Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
pemerintah atau swadaya masyarakat yang lebih mengutamakan promosi kesehatan serta
pencagahan penyakit. Upaya pemeliharaan yang mencangkup dua aspek kuratif dan
rehabilitatif, sedangkan upaya peningkatan kesehatan juga mencangkup dua aspek yaitu
Menurut World Health Organization (WHO) Tahun 2002 Kesehatan yang baik atau
kesejahteraan adalah suatu kondisi dimana tidak hanya bebas dari penyakit, namun juga harus
kesehatan, perilaku dan lingkungan. Faktor pelayanan kesehatan meliputi ketersediaan klinik
kesehatan dan fasilitas kesehatan lainya, faktor perilaku meliputi antara lain perilaku mencari
pengobatan dan perilaku hidup bersih dan sehat, sedangkan faktor lingkungan antara lain
kondisi lingkungan yang sehat dan memenuhi persyaratan (HL.Blum dalam Notoatmodjo,
2003 : 146).
meningkat. Didapatkan data pada decade tahun 2005 sampai tahun 2010 penderita hernia
segala jenis mencapai 19.173.279 penderita (12.7%) dengan penyebaran yang paling banyak
termasuk Indonesia, selain itu Negara Uni emirat arab adalah Negara dengan jumlah
penderita hernia terbesar di dunia sekitar 3.950 penderita pada tahun 2011(http://askep-
periode Januari 2010 sampai dengan Februari 2011 berjumlah 1.243 yang mengalami
gangguan hernia, termasuk berjumlah 230 orang (5,59%) terjadi pada anak-anak
Sedangkan di Rumah Sakit Raden Mataher Jambi sepanjang periode Januari 2010
sampai dengan Januari 2011 dari keseluruhan pasien rawat inap dengan penyakit bedah
Berdasarkan data penyakit hernia dari medical record Rumah sakit umum Mayjen.
H. A. Thalib Kabupaten Kerinci didapatkan data pasien hernia pada tahun 2008 sebanyak 49
(55,22%), tahun 2009 sebanyak 17 (15%), sedangkan pada tahun 2010 jumlah pasien yang
bedah, hernia menduduki urutan keenam dari sepuluh penyakit terbesar diruangan bedah.
Pada bulan Januari sebanyak 6 orang (10,18%), pasien yang meenjalani operasi di bulan
februari sebanyak 7 orang (12,44%), Maret 13 orang (13,8%, April 7 orang (14%) dan pada
Peran perawat pada kasus hernia meliputi sebagai pemberi asuhan keperawatan
langsung kepada klien yang mengalami hernia dan post operasi herniotomy, sebagai pendidik
operasi dan kejadian berulang dan perawatan herniotomy, serta sebagai peneliti yaitu dimana
perawat berupaya meneliti asuhan keperawatan kepada klien herniotomy melalui metode
ilmiah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Konsep Dasar
2.1.1. Definisi
Hernia adalah penonjolan isi perut dari rongga yang normal melalui suatu defek
pada fasia muskuloaponeurotik dinding perut, baik secara kongenital atau didapat, yang
memberi jalan keluar pada setiap alat tubuh selain yang biasa melalui dinding tersebut
Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau
bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan. Pada hernia abdomen, isi perut menonjol
melalui defek atau bagian lemah dari lapisan muskulo-aponeurotik dinding perut
abnormal suatu organ atau bagian suatu organ melalui lubang (apertura) pada stuktur
disekitarnya, umumnya protusio organ abdominal melalui celah dari dinding abdomen (Sue
Hinchliff, 2000:206).
Hernia adalah tonjolan keluarnya organ atau jaringan melalui dinding rongga
dimana organ tersebut seharusnya berada yang didalam keadaan normal tertutup (Suster nada,
21 juli 2007).
Sedangkan Hernia Scrotalis adalah penonjolan hernia yang terjadi pada kantong
scrotum sering terjadi pada anak-anak karena kelainan kongenital (bawaan). Operasi hernia
adalah tindakan pembedahan yang dilakukan untuk mengembalikan isi hernia pada posisi
hhernia menurut Sjamsuhidayat (2015), Hernia Scrotalis adalah hernia yang melalui atau
menekan area Scrotum yang terletak lateral dari pembuluh epigastrika inferior kemudian
hernia masuk ke dalam kanalis inguinalis dan jika cukup panjang, menonjol keluar dan
menekan testis.
kantong dibuka dan isi hernia dibebaskan kalau ada perlekatan, kemudian direposisi kantong
Saluran pencernaan makanan merupakan saluran yang menerima makanan dari luar
dan mempersiapkannya untuk diserap oleh tubuh dengan jalan proses pencernaan dengan
enzim dan zat cair yang terbentang mulai dari mulut sampai anus.
1.Mulut
Mulut merupakan permulaan saluran pencernaan, selaput lendir mulut ditutup epithelium
Selaput ini kaya akan pembuluh darah dan memuat ujung akhir saraf sensoris didalam rongga
mulut.
2. Faring
Faring merupakan organ yang menghubungkan rongga mulut dan kerongkongan (esofagus).
Didalam lengkung faring terdapat tonsil (amandel) yaitu kumpulan kelenjar limfe yang
banyak mengandung limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi, disini terletak
persimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan, letaknya dibelakang rongga mulut dan
hidung.
3. Esofagus/Kerongkongan
25cm, mulai dari faring sampai pintu masuk kardiak dibawah panjangnya lambung.
4. Gaster/Lambung
Lambung merupakan bagian dari saluran yang dapat mengembang paling banyak terutama di
daerah spingter. Lambung terdiri dari bagian atas fundus uteri berhubungan dengan osofagus
melalui orifisium pilorik, terletak dibawah diafragma didepan pankreas dan limpa, menempel
5. Usus halus
Merupakan bagian dari sistem pencernaan makanan yang berpangkal dari pilorus dan
berakhir pada sekum, panjangnya ± 6 meter, merupakan saluran paling panjang tempat proses
pencernaan dan absorbsi hasil pencernaan. Usus halus dibagi tiga bagian, yaitu:
a) Duodenum/Usus 12 jari, panjang ± 25cm berbentuk seperti tapal kuda melengkung kekiri,
bagian kanan duodenum terdapat selaput lendir yang disebut papilla vateri, disini terdapat
muara saluran empedu dan saluran pankreas. Empedu dibuat dihati untuk dikeluarkan di
duodenum melalui duktus koleduktus yang fungsinya mengemulsikan lemak dengan bantuan
lipase. Pankreas menghasilkan amilase yang berfungsi mencerna hidrat arang menjadi
disakarida dan tripsin yang berfungsi mencerna protein menjadi asam amino atau albumin
dan polipeptida.
b) Yeyunum/Jejunum, terletak di regio abdominalis media sebelah kiri dengan panjang ± 2-3
meter.
c) Ileum, terletak di regio abdominalis bawah dengan panjang ± 4-5 meter, lekukan yeyenum
dan ileum melekat pada dinding abdomen posterior dengan perantara lipatan peritonium yang
Usus besar/Intestinum mayor 1,5m, lebarnya ± 5-6cm. Bagian-bagian usus besar yaitu kolon
asenden panjangnya 13cm, apendik (usus buntu), kolon tranversum panjangnya ± 38cm,
Peritonium terdiri dari dua bagian yaitu: peritonium parietal yang melapisi dinding rongga
abdomen dan peritonium viseral yang melapisi semua organ yang berada dalam rongga
b) Membentuk pembatas yang halus sehingga organ yang ada dalam rongga peritonium tidak
saling bergesekan.
abdomen.
d) Kelenjar limfe dan pembuluh darah yang membantu melindungi terhadap infeksi.
1) Kantong hernia
Pada hernia abdominalis berupa peritoneum parietalis. Tidak semua hernia memiliki kantong,
2) Isi hernia
Berupa organ atau jaringan yang keluar melalui kantong hernia, misalnya usus, ovarium, dan
4) Leher hernia
2.1.3. Etiologi
Hernia dapat terjadi karena lubang embrional yang tidak menutup atau melebar,
atau akibat tekanan rongga perut yang meninggi. Adapun beberapa faktor yang dapat
1. Kongenital
Terjadi akibat prosesus vaginalis peritonium disertai dengan annulus inguinalis yang cukup
lebar, terutama ditemukan pada bayi. Lemahnya dinding rongga perut. Dapat ada sejak lahir
atau didapat kemudian dalam hidup. Adapun penyebab kongenital atau bawaan dapat dibagi
a) Hernia congenital sempurna. Bayi sudah menderita hernia kerena adanya defek pada
b) Hernia congenital tidak sempurna. Bayi dilahirkan normal (kelainan belum tampak) tapi dia
tahun) setelah lahir akan terjadi hernia melalui defek tersebut karena dipengaruhi oleh
d) Pekerja keras
3. Kelemahan otot dinding perut, yang disebabkan oleh:
4. Aquisial, aquisial adalah hernia yang terbuka disebabkan karena adanya defek bawaan tetapi
disebabkan oleh fakor lain yang dialami manusia selama hidupnya, antara lain :
a) Tekanan intraabdominal yang tinggi. Banyak dialami oleh pasien yang sering mengejan
b) Konstitusi tubuh. Orang kurus cenderung terkena hernia jaringan ikatnya yang sedikit.
Sedangkan pada orang gemuk juga dapat terkena hernia karena banyaknya jaaringan lemak
pada tubuhnya yang menambah beban kerja jaringan ikat penyokong pada LMR.
a) Hernia inguinalis adalah hernia yang terjadi dilipatan paha. Batang usus melewati cincin
abdomen dan mengikuti saluran sperma masuk ke dalam kanalis inguinalis. Jenis ini
merupakan yang tersering ditemukan atau terjadi pada pasien dan dikenal dengan istilah turun
b) Hernia Scrotalis adalah hernia yang terjadi apabila usus masuk kedalam kantung scrotum
ini terjadi bila batang usus melewati cincin abdomen dan mengikuti saluran sperma masuk ke
dalam kanalis inguinalis kemudian masuk kedalam kantong scrotum dan menekan pada isi
c) Hernia umbilikus adalah hernia yang tejadi apabila usus masuk melalui prosecus discus
pada pusat atau sering disebut hernia di pusat, hernia jenis ini terjadi pada bayi yang baru
d) Hernia femoralis adalah hernia yang tejadi apabila usus masuk melalui prosecus discus di
paha.
a) Hernia usus halus adalah hernia yang terjadi bila yang melewati cincin abdomen adalah
usus halus.
b) Henia Omentum
Hernia omentum adalah hernia yang terjadi bila yang melewati cincin abdomen adalah
penyangga usus. Omentum adalah berupa organ atau jaringan yang keluar melalui kantong
Adalah jenis hernia yang terjadi apabila, system syaraf pusat atau sumsum tulang belakang
pada vertebra terjepi pada discus vertebrae terjadi karena trauma yang melibatkan tulang
a) Hernia Reponibel
Isi hernia dapat keluar masuk, usus keluar jika mengejan dan masuk jika berbaring atau
b) Hernia Ireponibel
Kantong hernia tidak dapat dikembalikan ke dalam rongga, ini disebabkan oleh perlengketan
Isi hernia terjepit oleh cincin hernia/terperangkap, tidak dapat kembali ke dalam rongga perut.
a) Kantong hernia
Pada hernia abdominalis berupa peritoneum parietalis. Tidak semua hernia memiliki kantong,
b) Isi hernia
Berupa organ atau jaringan yang keluar melalui kantong hernia, misalnya usus, ovarium, dan
c) Pintu hernia
d) Leher hernia
2.1.5. Patofisiologi
Pada hernia karena kelainan kongenital yang terjadi bawaan lahir, kanalis inguinalis
dalam kanal yang normal pada fetus. Pada bulan ke – 8 dari kehamilan, terjadinya desensus
vestikulorum melalui kanal tersebut. Penurunan testis itu akan menarik peritoneum ke daerah
scrotum sehingga terjadi tonjolan peritoneum yang disebut dengan prosesus vaginalis
peritonea. Bila bayi lahir umumnya prosesus ini telah mengalami obliterasi, sehingga isi
rongga perut tidak dapat melalui kanalis tersebut. Tetapi dalam beberapa hal sering belum
menutup, karena testis yang kiri turun terlebih dahulu dari yang kanan, maka kanalis
inguinalis yang kanan lebih sering terbuka. Dalam keadaan normal, kanal yang terbuka ini
terus, karena prosesus tidak berobliterasi maka akan timbul hernia inguinalis lateralis
kongenital. Biasanya hernia pada orang dewasa ini terjadi karena usia lanjut, karena pada
umur tua otot dinding rongga perut melemah. Sejalan dengan bertambahnya umur, organ dan
jaringan tubuh mengalami proses degenerasi. Pada orang tua kanalis tersebut telah menutup
Pada kebanyakan kasus hernia, tanda dan gejala yang sering muncul pada pasien
3. Terdapat gejala mual dan muntah atau distensi bila telah ada komplikasi.
4. Terdapat keluhan kencing berupa disuria pada hernia femoralis yang berisi kandung
kencing.
pemeriksaan rutin. Suatu penonjolan atau gumpalan pada skrotum, dan pada waktu batuk dan
defekasi penonjolan semakin menonjol. Juga pada waktu meningkat sesuatu atau kegiatan
fisik lainnya. Pada beberapa kasus tertentu massa menjulur sampai ke dalam skrotum, daerah
a) Suatu massa di daerah pangkal paha, reponibel atau inkarserata, kadang-kadang sampai ke
daerah skrotum. Pada bayi dan wanita adanya masa itu satu-satunya tanda yang ada. Hernia
kecil yang tak memperlihatkan gejala tak akan terlihat dari luar.
b) Pada anak laki yang lebih besar dan pria, maka harus dilakukan penanganan sebagai berikut.
Skrotum dimasuki jari telunjuk dan jari ditempatkan pada atau melalui annulus inguinalis
eksterna. Instrusikan pada pasien untuk menekan (mengedan) seakan-akan hendak buang air
besar. Ini akan meningkatkan tekanan intraabdominal. Kantung hernia merupakan suatu
struktur bagaikan balon yang menekan jari secara langsung atau dari sisi lateral. Annulus
eksterna yang membesar bukan hernia, meskipun kemungkinan hernia yang menyebabkan
pembesaran itu dan hernia harus dicari dengan cermat kalau annulus cukup besar sehingga
jari telunjuk dapat masuk. Hernia inguinalis paling mudah diperagakan kalau pasien berdiri
tetapi periksalah pasien baik dalam posisi berdiri maupun dalam posisi telentang.
c) Indirek versus direk. Hernia indirek merupakan suatu massa elips yang berjalan turun dan
miring ke dalam kanal inguinalis. Mungkin akan masuk ke dalam skrotum. Massa ini
menekan sisi lateral jari yang dipakai untuk memeriksa. Dengan menekan bagian atas
annulus interna dengan satu tangan maka dapat dicegah jangan sampai hernia masuk ke
d) Hernia direk adalah suatu massa sferis, yang jarang turun sampai ke skrotum. Massa itu
menekan jari yang memeriksa langsung dari sebelah depan. Dengan menekan annulus interna
dengan tangan kita tak dapat mengurangi hernia tersebut (Soeparman, dkk. 2014).
sebagian daripadanya, melalui lubang normal atau abnormal, 90% dari semua hernia
ditemukan di daerah inguinal. Biasanya impuls hernia lebih jelas dilihat daripada diraba.
Jika ada massa skrotum berukuran besar yang tidak tembus cahaya, suatu hernia
inguinal indirek mungkin ada di dalam skrotum. Auskultasi massa itu dapat dipakai untuk
menentukan apakah ada bunyi usus di dalam skrotum, suatu tanda yang berguna untuk
menegakkan diagnosis hernia inguinal indirek. Jika anda menemukan massa skrotum,
lakukanlah transluminasi. Di dalam suatu ruang yang gelap, sumber cahaya diletakkan pada
sisi pembesaran skrotum. Struktur vaskuler, tumor, darah, hernia dan testis normal tidak dapat
ditembus sinar. Transmisi cahaya sebagai bayangan merah menunjukkan rongga yang
mengandung cairan serosa, seperti hidrokel atau spermatokel. Dalam menegakkan diagnostik
1. Pemeriksaan fisik, pasien diminta untuk mengejan dengan menutup mulut dalam keadaan
2. Bila sudah ada benjolan dapat diperiksa dengan cara meminta pasien untuk berbaring
bernafas dengan mulut untuk mengurangi tekanan intra abdominan, lalu scrotum diangkat
perlahan-lahan.
a) Foto thoraks: Menunjukan adanya massa tanpa udara jika omentum yang masuk dan massa
2.1.8. Penatalaksanaan
Pada hernia inguinalis lateralis responbilitas maka dilakukan tindakan bedah efektif
karena ditakutkan terjadi komplikasi. Pada yang iresponbilitas, maka diusahakan agar isi
hernia dapat dimasukkan kembali. Pasien istirahat baring dan dipuasakan atau mendapat diit
halus. Dilakukan tekanan yang kontinyu pada benjolan misalnya dengan bantal pasir. Baik
juga dilakukan kompres es untuk mengurangi pembengkakan. Lakukan usaha ini berulang-
ulang sehingga isi hernia masuk untuk kemudian dilakukan bedah efektif di kemudian hari
Pada inkerserasi dan strangulasi maka perlu dilakukan bedah darurat. Tindakan
bedah pada hernia ini disebut herniotomi (memotong hernia dan herniorafi (menjahit kantong
hernia). Pada bedah efektif manalis dibuka, isi hernia dimasukkan kantong diikat dan
dilakukan “bassin plasty” untuk memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis. Pada bedah
darurat, maka prinsipnya seperti bedah efektif. Cincin hernia langsung dicari dan dipotong.
Usus dilihat apakah vital/tidak. Bila tidak dikembalikan ke rongga perut dan bila tidak
1. Konservatif
Pengobatan konservatif terbatas pada tindakan melakukan reposisi dan pemakaian penyangga
2. Operatif
Indikasi operasi sudah ada begitu diagnosis ditegakkan. Prinsip dasar operasi hernia adalah
3. Herniotomi
Pada herniotomi dilakukan pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya. Kantong dibuka
dan isi hernia dibebaskan kalau ada perlekatan, kemudian direposisi, kantong hernia dijahit-
yang hal-hal yang harus diperhatikan antara lain adalah prinsip pembedahan:
b) Herniorafi: memperbaiki defek, perbaikan dengan pemasangan jaring (mesh) yang biasa
dilakukan untuk hernia inguinalis, yang dimasukkan melalui bedah terbuka atau
laparoskopik.
Hindari penyakit yang mungkin terjadi yaitu: Perdarahan, Syok, Muntah, Distensi,
4. Gangguan aktivitas
5. Nyeri kronis.
2.2.1. Pengkajian
Tahap ini merupakan tahap awal dalam proses keperawatan dan menentukan hasil
dari tahap berikutnya. Pengkajian dilakukan secara sistematis mulai dari pengumpulan data,
benjolan pada lipat paha atau area umbilikal. Keluhan tentang aktivitas yang mempengaruhi
ukuran benjolan. Benjolan mungkin ada secara spontan atau hanya tampak pada aktivitas
yang meningkatkan tekanan intra abdomen, seperti batuk, bersin, mengangkat berat atau
tegangan yang meningkatkan tekanan intra abdomen, seperti batuk, bersin, mengangkat berat
atau defekasi.
pada pasien dengan Hernia Scrotalis pasca operasi antara lain sebagai berikut:
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan terputusnya konti-nuitas jaringan dan
Dari beberapa diagnosa keperawatan yang dapat muncul pada pasien dengan
Hernia pasca operasi, intervensi pada masing-masing diagnosa antara lain sebagai berikut
1) Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan terputusnya konti-nuitas jaringan, dan
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan nyeri dapat berkurang sampai hilang.
Kriteria hasil :
Intevensi
ekstremitas yang sakit dan kurangi pergerakan dini pada area luka operasi
Rasional: Latihan aktivitas bertahan mengurangi respon nyeri tapi tetap pertahan kenyamanan
muncul.
BAB III
TINJAUAN KASUS
Dalam bab ini akan dibahas tentang asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien
dengan Diagnosa Medis Hernia Iguinalis lateralis Sinistra Post Operasi Herniotomy di kamar
bedah Rumah Sakit TK.IV Cijantung yang meliputi pokok bahasan: pengkajian, diagnosa
3.1 Pengkajian
Iguinalis lateralis Sinistra Post Operasi Herniotomy di Ruang operasi kamar Bedah Rumah
Sakit TK.IV Cijantung, dilakukan pada tanggal 22 Januari 2018 jam 17.00 WIB
3.1.1 Biodata
a. Identitas Pasien
Nama : An. D
Umur : 5 Tahun.
Pendidikan : 1 SD.
Ruang/Kamar : Bedah
b. Penanggung Jawab
Nama : Tn. A
Pekerjaan : Swasta.
Alamat : Jl. Raya Gongseng Gg. Mawar Rt. 7/1 Cijantung
Klien mengatakan nyeri pada luka operasi, luka terasa panas dan menusuk selain itu
juga keluarga klien mengatakan klien mengeluhkan mual tapi tidak muntah dan tidak ada
nafsu makan dan nyeri diseluruh bagian perut dan sudah 6 hari klien mngeluhkan belum
BAB.
berikut:
Pada tanggal pengkajian tanggal 22 Januari 2018, klien An. D mendapatkan terapi
sebagai berikut:
Nyeri akut
Setelah melakukan pengkajian dan melakukan analisa data pada klien An. A dengan
diagnosa Hernia Scrotalis post operasihari ke II, kemudian penulis dapat menegakkan
3.2.1. Gangguan Rasa Nyaman nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan, dan
proses inflamasi luka operasi ditandai dengan nyeri pada luka operasi yaitu diperut skala
nyeri 7, ekspresi wajah klien tampak menahan nyeri, klien tampak memegangi bagian perut
dan tampak hati–hati dalam melakukan pergerakan, terdapat luka operasi pada kuadran
abdomen bagian bawah, panjang 7cm jahitan 10 simpul, keadaan luka bersih tidak terdapat
pus dan tanda–tanda vital: Tekanan darah: 100/70 mmHg, Nadi: 92 x / menit, Respirasi: 24