Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Disusun oleh :
KELOMPOK 1
a. Definisi
Penyakit menular seksual (PMS) di tularkan melalui hubungan atau kontak
seksual. Banyak PMS yang berhasil disembuhkan apabila dideteksi sejak dini. Meski
demikian, ada beberapa jenis PMS yang bersifat kronis atau tidak dapat disembuhkan.
b. Etiologi
Disebabkan oleh organisme penyebab penyakit seksual yang tinggal dalam
darah dan cairan tubuh, menurut handsfield (2001), penyakit menular seksual dapat
diklasifikasikan berdasarkan agen penyebabnya yakni:
dari golongan bakteri, yakni Neisseria gonorrhoeae, treponema pallidum,
chlamydia trachomatis, ureaplasma ueralyticum, mycoplasma hominis,
grandnerella vaginalis, salmonella sp, shigella sp, campylobacter sp, streptococcus
group B, mobiluncus sp.
Dari golongan protozoa, yakni trichomonas vaginalis, entamoeba histolytica,
giardia lambia.
Dari golongan virus, yakni human immunodeficiency virus (tipe 1 dan 2), herpes
simplex virus (tipe 1 dan 2), human papiloman virus, cytomegalovirus, Epstein-
barr virus, molluscum contagiosum virus.
Dari golongan ektoparasit, yakni P hthirus pubis dan sarcoptes scabei.
c. Epidemiologi
Di Indonesia PMS telah dimulai menjalar dengan perkembangan penularan
yang cepat. Perubahan perilaku seksual telah menyebabkan timbulnya berbagai
masalah yang berkaitan dengan penyakit menular seksual dan kehamilan yang tidak di
kehendaki.
Di Indonesia telah banyak laporan mengenai prevalensi infeksi menular seksual
ini. Beberapa laporan yang ada dari beberapa lokasi antara tahun 1991-2001
menunjukan prevalensi infeksi gonorre dan klamidia antara yang tinggi 20-35%.
Di dunia, wilayah asia selatan tenggara merupakan peringkat kedua dalam infeksi
menular seksual, termasuk Indonesia. (bulletin off the world health organization,
2001,79)
Pada tahun 1995, WHO memperkirakan lebih besar 330 juta penderita PMS
berobat setiap tahunnya dan setiap hari terjadi sekitar 1 juta penderita infeksi
PMS.
Angka insidensi sifilis dan gonorrhea pada laki-laki sedikit lebih tinggi dari pada
perempuan.
Sebuah survey yang dilakukan oleh youth risk behavior survey (YRBS) secara
nasional di amerika serikat pada tahun 2007 mendapati bahwa 47,8% pelajar yang
duduk di tingkat 9-12 telah melakukan hubungan seksual,35% pelajar SMA telah
aktif secara seksual dan 38,5% dari pelajar SMA tersebut tidak menggunakan
kondom pada saat berhubungan seksual yang terakhir kali dilakukan. Selain itu,
4.4% siswa SMA ternyata sudah menggunakan ekstasi.
d. Faktor Resiko
Resistensi (kekebalan) bakteri terhadap antibiotic akibat pemakaian antibiotic
bebas. Hal ini menyebabkan semakin banyaknya bakteri resistan terhadap
antibiotic
Individu dengan gangguan imunitas.
Prostitusi
Hubungan seks tidak aman diluar nikah
Berganti-ganti pasangan
Ketidaktahuan
Mobilitas penduduk
Kelompok resiko tinggi tertular PMS
Pelancong
PSK
Pecandu narkoba
Homoseksual
Pekerja kesehatan
e. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis yang ditemukan berdasarkan organisme yang menginfeksi
dan infeksi terjadi, namun pada umumnya menunjukkan manifestasi klinis berikut:
Keluar nanah kenyal kuning kehijauan dari vagina, penis atau dubur
Keputihan pada wanita berwarna kuning kecoklatan
Gatal pada sekitar alat kelamin
Rasa perih, nyeri atau panas saat kencing atau setelah kencing
Ujung penis tampak merah dan bengkak
Adanya luka terbuka, luka basah disekita kemaluan atu disekitar mulu(nyeri
ataupun tidak)
Tumbuh seperti jengger ayam atau kutil di sekitar alat kelamin
Terjadi pembekakan kelenjar limfa yang terdapat pada lipatan paha.
Pada pria, kantung pelir menjadi bengkak dan nyeri.
Pada wanita, sakit perut bagian bawah yang kambuhan (tetapi tidak ada
hubungannya dengan haid)
Mengeluarkan dara setelah berhubungan seks, dan
Secara umum merasa tidak enak badan atau demam.
Kehilangan berat badan
f. Klasifikasi
1. HIV AIDS
Definisi
Suatu kondisi klinis yang disebabkan oleh infeksi virus HIV (Human
Immonudeficiency Virus). Pada kebanyakan kasus infeksi HIV menyebabkan
acquiredimmune deficiency syndrome (AIDS).
AIDS didefinisikan oleh center for disease control and prevention sebagai HIV
dengan indicator penyakit penyerta meliputi (1) infeksi orportunistik, (2) kanker
tertentu, seperti sarkoma Kaposi, limfoma, dan karsinoma servikalis atau anal
invasive : (3) penyakit neurologis penyerta : dan (4) pneumonia berulang.
Etiologi
HIV/AIDS disebabkan oleh dua jenis retrovirus yang berkaitan, dikenal dengan
HIV-1 dan HIV-2, HIV-1 kerap ditemukan di afrika tengah dan timur, amerika, eropa,
serta asia. HIV-2 kerap ditemukan diafrika barat, prancis dan Portugal. Retrovirus
ditransmisikan melalui pertukaran cairan tubuh (mis : semen, darah) atau melalui
tranfusi darah. Individu yang terinfeksi akan mendapatkan uji HIV- selama beberapa
minggu dan kemungkinan selama 1 tahun. Kecepatan perkembangan penyakit ini
bervariasi. Waktu rekaan perkembangan AIDS adalah 10 tahun.
Faktor resiko
Pria yang berhubungan dengan laki-laki (homoseksual)
Berganti-ganti pasangan seks
Bergantian dalam memakai jarum suntikan
Melakukan hubungan seksual dengan penderita HIV/AIDS
Melakukan hubungan seks bebas
Memiliki penyakit menular seksual lainnya seperti syphilis, herpes, gonore atau
bacterial vaginosis
Mendapatkan transfusi dara dari seorang pendonor yang positif mengidap
HIV/AIDS
Seorang ibu yang telah dinyatakan positif memiliki pemyakit HIV, dan berpotensi
menularkan penyakitnya tersebut pada anak yang dilahirkannya.
Patofisiologi
Dimulai dari transmisi virus ke dalam tubuh yang menyebabkan infeksi yang
terjadi dalam 3 fase: serokonversi, asimtomatik, dan acquired immunodeficiency
syndrome (AIDS).
Fase serokonversi terjadi di masa awal infeksi HIV. Pada fase ini, terjadi viremia
plasma dengan penyebaran yang luas dalam tubuh, selama 4-11 hari setelah virus
masuk melalui mukosa tubuh. Kondisi ini dapat bertahan selama beberapa minggu,
dengan gejala yang cukup ringan dan tidak spesifik, umumnya berupa demam, flu-like
syndrome, limfadenopati dan ruam-ruam. Kemudian, keluhan akan berkurang dan
bertahan tanpa gejala mengganggu. Pada masa ini, umumnya akan mulai terjadi
penurunan nilai CD4, dan peningkatan viral-load.
Pada fase asimtomatik, HIV sudah dapat terdeteksi melalui pemeriksaan darah.
Penderita infeksi HIV dapat hidup bebas gejala hingga 5-10 tahun walau tanpa
intervensi pengobatan. Pada fase ini, replikasi virus terus berjalan, virulensi
tinggi, viral load stabil tinggi, serta terjadi penurunan CD4 secara konstan.
Pada fase AIDS, umumnya viral-load tetap berada dalam kadar yang tinggi. CD4
dapat menurun hingga lebih rendah dari 200/µl.
Infeksi oportunistik mulai muncul secara signifikan. Infeksi oportunistik ini
bersifat berat, meliputi dan mengganggu berbagai fungsi organ dan sistem dalam
tubuh. Menurunnya CD4 mempermudah infeksi dan perubahan seluler menjadi
keganasan.
2. Gonore
Definisi
Penyakit gonore adalah penyakit seksual yang sering terjadi. Penyebabnya adalah
bakteri Neisseria Gonorrhoeae (diplococcus gram negative) yang ersifat purulent dan
menyerang permukaan mukosa manapun di tubuh manusia.
Etiologi
Gonore merupakan infeksi mukosa pada epitel koumnar yang dituarkan melalui
hubungan seksual dan disebabkan oleh Neisseria Gonorrheae. Secara morfologik
gonococcus ini terdiri atas 4 tipe yaitu tipe 1 dan 2 yang mempunyai pili yang bersifat
virulen, serta tipe 3 dan 4 tidak mempunyai pili dan bersifat non virulen, pili akan
melekat pada mukosa epitel dan menimbulkan reaksi radang.
Faktor Resiko
- Berganti ganti pasangan
- Mempunyai mitra seksual yang sudah terinfeksi penyakit ini
- Tidak menggunakan kondom saat berhubungan seksual
Patofisiologi
Kuman penyebab gonorrhea masuk ke dalam tubuh dengan karakteristik yang
berbeda-beda pada protein yang terdapat di permukaan masing-masing kuman,
subtipe tertentu dapat menghindari respon imun dan bahkan cenderung menyebabkan
infeksi yang meluas (sistemik). Neisseria gonorrhoeae bersifat patogen, dipengaruhi
oleh keberadaan fili pada permukaannya, yakni berupa rambut halus di permukaan
membran. Fili tersebut mencegah fagositosis oleh neutrofil, dan juga mengandung
IgA protease yang mencerna IgA pada permukaan mukosa, baik pada uretra, tuba
falopi serta endoserviks, sehingga dapat menempel dan menyebabkan reaksi inflamasi
yang mencetuskan timbulnya eksudat purulen.
Faktor resiko
- Penyalahgunaan zat, terutama cocaine
- Pelacuran
- Sosio ekonomi lemah
- Kurangnya personal hygine daerah perineal
- Tidak adanya perawatan prenatal
- Banyak pasangan seksual
Patofisiologi
Menyerang semua organ tubuh sehingga cairan tubuh mengandung treponema
pallida. Stadium lanjut menyerang sistem kardiovaskuler, otak dan susunan syaraf,
serta dapat menjadi sifilis kongenital. Penjalaran menuju janin dalam kandungan
dapat menimbulkan cacat bawaan dan infeksi dini pada saat persalinan.
4. Klamidia
Definisi
Clamidia trachomatis adalah parasite intraseluler gram negative yang bentuknya
lebih kecil dari bakteri dan lebih besar dari virus. Organisme ini merupakan agen
utama bakteri penyebab infeksi menular seksual (IMS).
Etiologi
a. Klamidia sering ditemukan berkaitan dengan IMS lainnya.
b. Genus chlamydia memiliki 2 spesies:
1. Chlamydia psittaci tidak menyebabkan IMS dan tidak berkaitan dengan
perawatan pbstertic ginekologi (obgin). Infeksi menyebabkan penyakit
yang menyerupai flu ringan, diderita stelah terpajan kotoran burung yang
mengandung parasite
2. Chlamydia trachomatis merupakan spesies IMS yang menyebabkan
penyakit antara lain:
a. Penyakit radang panggul (PRP)
b. Urethritis nongonokok dan pascagonokokus
Manifestasi klinis
a. Meskipun pasien yang mengalami infeksi klamidia mungkin asimtomatik,
pasien bisa mengalami tanda dan gejala antara lain:
1. Umum
- Rabas vagina mukopurulen dan berbau busuk yang mengalir dari
ostium uteri serviks
- Eritema, edema dan kongesti pada serviks dan vagina
2. Servisitis
- Ektopi cobblestone
- Meningkatnya perdarahan
- Rabas mukopurulen dari ostium uteri
3. Urethritis
- Dysuria ringan atau nyeri abdomen bawah
- Piuria steril
- Awitan yang bertahap
- Rabas mukopurulen yang berasal dari uretra
b. Klamidia dapat menyerupai kondisi berikut:
1. Servitis klamidia bisa menyerupai servitis herpes simpleks. Klamidia
menyebabkan inflamasi dan ulserasi baik di ektoserviks maupun
endoserviks, sedangkan herpes simpleks mengenai ektoserviks saja
2. Klamidia bisa mengakibatkan PRP yang sam dengan PRP yang
disebabkan gonore
c. Pasien yang mengalami infeksi klamidia bisa mengalami periode laten yang
sangat panjang, seperti sifilis setelah infeksi awal
d. Klamidia merupakan penyebab utama
1. Servisitis mukopurulen
2. Infeksi uretra
3. PRP dan perihepatitis akut
4. Konjungtivitis neonates dan pneumonia
e. Klamidiosis berhubungan dengan:
1. Infertilitis ( sekunder akibat PRP)
2. Dysplasia serviks
3. Keguguran dan bayi lahir mati
4. Infeksi neonates
5. Endometris dan salpingitis pascapartum
Patofisiologi
Mulai dari serviks ataupun uretra keatas yang menyebabkan bartholinitis, uretitis,
endometritis, salfingitis yang dapat mengakibatkan infertilitas. Pada kehamilan resiko
meningkat karena dapat abortus, kematian janin, persalinan prematur, ketuban pecah
dini, dan endometritis post abortum maupun post partum. Pada bayi yang lahir
pervaginam dapat mengalami konjungtivitis inklusi dalam 2 minggu pertama
kehidupannya. Pneumonia dapat terjadi pada usia 3-4 bulan. Selain itu dapat terjadi
otitis media, obstruksi nasal dan bronchiolitis.
5. Herpes Genital
Definisi
Herpes genitalis adalah suatu penyakit menular seksual di daerah kelamin, kulit di
sekeliling rektum atau daerah disekitarnya yang disebabkan oleh virus herpes
simpleks.
Etiologi
Penyebabnya adalah virus herpes simpleks. Ada 2 jenis virus herpes simpleks
yaitu HSV-1 dan HSV-2. HSV-2 biasanya ditularkan melalui hubungan seksual,
sedangkan HSV-1 biasanya menginfeksi mulut. Kedua jenis virus herpes simpleks
tersebut bisa menginfeksi kelamin, kulit di sekeliling rektum atau tangan (terutama
bantalan kuku) dan bisa ditularkan kebagian tubuh lainnya (misalnya permukaan
mata). Luka herpes bisanya tidak terinfeksi oleh bakteri, tetapi beberapa penderita
juga memiliki organisme lainnya pada luka tersebut yang ditularkan secara seksual
(misalnya sifilis atau cangkroid).
Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis dari infeksi HSV tergantung pada tempat infeksi, dan status
imunitas host. Infeksi primer dengan HSV berkembang pada orang yang belum punya
kekebalan sebelumnya terhadap HSV-1 atau HSV-2, yang biasanya menjadi lebih
berat, dengan gejala dan tanda sistemik dan sering menyebabkan komplikasi.
1. infeksi oro-fasial
2. infeksi genital
3. infeksi kulit lainnya
4. infeksi okular
5. kelainan neurologist
6. penurunan imunitas
7. herpes neonatal
Patofisiologi
Gejala awalnya mulai timbul pada hari ke 4-7 setelah terinfeksi. Gejala awal
biasanya berupa gatal, kesemutann dan sakit. Lalu akan muncul bercak kemerahan
yang kecil, yang diikuti oleh sekumpulan lepuhan kecil yang terasa nyeri. Lepuhan ini
pecah dan bergabung membentuk luka yang melingkar. Luka yang terbentuk biasanya
menimbulkan nyeri dan membentuk keropeng. Penderita bisa mengalami kesulitan
dalam berkemih dan ketika berjalan akan timbul nyeri. Luka akan membaik dalam
waktu 10 hari tetapi bisa meninggalkan jaringan parut.
Kelenjar getah bening selangkangan biasanya agak membesar. Gejala awal ini
sifatnya lebih nyeri, lebih lama dan lebih meluas dibandingkan gejala berikutnya dan
mungkin disertai dengan demam dan tidak enak badan.
Pada pria, lepuhan dan luka bisa terbentuk di setiap bagian penis, termasuk kulit
depan pada penis yang tidak disunat. Pada wanita, lepuhan dan luka bisa terbentuk di
vulva dan leher rahim. Jika penderita melakukan hubungan seksual melalui anus,
maka lepuhan dan luka bisa terbentuk di sekitar anus atau di dalam rektum.
Pada penderita gangguan sistem kekebalan (misalnya penderita infeksi HIV), luka
herpes bisa sangat berat, menyebar ke bagian tubuh lainnya, menetap selama beberapa
minggu atau lebih dan resisten terhadap pengobatan dengan asiklovir.
6. HPV
Definisi
Human papilloma virus (HPV) adalah virus yang mudah menular dan sering
menyebabkan kandiloma akuminata, kadang-kadang disebut kutil venreal. Kutil ini
dapat ditemukan di serviks dan dinding vagina, uretra, bokong, anus dan genetalia
ekterna. HPV adalah virus penyakit menular seksual yang paling umum.
Etiologi
a. HPV ditransmisikan secara seksual. Namun bila penyakit ini tidak aktif, virus
tidak dapat ditularkan ke orang lain.
b. HPV menyebabkan tingkat infeksitifitas yang sedang
c. HPV membela berkali-kali bila respon imun rendah misalnya dalam kasus
HIV, kahamilan, merokok atau malnutrisi
d. HPV tidak dapat disembukan, individu yang terinfeksi akan selalu membawa
virus
Faktor Resiko
a. Perilaku seksual
b. Penyakit HIV AIDS
c. Koitus anal atau vagina tanpa perlindungan
d. Internal watersports ( berkemih kedalam rongga tubuh seperti vagina atau
anaus)
e. Fisting (memasukkan jari atau pergelangan tangan ke dalam anus)
f. Seks oral-anal
g. Penggunaan bersama jarum kotor oleh pengguna obat intravena
Manifestasi Klinis
a. Masa inkubasi dimulai dari 2 minggu sampai 9 bulan setelah pajanan, namun bias
lebih lama
b. Veruka genital dapat terlihat pada fulva, vagina, anus atau serviks, seperti di area
penis dan anus pria.
c. Pertumbuhan menyerupai veruka kecil, struktur khas menyebar, membesar, dan
menyatu membentuk pertumbuhan seperti tangkai kembang kol dengan dasar
sempit. Pertumbuhan ini mulai tampak dalam satu tandan kecil atau kumpulan
tandan dengan berbagai ukuran
d. Lesi pertumbuhan selama kehamilan dan dapat menutupi vulva dan perineum atau
meluas sampai mukosa vagina dan serviks. Lesi ini akan berkurang setelah
kelahiran
e. Veruka ini terkait dengan perkembangan kanker serviks. Pasien harus dipantau
ketat
f. Papilomatosis saluran pernafasan dapat datang dengan suara parau, dispnea,
stridor atau batuk
Patofidiologi
Kutil kelamin atau kondiloma disebabkan oleh infeksi pada epidermis oleh jenis
human papilloma virus yang spesifik pada sebagian besar lesi yang terjadi akibat HPV
6 atau 11 yang diumpai, namun tekadang HPV 16 atau jenis lain juga dijumpai
hubungan antara kutil kelamin dengan kutil kulit biasanya telah banyak dibahas
sebelumnya namun tidak ada bukti hubungan klinis atau virologis antara keduanya
meskipun demikian sejumlah kecil pasien dengan kutil kulit biasa juga mengalami
kutil yang sama pada bagian nital autoinokulasi dengan HPV 1,2 atau 4 tampaknya
merupakan penjelasan yang paling mungkin karena jeni-jenis tersebut telah
diidentifikasi pada beberapa material kutil.
g. Phatway
KONSEP DASAR KEPERAWATAN
Pengkajian
1. Identitas
Nama, Umur, Jenis kelamin, agama, suku, bangsa, pekerjaan, pendidikan, status perkawinan,
alamat, tanggal masuk Rumah Sakit.
2. Keluhan utama
Biasnaya nyeri saat kencing
3. Riwayat penyakit sekarang
Tanyakan penyebab terjadinya infeksi, bagaimana gambaran rasa nyeri, daerah mana yang
sakit, apakah menjalar atau tidak, ukur skala nyeri, dan kapan keluhan dirasakan
4. Riwayat penyakit dulu
Tanyakan apakah pasien pernah menderita penyakit parah sebelumnya
5. Riwayat kesehatan keluarga
Tanyakan apakah keluarga klien ada yang menderita penyaki yang sama dengan klien.
6. Pengkajian 11 pola fungsional gordon
1) Pola persepsi dan manajemen kesehatan
2) Pola nutrisi dan metabolik
3) Pola eliminasi
4) Pola latihan atau aktivitas
5) Pola istirahat tidur
6) pola persepsi kognitif
7) pola persepsi diri
8) pola koping dan toleansi stres
9) Pola peran hubungan
10) pola reproduksi seksual
11) pola keyakinan
Diagnosa
Diagnose keperawatan PMS terdiri dari :
1. Risiko infeksi yang berhubungan dengan faktor risiko PMS tertentu
2. Difisit pengetahuan yang berhubungan dengan perkembangan dan pengaruh dari
infeksi, terapi, dan pencegahan
3. Ansietas atau ketakutan yang berhubungan dengan pengaruh proses infeksi dan
penanganannya
4. Nyeri yang berhubungan dengan efek penyakit, uji diagnostic dan penanganannya
5. Gangguan citra tubuh yang berhubungan dengan perubahan akibat infeksi
Perencanaan
3. Ansietas atau ketakutan yang berhubungan dengan pengaruh proses infeksi dan
penanganannya
4. Nyeri yang berhubungan dengan efek penyakit, uji diagnostic dan penanganannya
https://id.scribd.com/doc/309252530/Makalah-Mengenai-Penyakit-Menular-Seksual-Kel-1
https://www.academia.edu/11865037/CONDYLOMA_ACUMINATUM
https://www.academia.edu/12956704/MAKALAH_HERPES
https://www.alomedika.com/penyakit/penyakit-infeksi/hiv/patofisiologi
https://www.alomedika.com/penyakit/penyakit-infeksi/gonorea/patofisiologi