Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
PENDAHULUAN
Pemasaran bukanlah sekadar perluasan dari penjualan. Pemasaran sama sekali bukan sebuah
aktivitas yang khusus. Pemasaran meliputi keseluruhan bisnis. Pemasaran adalah keseluruhan
bisnis yang dilihat dari sudut pandang hasil akhir yang dicapai, yaitu sudut pandang pelanggan.
Ia juga mengemukakan bahwa pemasaran adalah fungsi yang berbeda dan merupakan fungsi
yang unik dari suatu bisnis. Kemudian Drucker juga menyebutkan bahwa dalam setiap bisnis,
hanya pemasaran dan inovasi yang menghasilkan pendapatan, yang lain hanya menciptakan
biaya. "Only marketing and innovation generate revenue, the rest creates cost". Baker menulis
dalam bukunya bahwa definisi Drucker ini mungkin merupakan definisi pertama yang
mengantisipasi munculnya pemasaran sebagai disiplin bisnis kunci.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pemasaran
Profesor Kotler mengawali bukunya dengan pertanyaan, apakah arti istilah pemasaran? Sebagian
besar orang (kta Kotler) mengidentikkan pemasaran secara keliru dengan penjualan dan
promosi.1 [1]
Padahal, penjualan bukanlah bagian yang paling penting dari pemasaran. Penjualan hanyalah
"the tip of the marketing iceberg". Penjualan hanyalah salah satu dari bagian fungsi pemasaran
dan seringkali bukan merupakan bagian terpenting.
Profesor Michael J. Beker dalam bukunya Marketing, an Introductory Tex-6th Edition 2, [2]
Mendata enam belas definisi berbeda tentang pemasaran yang diambil dari berbagai sumber
sesuai dengan urutan kronologis. Ia menyimpulkan bahwa terdapat sebuah perubahan penekanan
karena disiplin ilmu ini telah berkembang sejak profesor bidang pemasaran yang pertama
dinobatkan di Wharton Business School di era 1880-an.
Peter F. Drucker yang sering disebut sebagai guru manajemen, mengatakan bahwa pemasaran
bukanlah sekadar perluasan dari penjualan. Pemasaran sama sekali bukan sebuah aktivitas yang
khusus. Pemasaran meliputi keseluruhan bisnis. Pemasaran adalah keseluruhan bisnis yang
dilihat dari sudut pandang hasil akhir yang dicapai, yaitu sudut pandang pelanggan. Ia juga
mengemukakan bahwa pemasaran adalah fungsi yang berbeda dan merupakan fungsi yang unik
dari suatu bisnis.
[1] Philip Kotler dan Gary Armstrong. Principles of Marketing, fifth edition. Prentice-Hall, Inc.
1980, hlm. 5
[2] Michael J. Baker. Marketing, an Introductory Tex-6th. Edition. Palgrave. 1997
Kemudian Drucker juga menyebutkan bahwa dalam setiap bisnis, hanya pemasaran dan inovasi
yang menghasilkan pendapatan, yang lain hanya menciptakan biaya. "Only marketing and
innovation generate revenue, the rest creates cost". Baker menulis dalam bukunya bahwa
definisi Drucker ini mungkin merupakan definisi pertama yang mengantisipasi munculnya
pemasaran sebagai disiplin bisnis kunci.3 [3]
Salah satu definisi pemasaran yang cukup formal di kalangan pakar pemasaran di Amerika, dari
organisasi profesional pemasaran, berbunyi:
"Manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penentuan harga,
promosi dan pendistribusian barang, jasa dan ide untuk menciptakan pertukaran dalam kelompok
yang dituju, di mana proses ini dapat memuaskan pelanggan dan tujuan perusahaan." (American
Marketing Association : AMA. 1985).
Profesor Frederick E. Webster, Jr dalam artikelnya "The Changing Role of Marketing in the
Corporation", yang diterbitkan Journal of Marketing, vol. 56 pada Oktober 1992
mengemukakan, "Bentuk-bentuk organisasi yang baru termasuk di dalamnya adalah kemitraan
strategis (strategic partnership) dan jaringan stategis (strategic network), menggantikan
organisasi-organisasi yang bersifat sederhana, melakukan transaksi berbasis pasar (market based
transaction) dan juga bersifat hirarkis-birokratis tradisional. Fungsi manajemen pemasaran
secara historis yang berdasarkan paradigma (microeconomic maximization) hars secara kritis
diuji relevansinya terhadap teori dan praktek pemasaran di era 1990-an. Sebuah konsepsi baru
pemasaran akan berfungsi pada pengelolaan kemitraan strategis dan memposisikan perusaan
tersebut diantara vendors dan pelanggan dalam value-chain dengan sasaran untuk memberikan
value yang superior kepada [3] Peter F. Drucker. Manajement: Tasks, Responsibilities,
Practics, Harper & Row, New York. 1973, hlm. 65 pelanggan (customer relationship) akan
dilihat sebagai sumberdaya kunci yang strategis dari sebuah bisnis".
Sementara waktu ia menjelaskan bahwa cakupan dari suatu hubungan pemasaran berubah dari
transaksi (transactions) menjadi transaksi berulang (repeat transaction) menjadi hubungan
jangka panjang (long-term relatiionship), menjadi kemitraan antara pembeli-penjual (buyer-
seller partnership) yang bersifat "mutual total dependence", menjadi aliansi strategis (strategic
alliances) termasuk didalamnya joint ventures, menjadi organisasi jaringan (network
organization), dan menjadi integrasi vertikal (vertical integration). Ia juga mengakui bahwa kita
harus mendefinisikan ulang peranan pemasaran.
Untuk mempertimbangkan peranan baru pemasaran dalam korporasi yang sedang berkembang,
kita harus menyadari bahwa pemasaran sebenarnya beroperasi pada tiga level yang berbeda,
yang mencerminkan tiga tingkat strategi.
1. Pada Tingkat Korporat. Pemasaran adalah untuk Analisis Struktur Pasar. Orientasi dan
Dukungan Pelanggan, serta Memposisikan Perusahaan dalam Value Chain.
2. Pada Tingkat Bisnis atau SBU (Strategic Busines Unit). Pemasaran adalah untuk
Segmentasi dan Targeting Pasar, Memposisikan Produk, serta Memutuskan kapan serta
bagaimana menjalin kemitraan.
3. Pada Tingkat Operational. Pemasaran adalah untuk Marketing Mix, Mengelola
Pelanggan, serta melakukan Reseller Relationship.
Akhirnya, Webster juga berpendapat bahwa ada suatu kebutuhan untuk suatu Kerangka Kerja
Konseptual yang Diperluas.
Kemudian muncullah gagasan-gagasan pemasaran yang baru, misalnya dari Profesor Philip
Kotler, pakar marketing terkemuka saat ini, dalam buku teksnya yang digunakan secara luas,
Marketing Manajement.4 [4] yang mendefinisikan bahwa pemasaran adalah sebuah proses sosial
dan manajerial di mana individu-individu dan kelompok-kelompok mendapatkan apa yang
mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan, penawaran, dan pertukaran produk-produk
yang bernilai.
Pemasaran syariah adalah sebuah disiplin bisnis strategis yang mengarahkan proses penciptaan,
penawaran, dan perubahan values dari satu inisiator kepada stakeholders-nya yang dalam
keseluruhan prosesnya sesuai dengan akad dan prinsip-prinsip muamalah dalam Islam
(Marketing syariah is a strategic business discipline that directs the process of creatiing,
offering and changing value from one initiator to its staheholders, and the whole process should
be in accordance with muamalah principles in Islam).
1. Segmentation (segmentasi)
2. Targenting (target pasar)
3. Positioning (penentuan posisi)
4. Marketing Tactic (taktik pemasaran)
5. Differentiation (diferensiasi)
6. Marketing Mix (Bauran pemasaran)
7. Selling (penjualan)
8. Marketing Value (nilai pemasaran)
9. Brand (merek)
10. Service (pelayanan)
11. Process (proses)
BAB III
KESIMPULAN
Dari pembahasan makalah tersebut diatas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa,
"Manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penentuan harga,
promosi dan pendistribusian barang, jasa dan ide untuk menciptakan pertukaran dalam kelompok
yang dituju, di mana proses ini dapat memuaskan pelanggan dan tujuan perusahaan." (American
Marketing Association : AMA. 1985).
Pemasaran syariah adalah sebuah disiplin bisnis strategis yang mengarahkan proses penciptaan,
penawaran, dan perubahan values dari satu inisiator kepada stakeholders-nya yang dalam
keseluruhan prosesnya sesuai dengan akad dan prinsip-prinsip muamalah dalam Islam
(Marketing syariah is a strategic business discipline that directs the process of creatiing,
offering and changing value from one initiator to its staheholders, and the whole process should
be in accordance with muamalah principles in Islam).
DAFTAR PUSTAKA
Sumber : http://badry7.blogspot.com/2013/10/makalah-konsep-marketing-
asuransi.html#ixzz5nJcSu4P2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asuransi adalah perjanjian antara penanggung (dalam hal ini perusahaan asuransi atau
reasuransi) dengan tertanggung (peserta asuransi) di mana penanggung menerima pembayaran
premi dari tertanggung. Secara historis kajian tentang asuransi telah dikenal sejak zaman dahulu.
Ini dikarenakan nilai dasar penopang dari konsep asuransi yang terwujud dalam bentuk tolong-
menolong sudah ada bersama dengan adanya manusia.
Asuransi Islam adalah asuransi yang bersumber hokum, akad, jaminan (risiko),
pengelolaan dana, investasi, kepemilikan, dan lain sebagainya berdasarkan atas nilai dan prisip
wilayah.
Konsep asuransi sebenarnya sudah dikenal sejak zaman sebelum Masehi di mana
manusia pada masa itu telah menyelamatkan jiwanya dari berbagai ancaman, antara lain
kekurangan bahan makan, seperti cerita mengenai kekurangan bahan makanan yang terjadi pada
zaman Mesir Kuno semasa Raja Fir’aun berkuasa.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari asuransi syariah?
2. Bagaimana asal-usul asuransi syariah?
3. Apa saja prinsip-prinsip dari asuransi syariah?
C. Tujuan Penulisan
1. Mahasiswa/i dapat memahami pengertian dari asuransi syariah.
2. Mahasiswa/i dapat mengetahui asal-usul dari asuransi syariah.
3. Mahasiswa/i dapat memahami apa saja prinsip-prinsip dari asuransi syariah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengetian Asuransi Syariah
Dalam bahasa Belanda, kata asuransi disebut assurantie yang terdiri dari asal kata
“assaradeur”yang berarti penanggung dan “geassureede” yang berarti tertanggung, kemmudian
dalam bahsa Perancis disebut “assurance” yang berarti menanggung sesuatu yang pasti terjadi.
Adapun dalam bahasa Latin disebut “assecurare” yang berarti meyakinkan orang. Selanjutnya
dalam bahasa Inggris kata asuransi disebut “insurance” yang berarti menanggung sesuatu yang
mungkin atau tidak mungkin terjadi dan assurance yang berarti menanggung sesuatu yang pasti
terjadi[1].
Asuransi adalah perjanjian antara penanggung (dalam hal ini perusahaan asuransi atau
reasuransi) dengan tertanggung (peserta asuransi) di mana penanggung menerima pembayaran
premi dari tertanggung.
Menurut Dr. H. Hamzah Ya’cub dalam buku Kode Etik Dagang Menurut Islam,
menyebut bahawa asuransi berasal dan dari kata dalam bahasa Inggris insurance atau assurance
yang berarti jaminan. Dalam pasal 246 Kitab Undang – undang Hukum Dagang (KUHD)
dijelaskan bahwa asuransi adalah :
“ Suatu perjanjian dengan mana seorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang
tertanggung dengan suatu premi untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu
kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang dihaerapkan, yang mungkin akan
dideritanya kerena suatu peristiwa yang tak tertentu”.[2]
Menurut pasal 1 undang-undang No. 2 tahun 1992 tentang usaha perasuransian, asuransi
atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak
penanggung mengikat diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk
memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan
keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum pada pihak ketiga yang mungkin ada
diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan
suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang
dipertanggungkan.[3]
Menurut bahasa Arab, istilah asuransi adalah at-ta’min diambil dari kata amana memiliki
arti memebri perlindungan, ketenangan, rasa aman, dan beban dari rasa takut. Asuransi itu
dinamakan at-ta’min telah disebabkan pemegang polis sedikit banyak teah merasa aman begitu
mengikat dirinya sebagai anggota atau nasabah asuransi. Pengertian yang lain dari at-ta’min
adalah seseorang membayar atau menyerahkan uang cicilan agar pemegang polis atau ahli
warisnya mendapatkan sejumlah uang sebagaimana yang telah disepakati, atau untuk
mendapatkan ganti rugi terhadap hartanya yang hilang.[4]
Istilah lain yang sering digunaka untuk asuransi Syariah adalah tafakul yang berasal dari
kata kafala yang berarti menanggung, menjamin; yakfulu, kuflan, seperti QS. Ali Imran: 44:
|MYä. $tBur 4 y7ø‹s9Î) ÏmŠÏmqçR É=ø‹tóø9$# Ïä!$t7/Rr& ô`ÏB y7Ï9ºsŒ
zNtƒö•tB ã@àÿõ3tƒ óOßg•ƒr& öNßgyJ»n=ø%r& šcqà)ù=ムøŒÎ) óOÎg÷ƒt$s!
ÇÍÍÈ tbqßJÅÁtF÷‚tƒ øŒÎ) öNÎg÷ƒy‰s9 |MYà2 $tBur
“yang demikian itu adalah sebagian dari berita-berita ghaib yang Kami wahyukan kepada kamu
(ya Muhammad); Padahal kamu tidak hadir beserta mereka, ketika mereka melemparkan anak-
anak panah mereka (untuk mengundi) siapa di antara mereka yang akan memelihara Maryam.
dan kamu tidak hadir di sisi mereka ketika mereka bersengketa.”
“(yaitu) ketika saudaramu yang perempuan berjalan, lalu ia berkata kepada (keluarga Fir'aun):
"Bolehkah saya menunjukkan kepadamu orang yang akan memeliharanya?" Maka Kami
mengembalikanmu kepada ibumu, agar senang hatinya dan tidak berduka cita. dan kamu pernah
membunuh seorang manusia[917], lalu Kami selamatkan kamu dari kesusahan dan Kami telah
mencobamu dengan beberapa cobaan; Maka kamu tinggal beberapa tahun diantara penduduk
Madyan[918], kemudian kamu datang menurut waktu yang ditetapkan[919] Hai Musa”,
[917] Yang dibunuh Musa a.s. ini ialah seorang bangsa Qibthi yang sedang berkelahi dengan
seorang Bani Israil, sebagaimana yang dikisahkan dalam surat Al Qashash ayat 15.
[918] Nabi Musa a.s. datang ke negeri Mad-yan untuk melarikan diri, di sana Dia dikawinkan
oleh Nabi Syu'aib a.s. dengan salah seorang puterinya dan menetap beberapa tahun lamanya.
[919] Maksudnya: Nabi Musa a.s. datang ke lembah Thuwa untuk menerima wahyu dan
kerasulan.
“dan Kami cegah Musa dari menyusu kepada perempuan-perempuan yang mau menyusui(nya)
sebelum itu; Maka berkatalah saudara Musa: "Maukah kamu aku tunjukkan kepadamu ahlul
bait yang akan memeliharanya untukmu dan mereka dapat Berlaku baik kepadanya?".
“(Berhala-berhala itu) benda mati tidak hidup, dan berhala-berhala tidak mengetahui bilakah
penyembah-penyembahnya akan dibangkitkan.”
Dari semua bentuk kata dan pengertian tersebut bahwa maksud dan tujuan dari kata itu
adalah sama. Jadi yang dimaksud dengan asuransi syariah adalah asuransi yang sumber hokum,
akad, jaminan (risiko), pengelolaan dana, investasi, kepemilikan, dan lain sebagainya
berdasarkan atas nilai dan prinsip syariah.
Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama lndonesia (DSN-MU) Nomor 21 Tahun 2001
dalam fatwanya tentang pedoman umum asuransi syariah, memberi definisi tentang asuransi.
Menurutnya, Asuransi Syariah adalah usaha saling melindungi dan tolong menolong di antara
sejumlah orang/pihak melalui investasi dalam bentuk aset dan / atau tabarru yang memberikan
pola pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai
dengan syariah.[8]
Dari definisi di atas tampak bahwa asuransi syariah bersifat saling melindungi dan tolong
menolong yang disebut dengan "ta'awuf". Yaitu, prinsip hidup saling melindungi dan saling
menolong atas dasar ukhuwah islamiah antara sesama anggota peserta Asuransi Syariah dalam
menghadapi malapetaka (resiko).
Oleh sebab itu, premi pada Asuransi Syariah adalah sejumlah dana yang dibayarkan oleh
peserta yang terdiri atas Dana Tabungan dan tabarru'. Dana Tabungan adalahdana titipan dari
peserta Asuransi Syariah (Life insurance) dana kas mendapat alokasi bagi hasil (al-mudharabah)
dari pendapatan investasi bersih yang diperoleh setiap tahun. Dana tabungan beserta alokasi bagi
hasil akan dikembalikan kepada peserta apabila peserta yang bersangkutan mengajukan klaim
manfaat asuransi.
Dalam perkembangannya di masa modern ini masyarakat umum lebih memilih asuransi
konvensional dibandingkan dengan asuransi syariah. Kedua jenis asuransi tersebut memiliki
perbedaan.
Perbedaan asuransi syariah dengan asuransi konvensional
No Prinsip Auransi Konvensional Asuransi Syrai’ah
1. Konsep Perjanjian antara dua Sekumpulan orang yang
pihak atau lebih, saling membantu, saling
dengan mana pihak menjamin danm bekerja sama
penanggung dengan cara-cara masing-
meningkatkan diri masing mengeluarkan akad
kepada tertanggung, tabarru’.
dengan menerima premi
asuransi, untuk
memberrikan
pergantian kepada
tertanggung.
2. Visi dan Misi Secara garis besar misi Misi yang diemban dalam
utama dari asuransi asuransi syariah adalah misi
konvensional adalah aqidah, misi ibadah (ta’awun
misi ekonomi dan misi ), misi ekonomi (iqtishod),
social. dan misi pemberdayaan umat
(sosial)[9]. Asuransi takaful di
Indonesia mempunyai visi
sebagai lembaga keuangan
yang konsisten menjalankan
transaksi asuransi secara
islami. Operasional
perusahaan dilaksanakan atas
dasar prinsip- prinsip syariah
yang bertujuan memberikan
fasilitas dan layanan terbaik
bagi umat islam khususnya
dan masyarakat Indonesia
umumnya.[10]
3. Sumber Hukum Bersumber dari pikiran Bersumber dari hokum Allah
manusia dan sumber hokum dalam Syariah
kebudayaan. Islamadalah al – Qur’an,
Berdasarkan hokum sunnah, atau kebiasaan Rasul,
positif, hokum alami, Ijma’, Fatwa Sahabat, Qiyas,
dan contoh sebelumnya. Istihsan, Urf “tradisi”, dan
Maslahah Mursalah.
4. Maghrib Tidak selaras dengan Bersih dari adanya praktek
syariah islam karena gharar, maisir, dan Riba
adanya maisir, gharar,
dan Riba; hal yang di
haramkan dalam
muamalah
5. DPS Tidak ada, segingga Ada, yang berfungsi untuk
dalam banyak mengawasi pelaksanaan
prakteknya operasional perusahaan agar
bertentangan dengan terbebas dari praktek- praktek
kaidah- kaidah syara’ muamalah yang bertentangan
dengan prinsip- prinsip
syariah
6. Akad Akad jual beli (akad Akad tabarru’ dan akad ijarah
mu’awadhah, akad (mudharabah, wakalah,
idz’aan, akad gharar, wadiah, syirkah, dan
dan akad mulzim) sebagainya)
7. Jaminan / Risk Transfer of risk, dimana Sharing of risk, dimana terjadi
(Resiko) terjadi transfer resiko proses saling menanggung
dari tertanggung kepada antara satu peserta dengan
penanggung. peserta lainnya (ta’awun)
8. Pengolahan Tidak ada pemisahan Pada produk- produk saving
Dana dana, yang berakibat (life) terjadi pemisahan dana,
pada terjadinya dana yaitu dana tabarru’ derma’
hangus (untuk produk dan dana peserta sehingga
saving - life) tidak mengenal istilah dana
hangus. Sedangkan untuk
untuk term insurance
semuanya bersifat tabarru’
9. Investasi Bebas melakukan Dapat melakukan investasi
investasi ndalam batas- sesuai ketentuan perundang-
batas ketentuan undangan, sepanjang tidak
perundang- undangan, bertentangan dengan prinsip-
dan tidak terbatasi pada prinsip syariah islam. Bebas
halal dan haramnya dari riba dan tempat- tempat
obyek atau sistem investasi yang terlarang.
investasi yang
digunakan
10. Kepemilikan Dana yang terkumpul Dana yang terkumpul dari
Dana dari premi peserta peserta dalam bentuk iuran
seluruhnya menjadi atau kontribusi, merupakan
milik perusahaan dan milik peserta (shohibul mal),
menginvestasikan asuransi syariah hanya
kemana saja. sebagai pemegang amanah
(mudharib) dalam mengelola
dana tersebut.
11. Keuntungan keuntungan yang Profit yang diperoleh dari
(proft) diperoleh dari surplus surplus underwriting, komisi
underwriting, komisi reansuransi, dan hasil
reansuransi, dan hasil investasi, bukan seluruhnya
investasi seluruhnya menjadi milik perusahaan,
adalah keuntungan tetapi dilakukan bagi hasil
perusahaan. (mudharabah) dengan
peserta[11].
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut bahasa Arab, istilah asuransi adalah at-ta’min diambil dari kata amana memiliki
arti memebri perlindungan, ketenangan, rasa aman, dan beban dari rasa takut. Dewan Syariah
Nasional Majelis Ulama lndonesia (DSN-MU) Nomor 21 Tahun 2001 dalam fatwanya tentang
pedoman umum asuransi syariah, memberi definisi tentang asuransi. Menurutnya, Asuransi
Syariah adalah usaha saling melindungi dan tolong menolong di antara sejumlah orang/pihak
melalui investasi dalam bentuk aset dan / atau tabarru yang memberikan pola pengembalian
untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai dengan syariah.
Prinsip-prinsip Dasar Asuransi Syariah, yaitu:
a) Tauhid (unity)
b) Keadilan (justice)
c) Tolong menolong (ta’awun)
d) Kerja sama (cooperation)
e) Amanah ( trustworthy / al-amanah )
f) Kerelaan ( al-ridha )
g) Larangan riba
h) Larangan maisir ( judi )
i) Larangan gharar
B. Saran
Diharapkan semua mahasiswa dapat memahami dan mengerti tentang materi Asuransi
syariah dan juga dapat mengetahui asal-usul dan prinsip-prinsip dalam asuransi syariah.
[1] Nurul Huda dan Mohamad Heykal, LEMBAGA KEUANGAN ISLAM Tinjauan
Teoretis dan Praktis, Jakarta: Kencana, 2010, hlm. 290.
[2] M. Solahudin, Lembaga Ekonomi dan Keuangan Islam, (Surakarta : Muhammadiyah
University Press, 2006), hlm. 127.
[3] Heri sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan Ilustrasi, cet 2,
(Yogyakarta: Ekonisia, 2004), hlm. 112
[4] Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah (Life And Genera): Konsep dan Sistem
Oprasional, Jakarta: Gema Insani, 2004, hlm. 28
[5] Didalam hokum Islam, menurut zumhur ulama, penanggungan (kafalah) adalah
penggabungan tanggung jawab (dzimmah) penjamin (penanggung) kepada tanggung jawab
(dzimmah) orang yang dijamin (ditanggung) dalam kewajiban membayar utang (hak orang lain).
Menurut definisi ini, penjamin menjadi orang yang berutang bersama orang berutang asli,
sehingga orang berpiutang dapat menuntut utangnya kepada siapa saja diantara kedua orang
tersebut baik yang berutang asli maupun penanggungya. [Muwaffaquddin Ibnu Qudamah, a-
Mugni (Beirut: Dar al Fikr, 1984), V:70; Syamsuddin Ibnu Qudamah, asy-Syarh al-Kabir,
dicetak bersama ibid.]. dalam buku Syamsul Anwar, HUKUM PERJANJIAN SYARIAH Studi
tentang Teori Akad dalam Fikih Muamalat, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007.
[6] Syamsul Anwar, HUKUM PERJANJIAN SYARIAH Studi tentang Teori Akad dalam
Fikih Muamalat, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007, hlm 56-57
[7] Warkum Sumitro, Asas – Asas Perbankan Islam dan Lembaga – Lembaga Terkait
(BMUI dan Takaful) di Indonesia, ( JaKarta : Raja Grafindo Persada, 1996), hal 166 – 167.
[8] Nurul Huda dan Mohamad Heykal, LEMBAGA KEUANGAN ISLAM Tinjauan
Teoretis dan Praktis, Jakarta: Kencana, 2010, hlm. 155.
[9] Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah (life ang general) Konsep dan system Operasional, hal : 326
[10] Hermawan Kartajaya dan Muhammad Syakir Sula, Syariah marketing, Bandung:
Mizan Pustaka, 2006, hlm 201.
[11] Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah (life ang general) Konsep dan system
Operasional, hal :326 – 327
[12] Sri Rejeki Hartono, Hukum Asuransi dan Perusahaan Asuransi, Jakarta: Sinar
Grafika, 2008, hlm. 31.
[13] Nurul Huda dan Mohamad Heykal, LEMBAGA KEUANGAN ISLAM Tinjauan
Teoretis dan Praktis, Jakarta: Kencana, 2010, hlm. 156-157.
[14] Wirdianingsih, et all, Bank dan Asuransi Islam di Indonesia, Jakarta:Kencana, 2005,
hlm. 220.
AKALAH MANAJEMEN ASURANSI SYARI'AH
MAKALAH
ASURANSI SYARIAH
Tentang :
MANAJEMEN ASURANSI SYARIAH
Dosen Pengampu :
SAEFUL MUJAB S.E.I., M.E.I.
Nama Kelompok :
1. Ardinata (141403005)
2. Defi meilani (141403006)
A. LATAR BELAKANG
Keberhasilan setiap lembaga ekonomi sangat ditentukan oleh baik tidaknya pengelolaan
yang dilakukan. Pengelolaan yang ideal akan memperhatikan semua aspek yang ada pada
lembaga ekonomi itu. Dimana, lembaga ekonomi yang baik akan menetapkan perencanaan, baik
dalam jangka pendek, menengah, maupun panjang bagi kegiatan operasionalnya yang mencakup
seluruh bidang kegiatan yang berkaitan dengan usahanya. Seluruh kegiatan yang dilakukan
tersebut merupakan aktivitas dari manajemen. Kegiatan manajemen inilah yang mendorong
sebuah lembaga ekonomi untuk meraih keberhasilan dalam menjalankan usaha.
Asuransi Syariah adalah sebuah lembaga ekonomi yang bergerak di bidang penjaminan.
Terkait dengan penjelasan tersebut, maka asuransi juga membutuhkan pengelolaan Manajemen
yang baik pula. Sebuah perusahaan yang bergerak dalam pengelolaan keuangan, semacam
asuransi, akan berjalan dengan baik dan mempunyai kinerja yang sehat jika dikelola dengan
manajemen yang baik dan sesuai dengan norma peraturan yang berlaku. Manajemen asuransi
adalah sebuah cara dalam mengelola perusahaan asuransi supaya operasionalnya berjalan dengan
baik dan dapat diharapkan menghasilkan return positif bagi perusahaan beserta para staf yang
bekerja di dalamnya.
Karena asuransi adalah bisnis yang berkaitan erat dengan risiko (risk) maka sebuah
manajemen asuransi juga tidak dapat dilepaskan dari bagaimana cara mengelola risiko itu
sendiri. Sehingga manajemen asuransi tidak lain merupakan bagian dari manajemen risiko.
B. RUMUSAN MASALAH
B. JENIS RESIKO
3. Customer Service
Customer service mengarahkan pada lingkup kegiatan yang luas dari perusahaan dan para
petugas yang menangani hal tersebut agar menjaga pelanggan tetap puas sehingga mereka tetap
terus menerus melakukan bisnis dengan perusahaan tersebut dan bersikap positif tentang
perusahaan itu kepada pelanggan potensial lainnya.
4. Admisnitrasi Klaim
Bidang klaim dari suatu perusahaan asuransi bertanggung jawab untuk memenuhi
pembayaran uang sebagaimana yang dijanjikan oleh perusahan dalam polis asuransi. Dalam
penetuan apakah harus membayar atau menolak suatu klaim, penilai mengikuti prosedur
penyelesaian dengan empat langkah pokok sebagai berikut, yaitu: (a) pemberitahuan kerugian,
(b) penyelidikan kerugian, (c) bukti kerugian, (d) pembayaran atau menolak tuntutan itu.
5. Investasi
Sebagai hasil operasi perusahaan asuransi maka terkumpul sejumlah besar uang untuk
pembayaran klaim di masa datang. Apabila ditambahkan terhadap dana perusahaan itu sendiri
maka jumlahnya menjadi sangat besar untuk dibiarkan mengangur tanpa diinvestasikan. Ini
adalah tanggung jawab dari bagian keuangan perusahaan untuk menginvestasikannya. Karena
porsi dana yang diinvestasikan itu nantinya akan disalurkan melalui klaim mendatang maka
tujuan investasi perusahaan asuransi itu harus aman.
6. Akuntansi
Fungsi akuntasi adalah memberi informasi yang paling penting dalam pengelolaan bisnis.
Akuntansi adalah suatu sistim pengumpulan, penganalisaan dan meringkaskan data keuangan.
Sistem ini memberi informasi yang diperlukan untuk membuat keputusan bisnis dan untuk
melengkapi persyaratan-persyaratan laporan keuangan.
Laporan keuangan yang akurat dapat membantu menunjukkan apakah kondisi keuangan
perusahaan cukup baik atau tidak dan apakah perusahaan memperoleh keuntungan. Dengan
menganalisa laporan ini, manajemen perusahaan dapat mengetahui kecendrungan-kecendrungan
(tren) dan problem-problem pada kegiatan perusahaan serta dapat mengembangkan strategi yang
tepat untuk memperbaiki kinerja perusahaan.
7. Hukum
Perusahaan asuransi dipandu oleh undang-undang yang berpengaruh terhadap hubungan
perusahaan dengan pemegang polis, ahli waris, pemegang saham, nasabah, karyawan, agen,
perusahaan lain dan pejabat pemerintah. Oleh karena itu, perusahaan asuransi memiliki divisi
hukum yang berfungsi mengamati kegiatan-kegiatan perusahaan dan mengeavaluasi apakah
perusahaan telah memenuhi tangug jawab hukum kepada semua pihak. Devisi hukum juga
membantu perusahaan melindungi hak-haknya. Departemen ini dapat disebut juga departemen
undang-undang (law department) atau departemen pelayanan hukum (legal service department).
8. Sumber Daya Manusia
Tanpa memandang bentuk organisasi atau tenmpatnya dalam perusahaan maka setiap staf
devisi sumber daya manusia melaksanakan fungsi-fungsi seluruh bagian perusahaan asuransi.
Adapun tugas dari staf divisi sumber saya manusia adalah:
(a) menghimpun proyeksi dan memperkirakan kebutuhan pegawai, (b) merekrut pegawai-
pegawai potensial, (c) membantu para kepala divisi mnyeleksi pegawai untuk posisi yang
diperlukan, (d) membantu dalam hal orientasi dan pelatihan anggota staf dan membantu mereka
mengembangkan keterampilan profesi dan membantu mereka mengembangkan keterampilan
profesi dan manajerial, menggunakan sistem evaluasi unjuk kerja para anggota staf, (f)
merencakana dan menjaga sistem kompesansi, (g) membuat dan melaksanakan rencana
kesejahteraan karyawan, (h) memberikan bimbingan dan pembinaan pribadi dan profesinya.
3. Kemandirian.
dalam pengertian bahwa seseorang hanya bergantung kepada Allah semata. Bagi manusia
Muslim, Allah yang Maha Tunggal (Allahu ahad)-lah satu-satunya tempat untuk bergantung
(Allahus-shamad), tidak kepada orang lain. Jika ini yang dijadikan filsafat hidup dalam
mengelola dan memasarkan sistem ekonomi dan keuangan Syariah termasuk asuransinya, maka
para manajer asuransi Syariah tentu akan memiliki rasa percaya diri yang kokoh dalam
melakukan kompetisi dengan pasar-pasar asuransi yang menjadi pesaingnya.
5. Pengambilan bagian.
Pada dasarnya, Islam menganjurkan pemeluknya supaya aktif ambil bagian dalam
memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi umat manusia. Temasuk persoalan ekonomi dan
keuangan pemilahan kewajiban kepada kewajiban individu (fardu ain) dan kewajiban kolektif
(fardu kifayah), paling sedikit mengisyaratkan anjuran participation ini.
6. Keadilan
Manajemen asuransi Syariah, bahkan manajemen lembaga keuangan lainnya yang
beroperasi menurut prinsip-prinsip Syariah, harus mendasarkan segala sesuatunya termasuk
pemasaran kepada prinsip keadilan (justce). Sebab, ihwal keadilan itu sendiri sesungguhnya
bukanlah monopoli hukum khususnya pengadilan, melainkan keadilan itu merupakan sesuatu
yang bersifat universal dan keberadaannya mutlak dibutuhkan hampir atau bahkan seluruh lini
kehidupan.
7. Kepercayaan.
Merupakan salah satu faktor penting dalam manajemen asuransi Syariah. Terutama
dalam bentuk pelayanan (services) sebagai tindak lanjut dari proses pemasaran yang dilakukan
perusahaan asuransi.
9. Efisiensi pembiayaan.
Efisiensi dalam pembiayaan,merupakan salah satu unsur penting dalam manajemen
pemasaran, termasuk pemasaran asuransi Syariah. Dengan menggunakan pendekatan mafhum
mukhalafah (pemahaman terbalik), larangan boros (tabdzir) dalam sejumlah ayat al-Qur’an, pada
intinya memerintahkan kita supaya berlaku efisien dalam mengelola ekonomi dan keuangan.
Termasuk tentunya efisiensi dalam melakukan pemasaran.
12. Ramah/ kasih sayang terhadap sesama (manusia), binatang, dan lingkungan.
Dalam pandangan Islam, semua makhluk Allah pada dasarnya harus disikapi/ disentuh
dan atau diperlakukan dengan ramah dan kasih sayang. Terutama perlakuan terhadap hewan dan
lingkungan. Al-Qur’an mengingatkan tentang status hewan yang juga sama-sama sebagai
makhluk Allah.
A. KESIMPULAN
Manajemen asuransi adalah sebuah cara dalam mengelola perusahaan asuransi supaya
operasionalnya berjalan dengan baik dan dapat diharapkan menghasilkan return positif bagi
perusahaan beserta para staf yang bekerja di dalamnya.
Karena asuransi adalah bisnis berkaitan erat dengan risiko (risk) maka sebuah manajemen
asuransi juga tidak dapat dilepaskan dari bagaimana cara mengelola risiko itu sendiri. Seperti
mengetahui Risiko Spekulatif dan Risiko Murni juga sumber Resiko.
Bidang-bidang dalam manajemen asuransi terdapat Bidang sumber daya manusia dan
Bidang marketing (pemasaran). Dan nilai Utama dalam menajemen asuransi syariah yaitu :
http://wavekuliahonline.blogspot.co.id/2014/05/menejemen-asuransi-syariah.html
http://trisusmiati.blogspot.co.id/2009/05/manajemen-asuransi-syariah.html
http://trisusmiati.blogspot.co.id/2009/05/manajemen-asuransi-syariah.html
http://pengertiandefenisi.blogspot.co.id/2017/03/pengertian-manajemen-asuransi-
syariah.html
http://syafrilbumiputera1912.blogspot.co.id/2014/02/pengertian-asuransi.html