Sunteți pe pagina 1din 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi atau
sindrom yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV. Virusnya
Human Immunodeficiency Virus HIV yaitu virus yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia.
Orang yang terkena virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah terkena
tumor. Meskipun penanganan yang telah ada dapat memperlambat laju perkembangan virus, namun
penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan. HIV umumnya ditularkan melalui kontak langsung
antara lapisan kulit dalam (membran mukosa) atau aliran darah, dengan cairan tubuh yang mengandung
HIV, seperti darah, air mani, cairan vagina, cairan preseminal, dan air susu ibu. Penularan dapat terjadi
melalui hubungan intim (vaginal, anal, ataupun oral), transfusi darah, jarum suntik yang terkontaminasi,
antara ibu dan bayi selama kehamilan, bersalin, atau menyusui, serta bentuk kontak lainnya dengan
cairan-cairan tubuh tersebut

1.2 Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi AIDS.

2. Untuk mengetahui klasifikasi AIDS

3. Untuk mengetahui etiologi/penyebab AIDS

4. Untuk mengetahui patofisiologi AIDS

5. Untuk mengetahui manifestasi klinis pada klien AIDS

6. Untuk mengetahui penatalaksanaan medis

7. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang pada klien AIDS

8. Untuk mengetahui komplikasi klien dengan AIDS

1.3 Manfaat
BAB II

KONSEP MEDIK

2.1 Definisi

AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah sekumpulan gejala atau penyakit yang
disebabkan oleh menurunnya kekebalan tubuh akibat infeksi oleh virus HIV (Human Immunodeficiency
virus ) yang termasuk family retroviridae. AIDS merupakan tahap akhir dari infeksi HIV.

2.2 Klasifikasi

Klasifikasi Stadium Klinis HIV/AIDS menurut WHO

a. Stadium 1 (Asimtomatik)

infeksi HIV Asimtomatik dan tidak dikategorikan sebagai AIDS karena belum diketahui gejala nyata dari
suatu penyakit .

b. Stadium 2 (Ringan)

Kehilangan berat badan yang sedang tanpa alasan (<10% berat badan diperkirakan atau diukur), infeksi
saluran napas bagian atas yang berulang (sinusitis, tonsillitis, ototis media dan farngitis), herpes zoster,
kheilitis angularis, ulkus dimulut yang berulang, erupsi popular pruritis, dermatitis seboroik, infeksi jamur
di kuku.

c. Stadium 3 (sedang)

Kehilangan berat badan yang parah tanpa alasan (>10% berat badan diperkirakan atau di ukur ), diare
kronis tanpa alasan yang berlangsung lebih dari 1 bulan, demam berkepanjangan tanpa alasan (diatas 37,5
C, sementara atau terus menerus, Leebih dari 1 bulan ) , kandidiasis mulut berkepanjangan, oral hairy
leukoplakia, tuberculosis paru, infeksi bakteri yang berat (mis. Pnemonia, Empiema, Piomiositis, Infeksi
tulang atau sendi, meningitis atau bakteremia), stomatitis, gingivitis atau periodontitis nekrotising
berulkus yang akut, anemia (<8g/dl), neutropenia (<0.5x109/l) dan/atau trombositopenia kronis
(<50x109/l) tanpa alasan.

d. Stadium 4 (Berat)

Syndrom Wasting HIV, Pneumonia Neumocystis, Pneumonia Bakteri parah yang berulang, infeksi herpes
simplex kronis (orolabial, kelamin, atau rectum/anus lebih dari 1 bulan atau visceral pada tempat apapun),
kandidiasis esophagus (atau kandidiasis pada trakea, Bronkus atau paru), tuberculosis diluar paru,
sarcoma Kaposi (KS), infeksi sitomegalovirus (retinitis atau infeksi organ lain), toksoplasmosis system
saraf pusat, ensefalopati HIV, Kriptokokosis diluar paru termasuk meningitis, infeksi mikobakteri non-TB
diseminata, progressive multifocal leukoencephalopathy (PML), kriptosporidiosis kronis, isosporiasis
kronis, mikosis diseminata (histoplasmosis atau kokidiomikosis di luar paru), septisemia yang berulang
(termasuk salmonella non tifoid), limfoma (serebral atau non-Hodgkin sel-B), karsinoma leher rahim
invasive, leishmaniasis diseminata atipikal, nefropati bergejala terkait HIV atau kardiomiopati bergejala
terkait HIV.

2.3 Etiologi

Penyebab kelainan imun pada AIDS adalah suatu agen viral yang disebut HIV dari kelompok virus yang
di kenal retrovirus yang disebut Lympadenopathy Associated Virus (LAV) atau Human T-Cell Leukemia
Virus (HTL-III yang juga disebut Human T-Cell Lymphotropic Virus (Retrovirus)). Ditularkan melalui :

1. Hubungan seksual (anal, oral, vaginal) yang tidak terlindungi (Tanpa kondom) dengan orang yang telah
terinfeksi HIV.

2. Jarum suntik/tindik/tato yang tidak steril dan dipakai bergantian.

3. Mendapatkan transfusi darah yang mengandung virus HIV.

4. Ibu penderita HIV positif kepada bayinya ketika dalam kandungan, saat melahirkan atau melalui air
susu Ibu (ASI).

2.4 Patofisiologi

Penyakit AIDS disebabkan oleh Virus HIV. Masa inkubasi AIDS diperkirakan antara 10 minggu
sampai 10 tahun. Diperkirakan sekitar 50% orang yang terinfeksi HIV akan menunjukan gejala AIDS
dalam 5 tahun pertama, dan mencapai 70% dalam sepuluh tahun akan mendapat AIDS. Berbeda dengan
virus lain yang menyerang sel target dalam waktu singkat, virus HIVmenyerang sel target dalam jangka
waktu lama. Supaya terjadi infeksi, virus harus masuk ke dalam sel, dalam hal ini sel darah putih yang
disebut limfosit. Materi genetik virus dimasukkan ke dalam DNA sel yang terinfeksi. Di dalam sel, virus
berkembangbiak dan pada akhirnya menghancurkan sel serta melepaskan partikel virus yang baru.
Partikel virus yang baru kemudian menginfeksi limfosit lainnya dan menghancurkannya.
Virus menempel pada limfosit yang memiliki suatu reseptor protein yang disebut CD4, yang
terdapat di selaput bagian luar. CD4 adalah sebuah marker atau penanda yang berada di permukaan sel-sel
darah putih manusia, terutama sel-sel limfosit.Sel-sel yang memiliki reseptor CD4 biasanya disebut sel
CD4+ atau limfosit T penolong. Limfosit T penolong berfungsi mengaktifkan dan mengatur sel-sel
lainnya pada sistem kekebalan (misalnya limfosit B, makrofag dan limfosit T sitotoksik), yang
kesemuanya membantu menghancurkan sel-sel ganas dan organisme asing. Infeksi HIV menyebabkan
hancurnya limfosit T penolong, sehingga terjadi kelemahan sistem tubuh dalam melindungi dirinya
terhadap infeksi dan kanker.
Seseorang yang terinfeksi oleh HIV akan kehilangan limfosit T penolong melalui 3 tahap selama
beberapa bulan atau tahun. Seseorang yang sehat memiliki limfosit CD4 sebanyak 800-1300 sel/mL
darah. Pada beberapa bulan pertama setelah terinfeksi HIV, jumlahnya menurun sebanyak 40-50%.
Selama bulan-bulan ini penderita bisa menularkan HIV kepada orang lain karena banyak partikel virus
yang terdapat di dalam darah. Meskipun tubuh berusaha melawan virus, tetapi tubuh tidak mampu
meredakan infeksi. Setelah sekitar 6 bulan, jumlah partikel virus di dalam darah mencapai kadar yang
stabil, yang berlainan pada setiap penderita. Perusakan sel CD4+ dan penularan penyakit kepada orang
lain terus berlanjut. Kadar partikel virus yang tinggi dan kadar limfosit CD4+ yang rendah membantu
dokter dalam menentukan orang-orang yang beresiko tinggi menderita AIDS. 1-2 tahun sebelum
terjadinya AIDS, jumlah limfosit CD4+ biasanya menurun drastis. Jika kadarnya mencapai 200 sel/mL
darah, maka penderita menjadi rentan terhadap infeksi.
Infeksi HIV juga menyebabkan gangguan pada fungsi limfosit B (limfosit yang menghasilkan
antibodi) dan seringkali menyebabkan produksi antibodi yang berlebihan. Antibodi ini terutama ditujukan
untuk melawan HIV dan infeksi yang dialami penderita, tetapi antibodi ini tidak banyak membantu dalam
melawan berbagai infeksi oportunistik pada AIDS. Pada saat yang bersamaan, penghancuran limfosit
CD4+ oleh virus menyebabkan berkurangnya kemampuan sistem kekebalan tubuh dalam mengenali
organisme dan sasaran baru yang harus diserang.
Setelah virus HIVmasuk ke dalam tubuh dibutuhkan waktu selama 3-6 bulan sebelum titer antibodi
terhadap HIVpositif. Fase ini disebut “periode jendela” (window period). Setelah itu penyakit seakan
berhenti berkembang selama lebih kurang 1-20 bulan, namun apabila diperiksa titer antibodinya terhadap
HIV tetap positif (fase ini disebut fase laten) Beberapa tahun kemudian baru timbul gambaran klinik
AIDS yang lengkap (merupakan sindrom/kumpulan gejala). Perjalanan penyakit infeksi HIVsampai
menjadi AIDS membutuhkan waktu sedikitnya 26 bulan, bahkan ada yang lebih dari 10 tahun setelah
diketahui HIV positif.

2.5 Manifestasi klinis

Berdasarkan gambaran klinik (WHO 2006)

Tanpa gejala : fase klinik 1

Ringan : Fase klinik 2

Lanjut : fase klinik 3

Parah : Fase klinik 4

Fase klinik HIV

Fase klinik 1

Tanpa Gejala, Limfadenopati (gangguan kelenjar atau pembuluh limfe) menetap dan menyeluruh.

Fase klinik 2

Penurunan berat badan (<10%) tanpa sebab. Infeksi saluran pernafasan atas (sinusitis,tonsillitis,otitis
media,pharyngitis)berulang. Herpes zoster, infeksi sudut bibir,ulkus mulut berulang, popular pruritic
eruptions, seborrhoic dermatitis, infeksi jamur pada kuku.

Fase klinik 3

Penurunan BB (>10%) tanpa sebab. Diare kronik tanpa sebab sampai >1 bulan. Demam menetap
(intermiten atau tetap >1 bulan). Kandidiasis oral menetap. TB pulmonal (baru),plak putih pada mulut,
infeksi bakteri berat misalnya : pneumonia, empyema (nanah dirongga tubuh terutama pleura abses paada
otot skelet, infeksi sendi atau tulang), meningitis, bakteremia, gangguan inflamasi berat pada pelvic, acute
necrotizing ulcerative stomatitis, gingivitis atau periodontitis anemia yang penyebabnya tidak diketahui
(<8 g/dl), neutropenia (< 0,5 x 109 /l) dan atau trombositopenia kronik (<50 x 109/l).

Fase klinik 4

Gejala menjadi kurus (HIV wasting syndrome),pneumocystis pneumonia (pneumonia karena pneumocytis
carini), pneumonia bakteri berulang, infeksi herpes simplex kronik (orolabial, genital atau anorektal > 1
bulan)Oesophageal candidiasis, TBC ekstrapulmonal, Cytomegalovirus, toksoplasma di SSP, HIV
encephalopathy, meningitis, infection progressive multivocal leukoencephalopathy, lymphoma, invasive
cervical carcinoma.

2.6 Penatalaksanaan

1. Penatalaksanaan Medik

a. untuk infeksi oportunistik

– Pemberian profiklaktik untuk PCP dimulai bila cCD4 , 250 mm/mm3. Dengan kotrimokzasol dua
kali/minggu. Dosis 2 tablet, atau dengan aerosol pentamidine 300mg, dan dapsone atau fansidar.

– Prokfilaksis untuk TBC dimulai bila PDD>=5mm, dan pasien anergik. Dipakai INH 300mg po qd
dengan vit.b6, atau rifampisin 600mg po qd bila intolerans INH.

– Profilaksis untuk MAI (mycobacterium avium intracelulare), bila CD4 , 200/mm3, dengan frukanazol
po q minggu, bila pernah menderita oral kandidiasis, sebelumnya.

– Belum direkomendasikan untuk profilaksis kandidiasis, karena cepat timbul resistensi obat disamping
biaya juga mahal.

b. Terapi AZT (Azidotimidin)

Disetujui FDA (1987) untuk penggunaan obat antiviral AZT yang efektif terhadap AIDS, obat ini
menghambat replikasi antiviral Human Immunodeficiency Virus (HIV) dengan menghambat enzim
pembalik traskriptase. AZT tersedia untuk pasien AIDS yang jumlah sel T4 nya <>3 . Sekarang, AZT
tersedia untuk pasien dengan Human Immunodeficiency Virus (HIV) positif asimptomatik dan sel T4 >
500 mm3
c. Terapi Antiviral Baru
Beberapa antiviral baru yang meningkatkan aktivitas system imun dengan menghambat replikasi virus /
memutuskan rantai reproduksi virus pada prosesnya. Obat-obat ini adalah :
– Didanosine
– Ribavirin
– Diedoxycytidine
– Recombinant CD 4 dapat larut
d. Vaksin dan Rekonstruksi Virus
Upaya rekonstruksi imun dan vaksin dengan agen tersebut seperti interferon, maka perawat unit khusus
perawatan kritis dapat menggunakan keahlian dibidang proses keperawatan dan penelitian untuk
menunjang pemahaman dan keberhasilan terapi AIDS.
e. Didanosine ( ddl ), Videx.

Merupakan terapi kedua untuk yang terapi intoleransi terhadap AZT, atau bisa sebagai kombinasi dengan
AZT bila ternyata ada kemungkinan respon terhadap AZT menurun. Untuk menunda infeksi oportunistik
respon terhadap AZT menurun. Untuk menunda infeksi oportunistik pada ARC dan asimtomatik hasilnya
lebih baik daripada AZT. Efek samping: neuropati perifer, pankreatitis (7%), nausea, diare.

Dosis: 200mg po bid ( untuk BB >60kg), 125mg po bid (untuk BB < 60kg) Mulanya hanya dipakai untuk
kombinasi denganAZT. Secara invitro merupakan obat yang paling kuat, tapi efek samping terjadinya
neuropati ( 17-31%) dan pankreatitis. Dosis : 0,75mg po tid.

2. Penatalaksanaan Non Medik

2.7 Pemeriksaan Penunjang

- Mendeteksi antigen virus dengan PCR (Polimerase Chain Reaction)

- Tes ELSA memberikan hasil positif 2-3 bulan sesudah infeksi

- Hasil positif dikonfirmasi dengan pemeriksaan western blot

- Serologis : skrining HIV dengan ELISA, tes western blot, limfosit T

- Pemeriksaan darah rutin

- Pemeriksaan neurologis

- Tes fungsi paru, bronkoscopi

2.8 Komplikasi

Adapun komplikasi klien dengan HIV/AIDS (Arif Mansjoer, 2000 ) antara lain :
1. Pneumonia pneumocystis (PCP)
2. Tuberculosis (TBC)
3. Esofagitis
4. Diare
5. Toksoplasmositis
6. Leukoensefalopati multifocal prigesif
7. Sarcoma Kaposi
8. Kanker getah bening
9. Kanker leher rahim (pada wanita yang terkena HIV)

BAB III

KONSEP KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian

Pengkajian keperawatan untuk penderita AIDS adalah


1. Aktivitas / istirahat.
Mudah lelah, berkurangnya toleransi terhadap aktivitas biasanya, malaise
2. Sirkulasi.
Takikardia , perubahan TD postural, pucat dan sianosis.
3. Integritas ego.
Alopesia , lesi cacat, menurunnya berat badan, putus asa, depresi, marah, menangis.
4. Eliminasi.
Feses encer, diare pekat yang sering, nyeri tekanan abdominal, abses rektal.
5. Makanan / cairan.
Disfagia, bising usus, turgor kulit buruk, lesi pada rongga mulut, kesehatan gigi / gusi yang buruk, dan
edema.
6. Neurosensori.
Pusing, kesemutan pada ekstremitas, konsentrasi buruk, apatis, dan respon melambat.
7. Nyeri / kenyamanan.
Sakit kepala, nyeri pada pleuritis, pembengkakan pada sendi, penurunan rentang gerak, dan gerak otot
melindungi pada bagian yang sakit.
8. Pernafasan.
Batuk, Produktif / non produktif, takipnea, distres pernafasan.

2.2. Diagnosa keperawatan

1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas

2. Ketidakefektifan pola nafas

3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

4. Gangguan citra tubuh

5. Resiko infeksi

6. Resiko ketidak seimbangan eletrolit

7. Intoleransi aktivitas

2.3 Intervensi Keperawatan

NO DIAGNO TUJUAN DAN INTERV RASIONAL


SA KRITERIA HASIL ENSI

KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan bersihan NOC: NIC: 1. Menunjukan
jalan nafas Kebersihan jalan 1. Kaji dan fungsi
Domain 11 : nafas membaik laporka pernafasan
Keamanan/perlindungan n tanda abnormal
Kelas 2 : Cedera fisik dan
Kode 00031 : Kriteria Hasil: gejala
Ketidakefektifan Setelah dilakukan perubah
pembersihan jalan nafas tindakan an status
keperawatan pernafas
Definisi: selama ....x24 jam an:
Ketidakmampuan untuk  Mendemost takipnea
membersihkan sekresi atau rasikan ,
opstruksi dari saluran batuk penggun
pernafasan untuk efektif dan an otot
mempertahankan kebersihan suara nafas aksesori
jalan nafas. yang , batuk,
bersih, warna
Batasan karakteristik : tidak ada dan
- Tidak ada batuk sianosi dan jumlah
- Suara nafas dispneu sputum,
tambahan  Menunjuka bunyi
- Perubahan frekuensi n jalan nafas
nafas nafas yang abnorm
- Perubahan irama pates al,
2. Meningkatkan
nafas  Mampu warna
availabilitas
- Sianosis mengidenti kulit
oksigen.
- Kesulitan berbicara fikasi dan abu-
atau mengeluarkan mencegah abu/sian
suara faktor yang otik,
3. Membantu
- Penurunan bunyi dapat gelisah,
dalam
nafas menghamb konfusi
identifikasi.
- Dispneu at jalan atau
- Sputum dalam nafas somolan
jumlah yang 2. Berikan
berlebihan terapi
- Batuk yang tidak oksegen
efektif sesuai
- Ortopneu kebutuh
- Gelisah an .
- Mata terbuka lebar 3. Dapatka
Faktor-faktor yang n
4. Memaksimalk
berhubungan : sampel
an penggunaan
- Lingkungan sputum
energi
- Perokok pasif untuk
5. Mencegah
- Pengisap asap kultur
stasis sekresi
- merokok yang
dan
doprogr
meningkatkan
esikan
bersihan jalan
oleh
nafas. Dan
dokter.
mencegah
Berikan
keletihan
terapi
berlebihan
antimikr
obial
sesuai 6. Memudahkan
kebutuh bersihan jalan
an. nafas dan
4. Dorong pernafasan.
periode Organisme
istrahat patogenik.
adekuat. 7. Membuang
5. Berikan sekresi bila
perawat pasien gtidak
an paru dapat
: batuk melakukanya
efektif, 8. Mempertahank
nafas an ventilasi
dalam,
drainase
postual
dan
vibrasi
setiap
dua
sampai
empat
jam
6. Bantu
pasien
dalam
mengam
bil
posisi
fowler
tinggi
atau
semi

7. Lakuka
n
pengisa
pan
trakel
sesuai
kebutuh
an
8. Bantu
intubasi
endotra
keal :
pertahan
kan
lingkun
gan
ventilat
or
sesuai
ketentua
n
2. Ketidakefektifan pola nafas NOC : NIC : 1. Memperkiraka
Domain 4 : Aktifitas/istrahat Pola nafas efektif 1. Aukulta n adanya
Kelas 4 : Respons dapat diperthankan si bunyi perkembangan
kardiovaskuler/pulmonal nafas, komplikasi/inf
Kode 00032 : Kriteria Hasil : ditandai eksi
ketidakefektifan pola nafas Setelah dilakukan daerah pernafasan
tindakan paruyan
Definisi : keperawatan g
Inspirasi dan/atau ekspirasi selama...x24 jam mengala
yang tidak memberi  Sianosis (-) mi
ventilasi  Frekuensi penurun
Batasan karakteristik : nafas an/kehil
- Perubahan normal angan
kedalaman (20x/mt) fentilasi
2. Takipneu,
pernafasan  Bunyi dan
sianosis, tidak
- Perubahan ekskursi nafas muncul
dapat
dada normal nya bnyi
beristirahat
- Mengambil posisi aaventiu
dan
tiga. s :
peningkatan
- Bradipneu ronchi, nafas
- Penurunan tekanan meigi, menunjkan
ekspirasi krekels kesulitan
- Penurunan ventilasi 2. Catat pernafasan dan
semenit kecepat adanya
- Penurunan kapasitas an kebutuhan
vital pernafas untuk
- Dispneu an, meningkatkan
- Peningkatan sianosis, pengawan/inte
diameter anterior- peningk rvensi medis
posterior atan 3. Meningkatkan
- Pernafasan cuping kerja funsi
hidung pernafas pernafasan
- Ortopneu an dan yang optimal
- Fase ekspirasi muncul 4. Menurunkan
memejang nya konsumsi O2
- Takipneu dispnea,
- Penggunaan otot ansietas.
aksesorius untuk
bernafas 5. Mempertahank
Faktor yang berhubungan : an
- Ansietas ventilasi/oksig
- Posisi tubuh enasi efektif
3. Berikan
- Deformitas tulang
posisi
- Deformitas dinding
powler
dada
- Keletihan
- Hiperventilasi 4. Berikan
- sindrom periode
hipoventilasi istirahat
- gangguan yang
muskuloskeletal cukup,
- kerusakan perthan
neurologis kan
- imaturitas lingkun
neurologis gan
- disfungsi tenang
neuromuskular 5. Delegati
- obesitas f
- nyeri pemberi
- keletihan otot an O2
pernafasancidera dan
medula spinalis. obat-
obatan
sesuai
indikasi
3. Ketidakseimbangan nutrisi NOC : NIC :
kurang dari kebutuhan tubuh  Nutritional 1. Kaji 1. Memberikan
Domain 2 : Nutrisi status : terjadi pengukuran
Kelas 1 : ingesti food and malnutri objektif
Kode 00002 : Fluid si terhadap status
Ketidakseimbangan nutrisi : intake dengan nutrisi
kurang dari kebutuhan  Nutrition menguk
status : ur tinggi
Definisi : nutrient dan
Asupan nutrisi tidak cukup intake berat
untuk memenuhi kebutuhan  Weight badan,
metabolik. control usia,
BUN,
Batasan karakteristik : Krieria Hasil : protein
- Berat badan 20% Setelah dilakukan serum, 2. Memastikan
atau lebih dibawah tindakan albumin kebutuhan
ideal keperawatan , kadar terhaap
- Laporkan adanya selam….x 24 jam tanferin pendidikan
intake makanan  Adanya g, nutrisi :
yang kurang dari peningkata hemogl membantu
RDA n berat obin, intervensi
(Recommended badan hematok individual
Daily Allowance) sesuai rin,
- Membran mukosa dengan energy
dan konjungtiva kebutuhan kutan 3. Memberikan
pucat dengan dan dasar dan
- Kelemahan otot tujuan berat penguku arahan untuk
yang digunakan badan ideal ran intervensi
untuk sesuai antropo
menelan/mengunya dengan etrik 4. Memudahkan
h tinggi 2. Dapatka perencanaan
- Luka, inflamasi badan n makan
pada rongga mulut  Mampu riwayat
- Mudah merasa mengidenti diet,
kenyang, sesaat fikasi termasu
setelah mengunyah kebutuhan k
5. Memberika
makanan nutrisi makana
protein dengan
- Dilaporkan atau  Tidak ada n yang
kalori
fakta adanya tanda-tansa disukai
tambahan
kekurangan malnutrisi dan
makanan  Menunjukk tidak
- Dilaporkan adanya an disukai
perubahan sensasi peningkata serta
6. Memberikan
rasa n fungsi intolera
dukungan
- Oerasaan pengecapan nsi
nutrisi bila
ketidakmampuan dari makana
pasien tidak
untuk mengunyah menelan n
dapat
makanan tidak 3. Kaji
mengkonsumsi
- Miskonsepsi terjadi fakor-
jumlah yang
- Kehilangan BB penurunan faktor
cukup peroral
dengan maknan berat badan yang
cukup yang mempen
- Kengganan untuk berarti. garuhi
makanan asupan
- Kram pada oral
abdomen 4. Konsul
- Tonus otot jelek dengan
- Nyeri abdominal ahli diet
dengan atau tanpa untuk
patologi menentu
- Kurang berminat kan
terhadap makanan kebutuh
- Pembuluh darah an
kapiler mulaui nutrisi
rapuh pasien
- Diare dan atau 5. Intruksi
steatorrhea kan
- Kehilangan rambut pasien
yang cukup banyak tentang
(rontok) cara
- Suara usus untuk
hiperaktif member
- Kurangnya i
informasi, supleme
misinformasi n nutrisi
Faktor-faktor yang : kaya
berhubungan : protein
dan
Ketidakmampuanpemasuka karbohi
n atau mencerna makanan drat
atau mengabsorbsi zat-zat 6. Konsul
giji berhubungan dengan dengan
faktor bialogis, psikologis dokter
atu ekonomi. dengan
makana
n
penggan
ti
(nutrient
ral/
parenter
al)
4. Gangguan citra tubuh NOC : NIC :
Domain 6 : persepsi-diri Gangguan citra 1. Pastikan 1. Memberikan
Kelas 3 : citra tubuh tubuh berkurang apakah informasi
Kode 00118 : gangguan konselin tentang tingkat
citra tubuh kriteria hasil : g pengetahuan
setelah di lakukan dilakuka pasien/orang
Definisi : tindakan n bila terdekat
Konfusi dalam gambaran keperawatan mungki
mental tentang diri-fisik selama…x24 jam n 2. Ketergantunga
individu  Body dan/atau n pada
Batasan karakteristik : image ostomi perawatan diri
- Perilaku mengendali positif perlu untuk
tubuh individu  Mampu untuk memperbaiki
- Perilaku mengendali mengidenti didiskus kepercayaan
tubuh individu fikasi ikan diri dan
- Perilaku memantau kekuatan 2. Berikan pemenrimaan
tubuh individu personal kesemp situasi
- Respon non verbal  Mendeskri atan
terhadap perubahan psikan pada
actual pada tubuh secara pasienu
3. Meningkatkan
- Respon non verbal factual ntuk
rasa control
terhadap persepi perubahan meneri
dan
perubahan pada fungsi ma
memberikan
tubuh tubuh ostomi
pesan kepada
- Mengungkapkan  Mempertah melali
pasien bahwa
perasaan yang ankan partisipi
ia dapat
mencerminkan interaksi pada
menangani hal
perubahan social perawat
tersebut,
peradangan tentang an diri
meingkatkan
tubuh individu 3. Rencana
hargai diri
- Menggungkapkan kan atau
persepsi yang jadwalk
4. Bantu
mencerminkan an
pasien/orang
perubahan individu aktivitas
terdekat untuk
dalam penampilan perawat
menerima
an
perubahan
Objektif dengan
tubuh dan
- Perubahan actual pasien
merasakan
pada fungsi
baik tentang
- Perubahan actual
diri sendiri
pada struktur
- Perilaku pengenali
tubuh individu
- Perilaku memantau 4. Pertaha
tubuh individu nkan
- Perubahan dalam peningk
kemampuan atan 5. Dapat
memperkirakan positif membertikan
hubungan special selama sistem
tubuh terhadap aktivitas pendukung
lingkungan keperaw yang baik
- Perubahan dalam atan,
keterlibatan social hindarai
- Perluasan batasan ekpresi
tubuh untuk mengina
menggabungkan atau
objek lingungan reaksi
- Secara sengaja berubah
menyembunyikan mendad
bagian tubuh ak.
- Secara sengaja Jangan
menonjolkan bagian perlihat
tubuh akan
- Kehilangan bagian rasa
tubuh marahse
- Tidak menyentuh vara
bagian tubuh pribadi
- Trauma pada bagian 5. Diskusi
yang tidak berfungsi kan
- Secara tidak sengaja kemung
menonjolkan bagian kinan
tubuh kontak
Subjektif dengan
- Dipersonalisasi pengunj
kehilangan melalui ung
kata ganti yang ostomi
netral danbuat
- Dipersonalisasi perjanji
bagian melalui kata an untuk
ganti yang netral kunjung
- Penekanan pada an bila
kekuatan yang diperluk
tersisa an
- Ketakutan yang
tersisa
- Kekuatan terhadap
reaksi orang lain
- Focus pada
penampilan masa
lalu
- Perasaan negative
tentang sesuatu
- Personalisasi
kehilangan dengan
menyebutkannya
- Focus pada
perubahan
- Focus pada
kehilangan
- Menolak
menvertifikasi
perubahan actual
- Mengungkapkan
perubahan gaya
hidup
Factor yang berhubungan :
- Biofisik, kongniktif
- Budaya, terhadap
perkembangan
- Penyakit, cidera
- Perceptual,
sikososial, spiritual
- Pembedahan,
trauma
- Terapi penyakit
Resiko infeksi NOC : NIC :
Domain 11 :  Mempetaha 1. Pantau 1. Deteksi dini
keamanan/perlindungan nkan daya adanya terhadap
Kelas 1 : infeksi tahan tubuh infeksi, infeksi penting
Kode 00004 : resiko infeksi  Infeksi (menggi untuk
pada klien gil, melakukan
Definisi : bisa diaphor tindakan
Mengalami peningkatan terinfeksi esis, segera.infeksi
resiko terserang patogenik batuk,na lama dan
Fator-faktor resiko : Kriteria hasil : fas berkurang dan
 Penyakit kronis Setelah dilakukan pendek, memperberat
- Diabetes tindakan nyeri kelemahan
mellitus keperawatan … oralatau pasien
- Obesitas x24 jam nyeri
 Pengetahuan yang  Daya tahan menelan
tidak cukup untuk tubuh , bercak
menghindari meningkat berwarn
pemanjanan patogen  Infeksi a cream
 Pertahanan tubuh berkurang dirongg
primer yang tidak a oral,
adekuat sering
- Gangguan berkemi
peristalktik h,
- Kerusakan disurya,
intregritas kemerah
5 kulit ( an, 2. Berikan
pemasangan bengkak deteksi dini
kateter , terhadap
intervena drainase infeksi
prosedur dari
imfasit ) ikua,
- Perubahan lesi g gggggvfhg
sinkresin ph vesicula
- Penurunan r di
kerja siliaris wajah, 3. Peningkaan
- Merokok bibir, SDP dikaitkan
- Statis cairan area dengan infeksi
tubuh periana) 4. Organism
- Trauma 2. Ajarkan pengganggu
jaringan pasien harus
misalnya atau diintifikasi
trauma pemberi sesuai
distruksi perawat ketentuan
jaringan an untuk memulai
 Ketidakada kuatan tentangp tindakan yang
pertahanan sekunder erlunya tepat
- Penurunan melapor
hemoglobin kan
- Imunosupre kemung 5. Minimalkan
si kinan pemanjaman
infeksi pada infeksi
- Supresi 3. Pantau dan penularan
respon sel infeksi hiv
 Vaksinasi tidak darah pada orang
adekuat putih lain
 Pemajanaan dan
terhadap patogen diferens 6. Mencegah
lingkungan ial infeksi yang
meningkat 4. Dapatka didapatkan
 Prosedur infasif n kultur dirumah
 Menutrisi drainase sakitbbbbbbbb
luka, bbbbbbbbbbbb
lesi gg
kulit,
urine,
feses,
sputum,
dan
sesuai
ketentua
n.
Berikan
terapi
antimicr
obial
sesuai
ketentua
n.
5. Intruksi
kan
pasien
cara
menceg
ah
infeksi

6. Pertaha
nkan
tehnik
arseptik
bila
melakuk
an
prosedu
r infasif
seperti
fungsi
vena,
kateteris
asi
kandung
kemih
dan
injeksi.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

1. AIDS adalah sekumpulan gejala dan infeksi atau sindrom yang timbul karena rusaknya sistem
kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV.
2. Etiologi AIDS disebabkan oleh virus HIV-1 dan HIV-2 adalah lentivirus sitopatik, dengan HIV-1
menjadi penyebab utama AIDS diseluruh dunia.
3. Cara penularan AIDS yaitu melalui hubungan seksual, melalui darah ( transfuse darah, penggunaan
jarum suntik dan terpapar mukosa yang mengandung AIDS), transmisi dari ibu ke anak yang mengidap
AIDS.

4.2 Saran

Berdasarkan simpulan di atas, penulis mempunyai beberapa saran, diantaranya adalah :


1. Agar pembaca dapat mengenali tentang pengertian AIDS.
2. Agar pembaca dapat menerapkan asuhan keperawatan AIDS pada klien AIDS.
DAFTAR PUSTAKA

S-ar putea să vă placă și