Sunteți pe pagina 1din 16

UPAYA PENDEKATAN KELUARGA

Tn. G DENGAN GASTRITIS


Disusun untuk memenuhi tugas kepaniteraan klinik Ilmu Kedokteran Keluarga

Klinikita PLN APD Jateng DIY

Disusun Oleh :

Najma NH

H2A014036 P

KEPANITERAAN KLINIK
STASE ILMU KEDOKTERAN KELUARGA

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

2018

1
UPAYA PENDEKATAN KELUARGA TERHADAP Tn. G
DALAM MENANGANI PERMASALAHAN PENDERITA

GASTRITIS

TAHAP I. KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA

A. IDENTITAS KELUARGA
Nama Kepala Keluarga : Tn. G (33 Th)
Alamat Lengkap : Gatot Subroto Semarang
Bentuk keluarga : Dual Carrier

Tabel 1. Daftar anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah


Kedudukan Pendidik
Nama dlm L/P Umur an Pekerjaan Status Keterangan
keluarga Terakhir
Tn. G Kepala L 33 S1 Pegawai PLN Menikah Gastritis
keluarga
Ny. N Istri P 28 S2 Pegawai Menikah -

Kesimpulan tahap I:

Keluarga Tn. G berbentuk Keluarga Dual Carrier, didapatkan pasien atas


nama Tn. G umur 33 tahun, pendidikan terakhir S1, bekerja sebagai
pegawai PLN dengan penyakit gastritis.

TAHAP II. STATUS PASIEN


A. IDENTITAS PENDERITA
Nama : Tn. G
Umur : 33 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Pegawai PLN
Pendidikan : S1
Agama : Hindu
Alamat : Jl. Gatot Subroto Semarang
Suku : Jawa
Tanggal periksa : 16 Oktober 2018

2
B. ANAMNESIS
1. Keluhan Utama
Perut terasa perih
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pada tanggal 16 Oktober 2018 pasien mengeluhkan perut bagian atas
terasa perih. Sakit dirasakan hilang timbul. Keluhan semakin berat ketika
melakukan aktivitas dan berkurang ketika duduk dan tiduran. Pasien juga
merasa demam dan lemas. Pasien mengaku BAB dan BAK lancar. Mual
(-) muntah (-). Pasien berobat ke Klinikita PLN oleh dokter yang
menangani dikatakan sakit gastritis.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat penyakit serupa : (+) sejak kuliah
Riwayat tekanan darah tinggi : disangkal
Riwayat sakit gula : disangkal
Riwayat alergi : (+) Gol.Penicillin
Riwayat mondok : (+)
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat penyakit serupa : (+) pada ayah dan ibu pasien
Riwayat tekanan darah tinggi : disangkal
Riwayat sakit gula : disangkal
5. Riwayat Kebiasaan
Riwayat makan-makanan pedas : (+) diakui
Riwayat merokok : disangkal
Riwayat minum alkohol : disangkal
Riwayat olahraga teratur : (+)
6. Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien adalah seorang suami yang bekerja sebagai pegawai PLN.
Pasien tinggal serumah dengan istri dan belum memiliki seorang anak.
Penghasilan pasien cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Kesan ekonomi baik.
7. Riwayat Gizi
Pasien makan 2-3 kali sehari tetapi sering terlambat untuk makan. Pasien
gemar mengkonsumsi makanan yang pedas dan asin. Gizi kesan cukup.
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda Vital
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 80 kali permenit
Frekuensi nafas : 20 kali permenit
Suhu : 36,5°C

3
2. Status Gizi
BB = 60 kg
TB = 160 cm
IMT = 23,43 kg/ (normoweight)
3. Mata : konjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik (-/-)
4. Leher : tidak terdapat pembesaran
tiroid dan KGB, penggunaan otot bantu nafas (-)
5. Jantung :
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : sternal lift (-), pulsus epigastrium (-), thrill (-)
Perkusi : batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : bunyi jantung I-II reguler, tidak terdengar murmur
dan gallop
6. Pulmo :
Inspeksi : retraksi (-), pergerakan simetris pada saat statis dan
dinamis
Palpasi : sela iga tidak melebar, nyeri tekan (-)
Perkusi : sonor +/+
Auskultasi : vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-
7. Abdomen :
Inspeksi : datar, warna kulit sama dengan sekitar
Palpasi : massa (-), nyeri tekan (+) pada perut bagian atas.
Hati : tidak teraba
Limpa : tidak teraba
Perkusi : timpani semua regio
Auskultasi : bising usus (+)

8. Ekstremitas : akral dingin -/-, sianosis -/-


9. Status neurologis : dalam batas normal

D. RESUME
Pada tanggal 16 Oktober 2018 pasien mengeluhkan perut bagian atas
terasa perih. Sakit dirasakan hilang timbul. Keluhan semakin berat ketika
melakukan aktivitas dan berkurang ketika duduk dan tiduran. Pasien juga
merasa demam dan lemas. Pasien mengaku BAB dan BAK lancar. Mual (-)
muntah (-). Pasien berobat ke Klinikita PLN oleh dokter yang menangani
dikatakan sakit gastritis. Sejak kuliah pasien mengeluhkan keluhan yang sama

4
dan telah didiagnosis oleh dokter gastritis. Pasien makan 2-3 kali sehari tetapi
sering terlambat untuk makan. Pasien gemar mengkonsumsi makanan yang
pedas. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tanda-tanda vital dalam batas
normal, status gizi kesan cukup. Pemeriksaan abdomen didapatkan nyeri tekan
pada perut bagian atas.

PATIENT CENTERED DIAGNOSIS


1. Diagnosis Holistik
Tn. G usia 33 tahun, dual carrier, gastritis, keluarga cukup harmonis
2. Diagnosis Biologis
Gastritis
3. Diagnosis Psikologis
Hubungan antar anggota keluarga akrab dan saling mendukung
4. Diagnosis Sosial, Ekonomi, Budaya
Penderita merupakan anggota masyarakat biasa dan hubungan dengan
masyarakat sekitar berjalan baik.

PENATALAKSANAAN
1. Non medikamentosa
 Makan yang teratur
 Mengurangi konsumsi makanan pedas
 Istirahat cukup
 Mengurangi stress
2. Medikamentosa
Lansoprazole 30 mg 2 x 1 kapsul perhari

FOLLOW UP
Tanggal 17 Oktober 2018
o Keadaan Umum : keadaan umum baik
o Kesadaran : composmentis
o Tanda vital
Tensi : 110/70 mmHg
Nadi : 88 kali permenit
RR : 20 kali permenit
Suhu : 36,8°C
o Assesment : Gastritis
o Planning : Terapi medikamentosa berupa Lansoprazole 30 mg 2 x 1
kapsul perhari dilanjutkan, terapi non medikamentosa berupa makan yang
teratur, mengurangi konsumsi makanan pedas, istirahat cukup, dan
mengurangi stress.

FLOW SHEET
5
Nama : Tn. G (33 tahun)
Diagnosis : Gastritis
Tabel 2. Flowsheet penderita
Tanggal Tanda Vital Keluhan Rencana Terapi Target
17/10/18 Tensi : 110/70 Perut perih Medikamentosa : Nyeri perut
- Lansoprazole 30 mg 1 dd 1
mmHg (-) berkurang
Non medikamentosa :
Nadi :
- Makan yang teratur
88x/menit - Mengurangi konsumsi makanan pedas
RR : 20x/menit - Istirahat cukup
Suhu : 36,8°C - Mengurangi stress
- Edukasi pada penderita dan keluarga
mengenai gastritis dan komplikasinya

TAHAP III. IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI KELUARGA


1. FUNGSI HOLISTIK
a. Fungsi Biologis
Keluarga terdiri atas penderita (Tn.G 33 tahun), istri (Ny.N 28 tahun)
tinggal bersama dalam satu rumah. dan belum memiliki seorang anak.
b. Fungsi Psikologis
Hubungan keluarga cukup harmonis, saling mendukung, dan perhatian
satu sama lain.
c. Fungsi Sosial
Penderita dan keluarga hanya sebagai anggota masyarakat biasa.
Hubungan dengan masyarakat sekitar baik dan cukup aktif dalam kegiatan
kemasyarakatan.
d. Fungsi Ekonomi dan Pemenuhan Kebutuhan
Penderita bekerja sebagai pegawai PLN. Kebutuhan sehari-hari dapat
terpenuhi dengan cukup baik.
e. Fungsi Penguasaan Masalah dan Kemampuan Beradaptasi
Komunikasi anggota keluarga berlangsung baik, permasalahan
diselesaikan dengan cara dimusyawarahkan bersama-sama.

2. FUNGSI FISIOLOGIS
Tabel 3. APGAR score keluarga Tn. G
Kode APGAR Tn.G Ny.N
A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke keluarga saya bila 2 2
saya mendapat masalah.
P Saya puas dengan cara keluarga saya membahas dan 2 2
membagi masalah dengan saya.
G Saya puas dengan cara keluarga saya menerima dan 2 2

6
mendukung keinginan saya untuk melakukan kegiatan
baru atau arah hidup yang baru.
A Saya puas dengan cara keluarga saya mengekspresikan 2 2
kasih sayangnya dan merespon emosi saya seperti
kemarahan, perhatian dll.
R Saya puas dengan cara keluarga saya dan saya membagi 1 1
waktu bersama-sama.
Total (kontribusi) 9 9
Rata-rata APGAR score keluarga Tn. G = 9+9 = 9
2
Kesimpulan : Fungsi fisiologis keluarga Tn. G = baik

3. FUNGSI PATOLOGIS
Tabel 4. Fungsi Patologis SCREEM keluarga Tn. G
Sumber Patologi Keterangan
Social Interaksi sosial cukup, aktif dalam kegiatan kemasyarakatan. -
Cultural Kepuasan atau kebanggaan terhadap budaya baik, banyak tradisi budaya yang -
masih diikuti.
Religion Beragama dan memiliki pemahaman terhadap ajaran agama, ketaatan ibadah -
cukup baik
Economic Penghasilan keluarga baik ( di atas UMR) -
Education Tingkat pendidikan keluarga baik (menempuh wajib belajar 12 tahun) -
Medical Kesadaran tentang pentingnya kesehatan cukup baik. Jika sakit pasien segera -
berobat ke dokter, klinik, rumah sakit.

Kesimpulan : keluarga Tn. G tidak memiliki fungsi patologis.


4. GENOGRAM

7
Diagram 1. Genogram keluarga Tn. G
Keterangan :
: laki-laki : penderita gastritis
: perempuan : tinggal serumah

: pasien

Kesimpulan Genogram : Berdasarkan genogram di atas, ayah dan ibu Tn. G


juga menderita penyakit gastritis.
5. POLA INTERAKSI KELUARGA

Tn.G Keterangan :
Ny.
N : Hubungan baik

Diagram 2. Pola interaksi keluarga Tn . G : Hubungan tidak baik


Kesimpulan : Pola interaksi 2 arah antar anggota keluarga berjalan baik dan
harmonis

6. FAKTOR PERILAKU
a. Pengetahuan
Pendidikan keluarga pasien cukup baik, pasien bersekolah sampai lulus S1
sedangkan istri hingga lulus S2. Keluarga menyadari arti penting kesehatan
namun pasien dan keluarga masih kurang dalam pengetahuan tentang
gastritis dan komplikasinya.
b. Sikap
Sikap keluarga dan pasien sendiri terhadap penyakit yang dideritanya
positif karena pasien segera memeriksakan ke dokter apabila penyakit
kambuh dan minum obat sesuai anjuran dokter.
c. Tindakan

8
Pasien dan keluarga cukup menyadari pentingnya arti hidup sehat karena
setiap ada anggota keluarga yang sakit akan diperiksakan ke dokter praktek
atau klinik.

7. FAKTOR NON PERILAKU


a. Lingkungan
Rumah yang ditempati oleh keluarga Tn. G sudah cukup memadai.
Keadaan di dalam dan di luar rumah cukup bersih, sampah dibuang pada
tempat sampah, sumber air terjaga kebersihannya, sanitasi baik,
pencahayaan dan ventilasi cukup. Kondisi rumah juga rapi dan di halaman
terdapat beberapa pot tanaman.
b. Keturunan
Terdapat faktor keturunan yang mempengaruhi penyakit penderita.
Ayah dan ibu pasien juga menderita penyakit gastritis.
c. Pelayanan Kesehatan
Unit pelayanan kesehatan tersedia dengan baik. Apabila ada anggota
keluarga yang sakit langsung berobat ke klinik atau dokter yang praktek di
sekitar tempat tinggal penderita.

8. LINGKUNGAN INDOOR
Keluarga Tn. G tinggal di sebuah rumah berukuran ±300 m2. Rumah
tertata rapi terdiri atas ruang tamu yang cukup luas, tiga kamar tidur, ruang
keluarga yang dilengkapi TV, ruang makan, dapur, dan dua kamar mandi.
Dinding rumah terbuat dari batu bata yang sudah dicat. Lantai rumah
semuanya telah dilapisi keramik. Atap rumah terbuat dari genteng dan ditutupi
plafon. Rumah penderita juga dilengkapi dua pintu keluar, yaitu pintu depan
dan pintu samping. Ventilasi dan pencahayaan cukup baik. Masing-masing
kamar sudah memiliki ranjang dan kasur yang layak. Perabotan rumah tangga
cukup. Secara keseluruhan kebersihan rumah cukup baik. Sehari-hari keluarga
memasak menggunakan kompor gas. Sumber air berasal dari sumur artesis.

9. LINGKUNGAN OUTDOOR
Rumah penderita terletak di daerah perumahan dengan halaman yang
cukup dan berpagar. Di halaman depan terdapat beberapa pot tanaman. Di
depan rumah terdapat tempat untuk membuang sampah. Di sebelah kanan dan
kiri berdekatan dengan rumah tetangga.

9
Halaman belakang

Kamar tidur

Dapur dan ruang makan

Kamar
mandi
Kamar tidur Kamar mandi

Ruang keluarga

Kamar tidur Ruang tamu

Garasi

Gambar 1. Denah Rumah Lantai 1

RESUME IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI KELUARGA


1. Fungsi Holistik (biopsikososial) : baik
2. Fungsi Fisiologis (APGAR) : baik
3. Fungsi Patologis (SCREEM) : tidak ada
4. Fungsi Genogram Keluarga : ada penyakit gastritis yang diturunkan dari
ayah dan ibu
5. Fungsi Pola Interaksi Keluarga : baik
6. Fungsi Perilaku Keluarga : baik

10
7. Fungsi Non Perilaku Keluarga : baik
8. Fungsi Lingkungan Indoor : baik
9. Fungsi Lingkungan Outdoor : baik

DAFTAR MASALAH
1. Masalah Medis
Gastritis
2. Masalah Nonmedis
a. Pola hidup tidak sehat yaitu sering makan yang tidak teratur, kebiasaan
mengkonsumsi makanan yang pedas.
b. Kurangnya pengetahuan pasien dan keluarganya tentang gastritis dan
komplikasinya.

PRIORITAS MASALAH
Tabel 5. Matrikulasi masalah untuk memilih prioritas masalah
No. Daftar Masalah I T R Jumlah
P S SB Mn Mo Ma
IxTxR
1. Pola hidup tidak sehat (sering makan yang 5 5 5 4 5 5 4 50.000 (I)
tidak teratur, kebiasaan mengkonsumsi
makanan yang pedas)

2. Kurangnya pengetahuan pasien dan 5 5 4 4 4 4 4 25.600 (II)


keluarga tentang gastritis dan
komplikasinya
Keterangan :
I : Importancy (pentingnya masalah)
P : Prevalence (besarnya masalah)
S : Severity (akibat yang ditimbulkan oleh masalah)
SB : Social Benefit (keuntungan sosial karena selesainya masalah)
T : Technology (teknologi yang tersedia)
R : Resources (sumber daya yang tersedia)
Mn : Man (tenaga yang tersedia)
Mo : Money (sarana yang tersedia)
Ma : Material (pentingnya masalah)

DIAGRAM PERMASALAH PASIEN

I. Pola hidup tidak sehat

11
Tn. G 33 tahun dengan
Gastritis

II. Pengetahuan pasien dan


keluarga tentang gastritis dan
komplikasinya masih kurang

Diagram 3. Diagram permasalahan pasien

TAHAP IV. HUBUNGAN GAYA HIDUP TIDAK SEHAT DENGAN


GASTRITIS
Gastritis merupakan salah satu penyakit yang paling banyak dijumpai di
klinik penyakit dalam dan kehidupan sehari-hari. Gastritis adalah suatu
peradangan mukosa lambung yang bersifat akut, kronik difus atau lokal, dengan
karakteristik anoreksia, perasaan penuh diperut (begah), tidak nyaman pada
epigastrium, mual dan muntah. (Suratun, 2010). Gastritis biasanya diawali dengan
pola makan yang tidak teratur sehingga lambung menjadi sensitif bila asam
lambung meningkat.
Faktor risiko terjadinya gastritis antara lain pola makan yang tidak teratur
dan mengkonsumsi makanan pedas. Tn. G memiliki pola hidup yang kurang baik,
yaitu sering terlambat makan dan gemar mengkonsumsi makanan pedas. Secara
alami lambung akan terus menerus memproduksi asam lambung setiap waktu
dalam jumlah kecil, setelah 4-6 jam sesudah makan biasanya kadar glukosa dalam
darah telah banyak terserap dan terpakai sehingga tubuh akan merasakan lapar dan
pada saat itu jumlah asam lambung terstimulasi. Bila seseorang telat makan 2-3
jam maka asam lambung yang diproduksi semakin banyak dan berlebih sehingga
mengiritasi mukosa lambung serta menimbulkan rasa nyeri disekitar epigastrium
(Sediaoetama, 2010). Mengkonsumsi makanan pedas secara berlebihan akan
merangsang sistem pencernaan hal ini akan mengakibatkan rasa panas dan nyeri
di ulu hati yang disertai mual dan muntah.

12
Gastritis dapat menimbulkan komplikasi baik gastritis akut maupun
gastritis kronik. Gastritis akut dapat menyebabkan perdarahan saluran cerna
bagian atas seperti melena dan hematemesis yang dapat berakhir dengan syok
hemoragik sedangkan gastritis kronik dapat menyebabkan perdarahan saluran
cerna bagian bawah seperti ulkus, perforasi, dan anemia (Mansjoer, 2001) Pasien
dengan gastritis kronik harus patuh pengobatan serta menjaga pola hidup yang
sehat seperti makan yang teratur dan mengurangi konsumsi makanan yang pedas.
Tn. G rutin memeriksakan dirinya ke klinik apabila keluhannya kambuh. Tn. G
harus mendapatkan edukasi mengenai penyakit yang dideritanya. Edukasi yang
diberikan adalah faktor risiko yang dapat menyebabkan kambuhnya penyakit
sehingga pasien dapat menjaga pola hidup sehat yaitu makan yang teratur dan
mengurangi makanan pedas.

TAHAP V. SIMPULAN DAN SARAN

V-A. SIMPULAN
Diagnosis Holistik :
1. Diagnosis Biologis
Gastritis
2. Diagnosis Psikologis
Penderita tidak memiliki beban pikiran maupun mental akan
penyakitnya. Hubungan antar anggota keluarga harmonis dan saling
mendukung.
3. Diagnosis Sosial
Hubungan dengan masyarakat sekitar berjalan baik, kondisi lingkungan
dan rumah cukup sehat, pendidikan penderita dan keluarganya cukup
baik, penderita menyadari arti pentingnya kesehatan, dan penderita
mampu memenuhi kebutuhan dirinya dan keluarganya dengan baik.

V-B. SARAN
Saran Komprehensif

13
Saran yang dapat diberikan kepada penderita dan keluarganya adalah
sebagai berikut:
1. Promotif
Edukasi kepada keluarga mengenai gastritis yang diderita Tn. G dan
juga komplikasinya sehingga keluarga dapat membantu mengawasi
pola makan Tn. G.
2. Preventif
 Makan yang teratur
 Kurangi konsumsi makanan yang pedas
 Istirahat yang cukup
 Mengendalikan stres
3. Kuratif
Obat untuk gastritis yaitu lansoprazole 30 mg 2 x 1 kapsul perhari.
4. Rehabilitatif
-

14
DAFTAR PUSTAKA

1. Suyono, Slamet. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Balai
Penerbitan FKUI.
2. Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid I. Jakarta:
Media Aesculapius.
3. Suratun L,. 2010. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem
Gastrointestinal. Jakarta : Trans Info Media.

LAMPIRAN

15
Keadaan Rumah Pasien

(tampak depan)

16

S-ar putea să vă placă și