Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
PENDAHULUAN
Liken simpleks kronikus (LSK) merupakan peradangan kulit kronis, gatal, dan
sirkumskrip yang ditandai dangan penebalan kulit dan kulit tampak lebih menonjol
(likenifikasi) akibat garukan atau gosokan yang berulang-ulang. Liken simpleks kronikus
disebut juga sebagai neurodermatitis sirkumskripta atau liken vidal. Liken simpleks kronikus
ini bukanlah suatu proses yang primer, sebaliknya pasien merasakan gatal pada area kulit
tertentu dan menyebabkan adanya trauma mekanik akibat garukan sehingga timbul
likenifikasi.1
Bentuk lesi dari liken simpleks kronikus pada awalnya berupa plak eritematosa dan
sedikit edematosa, yang lambat laun edema dan eritema akan menghilang. Pada bagian
tengah berskuama dan menebal, disekitarnya hiperpigmentasi, dan batas tidak jelas. Lokasi
lesi paling sering adalah di daerah skapula, samping leher, ekstensor ekstremitas, pergelangan
kaki, dan daerah anogenital. Namun dapat ditemukan juga pada daerah lain terutama daerah-
Liken simpleks kronikus lebih sering ditemukan pada wanita dibandingkan pria
dengan perbandingan 2:1. Liken simpleks kronikus jarang terjadi pada anak-anak. Puncak
insidennya adalah pada umur antara 30 dan 50 tahun. Liken simpleks kronikus dapat ditemui
pada semua ras. Namun, sejumlah ahli mengklaim bahwa liken simpleks kronikus lebih
Liken simpleks kronikus bersifat kronik residif dan merupakan kondisi yang susah
diobati karena tingginya resistensi terhadap terapi. Selain itu, ada juga siklus gatal-garuk
yang sangat sulit untuk dihentikan sehingga strategi terapi selain farmakologik sangat
penting. Pemahaman akan peran-peran faktor risiko dalam penatalaksanaan liken simpleks
1
kronikus sangat dibutuhkan agar dapat dilaksanakan tatalaksana yang komprehensif dengan
menghindari faktor-faktor risiko selain juga menggunakan terapi farmakologi sebagai terapi.
Pada penatalaksanaan harus dicari kemungkinan penyakit yang mendasari, dan dilakukan
pengobatan.2
2
BAB II
LAPORAN KASUS
1. Identitas Pasien
Umur : 24 Tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Pedagang
2. Anamnesis
Pasien datang mengeluh gelembung berair pada perut sampai punggung sudah sejak 1
minggu yang lalu awalnya hanya muncul bintik bintik merah gatal lalu berubah menjadi
gelembung berair bergerombol, terasa panas, nyeri cekit- cekit terus menerus. Sebelum
pasien mengatakan mengalami infeksi lambung 2 minggu yang lalu, kemudian timbul
bintik2 merah. Pasien tidak ada alergi makanan dan obat. Pasien memiliki riwayat
Pasien tidak pernah mengalami keluhan serupa. Riwayat asma, DM, HT di sangkal.
3
Riwayat Alergi :
Riwayat Pengobatan :
Pasien mengatakan sudah di bawa ke klinik lalu dibelikan obat salep dan obat minum
3. Pemeriksaan Fisik
TD : 120/80 mmHg
RR : 18x/menit
Suhu : 36,0 oC
Kepala / leher :
Rambut : normal
Telinga : normal
Abdomen : dbn
Ekstremitas :
4
Inferior : akral hangat +/+, oedem -/-
b. Status dermatologi :
Efluoresensi : tampak macula eritematus di sertai bula dan vesikel berisi air
tengah tubuh
4. Diagnosa Banding
5
1. Psoriasis
2. Dermatitis Numularis
5. Diagnosa
6. Penatalaksanaan
Non medikamentosa
Medikamentosa
a. Urea 10 %
Prognosis
Pada umumnya baik, hanya jika pasien mampu mengikuti program secara teratur.
6
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 DEFINISI
Liken simpleks kronikus (LSK) merupakan peradangan kulit kronis, gatal, dan
sirkumskrip yang ditandai dangan penebalan kulit dan kulit tampak lebih menonjol
(likenifikasi) akibat garukan atau gosokan yang berulang-ulang. Liken simpleks kronikus
disebut juga sebagai neurodermatitis sirkumskripta atau liken vidal. Liken simpleks kronikus
ini bukanlah suatu proses yang primer, sebaliknya pasien merasakan gatal pada area kulit
tertentu dan menyebabkan adanya trauma mekanik akibat garukan sehingga timbul
likenifikasi.1
Bentuk lesi dari liken simpleks kronikus pada awalnya berupa plak eritematosa dan
sedikit edematosa, yang lambat laun edema dan eritema akan menghilang. Pada bagian
tengah berskuama dan menebal, disekitarnya hiperpigmentasi, dan batas tidak jelas. Lokasi
lesi paling sering adalah di daerah skapula, samping leher, ekstensor ekstremitas, pergelangan
kaki, dan daerah anogenital. Namun dapat ditemukan juga pada daerah lain terutama daerah-
3.2 EPIDEMIOLOGI
Liken simpleks kronis biasanya terjadi pada orang dewasa. Puncak insidennya antara 30
sampai 50 tahun.Wanita lebih sering menderita dari pada pria dan penyakit ini jarang
dijumpai pada anak-anak.Penyakit ini sering muncul pada usia dewasa, terutama usia 30
hingga 50 tahun.12% dari populasi orang dewasa dengan keluhan kulit gatal menderita liken
simplek kronik. Pasien dengan koeksistensi dermatitis atopi cenderung memiliki onset umur
yang lebih muda (rata-rata 19 tahun) dibandingkan dengan pasien tanpa atopi (rata-rata 48
7
tahun).Tidak ada perbedaan insiden yang dilaporkan dalam hubungan dengan ras, meskipun
Secara umum frekuensi penyakit ini tidak diketahui.Tidak ada kematian yang disebabkan
liken simpleks kronis, tapi dapat menyebabkan morbiditas langsung.Terdapat pasien yang
melaporkan mengalami kurang tidur atau gangguan tiduryang mempengaruhi fungsi motorik
dan mental akibat dari rasa gatal yang timbul pada saat istirahat. Liken simpleks kronis dapat
Liken simpleks kronis yang menyeluruh seringkali timbul selama musim dingin pada
pasien yang berusia lanjut dan mempunyai kulit yang kering dan pruritik.Pada pasien
dengandermatitis atopik maka onset dini timbul 19 tahun, tetapi jika Prurigo nodularis tanpa
3.3 ETIOLOGI
Liken simpleks kronik diakibatkan oleh gesekan dan garukan yang awalnya berasal
dari gatal. Ada berbagai faktor yang mendorong terjadinya rasa gatal pada liken simplek
kronis, tetapi tidak semuanya dimengerti dengan benar. Faktor penyebab dari liken simplek
1. Faktor Eksterna
a. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan seperti panas dan udara yang kering dapat berimplikasi dalam
Hal ini biasanya menyebabkan LSK anogenital. Menurut penelitian Ising H, et al,
anak yang terekspos terhadap hasil pembuangan kendaraan bermotor dalam jangka
waktu yang lama, dapat mengakibatkan berbagai penyakit kulit, yang salah
8
b. Gigitan serangga
2. Faktor interna
a. Dermatitis Atopik
Asosiasi antara liken simplek kronik dan gangguan atopik telah banyak
dilaporkan. Sekitar 26% hingga 75% pasien dengan dermatitis atopik terkena liken
simplek kronik.
b. Faktor psikologis
Neurodermatitis adalah istilah lain dari LSK, yang menunjukan peran dari anxietas
atau obsesi sebagai bagian dari proses patologis dari lesi yang berkembang. Dalam
sebuah studi pasien didapatkan bahwa skor depresi pada pasien dengan LSK
psikologis ini merupakan sebab utama dari terubahnya persepsi gatal, masih belum
c. Litium
Litium telah dihubungkan dengan liken simplek kronik pada satu kasus yang
dilaporkan. LSK terjadi akibat administrasi dari litium dengan bukti dari observasi
9
dimana LSK membaik setelah penghentian pengobatan dan kambuh ketika
d. Dermatitis Kontak
Sebuah studi sederhana mengenai hubungan antara LSK dengan penggunaan gel
perbaikan dari gejala LSK setelah penggunaan dari gel rambut. Hal ini
membuktikan adanya peran dari dermatitis kontak dan sensitisasi pada liken
simpleks kronis.
3.4 PATOGENESIS
Liken simpleks kronik ditemukan pada kulit daerah yang mudah diakses untuk digaruk.
Pruritus memprovokasi garukan dan gosokan yang menghasilkan lesi klinis, tetapi
patofisiologi yang mendasari tidak diketahui. Beberapa jenis kulit lebih rentan terhadap
likenifikasi seperti kulit dengan dermatitis atopik dan diatesis atopik. Suatu hubungan antara
kemungkinan keterlibatan jaringan saraf pusat dan perifer dan keluarnya produk inflamasi
akibat adanya persepsi gatal. Ketegangan emosional pada penderita cenderung mungkin
memainkan peran kunci dalam mendorong sensasi pruritus sehingga mengarahkan untuk
Interaksi di antara lesi primer, faktor psikis, dan intensitas pruritus mempengaruhi
tingkat dan keparahan dari liken simpleks kronis.Faktor psikologis memegang peranan
penting dalam pengembangan atau eksaserbasi liken simpleks kronis. Pada suatu penelitian
didapatkan pasien dengan liken simpleks kronis memiliki tingkat depresi yang tinggi.
10
peptide opioid yang mempengaruhi persepsi melalui spinal pathway. Kecemasan atau obsesi
Keluhan pada penderita adalah rasa gatal yang hebat.Rasa gatal dapat timbul berkala,
terus menerus, atau tak tentu. Parahnya gatal diperburuk dengan keringat, panas, iritasi
Lesi yang muncul biasanya tunggal dan bermula sebagai plak eritema dengan sedikit edema
yang kemudian karena garukan yang berulang-ulang bagian tengah lesi akan menebal, kering,
sekeliling yang hiperpigmentasi muncul seiring dengan menebalnya kulit dan batas menjadi
tidak tegas.
Gambaran klinis juga dipengaruhi oleh lokasi dan lamanya lesi. Lesi dapat timbul
dimana saja, namun tempat yang sering adalah di tengkuk, leher, pubis, vulva, skrotum, peri-
anal, paha bagian medial, lutut, tungkai bawah lateral, pergelangan kaki bagian depan, dan
punggung kaki. Skuama pada penyakit ini dapat menyerupai skuama pada psoriasis. Variasi
klinis dari liken simplek kronik dapat berupa prurigo nodularis, akibat garukan atau korekan
tangan penderita yang berulang-ulang pada suatu tempat. Lesi berupa nodus berbentuk
kubah, permukaan mengalami erosi tertutup krusta dan skuama, yang lambat laun akan
menjadi keras dan berwarna lebih gelak. Lesi biasanya multiple, dan tempat predileksi di
Dari uraian tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa dalam pemeriksaan fisik kita dapat
menemukan:
- Plak eritematosa soliter atau multipel berbatas tegas dengan likenifikasi dan skuama
11
- Penggarukan yang menyebabkan ekskoriasi
3.6 DIAGNOSIS
Diagnosis liken simpleks kronis didasarkan dari gambaran klinis dan biasanya tidak sulit.
Namun perlu dipikirkan penyakit kulit lain yang memberikan gejala pruritus, misalnya liken
penunjang. Pasien dengan neurodermatitis sirkumskripta mengeluh merasa gatal pada satu
daerah atau lebih. Sehingga timbul plak yang tebal karena mengalami proses likenifikasi.
Biasanya rasa gatal tersebut muncul pada tengkuk, leher, ekstensor kaki, siku, lutut,
pergelangan kaki.Eritema biasanya muncul pada awal lesi. Rasa gatal muncul pada saat
pasien sedang beristirahat dan hilang saat melakukan aktivitas dan biasanya gatal timbul
intermiten.
Pemeriksaan fisik menunjukkan plak yang eritematous, berbatas tegas, dan terjadi
akantosis dengan rete ridges memanjang teratur. Sebukan sel radang limfosit dan histiosit di
sekitar pembuluh darah dermis bagian atas, prurigo nodularis akantosis pada bagian tengah
12
lebih tebal, menonjol lebih tinggi dari permukaan, sel schwan berpoliferasi, dan terlihat
kronik adalah penyakit lain yang memiliki gejala pruritus seperti dermatitis kontak iritan,
Diagnosis morfologi dari likenifikasi biasanya tidak sulit sehingga lichen planus, lichen
amiloidosis, dan psoriasis dapat disingkirkan dan lesi tipikal harus tampak pada sisi yang
lain. Jika diagnosis likenifikasi telah ditegakkan, penyebab yang mendasarinya harus
dianalisa secara hati-hati. Lesi yang tersebar simetris dapat menandakan adanya likenifikasi
3.8 PENATALAKSANAAN
merupakan penyakit kulit yang kronis serta dapat hilang timbul. Pasien diminta agar tidak
infeksi sekunder. Pencegahan lain yaitu diharapkan tidak menggunakan pakaian yang
Penatalaksaan khusus pada pasien ini dengan terapi sistemik yaitu Cetirizine 10mg
1x1 tablet selama 7 hari dan topical Urea Cream 10% dan Cream Hidrokortison 2,5%.
13
BAB IV
RINGKASAN
Pada pasien ini diagnosis ditegakkan dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik,
berawal dari adanya riwayat benjolan seperti keloid lalu pasien mengguntingnya sehinnga
terasa gatal. Kemudian tak lama muncul bintik kecil disertai rasa gatal sehingga pasien
seringkali menggaruk dengan keras bagian tersebut hingga lecet kadang mengelupas pada
kulit yang mengering. gatal tersebut sudah dirasakan sejak 1 tahun ini. Pada pemeriksaan
dan sinistra serta timbul papul, selanjutnya karena garukan yang berulang bagian tengah lesi
terasa tebal (likenifikasi), kering, bersquama, dan ekskoriasi. Dari uraian diatas dapat
dikatakan diagnosis pada pasien ini sudah tepat yaitu liken simplek kronik. Berdasarkan
Liken simplek kronik adalah peradangan kulit kronis, disertai rasa gatal, sirkumskrip,
yang khas ditandai dengan kulit yang tebal dan likenifikasi. Likenifikasi pada liken simpleks
kronik terjadi akibat garukan atau gosokan yang berulang-ulang, karena berbagai rangsangan
pruritogenik. Keluhan dan gejala dapat muncul dalam waktu hitungan minggu hingga
bertahun-tahun.
Terapi liken simplek kronik bertujuan untuk memutus itch-scratch cycle, karena pada
dasarnya tindakan menggaruk lesi ang terasa gatal justru akan memperberat lsi dan
Penatalaksanaan pada pasien ini dibagi mejadi 2, yaitu umum dan khusus.
Penatalaksanaanumum pasien dianjurkan untuk tidak menggaruk daerah kulit yang sangat
14
gatal serta menjaga kebersihan kulit pasien. Penatalaksanaan khusus meliputi pemberian
pengobatan antara lain krim urea 10%, Krim hidrokortison 2,5 % dan tab. Cetirizine 10 mg
15
DAFTAR PUSTAKA
K, Indriatmi W (eds). Ilmu penyakit kulit dan kelamin edisi 7. Jakarta: Badan
Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya. Berkala Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin -
Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, editor.
Fitspatricks’s Dermatology In General Medicine. 7th ed. New York: The McGraw-
nodularis.In:Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ,
editor. Fitspatricks’s Dermatology In General Medicine. 7th ed. New York: The
16