Sunteți pe pagina 1din 8

Pancadewi Sukaryorini (Uji Pemberian Abu Sekam Padi Dan Pupuk Kandang Sapi........

UJI PEMBERIAN ABU SEKAM PADI DAN PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP
PERILAKU FISIK ENTISOL

Pancadewi Sukaryorini

ABSTRACT
Entisol is a soil without the presence of natural genetic horizon or with a
newly forming horizon. The soil has various productiveness depends on the condition
of local climate and the properties and also the characteristic of the formed entisol.
This research aimed to study how far the rice plant husk ash and cow manure will
affect some physical behaviors of entisol.
The organics essence utilized were the solid organics material derived from
animal manure (cow manure) and rice plant husk ash. The research composed
based on complete random design method which is conducted factorially and
repeated 3 times.
The result of research concerning study of addition of rice plant husk ash and
cow manure toward physical behavior of entisol on red pepper plant, could be
summarized that the highest value of soil content weight is occurred in S1P1
treatment while the lowest value occurred on the combination of S1P2 treatment,
whereas regarding the result of analysis between parameters it was obtained that
content weight before the planting process was r = 0.9064 and after the harvest with
r = 0.9404. The highest value of soil porosity occurred on the combination of S1P2
treatment while the lowest occurred on SOP3 combination treatment. The value of
penetration endurance before planting was increasing on S1P2 treatment and
declining after the harvest on SOP3 treatment, whereas on the result of penetration
endurance regression analysis before planting with r = 0.728 and after the planting
with r = 0.370. The value of aggregate stability index before planting was increasing
on S1P1 treatment and then declining after the harvest on S1P2 treatment, based on
regression analysis between parameters, it was obtained the value of stability index
result before planting with r = 0.2575 and after harvest with r = 0.3571. The value of
saturated hydraulic conductivity before planting was increasing on S1P0 treatment
and would experience the lowest on S1P3 treatment, whereas after the harvest, the
highest value was on S0P1 treatment while the west was on S1P1 treatment.

Keyword : Entisol, Rice Plant Husk Ash

1. PENDAHULUAN dapat dikendalikan maa etisol


Entisol merupakan tanah tanpa merupakan tanah yang cukup
horizon genetik alamiah atau dengan produktif. Usaha-usaha yang
suatu horison yang baru mulai dilakukan agar menunjang tanaman
dibentuk. Di indonesia tanah ini tumbuh lebih baik dan sekaligus dapat
banyak dijumpai didaerah Yogyakarta, memperbaiki dan meningkatkan
sebagaian Jawa Timur ( Malang) dan kegiatan didalam tanah fisik maupun
Jawa Barat (sekitar Bogor). Yang kimia, yaitu dengan memberikan tanah
termasuk dalam golongan ini adalah tersebut bahan organik (Munir, 1996).
tanah yang berkembang dari bahan Sekam padi adalah salah satu
aluvium (aluvial) dan tanah yang limbah pertanian yang telah turut
tandus, tipis dan langsung terletak dipikirkan cara pengolahannya, sekam
diatas pasir tandus. Tanah ini padi yang banyak tersedia belum
mempunyai tingkat produktivitas yang banyak dimanfaatkan secara efisien,
beragam tergantung dari keadaan bahkan merupakan limbah pertanian
iklim setempat serta dari sifat dan ciri yang menjadikan beban bagi para
entisol yang terbentuk. Apakah cuup petani. Hal itu juga karena sifat yang
pemupukannya dan penyediaan airnya dimilii abusekam, yaitu kasar,

17
Mapeta ISSN 1411-2817 Vol. 3 No. 9 (April 2001)

kepadatannya sendah serta kandungan pasir dan debu 60 %.


kandungan abunya tinggi (Susanti, Reaksi tanahnya bervariasi tergantung
1994). Tetapi sekam padi ini bahan induk dan bahan organiknya
merupakan salah satu sumber bahan yang rendah. Meskipun kejenuhan
organik yang mudah tersedia. Limbah biasanya bervariasi, tanah ini
ini mempunyai potensi yang cukup mempunyai apasitas tukar kation yang
baik sebagai pupuk organik, namun rendah (Handayanto, 1987). Menurut
bahan organik ini perlu penelitian Soedyanto dkk (1978), entisol memiliki
tentang cara –cara pemanfaatannya. reaksi tanah netral, agak masam dan
Pupuk kandang adalah pupuk adakalanya masam. Kandungan hara
yang berupa kotoran padat dan cair tergantung dari bahan induk tetapi
dari hewan ternak yang tercampur umumnya misin nitrogen. Entisol
dengan sisa-sisa makanan ataupun vulkan lebih kaya dibanding entisol
alat kandang. Campuran ini lainnya. Tetapi mudah merembes air,
mengalami pembusukan hingga tidak daya menahan air sangat kurang dan
berbentuk seperti asalnya lagi dan tanah peka terhadap erosi.
memiliki kandungan hara yang cukup Pupuk kandang adalah pupuk
untuk menunjang pertumbuhan yang berupa kotoran padat dan cair
tanaman. Pupuk kandang mempunyai dari hewan ternak. kotoran ini dapat
kandungan unsur hara yang lebih tercampur dengan sisa-sisa makanan
sedikit bila dibandingkan dengan dan jerami alas kandang. Campuran
pupuk buatan. Namun demikian pupuk ini mengalami pembusukan hingga
kandang disamping dapat menambah tidak terbentuk seperti asalnya lagi
unsur hara ke dalam tanah juga dapat dan memiliki kandungan hara yang
renik tanah (Haim, 1986). cukup untuk menunjang pertumbuhan
Manfaat utama dari pupuk tanaman (Marsono dan Paulus, 2002).
kandang yang berkaitan dengan sifat Pupuk kandang berfungsi
fisik tanah yaitu memperbaiki struktur memperbaiki kehidupan
tanah dari padat menjadi gembur. mikroorganisme tanah, selain
Pemberian pupuk organik , terutama menambah kandungan bahan organik
dapat memperbaiki struktur tanah serta humus dan meningkatkan
dengan menyediakan ruang pada kesuburan tanah karena dapat
tanah untuk udara dan air. Ruangan menambah zat makanan tanaman,
dalam yang berisi udara akan juga melindungu tanaman terhadap
mendukung pertumbuhan bakteri kerusakan karena erosi dan
aerob yang berada di akar, sementara memperbaiki sifat fisik tanah terutama
air yang tersimpan di dalam ruangan struktur tanah dan daya pengikat air
tanah menjadi persediaan yang sangat dan porositas tanah (Sarief, 1979).
berharga bagi tanaman. Struktur tanah Secara fisik abu sekam padi
yang sangat lepas, seperti tanah memiliki tekstur ringan sehingga dapat
berpasir, juga dapat diperbaiki dengan membantu memperbaikisifat fisik
penambahan pupuk, terutama pupuk tanah yang berstekstur liat dan
organik. Bahan organik akan mengikat kekurangan unsur organik. Selain itu
butiran-butiran tanah sehingga lebih abu sekam padi dapat memperbaiki
padat dan tidak cepat hancur. Kondisi porositas tanah sehingga tanah
tanah yang demikian akan menunjang memiliki aerasi lebih baik dan sangat
pertumbuhan tanaman (Marsono dan membantu pertumbuhan dan
Sigit, 2000). perkembangan akar tanaman
Penelitian ini bertujuan untuk terutama untuk tanaman yang memiliki
mempelajari sejauh mana abu sekam perakaran yang dangkal dan lunak
padi (sumber K) dan pupuk kadang seperti tanaman cabe ( Anonymous,
sapi akan mengubah perilaku 1999).
beberapa sifat fisik tanah entisol pada
tanaman cabe merah. Entisol memiliki

18
Pancadewi Sukaryorini (Uji Pemberian Abu Sekam Padi Dan Pupuk Kandang Sapi........)

2. BAHAN DAN METODE hubungan antara perlakuan dengan


Penelitian disusun berdasarkan parameter pengamatan
metode Rancangan Aca Lengkap menggunakkan uji regresi dan
yang dilaksanakan secara faktorial korelasi.
dan diulang sebanya 3 kali.
Faktor I. Perlakuan Pupuk Kotoran 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Sapi Berat isi tanah adalah
S0 : Tanpa pupuk kandang perbandingan antara massa tanah
S1 : Menggunakan pupuk dengan kerapan sapi atau volume
kandang dosis 10 ton/ha = 500 gram partikel ditambah dengan ruang pori
Faktor II. Perlakuan abu sekam padi diantaranya. Hasil penelitian
P0 : Tanpa abu sekam padi pengaruh pemberian abu sekam padi
P1 : Menggunakkan Abu Sekam dan pupuk kandang sapi terhadap
Padi 5 ton/ha setara 250 gram berat isi tanah tidak berpengaruh
P2 : Menggunakan Abu Sekam nyata pada pengamatan sebelum
Padi 10 ton/ha setara 500 gram tanam ( minggu (ke- 4) dan tidak
P3 : Menggunakan Abu Sekam terjadi interaksi sedangkan setelah
Padi 15 ton/ha setara 750 gram. panen berat isi berpengaruh nyata (
Data dari hasil percobaan dengan minggu ke – 12) dan terjadi interaksi
menggunakan analisis ragam yang antara abu sekam padi dan pupuk
sesuai dengan rancangan percobaan kandang sapi. Pengaruh pemberian
yang digunakan yaitu rancangan acak abu sekam padi dan pupuk kandang
kelompok dengan BNT 5 %. sapi dapat dilihat pada Tabel 1.
Sedangan untuk mengetahui

Tabel 1. Pengaruh Kombinasi Antara Abu Sekam Padi Dan Pupuk Kandang Sapi
Terhadap Berat Bersih Tanah Pada Pengamatan Sebelum Tanam (Minggu
Ke -4) dan Setelah (Minggu Ke – 12).
Berat Isi Tanah
Perlakuan Sebelum Tanam Setelah Panen
............................. (g.cm3) .................................
S0P0 1.62 1.62 b
S0P1 1.61 1.61 a
S0P2 1.61 1.62 b
S0P3 1.62 1.61 b
S1P0 1.62 1.62 b
S1P1 1.64 1.63 b
S1P2 1.60 1.59 a
S1P3 1.61 1.61 a
BNT 5% tn 0.02
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada
uji BNT 5%

Tabel 1. menunjukkan bahwa Nilai berat isi tanah yang


pada analisis awal sebelum tanam didapatkan dari hasil perhitungan tidak
(minggu ke-4) dan setelah panen memberikan pengaruh yang nyata
(minggu ke-12), nilai berat isi terendah pada pengamatan sebelum tanam, hal
terjadi pada perlakuan kombinasi ini disebabkan karena bahan organik
antara abu sekam padi dosis 500 g/m yang diberikan sebagai bahan semen
dengan pupuk kandungan sapi dosis atau pengikat, tidak banyak
500g/m3 (SIP2) dan nilai berat isi manfaatnya untuk agregasi sehingga
tertinggi pada perlakuan kombinasi jasad mikro tidak efektif dalam
sapi dosis 500 g/m 3 (SIP1). mengikat agregasi tanah. Efektifitas
jasad mikro dipengaruhi oleh sifat
19
Mapeta ISSN 1411-2817 Vol. 3 No. 9 (April 2001)

bahan organik yang tersedia (dalam dan yang mempengaruhi lingkungan


hal ini kemudian bahan organik kegiatan jasad mikro tersebut.
terdekomposisi), sifat jasad mikro ada,

Gambar 1. Pengaruh bahan Organik dengan Berat Isi Tanah

Secara umum Tabel 1 dan diadsorbsi pada permukaan butiran


Gambar 1 menunjukkan bahwa nilai pasir dan setelah dihidrasi tingkat
berat isi setelah tanam mengalami reversiblenya sangat lambat. Fungsi
penurunan. Penurunan berat isi tanah pengikat liat lebih berarti pada agregat
disebabkan karena adanya tanah yang berukuran kecil. Pada
penambahan bahan organik ke dalam tanah dengan kandungan liat urang
tanah yang berdampak pada dari 30% bahan organik dapat
peningkatan jasad mikro tanah karena dikatakan tidak mempunyai pengaruh
bahan organik merupakan sumber pada agregasi.
energi bagi jasad mikro. Selain itu Berat jenis tanah adalah berat
disebabkan karena aktifitas air tanah dalam satuan volume butiran
tanaman cabe. Menyatakan bahwa tanah. Dalam menentukan berat jenis
akar tanaman dengan mikroorganisme tanah, yang perlu diperhatikan adalah
tanah membentuk agregat-agregat partikel-partikel tanah. Nilai berat jenis
tanah (agregasi yang dimulai dengan tanah adalah konstan dan tidak
penghancuran bongkah-bongkah bervariasi dengan jumlah ruang antar
tanah pecah menjadi agregat yang partikel-partikel tanah. Berat jenis
lebih kecil, selanjutnya agregat- akan mempunyai perbedaan yang
agregat yang kecil ini diikat oleh bahan nyata jika pada tanah tersebut
sekresi (gel) yang dikeluarkan oleh terdapat variasi kandungan bahan
akar yang mampu mengikat butiran organik dan komposisi mineral tanah
tanah dan juga berfungsi sebagai yang sangat besar (Hakim, et.al,
pemantap tanah. Selain itu penurunan 1986).
berat isi tanah disebabkan dari fisik Hasil pengamatan pengaruh
pupuk kandang sapi dan abu sekam pemberian abu sekam padi dan pupuk
padi sebagai bahan pengaruh liat juga kandang sapi tidak berpengaruh nyata
kandungan bahan organiknya yang pada pengamatan sebelum tanam
tinggi. (minggu ke -4) dan setelah panen
Menurut Sideri dan Baver (minggu ke -12) dan tidak terjadi
(1936) dalam Utomo (1995), interaksi antara abu sekam padi dan
mengemukakan bahwa pengaruh pupuk kandang sapi. Pengaruh abu
kandungan liat/partikel-partikel liat sekam padi dan pupuk kandang sapi
terhadap pembentukan agregat terhadap berat jenis tanah dapat
berfungsi sebagai pengikat karena ia dilihat pada Tabel 2.

20
Pancadewi Sukaryorini (Uji Pemberian Abu Sekam Padi Dan Pupuk Kandang Sapi........)

Tabel 2. Pengaruh Kombinasi Antara Abu Sekam Padi Dan Pupuk Kandang Sapi
Terhadap Berat Jenis Tanah Pada Pengamatan Sebelum Tanam (Minggu
Ke -4) dan Setelah (Minggu Ke – 12).
Berat Jenis Tanah
Perlakuan Sebelum Tanam Setelah Panen
............................. (g.cm3) .................................
S0P0 2.30 2.30
S0P1 2.31 2.30
S0P2 2.30 2.30
S0P3 2.30 2.31
S1P0 2.30 2.30
S1P1 2.31 2.30
S1P2 2.30 2.30
S1P3 2.31 2.31
BNT 5% tn tn
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada
uji BNT 5%

Tabel 2. menunjukkan tidak ada dan agregasi tanah. Pori tanah terdiri
perbedaan yang nyata pada hasil dari pori makro dengan diameter > 100
pengamatan, hal ini disebabkan μm, pori meso dengan diameter 100-
karena tidak terjadinya proses 300 μm, dan pori mikro dengan
granulasi dan agregat yang terjadi di diameter < 30 μm. Porositas tanah
dalam tanah menjadi tidak mantap. dipengaruhi oleh bentuk agregat dan
Bahan organik yang tidak dapat penyusunan partikel, porositas
terdekomposisi tidak banyak semakin tinggi jika bahan organik yang
pengaruhnya terhadap agregasi. diberikan juga tinggi.
Kandungan bahan organik yang tinggi Hasil pengamatan antara abu
menyebabkan tanah mempunyai berat sekam padi dan pupuk kandang sapi
jenis partikel rendah. Semakin tinggi terhadap porositas tanah pada
dosis pupuk yang diberikan k e dalam pengamatan sebelum tanam (minggu
tanah maka kandungan bahan organik ke-4) tidak berpengaruh nyata dan
di dalam tanah semakin besar. Nilai tidak terjadi interaksi sedangkan
berat jenis tanah aan menurundengan setelah panen (minggu ke-12)
semakin tingginya bahan organik yang porositas tanah berpengaruh sangat
diberikan ke dalam tanah. nyata dan terjadi interaksi antara abu
Porositas atau volume ruang pori sekam padi dan pupuk kandang sapi.
total adalah pori makro dan pori mikro Pengaruh abu sekam padi dan pupuk
secara total. Besar kecilnya pori total kandang sapi dapat dilihat pada Tabel
tergantung pada besar kecil partikel 3.

21
Mapeta ISSN 1411-2817 Vol. 3 No. 9 (April 2001)

Tabel 3. Pengaruh Kombinasi Antara Abu Sekam Padi Dan Pupuk Kandang Sapi
Terhadap Porositas Tanah Pada Pengamatan Sebelum Tanam (Minggu
Ke-4) dan Setelah (Minggu Ke–12).
Porositas Tanah
Perlakuan Sebelum Tanam Setelah Panen
............................. (%) .................................
S0P0 29.56 29.56
S0P1 30.30 30.00
S0P2 30.00 29.56
S0P3 30.00 29.56
S1P0 29.56 30.30
S1P1 29.00 29.13
S1P2 30.43 30.87
S1P3 30.30 30.30
BNT 5% tn 0.58
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada uji BNT
5%

Tabel 3 menjelaskan bahwa akan memperlancar gerakan udara


nilai porositas tertinggi sebelum tanam dan air didalam tanah dan ini aan
dan setelah panen pada perlakuan sangat mempengaruhi sistem
kombinasi menggunakan pupuk parakaran suatu tanaman. Bahan
kandang sapi dosis 500 g/m dan organik ini kebanyakan didominasi
menggunakan abu sekam padi dosis dengan pori makro akibat dari proses
500 g/m3 ( SIP2) yaitu 30.43 % dan penghancuran. Bahan organik yang
30.87 %. Sedangkan nilai porositas diberikan ke dalam tanah memberikan
terendah sebelum tanam dan setelah pengaruh dalam waktu yang lama dan
panen pada perlakuan kombinasi proses dekomposisi yang lama
pupuk kandang sapi dosis 500 g/m 3 sehingga dapat lebih memberikan
dan abu sekam padi dosis 250 g/m 3 porositas yang lebih besar walaupun
(SIP1) yaitu 29.00 % dan 29.13 %. ada penurunan berat isi.
Pemberian abu sekam padi
membantu aerasi tanah sehingga

Gambar 2. Pengaruh Bahan Organik Terhadap Porositas Tanah

Secara umum Tabel 3 dan Menurut Helmawaty (1999),


gambar 2 pada analisis akhir (setelah penyebab utama yang mengakibatkan
panen) mengalami penurunan, hal ini peningkatan atau penurunan porositas
disebaban karena adanya pengikatan tanah adalah peristiwa keluar
diantara pertikel tanah yang dihasilkan masuknya air melalui ruang pori tanah.
mempunyai ikatan yang terlalu kuat Air yang merupakan ion dipolar,
karena banyaknya bahan semen atau merupakan pengait yang baik untuk
pengikat sehingga terbentuk suatu proses pengikatan antara liat dan
ruangan pori makro yang mantap. bahan organik tetapi sebaliknya jika

22
Pancadewi Sukaryorini (Uji Pemberian Abu Sekam Padi Dan Pupuk Kandang Sapi........)

jumlahnya berlebihan maka ia tanaman menembus tanah akan


menurunkan fungsi pengikatan memberikan reaksi untuk menahan
tersebut karena air berlaku sebagai masuknya akar ke dalam massa
zat pelarut. tanah. Semakin rendah nilai
Ketahanan penetrasi adalah ketahanan penetrasi maka tanah akan
ketahanan tanah untuk menahan semakin gembur.
beban/reaksi dari luar. Jika akar

Tabel 4. Pengaruh Kombinasi Antara Abu Sekam Padi Dan Pupuk Kandang Sapi
Terhadap Ketahanan Penetrasi Tanah Pada Pengamatan Sebelum Tanam
(Minggu Ke-4) dan Setelah (Minggu Ke–12).
Ketahanan Penetrasi Tanah
Perlakuan Sebelum Tanam Setelah Panen
2
............................. (N.cm ) .................................
S0P0 615.62 641.03 b
S0P1 528.97 869.39 c
S0P2 299.20 330.91 a
S0P3 603.09 234.10 a
S1P0 622.29 318.78 a
S1P1 565.90 771.09 c
S1P2 628.49 584.93 b
S1P3 613.16 366.63 a
BNT 5% tn 157.48
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada
uji BNT 5% ; N = Newton

Tabel 4, menunjukkan tidak porositas tanah tidak memberikan


adanya pengaruh yang pada perlauan pengaruh terhadap ketahanan tanah.
sebelum tanam, hal ini dikarenakan Aktifitas mikroorganisme dan hewan
mempunyai nilai ketahanan penetrasi tanah seperti cacing tanha, serangga
tanah yang rendah sehingga tanah dan lain-lain karena
pemberian bahan organik yang penambahan bahan organik dari
diberikan tidak berpengaruh, tidak pupuk kandang sapi dan abu sekam
cepat terjadinya agregat tanah. Selain padi tidak memberikan pengaruh
itu karena atifitas akar tanaman terhadap aktifitas mikroorganisme
sebagai agregat dan memperbesar yang ada di dalam tanah.

Gambar 3. Pengaruh bahan organik terhadap ketahanan penetrasi tanah

Secara umum Tabel 4 dan menyataan, bahwa perakaran


gambar 3 mengalami penurunan tanaman berperan sebagai pemantap
setelah panen, hal ini disebaban agregat dan memperbesar porositas
karena aktifitas perakaran tanah , tanah. Bahan-bahan yang dikeluarkan

23
Mapeta ISSN 1411-2817 Vol. 3 No. 9 (April 2001)

oleh air tanaman, dan akar tanaman Akademika Pressindo. Jakarta .


yang telah mati selanjutnya oleh jasad 274 hal
mikro tanah dirombak (didekomposisi) Helmawaty. 1999, Pengaruh
menjadi bahan yang mampu mengikat pemberian Gypsum, Dolomit,
butir-butir tanah menjadi agregat. Seresah Bakau dan Berbagai
Agregat- agregat kecil dari aktifitas Ketinggian Bedengan Terhadap
akar, selanjutnya oleh akar diikat oleh Beberapa Sifat Fisik tanah (
bahan sekresi (gel) yang dikeluarkan BI,BJ, Porositas, Ketahanan
menjadi agregat menjadi agregat yang penetrasi) Pada Tanah Salin.
lebih mantap. Proses ini memberikan Skripsi UPN “ Veteran” Jawa
sumbangan ruang pori terhadap Timur.
tanah, sehingga nilai ketahanan Marsono dan Paulus Sigit. 2000.
penetrasi tanah lebih rendah pada Pupuk Akar Jenis dan Aplikasi.
pengamatan setelah panen. Penebar Swadaya. Anggota
IKAPI. Jakarta . 17 -18 hal.
DAFTAR PUSTAKA Munir, M. 1996. Tanah-tanah Utama
Indonesia Karakteristik,
Anonymous, 1999. Limbah Gabah Klasifikasi dan pemanfaatannya.
Pengganti Pupuk Kandang. Edisi Dunia Pustaka Jaya. Jakarta.
2, Juli September. 30 -31 hal Sarief, S. 1989. Fisika dan Kimia
Baver, L.D. 1961. Soil Physics. Third Tanah Pertanian. Pustaka buana
Edition. John Wiley and Sons. Bandung. 220 hal
Inc,. New York Susanti, E. 1994. Penurunan Kadar
Handayanto, E. 1987. Dasar-dasar best ( Fe)Dengan Abu Sekam
Genesa dan Klasifikasi Tanah. Padi Sebagai Media penukar ion.
Universitas Brawijaya Malang, Skripsi UPN “ Veteran “ Jawa
Malang . 143 hal Timur.
Hakim, E. 1987. Nyakpa, A.M.Lubis, Soepardi, G. 1983. Sifat dan Ciri
S.G. Nugroho, M. R. Soul, M.A. Tanah. IPB. Bogor. 605 hal.
Diha, H.H. Bailey dan G.B. Hong. Soedyanto, Sianipan, R.R.M, Susani
1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah . A, Hardjanto. 1978. Bercocok
Universitas Lampung . Lampung Tanam .C.V. Yasa Guna.
. 488 hal Jakarta.188 hal.
Hardjowigwno, S. 1999. Klasifikasi
Tanah dan Pedogenesis.

24

S-ar putea să vă placă și