‬
“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepadamu hingga
kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah
itulah petunjuk (yang sebenarnya). Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti
kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi
menjadi pelindung dan penolong bagimu.”

Sifat Rasul dalam menyampaikan ajaran Islam di zaman itu bisa menjadi
teladan kita di tengah adanya berbagai fitnah maupun usah pemecahbelahan umat
Islam yang akhir-akhir ini semakin menjadi, baik berupa film, tulisan, buku, dan
lain sebagainya. Keimanan kita sebagai umat Islam sedang diuji oleh Allah swt, di
mana kita merasa marah di kala kesucian Islam diporak-porandakan, sehingga
Islam memiliki image yang buruk di mata dunia. Maka ingatlah kita akan firman
Allah dalam surat Ali Imran ayat 103:
ْ ُ‫َ ۡ َ ُ ْ َۡ ا َ ٗ ََ ََ ا‬
ٓ ٓ...‫ٔا‬
ٓ ‫َّللَِٓجِيػآوَّلٓتفرك‬
ٓ ‫ٔآ ِِبب ِوٓٱ‬
ٓ ٍ‫ٓوٱعج ِص‬
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah
kamu bercerai berai.”

Al-Qur‟an menegaskan bahwa Rasulullah SAW diutus oleh Allah untuk


menebarkan kasih sayang:
َ ُ َۡ َََ ۡ ُ ُ ۡ ٗ َٰ َ ۡ ُ َۡ ََٓۡ َ ۡ ََ
ٓ ٓ١٠ٓ‫ى ٓل ٓدٓأُزنلآإِۡلؾًٓنِتبآػِيِّٓذِنرؽ ًۚٓأفَلٓتػلِئن‬
“Sesungguhnya telah Kami turunkan kepada kamu sebuah kitab yang di
dalamnya terdapat sebab-sebab kemuliaan bagimu. Maka apakah kamu tiada
memahaminya”

Ada dua hal utama yang perlu diketahui dari ayat tersebut. Pertama,
makna rahmatan. Secara linguistik, rahmatun berarti kelembutan dan kepedulian
(alriqqah wa al-ta‟aththuf). Kedua, makna lil‟alamin. Para ulama berbeda
pendapat dalam memahami ayat ini. Ada yang berpendapat bahwa cinta kasih

19
Rasulullah saw. hanya untuk orang muslim saja. Tapi ulama lain berpendapat
bahwa cinta kasih Rasulullah saw untuk semua umat manusia. Hal ini mengacu
pada ayat terdahulu yang menyatakan bahwa Rasulullah diutus untuk seluruh
umat manusia (kaffatan li annas). Sebuah Hadis yang diriwayatkan oleh Imam
Muslim disebutkan pula bahwa “sesungguhnya saya tidak diutus sebagai pemberi
laknat, tapi saya diutus untuk member rahmat”.

20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Damai memiliki banyak arti, arti kedamaian berubah sesuai dengan
hubungannya dengan kalimat. Perdamaian dapat menunjuk ke persetujuan
mengakhiri sebuah perang, atau ketiadaan perang, atau ke sebuah periode di mana
sebuah angkatan bersenjata tidak memerangi musuh. Damai dapat juga berarti
sebuah keadaan tenang, seperti yang umum di tempat-tempat yang terpencil,
mengijinkan untuk tidur atau meditasi. Damai dapat juga menggambarkan
keadaan emosi dalam diri dan akhirnya damai juga dapat berarti kombinasi dari
definisi-definisi di atas.
Di dalam Islam gagasan tentang perdamaian merupakan pemikiran yang
sangat mendasar dan mendalam karena berkait erat dengan watak agama islam,
bahkan merupakan pemikiran universal islam mengenai alam, kehidupan, dan
manusia. Agama Islam yang disebarkan dan diajarkan oleh Nabi Muhammad
merupakan agama yang ditujukan demi kesejahteraan dan keselamatan seluruh
umat sekalian alam. Kata Islam sendiri yang berasal dari bahasa Arab berarti
tunduk, patuh, selamat, sejahtera, dan damai. Maka, agama Islam mengajarkan
umatnya untuk selalu menegakkan perdamaian di dunia sehingga persaudaraan
dapat terjalin dengan erat.
Islam juga mengajarkan bagaimana menghadapi perpecahan dan segala
perselisihan yang bermaksud memecah belah umat. Nilai-nilai perdamaian pada
hakikatnya banyak termaktub dalam al-Qur‟an dan juga secara jelas diindikasikan
dalam berbagai riwayat Hadis Nabi. Tidak ada satu ayat pun dalam al-Qur‟an, dan
tidak ada satu Hadis pun yang mengobarkan semangat kebencian, permusuhan,
pertentangan, atau segala bentuk perilaku negative dan represif yang mengancam
stabilitas dan kualitas kedamaian hidup.

21
B. Saran
Pada kenyataannya, pembuatan makalah ini bersifat sangat sederhana dan
simpel. Pembuatan makalah ini masih memerlukan kritikan dan saran bagi
pembahasan materi ini. Maka saran dan kritikan dari teman mahasiswa sangat
kami butuhkan untuk perbaikkan makalah ini menjadi lebih baik.

22
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Yatimin. 2006. Studi Islam Kontemporer. Cet. I. Jakarta: AMZAH


Abu „Usman „Amr bin Bahr. 1989. Tahdzib al-Akhlak. Cet. I. Daar as-Shahabah
Fatah, Abdul, Rohadi, dkk. 2005. Ilmu dan Teknologi dalam Islam. Cet. III.
Jakarta: PT. Rineka Cipta
Jurdi, Syarifuddin. 2011. Islam dan Ilmu Sosial Indonesia. LABSOS UIN Sunan
Kalijaga: Yogyakarta
Kahmad, Dadang. 2002. Sosiologi Agama. Cet. II. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Muslim bin Hajjaj al-Qusairiy an-Naisaburiy. 2006. Shahih Muslim. Jilid. II, Cet.
I. Riyadh: Daar at-Tayyibah
Purnomo, Agus. 2009. Ideologi Kekerasan: Argumentasi Teologis – Sosial
Radikalisme Agama. Cet. I. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Qutub, Sayyid. 1987. Islam dan Perdamaian Dunia. PT Temprint: Jakarta
Said Agil Husin Al-Munawar. 2002. Al-Qur‟an Membangun Tradisi Kesalehan
Hakiki. Jakarta: Ciputat Press
Wahbah Zuhaili. 1999 Al-Wajiz fiy Ushul al-Fiqh. Cet. I. Bairut: Daar al-Fikr al-
Mu‟ashir.

23

S-ar putea să vă placă și