Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
2 / Desember 2015
Email: re.gumilar@gmail.com
Abstract
This study was aimed to describe the usage of Instagram as promotion channel by creative industry organizer in
fashion business in Bandung, the capital city of West Java, Indonesia. The focuses were set on the organizers who use
Instagram in their promotion activities, the availability of special personals to manage Instagram, information updates
being done on Instagram, promotional materials, the promoted advantages of the products, promotion achievement
evaluation, the criteria and the level of promotion achievement through Instagram. The survey method was applied
within the descriptive analysis technique. Data were inquired by questionnaires, interviews and literature studies. The
population of research object was 220 organizers. As many as 69 organizers were taken as research sample through
Yamane formula, which are proportionated on the regional basis and determined by random sampling method. The
results show that all the respondents use social media and Instagram is the most application used, because it is valued
by the organizers as the most effective application for fashion promotion in Bandung. About 97% organizers provide
special personals and funds for managing Instagram.78% organizers claim to do information updating every day and
mostly put the product list and quality as their main information, which become the key materials in promotion activity
on Instagram. 61% organizers state to value the promotion achievement level by looking at the amount of
friends/like/members as the main criteria. The promotion by Instagram is valued success by 59% respondents, whereas
32% organizers see this way of promotion has not given optimum results.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan Instagram sebagai Sarana Promosi oleh Pengelola Industri
Kreatif Fashion di Kota Bandung. Penelitian difokuskan pada Pengelola yang menggunakan instagram sebagai sarana
promosi, ada tidaknya personil khusus yang mengelola instagram, frekuensi update informasi di instagram, materi
promosi, keunggulan yang dipromosikan, penilaian keberhasilan promosi, kriteria dan tingkat keberhasilan promosi
melalui instagram. Metode yang dilakukan adalah Survey dengan teknik analisis deskripstif. Teknik Pengumpulan data
antara lain penyebaran angket/questioner, wawancara dan studi pustaka. Populasi penelitian adalah 220 pengelola.
Sampel diukur dengan rumus Yamane yang menghasilkan ukuran sampel 69, diproporsikan berdasarkan wilayah dan
ditentukan dengan cara random. Hasil penelitian memperlihatkan seluruh responden menggunakan media sosial dan
instagram merupakan media sosial yang paling banyak digunakan dan dinilai paling efektif oleh Pengelola Industri
Fashion di Kota Bandung. Sebagian besar pengelola atau sekitar 97% menyediakan personil dan dana khusus untuk
mengelola instagram.78% pengelola melakukan update informasi di instagram setiap hari dan materi yang paling
banyak diinformasikan mengenai daftar produk serta kualitas produk menjadi keunggulan yang dipromosikan di
instragram.Sebanyak 61% pengelola selalu melakukan penilaian keberhasilan promosi dengan jumlah
Friends/Like/Members sebagai kriteria utama penilaian. Promosi melalui instagram dianggap sudah berhasil oleh
sekitar 59% pengelola dan dinilai belum optimal oleh 32 % pengelola Industri Fashion di Kota Bandung.
Kata Kunci : Instagram, Media Sosial, Promosi, Industri Kreatif Fashion, Bandung
77
Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi
JIPSi Volume V No. 2 / Desember 2015
78
Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi
Volume V No. 2 / Desember 2015 JIPSi
dapat dilakukan dengan berbagai hal, misalnya untuk meningkatkan kemampuan pengguna
melalui media massa, internet, menjadi sponsor untuk berbagi (to share), bekerjasama (to
kegiatan siswa atau kampus. Salah satunya co-operate) di antara pengguna dan
adalah dengan menggunakan media sosial melakukan tindakan secara kolektif yang
seperti facebook, Instagram, Whatsapp, Line, semuanya berada di luar institusional
Twitter, Skype, Pinterest, dll. maupun organisasi.
Penelitian ini membahas mengenai 3. Boyd (2009) menjelaskan media sosial
Pemanfaatan Instagram Oleh Pengelola Industri sebagai kumpulan perangkat lunak yang
Fashion Di Kota Bandung, ini merupakan memungkinkan individu maupun
bagian dari penelitian mengenai Penggunaan komunitas untuk berkumpul, berbagi,
Media Sosial oleh Pelaku Industri Kreatif berkomunikasi, dan dalam kasus
Fashion di Kota Bandung. Pemaparan tertentusaling berkolaborasi atau bermain.
difokuskan pada Pengelola yang menggunakan Media sosial memiliki kekuatan pada user-
instagram, ada tidaknya personil khusus, generated content (UGC) di mana konten
frekuensi update informasi di instagram, materi dihsailkan oleh pengguna, bukan oleh
promosi, keunggulan yang dipromosikan, editor sebagaimana di institusi media
penilaian keberhasilan promosi, kriteria dan massa.
tingkat keberhasilan promosi melalui 4. Menurut Van Dijk (2013), media sosial
instagram. adalah flatform media yang memfokuskan
pada eksistensi pengguna yang
2. Tinjauan Pustaka memfasilitasi mereka dalam beraktivitas
2.1. Media Sosial maupun berkolaborasi. Karena itu, media
Media sosial saat ini masih merupakan sosial dapat dilihat sebagai medium
istilah yang mengandung banyak makna dan (fasilitator) online yang menguatkan
definisi tidak persis sama. Safko misalnya hubungan antarpengguna sekaligus sebagai
menjelaskan bahwa media sosial mereferen- sebuah ikatan sosial.
sikan pada serangkaian aktivitas, praktik, dan 5. Meike dan Young (2012) mengartikan kata
perilaku diantara komunitas orang yang media sosial sebagai konvergensi antara
berkumpul secara online untuk berbagi infor- komunikasi personal dalam arti saling
masi, pengetahuan dan opini dengan meng- berbagi di antara individu (to be shared
gunakan media percakapan (conversational one-to-one) dan media publik untuk berbagi
media). Media percakapan sendiri merupakan kepada siapa saja tanpa kekhususan
applikasi berbasis web yang membuat produksi individu.
dan transmisi konten berbentuk kata-kata,
gambar, video dan audio menjadi mungkin dan 2.2. Industri Kreatif
mudah (Safko & Brake, 2009 ;p.6) Industri kreatif adalah sektor industrial
Rulli Nasrullah dalam bukunya Media yang berasal dari pemanfaatan kreativitas,
Sosial: Perspektif, Budaya, dan Sosioteknologi ketrampilan, dan bakat individu untuk
(2015, hal 11), memaparkan beberapa definisi menciptakan kesejahteraan dan lapangan
dari media sosial yang berasal dari berbagai pekerjaan melalui penciptaan dan
literatur penelitian, antara lain: pemanfaatan daya kreasi dan daya cipta
1. Menurut Mandiberg (2012), media sosial individu tersebut. Melalui ekonomi kreatif,
adalah media yang mewadahi kerjasama di diharapkan perkembangan industri di Indonesia
antara pengguna yang menghasilkan konten yang dulunya didominasi oleh bidang tambang
(user-generated content). dan migas bisa beralih ke sektor industri
2. Menurut Shirky (2008), media sosial dan alternatif yang berasal dari sumber terbarukan,
perangkat lunak sosial merupakan alat
79
Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi
JIPSi Volume V No. 2 / Desember 2015
dan lebih fokus menciptakan daya kreasi rumus Slovin, berdasarkan rumus di atas
masyarakat Indonesia.1 dengan jumlah populasi sebesar 220 dengan
Departemen Perdagangan RI sudah tingkat ketidaktelitian 10%, maka diperoleh
memetakan 14 sektor industri kreatif terdiri ukuran sampel 69.
dari :
1) Periklanan (advertising): 4. Hasil Penelitian
2) Arsitektur a. Penggunaan Media Sosial oleh Pengelola
3) Pasar Barang Seni Industri Kreatif Fashion
4) Kerajinan (craft) Hasil penelitian mengenai penggunaan
5) Desain media sosial sebagai media promosi oleh
6) Fesyen (fashion) Pengelola Industri Kreatif Fashion di Kota
7) Video, Film dan Fotografi Bandung dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.
8) Permainan Interaktif (game) Tabel 1.Penggunaan Media Sosial
9) Musik Menggunakan Media Sosial F %
10) Seni Pertunjukan (showbiz)
Ya 69 100
11) Penerbitan dan Percetakan
12) Layanan Komputer dan Piranti Lunak Tidak 0 0
(software) Jumlah 69 100
13) Televisi & Radio (broadcasting)2 Sumber : Data Penelitian 2015
Seluruh responden atau seratus persen
3. Metode Penelitian responden melakukan promosi dengan
Penelitian ini merupakan penelitian menggunakan media sosial. Mereka melihat
kuantitatif dengan menggunakan metode media sosial dapat menjadi media promosi
survey dan teknik analisis data yang dibutuhkan, dengan biaya yang tidak
deskriptif.Metode Survei merupakan metode terlalu besar tetapi dapat menjangkau khalayak
riset dengan menggunakan kuesioner sebagai yang luas bahkan khalayak yang lebih spesifik
instrumen pengumpulan datanya.Tujuannya sesuai dengan target pasar mereka.
untuk memperoleh informasi tentang sejumlah
responden yang dianggap mewakili populasi b. Pemilihan Media Sosial untuk Promosi
tertentu. Dalam survei proses pengumpulan dan Pemilihan media sosial sebagai sarana
analisis data sosial bersifat sangat tersetruktur promosi tidak terlepas dari target pasar yang
dan mendetail melalui kuesioner sebagai dituju oleh perusahaan selain tentu saja
instrumen utama untuk mendapatkan informasi ketersediaan pengelola dan juga dana untuk
dari sejumlah responden yang diasumsikan menjalankan promosi tersebut. Pemilihan jenis
mewakili populasi yang spesifik (Rachmat, media sosial oleh pengelola Industri Kreatif
2009:59). Fashion di Kota Bandung diuraikan dalam tabel
Populasi dalam penelitian ini adalah berikut:
pelaku Industri Kreatif Fashion di kota Tabel 2. Media Sosial yang Digunakan untuk
Bandung yang berjumlah 220 orang. Teknik Promosi
sampling yang dipergunakan adalah
Proportional Random Sampling, dimana Media Sosial
YA TIDAK
ukuran sampel diperoleh dengan menggunakan F % F %
Facebook 57 83 12 17
Whatsapp 30 43 39 57
1http://bisnisukm.com/mengenal-industri-kreatif-di-
Twitter 44 64 25 36
indonesia.html Instagram 59 86 10 14
2http://ekonomi-kreatif.blogspot.com/2008/11/14-
Google+ 11 16 58 84
sub-sektor-industri-kreatif.html
80
Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi
Volume V No. 2 / Desember 2015 JIPSi
Pinterest 8 12 61 88 d. Personil khusus yang mengelola
Line 34 49 35 51 Instagram
Sumber : Data Penelitian 2015 Tabel 4. Personil Khusus
F %
Hasil penelitian diatas memperlihatkan Ya 57 97
prosentase penggunaan media sosial oleh Tidak 2 3
Pengelola Industri Kreatif Fashion di Kota Jumlah 59 100
Bandung.Tabel di atas menggambarkan setiap Sumber : Penelitian 2015
pengelola tidak hanya menggunakan satu Berdasarkan tabel 4 di atas, dapat dilihat
media, tetapi menggunakan beberapa media dari 59 Pengelola Industri Fashion di Kota
sebagai sarana promosinya. Instagram menjadi Bandung yang menggunakan Instagram untuk
media sosial yang paling banyak digunakan promosi produknya, sekitar 57 diantaranya
yakni mencapai 86% atau digunakan oleh 59 memiliki personel khusus untuk mengelola
pengelola industri, kemudian Facebook Instagram dan 2 lainnya tidak memiliki
digunakan oleh 57 pengelola industri atau personel khusus tetapi digabungkan dengan
sekitar 74% dan Twitter yang digunakan oleh bagian lain terutama bagian marketing dan
44 pengelola atau sekitar 64%. Media sosial promosi.
yang paling sedikit digunakan adalah Pinterest Hasil penelitian memperlihatkan, penge-
yakni sekitar 12% atau digunakan oleh sekitar lola media sosial melihat pentingnya ada
8 pengelola industri. Pengunaan Instagram personel khusus untuk mengelola instagram.
sebagai media sosial yang paling banyak Hal ini terkait dengan pengelolaan informasi,
digunakan disebabkan fitur-fitur yang update informasi dan juga profesionalisme
disediakan oleh aplikasi tersebut sangat dalam melakukan promosi.Pengelola menilai
mendukung promosi karena berbasiskan dengan pernonel khusus untuk instagram,
gambar/foto. segala promosi yang diperlukan dapat berjalan
dengan baik, umpan balik yang diberikan
c. Penggunaan Instagram sebagai Media kepada pengakses media sosial dapat terarah
Promosi oleh Pengelola Industri Fashion. dengan baik dan memuaskan pengakses media
Tabel 3. Pengguna Instagram sosial mereka.Staf khusus yang diberi tanggung
F % jawab sebagai pengelola instagram tidak perlu
Ya 59 86 menjadi divisi tersendiri, melainkan masih
Tidak 10 14 menjadi bagian dari divisi promosi atau
Jumlah 69 100 marketing, hanya saja ada tanggung jawab
Sumber : Penelitian 2015 yang jelas untuk mereka.
Pengelola media sosial ini juga beragam,
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat ada industri fashion yang pengelolaan
bahwa sebanyak 59industri fashion atau sekitar instagramnya oleh satu orang dan ada juga
86 % menggunakan Instagram untuk yang lebih dari 3 orang, hanya saja mereka
mempromosikan produknya. Sedangkan 10 masih menilai tidak diperlukan jumlah staf
pengelola atau sekitar 14 % tidak menggunakan yang banyak karena pelaksanannya tidak
Instagram untuk promosi. terlalu rumit dan masih menjadi satu bagian
Hasil penelitian ini memperlihatkan, dengan divisi promosi dan dan marketing.
Instagram merupakan media paling banyak Bahkan, bagi beberapa Distro atau Clothing
digunakan oleh pengelola Industri Fashion di yang belum memiliki divisi khusus promosi
Kota Bandung, jumlahnya lebih banyak dan marketing, media sosial menjadi alternatif
dibandingkan dengan Facebook. untuk melakukan promosi sehingga mereka
81
Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi
JIPSi Volume V No. 2 / Desember 2015
83
Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi
JIPSi Volume V No. 2 / Desember 2015
dilakukan melalui Instagram sudah berhasil, ed.). London, Thousand Oaks, New
sedangkan 19 orang atau sekitar 32 % menilai Delhi: SAGE Publications.
promosi yang dilakukan melalui Instagram Nasrullah, Rully. (2015). Media Sosial :
Belum Optimal, 5 % menyatakan masih rata- Perspektif, Budaya, dan Sosioteknologi.
rata. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Rakhmat, Jalaluddin. (2009). Metode
5. Kesimpulan Penelitian Komunikasi. Bandung: PT.
Berdasarkan hasil penelitian dan Remaja Rosdakarya.
pembahasan mengenai pemanfaatan instagram Sugiyono. (2009). Metode Penelitian
sebagai sarana promosi oleh pengelola Industri Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Fashion di Kota Bandung, maka dapat diambil Bandung : Alfabeta.
kesimpulan sebagai berikut: Safko, L., & Brake, D. K. (2009). The Social
a. Instagram merupakan media sosial yang Media Bible. Hoboken, New Jersey:
paling banyak dan dinilai paling efektif John Wiley & Sons, Inc.
sebagai sarana promosi oleh pengelola
industri fashion di kota Bandung. Sumber Lain :
Pentingnya Instagram sebagai sarana ……..http://wearesocial.sg/tag/indonesia/.
promosi terlihat dari sebagian besar Diakses Sabtu, 2 Mei 2015 pukul 09.35
pengelola yang menempatkan personil wib.
khusus untuk mengelola instagram dan
menyediakan dana khusus untuk promosi ……Daftar Nama Distro dan Factory Oulet
melalui instargram. Terkenal di Bandung. Diakses Jumat, 1
b. Sebanyak 78% pengelola menilai penting Mei 2015 pukul 20.05 wib.
untuk melakukan update informasi di http://www.tempatwisatadijawabarat.co
instagram setiap hari dan materi yang m/2014/07/daftar-nama-distro-factory-
paling banyak diinformasikan adalah outlet-bandung.html
mengenai Daftar Produk serta Kualitas ………Daftar FO di Kota Bandung. Diakses
Produk menjadi keunggulan yang Minggu, 3 Mei 2015 pukul 10.15 wib.
dipromosikan di instragram. Sebanyak 61% http://informasi-
pengelola selalu melakukan penilaian daftar.blogspot.com/2013/03/daftar-fo-
keberhasilan promosi dengan jumlah di-kota-bandung.html
Friends/Like/Members sebagai kriteria
utama penilaian. Promosi melalui instagram ………Mengenal Industri Kreatif di Indonesia.
dianggap sudah berhasil oleh sekitar 59% Diakses Sabtu, 2 Mei 2015 pukul 19.35
pengelola dan dinilai belum optimal oleh wib. http://bisnisukm.com/mengenal-
32 % pengelola Industri Fashion di Kota industri-kreatif-di-indonesia.html.
Bandung. ………..14 Sub Sektor Industri Kreatif di
Indonesia.Diakses Minggu 3 Mei 2015
pukul 10.05 wib.http://ekonomi-
DAFTAR PUSTAKA kreatif.blogspot.com/2008/11/14-sub-
Boyd, D. (2009, 26 February). "Social Media is sektor-industri-kreatif.html
Here to Stay...Now what?". Blog posted
to
http://www.danah.org/papers/talks/MS
RTechFest2009.html.
Djik, J. v. (2006). The Network Society (2nd
84