Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
CHAERUL ANWAR
ABSTRACT
The purpose of this action research is to improve the learning
outcomes of students of SMK Al-Amanah Tangerang on o'brien style shot
material. In addition, this action research was conducted to obtain in-depth
information about the learning style of o'brien style outlet that was done with
the observation of cycle 1 and cycles 2. In this study conducted a play
approach to stimulate students' enthusiasm in following the learning. Subjects
in this research and development are students of SMK Al-Amanah consisting
of 25 students.
The instrument used in this action research is the questionnaire and
the o'brien style ballet test instrument used to collect the data, while the steps
in the action research are as follows: (a) Planning (b) Implementation (c)
Observation (d) Reflection Action . Cycle 1 on o'brien style shot reject
learning done treatments through play approach then made observations with
the results or the average value of 72.6. Then for cycle 2 after the
observation there is an average value of 75.6. So through a play approach
can improve the learning outcome of o'brien style bullet.
Based on the data obtained, from the results of research consisting of
expert validation, cycles 1 and cycle 2 and the discussion of the results of the
study, the researchers can draw the conclusion that: 1) Improving skills
learning outbound movement of O'brein's bullet style through the Differential
Method can be applied in extracurricular to improve learning outcomes, 2)
The play method can stimulate the learning outcome of the O'brien style shot
force.
1
2
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian tindakan ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar
siswa SMK Al-Amanah Tangerang pada materi tolak peluru gaya o’brien. Selain itu,
penelitian tindakan ini dilakukan untuk memperoleh informasi mendalam tentang
pembelajaran tolak peluru gaya o’brien yang dilakukan dengan pengamatan siklus 1
dan sikuls 2. Pada penelitian ini dilakukan pendekatan bermain untuk merangsang
agar siswa semangat dalam mengikuti pembelajaran. Subyek dalam penelitian dan
pengembangan ini adalah siswa-siswi SMK Al-Amanah yang terdiri dari 25 siswa.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian tindakan ini adalah angket dan
instrumen tes tolak peluru gaya o’brien yang digunakan untuk mengumpulkan data,
adapun tahapan dalam penelitian tindakan adalah sebagai berikut: (a) Perencanaan
(b) Pelaksanaan (c) Observasi (d) Refleksi Tindakan. Siklus 1 pada pembelajaran
tolak peluru gaya o’brien dilakukan treatmen melalui pendekatan bermain kemudian
dilakukan pengamatan dengan hasil atau nilai rata-rata sebesar 72,6. Kemudian
untuk siklus 2 setelah dilakukan pengamatan terdapat nilai rata-rata sebesar 75,6.
Maka melalui pendekatan bermain dapat meningkatkan hasil belajar tolak peluru
gaya o’brien.
Berdasarkan data yang diperoleh, dari hasil penelitian yang terdiri dari
validasi ahli, siklus 1 dan siklus 2 serta pembahasan dari hasil penelitian, maka
peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa : 1) Meningkatkan Keterampilan hasil
belajar gerak tolak peluru gaya O’brein melalui Metode Bermainan dapat diterapkan
dalam ekstrakurikuler untuk meningkatkan hasil belajar, 2) Metode bermain dapat
menstimulasi hasil belajar tolak peluru gaya O’brien.
Kata kunci: Metode Bermain, Hasil Belajar Tolak Peluru Gaya O’brien.
PENDAHULUAN
kepada hasil siswa dan pengembangan minat, bakat peserta didik yang
ekstrakurikuler sekolah
minat berlatih siswa, dari sisi inilah penulis ingin meneliti sejauh manakah
oleh sebab itu penulis akan meneliti tentang judul Tesis “Meningkatkan
Keterampilan hasil belajar gerak tolak peluru gaya O’brein melalui Metode
Kabupaten Tangerang-Banten.
5
KAJIAN TEORETIK
A. PENELITIAN TINDAKAN
1
M.Haviz Penelitian tindakan kelas ( Batusangkar : STAIN Batusangkar Press, 2014), h. 11.
2
Buku Pedoman Penulisan Tesis dan Disertasi (Jakarta: PPs UNJ, 2012), h. 95
6
3
Nana Syaodih Sukamadinata, Metode Penelitian Tindakan (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2010), h. 140.
4
Emzir, Metodologi Penelitian Tindakan (Jakarta: Raja Grafindo Perkasa, 2012), h. 234.
7
peneliti bisa dapat mengamati dari hasil tindakan. Maka dari itu para ahli
tindakan bersifat siklus yang terus menerus yaitu: (1) perencanaan, (2)
1. Pengertian Belajar
5
Sugiono, Cara Mudah Menyusun: Skripsi, Tesis, dan Disertasi (Bandung: Alfabeta, 2014), hh.
486-487.
7
Oemar Hamalik, Pisikologi Belajar dan Megajar (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2010), h.
45.
8
Ali Maksum, Pisikologi Olahraga Teori dan Aplikasi (Surabaya: Unesa Press, 2011), h. 12.
8
“We see, for example, that we cannot assume that students will
immediately or automatically be able to take on roles such as that
of coach or official. Rather, ‘we must define those roles, teach them,
design good practice with feedback so that students can learn their
roles well”9.
Yang dapat diartikan bahwa belajar dimana Kita melihat, misalnya
bahwa kita tidak dapat mengasumsikan bahwa siswa akan segera atau
secara otomatis dapat mengambil peran seperti yang dari pelatih atau
mereka, mendesain praktik yang baik dengan umpan balik sehingga siswa
2. Belajar gerak
tidak begitu saja terjadi pada diri manusia, Karena untuk dapat melakukan
suatu gerakan pada tubuh perlu proses, mulai dari adanya rangsangan,
dilakukan oleh tubuh. Tujuan akhir dari latihan gerak adalah kemampuan
9
Dawn Penney, Sport Education in Physical Education. (Francis: e-lebrary,- 2005),h.109.
9
faktor apa saja yang berperan dalam gerakan itu. Pertama yang harus
tugas, dan sebagai indikator dari suatu tingkat kemahiran. Untuk dapat
tahap kognitif, tahap asosiasi, dan tahap otonom, dan tahapan ini
10
Richard A. Schmidt, Motor learning & perfotmance, (Loa Angeles: Human Kinetics Books,
2011), h.153
10
mengajar selalu melibatkan dua pelaku aktif yaitu guru dan siswa 12. Guru
11
Richard A. Magill, Motor Learning and Control: Concepts and Aplications (New York:
McGraw-Hill, 2011), h. 266.
12
Pupuh Faturohman dan M. Sobri, Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep
Umum & Konsep Islami, Bandung ( Bandung: PT Refika Aditama, 2007) h. 87
13
Husdarta dan Nurul Kusnaedi, Pertumbuhan dan perkembangan, Olahraga dan Kesehatan (
Bandung: Alfabeta, 2010 ) h. 3
14
Sudarwan Damim, Perkembangan Peserta didik ( Bandung: Alfabeta, 2010) h. 2
11
individu yang berada pada tahap tidak jelas karena pada dasarnya siswa
dewasa. Proses ini bisa disebut juga proses dewasa atau masa pubertas.
dewasa.
mendorong suatu alat bundar (peluru) dengan berat tertentu yang terbuat
dari logam, yang dilakukan dari bahu dengan satu tangan untuk mencapai
Teknik dasar adalah faktor utama selain kondisi fisik, taktik, dan
15
Dikdik zafar sidik, Mengajar dan Melatih Atletik ( Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010)
16
I Kadek Astrawan. Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad
Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Tolak Peluru. Jurnal Undiksa 2013. H 3
12
(a) peluru terletak pada jari-jari tangan dan pangkal jari, (b) jari-jari parallel
dan sedikit terpisah, (c) peluru di tempatkan pada bagian leher, ibu jari
pada tulang selangka, dan (d) siku keluar dengan sudut 45 derajat
(side step) dan melompat atau meluncur (glide shift), melangkah atau
dengan gerak berputar seperti teknik lempar cakram, namun pada saat
6. Pengertian Bermain
disebut games (kata benda), to play (kata kerja), toys (kata benda) ini
berasal dari kata main. Dalam kamus bahasa Indonesia, kata main berarti
20
: Yoyo Bahagia, Op.cit h.66
21
Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif , Kuatitatif dan R&D ( Bandung: Alfabeta, 2008 ) h.297
14
tertentu atau tidak); berbuat sesuat dengan sesuka hati, berbuat asal saja.
dan dilakukan atas kehendak diri sendiri, bebas, tanpa paksaan dengan
tersebut22.
Bermain adalah salah satu alat utama yang menjadi latihan untuk
diri, bukan saja dalam fantasinya tetapi juga benar- benar nyata secara
aktif. Bila anak bermain secara bebas, sesuai kemauan maupun sesuai
22
Dani Wardani. Bermain Sambil Belajar (Jakarta: Edukasia, 2009), h. 17-18.
23
Zulvia Trinova. Hakikat Belajar Dan Bermain Menyenangkan Bagi Peserta Didik. Jurnal
al-ta’lim, jilid 1, nomor 3 november 201. H. 1
24
Vera Heryanti. Meningkatkan Perkembangan Kognitif Anak Melalui Permainan
Tradisional (Congklak). Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Anak Usia Dini Paud Budi
Mulya Kota Manna. 2014 h 2
15
meliputi situasi sosial dan terjadi secara alamiah (atau muncul "di alam
liar" sebagai ahli genetika mengatakan alel tertentu). Dua orang bermain
interaksi (CSI), karena hitungan (menang atau kalah) untuk setiap pemain
lain25.
7. Hasil Belajar
tidak asing bagi kita. Slameto dalam belajar dan faktor-faktor yang
25
Steven Orla Kimbrough, Agents, Games, and Evolution (The Wharton School
University of Pennsylvania Philadelphia, USA 2012), h 21
16
dari apa yang dipelajari dan sebagai hasil yang interaksinya dengan
D. Kerangka Berpikir
terdapat perubahan dalam diri siswa setelah mengikuti latihan dan adanya
perubahan dari sudut tolakan 45 derajat dan lepasan peluru di udara serta
efektif dan menarik sehingga dapat mencapai hasil belajar sesuai dengan
26
Slameto, Belajar dan yang mempengaruhinya.(Jakarta:Reneka cipta,2010),h. 2.
27
Djamarah, belajar dan pembelajaran (Jakarta: Gramedia Pustaka umum 2002), h. 2.
28
Mulyasa. Menjadi guru profesional (Bandung: Remaja Rodaskarya.2003).h. 2.
29
Dr.kanajit Singh,“Anthropometric Characteristics, Body Composition and Somatotyping of High
and Low Performer Shot Putters” International Journal of Sports Science and Engineering,
Vol. 06 (2012) No. 03, hh. 153-158
17
metode permainan yang menjadi tolak ukur dari hasil belajar gerak melalui
sesuai dengan peningkatan hasil belajar tolak peluru gaya O’brien pada
METODE
diperoleh dari suatu jenis tindakan tertentu yang sengaja dirancang dan
meningkatkan gerak .
penelitian model Kemmis dan Mc.Taggart yang berupa siklus atau putaran
1) Perencanaan (Planning)
30
Nana Sudjana. Menyusun Karya Tulis Ilmiah Berbasis Penelitin Tindakan Kelas
(PTK), Bekasi: LPP Bina Mitra, 2010), h.4
19
2) Tindakan (Action)
3) Pengamatan (Observing)
4) Refleksi (Reflecting)
31
Ibid., h. 25
20
HASIL
Berdasarkan data nilai akhir hasil belajar tolak peluru gaya o’brien
siswa SMK Al-Amanah pada siklus I secara umum belum dapat dikatakan
baik, karena jumlah rata-rata hasil belajar tolak peluru gaya o’brien siswa
Ketuntasan Minimal di SMK Al-Amanah dengan nilai KKM nya yaitu 75,00.
Dari 25 ada 12 siswa dengan persentase 48% yang belum tuntas hasil
belajarnya karena hasil yang di dapat masih di bawah nilai KKM yang
terendah pada siklus I adalah 60. Selanjutnya dari hasil belajar tolak
a. Tes siklus II tolak peluru gaya o’brien siswa kelas SMK Al-Amanah
Berdasarkan nilai akhir hasil belajar tolak peluru gaya o’brien siswa kelas
SMK Al-Amanah pada siklus II, dapat dilihat bahwa hasil belajar tolak
peluru gaya o’brien siswa kelas SMK Al-Amanah dengan rincian, 3 siswa
gaya o’brien siswa siklus II adalah 75,4, hasil belajar tertinggi adalah 80
dan hasil belajar tolak peluru gaya o’brien terendah pada siklus II adalah
65. Hasil belajar tolak peluru gaya o’brien tersebut terjadi peningkatan
dampak yang yang positif terhadap hasil belajar tolak peluru gaya o’brien.
100
90
80
70
60
50
Tuntas
40
Tidak Tuntas
30
20
10
0
F % F %
SIKLUS 1 SIKLUS II
KESIMPULAN
Berdasarkan data yang diperoleh, dari hasil penelitian yang terdiri dari
validasi ahli, siklus 1 dan siklus 2 serta pembahasan dari hasil penelitian, maka
2. Metode bermain dapat menstimulasi hasil belajar tolak peluru gaya O’brien.
Pada bagian ini di kemukakan beberapa saran yang dikemukakan oleh peneliti
sehubungan dengan metode pendekatan bermain pada tolak peluru gaya o’brien
lanjut. Pada metode ini materi tolak peluru gaya o’brien yang ditujukan pada