Sunteți pe pagina 1din 56

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan keperawatan merupakan kegiatan yang selalu ada yaitu selama 24 jam
di rumah sakit, sehingga baik buruknya sebuah rumah sakit sangat dipengaruhi
oleh kualitas pelayanan keperawatan. Untuk mempertahankan eksistensinya
dalam persaingan bebas ini adalah dengan cara meningkatkan kepuasan
pelanggan (pasien dan keluarga). Kepuasan pasien tersebut bisa dicapai
diantaranya dengan meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan (Pratiwi,
2008).
Kualitas pelayanan keperawatan diantaranya ditentukan oleh manajemen asuhan
keperawatan yaitu suatu pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM)
keperawatan. Dalam menjalankan kegiatan keperawatan dapat digunakan metode
proses keperawatan untuk menyelesaikan masalah pasien. Dengan demikian
dalam pengelolaan asuhan keperawatan ini terdapat hubungan antara perawat dan
pasien baik langsung ataupun tidak langsung.
Tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan pada era global akan terus
berubah karena masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat juga terus
mengalami perubahan. Masalah keperawatan sebagai bagian masalah kesehatan
yang dihadapi masyarakat terus-menerus mengalami perubahan. Dengan
berkembangnya masyarakat dan berbagai bentuk pelayanan profesional serta
kemungkinan adanya perubahan kebijakan dalam bidang kesehatan, maka
mungkin saja akan terjadi pergeseran peran keperawatan dalam sistem pemberian
pelayanan kesehatan kepada masyarakat (Nursalam, 2011).
Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan merupakan suatu
fenomena yang direspon oleh perawat. Respon yang muncul antara lain dengan
banyak belajar mengenal konsep pengelolaan keperawatan dan langkah-langkah
konkrit dalam pelaksanaannya secara kondusif. Langkah-langkah konkrit dapat
berupa penataan sistem model asuhan keperawatan profesional (MAKP), mulai

1
dari ketenagaan/ pasien, penetapan sistem MAKP, sampai dengan perbaikan
dokumentasi keperawatan, serta efektif dan efisien.
Manajemen keperawatan merupakan suatu proses khas yang terdiri dari tindakan-
tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian yang
dilakukan untuk menentukan serta menciptakan sasaran-sasaran yang telah
ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber
lainnya (G.R. Terry dalam Amirullah & Budiyono, 2004). Pada umumnya,
sistem manajemen keperawatan sama halnya dengan sistem manajemen lainnya
yang terdiri dari input, proses dan output. Input meliputi man, money, materials,
methodes dan machines. Pelaksanaan proses manajemen keperawatan sejalan
dengan proses keperawatan sehingga diharapkan keduanya dapat saling
menopang. Proses keperawatan terdiri dari pengumpulan data, identifikasi
masalah, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi hasil. Hal ini dilakukan untuk
mendapatkan output yang dapat menghasilkan pelayanan keperawatan yang
berkualitas dan terjangkau.
Fungsi manajemen diantaranya adalah perencanaan yang terdiri dari perencanaan
ketenagaan dan perencanaan asuhan keperawatan. Pengorganisasian yang
meliputi metode pengorganisasian keperawatan/pembagian tugas.
Pendokumentasian asuhan keperawatan merupakan alat komunikasi yang penting
bagi perawat untuk mengetahui kondisi dan perkembangan klien. Pengarahan
meliputi pemberian motivasi serta melakukan pengarahan/supervisi.
Pengendalian seperti mengukur mutu asuhan keperawatan yang diberikan,
mengukur kinerja perawat dan melakukan perbaikan jika terdapat penyimpangan
dari standar yang ditetapkan.
Suatu rumah sakit perlu menerapkan Model Praktik Keperawatan Profesional
(MPKP) atau Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) untuk
mewujudkan pelayanan kesehatan/keperawatan yang optimal dan berstandar
internasional. Rumah Sakit adalah suatu institusi perawatan kesehatan
profesional yang pelayanannya diberikan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli

2
kesehatan lainnya. Rumah Sakit Arifin Achmad merupakan Rumah Sakit umum
Provinsi Riau yang mempunyai visi menjadi Rumah Sakit pendidikan mandiri
dengan pelayanan paripurna yang memenuhi standar internasional. Dalam
mewujukan visi tersebut sangat dibutuhkan manajemen dengan sistem yang
profesional termasuk manajemen keperawatan yang terdapat pada tiap-tiap
ruangan di Rumah Sakit.
Rumah Sakit Arifin Achmad memiliki banyak ruangan rawat inap. Salah satu
ruangan rawat inap yang ada di Rumah Sakit Arifin Achmad yaitu ruangan
Intensive Care Unit (ICU). ICU merupakan ruangan perawatan intensif untuk
dewasa, mulai 18 tahunkeatas. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang
telah dilakukan di ICU RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, ruangan ini memiliki 1
orang karu, 1 orang katim, dan28 orang perawat pelaksanadengan 4 orang
perawatbedah thorax. Dimana ruangan ini memiliki total bed sebanyak 8beddan
yang seringdigunakan 7 bed.
Praktik Keperawatan Manajemen PSIK Hang Tuah Pekanbaru di mulai dari
tanggal 29 April sampai 25 Mei 2019 di ruangan ICU. Pengkajian dimulai dari
tanggal 29April – 2Mei 2019, sehingga didapatkan beberapa masalah manajemen
keperawatan. Untuk penyampaian masalah keperawatan di Ruangan ICUdan
mencari penyelesaian masalah di ruangan ini, maka akan dilakukan presentasi
awal tentang masalah manajemen asuhan keperawatan yang ditemukan di
ruangan ICU.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah melaksanakan praktik profesi keperawatan di Ruang ICURSUD
Arifin Achmad kelompok mampu menganalisa masalah pengelolaan ruangan
khususnya ruangan ICUserta mencari pemecahan masalah tersebut.

3
2. Tujuan Khusus
Setelah melakukan praktik keperawatan manajemen diharapkan kelompok
mampu:
a. Melakukan pengkajian karakteristik ruangan ICU.
b. Melakukan pengkajian manajemen asuhan keperawatan di ruangan ICU.
c. Menganalisa pengkajian.
d. Menentukan prioritas masalah yang ditemukan.
e. Menyusun rencana strategi.

4
BAB II
ISI

A. Karakteristik Ruangan
1. Ruang Lingkup Ruangan
ICUmerupakan ruangan perawatan intensif dewasaberusia 18 tahunkeatas.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan di
ICURSUD Arifin Achmad Pekanbaru, ruangan ini memiliki 1 orang karu, 1
orang katim, dan 28 orang perawat pelaksanadengan 4 orang perawatbedah
thorax. Dimana ruangan ini memiliki total bedsebanyak 8bed. Saat ini hanya
bisa dipakai 7 bed.
2. Visi RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau
Menjadi Rumah Sakit Mandiri dengan Pelayanan Paripurna yang Memenuhi
Standar Internasional.
3. Misi RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau
a. Menyelenggarakan fungsi pelayanan kesehatan sesuai dengan standar
internasional dan menjadi pusat rujukan bagi rumah sakit lainnya di
Provinsi Riau.
b. Melaksanakan fungsi sebagai rumah sakit pendidikan kedokteran dan
pendidikan kesehatan lainnya.
c. Melaksanakan fungsi administrasi secara profesional.
4. Moto RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau
Kepuasan anda adalah kebahagian kami
5. Visi ICU RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau
Menjadi Instalasi Rawat Intensif yang Terdepan dan Berkualitas dengan
Pelayanan Paripurna bertaraf Internasional.
6. Misi ICU RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau
a. Memberikan pelayanan intensif dengan mengutamakan patient safety

5
b. Menyediakan pelayanan intensif berbasis interprefesional Collaborative
Practice.
c. Mengembangkan SDM yang berkualitas dan berprestasi
d. Memberi pelayanan intensif yang menyehatkan dengan critical care
7. Moto RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau
Cepat, Tepat, Tanggap, Bertanggung Jawab & Kompeten.

B. Pengumpulan Data
1. M1 (Manusia/Ketenagaan)
a. Strukturorganisasi
Ruangan ICUyaitumempunyaicoordinatorkeperawatandandipimpin
oleh kepala ruangan dibantu oleh 1 ketua tim, 28 perawat pelaksana, 1
pegawai administrasi dan 1 pekarya.
b. Ketenagaan medis
Ruangan ICUmemiliki dokter tetap yaitu dokter spesialis khusus intensive
caredewasa yang berjumlah 1 orang. Meskipun hanya memiliki 1 orang
dokter tetap, ruangan ICUjuga memiliki dokter spesialis konsultan yang
disesuaikan dengan kebutuhan pasien.
c. Tenaga Keperawatan
1. S.1 Keperawatan + Ns : 7 orang
2. D III Keperawatan :23 orang +
Jumlah : 30 orang

d. Tenaga lainnya
1. Pekarya : 1 orang
2. Tenaga Administrasi : 1 orang

6
Tabel 2.1 Daftar Nama Tenaga Keperawatan dan Non
Keperawatan Ruangan ICURSUD Arifin Achmad Provinsi
Riau

Lama
No Nama JenjangPendidikan Jabatan
Bekerja

1 Eni Sri Martini, AMK 24 thn DIII Keperawatan Kepalaruangan

2 Ns. Liza Imelda, S,Kep 17 thn S1 Keperawatan+Ners Ketuatim

3 Asni Fatrioktominar,Amk 19 thn D III keperawatan Pelaksana

4 Supriyati, AMK 20 thn D III keperawatan Pelaksana

5 Gusma Helendra, Amk 21 thn D III keperawatan Pelaksana

6 Nurhayati, AMK 14 thn D III keperawatan Pelaksana

7 Nila Sari, AMK 10 thn D III keperawatan Pelaksana

8 Ade Lily Dimyati, AMK 9 thn D III keperawatan Pelaksana

9 Sarleliana, AMK 9 thn D III keperawatan Pelaksana

10 OnyMardian, AMK 17 thn D III keperawatan Pelaksana

11 Devi Marlina, AMK 19 thn D III keperawatan Pelaksana

12 Juli Sari Bulan, AMK 14 thn D III keperawatan Pelaksana

13 Ns. YosiRianti, S.Kep 10 thn S1 Keperawatan+Ners Pelaksana

Ns. FatkhanMuchtar,
14 8 thn S1 Keperawatan+Ners Pelaksana
S. Kep

15 Amelia Eriyanti, AMK 8 thn D III keperawatan Pelaksana

16 Naomi Feronika, AMK 16 thn D III keperawatan Pelaksana

17 Ns. EfiNelfia, S.Kep 16 thn S1 Keperawatan+Ners Pelaksana

7
18 Aprilia Nova, AMK 0 thn D III keperawatan Pelaksana

19 Ns. EviDarmayanti, S.Kep 10 thn S1 Keperawatan+Ners Pelaksana

20 Ns. Vera Andriyani, S.Kep 0 thn S1 Keperawatan+Ners Pelaksana

21 Zurlina, AMK 10 thn D III keperawatan Pelaksana

22 Dena ApalaSyaf, AMK 10 thn D III keperawatan Pelaksana

23 RahmadHidayat, AMK 8 thn D III keperawatan Pelaksana

24 WindaYunivera, AMK 8 thn D III keperawatan Pelaksana

25 Mistin Okvawina, AMK 8 tahun DIII keperawatan Pelaksana

26 Nopa Jon Rose, AMK 4 tahun D III keperawatan Pelaksana

27 M. Handoko, AMK 4 tahun D III keperawatan Pelaksana

28 Maselva, AMK 9 thn D III keperawatan Pelaksana

29 Ns. Gustiawan, S.Kep 4 thn S1 Keperawatan+Ners Pelaksana

30 M. Hafiz Syahputra, Amk 4 tahun D III keperawatan Pelaksana

e. Sertifikasiperawat di ruangan ICU yaitusemuapegawai yang berjumlah 30


orang sudahpernahmengikutipelatihan BTCLS (Basic Trauma Cardiac
Life Support), 15 orang pernahmengikutipelatihan Basic ICU,
4orangbedah thorax.
Perencanaanpengirimanpegawaiuntukdiikutsertakandalampelatihan,
diajukansetiaptahundenganrekomendasisebanyak 5 orang.
Tetapitercapaiatautidaknyaperencaaninitergantung dana darirumahsakit.
f. Pembagian tugas yang disampaikan oleh kepala ruangan bahwa di
ICUbelum sesuai dengan job description pada masing-masing tenaga
keperawatan. Harapannya, satu pasien dipegang oleh satu
perawat.Tetapikarnakurangnyatenagaperawat yang ada, mengakibatkan 1

8
perawatterkadangbertanggungjawabpada 2 pasien,
dankatimjugaterkadangikutandildalambertanggungjawabpada 1 pasien.
Berdasarkan hasil observasi, masih ada job description yang kurang
sesuai untuk ruangan ICUyang menggunakan metode MPKP kasus.
g. Berdasarkan wawancara, jumlah tenaga keperawatan yaitu satu perawat
menangani satu pasien, namun pada situasi tertentu seperti ada perawat
yang tiba-tiba izin tidak bisa datang dinas dan tidak ada yang
menggantikan, maka 1 orang perawat dapat menangani lebih dari 1
pasien.
h. Tingkat ketergantungan pasien (data tanggal 29 April 2019), Pasien yang
dirawat di ruangan Intensive Care Unit (ICU) merupakan pasien yang
dirawat dengan kebutuhan total. Pada tanggal 29 April 2019 terdapat 7
orang pasien total care.
i. Alur masuk ruangan ICUberdasarkan wawancara dari karu yaitu harus
ada acc dokter penanggung jawabICU, dan harus ada lembar konsul.
Untuk masuk ke ruangan ICUharus sesuai dengan SOP yang sudah ada.
j. Gambaran kasus di ruang ICUini memiliki kasus pasien yang bervariasi,
dan seluruh pasien dirawat gabung. Hasil observasi didapatkan adanya
pengklasifikasian pasien yang infeksi dan non infeksi, ruangan isolasi
steril sudah tersedia di ruangan ICU. Ruangan ICUmenerima seluruh
pasien dewasa yang berusia 18 tahunkeatas yang bersifat
kegawatdaruratandanbiasanyamembutuhkan ventilator. Selain itu juga,
ruangan ICUjuga menerima pasien dewasa post. operasi yang
memerlukan pemantauan ketat dan sesuai dengan SOP masuk ruangan
ICU.
k. Komunikasi yang dilaksanakan oleh perawat ke pasien sebagian memiliki
hubungan sosial, struktural, dan profesional (Perawat menjelaskan setiap
tindakan yang dilakukan dan tujuannya). Namun, belum terlaksana pada
seluruh tenaga keperawatan. Perawat sudah melakukan komunikasi setiap

9
akan melakukan tindakan kepada pasien, tapi kurang optimal dan perlu
ditingkatkan sesuai dengan kriteria komunikasi terapeutik sesungguhnya.
2. M2 (Materiall / Sarana dan Prasarana)
Lokasi dan denah

BED BED BED BED BED

1 2 3 4 5

BED 6 J R.
A
Nurse Station Dapur
L
J R.
U
A R. R. R. Penyim
WC R
panan
L Staff Isolasi 1 Isolasi 2
Pria
U
E R.Mah
R WC asiswa
V
Wanita A R.
I
K Linen
C
R. Musholla U
U R.
Perawat A

PINTU MASUK PETUGAS/PERAWAT S Spull


Ket
I hock
: Bed Pasien

10
Lt. 1 ICU

JL.

D R. LOBBY Lt. Dasar


I
P
O
N
E

Infor
masi

Lt. 1
PICU

11
Ket :

: Pintu keluar masuk : Gerbang masuk : Gerbang keluar

a. Peralatan dan Fasilitas


1. Peralatan
Tabel 2.2 Daftar peralatan Ruang ICU
No Nama alat Rusak
Kondisi
A. AlatElektromedik Layakpak Tidaklayak Jumlah
Baik
ai pakai
1. Ventilator Servo-i 2 2 - 2
2. Ventilator DragerSavina 3 3 - 4
3. Ventilator Elisa 1 - - 1
4. Ventilator DragerInvinity 5 - - 5
5. Ventilator Bennet 17 - - 17
6. Bedside monitor GE 17 - - 17
7. Bed side monitor Philip 1 - - 1
8. Infus pump Terumo 13 - - 13
9. Infus pump B, Braun 34 - - 34
10. Infus pump 1 - - 1
11. Infus pump Alaris 2 - - 2
12. Syring pump B, Braun 20 - - 20
13. Syring pump Atom 1 - - 1
14. Syring pump Alaris 2 - - 2
15 Syring pump Terumo 7 - - 7
16. TempattidurHillrom 17 - - 17
17. DC Shok 1 - - 1
18. Mesin EKG Philip 1 - - 1
19. Vein Viewer 1 - - 1
20. Mesin HD B, Braun 1 - - 1
21. Tensi Digital beroda 1 - - 1
22. Skin probe 10 - - 10
23. Ventilator Transport 1 - - 1
24. Tabir X-ray 1 - - 1
25. Intubasi monitor set 1 - - 1
B. AlatKeperawatan
1. Blood warmer 3 - - 3
2. Blanket warmer 4 - - 5
3. Nebulizer Prizma 5 - - 5
4. Suction dinding 13 - - 13
5. Suction WSD set 1 - - 1

12
6. Suction fortable 2 - - 2
7. Suction fortable silent 1 - - 1
8. Suction fortableDixion 1 - - 1
9. Blade laringoscope 6 - - 6
10. Laryngoscope 2 - - 2
11. Flow oksigen 14 - - 14
12. Tabungoksigenkecil 3 - - 3
13. Stetoskopelighman 5 - - 5
14. Stetoskoperiester 5 - - 5
15. Trolly Emergency 4 - - 4
16. Bedside kabinet 12 - - 12
17. Lamputindakan 2 - - 2
18. Trolimandi 9 - - 9
19. Ambu bag 5 4 - 5
20. Pispot 2 - - 2
21. Trolitindakan 1 - - 1
22. Meja mayo 5 - - 5
23. Perkusi hammer 2 - - 2
24. Spuitgliserin 1 - - 1
25. Meja status pasien 17 - - 17
26. Over bed table 5 - - 5
27. Vena sectie set 1 - - 1
28. Guntingjaringan 1 - - 1
29. Guntingverband 3 - - 3
30. Tromolkasasedang 4 - - 4
31. Tromolkasakecil 1 - - 1
32. Bak instrument besar 5 - - 5
33. Bak instrument sedang 8 - - 8
34. Bak instrument kecil 1 - - 1
35. Waskom kompres 1 - - 1
36. Komkeciltutup 4 - - 4
37. Nierbeken 19 - - 19
38. Standarinfus kaki panjang 10 - - 10
39. Standarinfus kaki pendek 9 - - 9
40. Tempatkorentang 5 - - 5
41. Tongue spatel 1 - - 1
42. Thermometer digital 5 5 3 2
43. Brankar 2 - - 2
44. Kursiroda 2 - - 2
45. Tong sampah 7 - - 7
46. Lokerperawat 24 - - 24
47. Lokerdokter 1 - - 1
48. Lemarialattenun 4 - - 4
49. Lemariinstrumen 5 - - 5
50. Rakblanko 1 - - 1

13
51. Lemari APD 7 - 1 8
52. Skrem 1 - - 1
53. Kasur dekubitus 5 - 3 8
54. Waskom mandi 18 - - 18
55. Instrumen GV set 4 - - 4
56. Tracheostomy set 4 - - 4
57. Pen light 10 - - 10
58. Lamputindakan 2 - - 2
59. Com tutupsedang 14 - - 14
60. Com kecil 15 - - 15

2. Fasilitas
Fasilitas untuk petugas kesehatan terdiri atas ruang perawat, satu
kamar mandi perawat/WC, satukamarmanditempat
Wudhu,Musholla,nurse station di depan bed pasien, pantry di dalam
ruangan ICU, spole holk di luar pintu masuk samping kanan ruangan
ICU.
3. Administrsi Penunjang
a. Buku observasi
b. Buku pembagian tugas
c. Buku laporan
d. Buku laporan DC Shock
e. Buku inventaris alat
f. Bukujenazah

3. M3 (Methode/ Metode Asuhan Keperawatan)


a. Penerapan MAKP
Dari hasil wawancara, model asuhan keperawatan yang digunakan di
ruangan ICU adalah model asuhan keperawatan kasus dan metode tim
(MAKP kasus dan tim) dimana satu perawat pelaksana memegang satu
pasien, namun pada kondisi tertentu, satu pasien dapat dipegang oleh 2
orang perawat pelaksana. Berdasarkan hasil observasi yang telah

14
dilakukan, ruangan ICU memang telah menerapkan metode kasus untuk
asuhan keperawatan dimana setiap perawat merawat satu pasien selama
periode dinas. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan Sitorus (2006), yaitu
metode kasus merupakan suatu metode asuhan keperawatan dimana
seorang perawat bertugas dan bertanggung jawab merawat satu pasien
selama periode dinas dan biasanya diterapkan di ruangan perawatan
intensif. Namun terdapat hal yang kurang tepat dalam pelaksanaan
metode kasus tersebut, yaitu adanya katim. Sedangkan menurut Asmuji
(2012), pada MAKP kasus tidak terdapat katim melainkan kepala ruangan
dan perawat pelaksana saja.
Metode asuhan keperawatan yang digunakan yaitu gabungan dari
metode tim dan metode kasus dimana 1 orang perawat memegang 1
pasien selama 1 shift, namun setiap harinya perawat di rolling setiap shift.
Serta diruangan ICU juga menggunakan metode tim yaitu terdapat katim.
b. Perencanaan pulang
Pasien yang dirawat di ruangan ICU sebelum pulang, dipindahkan
terlebih dahulu ke ruang rawatan. Pasien yang dibolehkan pindah ke
ruang rawatan harus sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.
Ruangan ICU memiliki discard planning dan diisi saat pasien masuk.
c. Overan
1. Selama mengikuti dan mengobservasi kegiatan overan dari tanggal
29 April 2019 – 2 Mei 2019, overan dilakukan dengan fokus pada
masalah medis, dan untuk masalah keperawatan hanya sebagian
perawat menyampaikan diagnosa keperawatan saja tanpa
merencanakan tindakan yang dapat mengatasi masalah keperawatan
setiap pasien. Pada saat overan ke pasien masih kurangnya
pengenalan nama perawat yang dinas pada saat itu kepada pasien
maupun keluarga. Sebaiknya interaksi dengan pasien ada saat overan

15
ke pasien, minimalnya menayakan keluhan pasien saat ini pada
pasien kesadaran penuh.
2. Supervisi
Hasil wawancara dengan kepala ruangan terkait kegiatan supervisi
sudah dilakukan pada tenaga keperawatan. Memang tidak terjadwal,
namun setiap hari diusahakan untuk melakukan supervisi. Supervisi
dilakukan secara observasi dan jika ada yang kurang tepat maka
langsung diberitahukan yang benarnya. Tapi jika ada salah satu
perawat yang dilihat mampu dan benar melakukan tindakan, reward
yang diberikan dalam bentuk penambahan point. Dari hasil observasi
dari tanggal 29 April 2019 – 2 Mei 2019, terdapat kegiatan supervisi
dari karu
3. Sentralisasi Obat
Obat yang diberikan dari farmasi dipisahkan antar pasien kemudian
selanjutnya perawat mengecek kembali obat yang diberikan apakah
sudah sesuai dengan orderan atau belum. Apabila sudah sesuai maka
obat akan diberikan kepada pasien dan diletakkan pada masing -
masing tempat obat pasien yang sudah ada disetiap meja pasien.
4. Ronde Keperawatan
Dari observasi yang dilakukan tanggal 29 April 2019 – 2 Mei 2019,
ronde keperawatan dilaksanakan apabila ada masalah pasien yang
harus diatasi dan didiskusikan bersamaseluruhtenagakesehatan yang
terlibat.
5. Dokumentasi Keperawatan
Pendokumentasian pasien selalu dilakukan oleh perawat. Menurut
kepala ruangan, pendokumentasian selalu diisi sesuai dengan periode
dinas. Dari hasil observasi lembar/ format catatan perkembangan
pasien ada dan cukup baik. Namun dari hasil kuesioner didapatkan
perawat pelaksana yang melakukan pendokumentasian askep yaitu

16
jarang sebanyak 4 orang (20%), sering sebanyak 8 orang (40%) dan
selalu sebanyak 8 orang (40%) dari 20 perawat.
.
4. M4 (Money / Keuangan)
Berdasarkan hasil wawancara, ruangan ICU memiliki uang kas bulanan untuk
iuran rutin bulanan perawat misalkan untuk dana sumbangan berupa acara dan
bentuk sosial ataupun nantinya pembelian benda yang digunakan untuk
ruangan seperti buku tulis, printer, dll yang dikelola oleh perawat ruangan
ICU itu sendiri. Dan ICU juga mengadakan sumbangan wajib setiap bulan
terhadap PPNI. Dari segi keuangan dalam pembayaran sebagian besar pasien
menggunakan BPJS kesehatan ataupun JAMKESDA.

5. M5 (Marketing / Pemasaran dan Mutu)


a. BOR (Bed of rate) pasien
Data BOR bulan Febuari 2019
BOR = Hari rawat x 100%

Jumlah kapasitas tempat tidur X Jumlah hari pada bulan tsb

194
𝐵𝑂𝑅 = x 100% = 99 %
7 x 28 hari

Data BOR bulan Maret 2019

BOR = Hari rawatx 100%

Jumlah kapasitas tempat tidur X Jumlah hari pada bulan tsb

210
𝐵𝑂𝑅 = x 100% = 97 %
7 X 31 hari

Data BOR bulan April 2019

BOR = Hari rawat x 100%

17
Jumlah kapasitas tempat tidur X Jumlah hari pada bulan tsb

189
𝐵𝑂𝑅 = x 100% = 90 %
7 X 30 hari

b. Mutu pelayanan keperawatan


Ruang ICU menerapkan upaya penjaminan mutu perawatan pasien,
dimana terdapat beberapa aspek penilaian penting yang terdapat di
dalamnya, diantaranya:
1 Keamanan pasien
Berdasarkan hasil observasi dari hari pertama sampai ke 3, untuk
menjaga keamanan pasien, maksimal selalu menggunakan gelang
resiko jatuh dan setelah melakukan tindakan side real selalu
terpasang untuk meminimalisir resiko jatuh. Kejadian pasien jatuh
juga tidak terjadi dibuktikan dari hasil observasi, menginformasikan
kepada perawat lain dan keluarga untuk menjaga agar pasien tidak
jatuh dan memasang label resiko jatuh di tempat tidur pasien.
c. Tingkat Kepuasan Pasien
Ruangan memiliki lembar penilaian kepuasan pasien yang memiliki
tanggung jawab untuk memberikan ke pasien yakni dari pihak perawat itu
sendiri yang diberikan pada saat tiga hari rawatan atau pada saat pasien
pindah atau pulang, kemudian diserahkan dan diolah oleh RS atau tidak
diolah oleh ruangan. Jadi, hasil dari lembar kepuasan pasien ini tidak
pernah dipublikasikan. Namun, hasil dari lembar penilaian kepuasan
pasien misalnya dalam 1 tahun tidak ada tertempel atau tertera di dinding
ruangan atau dipublikasikan secara umum.
d. Patient Safety

18
Hasil observasi ruang ICU memiliki properti untuk patient safety berupa
gantungan dan label resiko jatuh, dipasangkan gantungan atau label resiko
jatuh. Dari hasil observasi, masih ada beberapa perawat yang tidak
melakukan tindakan yang steril, contohnya menggunakan selang suction
secara berulang.
e. ALOS
Data selama bulan februari 2019 untuk perhitungan ALOS adalah 158
hari (jumlah lama perawatan total) dengan jumlah total pasien keluar 47
pasien. Dari perhitungan, didapatkan hasil rata-rata lama rawat inap
adalah 3.3 atau setara dengan 3 hari untuk satu pasien.
f. Lamanya Hari Rawat
Lama hari rawat pasien tergantung dari tingkat keparahan penyakit dan.
Untuk rata-rata lama hari rawat pasien adalah 3hari.
g. Angka Kematian Kasar
Angka kematian kasar didapatkan pada febuari sampai april tahun 2019
sebanyak 31 orang.

C. Hasil Kuesioner

Tangggung jawab memberikan askep yang komprehensif

Selalu

Sering

19
Dari diagram diatas didapatkan bahwa tangggung jawab memberikan askep yang
komprehensif oleh perawat pelaksana yaitu sering sebanyak 10 orang (50%), dan
Selalu sebanyak 10 orang (50%) dari 20 perawat.

Keoptimalan dalam pemberian askep

Jarang

Sering

Tidak Pernah

Dari diagram diatas didapatkan keoptimalan dalam pemberian askep di


Ruangan ICU yang di lakukan perawat pelaksana yaitu tidak pernah 2 orang
(10%), sering sebanyak 6 orang (30%) dan jarang 12 orang (60%) dari 20
perawat.

Pemberian askep berdasarkan SAK

Jarang

Sering

Selalu

20
Dari diagram diatas didapatkan pemberian askep berdasarkan SAK yang
dilaksanakan perawat pelaksana yaitu Jarang sebanyak 1 orang (5,0%) dan
sering 11 orang (55%) dan Selalu sebanyak 8 orang (40%) dari 20 perawat.

Meningkatkan kemampuan keperawatan professional

Sering

Selalu

Dari diagram diatas didapatkan pemberian askep untuk meningkatkan


kemampuan keperawatan professional yang dimiliki perawat pelaksana yaitu
sering sebanyak 11 orang (55%), selalu sebanyak 9 orang (45%) dari 20
perawat.

Askep berdasarkan SOP

Jarang

Selalu

Sering

21
Berdasarkan diagramdiatas didapatkan askep berdasarkan SOP yang
dilakukan perawat pelakssana yaitu jarang sebanyak 1 orang (5%), selalu
sebanyak 9 orang (45%), dan sering 10 orang (50%) dari 20 Pasien.

Melaksanakan askep karena takut sanksi hukuman

Jarang

Sering

Tidak Pernah

Berdasarkan diagram diatas didapatkan perawat pelaksana yang melaksanakan


askep karena takut sanksi hukuman dari atasan yaitu tidak pernah sebanyak 12
orang (60%), jarang sebanyak 7 orang (35%) dan sering 1 orang (5%) dari 20
perawat.

22
Masukan ide ke atasan

Jarang

Selalu

Sering

Dari diagram diatas didapatkan perawat pelaksana memberi masukan ide ke


atasan untuk peningkatan pelayanan yaitu jarang sebanyak 9 orang (45%),
sering sebanyak 10 orang (50%) dan selalu sebanyak 1 orang (5%) dari 20
perawat.
Menghargai sesama rekan sejawat

Jarang

Selalu

Sering
Dari diagram diatas didapatkan
menghargai sesama rekan sejawat perawat
yaitu jarang sebanyak 1 orang (5%), Selalu
sebanyak 12 orang (60%) dan sering 7
orang (35%) dari 20 perawat.

Pendokumentasian askep

23
Jarang

Selalu

Sering

Dari diagram diatas didapatkan perawat pelaksana yang melakukan


pendokumentasian askep yaitu jarang sebanyak 4 orang (20%), sering
sebanyak 8 orang (40%) dan selalu sebanyak 8 orang (40%) dari 20 perawat.

Pre dan post conferent

Jarang

Sering

Selalu

Dari diagram di atas didapatkan perawat pelaksana yang mengikuti pre dan
post conference yaitu jarang sebanyak 2 orang (10%), sering 6 orang (30%)
dan selalu 12 orang (60%) dari 20 perawat.

Pengembangan karir

24
Jarang

Sering

Tidak pernah

Dari diagram diatas didapatkan perawat yang mendapat peluang


pengembangan karir yaitu jarang sebanyak 9 orang (45%), ssebanyak 5 sering
orang (45%), dan tidak pernah sebanyak 2 orang (10%) dari 20 perawat.

Penyelesaian masalah
Jarang

Sering

Tidak Pernah

Dari diagram didapatkan hasil penyelesaian masalah dibantu oleh atasan yaitu
jarang sebanyak 8 orang (40%), sering sebanyak 11 orang (55%), tidak pernah
sebanyak 1 orang (5%), dari 20 perawat.

Berat dan ringan kondisi pasien

25
` Jarang

Selalu

Sering

Tidak pernah

Dari diagram diatas didapatkan perawat yang bekerja berdasarkan


klasifikasi/berat ringannya kondisi pasien yaitu jarang sebanyak 7 orang
(35%), selalu sebanyak 1 orang (5%), sering sebanyak 11 orang (55%) dan
tidak pernah 1 orang (5%) dari 20 perawat.

Mengharapkan intensif

Jarang

Selalu

Sering

Tidak pernah

Dari diagram diatas didapatkan perawat yang mengharapkan insentif yaitu


jarang sebanyak 5 orang (25%), selalu sebanyak 1 orang (5%), sering
sebanyak 6 orang (0%), dan tidak pernah 8 orang (40%) dari 20 perawat.

Ronde keperawatan

26
Selalu

Sering

Dari diagram diatas perawat yang melaakukan ronde keperawatan yaitu jarang
sebanyak 3 orang (15%), selalu 4 orang (20%), sering 12 orang (60%) dan
tidak pernah 1 orang (5%) dari 20 perawat.
Kompetensi yang dimiliki

Jarang

Selalu

Sering

Tidak pernah

Dari diagram diatas perawat bekerja


sesuai kompetensi yang dimiliki yaitu selalu sebanyak 7 orang (35%), sering
13 orang (65%) dari 20 perawat.

Memberi penkes

27
Jarang

Sering

Dari diagramdiatas perawat yang memberi penkes yaitu jarang 5 orang (25%)
dan sering 15 orang (75%), dari 20 perawat.

Jarang

Sering

Motivasi karu

Dari diagram diatas motivasi dari karu yaitu jarang sebanyak 2 orang (10%),
sering 18 orang (90%) dari 20 perawat.

Kepuasan terhadap penghargaan

28
Jarang

Selalu

Sering

Dari diagram diatas kepuasan terhadap penghargaan yaitu jarang 8 orang


(40%) sering sebanyak 9 orang (45%), dan tidak pernah 3 orang (15%) dari 20
perawat.

Umpan balik penilaian kerja

Jarang

Selalu

Sering

Dari diagram diatas umpan balik penilaian penampilan kerja yaitu jarang 9
orang (45%) selalu sebanyak 1 orang (5%), dan sering 10 orang (50%) dari 20
perawat.

29
D. Analisa SWOT
Ket STRENGHT WEAKNES OPORTUNITY THREATENED

M 1. Ruang ICU 1. Kurangnya 1. Adanya kesempatan untuk 1. Di Ruangan ICU


dikepalai oleh tenaga semua perawat merupakan ruangan
A seorang kepala perawat yang meningkatkan pengetahuan total care dimana
ruangan bekerja pada dan kemampuan secara perlunya
N dengan latar tiap-tiap profesional yang peningkatan ilmu
belakang shift, dimana berkualitas dan keterampilan
pendidikan yang dinas 2. Adanya standar ketenagaan yang diperoleh dari
DIII pagi keperawatan yang telah jenjang pendidikan
Keperawatan berjumlah 5 ditetapkan yang lebih tinggi
yang orang, dinas 3. Kewenangan kepala atau
mempunyai sore ruangan membuat pelatihanpelatihan
pengalaman berjumlah 5 perencanaan tenaga terfokus.
kerja dirumah orang dan keperawatan.
sakit sekitar dinas malam
24 tahun `dan berjumlah 5
telah orang
mendapatkan 2. Hitungan
pelatihan tenaga kerja
standar PPGD seharusnya
bagi perawat, ruang ICU
dasar harus
pendidikan memiliki 34
intensif bagi orang tenaga
perawat, dan perawat
preceptorship. yang msing-
2. Ruangan ICU masing shift
merupakan terdiri dari 7
ruangan orang
intensif perawat.
dewasa mulai
dari usia 18
tahun keatas.
3. Jumlah
seluruh tenaga
keperawatan
berjumlah 30
orang dengan
latar belakang
pendidikan

30
S1+Ners
berjumlah 7
orang dan D3
keperawatan
berjumlah 23
orang.
4. Perawat
diruangan ICU
adalah perawat
dengan
pengalaman
kerja 0 sampai
24 tahun.
5. Jumlah
kapasitas
tempat tidur
berjumlah 8
bed
6. Adanya
kesempatan
bagi
mahasiswa
untuk
berpraktik di
ruangan ICU
yang dapat
diberdayakan
sehinga
asuhan
keperawatan
dapat
terlaksana.
M 1. Terdapatnya 1. Ruangan 1. Visi rumah sakit menjadi 1. Biaya pemeliharaan
uang tidak Rumah sakit terpercaya dan pengadaan
O kesejahteraan mengetahui dengan mutu berdaya saing sarana dan
karyawan baik tentang Internasional. prasarana yang
N untuk perkiraan 2. Adanya kebijakan pihak terusmeningkat..
karyawan PNS anggaran RSUD Arifin Achmad 2. Tuntutan pelayanan
E maupun sehingga tentang standar yang lengkap sesuai
kontrak. ruangan perlengkapan ruang pasien. dengan standar dari
Y
2. Terdapat uang belum tentu 3. Kepala ruangan dilibatkan masyarakat.
kas untuk tau dalam membuat 3. Anggaran untuk

31
keperluang bagaimana perencanaan kebutuhan alat pengadaan alat
ruangan beratnya ruangan. kesehatan dan obat
3. Ruangan tidak pihak Rumah terbatas.
mendapatkan Sakit dalam 4. Status RS Arifin
anggaran memenuhi Achmad sebagai
berupa uang kebutuhan rumah sakit rujukan
tetapi berupa ruangan yang yang menampung
barang habis bisa saja sebagian besar
pakai terlalu tinggi pasien dari berbagai
kalangan
M 1. Sudah ada 1. Intervensi 1. Terdapat pelatihan- 1. Tuntutan pelayanan
model asuhan dan pelatihan yang diadakan keperawatan yang
E keperawatan implementa oleh bidang diklat untuk professional
yang si telah perawat ruangan baik PNS 2. Meningkatnya
T digunakan dilakukan maupun non-PNS kesadaran
yaitu model dengan 2. Adanya organisasi PPNI masyarakat akan
H kasus. cukup baik yang menaungi profesi pelayanan yang
2. Adanya buku dan sesuai keperawatan berkualitas
O
komunikasi SOP yang 3. Adanya kebijakan RS 3. Meningkatnya
D antara tenaga ada, namun untuk memperbaiki sistem kesadaran
keperawatan lebih kerja menjadi lebih masyarakat akan
E di ruangan. banyak professional aspek hukum
3. Pembagian bersifat 4. Adanya kebijakan
shift perawat kolaboratif keperawatan bagi setiap
dibuat per yaitu ruangan untuk menyusun
bulan. berfokus perencanaan kebutuhan
4. Komunikasi pada ruangan masing-masing
antar profesi masalah (tenaga, alat, dll).
terlaksana medis
cukup baik. bukan pada
5. Komunikasi tindakan
antara keperawatan
perawat, yang sesuai
dokter, klien/ dengan
keluarga kebutuhan
bersibat pasien
sosial/ secara
terbuka keseluruhan
6. Pre dan post
conference
telah
dilaksanakan

32
sesuai dengan
standar
7. Program
dokter ditulis
pada
lembaran
status paien
dan di
beritahukan
kepada
perawat
8. Adanya
standar
orientasi
penerimaan
pasien baru
9. Adanya
pedoman
asuhan
keperawatan /
SOP ruangan
10. Kedisiplinan
waktu belum
sesuai standar
ruangan
11. Overan antar
shift dapat
dilaksanakan
dengan baik
oleh perawat
akan tetapi
keadaan yang
kurang
kondusif.
M 1. Kapasitas 1. Lambatnya 1. Visi rumah sakit menjadi 1. Pengadaan alat-alat
tempat tidur proses Rumah sakit terpercaya perlengkapan ruang
A yaitu negosiasi dengan mutu berdaya saing pasien belum sesuai
sebanyak 7 pengadaan Internasional dengan perencanaan
T tempat tidur alat ruangan 2. Adanya kebijakan pihak yang di ajukan
2. Setiap tempat oleh pihak RSUD Arifin Achmad ruangan
E tidur telah RSUD tentang standar
memiliki perlengkapan ruang pasien

33
R safety box, 3. Kepala ruangan dilibatkan
ventilator dan dalam membuat
I heart monitor perencanaan kebutuhan alat
3. Terdapat ruangan
A ruangan
logistik yang
L berisikan
peralatan
kesehatan
seperti alat
suction,
Flowmeter,
Infus pump,
Syringe
pump,
M 1. Adanya 1. Masih 1. Terbukanya kesempatan 1. Persaingan dengan
pedoman SOP kurangnya untuk melanjutkan masuknya perawat
O dan SAK kesadaran pendidikan yang lebih dengan
diruangan dalam tinggi latarbelakang
D 2. Adanya mempertahan 2. RSUD Arifin Achmad pendidikan yang
prosedur tetap kan tindakan merupakan lahan lebih tinggi
E tindakan sesuai pendidikan untuk sekolah 2. Tuntutan yang lebih
dengan SOP. kesehatan. tinggi dari
L
2. Intervensi 3. Adanya PPNI yang masyarakat untuk
dan menangani profesi mendapatkan
implementasi keperawatan pelayanan yang
A lebih banyak professional
bersifat
S kolaboratif .

34
E. Analisa data
NO DATA MASALAH
1 Data Observasi: Belum optimalnya
- Terlihat perawat masih sering tidak pelaksanaan patient safety:
menggunakan hand scoon steril saat melakukan pencegahan infeksi
tindakan yang menggunakan prinsip steril nosokomial di ruangan
seperti GV dan suction. ICU RSUD Arifin Achmad
- Masih sering ditemukan suction kateter yang Provinsi Riau
digunakan secara berulang, padahal seharusnya
sekali pakai (steril).
- Masih sering ditemukan com suction yang tidak
diganti setiap 24 jam
- Persediaan alat-alat tindakan terutama alat steril
seperti set GV dan kom suction, tidak sesuai
kebutuhan karna kendala pengantaran alat dari
CCSD.
- Terlihat beberapa perawat tidak melakukan
hand hygiene sesuai dengan 5 moment yang
benar.

Data Wawancara
- Kepala ruangan mengatakan untuk
pencegahan infeksi belum dilaksanakan
dengan maksimal.
- Kepala ruangan mengatakan memang
penggunaan handscoon steril untuk tindakan
berprinsip steril belum dilaksanakan secara
optimal oleh seluruh perawat.
- Terdapat 1 perawat yang mengatakan tidak
perlu menggunakan handscoon steril ketika
tindakan GV karna set alat GV itu sendiri
sudah steril,
2. Data Observasi: Belum optimalnya
- Terlihat mayoritas perawat tidak komunikasi terapeutik
memperkenalkan diri ke pasien ketika antar perawat dan pasien di
pergantian shift, baik itu pasien sadar ataupun ruangan ICU RSUD Arifin
tidak. Achmad Provinsi Riau
- Terlihat mayoritas perawat tidak menjelaskan
kepada pasien tujuan prosedur/tindakan yang
akan dilakukan kepada pasien, baik itu pasien
sadar ataupun tidak.
- Terlihat masih kurangnya komunikasi perawat
dengan pasien.
- Terlihat masih kurangnya motivasi yang
diberikan perawat kepada pasien.

35
Data Wawancara
- Kepala ruangan mengatakan memang
komunikasi terapeutik yang dilakukan oleh
perawat ruangan ICU masih kurang.
- Kepala ruangan mengatakan sudah sering
mengingatkan perawat untuk berkomunikasi
yang baik kepada pasien, tetapi belum
terlaksana secara optimal.
3 Data Observasi : Belum optimalnya
- Perawat pelaksana tampak datang lebih lama pelaksanaan hand over:
dari pada Karu kepatuhan perawat dalam
- Pelaksanaan Hand Over tidak tepat waktu mengikuti kegiatan hand
dikarenakan menunggu perawat yang berdinas overdi ruang ICU RSUD
hadir semua Arifin Achmad.
1. Hari Senin, 29 April 2019 jam 07.45 tidak
ada perawat dinas pagi yang terlambat
2. Hari Selasa, 30 April 2019 jam 07.45
terdapat 3 perawat dinas pagi yang
terlambat.
3. Hari Rabu, 1 Mei 2019 jam 07.45
terdapat 3 perawat dinas pagi yang
terlambat. (kondisi hari libur, operan
tidak dilakukan sesuai SOP)
4. Hari Kamis, 2 Mei 2019 jam 07.45
terdapat 2 perawat dinas pagi yang
terlambat.
5. Hari Jumat, 3 Mei 2019 jam 07.45
terdapat 2 perawat dinas pagi yang
terlambat.
6. Hari Sabtu, 4 Mei 2019 jam 07.45
terdapat 3 perawat dinas pagi yang
terlambat.
- Pelaksanaan Hand Over hanya efektif di pagi
hari. Pada siang hari, Hand Overtidak
dilaksanakan sesuai SOP.
Prosedure operan yang sebenarnya:
1. Jadwal pergantian dinas
Pagi 07.30-08.00 WIB
Sore 13.30-14.00 WIB
Malam 20.30-21.00 WIB
2. Serah terima dilaksanakan oleh
Kepala ruangan/ ketua Tim dan
penanggung jawab dinas pagi, sore dan
malam
Pihak pertama : Petugas yang akan
menyerahkan pelaksaan tugas

36
Pihak kedua : Semua petugas yang akan
menerima pelaksanaan tugas selanjutnya

3. Pelaksanaan
Serah terima pasien sesi 1 : Di nurse station
Sesi 2 : Di bed pasien
- Pelaksanaan Hand Over tidak kondusif dan
tidak formal. Terkadang pembicaraan saat
overan out of topic.
Data Wawancara:
- Kepala ruangan mengatakan pelaksanaan
Hand Over belum optimal karena tidak benar-
benar sesuai dengan SOP Hand Over
- Kepala ruangan mengatakan terdapat kendala
untuk melaksanakan Hand Over sesuai dengan
SOP dikarenakan system pasien ICU yang
harus segera ditangani dan tidak bisa
ditinggalkan terlalu lama, sekalipun karna
overan/ Hand Over.

Prioritas Masalah

No Masalah Mg Sv Mn Nc Af Total Prioritas


1. Belum optimalnya pelaksanaan patient
safety: pencegahan infeksi nosokomial di 2 5 3 5 5 750 3
ruangan ICU RSUD Arifin Achmad
Provinsi Riau
2. Belum optimalnya komunikasi teraupetik
antar perawat dan pasien di ruangan ICU 4 2 5 5 5 1000 2
RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau
3. Belum optimalnya pelaksanaan hand over:
kepatuhan perawat dalam mengikuti
kegiatan hand over di ruang ICU RSUD 5 5 5 5 5 3125 1
Arifin Achmad.

Keterangan:

1. Mg: Magnitude, yaitu kecenderungan besar dan seringnya kejadian masalah


tersebut
2. Sv: Severity, yaitu besarnya kerugian yang ditimbulkannya

37
3. Mn: Manageability, yaitu dapat atau tidaknya masalah diselesaikan
4. Nc: Nursing Concern, yaitu tuntunan masyarakat keperawatan
5. Af: Affordability, Yaitu kesediaan sumber daya yang ada

Bobot penilaian

1. 1 jika sangat kurang penting


2. 2 jika kurang penting
3. 3 Cukup penting
4. 4 Penting
5. 5 Sangat penting

Rencana Intervensi
1. Belum optimalnya pelaksanaan hand over: kepatuhan perawat dalam
mengikuti kegiatan hand over di ruang ICU RSUD Arifin Achmad
a. sosialisai kembali SOP pelaksanaan hand over di ruangan ICU
b. Melakukan role play pelaksanaan hand over yang benar sesuai SOP
7. Belum optimalnya komunikasi terapeutik antar perawat dan pasien di
ruangan ICU RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau
a. Mensosialisasikan materi komunikasi teraupeutik
b. Melakukan role play/ simulasi komunikasi terauperik
8. Belum optimalnya pelaksanaan patient safety: pencegahan infeksi
nosokomial di ruangan ICU RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau
a. Mensosialisakan materi tindakan yang berprinsip steril
b. Melakukan role play pelaksanaan tindakan pencegahan infeksi
c. Membuat label pengingat cuci tangan pada setiap handrub

38
C. Implementasi dan Evaluasi
Implementasi dilaksanakan sesuai dengan hasil seminar awal manajeman yang
telah dilaksanakan pada hari Kamis, 9 Mei 2019 di ruang pertemuan ICU RSUD
Arifin Achmad Pekanbaru. Implementasi dilakukan berdasarkan POA yang telah
dibuat oleh kelompok dan sesuai dengan masalah keperawatan yang telah di
proritaskan. Selama pelaksanaan implementasi, mahasiswa berkolaborasi dengan
kepala ruangan serta seluruh perawat yang ada di ruangan ICU RSUD Aifin
Achmad. Adapun implementasi yang telah dilakukan oleh mahasiswa Praktik
Manajemen Keperawatan adalah sebagai berikut:
1. Belum optimalnya pelaksanaan patient safety: pencegahan infeksi nosokomial di
ruangan ICU RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau
Implementasi manajemen keperawatan :
a. Sosialisasi dalam rangka me-review SOP handover di ruangan ICU
PROSES
Sosialisasi dalam rangka me-review SOP handover di ruangan ICU
berlangsung pada tanggal 10,11 dan 13 Mei 2019 saat operan pagi. Sosialisasi
diberikan oleh mahasiswa manajemen dengan difasilitasi oleh kepala ruangan,
kak Eni Sri Martini, AMK dan ketua tim kak Ns. Liza Imelda., S.Kep secara
baik.
EVALUASI
1) 90% perawat memperhatikan sosialiasi review dengan baik.
2) 10% perawat masih ada yang acuh tak acuh dengan sosialiasi review
yang disampaikan oleh mahasiswa.
ANALISA
Pelaksanaan sosialisasi dalam rangka me-review SOP handoverberjalan
dengan lancar dan dapat diterima oleh sebagian besar perawat yang ada di di
ruangan ICU.

39
RENCANA TINDAK LANJUT
Pemahaman mengenai pelaksanaan handover sesuai SOP RSUD Arifin
Achmad dapat terus dipertahankan.

b. Melakukan roleplay pelaksanaan handover yang benar sesuai dengan


SOP
PROSES
Roleplay pelaksanaan handover yang benar sesuai dengan SOP dilakukan
pada tanggal 10-23 Mei 2019 saat dinas pagi. Roleplay dilakukan oleh
mahasiswa manajemen dengan difasilitasi oleh kepala ruangan, kak Eni Sri
Martini, AMK dan ketua tim kak Ns. Liza Imelda., S.Kep secara baik.
EVALUASI
1) Kolaborasi mahasiswa dan perawat ruangan pada saat pelaksanaan
roleplay berlangsung dapat berjalan dengan baik.
2) Masih ada sebagian perawat yang tidak melaksanakan handover sesuai
dengan SOP yaitu :
- Tidak berdiri melingkar di area handover, melainkan duduk ditempat
lain.
- Membicarakan hal lain diluar topik handover.
- Bermain HP saathandover berlangsung.
ANALISA
Pelaksanaan roleplayhandoverbelum optimal dikarenakan jumlah tenaga
mahasiswa dan perawat pelaksana lainnya kurang sehingga peran karu dan
katim tidak berjalan sesuai sesuai tugas pokok dan fungsi masing-masing,
karu dan katim sering melaksanakan tugas perawat pelaksana juga.
RENCANA TINDAK LANJUT
Pelaksanaan handoverdi ruangan ICU kedepannya diharapkan dapat
dilaksanakan sesuai dengan SOP RSUD Arifin Achmad dan dapat
dipertahankan.

40
2. Belum optimalnya komunikasi terapeutik antar perawat dan pasien di ruangan
ICU RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau.
Implementasi manajemen keperawatan :
a. Sosialisasi mengenai komunikasi terapeutik
PROSES
Sosialisasi mengenai komunikasi terapeutik berlangsung pada tanggal 20-22
Mei 2019 saat operan pagi. Sosialisasi diberikan oleh mahasiswa manajemen
dengan difasilitasi oleh kepala ruangan, kak Eni Sri Martini, AMK dan ketua
tim kak Ns. Liza Imelda., S.Kep secara baik.
EVALUASI
1) 95% perawat memperhatikan sosialisasi komunikasi terapeutik dengan
baik.
2) 5% perawat masih ada yang acuh tak acuh dengan sosialiasi
komunikasi terapeutik yang disampaikan oleh mahasiswa.
ANALISA
Pelaksanaan sosialisasi komunikasi terapeutikberjalan dengan lancar dan
dapat diterima oleh sebagian besar perawat yang ada di di ruangan ICU.
RENCANA TINDAK LANJUT
Pemahaman mengenai pelaksanaankomunikasi terapeutikdapat terus
dipertahankan.

b. Melakukan roleplay pelaksanaan komunikasi terapeutik


PROSES
Roleplay pelaksanaankomunikasi terapeutik dilakukan pada tanggal 20-22
Mei 2019 saat dinas pagi. Roleplay dilakukan oleh mahasiswa manajemen
dengan difasilitasi oleh kepala ruangan, kak Eni Sri Martini, AMK dan ketua
tim kak Ns. Liza Imelda., S.Kep secara baik.

EVALUASI

41
Masih ada sebagian perawat yang tidak melaksanakan komunikasi terapeutik
kepada pasien, yaitu :
1) Tidak memperkenalkan diri kepada pasien
2) Perawat yang dinas sebelumnya tidak menjelaskan bahwa jam dinasnya
telah selesai dan digantikan dengan perawat yang berdinas selanjutnya
3) Tidak memberitahukan setiap akan melakukan tindakan pada pasien
terutama pada pasien yang tidak sadar.
ANALISA
Pelaksanaan roleplaykomunikasi terapeutik dapat dilakukan dengan lancar
oleh mahasiswa tetapibelum optimal dilakukan oleh perawat.
RENCANA TINDAK LANJUT
Pelaksanaankomunikasi terapeutikdi ruangan ICU kedepannya diharapkan
dapat dilaksanakan dan dapat dipertahankan dengan baik..

3. Belum optimalnya pelaksanaan patient safety: pencegahan infeksi nosokomial


di ruangan ICU RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau
Implementasi manajemen keperawatan :
a. Sosialisasi mengenai tindakan yang berprinsip steril
PROSES
Sosialisasi mengenai pencegahan infeksi nosokomial berlangsung pada
tanggal 20-22 Mei 2019 saat operan pagi. Sosialisasi diberikan oleh
mahasiswa manajemen dengan difasilitasi oleh kepala ruangan, kak Eni Sri
Martini, AMK dan ketua tim kak Ns. Liza Imelda., S.Kep secara baik.

EVALUASI
1) 94% perawat memperhatikan sosialisasi pencegahan infeksi
nosokomial dengan baik.

42
2) 5% perawat masih ada yang acuh tak acuh dengan sosialiasi
pencegahan infeksi nosokomial yang disampaikan oleh mahasiswa.
3) 1% perawat membantah informasi yang disampaikan oleh mahasiswa.
ANALISA
Pelaksanaan sosialisasi pencegahan infeksi nosokomial berjalan dengan lancar
dan dapat diterima oleh sebagian besar perawat yang ada di di ruangan ICU.
RENCANA TINDAK LANJUT
Pemahaman mengenai pelaksanaanpencegahan infeksi nosokomialdapat terus
dipertahankan.

b. Melakukan roleplay pelaksanaan pencegahan infeksi nosokomial


PROSES
Roleplay pelaksanaanpencegahan infeksi nosokomial dilakukan pada tanggal
20-22 Mei 2019 saat dinas pagi. Roleplay dilakukan oleh mahasiswa
manajemen dengan difasilitasi oleh kepala ruangan, kak Eni Sri Martini,
AMK dan ketua tim kak Ns. Liza Imelda., S.Kep secara baik. Yang dilakukan
mahasiswa adalah mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan ke pasien,
mengganti com suction 1x pada pagi hari, mengganti kateter suction setiap 1x
suction, menggunakan handscoon steril saat GV.
EVALUASI
1) Sebagian perawat sudah melaksanakan pencegahan infeksi nosocomial
dengan baik, yaitu:
- Menggunakan handscoon steril ketika GV
- Mengganti com suction saat dinas pagi
- Membuang kateter suction setelah selesai tindakan suctioning.
2) Masih ada sebagian perawat yang tidak melaksanakan pencegahan infeksi
nosokomialdgn baik kepada pasien, yaitu :
- Tidak mencuci tangan sebelum tindakan ke pasien

43
- Meletakkan kateter suction yang telah di pakai ke dalam com
suction
- Meletakkan handscoon yang telah dipakai di sembarang tempat
- Hendak melakukan suction dengan com suction yang sudah lama
ketika alat belum datang.
ANALISA
Kolaborasi Pelaksanaanroleplaypencegahan infeksi nosokomial dapat
dilakukan dengan lancar oleh mahasiswa tetapibelum optimal dilakukan oleh
perawat.
RENCANA TINDAK LANJUT
Pelaksanaanpencegahan infeksi nosokomialdi ruangan ICU kedepannya
diharapkan dapat dilaksanakan dan dapat dipertahankan dengan baik..

c. Membuat label tulisan “jangan lupa cuci tangan” pada setiap handrub.
PROSES
label bertuliskan “jangan lupa cuci tangan” mulai dipergunakan pada hari
Rabu, 22 Mei 2019. Label ditempel pada setiap handrub yang tergantung di
kaki tempat tidur pasien dan di dinding.
EVALUASI
Setelah dilakukan penempelan label pengingat cuci tangan pada setiap
handrub sudah terlaksana cukup baik, sebagian perawat sudah mencuci tangan
sebelum melakukan tindakan ke pasien
ANALISA
Pelaksanaan pemasangan lebel pada handrub berjalan dengan lancar dan
didukung kerjasama tim yang baik serta sambutan yang baik dari koordinator
dan serta perawat ruangan.
RENCANA TINDAK LANJUT
Label diharapkan dapat terus tertempel walau selalu ada pergantian botol
handrub, kemudian diharapkan dapat dijadikan perawat sebagai pengingat

44
sehingga selalu ingat untuk mencuci tangan sesuai dengan 6 moment cuci
tangan yagn benar.

45
BAB III

PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dibahas mengenai analisa dari masing-masing tahapan yang
telah dilakukan selama Praktik Profesi Manajemen Keperawatan di Intensive Unit
Care (ICU) RSUD Arifin Achmad Pekanbaru. Adapun analisa yang ditampilkan yaitu
analisa SWOT terhadap masing-masing kegiatan.
A. Tahap Persiapan
Pelaksanaan kegiatan Praktik Profesi Manajemen Keperawatan merupakan
salah satu mata ajar yang bertujuan untuk menghasilkan perawat yang mampu
menerapkan konsep kepemimpinan dan manajemen, mengelola suatu ruang
perawatan, mengelola pelayanan kesehatan dan sebagai change agent
(pembaharu) membuat perubahan dalam memberikan pelayanan asuhan
keperawatan yang berkualitas kepeda pasien.Tahap persiapan yang dilalui oleh
mahasiswa meliputi mengumpulkan data untuk menganalisa permasalahan yang
ada di Intensive Unit Care (ICU) dengan cara menyebarkan kuesioner kepada
perawat pelaksana, wawancara dan observasi.
Analisa SWOT:
1. Kekuatan (Strength)
a. Mahasiswa bekerja sama secara baik dalam mempersiapkan seluruh
rangkaian kegiatan
b. Preseptor Akademik dan Klinik serta Fasilitator memberikan dukungan
dan bimbingan penuh selama praktik manajemen keperawatan di ICU
c. Sebagian tenaga perawat ICU mendukung dan memberikan masukan
selama kegiatan praktik manajemen keperawatan.
2. Kelemahan (Weakness)
Ruangan ICU merupakan ruang rawat intensive untuk pasien dengan
perawatan khusus dan kebanyakan pasien dengan masalah pernafasan dan

46
penurunan kesadaran terkadang membuat perawat melupakan hal-hal kecil
yang menjadi bagian pelayanan keperawatan. Minsalnya seperti komunikasi
teraupetik karena perawat ruangan ICU terkadang menganggap tidak perlu
melakukan komunikasi pada pasien dengan penurunan kesadaran dan sering
terjadi hand over yang tidak kondusif karena tiba-tiba pasien gawat masuk ke
ICU sehingga hand over hanya dilakukan oleh Katim dengan PJ shift karena
perawat pelaksana lainnya langsung menangani pasien gawat tersebut. Sering
juga terjadi perawat pelaksana melakukan tindakan tanpa mencuci tangan
terlebih daluhu.
3. Kesempatan (Opportunity)
a. Adanya dukungan dari preseptor akademik dan klinik serta fasilitator
b. Adanya dukungan dari tenaga keperawatan di ruangan ICU
c. Dapat diterimanya hasil seminar awal oleh tenaga perawat di ICU
4. Ancaman (Threat)
a. Masih terdapat pro dan kontra terhadap perubahan yang akan dilakukan
b. Sulitnya untuk menggerakkan tenaga perawat dalam melakukan
perubahan
B. Tahap Pengkajian
Pada tahap pengkajian telah dilakukn penyebaran kuesioner, melakukan
wawancara, dan observasi. Seluruh data dikumpulkan dan dianalisa untuk
menentukan masalah. kemudian bersama preseptor akademik dan klinik,
fasilitator dan tenaga perawat ICU berdiskusi untuk menentukan prioritas
masalah, rencana yang dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut.
Analisa SWOT
1. Kekuatan (Strength)
a. Perawat ruangan berpartisipati dalam memberikan informasi selama
pengumpulan data
b. Adanya instrumen pengumpulan data (kuesioner) yang telah disusun oleh
PSIK Stikes Hang Tuah Pekanbaru

47
c. Adanya partisipasi dan kerjasama yang baik dari tenaga perawat ICU
dalam mengisi kuesioner
2. Kelemahan (Weakness)
Tidak seluruh perawat mengisi kuesioner dikarenakan ada beberapa perawat
yang sedang cuti
3. Kesempatan (Opportunity)
Adanya dukungan kerjasama dari preseptor akademik dan klinik serta
fasilitator
4. Ancaman (Threat)
a. Masih adanya perawat yang pro kan kontra serta acuh tak acuh dalam
melakukan perubahan di ruangan ICU

C. Prioritas Masalah
1. Belum optimalnya pelaksanaan hand over: kepatuhan perawat dalam
mengikuti kegiatan hand over di ruang ICU RSUD Arifin Achmad
2. Belum optimalnya komunikasi terapeutik antar perawat dan pasien di ruangan
ICU RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau
3. Belum optimalnya pelaksanaan patient safety: pencegahan infeksi nosokomial
di ruangan ICU RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau

D. Tahap Intervensi
1. Belum optimalnya pelaksanaan hand over: kepatuhan perawat dalam
mengikuti kegiatan hand over di ruang ICU RSUD Arifin Achmad.
a. Review kembali SOP pelaksanaan hand over di ruangan ICU
b. Melakukan role play pelaksanaan hand over yang benar sesuai SOP
2. Belum optimalnya komunikasi terapeutik antar perawat dan pasien di
ruangan ICU RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau
a. Review kembali komunikasi terapeutik

48
b. Melakukan role play / simulasi komunikasi terapeutik
3. Belum optimalnya pelaksanaan patient safety: pencegahan infeksi
nosokomial di ruangan ICU RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau
a. Review kembali tindakan yang berprinsip steril dan pencegahan infeksi
b. Melakukan role play pelaksanaan tindakan pencegahan infeksi
c. Membuat label pengingat pada setiap handrub
Analisa SWOT
1. Kekuatan (Strength)
a. Telah terbinanya kerja sama yang baik antara mahasiswa dan pihak ICU
b. Mahasiswa memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam menganalisa
masalah dan penyusun rencana keperawatan
c. Telah dipaparkannya hasil pengumpulan data dalam presentasi awal
bersama tenaga perawat ICU
d. Penyusunan rencana kegiatan berdasarkan kesepakatan antara mahasiswa
dan tenaga perawat ICU
e. Adanya mahasiswa dari institusi pendidikan lain yang praktik di ICU
sehingga dapat membantu pelaksanaan POA yang telah disusun untuk
menyelesaikan masalah manajemen keperawatan di ICU
2. Kelemahan (Weakness)
Sulitnya menggerakkan perawat ICU untuk melakukan perubahan karena
perilaku yang mereka miliki sudah menjadi kebiasaan sehingga sulit untuk
melakukan perubahan.
3. Kesempatan (Opportunity)
a. Adanya dukungan dari pihak ICU dalam menjalankan POA yang telah
disusun
b. Adanya dukungan dan motivasi dari preseptor akademik dan klinik yang
juga merupakan kepala ruangan ICU

49
4. Ancaman (Threat)
a. Memerlukan waktu untuk melakukan perubahan yang signifikan karena
yang harus dirubah merupakan perilaku yang telah menjadi kebiasaan.
b. Masih ada pihak yang pro dan kontra serta acuh tak acuh selama
penerapan POA untuk melakukan perubahan

E. Implementasi
1. Belum optimalnya pelaksanaan hand over: kepatuhan perawat dalam
mengikuti kegiatan hand over di ruang ICU RSUD Arifin Achmad
a. Review kembali SOP pelaksanaan hand over di ruangan ICU
1. Evaluasi
Pembacaan SOP serah terima telah dilakukan selama 3 hari berturut-
turut sehingga perawat ICU sudah melakukan serah terima atau Hand
Over sesuai dengan SOP yang ada.
2. Faktor penghambat
Masih adanya perawat ruangan ICU yang datang terlambat dan tidak
mengikuti hand over
3. Faktor pendukung
Adanya dukungan dari preseptor, adanya partisipasi aktif dari perawat
ruangan dan mahasiswa institusi lain untuk membantu melakukan hand
over sesuai SOP
4. Rencana tindak lanjut
Diharapkan perawat ruangan dapat mengikuti operan dengan baik dan
tidak ada yang terlambat serta tidak ikut operan
b. Melakukan role play pelaksanaan hand over yang benar sesuai SOP
1. Evaluasi
Role play serah terima telah dilakukan selama kurang lebih 15 hari
sehingga perawat ICU sudah melakukan serah terima atau Hand Over
sesuai dengan SOP yang ada.

50
2. Faktor penghambat
Masih adanya perawat ruangan ICU yang datang terlambat dan tidak
mengikuti hand over dan acuh tak acuh dalam mengikuti operan
3. Faktor pendukung
Adanya dukungan dari preseptor, adanya partisipasi aktif dari perawat
ruangan dan mahasiswa institusi lain untuk membantu melakukan hand
over sesuai SOP
4. Rencana tindak lanjut
Diharapkan perawat ruangan dapat mengikuti operan dengan baik dan
tidak ada yang terlambat serta tidak ikut operan
2. Belum optimalnya komunikasi teraupetik antar perawat dan pasien di ruangan
ICU RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau
a. Review kembali komunikasi teraupeutik dan melakukan role play simulasi
komunikasi teraupetik
1. Evaluasi
Setelah mereview kembali komunikasi teraupetik yang harus dilakukan
ke pasien untuk perkenalan diri ke pasien setiap overan belum
terlaksana sedangkan untuk memberitahuan tentang tujuan dan tindakan
yang akan dilakukan ke pasien sudah terlaksanan dengan cukup baik.
2. Faktor penghambat
Kurangnya motivasi perawat untuk melakukan komunikasi teraupetik
kepada pasien dikarenakan pasien yang berada di ICU merupakan
pasien dengan penurunan kesadaran sehingga perawat meraakan tidak
ada fedback dari pasien

3. Faktor pendukung
Adanya partisipasi dan dukungan kepala ruangan dan ketua tim ICU
dalam berlangsungnya sosialisasi komunikasi teraupetik kepada pasien

51
4. Rencana tindak lanjut
a. Komunikasi teraupetik kepada pasien dapat diterapkan,
dipertahankan dan dilanjutkan oleh perawat ICU RSUD Arifin
Achmad
b. Sebaiknya dibuat SOP untuk komunikasi teraupetik
c. Melakukan supervisi
d. Memberikan reward kepada perawat
3. Belum optimalnya pelaksanaan patient safety: pencegahan infeksi nosokomial
di ruangan ICU RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau
a. Review kembali tindakan yang berprinsip steril dan pencegahan infeksi dan
melakukan role play stimulasi pencegahan infeksi
1. Evaluasi
a. Mensosialisasikan tentang pentingnya pencegahan infeksi dengan
penggunaan alat steril dan hand scoond steril
b. Perawat berpartisipasi dengan aktif dalam melakukan pencegahan
infeksi seperti mengganti kom suction setiap hari, selang suction
setiap sekali pemakaian dan memakai hand scoond steril pada
tindakan GV.
2. Faktor penghambat
a. Masih ada perawat yang menyuruh mahasiswa menggunakan alat
yang belum disterilkan apabila alat belum tersedia
b. Prakarya selalu datang terlambat sehingga alat tidak tersedia
diruangan
3. Faktor pendukung
Adanya partisipasi dan dukungan kepala ruangan dan ketua tim ICU
dalam berlangsungnya sosialisasi komunikasi pencegahan infeksi
4. Rencana tindak lanjut
a. Diharapkan perawat dapat menerapkan dan mempraktikan
pencegahan infeksi

52
b. Diharapkan prakarya datang tepat waktu dan membawa alat sesuai
yang dibutuhkan pasien
b. Membuat label pengingat cuci tangan pada setiap handrub
1. Evaluasi
a. Setelah dilakukan penempelan label pengingat cuci tangan pada
setiap handrub sudah terlaksana cukup baik, sebagian perawat sudah
mencuci tangan sebelum melakukan tindakan ke pasien.
2. Faktor penghambat
a. Masih ada perawat ruang yang tidak mencuci tangan sebelum
melakukan tidakan ke pasien. Tetapi sebagian besar perawat
melakukan cuci tangan setelah melakukan tidakan ke pasien.
3. Faktor pendukung
Adanya partisipasi dan dukungan kepala ruangan dan ketua tim ICU
dalam berlangsungnya membuat label pengingat cuci tangan untuk
pencegahan infeksi
4. Rencana tindak lanjut
c. Diharapkan perawat ruang dapat menerapkan dan mempraktikan cuci
tangan sebelum dan sesudah tindakan ke pasien.

53
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Proses pengumpulan data dilakukan menggunakan menggunakan
kuesioner, wawancara, dan observasi dengan phak ruangan (kepala
ruangan, ketua tim, dan perawat pelaksana). Penyebaran
kuesionerdilakukan pada 20 orang perawat yang ada di ICU RSUD Arifin
Achmad mulai dari tanggal
2. Bedasarkan pengkajian dan analisa data, diperoleh beberapa masalah
keperawatan di ICU RSUD Arifin Achmad, yaitu:
a. Belum optimalnya pelaksanaan patient safety: pencegahan infeksi
nosokomial di ruangan ICU RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau
b. Belum optimalnya komunikasi teraupetik antar perawat dan pasien di
ruangan ICU RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau
c. Belum optimalnya pelaksanaan hand over: kepatuhan perawat dalam
mengikuti kegiatan hand over di ruang ICU RSUD Arifin Achmad
3. Setelah ditemukannya masalah keperawatan maka disusunlah rencana
keperawatan untuk menyelesaikan masalah yang ada tersebut
4. Berdasarkan presentasi awal, didapatkan 3 masalah yang telah
diprioritaskan setelah sebagai berikut:
a. Belum optimalnya pelaksanaan patient safety: pencegahan infeksi
nosokomial di ruangan ICU RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau
1) Mensosialisasikan kembali SOP pelaksanaan hand over pada saat
operan
2) Melakukan roleplay pelaksanaan hand over yang benar sesuai
SOP
b. Belum optimalnya komunikasi teraupetik antar perawat dan pasien di
ruangan ICU RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau

54
1) Mensosialisasikan komunikasi terapeutik
2) Melakukan role play/simulasi komuikasi terpeutik
c. Belum optimalnya pelaksanaan hand over: kepatuhan perawat dalam
mengikuti kegiatan hand over di ruang ICU RSUD Arifin Achmad
1) Mensosialisasikan materi tindakan yang berprinsip steril
2) Melakukan role play pelaksanaan tindakan pencegahan infeksi
3) Membuat label pengingat cuci tangan pada setiap handrub
5. Implementasi dilakukan pada tanggal 10 Mei 2019 sampai tanggal 23 Mei
2019 dan dilakukan sesuai dengan POA yang telah dibuat.

B. Saran
1. Perawat ICU
Kepada seluruh perawat diharapkan untuk memberikan pelayanan
yang sesuai dengan standar prosedural dan melaksanakan tugasnya
dengan penuh tanggung jawab juga meningkatkan mutu pelayanan
keperawatan di ruangan ICU RSUD Arifin Achmad. Dan untuk kepala
ruangan diharapkan untuk terus memantau dan meingkatkan perawat
untuk melakukan kegiatan sesuai dengan saran yang telah diberikan
2. Kepala Ruangan
kepala ruangan diharapkan untuk terus memantau dan meingkatkan
perawat untuk melakukan kegiatan sesuai dengan saran yang telah
diberikan
3. Mahasiswa PSIK STIKes Hang Tuah Pekanbaru
Kepada mahasiswa yang akan menjalani praktek profesi manajemen
keperawatan berikutnya diharapkan dapat mempertahankan kegiatan yang
telah ada dan meningkatkan keefektifan pelaksanaan kegiata tersebut
serta menghadirkan perubahan yang lebih baik dari tahun-tahun
sebelumnya untuk peningkatan pelayanan di ICU RSUD Arifin Achmad.

55
4. Institusi Pendididkan
Diharapkan institusi pendidikan dapat mempertahankan kerjasama yang
baik dengan RSUD Arifin Achmad untuk meningkatkan kemampuan
peserta didik selama praktik profesi keperawatan khususnya pada gerbong
manajemen keperawatan.

56

S-ar putea să vă placă și