Sunteți pe pagina 1din 7

PENILAIAN RISIKO KECELAKAAN KERJA PADA TENAGA KERJA

BONGKAR MUAT DI PELABUHAN TELUK NIBUNG TANJUNG BALAI


ASAHAN TAHUN 2015

(Risk Asessment Of Work Accident In Loading Unloading Worker At Teluk


Nibung Port Tanjung Balai Asahan 2015)

Oleh:
Wahana Lestari Saragih¹, Eka Lestari Mahyuni2 , Arfah Mardiana Lubis2
1
Mahasiswa Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja FKM USU
2
Dosen Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja FKM USU
Universitas Sumatra Utara, Medan 2015, Indonesia
Email: wahana22@gmail.com

ABSTRACT

Unloading and loading is a job that need physical activity to lift and haul
goods. This job have hazard potensial for work accident and health problems.
Therefore, the objective of this research is to assess the hazard of unloading and
loading workers at Teluk Nibung Port Tanjung Balai, Asahan.
The research was a descriptive survey. The data of work accident and health
problems hazard in workers were gathered by HIRA method.The Object of the
research was to identify the process in stevedoring, cargoding, and delivery.
The result of research in unloading and loading workers at stevedoring
showed that the highest hazard were found at worker who opened the boat cover
and moved goods from boat to darmaga. In cargoding, the highest hazard were
found in low back pain risk at worker and hit when workers bring and stack goods
in warehouse. In delivery, the highest hazard was found in worker work in truck
machine.
The results show the value of the highest risk from the analysis of risk is high
with the potential for accidents such as drowning, was hit and fell. The
recommended that the cooperative workers unloading create safety signs and
provide personal protective equipment to minimize risks.

Keyword : Unloading and loading, risk assessment

PENDAHULUAN (Asia – Pacific Economic


Era globalisasi akan membawa Cooperation), dan WTO (World
dampak terhadap perubahan tatanan Trade Organization) yang berlaku di
kehidupan global. Berbagai tahun 2020 mensyaratkan dunia
kesepakatan yang bersifat regional usaha untuk melakukan berbagai
dan multilateral seperti AFTA upaya dalam rangka mengantisipasi
(ASEAN Free Trade Area), APEC globalisasi. Kompetisi dan tuntutan
akan standar internasional kementrian tenaga kerja dan
menyebabkan masalah keselamatan transmigrasi menyebutkan bahwa
dan kesehatan kerja menjadi isu sampai tahun 2013 di Indonesia
global dan sangat penting. Banyak terdapat 6 orang meninggal dunia
negara semakin meningkatkan setiap hari akibat kecelakaan kerja
kepeduliannya terhadap masalah (Depkes, 2014).
keselamatan dan kesehatan kerja Dalam penelitian Hardianto
(K3) yang dikaitkan dengan (2013), di Pelabuhan Tanjung Perak
perlindungan ketenagakerjaan dan Surabaya disebutkan bahwa bahaya
hak asasi manusia serta kepedulian yang teridentifikasi pada pekerjaan
terhadap lingkungan hidup. Oleh bongkar muat barang secara manual
karena itu penerapan keselamatan oleh kuli di Terminal Kalimas
dan kesehatan kerja adalah bagian Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya
dari operasi perusahaan merupakan sebanyak 46 potensi bahaya, dengan
syarat yang tidak dapat diabaikan 6 bahaya fisika, 1 bahaya kimia, 3
dalam proses produksi untuk dapat bahaya biologi dan 2 bahaya
mencapai efisiensi dan produktivitas ergonomi. Nilai risiko tertinggi dari
yang dibutuhkan untuk analisis risiko sebesar 15 yaitu
meningkatkan daya saing (Sugeng, bahaya terjatuh dan tertabrak.
2003). Menurut penelitian Yani (2009),
Menurut undang-undang No. 1 yang dilakukan di Pelabuhan
Tahun 1970 tentang Keselamatan Sukamara tingkat risiko kecelakaan
Kerja, menyatakan bahwa setiap kerja memiliki tingkat risiko masing-
tenaga kerja berhak mendapat masing dari setiap variabel, seperti:
perlindungan atas keselamatan pekerja dengan kategori medium, alat
dalam melakukan pekerjaanya untuk kerja seperti katrol slang dan
kesejahteraannya dan meningkatkan gerobak dengan kategori medium,
produktivitasnya. Hasil survei ILO bahan yang diangkut dengan kategori
menyatakan bahwa berdasarkan medium, proses kerja dengan
tingkat daya saing karena faktor kategori low dan medium,
keselamatan dan kesehatan kerja, lingkungan kerja dengan kategori
Indonesia berada pada urutan ke 98 medium, sedangkan tumpahan
dari 100 negara yang limbah dengan kategori low dan
disurvei. Angka kecelakaan kerja dan medium.
penyakit akibat kerja (PAK) di Berdasarkan hasil survei
Indonesia masih tinggi. Fluktuasi pendahuluan ditemukan bahwa
angka kecelakaan dapat dilihat dari pekerja bekerja menggunakan alat-
data yang diberikan oleh PT alat seperti crane, kereta sorong dan
Jamsostek, yaitu pada 2007 ada dalam proses bongkar muat dan
83.714 kasus kecelakaan kerja, pada membawa barang dari dermaga ke
2008 terdapat 94.736 kasus, tahun gudang atau sebaliknya. Pekerja
2009 ada 96.314 kasus dan tahun berisiko tinggi untuk tertimpa barang
2010 sebanyak 98.711 kasus. Pada pada saat mengangkat barang yang
2011 terdapat 99.491 kasus atau rata- akan mengakibatkan kaki bengkak.
rata 414 kasus kecelakaan kerja per Hal tersebut dapat menimbulkan
hari. Disusul lagi dengan data risiko kecelakaan kerja oleh karena
itu aspek keselamatan perlu Hasil dan Pembahasan
diupayakan agar pekerja dapat Tenaga kerja bongkar muat di
bekerja dengan aman, nyaman dan pelabuhan ini terbagi menjadi dua
selamat. Hal ini lah yang menjadi jenis yaitu tenaga kerja bongkar muat
latar belakang peneliti unuk untuk bagasi atau gudang dan tenaga
melakukan penilaian risiko kerja bongkar muat untuk bagasi
kecelakaan kerja pada tenaga kerja penumpang. Jumlah tenaga kerja
bongkar muat di pelabuhan Teluk bongkar muat di Pelabuhan Teluk
Nibung Tanjung Balai Asahan. Nibung Tanjung Balai Asahan
sebanyak 135 orang dan terbagi
Metode Penelitian manjadi tiga regu kerja. Masing-
Jenis penelitian ini adalah masing regu memiliki 45 orang
penelitian survey yang bersifat pekerja dengan pembagian wilayah
deskriptif observasional untuk kerja yaitu: stevedoring terdiri 18
mengidentifikasi dan menilai risiko- orang, cargoding terdiri dari 13
risiko kecelakaan kerja pada tenaga orang, dan delivery terdiri dari 13
kerja bongkar muat. Penelitian ini orang. Sedangkan jika terjadi
dilakukan pada bulan Januari sampai lonjakan barang ekspor maupun
dengan bulan Juli 2015 di pelabuhan impor maka akan terdapat 40 orang
Teluk Nibung Tanjung Balai Asahan. pekerja tambahan.
Objek yang diteliti pada proses kerja Hasil penilaian risiko pada
bongkar muat terdiri dari proses setiap proses kerja berbeda. Pada
stevedoring, cargodoring, delivery. proses kerja stevedoring hasil
Setiap kapal memiliki bentuk dan evaluasi tertinggia adalah high
besar kapal yang sama yang dengan bahaya tertimpa barang dan
membedakan hanya barang yang terjatuh. Bahaya yang paling
akan dibongkar/muat. Penelitian ini dominan adalah bahaya kehilangan
menggunakan tabel pengamatan keseimbangan. Hal ini dapat terjadi
untuk membantu proses karena pekerja berada di atas
mengidentifikasi risiko kecelakaaan tumpukan barang yang tingginya
kerja dan untuk melakukan penilaian sekitar 3 meter di atas dek kapal.
risiko kecelakaan kerja. Data primer Apabila pekerja bekerja di atas
diperoleh dari hasil observasi ketinggian dengan posisi pijakan
langsung dan tabel identifikasi risiko kaki yang tidak tepat ditambah lagi
kecelakaan kerja pada tenaga kerja dengan adanya hempasan ombak
bongkar muat dan dokumentasi yang mengakibatkan kapal
dalam membantu proses penilaian bergoyang, hal ini akan membuat
risiko kecelakaan kerja. Data yang pekerja mengalami kehilangan
telah diperoleh akan diidentifikasi keseimbangan dan dapat
kemudian akan dilakukan analisis menyebabkan pekerja terjatuh ke
risiko dengan menggunakan metode laut. Menurut Gabriel (1995)
HIRA. kondisi tubuh yang seimbang terjadi
ketika gaya yang bekerja pada tubuh
saling meniadakan dan tubuh dalam
keadaan istirahat, kondisi seimbang
dapat berkurang ketika pusat
gravitasi meningkat dengan cara ketinggian dan berdiri dengan cara
mengangkat tangan keatas dan menjinjit.
menjunjung barang, berada di

Tabel Penilaian Risiko Bahaya Pada Proses Kerja Stevedoring


No Tahapan kerja Potensi Bahaya Potensi Risiko L C E
1. Membuka Kehilangan Jatuh ke laut dan U F H
terpal penutup Keseimbangan tenggelam
pada kapal
2. Mengkaitkan Jarak antara besi Tertabrak, P Ma H
jala-jala pada ring crane dengan kepala bocor
ring crane pekerja terlalu
dekat

Pada proses kerja cargoding sering sekali melakukanya dengan


sebanyak 9 bahaya yang dapat cara membungkuk sehingga dengan
menimbulkan kecelakaan yang kondisi seperti ini pekerja berisiko
terdiri dari 5 bahaya fisik yaitu mengalami low back pain.
paparan langsung dari sinar matahari, Berdasarkan hal ini maka pada
kereta sorong meluncur tanpa tahapan kerja menyusun barang
kendali, tumpukan barang yang digudang bahaya yang dominan
berserakan, terjatuh kerena terlilit tali adalah pekerja berpotensi mengalami
yang berserakan di gudang, lantai low back pain. Hal ini diperkuat
gudang yang tidak rata dapat dengan Harrianto (2008), nyeri
menyebabkan perja tersandung. pinggang akibat pekerjaan manual
Pekerja mengangkat dan menyusun material handling, 50% di antaranya
barang dengan berulang-ulang. diakibatkan oleh mengangkat beban,
Ketika menyusun barang pekerja 9% karena mendorong dan
membawa beban.
.
Tabel Penilaian Risiko Bahaya Pada Proses Kerja Cargoding
No Tahapan kerja Potensi Bahaya Potensi Risiko L C E
1. Membawa barang Paparan langsung Kelelahan kerja, VL N M
dari dermaga dari matahari dehidrasi,
menuju gudang konsentarsi kerja
menurun
2. Mengeluarkan Tumpukan barang Tertimpa, luka P N L
barang dari kereta di atas kereta sorong memar , bengkak
angkut/kereta Banyak barang Tersandung, P N L
sorong berserakan di keseleo, luka lecet
gudang
Pekerja Low back pain L N M
membungkuk
Pada proses kerja delivery kurang serius, dan menganggap
terdapat 9 potensi bahaya yang dapat pekerjaan yang mereka lakukan
menimbulkan kecelakaan yang merupakan hal biasa dan tidak perlu
terdiri dari 6 potensi bahaya fisik kekhawatiran khusus. Hal ini juga
yaitu tertabrak truk saat pekerja diperparah dengan unsafe condition
memposisikan ujung gangway pada dimana truk tidak memiliki batas
truk, terjatuh saat pekerja menyusun pengamanan dan barang disusun
barang, menutup terpal di atas truk, dengan kondisi melewati bibir truk,
terjepit saat membuka paintu truk, sehingga ketika pekerja akan
terjatuh karena gangway yang patah menutup terpal truk maka akan
saat pekerja melintas, dan bahaya sangat berisiko untuk pekerja
tertimpa barang dari barang yang terjatuh. Menurut Suma’mur (2009)
diangkat oleh pekerja. 2 potensi bahwa faktor manusia berupa
bahaya ergonomi yaitu posisi tubuh kurangnya pengetahuan dan
membungkuk saat mengangkat keterampilan merupakan salah satu
barang, posisi tubuh memutar saat sebab terjadinya kecelakaan kerja.
menyusun barang. 2 bahaya biologi Maka dari itu penting bagi tenaga
seperi paparan tikus dan paparan kerja bongkar muat melakukan
jamur dari barang yang di angkat. pelatihan untuk meningkatkan
Terjatuh dari truk juga dapat pengetahuan dan keterampilan dalam
disebabkan unsafe action dari bekerja.
pekerja yang sering bercanda gurau,

Tabel Penilaian Risiko Bahaya Pada Proses Kerja Delivery


No Tahapankerja Potensi Bahaya Potensi Risiko L C E
1. Menyusun Tertimpa barang Luka memar, P N L
barang bengkak
didalam truk Menyusun barang Terjatuh, kematian P Ma H
di ketinggian
2. Menutup Paparan langsung Kelelahan kerja, P N L
terpal penutup sinar matahari dehidrasi
Bekerja di atas truk Terjatuh, cacat P Ma H

Kesimpulan terdapat bahaya pada masing-


Berdasarkan hasil analisis dan masing proses kerja. Pada proses
pembahasan penelitian mengenai kerja stevedoring, bahaya
penelitian penilaian risiko tertinggi pada saat membuka
kecelakaan kerja pada tenaga kerja terpal penutup barang di palka
bongkar muat di Pelabuhan Teluk kapal. Bahaya yang paling
Nibung Tanjung Balai Asahan dominan adalah bahaya tertabrak
didapatkan kesimpulan sebagai barang. Pada proses cargoding
berikut: terdapat bahaya dominan berupa
1. Bahaya yang teridentifikasi pada posisi tubuh membungkuk ketika
tenaga kerja bongkar muat di mengangkat barang. Sedangkan
Pelabuahan Teluk Nibung pada proses delivery terdapat
Tanjung Balai Asahan bahwa bahaya jatuh dari ketinggian
ketika pekerja menyusun barang meminimalisir terjadinya
di atas truk. tabrakan dengan pekerja lain.
2. Nilai risiko tertinggi pada proses b. Disarankan agar pekerja
stevedoring bernilai high pada menggunakan safety shoes
saat membuka terpal penutup untuk mengurangi cedera.
barang di palka dengan nilai 3. Pada proses kerja delivery:
likelihood adalah unlikely dan a. Disarankan agar pekerja
nilai consequency adalah fatality. menyusun barang tidak
Nilai risiko tertinggi pada proses melebihi batas bibir truk.
cargoding bernilai medium pada b. Disarankan agar pekerja
saat pekerja menyusun dan lebuh berhati-hati dan tidak
memindahkan barang. Sedangkan bersenda gurau saat bekerja.
Nilai risiko tertinggi pada proses
delivey bernilai high pada saat Daftar Pustaka
pekerja bekerja diatas truk dengan Aditama, T.Y. 2002. Kesehatan dan
nilai likelihood adalah possible Keselamatan Kerja. Penerbit
dan nilai consequency adalah Univesitas Indonesia (UI-
mayor injury Press): Jakarta
3. Dari hasil evaluasi menunjukkan
bahwa terdapat risiko bahaya high Anonim, (2014). “1 Orang Pekerja di
pada pekerjaan bongkar muat Dunia Meninggal Setiap 15
pelabuhan Teluk Nibung Tanjung Detik Karena Kecelakaan”
Balai Asahan seperti tenggelam, http://www.depkes.go.id/article/
tertabrak, dan jatuh dari view/201411030005/1-orang-
ketinggian. pekerja-di-dunia-meninggal-
setiap-15-detik-karena-
Saran kecelakaan-
1. Pada proses kerja stevedoring: kerja.html#sthash.zmxCOHHA.
a. Disarankan agar pihak dpuf di unduh pada tanggal 23
koperasi TKBM desember 2014
menyediakan pelampung di
Gabriel. J.F., 1995. Fisika
kapal.
Kedokteran. EGC: Jakarta
b. Perlu dilakukan modifikasi
pada area penurunan barang Hardianto, J. G., 2013. Risk
dari mesin crane yaitu Assessment Pada Pekerjaan
membuat area khusus Bongkar Muat Barang Secara
penurunan barang di dermaga Manual Oleh Kuli Bongkar
dengan membuat safety line. Muat Informal Di Terminal
c. Disarankan agar dilakukan Kalimas Pelabuhan Tanjung
pemeriksaan rutin pada mesin Perak Surabaya. [Skripsi]
crane sebelum digunakan. Fakultas Kesehatan Masyarakat
2. Pada proses kerja cargoding: Universitas Airlangga,
a. Disarankan agar membuat Surabaya.
jalur khusus untuk kereta
sorong sesuai dengan Suma’mur. 2009. Higiene
kebutuhan untuk Perusahaan dan Kesehatan Kerja
(Hiperkes). Sagung Seto:
Jakarta
Harrianto, R., 2008. Buku Ajar
Kesehatan Kerja. EGC: Jakarta.

Tarwaka,. 2004. Manajemen dan


Implementasi K3 Di Tempat
Kerja. Surakarta: Harapan Press.

S-ar putea să vă placă și