Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Abstract
The high incidence of pressure sores occurring in hospitals, describing the low quality of nursing
care provided in a hospital. Based on data from the wound and press events that occurred in the
Siloam Hospital Lippo Village in the period January to August 2013 found as many as 78 events a
total of 16 417 patients from admission (0. 48%). Financial problems to use a wound care products
that are already available, also remains a constraint in wound care. Therefore, this research is
expected to help the patient in terms of the economy as white petroleum jelly easily available and the
price is quite affordable, with due regard to their effectiveness in accelerating wound healing stage
press I. This study was conducted to prove the effectiveness of the use of White Petroleum Jelly in the
treatment of injuries hit the first stage in the inpatient unit Siloam Hospital Lippo Village.Desain this
experimental study using a pattern of one group pre and post test design, with a total sample of 15
patients were taken through purposive sampling. Collecting data using Identity Form Respondents
and Pressure Ulcer Scale Healing recorded on the first day and the third after being given white
petroleum jelly. The characteristic feature of most of the respondents have more than 50 years of age,
hospitalized more than two days, the incidence of hospital-acquired pressure ulcers, and many are
already using decubitus mattress. Data analysis using the Wilcoxon Signed Rank Test, Value p value
<0.05, then Ho is rejected, it means that there are differences in pressure sores before and after white
petrolleum jelly, so it can be concluded that interventions such as the use of white jelly petrolleum
effect for treatment of injuries hit the stage I. White petroleum jelly can be used as an alternative
option in the treatment of injuries hit the stage I, because it proved effective enough to help the
healing of injuries hit the stage I.
Keywords: Effectiveness, Luka press stage I, white petroleum jelly, Wound Care
Studi prevalensi dari Eropa, Afrika Selatan, Bila sampai terjadi luka tekan selama dalam
Amerika Selatan dan Canada menunjukkan perawatan di rumah sakit, perlu dievaluasi
bahwa 5% sampai lebih dari 40% pada dan ditingkatkan mutu pelayanan
seluruh pasien yang dirawat dirumah sakit keperawatan yang mengacu pada Patient
mendapat luka tekan selama masa Safety Goal, yaitu bagaimana caranya
perawatan (Eugene F. Reilly, 2007). Luka mempercepat penyembuhan luka tekan.
tekan terjadi pada awal perawatan pasien, Perawatan pada luka tekan ditujukan untuk
biasanya pada 2 minggu pertama. Kejadian mencegah kerusakan luka lebih lanjut,
luka tekan berbeda pada tiap ruangan/ ward, menjaga luka tekan tetap bersih, menjaga
pasien dengan kasus ortopedi dan pasien di kelembaban, mencegah terjadinya infeksi
ruang intensif beresiko tinggi terhadap luka dan mengurangi rasa sakit yang dirasakan
tekan (David R. Thomas). Di Indonesia pasient (Courtney H. Lyder). Penggunaan
angka kejadian luka tekan pada pasien yang protective barrier/ pelindung kulit pada luka
dirawat dirumah sakit mencapai 33% tekan stage 1 bertujuan untuk melindungi
(Suriadi, 2009). Berdasarkan data kejadian kulit dari trauma dan menjaga kelembaban
luka tekan dengan stage ≥2 di Siloam agar mempercepat penyembuhan luka tekan.
Hospitals Lippo Village (SHLV) pada Berikut adalah produk-produk yang
periode Januari sampai Desember tahun digunakan: Alginat atau balutan fiber jell
2012 didapatkan data sebanyak 103 lainnya, Composites, Contact layers, Foam,
kejadian dari total jumlah pasien Gauze, Impregnated gauze, Hydrocolloid,
admission dalam periode yang sama Hydrogel, Specialty absorptive dressings,
sebanyak 15.787 pasien (indikator rate Transparan film, Wound fillers, Wound
0.65%). Sedangkan data insiden luka Pouches, Antimicrobial, Collagen dan
tekan dengan stage ≥ 2 selama periode debriding Enzyme debriding agents
bulan Januari s.d. Agustus tahun 2013 (National Guideline Crealiringhouse,
didapatkan total 78 kejadian dari total 2008).
pasien admission selama periode yang Perlindungan pada kulit/ balutan
sama sebanyak 16.417 pasien (indikator yang tepat untuk digunakan pada
rate 0. 48%). perawatan luka tekan akan membantu dalam
Braden dan Bergstom (2000) proses penyembuhan. Tehnik perawatan
menyatakan ada dua hal utama yang luka tekan dengan berbagai produk
berhubungan dengan resiko terjadinya luka balutan luka yang disebutkan diatas juga
tekan, yaitu faktor tekanan dan toleransi digunakan di ruang rawat inap Siloam
jaringan. Faktor yang mempengaruhi durasi Hospital Lippo Village. Namun
dan intensitas tekanan diatas tulang yang berdasarkan pengamatan peneliti, banyak
menonjol adalah imobilisasi, inaktifitas dan pasien dengan luka tekan yang mempunyai
penurunan persepsi sensori. Sedangkan permasalahan finansial, sehingga tidak
faktor yang mempengaruhi toleransi semua pasien dapat menggunakan produk-
jaringan dibedakan menjadi dua yaitu faktor produk tersebut. Oleh karena itu diperlukan
intrinsik dan faktor ekstrinsik. Dari semua inovasi penelitian jenis topikal/balutan yang
faktor tersebut, imobilisasi adalah faktor efektif untuk perawatan luka, mudah
yang paling signifikan dalam kejadian digunakan, mudah didapat dan harga
luka tekan (Yunita Sari, 2009). Pendapat terjangkau. Informasi yang penulis dapatkan
yang sama dinyatakan oleh (Nursing dari bagian farmasi Siloam Hospital Lippo
Assistant Education /NAE 2001) bahwa Village, selama ini bahan topikal yang
sebagian besar luka tekan disebabkan oleh sering digunakan oleh spesialis kulit untuk
kurangnya mobilitas pasien. therapi cream kulit adalah white petroleum
jelly. Dimana selain mudah menyatu pada
Volume 1 Nomor 1, Maret 2016 16
Indonesian Journal of Nursing Health Science - Efektifitas Penggunaan White Petroleum Jelly untuk Perawatan Luka Tekan
Stage 1 di Ruang di Rawat Inap Siloam Hospitals Lippo Village
saat pencampuran, jenis ini digunakan tubuh beresiko teradap luka tekan, mulai
sebagai pelembab kulit pada saat sedang dari bagian yang menopang tekanan
dilakukan pengobatan pada penyakit kulit. maupun bagian yang mengalami gesekan.
Disampaikan juga bahwa White petroleum The National Pressure uLcer
jelly yang dioleskan pada kassa memiliki Advisory Panel and European Pressure
keuntungan kassa tidak akan menempel Ulcers Advisory Panel ( NPUAP/ EPUAP,
langsung pada luka sehingga dapat 2009) mendefinisikan luka tekan sebagai
membantu penyembuhan luka (Cheerway kerusakan kulit yang terlokalisir atau
Care, 2006). jaringan dibawahnya, biasanya pada daerah
Tingginya angka kejadian luka tekan tulang yang menonjol sebagai akibat
di Siloam Hospitals Lippo Village (SHLV) adanya tekanan atau adanya tekanan
menjadi tantangan bagi divisi dengan pergeseran. Terdapat suatu teori
keperawatan saat ini, dimana selain iskhemik yang terkenal dalam penelitian-
mencegah diharapkan juga perawat penelitian luka tekan, yang mengemukakan
mampu membantu pasien dari segi bahwa tekan pada daerah tonjolan tulang
ekonomi yaitu dengan memperhatikan (bony prominiences) sebesar 32 mmHg
efektifitas alat kesehatan/ balutan/ diyakini menyebabkan oklusi pembuluh
topikal yang digunakan dalam perawatan. darah setempat sehingga menyebabkan
Hal ini dikarenakan masih banyaknya iskemik jaringan yang berdampak pada
pasien yang memiliki masalah finansial kerusakan jaringan irreversibel.
untuk perawatan luka di rumah sakit. Istilah lain dari luka tekan yang
Adanya juga informasi dari bagian farmasi lebih dikenal adalah pressure sores atau
Siloam Hospital Lippo Village bahwa white pressure areas/ bed sores, atau yang lebih
petroleum jelly cukup aman digunakan pada familiar yaitu luka dekubitus. Tetapi
kulit, ketersediaannnya mudah didapat, istilah pressure ulcers sekarang ini
mudah digunaka serta harga cukup dianggap paling akurat dalam menjelaskan
terjangkau. Oleh karena itu, beberapa ulkus karena tekanan.
pertimbangan diatas menjadi dasar bagi
peneliti untuk melakukan penelitian tentang Etiologi dan Patofisiologi Luka Tekan
efektifitas penggunaan white petroleum jelly Braden dan Bergstrom (1987) dalam
dalam perawatan luka tekan stage 1 pada Bryant (2007) menyatakan ada dua hal
pasien yang dirawat di ruang rawat inap utama yang berhubungan dengan risiko
Siloam Hospital Lippo Village. terjadinya luka tekan yaitu faktor tekanan
dan faktor toleransi jaringan. Faktor tekanan
Luka Tekan dipengaruhi oleh intensitas dan durasi
Definisi luka tekan adalah tekanan, sedangkan faktor toleransi jaringan
kerusakan jaringan yang terlokalisir yang dipengaruhi oleh geseran, gesekan,
disebabkan karena adanya kompresi jaringan kelembaban, gangguan nutrisi, usia lanjut,
yang lunak diatas tulang yang menonjol tekanan darah rendah (hypotensi), status
(bony prominence) dan adanya tekanan psikososial, merokok dan peningkatan suhu
dari luar dalam jangka waktu yang lama. tubuh. Potter dan Perry (2009) menyatakan
Kompresi jaringan akan menyebabkan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap
gangguan pada suplai darah pada daerah kejadian luka tekan terdiri dari faktor
yang tertekan. Apabila ini berlangsung lama, internal yaitu nutrisi, infeksi dan usia serta
hal ini dapat menyebabkan insufisiensi aliran faktor eksternal yaitu geseran, gesekan dan
darah, anoksia atau iskemia jaringan dan kelembaban. Penjelasan faktor-faktor yang
akhirnya dapat mengakibatkan kematian sel. berhubungan dengan risiko terjadinya
Pada pasien imobilisasi, semua bagian luka tekan dari Braden dan Bergstrom
Volume 1 Nomor 1, Maret 2016 17
Indonesian Journal of Nursing Health Science - Efektifitas Penggunaan White Petroleum Jelly untuk Perawatan Luka Tekan
Stage 1 di Ruang di Rawat Inap Siloam Hospitals Lippo Village
(1987) dalam Bryant (2007) dan Potter & tekanan tinggi dalam waktu singkat juga
Perry (2005) diuraikan sebagai berikut : akan mengakibatkan kerusakan jaringan.
Tekanan eksternal tersebut harus lebih
a. Faktor Tekanan tinggi dari tekanan intrakapiler (normal 32
Efek patologis tekanan yang berlebihan mmHg, maksimal 60 mmHg jika
dihubungkan dengan intensitas tekanan dan hypertermi). Tekanan mid kapiler adalah 20
durasi tekanan. mmHg, sedangkan tekanan pada vena
1) Intensitas Tekanan kapiler adalah 13-15 mmHg. Dan jika
Intensitas tekanan menggambarkan tekanan tersebut konstan selama 2 jam atau
besarnya tekanan antar muka kulit bagian lebih akan menimbulkan destruksi dan
luar dengan permukaan matras. Jika tekanan perubahan ireversibel dari jaringan. Sel-sel
antar muka melebihi tekanan kapiler maka yang iskemik akan mengeluarkan substansia
pembuluh kapiler akan kolaps dan H yang mirip dengan histamine dan
selanjutnya jaringan akan hipoksia dan disertai akumulasi metabolit seperti kalium,
iskemia. Tekanan kapiler rata- rata adenosine diphosphat (ADP), hidrogen dan
diperkirakan 32 mmHg di arteriol, 30-40 asam laktat, diduga sebagai faktor yang
mmHg di akhir arteri, 25 mmHg di menyebabkan dilatasi pembuluh darah.
pertengahan arteri, 12 mmHg di vena, Reaksi kompensasi sirkulasi akan tampak
dan 10 – 14 mmHg di bagian akhir sebagai hiperemia dan reaksi tersebut masih
vena. Lindan (1961) dalam Bryant efektif bila tekanan dihilangkan sebelum
(2007) mengukur tekanan pada laki-laki/ periode kritis terjadi yaitu 1-2 jam. Potter
wanita dewasa sehat dalam posisi supine, and Perry (2005) menyatakan luka tekan
prone, sidelying dan duduk di atas terjadi sebagai hubungan antara waktu dan
bed percobaan mendapatkan data tekanan tekanan. Semakin besar tekanan dan
antara 10 – 100 mmHg. Tekanan 300 durasinya, maka semakin besar insiden
mmHg ditemukan pada posisi duduk tanpa terbentuknya luka. Kulit dan jaringan sub
alas kursi. Pada individu sehat, tekanan kutan dapat mentoleransi beberapa tekanan,
tidak selalu akan mengakibatkan hipoksia namun pada tekanan eksternal yang besar
karena individu sehat mempunyai dan melebihi dari tekanan kapiler akan
kemampuan mengenali sensasi dengan menurunkan aliran darah ke jaringan
baik sehingga mampu berpindah posisi sekitarnya, jika tekanan dihilangkan pada
ketika merasa tidak nyaman, tapi pada saat sebelum titik kritis maka sirkulasi ke
individu yang tidak mampu mengenali jaringan tersebut akan pulih kembali. Bryant
sensasi ataupun tidak mampu pindah posisi (2007) membuktikan tekanan 100 mmHg
dengan sendirinya tekanan akan berisiko selama 2 jam pada permukaan kulit
mengakibatkan hipoksia. tikus mampu menyebabkan kerusakan
jaringan mikroskopik jaringan dan bila
2) Faktor durasi tekanan tekanan tersebut terus menerus selama 6
Durasi tekanan digambarkan sebagai jam maka akan terjadi degenerasi otot
lama periode waktu tekanan yang diterima lengkap.
oleh jaringan (Bryant, 2007). Trumble
(1930) dalam Bryant (2007) menyatakan b. Faktor Toleransi Jaringan
ada hubungan antara intensitas dan durasi Faktor toleransi jaringan dideskripsikan
tekanan dengan terbentuknya iskemi sebagai kemampuan kulit dan struktur
jaringan. Secara lebih spesifik dinyatakan pendukungnya untuk menahan tekanan
intensitas tekanan yang rendah dalam tanpa akibat yang merugikan. Kemampuan
waktu yang lama dapat membuat tersebut dilakukan dengan cara
kerusakan jaringan dan sebaliknya intensitas mendistribusikan tekanan yang diterima ke
Volume 1 Nomor 1, Maret 2016 18
Indonesian Journal of Nursing Health Science - Efektifitas Penggunaan White Petroleum Jelly untuk Perawatan Luka Tekan
Stage 1 di Ruang di Rawat Inap Siloam Hospitals Lippo Village
seluruh permukaan jaringan sehingga tidak Jaringan yang mengalami maserasi akan
bertumpu pada satu lokasi. Integritas kulit mudah erosi. Selain itu kelembaban juga
yang baik, jaringan kolagen, kelembaban, mengakibatkan kulit mudah terkena
pembuluh limfe, pembuluh darah, jaringan pergesekan (friction) dan perobekan
lemak dan jaringan penyambung berperan jaringan (shear). Inkontinensia alvi lebih
dalam baik atau tidaknya toleransi berpengaruh signifikan dalam
jaringan seorang individu. Konsep perkembangan luka tekan daripada
toleransi jaringan membuktikan dengan inkontinensia urin karena adanya bakteri
sensitisasi otot tikus dengan 100 mmHg dan enzim pada feses dapat merusak
tekanan selama 2 jam, 72 jam selanjutnya permukaan kulit.
disensitisasi dengan 50 mmHg ternyata
dalam waktu 1 jam terjadi degenerasi 2) Faktor Instrinsik
jaringan (Bryant, 2007). Implikasinya, a) Nutrisi
pada jaringan yang toleransinya kurang baik Hipoalbuminemia, kehilangan berat badan
akan lebih mudah mengalami luka tekan dan malnutrisi umumnya diidentifikasi
dibanding jaringan yang toleransinya baik sebagai faktor predisposisi untuk
jika diberi intensitas tekanan yang sama. terjadinya luka tekan.
Faktor toleransi jaringan dipengaruhi oleh b) Usia
faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik yaitu : Pasien yang sudah tua memiliki resiko yang
tinggi untuk terkena luka tekan. Penuaan
1) Faktor Ekstrinsik mengakibatkan kehilangan otot, penurunan
a) Geseran (shear) kadar serum albumin, penurunan respon
Merupakan kekuatan mekanis yang inflamatori, penurunan elastisitas kulit, serta
meregangkan dan merobek jaringan, penurunan kohesi antara epidermis dan
pembuluh darah serta struktur jaringan yang dermis. Perubahan ini berkombinasi dengan
lebih dalam yang berdekatan dengan faktor penuaan lain akan membuat kulit
tulang yang menonjol. Misal ketika menjadi berkurang toleransinya terhadap
pasien dalam posisi semifowler yang tekanan, pergesekan dan tenaga yang
melebihi 30º pasien bisa merobek.
merosot kebawah, sehingga mengakibatkan c) Tekanan arteriolar yang rendah
tulang bergerak kebawah namun kulitnya Tekanan arterolar yang rendah akan
masih tertinggal. Ini dapat mengakibatkan mengurangi toleransi kulit terhadap tekanan
oklusi dari pembuluh darah, serta kerusakan sehingga dengan aplikasi tekanan yang
pada jaringan bagian dalam seperti otot, rendah sudah mampu mengakibatkan
namun hanya menimbulkan sedikit jaringan menjadi iskemia.
kerusakan pada permukaan kulit. d) Stres emosional
b) Pergesekan (friction) Depresi dan stres emosional kronik
Pergesekan terjadi ketika dua permukaan misalnya pada pasien psikiatrik juga
bergerak dengan arah yang berlawanan. merupakan faktor resiko untuk
Pergesekan dapat mengakibatkan abrasi dan perkembangan dari luka tekan.
merusak permukaan epidermis kulit. e) Merokok
Pergesekan bisa terjadi pada saat Nikotin yang terdapat pada rokok dapat
penggantian sprei pasien yang tidak berhati- menurunkan aliran darah dan memiliki efek
hati. toksik terhadap endotelium pembuluh darah.
c) Kelembaban f) Temperatur kulit
Kelembaban yang disebabkan karena Peningkatan temperatur merupakan faktor
inkontinensia dapat mengakibatkan yang signifikan dengan resiko terjadinya
terjadinya maserasi pada jaringan kulit. luka tekan.
Volume 1 Nomor 1, Maret 2016 19
Indonesian Journal of Nursing Health Science - Efektifitas Penggunaan White Petroleum Jelly untuk Perawatan Luka Tekan
Stage 1 di Ruang di Rawat Inap Siloam Hospitals Lippo Village
Gambar 1
Area luka tekan yang beresiko
4. Stage Luka Tekan menetap, biru atau ungu.
National Pressure Ulcer Advisory Panel
(NPUAP) pada Tahun 2009 membagi b. Stage 2
stage luka tekan menjadi empat dengan Hilangnya sebagian lapisan kulit yaitu
karakteristik sebagai berikut : epidermis atau dermis, atau keduanya,
dengan karakteristik luka superfisial, abrasi,
a. Stage 1 melepuh, atau membentuk lubang yang
Ditandai dengan temperatur kulit (lebih dangkal.
dingin atau lebih hangat), perubahan
konsistensi jaringan (lebih keras atau lunak), c.Stage 3
dan perubahan sensasi (gatal atau nyeri). Hilangnya lapisan kulit secara lengkap,
Pada orang yang berkulit putih luka meliputi kerusakan atau nekrosis dari
kelihatan sebagai kemerahan yang jaringan subkutan atau lebih dalam, namun
menetap, sedangkan pada kulit gelap tidak sampai pada fascia. Luka terlihat
luka terlihat sebagai warna merah yang seperti lubang yang dalam.
Volume 1 Nomor 1, Maret 2016 20
Indonesian Journal of Nursing Health Science - Efektifitas Penggunaan White Petroleum Jelly untuk Perawatan Luka Tekan
Stage 1 di Ruang di Rawat Inap Siloam Hospitals Lippo Village
terhadap suatu variable dalam jangka waktu rata pasien tirah baring di Siloam
tertentu. Hasil dari perlakuan tersebut Hospitals Lippo village periode tahun
diharapkan terjadi suatu perubahan atau 2013 mencapai 117 per hari. Tingginya
pengaruh terhadap variable tersebut. jumlah rata-rata pasien tirah baring
Responden pada kelompok sampel akan kebanyakan diruang rawat inap
diamati sebelum dan 3 hari sesudah neurosurgery dan area critical area.
menggunakan white petroleum jelly Menurut Gay yang dikutip oleh
untuk perawatan lukanya, adapun Handoko dalam statistik kesehatan,2013
pengamatan dilakukan untuk mengetahui bahwa ukuran minimum sampel yang dapat
perkembangan dari stage luka berdasarkan diterima berdasarkan desain penelitian
EPUAP – NPUAP, 2009. dengan metode eksperimental minimal
sebesar 15 subyek per kelompok. Oleh
karena itu, dalam penelitian ini peneliti
O1: Pengamatan pada kelompok sampel akan mengambil sampel sebanyak 15
sebelum perlakuan pasien untuk mewakili dari total rata-
X: Intervensi pada kelompok sampel yaitu rata populasi sebesar 23 per bulan.
dengan penggunaan white petroleum jelly
untuk perawatan luka. Tempat Penelitian
O2: Pengamatan pada kelompok sampel Penelitian dilaksanakan di semua
setelah perlakuan. ruang rawat inap Siloam Hospital Lippo
Village. Tempat penelitian ini dipilih karena
Populasi dan Sampel Penelitian menjadi rujukan bagi banyak kasus
Responden yang menjadi sampel penyakit, yang merawat banyak pasien
dalam penelitian ini adalah pasien yang dengan kondisi immobilisasi, dimana sangat
telah memenuhi kriteria inklusi berikut beresiko terhadap kejadian luka tekan.
dibawah ini : Data hasil monitoring kejadian luka tekan
a. Pasien dengan luka tekan stage I untuk stage ≥2 periode Januari s.d.
b. Mendapatkan intervensi perawatan luka Agustus tahun 2013 di Siloam Hospital
tekan dari faktor resiko yang lain Lippo Village didapatkan total 78 kejadian
secara konsisten, yaitu : dari total pasien admission sebanyak
- Perubahan posisi setiap 2 jam 16.417 pasien (0. 48%).
- Nutrisi yang adekuat ditunjukkan Menurut peneliti seharusnya hal ini
dengan hasil albumin > dari 3 dapat dicegah dan dikurangi bila kondisi
kulit pasien yang beresiko terhadap luka
- Pasien dan keluarga mendapatkan tekan atau sudah mengalami luka tekan
edukasi tentang pencegahan dan stage I dapat terdeteksi sejak awal. Sejauh
perawatan pressure ulcer ini rumah sakit Siloam Lippo Village belum
pernah melakukan penelitian tentang
2. Pengambilan sampel efektifitas white petroleum jelly terhadap
Jumlah sampel yang diambil adalah total perawatan luka tekan.
sampel yang terpilih berdasarkan kriteria
inklusi. Berdasarkan hasil laporan angka Waktu Penelitian
rata-rata kejadian luka tekan stage 1 Adapun penelitian ini dimulai dari
periode September s.d November tahun Januari sampai dengan Februari 2014.
2013 di Siloam Hospitals Lippo Village ada Kegiatan penelitian ini dimulai dengan
69 kejadian dari total pasien masuk ada penyusunan proposal yang berlangsung dari
2009 pasien (3,43%), bila dirata-rata bulan November 2013, dilanjutkan dengan
perbulan ada 23 kejadian. Adapun total rata- pengambilan data yang akan dilakukan
Volume 1 Nomor 1, Maret 2016 25
Indonesian Journal of Nursing Health Science - Efektifitas Penggunaan White Petroleum Jelly untuk Perawatan Luka Tekan
Stage 1 di Ruang di Rawat Inap Siloam Hospitals Lippo Village
geseran. Selain itu peneliti dan rekan-rekan ditolak, artinya ada perbedaan luka tekan
perawat yang membantu dalam penelitian sebelum dan sesudah white petrolleum jelly,
juga selalu berkoordinasi dengan bagian sehingga dapat disimpulkan bahwa
gizi untuk menjaga agar ada perbaikan intervensi berupa pemberian white
nutrisi pasien. Tidak hanya itu peneliti dan petrolleum jelly berpengaruh terhadap luka
tim juga berkolaborasi dengan dokter yang tekan, yaitu terjadinya penurunan luka tekan
merawat pasien untuk mengontrol gula darah yang signifikan sesudah diberikan white
bagi pasien yang mempunyai penyakit petrolleum jelly.
penyerta DM, serta therapi yang membantu
menjaga kondisi pasien agar tidak jatuh ke B. Keterbatasan Penelitian
kondisi yang lebih buruk. Setelah itu baru Dalam penelitian ini, peneliti tidak mengkaji
peneliti memberikan white petroleum jelly penyakit penyerta yang dialami responden,
sebagai topikal yang membantu melindungi yang mungkin dapat berpengaruh terhadap
dan memberi susana lembab pada area luka terjadinya/ perkembangan luka tekan. Pada
tekan stage I. penyakit tertentu seperti diabetes mellitus,
Adapun sampai dengan akhir penelitian penyakit paru, stroke, dll dapat
masih ada 2 pasien yang masih mempunyai mempengaruhi metabolisme, fungsi organ
luka tekan stage 1, yaitu pasien yang sama- dan transport oksigen serta nutrisi. Begitu
sama memiliki diagnosa medis dengan juga dalam pengambilan sampel, peneliti
pneumonia, usia diatas 60 tahun dan hanya mengambil satu kelompok intervensi
memiliki nilai braden score <12. tanpa kelompok kontrol, dengan jumlah
sampel minimal yang diteliti. Sebaiknya
1. Analisa Bivariat: Hubungan dalam pengambilan sampel dengan dua
Efektifitas Penggunaan White kelompok untuk membandingkan, dimana
Petroleum Jelly Untuk Perawatan Luka satu kelompok kontrol dan satu kelompok
Tekan Stage I intervensi, serta jumlah sampel yang lebih
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui besar sehingga hasil yang didapat pun
hubungan antara variabel yang telah dipilih lebih mewakili untuk dipresentasikan.
dari kelompok sampel, sehingga diketahui Selain itu perlu dikaji lebih lanjut dampak
perbedaan sebelum dan sesudah dilakukan lain yang diakibatkan dari penggunaan
intervensi atau treatmen. Analisis ini white petroleum jelly ini
dilakukan dengan menggunakan prosedur C. Implikasi Terhadap Pelayanan,
pengujian statistic dan uji hipotesis Pendidikan dan Penelitian
1. Bagi Pelayanan Keperawatan
Analisis Sebelum (Pre-Test) dan Sesudah Berdasarkan analisis hasil penelitian yang
(Post-Test) Pemberian White petrolleum menunjukkan bahwa pemberian intervensi
jelly terhadap Luka Tekan pada Pasien di keperawatan berupa pemberian white
Ruang Rawat Inap Siloam Hospital petroleum jelly untuk perawatan luka tekan
Lippo Village. stage I dapat menjadi alternatif pengganti
Skor rata-rata luka tekan sebelum topikal/ cream yang sudah dipublikasi dan
diberikan white petrolleum jelly (pre-test) direkomendasikan. Sebenarnya intervensi
sebesar 7.53 dan sesudah diberikan white ini sudah diperkenalkan sebagai evidence
petrolleum jelly (post-test) sebesar 1.00. based practice dalam langkah-langkah
Berdasarkan nilai rata-rata-nya luka tekan pencegahan dan perawatan pressure
sesudah diberikan white petrolleum jelly ulcer yang tercantum diguideline
lebih rendah dibandingkan dengan sebelum EPUAP-NPUAP, 2009.
diberikan white petrolleum jelly. Nilai p Melalui hasil penelitian ini,
value sebesar 0.001 (p < 0.05) maka Ho diharapkan dapat menjadi dasar yang kuat
Volume 1 Nomor 1, Maret 2016 30
Indonesian Journal of Nursing Health Science - Efektifitas Penggunaan White Petroleum Jelly untuk Perawatan Luka Tekan
Stage 1 di Ruang di Rawat Inap Siloam Hospitals Lippo Village
untuk tetap melakukan upaya pencegahan petroleum jelly untuk perawatan luka tekan
dan perawatan pressure ulcer dengan stage I, yaitu sebagian besar responden usia-
biaya yang terjangkau dan cream yang nya diatas 50 tahun, jenis kelamin-nya laki-
mudah didapat. Dari hasil penelitian ini laki, dirawat lebih dari 2 hari, sumber
juga dapat memberikan inspirasi baru untuk pressure ulcer-nya di RS, dan menggunakan
mulai meneliti/ memiliki creativitas dari matras decubitus.
sumber daya yang tersedia. Dan semakin 2. Diperoleh gambaran skor rata-rata luka
konsisten untuk melakukan pengkajian tekan pada saat pre-test (sebelum diberikan
resiko sejak dini agar lebih mudah white petrolleum jelly) sebesar 7.53, lalu
mengatasi luka tekan yang dialami pasien, menurun drastis pada saat post-test (sesudah
dengan begitu secara tidak langsung kita diberikan white petrolleum jelly) menjadi
sudah memperhatikan keselamatan pasien 1.00
seperti yang dicanangkan oleh akreditasi 3. Dari hasil analisis dapat disimpulkan
Depkesh dan JCI. bahwa ada perbedaan luka tekan sebelum
dan setelah diberikan white petrolleum jelly,
2. Pendidikan dan Penelitian sehingga dapat disimpulkan bahwa
Hasil penelitian ini diharapkan akan intervensi berupa pemberian white
menambah wacana keilmuan keperawatan petrolleum jelly berpengaruh terhadap luka
yang terkait dengan luka tekan, tekan, yaitu terjadinya penurunan luka tekan
mengingat masih sedikitnya kajian-kajian yang signifikan setelah diberikan white
dan penelitian tentang luka tekan. petrolleum jelly
Sementara topik ini menurut peneliti sangat
perlu untuk dibahas,dikarenakan sebagian Daftar Pustaka
besar profesi perawat bekerja di rumah P. Nix, Denise & A.Bryant, Ruth. 2007.
sakit atau layanan rawat inap, yang Acute & Chronic Wounds:
mempunyai kontribusi paling besar dalam Current Management Concepts. hird
mencegah kejadian luka tekan. Selama ini Edition. St Louis, Missouri.United
intervensi penggunaan cream pelembab Staetes of merica. By Mosby, Inc, An
sudah sangat tidak asing bagi perawat, Affiliate of Elsevier Inc.
khususnya untuk pencegahan luka tekan,
namun pelaksanaan dilapangan seringkali Blackley, Patricia. 2004. Practical Stoma
terbatas oleh ketersediaan yang ada/ topikal Wound and Continence
pelembab/ pelindung kulit yang mempunyai Management. Second Edition.
nama dagang cukup besar. Victoria, Australia: Research
Oleh sebab itu perlu penelitian lebih Publicationn Pty Ltd
lanjut terkait langkah-langkah yang sudah
ada atau hal-hal yang perlu dilakukan untuk Carville, Keryln. 1998. Wound Care
mendasari suatu intervensi perlu dilakukan Manual. 3rd Edition . Osborne Park,
sebagai upaya dari mencegah/ mengurangi Western Australia. Silver Chain
kejadian luka tekan. Foundation.
Jakarta: In Media.