Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
C DENGAN
GEA (GASTROENTERITIS AKUT) DI RUANG JERUK
RS. WISMA RINI PRINGSEWU- lAMPUNG
Dosen Pengampu :
Ns. Andri Yulianto, S.Kep.M.Kes
Disusun Oleh :
SYARAH SILFIYA
142012017085
PRINGSEWU-LAMPUNG
TA 2019
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur senantiasa Saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusun mendapatkan kemudahan
dalam menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Saya sangat menyadari keterbatasan dan ilmu pengetahuan yang ada, sehingga hasil
makalah Asuhan Keperawatan pada An.C dengan GEA ini perlu adanya pengkajian dan
pengembangan lagi. Maka Saya harapkan kritik dan sarannya.
Saya berharap semoga makalah Asuhan Keperawatan pada An.C dengan GEA ini
dapat bermanfaat bagi pembaca dan menambah wawasan.
Penyusun
DAFTAR ISI
COVER ............................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................ ii
DAFTAR ISI....................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Tujuan ........................................................................................... 1
BAB IV PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
JURNAL KEPERAWATAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit diare atau gastroenteritis merupakan suatu penyakit penting disekitar
masyarakat yang masih merupakan sebab utama kesakitan dan kematian seseorang
terutama pada anak. Akibat dari penyakit diare banyak faktor diantaranya kesehatan
lingkungan, higene perorangan, keadaan gizi, faktor sosial ekonomi, menentukan
serangan penyakit diare, walaupun banyak kasus diare yang mengalami dehidrasi namun
banyak yang meninggal bila tidak dilakukan tindakan-tindakan yang tepat.
Masalah pada penyakit gastrointeritis atau diare yang dapat mengakibatkan kematian
berupa komplikasi lain dan masalah lain yang berkaitan dengan diare belum sepenuhnya
ditanggulangi secara memadai,dalam mencegah penyakit diare dengan memberikan
pendidikan kesehatan kepada semua warga masyarakat tentang penyakit gastroenteriritis
serta peran keluarga dan warga sekitarnya sangat mendorong turunnya terjadinya
penyakit gastroenteritis karena dari keluargalah pola hidup seseorang terbentuk. Dengan
pola hidup yang sehat dan bersih dapat mencegah terjadinya penyakit gastrointeritis.
Maka dari itu muncul gagasan untuk mengurangi agar tidak muncul penderita
gastroenteritis dengan memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat luas dan
dari latar belakang tersebut penyusun mengambil kasus tersebut sebagai penyusunan
makalah keperawatan medikal bedah dengan judul gastroenteritis.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui senua tentang penyakit gastroenteritis beserta askepnya.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui devenisi dan patofisiologi Gastroentertis.
b. Untuk mengetahui etilogi dan manifestasi klinis gastroenteritis.
c. Untuk mengetahui komplikasi dari gastronteritis.
d. Untuk memperdalam kajian tentang gastroenteritis.
e. Menambah informasi kepada para pembaca tentang gastroenteritis.
f. Merumuskan asuhan keperawatan pada pasien gastroenteritis.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. DEFINISI
Gastroenteritis atau diare akut adalah kekerapan dan keenceran BAB dimana
frekuensinya lebih dari 3 kali perhari dan banyaknya lebih dari 200 – 250 gram (Syaiful
Noer, 1996). Istilah gastroenteritis digunakan secara luas untuk menguraikan pasien yang
mengalami perkembangan diare dan/ atau munmtah akut. Istilah ini menjadi acuan bahwa
terjadi proses inflamasi dalam lambung dan usus.
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang lebih banyak dari
biasanya (normal 100 – 200 ml per jam tinja), dengan tinja berbentuk cairan atau
setengah cair (setengah padat) dapat pula disertai frekuensi yang meningkat (Arif
Mansjoer, 1999 : 501).
Menurut WHO (1980) gastroenteritis adalah buang air besar encer atau cair lebih dari
tiga kali sehari.
Gastroenteritis (diare akut) adalah inflamasi lambung dan usus yang disebabkan oleh
berbagai bakteri , virus, dan pathogen parasitic. Diare adalah defekasi yang tidak normal
baik frekuensi maupun konsistensinya, frekuensi diare lebih dari 4 kali sehari.
B. EIOLOGI
Menurut Haroen N.S, Suraatmaja dan P.O Asnil (1998), ditinjau dari sudut
patofisiologi, penyebab diare akut dapat dibagi dalam 2 golongan yaitu :
1. Diare sekresi (secretory diarrhoe), disebabkan oleh :
a) Infeksi virus, kuman-kuman patogen dan apatogen seperti shigella, salmonela,
E.Coli, golongan vibro, B. Cereus, clostridium perfarings, stapylococus aureus,
BAB III
TINJAUAN KASUS
8. PENGOBATAN/TERAPI
No Tanggal Jenis Terapi Dosis & Cara
(obat, cairan, diet, pemberian
O2, dll)
1 18-05-2019 RL Cepatoxim 20 Tpm, melalui
IV
B. DATA FOKUS
1. Data Objektif :
a. Klien nampak BAB berulang, klien tampak pucat dan lemas
b. Klien tampak rewel dan sering menangis
c. Turgor kulit kembali lambat <2 menit
d. Klien terpasang cairan infus 20 tpm
e. Suhu tubuh 39,9℃
2. Data Subjektif :
a. Ibu klien mengatakan anaknya BAB 7-8x/hari
b. Ibu klien mengatakan anaknya demam
c. Ibu klien mengatakan anaknya rewel dan sering memanggil
C. ANALISA DATA
No Data Senjang Masalah Etiologi
1 DS: Diare
Ibu klien mengatakan
anaknya BAB 7-8x/hari
DO:
klien nampak BAB berulang,
klien tampak pucat dan lemas
2 DS: Hipertermi
Ibu klien mengatakan
anaknya demam
DO:
Suhu tubuh 39,9℃
3 DS: Kecemasan
Ibu klien mengatakan
anaknya rewel dan sering
memanggil
DO:
Klien tampak rewel dan
sering menangis
D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit b/d kehilangan cairan sekunder terhadap
diare
2. Resiko peningkatan suhu tubuh b/d proses infeksi dampak sekunder dari diare
3. Kecemasan b/d tindakan invative
4. Resiko ganggua integritas kulit perianal b/d peningkatan frekuensi BAB
E. RENCANA KEPERAWATAN
No Diagnosa NOC NIC
Kepeawatan
1. Gangguan Setelah dilakukan tindakan Tanda vital dalam batas
keseimbangan cairan keperawatan selama 3x24 normal (N: 120-60x/menit)
dan elektrolit b/d jam : keseimbangan dan Turgor kulit elastis,
kehilangan cairan elektrolit dipertahankan membran mukosa bibir
sekunder terhadap secara maksimal basah
diare Konsistensi BAB lembek
Frekuensi BAB dalam
batas normal (1x/hari)
2. Resiko peningkatan Setelah dilakukan tindakan Monitor suhu tubuh setiap
suhu tubuh b/d proses keperawatan selama 3x24 2 jam
infeksi dampak jam tidak terjadi Berikan kompres hangat
sekunder dari diare peningkatan suhu tubuh : Kolaborasi pemberian
- suhu tubuh dalam batas antipiretik
normal (36-37,5°C)
-tidak terdapat tanda-tanda
infeksi
3. Kecemasan b/d Setelah dilakukan tindakan Libatkan keluarga dalam
tindakan invative keperawatan selama 3x24 melakukan tindakan
jam klien mampu keperawatan
beradaptasi mau menerima Hindari persepsi salah pada
tindakan perawatan klien perawat dan RS
tampak tenang dan tidak Berikan pujian jika klien
rewel mau diberikan tindakan
keperawatan dan
pengobatan
Lakukan kontak sesering
mungkin dan lakukan
komunikasi baik verbal
maupun non verbal
Berikan mainan sebagai
rangsangan sensorik anak
4. Resiko ganggua Setelah dilakukan tindakan Diskusikan dan jelaskan
integritas kulit keperawatan selama 3x24 pentingnya membersihkan
perianal b/d jam integritas kulit tidak tempat tidur
peningkatan frekuensi terganggu, tidak terjadi Demonstrasikan serta
BAB iritasi keluarga mampu libatkan keluarga dlam
mendemonstrasikan merawat perianal
perawatan perianal dengan Atur posisi tidur atau dudul
baik dengan selang waktu 2-3
jam
F. IMPLEMENTASI dan EVALUASI KEPERAWATAN
No Implementasi Keperawatan Evaluasi Paraf
1. TTV dalam batas normal S : ibu klien mengatakan anaknya
( N: 120-60x/menit, S: 36- BAB sudah 1x sehari dengan
37,5°C. RR: <40x/menit) konsistensi lembek
Mengukur turgor kulit O : turgor kulit elastis, mukosa
elastis bibir basah
Membran mukosa bibir A : masalah teratasi
basah dan tidak cekung P : intervensi dihentikan
2. Memonitor sushu tubuh S : ibu klien mengatakan suhu
setiap 2 jam anaknya sudah tidak demam lagi
Memberikan kompres O : suhu tubuh 37,5°C
hangat A : masalah teratasi
Berkolaborasi pemberian P : intervensi dihentikan
anti piretik
3. Melibatkan keluarga S : ibu klien mengatakan anaknya
dalam melakukan tindakan sudah tidak rewel dan sudah
keperawatan terbiasa dengan lingkungannya
Menghindari persepsi O : klien nampak senang di
salah pada perawat dan RS samping orang tuanya
Memberikan pujian jika A : masalah teratasi
klien mau diberikan P : Intervensi dihentikan
tindakan keperawatan dan
pengobatan
Melakukan kontak
sesering mungkin dan
lakukan komunikasi baik
verbal maupun non verbal
Memberikan mainan
sebagai rangsangan
sensorik anak
4. Mendiskusikan dan S : keluarga klien mengatakan
menjelaskan pentingnya sudah paham dalam perawatan
menjaga tempat tidur perianal
Mendemonstrasikan serta O : keluarga klien mampu
melibatkan keluarga melakukan apa yang perawat
dalam merawat perianal ajarkan
Mengatur posisi tidur atau A : Masalah teratasi
duduk dengan selang P : Intervensi dihentikan
waktu 2-3 jam
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam bab ini, penulis membahas kesenjangan antara asukan keperawatan secara teoritis
dengan asuhan keperawatan pada pasien An. C dengan diagnosa Gastroenteritis Akut (GEA)
diruang jeruk 1 kelas 3 RS. Wisam Risini Pringsewu. Pengkajian ini dilakukan pada tanggal
23 Mei 2019.
A. Pengkajian
Pada pengkajian teori kasus pasien dengan Gastroenteritis Akut (GEA), memiliki
keluhan utama berupa buang air besar (BAB) lebih 3 kali sehari, BAB < 4 kali dan cair
(diare tanpa dehidrasi), BAB 4-10 kali dan cair (dehidrasi ringan/sedang), atau BAB > 10
kali (dehidrasi berat). Suhu tubuh mungkin meningkat, nafsu makan berkurang atau
mungkin tidak ada, dan timbul diare. Feces cair, mungkin disertai lendir atau lendir dan
darah.. Terjadi uliguria (kurang 1 ml/kg bb/jam) bila terjadi dehidrasi.
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 23 Mei 2019 yang diperoleh dari ibu An.
C berusia 3 tahun memiliki keluhan utama berupa BAB cair 1 kali sedikit berampas dan
ada muntah 1 kali di pagi hari. Hal ini disebabkan karena An. C sudah menjalani
perawatan selama 3 hari sehingga keluhan seperti BAB sering dan muntah sudah
tertangani terlebih dahulu, sehingga saat dilakukan pengkajian, An.C hanya mengeluhkan
adanya BAB 1 kali cair sedikit berampas dan muntah 1 kali. Saat dilakukan pengkajian,
hasil dari tanda – tanda vital dalam batal normal, terutama suhu tubuh pasien 39,9°C).
Pada pengkajian kasus Gastroenteritis Akut ini, penulis menggunakan format
pengkajian anak yang dilihat dari aspek bio, kognitif, psikososial dan pengkajian secara
fisik terhadap An.C, dalam pengkajian ini selain berfokus kepada anak, juga terhadap
orang tua. Saat melakukan pengkajian pada An.C penulis menemukan kurangnya
pengetahuan orang tua tentang cara pencegahan penyakit Gastroenteritis Akut, dan cara
penanganan dirumah.
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis mengenai pengalaman/respon individu,
keluarga, atau komunitas terhadap masalah kesehatan yang aktual atau potensial.
Diagnosis keperawatan memberi dasar pemilihan intervensi keperawatan untuk mencapai
hasil akhir sehingga perawat menjadi akuntabel (NANDA (North American Nursing
Dianosis Association), 2015)
Pada diagnosa keperawatan teori kasus pasien dengan Gastroenteritis Akut (GEA),
didapatkan masalah keperawatan yang meliputi :
1. Kurangnya volume cairan berhubungan dengan seringnya buang air besar encer.
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan menurunnya
intake dan menurunnya absorbsi makanan dan cairan.
3. Risiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan seringnya buang air besar.
4. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan perawatan anak.
5. Cemas dan takut pada anak/orang tua berhubungan dengan hospitalisasi dan kondisi
sakit
6. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan respon alergi
7. Kurang pengetahuan keluarga berhubungan dengan penanganan dan pencegahan diare
8. Risiko kurangnya volume cairan berhubungan dengan seringnya buang air besar encer.
Pada kasus pasien An.C, masalah keperawatan yang muncul setelah dilakukan
pengkajian adalah :
1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit b/d kehilangan cairan sekunder terhadap
diare
2. Resiko peningkatan suhu tubuh b/d proses infeksi dampak sekunder dari diare
3. Kecemasan b/d tindakan invative
4. Resiko ganggua integritas kulit perianal b/d peningkatan frekuensi BAB
harinya
C. Intervensi
Tahap intervensi / perencanaan dapat disebut sebagai inti atau pokok dari proses
keperawatan sebab perencanaan merupakan keputusan awal yang memberi arah bagi
tujuan yang ingin dicapai, hal yang akan dilakukan, termasuk bagaimana, kapan, dan
siapa yang akan melakukan tindakan keperawatan. Dalam penyusunan rencana tindakan
keperawatan perlu keterlibatan keluarga dan orang terdekat klien atau pasien untuk
memaksimalkan perencanaan tindakan keperawatan tersebut (Asmadi, 2013).
Perencanaan yang disusun oleh penulis sudah sesuai dengan APLIKASI Asuhan
Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC 2015 - 2017. Dalam
kasus An. C, penulis menyesuaikan kondisi serta kebutuhan pasien dalam menyusun
perencanaan asuhan keperawatan. Sehingga masih banyak perencanaan yang tidak dimuat
dalam poin perencanaan asuhan keperawatan An. C.
D. Implementasi
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat
untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi kestatus kesehatan
yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan. (Potter & Perry,
2009).
Dalam pelaksanaan pemberian asuhan keperawaran An. C, implementasi diberikan
sesuai dengan intervensi / perencanaan yang telah dirumuskan oleh penulis dan
implementasi diberikan sesuai dengan keadaan dan kebutuhan klien saat itu.
Masalah keperawatan kurang pengetahuan, penulis memberi penjelasan mengenai
pengertian, gejala, cara pencegahan dan penanganan GEA. Saat memberikan penjelasan
pada keluarga, Ibu pasien tampak tidak focus dan saat ditanyakan kembali, Ibu pasien
tampak kebingungan sehingga penulis menjelaskan kembali mengenai pengertian, gejala,
cara pencegahan dan penanganan GEA hingga Ibu pasien memahami dan mampu
mengulang kembali penjelasan yang telah disampaikan.
Pada tahap implementasi ini, penulis menitikberatkan pada pemberian implemetasi
pada masalah kurang pengetahuan, hal ini dikarenakan pengetahuan keluarga yang
kurang mengenai cara pencegahan dan penanganan di rumah ketika anak mengalami
diare.
E. Evaluasi
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang merupakan perbandingan
yang sistematis dan terencana antara hasil akhir yang teramati dan tujuan atau kriteria
hasil yang dibuat pada tahap perencanaan. Evaluasi dilakukan secara berkesinambungan
dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya. Jika hasil evaluasi menunjukan
tercapainya tujuan dan kriteria hasil, klien bisa keluar dari siklus proses keperawatan. Jika
sebaliknya, klien akan masuk kembali ke dalam siklus tersebut mulai dari pengkajian
ulang (reassessment) (Asmadi, 2013).
Evaluasi yang dilakukan oleh penulis ada dua, yaitu evaluasi setelah melakukan
tindakan dan evaluasi sebelum pasien pulang pada tanggal 23 Mei 2019 pada pukul 15.00
WIB. Hasil evaluasi ini, didapatkan dari data hasil wawancara dengan keluarga pasien
yang didokumentasikan pada dokumentasi keperawatan terdapat 2 diagnosa aktual
teratasi dan 2 diagnosa resiko tidak terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
Doenges., dkk. (1999). Rencana asuhan keperawatan: pedoman untuk perencanaan dan
pendokumentasian perawatan pasien (M. Kariasa & N. M. Sumarwati, Terj.). Edisi 3.
Jakarta: EGC. (Naskah asli dipublikasikan pada tahun 1993)
Sudoyo, W. Aru, dkk., Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 2 Edisi IV, Pusat Penerbitan Departemen
Penyakit Dalam FKUI, Jakarta 2006.