Sunteți pe pagina 1din 10

PENGARUH WEIGHT TRAINING DENGAN SISTEM PIRAMID TERHADAP

POWER OTOT TUNGKAI

ARTIKEL PENELITIAN

OLEH:
ARUM FARHIAH
NIM. F1101141010

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI


JURUSAN ILMU KEOLAHRAGAAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2019
V

LEMBAR PERSETUJUAN

PENGARUH WEIGHT TMIAIING DENGAN SISTEM PIRAilIID


TERIIADAP POWER OTOT TT]NGKAI

ARTIKEL PENTELITIAN

ART]M FARIIIAH
rYIM 11101141010

Disetujui,

Pembimbing I Pembimbing tr

a
+- Mimi Edetatmil llfl.Pd

NrP,1989l 1212015041001

Mengetahui,

.Qtl'fffr Ketua Jurusrn IKOR

?o- fiB
\'to^ NIP 61ErCI310r4 nuP. 1977tltz2hm4t002
PENGARUH WEIGHT TRAINING DENGAN SISTEM PIRAMID
TERHADAP POWER OTOT TUNGKAI

Arum Farhiah, Andika Triansyah, Mimi Haetami


Program Studi Pendidikan Jasmani dan Olahraga FKIP UNTAN Pontianak
Email arumf575@gmail.com

Abstract
There are still many abilities of limb muscle power of students in
extracurricular activities at SMAN 9 Pontianak, the criteria of ability are not
good, so the ability to kick on the foot has not shown maximum leg muscle
power. The purpose of this study was to determine the effect of weight training
with the pyramid system on the muscles of taekwondo extracurricular students.
The method used in this study was an experiment with the form of pre
experimental design. The population in this study was 33 extracurricular
taekwondo students. Sampling in this study used purposive sampling technique,
which amounted to 15 students as an experimental class. Data analysis
techniques using t-test. Based on the results of the t-test on the experimental
class, the value of tcount ≥ ttable was 7.74 ≥ 1.761, the results were accepted if
the alternative hypothesis was accepted and the null hypothesis was rejected
then the data is significant, where as if the alternative hypothesis is rejected and
the null hypothesis is accepted, the data is not significant. It can be seen from
the results of the t-test calculation where the hypothesis is accepted and it
means that there is an effect of weight training with percentage effect 11.5%.

Keywords: Weight Training, Pyramid System, Leg Muscle Power

PENDAHULUAN
Agustan menjelaskan (2018: 13), diperlukannya pengetahuan yang luas
”Olahraga adalah aktivitas gerak tubuh mengenai olahraga. Komponen kondisi
manusia menurut teknik tertentu, dalam fisik adalah satu kesatuan utuh dari
pelaksanaanya ada unsur bermain, ada komponen kesegaran jasmani dan
rasa senang, dilakukan pada waktu luang, komponen kesegaran motorik. (Aprilia
dan kepuasan tersendiri”. Sedangkan dkk, 2017: 57). Komponen kondisi fisik
menurut Rahmani, M (2014: 1), meliputi kekuatan (strength), daya tahan
“Olahraga merupakan suatu aktivitas (endurance), daya ledak (power),
gerak tubuh, mulai dari anggota tubuh kecepatan (speed), kelentukan
bagian atas dan bagian bawah”. Jadi, (flexibility), keseimbangan (balance), dan
secara olahraga merupakan kegiatan fisik kelincahan (agility).Kondisi fisik
yang dilakukan untuk meningkatkan merupakan satu prasyarat dalam usaha
kesehatan dan dilakukan saat memiliki peningkatan prestasi dan harus
waktu luang dengan meningkatkan mengembangkan komponen tersebut.
perasaan senang. Mempelajari atau melakukan kegiatan
Komponen fisik yang seimbang juga olahraga bukanlah yang hal sangat sulit
dapat mendukung kesehatan jasmani dilakukan pada saat ini dan dapat
apabila dilakukan dengan benar, maka dilakukan dimanapun. Olahraga juga

1
dapat dijadikan sebuah prestasi bagi yang Dengan itu, peneliti berikan solusi
mengeluti sungguh-sungguh pada bidang dengan memberikan program latihan
ini, sehingga dapat memberikan weigth training dengan sistem piramid.
kebanggaan dan kesehatan bagi Weight Training (latihan beban) ini
masyarakat. Olahraga seni beladiri latihan dasar dalam kebugaran fisik yang
taekwondo merupakan salah satu bertujuan dalam meningkatkan kekuatan
olahraga yAng dapat memberikan dan kecepatan otot agar mereka dapat
prestasi bagi para atlet atau peserta didik melakukan tendangan dengan lebih
yang mengeluti bidang olahraga ini. ringan yang memiliki daya ledak.
Olahraga ini juga merupakan olahraga Adapun weight training dipadukan
yang sangat digemari dan dijadikan dengan sistem piramid karena pada
ekstrakurikuler pada setiap sekolah salah sistem piramid memiliki efek yang paling
satunya yang ada di SMA 9 baik dalam peningkatan power otot, yang
Pontianak.Ekstrakurikuler ini memungkinkan otot untuk dapat
menampung peserta didik yang memiliki beradaptasi pada setiap latihan yang
minat dan bakat di bidang olahraga diberikan. Program latihan ini berikan
khususnya taekwondo. dengan maksud dapat meningkatkan daya
Agar tercapainya sebuah prestasi ledak (power) yang dimiliki pleh peserta
maka diperlukannya pengorbanan yang didik.
kuat yaitu mengikuti setiap latihan- Weight Training
latihan yang diberikan oleh pelatih. Menurut Harsono (1988: 185),
Permasalahan yang dihadapi berdasarkan ”Weight Training adalah latihan-latihan
hasil pengamatan penulis di SMA 9 yang sistematis di mana beban hanya
Pontianak saat ini adalah kurangnya daya dipakai sebagai alat untuk menambah
ledak (power) tungkai bagian bawah kekuatan otot guna mencapai berbagai
yaitu kaki khususnya pada peserta didik tujuan tertentu“. Apabila melakukan
pada SMA 9 Pontianak, ini dikarenakan weight training dengan benar akan dapat
kurangnya latihan fisik sehingga meningkatkan perkembangan kecepatan,
berpengaruh pada kekuatan dan power, kekuatan, dan daya tahan yaitu
kecepatan tendangan yang dimiliki faktor-faktor yang penting bagi atlet.
perserta didik ekrakurikuler sehingga Pada penelitian ini latihan weight
masalah yang sering terjadi adalah training akan dikhususkan pada
kekuatan dan kecepatan tendangan yang peningkatan power yang dimana repitisi
dikeluarkan tidak seimbang. . Maka dari maksimum dengan rentang (range) 12-15
itu, perlunya latihan peningkatan power RM pada olahraga yang memerlukan
otot tungkai agar peserta didik dapat power dalam setiap pertandingan maupun
memaksimalkan kemampuan yang latihan. Menurut Harsono (1988: 200)
dimiliki untuk mencapai prestasi yang menyatakan,”Akan tetapi juga tidak
baik. boleh terlalu ringan sehingga otot tidak
Harsono menjelaskan (1988: 200) merasakan merasakan rangsangan beban.
dikatakannya bahwa seorang individu Bebannya juga tidak terlalu berat
yang mempunyai power yaitu 1. A high sehingga transfer optimal dari strenght ke
degree muscular strength, 2. A high power tidak terjadi”. Oleh karena itu,
degree of speed, 3. A high degree of skill latihan power dalam weight training
in integrating speed and muscular tidak boleh hanya menekankan pada
strength. Yang berarti “1. Kekuatan otot beban, akan tetapi harus pula pada
yang tinggi, 2. Tingkat kecepatan yang kecepatan mengangkat, mendorong atau
tinggi, 3. Tingkat kemampuan yang menarik beban dan berat bebannya tidak
tinggi dalam mengintegrasikan kecepatan harus seberat beban pada latihan
dan kekuatan”. kekuatan. Weight training sebaiknya

2
dilakukan dalam tiga kali dalam mempunyai kemampuan untuk
seminggu misalnya senin, rabu, jumat, berkontraksi”. Ada beberapa pendapat
dan diselingi dengan satu hari istirahat ahli mengenai pengertian otot seperti
untuk memberikan kesempatan bagi otot menurut Zuyina (2011: 14), “Otot adalah
untuk berkembang dan mengadaptasikan suatu sistem alat untuk mangusai gerak
diri pada hari istirahat tersebut. aktif dan posisi tubuh kita”. Power atau
Pyramid System eksplosif/daya ledak adalah istilah yang
Pelaksanaan sistem piramid adalah sama dan otot merupakan suatu kata yang
dengan beban untuk set I ringan, berlainan tetapi memiliki kaitan dengan
kemudian pada set-set berikutnya power.
semakin lama semakin berat. Biasanya Menurut Syaifuddin (2013: 100), otot
jumlah set dalam sistem piramid dibatasi tungkai terdiri dari dua bagian yaitu :
sampai 5 set. Istirahat antara setiap set a. Otot tungkai atas
adalah 3 sampai 5 menit. Metode piramid Otot tungkai atas (otot pada paha)
merupakan salah satu sistem latihan yang mempunyai selaput pembungkus yang
dipandang memiliki efek paling baik sangat kuat dan disebut fasia lata yang
dalam peningkatan kekuatan.(Ria, 2010 dibagi atas tiga golongan yaitu :
:59). Pada sistem ini atlet mengangkat 1) Otot abduktor terdiri dari :
beban dari intensistas yang lebih rendah (a) Muskulus abduktor maldanus
dengan ulangan sedikit.Pada metode sebelah dalam
latihan piramid dan latihan metode (b) Muskulus abduktor brevis sebelah
menambah dan mengurangi beban masih tengah
merupakan bagian dari metode latihan (c) Muskulus abduktor longus sebalah
kekuatan maksimal. Jika ingin luar
mendapatkan metode latihan berupa Ketiga otot ini menjadi satu disebut
peningkatan power maka latihan yang Muskulus abduktor femolaris.
digunakan tetap sama, hanya saja dengan 2) Muskulus ukstensor (q2uadriseps
irama yang cepat dan pada puncaknya femoris) otot berkepala empat, yang
gerakan yang dilakukan saat latihan terdiri dari :
dengan beban yang ringan dan irama (a) Muskulus rektus femoris
semakin cepat dengan repitisi yang (b) Muskulus vastus lateralis
semakin banyak. eksternal
Leg Muscle Power (c) Muskulus vastus medialis
Menurut Widiastuti (2015: 16), internal
”Power adalah gabungan antara kekuatan (d) Muskulus vastus intermedial
dan kecepatan atau pengerahan gaya otot (e) Otot fleksor femoris, yang
maksimum dengan kecepatan terdapat di bagian belakang paha
maksimum”. Harsono (1988: 200) terdiri dari :
menyatakan, “Power adalah kemampuan (1) Bisep femoris, otot
otot untuk memaksimalkan dalam waktu berkepala dua. Fungsinya
yang sangat cepat”. membengkokkan paha dan
Otot merupakan kompenen penting meluruskan tungkai bawah.
dalam tubuh dalam menunjang (2) Muskulus semi
pergerakan pada setiap kerangka tubuh membranosus, otot seperti
manusia maupun mahkluk hidup lainnya. selaput. Fungsinya
Menurut Syaifuddin (2006: 87). “Otot membengkokkan tungkai
merupakan suatu organ/alat yang bawah.
memungkinkan tubuh dapat bergerak”. (3) Muskulus semi tendinosuss,
Sedangkan menurut Koes Iritanto (2013: otot seperti urat. Fungsinya
82), “Otot adalah suatu jaringan yang

3
membengkokkan urat bawah pengambilan sampel menggunakan
serta memutarkan ke dalam. teknik Sampling purposive. Menurut
b. Otot tungkai bawah terdiri dari : Bambang dan Lina (2012: 135)
1) Muskulus sartorius,otot penjahit. menyatakan,”Teknik penarikan Sampling
Bentuknya panjang sepertipita, purposiveini disebut jugajudgmental
terdapat di bagian paha. Fungsinya sampling yang digunakan dengan
eksorotasi femur memutar ke luar menentukan kiteria khusus terhadap
pada waktu lutut mengetul, serta sampel, terutama orang-orang yang
membantu gerakan fleksi femur dan dianggap ahli”.
membengkkkan ke luar. Otot ketul Teknik pengumpulan data dalam
empu kaki panjang (muskulus penelitian ini dengan memperoleh data
falangus longus). Fungsinya awal pre-test yaitu mengukur daya ledak
membengkokkan empu kaki. kaki dengan standing long jump test saat
2) Otot tulang betis belakang sebelum dilatih, setelah itu sampel
(muskulus tibialis posterior). melakukan pengambilan 1 RM, setelah
Fungsinya dapat membengkokkan melakukan pengambilan 1 RM sampel
kaki di sendi tumit dan telapak kaki diberikan program latihan dengan
di sebelah ke dalam. frekuensi 4 kali seminggu dalam waktu 3
3) Otot kedang jari bersama.letaknya di minggu menjadi 12 kali pertemuan. Data
punggung kaki. Fungsinya dapat akhir post-test diukur dari standinglong
meluruskan jari kaki. jump test. Kemudian data tersebut
Otot-otot yang lain antara lain : dibandingkan dan melihat apakah ada
1) Otot ketul peningkatan dari pre-test atau tidak. Pada
2) Otot penengah empu kaki, instrumen penelitian menggunakan
telapak di telapak kaki standing lond jump test. Test ini untuk
3) Otot penepsi, terletak di sebelah mengukur daya ledak kaki.
punggung kaki. Asponeurosis Teknik analisis pengumpulan data
plantaris, tapak kaki yang di yang digunakan sesuai dengan
tutupi oleh selaput. pendekatan ilmiah. Tahapan analisis data
yang perlu dilakukan adalah pertama
METODE PENELITIAN melakukan uji prasyarat analisis yang
Metode dalam penelitian ini terdiri dari uji normalitas dan
menggunakan metode penelitian homogenesis, dan yang kedua yaitu uji
kuantitatif dengan designpre- hipotesis, dilanjutkan dengan perhitungan
experimental. Menurut Purwanto (2010: persentase peningkatan.
11) “Penelitian adalah cara penemuan
kebenaran atau pemecahan masalah yang HASIL PENELITIAN DAN
dilakukan secara formal”. Metode PEMBAHASAN
kuantitatif menurut Sugiyono (2015 : 13), Deskripsi Data
“Metode kuantitatif ini juga disebut Pelaksanaan dalam penelitian ini
metode discovery, karena dengan metode dilakukan di KONI Prov. Kalbar. Tujuan
ini dapat ditemukan dan dikembangkan dalam penelitian ini adalah untuk
berbagai iptek baru“. Adapun bentuk meningkatkan power otot tungkai peserta
penelitian yang digunakan adalah didik ekstrakurikuler taekwondo.
menggunakan penelitian exsperiment Pengelolahan data hasil penelitian
dengan design pre-exsperimental berdasarkan hasil tes yang telah
Populasi pada penelitian ini dilakukan terhadap hasil belajar yang
merupakan peserta didik ekstrakurikuler
dimiliki peserta didik dengan analisis uji
taekwondo SMA 9 Pontianak yang
berjumlah 33 orang. Dalam penelitian ini pengatuh. Hasil analisis data

4
dibandingkan dan diambil kesimpulan bab ini akan disajikan satu persatu data
untuk mengetahui hasil penelitian. penelitian, dari data pretest dan posttest
Deskripsi data penelitian berfungsi dari kelompok eksperimen dalam latihan
untuk mempermudah penelitian yang weight training dengan sistem piramid
telah dilakukan. Deskripsi data penelitian terhadap otot tungkai. Perhatikan tabel
meliputi data pretest dan posttest dari berikut ini :
eksperimen yang dilakukan. Dalam sub-

Tabel 1. Data Pretest dan Posttest Latihan Weight Training dengan Sistem
Piramid Terhadap Otot Tungkai.

Ket Mean Max Min


Pretest 2,09 2,18 1,78
Posttest 2,31 2,55 2,03

Analisis Data Uji normalitas data untuk mengetahui


Adapun syarat sebelum menguji apakah populasi berdistribusi normal atau
hipotesis, terlebih dahulu dilakukan tidak.Untuk mengetahuihal tersebut
pengujian prasyarat analisis. Adapun menggunakan uji Liliofers dengan
pengujian prasyarat analisis dilakukan melihat nilai Lhitungdan Ltabel. Data
dengan : dinyatakan normal jika Lhitung ≥Ltabel pada
tabel berikut ini :
1. Uji Normalitas

Tabel 2. Uji Normalitas Pretest dan Posttest


Lhitung 0,1217
Pretest Normal
Ltabel 0,227
Lhitung 0,1772
Posttest Normal
Ltabel 0,227

Dari tabel di atas dapat kita lihat uji


normalitas pretest dengan jumlah Lhitung = 2. Uji Homogenitas
0,1217dan Ltabel = 0,227 maka data Uji homogenitas dilakukan untuk
berdistribusi normal jika Lhitung≤ Ltabel,4, mengetahui homogen atau tidaknya data
dalam penelitian. Adapun hasil uji
4398 ≤ 0,227 , sedangkan uji normalitas
homogenitas yang telah dilakukan dapat
posttest jumlah Lhitung =0,1772dan Ltabel= dilihat pada tabel 4.4 sebagai berikut :
0,227 maka data berdistribusi normal jika
Lhitung ≥≤Ltabel , 1,1757≤ 0,227.

Tabel 3. Data Hasil Uji Homogenitas


fhitung 2,4 Homogen
ftabel 4,67

5
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan 1. Uji Pengaruh (Uji t-test)
bahwa fhitung= 2,4 ≤ ftabel = 4,67 maka data Uji-t digunakan untuk mengetahui
tersebut berdistribusi homogen. Dapat hubungan antara sampel satu dengan
disimpulkan data pretest dan posttest yang lain. Hasil uji-t pada kelompok
berdistribusi homogen. eksperimen adalah sebagai berikut:

Pengujian Hipotesis
Tabel 4. Data Hasil Uji-t
thitung 7,74 Signifikan
ttabel 1,761
Berdasarkan data keterampilan yang power otot tungkai dan menunjukkan
telah diperoleh kemudian dilakukan seberapa besar pengaruh dari latihan ini
pengujian hipotesis dengan untuk peserta didik ekstrakulikuler
menggunakan uji-t. Pengujian ini taekwondo SMAN 9 Pontianak. Latihan
dilakukan untuk membuktikan kebenaran weight training dengan sistem piramid
hipotesis yang diajukan. Hipotesis yang yang dimaksud adalah segala bentuk
diajukan adalah terdapat pengaruh weight latihan otot power pada bagian tungkai
training dengan sistem piramid terhadap bawah yang digunakan untuk
power otot tungkai pada peserta didik meningkatkan power otot tungkai peserta
ekstrakulikuler taekwondo SMAN 9 didik ekstrakulikuler taekwondo SMAN
Pontianak. Pengujian hipotesis 9 Pontianak. Latihan ini juga memiliki
dilakukan dengan data analisis standing tujuan lain yaitu sebagai referensi pelatih
long jump test pada kelompok dalam melatih peserta didik atau atletnya
eksperimen. agar pelatih memiliki pengetahuan yang
Berdasarkan hasil perhitungan luas tentang bagaimana cara melatih
standing long jump test kelompok meningkatkan power otottungkai.
eksperimen dengan uji-t adalah thitung ≥ Berdasarkan kajian teori maka
ttabel yaitu 7,74 ≥ 1,761 maka hipotesis
hipotesis sebagai berikut : “Ada pengaruh
alternatif diterima dan hipotesis nol
ditolak. weight training dengan sistem piramid
terhadap power otot tungkai pada peserta
1. Presentase Pengaruh didik ekstrakulikuler taekwondo SMAN
Analisis uji presentase pengaruh 9 Pontianak”. Kaidah yang digunakan
dilakukan untuk mengetahui seberapa untuk mengetahui ada atau tidakmya
besar skala presentase metode latihan perbedaan signifikan adalah apabila nilai
weight training dengan sistem piramid
t-hitung lebih besar dari t-tabel, maka Ha
terhadap power otot tungkai
ekstrakurikuler taekwondo SMAN 9 diterima dan jika nilai signifikan t-hitung
Pontianak. Setelah dilakukan kurang dari t-tabel maka Ha ditolak.
perhitungan presentase pengaruh Hasil uji statistik variabel diperoleh
maka hasil yang didapat sebesar 11,5 nilai uji-t antara pretest dan posttest.
%. Latihan weight training dengan sistem
piramid terhadap power otot tungkai
Pembahasan
yang mamiliki nilai t-hitung 7,74, t-tabel
Penelitian ini merupakan penelitian
1,761 pada taraf signifikan 5%, karena t-
eksperimen dengan bentuk latihan weight
hitung lebih besar dari t-tabel maka ada
training dengan sistem piramid terhadap
perbedaan signifikan. Nilai t-tabel dan t-

6
hitung di dapat dari perhitung nilai tes karena menurut Ria (2013: 59)
pengukuran peserta didik dengan dilihat menyatakan bahwa, “ Motode piramid
dari rerata, yang diperoleh rerata pretest merupakan salah satu sistem latihan
sebesar =2,09 dan rerata posttest kekuatan yang dipandang memiliki efek
sebesar= 2,31, karena nilai rerata posttest paling baik dalam peningkatan
lebih besar dari nilai rerata pretest, maka kekuatan”.
ada peningkatan pengaruh weight Penulis lain juga ada menyatakan hal
training dengan sistem piramid terhadap yang sama tentang kelebihan dari metode
power otot tungkai. Setelah dilakukannya ini, sehingga ini menjadi alasan kenapa
analisis data maka langkah selanjutnya peneliti ingin mengambil penelitian
adalah dengan menentukan presentase dengan metode sistem piramid.Penelitian
pengaruh dari data tesebut.Presentase ini berfokus pada latihan beban dalam
pengaruh dilakukan untuk mengetahui meningkatkan power pada otot tungkai
seberapa besar skala presentase metode bagian bawah. Latihan yang digunakan
latihan weight training dengan sistem dalam penelitian ini antara lainsquat
piramid terhadap power otot tungkai dumble, leg curl, dan leg press. Menu
ekstrakurikuler taekwondo SMAN 9 latihan tersebut diberikan secara
Pontianak. Setelah dilakukan perhitungan terprogram dan sesuai dengan jadwal.
presentase pengaruh maka hasil yang Dari hasil yang diperoleh dapat
didapat sebesar 11,5 %. dari data sebesar diketahui bahwa penggunaan metode
11,5%. sistem piramid secara intensif terprogram
Peneliti mengambil penelitian ini terbukti mampu memberikan peningkatan
karena latihan beban merupakan proses yang signifikan terhadap power otot
yang sistematis untuk meningkatkan tungkai peserta didik ekstrakulikuler
kapasitas fungsional fisik tubuh. Menurut SMAN 9 Pontianak.Kesedian peserta
Sukadiyanto dan Dangsina (2011: 104), didik yang proaktif dan disiplin terhadap
“Dengan memahami metode latihan program latihan juga menunjang
kekuatan secara benar, maka pada saat keberhasilan penerapan metode
melatih kekuatan sekaligus akan ini.Program latihan ini disusun
berdampak positif terhadap komponen berdasarkan teori-teori yang dapat
kecepatan dan ketahanan”. Maka dari itu, mendukung keberhasilan dalam
latihan beban akan memberikan banyak melakukan prosesnya.
perubahan yang bermanfaat bagi tubuh Pengetahuan yang luas dan juga
jika cara motede latihan yang dilakukan pemahaman yang mendalam mengenai
secara benar. Kalau latihan kekuatan itu cara memberikan program yang sesuai
dilakukan, peningkatan kekuatan yang juga merupakan salah satu keberhasilan
terbesar terjadi pada 3-5 tahun pertama. yang tidak akan dilewatkan.
(Grosser dkk, 2005: 33). Latihan yang
benar dengan memahami metode latihan SIMPULAN DAN SARAN
akan menghasilkan pengaruh dari latihan Simpulan
yang baik jika dilakukan secara kontinu Berdasarkan hasil penelitian dan
dan disiplin. Seperti pembahasan pembahasan diperoleh hasil rata-rata nilai
sebelumnya bahwa peneliti menggunakan tes awal dengan nilai sebesar 2,09, tes
metode latihan dengan sistem piramid akhir diperoleh nilai rata-rata sebesar

7
2,31.Presentase pengaruh pada penelitian DAFTAR RUJUKAN
ini adalah sebesar 11,5 %.Perhitungan
Aprilia, Khalida, Agus & Muchsin.
dengan uji-t adalah thitung ≥ ttabel yaitu 7,74
(2017/2018).Analisis Penerapan
≥ 1,761 maka hipotesis alternatif diterima Prinsip-Prinsip Latihan
dan hipotesis nol ditolak. Terhadap Peningkatan Kondisi
Dengan demikian terdapat pengaruh Fisik Atlet Bulu Tangkis PPLOP.
weight training dengan sistem piramid (Online). (Alamat http://e-
terhadap power otot tungkai peserta didik journal.unipma.ac.id diakses 17
ekstrakulikuler taekwondo SMAN 9 Desember 2018)
Ekrima. (2018). Sport Center (Onlline).
Pontianak. (alamat e-journal.Uajy.ac.id
Saran diakses tanggal 29 Mei 2018)
Berdasarkan hasil penelitian maka Grosser, Starischka, &
dapat disarankan sebagai berikut : (1) Zimmermann.(2005). Latihan
Bagi peserta didik maupun pembina Fisik Olahraga.(Penterjemah:
disarankan menggunakan variasi latihan Paulus Levinus Pesurney).
beban dengan metode sistem piramid Komisi Pendidikan dan
dalam meningkatan power otot tungkai. Penataran KONI Pusat.
(2) Peran pelatih harus dioptimalkan Harsono. (1988). Coaching Dan Aspek-
dalam menyusun program latihan yang Aspek Psikologi Dalam
sesuai dengan tujuan dan dapat menjadi Coaching. Jakarta: C.V. Tambak
acuan yang ingin di capai dalam setiap Kusuma.
latihan. (3) Bagi para peneliti selanjutnya Iritanto. (2013). Anatomi Fisiologi.
dapat memodifikasi atau menambah Bandung: Alfabeta.
variabel dalam penelitian ini agar lebih Luklukaningsih. (2011). Anatomi Dan
berkembang dan memberi manfaat bagi Fisiologi Manusia. Yogyakarta:
banyak orang. Nuha Medika.
Lumintuarso. (2010). Teori Kepelatihan
Olahraga. LANKOR.
Prasetyo, dan Lina. (2012). Metode
Penelitian Kuantitatif. Jakarta:
PT. RajaGrafindo.
Purwanto.(2010). Metodologi Penelitian
Kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka
Belajar.
Rahmani. (2014). Buku Super Lengkap
Olahraga. Jakarta: Dunia Cerdas.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian
Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Syaifuddin.(2006). Anatomi Fisilogi
Untuk Mahasiswa Keperawatan.
Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Widiastuti.(2015). Tes dan Pengukuran
Olahraga. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.

S-ar putea să vă placă și