Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
PENDAHULUAN
bahwa stroke telah menjadi masalah kesehatan yang merupakan penyebab utama
kecacatan pada usia dewasa yang disertai dengan konsekuensi yang berdampak
bagi individu dan keluarga. Berdasarkan data World Health Association (WHO,
prevalensi stroke di Indonesia sebesar 12,1 per 1.000 penduduk. Angka tersebut
naik sebesar 8,3 % dibandingkan Rikesda tahun 2007. (Riset Kesehatan Dasar,
2013)
Menurut Yayasan Stroke Indonesia (YASTROKI) (2012), jumlah penderita stroke
kejadian stroke meningkat seiring dengan bertambahnya usia, semakin tinggi usia
1
2
pasien pasca stroke mengalami kehilangan fungsi alat gerak partial maupun
komplit, 30% tidak mampu berjalan tanpa bantuan, 46% mengalami gangguan
35% mengalami gejala depresi, dan 19% afasia (Go.et al., 2014).
pasien stroke tidak mampu mandiri lagi, sebagian besar mengalami kesulitan
atas kekurangan fisik dan mental yang mereka alami. Keadaan tersebut berupa
emosi yang kurang menyenangkan yang dialami oleh pasien stroke karena merasa
khawatir berlebihan tentang kemungkinan hal buruk yang akan terjadi. Widarti,L
dkk (2012)
Menurut Wardhana (2011), Cemas merupakan perasaan internal yang
klien sudah tidak mampu lagi berespon terhadap cemas yang dihadapi sehingga
3
sakit tidak dapat dipishkan dari kehidupan.Klien harus siap menghadapi berbagai
perubahan yang terjadi akibat kondisi sakit dan pengobatan yang dilaksanakan.
reaksi yang berbeda-beda terhadap kondisi yang dialami. Terutama yang dapat
penelitian yang pada tahun 2011 terjadi peningkatan prevalensi gangguan ansietas
pasca stroke 18 % dan 25 % gejala ansietas dan gangguan cemas menyeluruh dan
rendah pada fase rehabilitasi dan 13 % ditemukan pada fase akut.Semua jenis
gangguan ansietas telah diamati pada penderita stroke dan telah terbukti memiliki
Sadsuitubun Langgur”
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimanakah gambaran asuhan keperawatan pada pasien stroke dengan
Langgur?
penelitian ini bisa digunakan sebagai dasar untuk peneliti lainnya dengan
tahap awal dan dasar utama bagi tahap berikutnya dari proses keperawatan.
1. Identitas Klien
Identitas klien terdiri dari nama, umur, tempat tanggal lahir, jenis kelamin,
apa yang sudah dilakukan oleh klien atau keluarga sebelumnya dirumah
didapatkan kelemahan anggota gerak sebelah badan, bicara pelo, dan tidak
dapat berkomunikasi.
3. Riwayat penyakit sekarang
Serangan stroke seringkali berlangsung sangat mendadak, pada saat klien
6
7
yang lain.
6. Pola Istirahat dan Tidur
Mengkaji pola istirahat dan tidur klien, biasanya terdapat gangguan pada
dan berat badan, ada atau tidak keluhan fisik, cedera atau lecet yang
yang paling atau tidak disukai, persepsi tentang status dan posisi
neuromuscular.
9
lama.
8. Risiko jatuh berhubungan dengan penurunan kesadaran.
diastole dalam
rentang normal
2. Klien tidak gelisah
3. Tidak ada keluhan
sistem saraf pusat. berkomunikasi kembali. memahami informasi dari klien atau
1. Klien dapat
menjawab
pertanyaan yang
diajukan.
2. Klien dapat
mengekspresikan
1. Ubah posisi klien setiap 2 jam
perasaannya secara 2. Ajarkan klien untuk melakukan
yang sakit.
Setelah dilakukan tindakan 4. Topang ekstrimitas dengan bantal
1. Tidak terjadi
nutrisi
6. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
Setelah dilakukan tindakan
menentukan jumlah kalori dan
keperawatan selama 3x24
nutrisi yang dibutuhkan.
jam, diharapkan tidak
menelan. 1. Menunjukkan
peningkatan fungsi
1. Kaji kemampuan klien untuk
pengecapan dan
perawatan diri
menelan 2. Pantau kebutuhan klien untuk alat-
2. Tidak terjadi
12
kriteria hasil :
dyspnea
tirah baring lama. baik bisa kondisi fisik dan fungsi kognitif
dipertahankan klien
2. Tidak ada luka atau
baik
mencegah cedera
15
2.1.1.3 Implementasi
Pelaksanaan tindakan keperawatan disesuaikan dengan rencana
keperawatan masih di butuhkan dan sesuai dengan kondisi klien saat ini
dilaksanakan.
O : Respons objektif klien terhadap tindakan keperawatan yang telah
dilaksanakan.
A : Analisis terhadap data subjektif dan objektif untuk menyimpulkan
apakah
masalah masih ada atau telah teratasi atau muncul masalah baru.
P : Perencanaan tindak lanjut berdasarkan hasil analisis respons klien.
Rencana tindak lanjut dapat berupa hal-hal sebagai berikut :
1. Rencana teruskan jika masalah berubah.
2. Rencana dimodifikasi jika masalah tetap ada dan semua rencana
tindakan sudah
dilakukan, tetapi hasil belum memuaskan.
2.1.2 Konsep Keperawatan Stroke
16
2.1.2.1 Pengertian
Stroke didefinisikan sebagai gangguan suplai darah pada otak yang
dijumpai dan harus ditangani secara cepat dan tepat. Stroke merupakan
terjadinya gangguan peredaran darah otak dan bisa terjadi pada siapa
padat yang mengalir dalam plasma darah yang berasal dari bagian lain
diabetes. Risiko yang sama juga dapat terjadi pada orang yang kurang
sebagai berikut :
1. Faktor resiko yang tidak dapat diubah : usia, jenis kelamin, ras,
2.1.2.3 Klasifikasi
diklasifikasikan berdasarkan :
terhenti. 80% stroke adalah stroke iskemik. Hal ini sesuai dengan
area fokal otak, biasanya secara parsial atau total dari arteri
membuat penggumpalan.
darah.
jaringan otak.
(2013) :
hemiplegia)
otak adalah:
1. Gangguan motoris
nya.
2. Gangguan sensoris
3. Gangguan bicara
kerusakannya.
4. Gangguan kognitif
penalaran.
5. Gangguan emosi
2.1.2.6 Patofisologi
darah yang pecah terdapat di dalam otak atau pada massa otak.
infrak.
2.1.2.8 Penatalaksanaan
25
lain :
terkena stroke.
untuk menurunkannya.
dansa, golf, tenis, atau lainnya dan lakukan secara teratur tiga kali
seminggu.
risiko stroke.
2.1.3 Kecemasan
keluhan fisik, cemas berkaitan dengan perasaan yang tidak pasti dan tidak
2010).
terkait sejalan dengan bertambahnya umur individu. Umur yang jauh lebih
masalah kecemasan. Umumnya umur yang lebih tua akan lebih baik dalam
Pengalaman masa lalu terhadap penyakit baik yang positif maupun yang
2.1.4 Edukasi
Edukasi dalam arti formal adalah suatu proses penyampaian bahan atau
besar (lebih dari 15 orang), metode ini sesuai untuk sasaran atau subjek
Octaviana (2010)
Kontak antara subjek penelitian dan peneliti dengan cara ini menjadi
2. Wawancara
3. Ceramah
dalam Octaviana
31
BAB III
dalam penelitian ini adalah seluruh klien penderita stroke yang dirawat di
Subjek dalam studi kasus ini adalah melakukan asuhan keperawatan pada
yang ada. Adapun cara memilih sampel berdasarkan kriteria inklusi dan
Sadsuitubun Langgur
penelitian.
peneliti
Fokus dalam studi kasus ini adalah klien dengan masalah keperawatan dan
diagnose medis yang sama, yaitu klien stroke dengan kecemasan dalam
Instrument atau alat pengumpulan data dalam studi kasus ini adalah dengan
keperawatan.
Data primer adalah data yang didapatkan peneliti langsung dari klien
klien.
3.6 Tempat dan Waktu
Studi kasus ini akan dilakukan di ruangan wanita RSUD Karel Sadsuitubun
berdasarkan data subjektif dan objektif dan membuat analisis data. Setelah
tertulis.
3.8 Etika Studi Kasus
Dicantumkan etika yang mendasari penyusunan studi kasus, terdiri dari :
1. Informed Consent (persetujuan menjadi klien)
34
DAFTAR PUSTAKA
Go, A. S., Mozaffarian, D., Roger, V. L., Benjamin, E. J., Berry, J. D., Blaha, M. J., ...
Turner,
Goldszmidt, Adrian J dan Louis R Caplan. 2011. Stroke Esensial. Terjemahan Oleh
Retna Neary
How does this impact on the patient? The Mental Elf Research.
Medika
Badan
Penerbit FKUI
dan Nanda,
Jilid 1.Jakarta:MediaActionPublishing
36
Pada
Putrianti, Indah.2015. Hubungan Antara Gaya Hidup dengan Kejadian Stroke Usia
Rosdakarya
Biologis pada Pasien Stroke.Journal Ners Vol. 7 No. 1 Diakses tgl 14 april
2019