Sunteți pe pagina 1din 20

ASUHAN KEPERAWATAN

PENYAKIT MENULAR SEKSUAL (PMS)

Disusun oleh :

KELOMPOK 1

AWILIA EKA PUTRI (21706007)


RADIATAN MARDIA (21706037)
DWI ANDRIANI (21706009)
MIRAWATI DEWI (21706027)
WENI MEVIA NANLOHY (21706049)
INDRI (21706020)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAKASSAR


YAYASAN PENDIDIKAN MAKASSAR
2019
LAPORAN PENDAHULUAN

a. Definisi
Penyakit menular seksual (PMS) di tularkan melalui hubungan atau kontak
seksual. Banyak PMS yang berhasil disembuhkan apabila dideteksi sejak dini. Meski
demikian, ada beberapa jenis PMS yang bersifat kronis atau tidak dapat disembuhkan.

b. Etiologi
Disebabkan oleh organisme penyebab penyakit seksual yang tinggal dalam
darah dan cairan tubuh, menurut handsfield (2001), penyakit menular seksual dapat
diklasifikasikan berdasarkan agen penyebabnya yakni:
 dari golongan bakteri, yakni Neisseria gonorrhoeae, treponema pallidum,
chlamydia trachomatis, ureaplasma ueralyticum, mycoplasma hominis,
grandnerella vaginalis, salmonella sp, shigella sp, campylobacter sp, streptococcus
group B, mobiluncus sp.
 Dari golongan protozoa, yakni trichomonas vaginalis, entamoeba histolytica,
giardia lambia.
 Dari golongan virus, yakni human immunodeficiency virus (tipe 1 dan 2), herpes
simplex virus (tipe 1 dan 2), human papiloman virus, cytomegalovirus, Epstein-
barr virus, molluscum contagiosum virus.
 Dari golongan ektoparasit, yakni P hthirus pubis dan sarcoptes scabei.

c. Epidemiologi
Di Indonesia PMS telah dimulai menjalar dengan perkembangan penularan
yang cepat. Perubahan perilaku seksual telah menyebabkan timbulnya berbagai
masalah yang berkaitan dengan penyakit menular seksual dan kehamilan yang tidak di
kehendaki.
 Di Indonesia telah banyak laporan mengenai prevalensi infeksi menular seksual
ini. Beberapa laporan yang ada dari beberapa lokasi antara tahun 1991-2001
menunjukan prevalensi infeksi gonorre dan klamidia antara yang tinggi 20-35%.
 Di dunia, wilayah asia selatan tenggara merupakan peringkat kedua dalam infeksi
menular seksual, termasuk Indonesia. (bulletin off the world health organization,
2001,79)
 Pada tahun 1995, WHO memperkirakan lebih besar 330 juta penderita PMS
berobat setiap tahunnya dan setiap hari terjadi sekitar 1 juta penderita infeksi
PMS.
 Angka insidensi sifilis dan gonorrhea pada laki-laki sedikit lebih tinggi dari pada
perempuan.
 Sebuah survey yang dilakukan oleh youth risk behavior survey (YRBS) secara
nasional di amerika serikat pada tahun 2007 mendapati bahwa 47,8% pelajar yang
duduk di tingkat 9-12 telah melakukan hubungan seksual,35% pelajar SMA telah
aktif secara seksual dan 38,5% dari pelajar SMA tersebut tidak menggunakan
kondom pada saat berhubungan seksual yang terakhir kali dilakukan. Selain itu,
4.4% siswa SMA ternyata sudah menggunakan ekstasi.
d. Faktor Resiko
 Resistensi (kekebalan) bakteri terhadap antibiotic akibat pemakaian antibiotic
bebas. Hal ini menyebabkan semakin banyaknya bakteri resistan terhadap
antibiotic
 Individu dengan gangguan imunitas.
 Prostitusi
 Hubungan seks tidak aman diluar nikah
 Berganti-ganti pasangan
 Ketidaktahuan
 Mobilitas penduduk
Kelompok resiko tinggi tertular PMS
 Pelancong
 PSK
 Pecandu narkoba
 Homoseksual
 Pekerja kesehatan

e. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis yang ditemukan berdasarkan organisme yang menginfeksi
dan infeksi terjadi, namun pada umumnya menunjukkan manifestasi klinis berikut:
 Keluar nanah kenyal kuning kehijauan dari vagina, penis atau dubur
 Keputihan pada wanita berwarna kuning kecoklatan
 Gatal pada sekitar alat kelamin
 Rasa perih, nyeri atau panas saat kencing atau setelah kencing
 Ujung penis tampak merah dan bengkak
 Adanya luka terbuka, luka basah disekita kemaluan atu disekitar mulu(nyeri
ataupun tidak)
 Tumbuh seperti jengger ayam atau kutil di sekitar alat kelamin
 Terjadi pembekakan kelenjar limfa yang terdapat pada lipatan paha.
 Pada pria, kantung pelir menjadi bengkak dan nyeri.
 Pada wanita, sakit perut bagian bawah yang kambuhan (tetapi tidak ada
hubungannya dengan haid)
 Mengeluarkan dara setelah berhubungan seks, dan
 Secara umum merasa tidak enak badan atau demam.
 Kehilangan berat badan

f. Klasifikasi
1. HIV AIDS
Definisi
Suatu kondisi klinis yang disebabkan oleh infeksi virus HIV (Human
Immonudeficiency Virus). Pada kebanyakan kasus infeksi HIV menyebabkan
acquiredimmune deficiency syndrome (AIDS).
AIDS didefinisikan oleh center for disease control and prevention sebagai HIV
dengan indicator penyakit penyerta meliputi (1) infeksi orportunistik, (2) kanker
tertentu, seperti sarkoma Kaposi, limfoma, dan karsinoma servikalis atau anal
invasive : (3) penyakit neurologis penyerta : dan (4) pneumonia berulang.

Etiologi
HIV/AIDS disebabkan oleh dua jenis retrovirus yang berkaitan, dikenal dengan
HIV-1 dan HIV-2, HIV-1 kerap ditemukan di afrika tengah dan timur, amerika, eropa,
serta asia. HIV-2 kerap ditemukan diafrika barat, prancis dan Portugal. Retrovirus
ditransmisikan melalui pertukaran cairan tubuh (mis : semen, darah) atau melalui
tranfusi darah. Individu yang terinfeksi akan mendapatkan uji HIV- selama beberapa
minggu dan kemungkinan selama 1 tahun. Kecepatan perkembangan penyakit ini
bervariasi. Waktu rekaan perkembangan AIDS adalah 10 tahun.

Faktor resiko
 Pria yang berhubungan dengan laki-laki (homoseksual)
 Berganti-ganti pasangan seks
 Bergantian dalam memakai jarum suntikan
 Melakukan hubungan seksual dengan penderita HIV/AIDS
 Melakukan hubungan seks bebas
 Memiliki penyakit menular seksual lainnya seperti syphilis, herpes, gonore atau
bacterial vaginosis
 Mendapatkan transfusi dara dari seorang pendonor yang positif mengidap
HIV/AIDS
 Seorang ibu yang telah dinyatakan positif memiliki pemyakit HIV, dan berpotensi
menularkan penyakitnya tersebut pada anak yang dilahirkannya.

Patofisiologi
Dimulai dari transmisi virus ke dalam tubuh yang menyebabkan infeksi yang
terjadi dalam 3 fase: serokonversi, asimtomatik, dan acquired immunodeficiency
syndrome (AIDS).
Fase serokonversi terjadi di masa awal infeksi HIV. Pada fase ini, terjadi viremia
plasma dengan penyebaran yang luas dalam tubuh, selama 4-11 hari setelah virus
masuk melalui mukosa tubuh. Kondisi ini dapat bertahan selama beberapa minggu,
dengan gejala yang cukup ringan dan tidak spesifik, umumnya berupa demam, flu-like
syndrome, limfadenopati dan ruam-ruam. Kemudian, keluhan akan berkurang dan
bertahan tanpa gejala mengganggu. Pada masa ini, umumnya akan mulai terjadi
penurunan nilai CD4, dan peningkatan viral-load.
Pada fase asimtomatik, HIV sudah dapat terdeteksi melalui pemeriksaan darah.
Penderita infeksi HIV dapat hidup bebas gejala hingga 5-10 tahun walau tanpa
intervensi pengobatan. Pada fase ini, replikasi virus terus berjalan, virulensi
tinggi, viral load stabil tinggi, serta terjadi penurunan CD4 secara konstan.
Pada fase AIDS, umumnya viral-load tetap berada dalam kadar yang tinggi. CD4
dapat menurun hingga lebih rendah dari 200/µl.
Infeksi oportunistik mulai muncul secara signifikan. Infeksi oportunistik ini
bersifat berat, meliputi dan mengganggu berbagai fungsi organ dan sistem dalam
tubuh. Menurunnya CD4 mempermudah infeksi dan perubahan seluler menjadi
keganasan.
2. Gonore
Definisi
Penyakit gonore adalah penyakit seksual yang sering terjadi. Penyebabnya adalah
bakteri Neisseria Gonorrhoeae (diplococcus gram negative) yang ersifat purulent dan
menyerang permukaan mukosa manapun di tubuh manusia.

Etiologi
Gonore merupakan infeksi mukosa pada epitel koumnar yang dituarkan melalui
hubungan seksual dan disebabkan oleh Neisseria Gonorrheae. Secara morfologik
gonococcus ini terdiri atas 4 tipe yaitu tipe 1 dan 2 yang mempunyai pili yang bersifat
virulen, serta tipe 3 dan 4 tidak mempunyai pili dan bersifat non virulen, pili akan
melekat pada mukosa epitel dan menimbulkan reaksi radang.

Faktor Resiko
- Berganti ganti pasangan
- Mempunyai mitra seksual yang sudah terinfeksi penyakit ini
- Tidak menggunakan kondom saat berhubungan seksual

Patofisiologi
Kuman penyebab gonorrhea masuk ke dalam tubuh dengan karakteristik yang
berbeda-beda pada protein yang terdapat di permukaan masing-masing kuman,
subtipe tertentu dapat menghindari respon imun dan bahkan cenderung menyebabkan
infeksi yang meluas (sistemik). Neisseria gonorrhoeae bersifat patogen, dipengaruhi
oleh keberadaan fili pada permukaannya, yakni berupa rambut halus di permukaan
membran. Fili tersebut mencegah fagositosis oleh neutrofil, dan juga mengandung
IgA protease yang mencerna IgA pada permukaan mukosa, baik pada uretra, tuba
falopi serta endoserviks, sehingga dapat menempel dan menyebabkan reaksi inflamasi
yang mencetuskan timbulnya eksudat purulen.

3. Sifilis (Raja Singa)


Definisi
Sifilis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Treponema
pallidum. Penyakit menular seksual adalah penyakit yang ditularkan melalui
hubungan seksual. Penyakit ini sangat kronik, bersifat sistemik dan menyerang
hampir semua alat tubuh.
Penyakit sifilis adalah penyakit kelamin yang bersifat kronis dan menahun
walaupun frekuensi penyakiti ini mulai menurun, tapi masih merupakan penyakit
yang berbahaya karena dapat menyerang seluruh organ tubuh termasuk sistem
peredaran darah, saraf dan dapat ditularkan oleh ibu hamil kepada bayi yang di
kandungnya. Sehingga menyebabkan kelainan bawaan pada bayi tersebut. Sifilis
sering disebut sebagai “Lues Raja Singa”.
Etiologi
Sifilis disebabkan oleh Treponema Pallidum. Treponema Pallidum termasuk
golongan Spirochaeta dan genus treponema yang berbentuk seperti spiral dengan
panjang antara 5- 20 mikron dan lebar 0,1- 0,2 mikron, mudah dilihat dengan
mikroskop lapangan gelap akan nampak seperti spiral yang bisa melakukan gerakan
seperti rotasi. Organisme ini bersifat anaerob mudah dimatikan oleh sabun, oksigen,
sapranin, bahkan oleh Aquades. Didalam darah donor yang disimpan dalam lemari es
Treponema Pallidum akan mati dalam waktu tiga hari tetapi dapat ditularkan melalui
tranfusi mengunakan darah segar

Faktor resiko
- Penyalahgunaan zat, terutama cocaine
- Pelacuran
- Sosio ekonomi lemah
- Kurangnya personal hygine daerah perineal
- Tidak adanya perawatan prenatal
- Banyak pasangan seksual

Patofisiologi
Menyerang semua organ tubuh sehingga cairan tubuh mengandung treponema
pallida. Stadium lanjut menyerang sistem kardiovaskuler, otak dan susunan syaraf,
serta dapat menjadi sifilis kongenital. Penjalaran menuju janin dalam kandungan
dapat menimbulkan cacat bawaan dan infeksi dini pada saat persalinan.

4. Klamidia
Definisi
Clamidia trachomatis adalah parasite intraseluler gram negative yang bentuknya
lebih kecil dari bakteri dan lebih besar dari virus. Organisme ini merupakan agen
utama bakteri penyebab infeksi menular seksual (IMS).

Etiologi
a. Klamidia sering ditemukan berkaitan dengan IMS lainnya.
b. Genus chlamydia memiliki 2 spesies:
1. Chlamydia psittaci tidak menyebabkan IMS dan tidak berkaitan dengan
perawatan pbstertic ginekologi (obgin). Infeksi menyebabkan penyakit
yang menyerupai flu ringan, diderita stelah terpajan kotoran burung yang
mengandung parasite
2. Chlamydia trachomatis merupakan spesies IMS yang menyebabkan
penyakit antara lain:
a. Penyakit radang panggul (PRP)
b. Urethritis nongonokok dan pascagonokokus
Manifestasi klinis
a. Meskipun pasien yang mengalami infeksi klamidia mungkin asimtomatik,
pasien bisa mengalami tanda dan gejala antara lain:
1. Umum
- Rabas vagina mukopurulen dan berbau busuk yang mengalir dari
ostium uteri serviks
- Eritema, edema dan kongesti pada serviks dan vagina
2. Servisitis
- Ektopi cobblestone
- Meningkatnya perdarahan
- Rabas mukopurulen dari ostium uteri
3. Urethritis
- Dysuria ringan atau nyeri abdomen bawah
- Piuria steril
- Awitan yang bertahap
- Rabas mukopurulen yang berasal dari uretra
b. Klamidia dapat menyerupai kondisi berikut:
1. Servitis klamidia bisa menyerupai servitis herpes simpleks. Klamidia
menyebabkan inflamasi dan ulserasi baik di ektoserviks maupun
endoserviks, sedangkan herpes simpleks mengenai ektoserviks saja
2. Klamidia bisa mengakibatkan PRP yang sam dengan PRP yang
disebabkan gonore
c. Pasien yang mengalami infeksi klamidia bisa mengalami periode laten yang
sangat panjang, seperti sifilis setelah infeksi awal
d. Klamidia merupakan penyebab utama
1. Servisitis mukopurulen
2. Infeksi uretra
3. PRP dan perihepatitis akut
4. Konjungtivitis neonates dan pneumonia
e. Klamidiosis berhubungan dengan:
1. Infertilitis ( sekunder akibat PRP)
2. Dysplasia serviks
3. Keguguran dan bayi lahir mati
4. Infeksi neonates
5. Endometris dan salpingitis pascapartum

Patofisiologi
Mulai dari serviks ataupun uretra keatas yang menyebabkan bartholinitis, uretitis,
endometritis, salfingitis yang dapat mengakibatkan infertilitas. Pada kehamilan resiko
meningkat karena dapat abortus, kematian janin, persalinan prematur, ketuban pecah
dini, dan endometritis post abortum maupun post partum. Pada bayi yang lahir
pervaginam dapat mengalami konjungtivitis inklusi dalam 2 minggu pertama
kehidupannya. Pneumonia dapat terjadi pada usia 3-4 bulan. Selain itu dapat terjadi
otitis media, obstruksi nasal dan bronchiolitis.

5. Herpes Genital
Definisi
Herpes genitalis adalah suatu penyakit menular seksual di daerah kelamin, kulit di
sekeliling rektum atau daerah disekitarnya yang disebabkan oleh virus herpes
simpleks.

Etiologi
Penyebabnya adalah virus herpes simpleks. Ada 2 jenis virus herpes simpleks
yaitu HSV-1 dan HSV-2. HSV-2 biasanya ditularkan melalui hubungan seksual,
sedangkan HSV-1 biasanya menginfeksi mulut. Kedua jenis virus herpes simpleks
tersebut bisa menginfeksi kelamin, kulit di sekeliling rektum atau tangan (terutama
bantalan kuku) dan bisa ditularkan kebagian tubuh lainnya (misalnya permukaan
mata). Luka herpes bisanya tidak terinfeksi oleh bakteri, tetapi beberapa penderita
juga memiliki organisme lainnya pada luka tersebut yang ditularkan secara seksual
(misalnya sifilis atau cangkroid).

Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis dari infeksi HSV tergantung pada tempat infeksi, dan status
imunitas host. Infeksi primer dengan HSV berkembang pada orang yang belum punya
kekebalan sebelumnya terhadap HSV-1 atau HSV-2, yang biasanya menjadi lebih
berat, dengan gejala dan tanda sistemik dan sering menyebabkan komplikasi.

Berbagai macam manifestasi klinis:

1. infeksi oro-fasial
2. infeksi genital
3. infeksi kulit lainnya
4. infeksi okular
5. kelainan neurologist
6. penurunan imunitas
7. herpes neonatal

Patofisiologi
Gejala awalnya mulai timbul pada hari ke 4-7 setelah terinfeksi. Gejala awal
biasanya berupa gatal, kesemutann dan sakit. Lalu akan muncul bercak kemerahan
yang kecil, yang diikuti oleh sekumpulan lepuhan kecil yang terasa nyeri. Lepuhan ini
pecah dan bergabung membentuk luka yang melingkar. Luka yang terbentuk biasanya
menimbulkan nyeri dan membentuk keropeng. Penderita bisa mengalami kesulitan
dalam berkemih dan ketika berjalan akan timbul nyeri. Luka akan membaik dalam
waktu 10 hari tetapi bisa meninggalkan jaringan parut.

Kelenjar getah bening selangkangan biasanya agak membesar. Gejala awal ini
sifatnya lebih nyeri, lebih lama dan lebih meluas dibandingkan gejala berikutnya dan
mungkin disertai dengan demam dan tidak enak badan.

Pada pria, lepuhan dan luka bisa terbentuk di setiap bagian penis, termasuk kulit
depan pada penis yang tidak disunat. Pada wanita, lepuhan dan luka bisa terbentuk di
vulva dan leher rahim. Jika penderita melakukan hubungan seksual melalui anus,
maka lepuhan dan luka bisa terbentuk di sekitar anus atau di dalam rektum.

Pada penderita gangguan sistem kekebalan (misalnya penderita infeksi HIV), luka
herpes bisa sangat berat, menyebar ke bagian tubuh lainnya, menetap selama beberapa
minggu atau lebih dan resisten terhadap pengobatan dengan asiklovir.

Gejala-gejalanya cenderung kambuh kembali di daerah yang sama atau di


sekitarnya, karena virus menetap di saraf panggul terdekat dan kembali aktif untuk
kembali menginfeksi kulit. HSV-2 mengalami pengaktivan kembali di dalam saraf
panggul. HSV-1 mengalami pengaktivan kembali di dalam saraf wajah dan
menyebabkan fever blister atau herpes labialis. Tetapi kedua virus bisa menimbulkan
penyakit di kedua daerah tersebut. Infeksi awal oleh salah satu virus akan memberikan
kekebalan parsial terhadap virus lainnya, sehingga gejala dari virus kedua tidak terlalu
berat.

6. HPV
Definisi
Human papilloma virus (HPV) adalah virus yang mudah menular dan sering
menyebabkan kandiloma akuminata, kadang-kadang disebut kutil venreal. Kutil ini
dapat ditemukan di serviks dan dinding vagina, uretra, bokong, anus dan genetalia
ekterna. HPV adalah virus penyakit menular seksual yang paling umum.

Etiologi
a. HPV ditransmisikan secara seksual. Namun bila penyakit ini tidak aktif, virus
tidak dapat ditularkan ke orang lain.
b. HPV menyebabkan tingkat infeksitifitas yang sedang
c. HPV membela berkali-kali bila respon imun rendah misalnya dalam kasus
HIV, kahamilan, merokok atau malnutrisi
d. HPV tidak dapat disembukan, individu yang terinfeksi akan selalu membawa
virus

Faktor Resiko
a. Perilaku seksual
b. Penyakit HIV AIDS
c. Koitus anal atau vagina tanpa perlindungan
d. Internal watersports ( berkemih kedalam rongga tubuh seperti vagina atau
anaus)
e. Fisting (memasukkan jari atau pergelangan tangan ke dalam anus)
f. Seks oral-anal
g. Penggunaan bersama jarum kotor oleh pengguna obat intravena

Manifestasi Klinis
a. Masa inkubasi dimulai dari 2 minggu sampai 9 bulan setelah pajanan, namun bias
lebih lama
b. Veruka genital dapat terlihat pada fulva, vagina, anus atau serviks, seperti di area
penis dan anus pria.
c. Pertumbuhan menyerupai veruka kecil, struktur khas menyebar, membesar, dan
menyatu membentuk pertumbuhan seperti tangkai kembang kol dengan dasar
sempit. Pertumbuhan ini mulai tampak dalam satu tandan kecil atau kumpulan
tandan dengan berbagai ukuran
d. Lesi pertumbuhan selama kehamilan dan dapat menutupi vulva dan perineum atau
meluas sampai mukosa vagina dan serviks. Lesi ini akan berkurang setelah
kelahiran
e. Veruka ini terkait dengan perkembangan kanker serviks. Pasien harus dipantau
ketat
f. Papilomatosis saluran pernafasan dapat datang dengan suara parau, dispnea,
stridor atau batuk
Patofidiologi
Kutil kelamin atau kondiloma disebabkan oleh infeksi pada epidermis oleh jenis
human papilloma virus yang spesifik pada sebagian besar lesi yang terjadi akibat HPV
6 atau 11 yang diumpai, namun tekadang HPV 16 atau jenis lain juga dijumpai
hubungan antara kutil kelamin dengan kutil kulit biasanya telah banyak dibahas
sebelumnya namun tidak ada bukti hubungan klinis atau virologis antara keduanya
meskipun demikian sejumlah kecil pasien dengan kutil kulit biasa juga mengalami
kutil yang sama pada bagian nital autoinokulasi dengan HPV 1,2 atau 4 tampaknya
merupakan penjelasan yang paling mungkin karena jeni-jenis tersebut telah
diidentifikasi pada beberapa material kutil.
g. Phatway
KONSEP DASAR KEPERAWATAN
Pengkajian

1. Identitas
Nama, Umur, Jenis kelamin, agama, suku, bangsa, pekerjaan, pendidikan, status perkawinan,
alamat, tanggal masuk Rumah Sakit.
2. Keluhan utama
Biasnaya nyeri saat kencing
3. Riwayat penyakit sekarang
Tanyakan penyebab terjadinya infeksi, bagaimana gambaran rasa nyeri, daerah mana yang
sakit, apakah menjalar atau tidak, ukur skala nyeri, dan kapan keluhan dirasakan
4. Riwayat penyakit dulu
Tanyakan apakah pasien pernah menderita penyakit parah sebelumnya
5. Riwayat kesehatan keluarga
Tanyakan apakah keluarga klien ada yang menderita penyaki yang sama dengan klien.
6. Pengkajian 11 pola fungsional gordon
1) Pola persepsi dan manajemen kesehatan
2) Pola nutrisi dan metabolik
3) Pola eliminasi
4) Pola latihan atau aktivitas
5) Pola istirahat tidur
6) pola persepsi kognitif
7) pola persepsi diri
8) pola koping dan toleansi stres
9) Pola peran hubungan
10) pola reproduksi seksual
11) pola keyakinan

Diagnosa
Diagnose keperawatan PMS terdiri dari :
1. Risiko infeksi yang berhubungan dengan faktor risiko PMS tertentu
2. Difisit pengetahuan yang berhubungan dengan perkembangan dan pengaruh dari
infeksi, terapi, dan pencegahan
3. Ansietas atau ketakutan yang berhubungan dengan pengaruh proses infeksi dan
penanganannya
4. Nyeri yang berhubungan dengan efek penyakit, uji diagnostic dan penanganannya
5. Gangguan citra tubuh yang berhubungan dengan perubahan akibat infeksi
Perencanaan

1. Risiko infeksi yang berhubungan dengan faktor risiko PMS tertentu

Risiko infeksi NOC : NIC :


Immune Status • Pertahankan teknik aseptif
Knowledge : Infection • Batasi pengunjung bila perlu
control • Cuci tangan setiap sebelum
Risk control dan sesudah
Setelah dilakukan tindakan tindakan keperawatan
keperawatan selama…… • Gunakan baju, sarung tangan
pasien tidak mengalami sebagai
infeksi dengan kriteria alat pelindung
hasil: • Ganti letak IV perifer dan
Klien bebas dari tanda dressing sesuai
dan gejala infeksi dengan petunjuk umum
Menunjukkan • Gunakan kateter intermiten
kemampuan untuk untuk
mencegah timbulnya menurunkan infeksi kandung
infeksi kencing
Jumlah leukosit dalam • Tingkatkan intake nutrisi
batas normal • Berikan terapi
Menunjukkan perilaku antibiotik:.................................
hidup sehat • Monitor tanda dan gejala
Status imun, infeksi sistemik
gastrointestinal, dan lokal
genitourinaria dalam • Pertahankan teknik isolasi
batas normal k/p
• Inspeksi kulit dan membran
mukosa
terhadap kemerahan, panas,
drainase
• Monitor adanya luka
• Dorong masukan cairan
• Dorong istirahat
• Ajarkan pasien dan keluarga
tanda dan
gejala infeksi
• Kaji suhu badan pada pasien
neutropenia
setiap 4 jam

2. Difisit pengetahuan yang berhubungan dengan perkembangan dan pengaruh dari


infeksi, terapi, dan pencegahan

Defisiensi Pengetahuan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervesi Keperawatan :


: NIC :
NOC : - Teaching : disease
- Kowlwdge : disease Process
process - Berikan penilaian tentang
- Kowledge : health tingkat pengetahuan
Behavior pasien tentang proses
Kriteria Hasil : penyakit yang spesifik
- Pasien dan keluarga - Jelaskan patofisiologi dari
menyatakan pemahaman penyakit dan bagaimana
tentang penyakit, kondisi, hal ini berhubungan
prognosis dan program dengan anatomi dan
pengobatan fisiologi, dengan cara
- Pasien dan keluarga yang tepat.
mampu melaksanakan - Gambarkan tanda dan
prosedur yang dijelaskan gejala yang biasa muncul
secara benar pada penyakit, dengan
- Pasien dan keluarga cara yang tepat
mampu menjelaskan - Gambarkan proses
kembali apa yang penyakit, dengan cara
dijelaskan perawat/tim yang tepat
kesehatan lainnya - Identifikasi kemungkinan
penyebab, dengna cara
yang tepat
- Sediakan informasi pada
pasien tentang kondisi,
dengan cara yang tepat
- Hindari harapan yang
kosong
- Sediakan bagi keluarga
informasi tentang
kemajuan pasien dengan
cara yang tepat
- Diskusikan perubahan
gaya hidup yang mungkin
diperlukan untuk
mencegah komplikasi di
masa yang akan datang
dan atau proses
pengontrolan penyakit
- Diskusikan pilihan terapi
atau penanganan
- Dukung pasien untuk
mengeksplorasi atau
mendapatkan second
opinion dengan cara yang
tepat atau diindikasikan
- Eksplorasi kemungkinan
sumber atau dukungan,
dengan cara yang tepat
- Rujuk pasien pada grup
atau agensi di komunitas
lokal, dengan cara yang
tepat
- Instruksikan pasien
mengenai tanda dan
gejala untuk melaporkan
pada pemberi perawatan
kesehatan, dengan cara
yang tepat

3. Ansietas atau ketakutan yang berhubungan dengan pengaruh proses infeksi dan
penanganannya

Ansietas Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan :


: NIC
NOC Anxiety Reduction
- Anxiety self-control (penurunan kecemasan)
- Anxiety level - Gunakan pendekatan
- Coping yang menenangkan
- Nyatakan dengan jelas
Kriteria Hasil : harapan terhadap pelaku
- Klien mampu pasien
mengidentifikasi dan - Jelaskan semua prosedur
mengungkapkan gejala dan apa yang dirasakan
cemas. selama prosedur
- Mengidentifikasi, - Pahami prespektif pasien
mengungkapkan dan terhadap situasi stres
menunjukkan tehnik - Temani pasien untuk
untuk mengontol cemas. memberikan keamanan
- Vital sign dalam batas dan mengurangi takut
normal. - Dorong keluarga untuk
- Postur tubuh, ekspresi menemani anak
wajah, bahasa tubuh dan - Lakukan back / neck rub
tingkat aktivfitas - Dengarkan dengan penuh
menunjukkan perhatian
berkurangnya - Identifikasi tingkat
kecemasan. kecemasan
- Bantu pasien mengenal
situasi yang
menimbulkan kecemasan
- Dorong pasien untuk
mengungkapkan
perasaan, ketakutan,
persepsi
- Instruksikan pasien
menggunakan teknik
relaksasi
- Berikan obat untuk
mengurangi kecemasan

4. Nyeri yang berhubungan dengan efek penyakit, uji diagnostic dan penanganannya

Nyeri akut Tujuan dan kriteria hasil : Intervensi keperawatan


NOC : NIC :
Pain Level, Lakukan pengkajian nyeri
pain control, secara
comfort level komprehensif termasuk
Setelah dilakukan tinfakan lokasi,
keperawatan selama …. karakteristik, durasi,
Pasien tidak mengalami frekuensi, kualitas
nyeri, dengan kriteria hasil: dan faktor presipitasi
• Mampu mengontrol nyeri Observasi reaksi
(tahu penyebab nyeri, nonverbal dari
mampu menggunakan ketidaknyamanan
tehnik nonfarmakologi Bantu pasien dan keluarga
untuk mengurangi nyeri, untuk mencari
mencari bantuan) dan menemukan dukungan
• Melaporkan bahwa nyeri Kontrol lingkungan yang
berkurang dengan dapat
menggunakan mempengaruhi nyeri seperti
manajemen nyeri suhu ruangan,
• Mampu mengenali nyeri pencahayaan dan kebisingan
(skala, intensitas, Kurangi faktor presipitasi
frekuensi dan tanda nyeri) nyeri
• Menyatakan rasa nyaman Kaji tipe dan sumber
setelah nyeri berkurang nyeri untuk
• Tanda vital dalam rentang menentukan intervensi
normal Ajarkan tentang teknik
• Tidak mengalami non farmakologi:
gangguan tidur napas dala, relaksasi,
distraksi, kompres
hangat/ dingin
Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri:
……...
Tingkatkan istirahat
Berikan informasi tentang
nyeri seperti
penyebab nyeri, berapa lama
nyeri akan
berkurang dan antisipasi
ketidaknyamanan
dari prosedur
Monitor vital sign
sebelum dan sesudah
pemberian analgesik pertama
kali
5. Gangguan citra tubuh yang berhubungan dengan perubahan akibat infeksi

Gangguan citra tubuh Tujuan dan kriteria hasil: Intervensi keperawatan


NOC: NIC :
Body image Body image enhancement
Self esteem - Kaji secara verbal dan
Setelah dilakukan nonverbal
tindakan keperawatan respon klien terhadap
selama …. gangguan tubuhnya
body image -Monitor frekuensi
pasien teratasi dengan mengkritik dirinya
kriteria hasil: - Jelaskan tentang
Body image positif pengobatan,
Mampu perawatan, kemajuan dan
mengidentifikasi prognosis
kekuatan personal penyakit
Mendiskripsikan - Dorong klien
secara faktual mengungkapkan
perubahan fungsi perasaannya
tubuh - Identifikasi arti
Mempertahankan pengurangan melalui
interaksi sosial pemakaian alat bantu
- Fasilitasi kontak dengan
individu lain
dalam kelompok kecil
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/doc/309252530/Makalah-Mengenai-Penyakit-Menular-Seksual-Kel-1

https://www.academia.edu/11865037/CONDYLOMA_ACUMINATUM

https://www.academia.edu/12956704/MAKALAH_HERPES

https://www.alomedika.com/penyakit/penyakit-infeksi/hiv/patofisiologi

https://www.alomedika.com/penyakit/penyakit-infeksi/gonorea/patofisiologi

S-ar putea să vă placă și