Sunteți pe pagina 1din 18

Indonesian Journal of Nursing Health Science - Efektifitas Penggunaan White Petroleum Jelly untuk Perawatan Luka Tekan

Stage 1 di Ruang di Rawat Inap Siloam Hospitals Lippo Village

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN WHITE PETROLEUM JELLY UNTUK


PERAWATAN LUKA TEKAN STAGE 1 DI RUANG DI RAWAT INAP
SILOAM HOSPITALS LIPPO VILLAGE

Yana Zahara, Ratna Dewi, Endang Saptarini


Fikes – Universitas Esa Unggul, Jakarta
Jalan Arjuna Utara Nomor 9 Tol Tomang Kebun Jeruk, Jakarta 11510
yanazahara@gmail.com

Abstract
The high incidence of pressure sores occurring in hospitals, describing the low quality of nursing
care provided in a hospital. Based on data from the wound and press events that occurred in the
Siloam Hospital Lippo Village in the period January to August 2013 found as many as 78 events a
total of 16 417 patients from admission (0. 48%). Financial problems to use a wound care products
that are already available, also remains a constraint in wound care. Therefore, this research is
expected to help the patient in terms of the economy as white petroleum jelly easily available and the
price is quite affordable, with due regard to their effectiveness in accelerating wound healing stage
press I. This study was conducted to prove the effectiveness of the use of White Petroleum Jelly in the
treatment of injuries hit the first stage in the inpatient unit Siloam Hospital Lippo Village.Desain this
experimental study using a pattern of one group pre and post test design, with a total sample of 15
patients were taken through purposive sampling. Collecting data using Identity Form Respondents
and Pressure Ulcer Scale Healing recorded on the first day and the third after being given white
petroleum jelly. The characteristic feature of most of the respondents have more than 50 years of age,
hospitalized more than two days, the incidence of hospital-acquired pressure ulcers, and many are
already using decubitus mattress. Data analysis using the Wilcoxon Signed Rank Test, Value p value
<0.05, then Ho is rejected, it means that there are differences in pressure sores before and after white
petrolleum jelly, so it can be concluded that interventions such as the use of white jelly petrolleum
effect for treatment of injuries hit the stage I. White petroleum jelly can be used as an alternative
option in the treatment of injuries hit the stage I, because it proved effective enough to help the
healing of injuries hit the stage I.

Keywords: Effectiveness, Luka press stage I, white petroleum jelly, Wound Care

Pendahuluan pada pasien mencerminkan rendahnya mutu


Luka tekan adalah kerusakan pelayanan (Setiyawan, 2008).
jaringan terlokalisir yang disebabkan karena Luka tekan menyebabkan Lenght of
adanya kompresi jaringan yang lunak Stay (LOS) menjadi lebih lama (Nursing
diatas tulang yang menonjol (bony Assistant Education / NAE, 2001).
prominence) dan adanya tekanan dari luar Peningkatan LOS pasien ini akan
dalam jangka waktu yang lama (Wound meningkatkan biaya perawatan rumah sakit
Ostomy and Continence Nurses Society, (Health of Care Plan Resources / AHCRP,
2003). Luka tekan merupakan masalah yang 1994). Menurut Russo CA, perawatan luka
dihadapi oleh pasien-pasien dengan tekan untuk stage IV per pasien terhitung
penyakit kronis, pasien yang sangat lemah, cukup mahal, rata-rata biaya per rawat inap
dan pasien yang lumpuh dalam jangka berkisar $ 37,800 (Courtney H. Lyder).
waktu lama (Moya J. Morison, 2004). Bila dikonversi ke nilai rupiah untuk rata-
Luka tekan merupakan salah satu rata kurs saat ini adalah 347.760.000 rupiah
indikator mutu pelayanan rumah sakit, per pasien dengan luka tekan stage IV.
semakin tinggi angka kejadian luka tekan
Volume 1 Nomor 1, Maret 2016 15
Indonesian Journal of Nursing Health Science - Efektifitas Penggunaan White Petroleum Jelly untuk Perawatan Luka Tekan
Stage 1 di Ruang di Rawat Inap Siloam Hospitals Lippo Village

Studi prevalensi dari Eropa, Afrika Selatan, Bila sampai terjadi luka tekan selama dalam
Amerika Selatan dan Canada menunjukkan perawatan di rumah sakit, perlu dievaluasi
bahwa 5% sampai lebih dari 40% pada dan ditingkatkan mutu pelayanan
seluruh pasien yang dirawat dirumah sakit keperawatan yang mengacu pada Patient
mendapat luka tekan selama masa Safety Goal, yaitu bagaimana caranya
perawatan (Eugene F. Reilly, 2007). Luka mempercepat penyembuhan luka tekan.
tekan terjadi pada awal perawatan pasien, Perawatan pada luka tekan ditujukan untuk
biasanya pada 2 minggu pertama. Kejadian mencegah kerusakan luka lebih lanjut,
luka tekan berbeda pada tiap ruangan/ ward, menjaga luka tekan tetap bersih, menjaga
pasien dengan kasus ortopedi dan pasien di kelembaban, mencegah terjadinya infeksi
ruang intensif beresiko tinggi terhadap luka dan mengurangi rasa sakit yang dirasakan
tekan (David R. Thomas). Di Indonesia pasient (Courtney H. Lyder). Penggunaan
angka kejadian luka tekan pada pasien yang protective barrier/ pelindung kulit pada luka
dirawat dirumah sakit mencapai 33% tekan stage 1 bertujuan untuk melindungi
(Suriadi, 2009). Berdasarkan data kejadian kulit dari trauma dan menjaga kelembaban
luka tekan dengan stage ≥2 di Siloam agar mempercepat penyembuhan luka tekan.
Hospitals Lippo Village (SHLV) pada Berikut adalah produk-produk yang
periode Januari sampai Desember tahun digunakan: Alginat atau balutan fiber jell
2012 didapatkan data sebanyak 103 lainnya, Composites, Contact layers, Foam,
kejadian dari total jumlah pasien Gauze, Impregnated gauze, Hydrocolloid,
admission dalam periode yang sama Hydrogel, Specialty absorptive dressings,
sebanyak 15.787 pasien (indikator rate Transparan film, Wound fillers, Wound
0.65%). Sedangkan data insiden luka Pouches, Antimicrobial, Collagen dan
tekan dengan stage ≥ 2 selama periode debriding Enzyme debriding agents
bulan Januari s.d. Agustus tahun 2013 (National Guideline Crealiringhouse,
didapatkan total 78 kejadian dari total 2008).
pasien admission selama periode yang Perlindungan pada kulit/ balutan
sama sebanyak 16.417 pasien (indikator yang tepat untuk digunakan pada
rate 0. 48%). perawatan luka tekan akan membantu dalam
Braden dan Bergstom (2000) proses penyembuhan. Tehnik perawatan
menyatakan ada dua hal utama yang luka tekan dengan berbagai produk
berhubungan dengan resiko terjadinya luka balutan luka yang disebutkan diatas juga
tekan, yaitu faktor tekanan dan toleransi digunakan di ruang rawat inap Siloam
jaringan. Faktor yang mempengaruhi durasi Hospital Lippo Village. Namun
dan intensitas tekanan diatas tulang yang berdasarkan pengamatan peneliti, banyak
menonjol adalah imobilisasi, inaktifitas dan pasien dengan luka tekan yang mempunyai
penurunan persepsi sensori. Sedangkan permasalahan finansial, sehingga tidak
faktor yang mempengaruhi toleransi semua pasien dapat menggunakan produk-
jaringan dibedakan menjadi dua yaitu faktor produk tersebut. Oleh karena itu diperlukan
intrinsik dan faktor ekstrinsik. Dari semua inovasi penelitian jenis topikal/balutan yang
faktor tersebut, imobilisasi adalah faktor efektif untuk perawatan luka, mudah
yang paling signifikan dalam kejadian digunakan, mudah didapat dan harga
luka tekan (Yunita Sari, 2009). Pendapat terjangkau. Informasi yang penulis dapatkan
yang sama dinyatakan oleh (Nursing dari bagian farmasi Siloam Hospital Lippo
Assistant Education /NAE 2001) bahwa Village, selama ini bahan topikal yang
sebagian besar luka tekan disebabkan oleh sering digunakan oleh spesialis kulit untuk
kurangnya mobilitas pasien. therapi cream kulit adalah white petroleum
jelly. Dimana selain mudah menyatu pada
Volume 1 Nomor 1, Maret 2016 16
Indonesian Journal of Nursing Health Science - Efektifitas Penggunaan White Petroleum Jelly untuk Perawatan Luka Tekan
Stage 1 di Ruang di Rawat Inap Siloam Hospitals Lippo Village

saat pencampuran, jenis ini digunakan tubuh beresiko teradap luka tekan, mulai
sebagai pelembab kulit pada saat sedang dari bagian yang menopang tekanan
dilakukan pengobatan pada penyakit kulit. maupun bagian yang mengalami gesekan.
Disampaikan juga bahwa White petroleum The National Pressure uLcer
jelly yang dioleskan pada kassa memiliki Advisory Panel and European Pressure
keuntungan kassa tidak akan menempel Ulcers Advisory Panel ( NPUAP/ EPUAP,
langsung pada luka sehingga dapat 2009) mendefinisikan luka tekan sebagai
membantu penyembuhan luka (Cheerway kerusakan kulit yang terlokalisir atau
Care, 2006). jaringan dibawahnya, biasanya pada daerah
Tingginya angka kejadian luka tekan tulang yang menonjol sebagai akibat
di Siloam Hospitals Lippo Village (SHLV) adanya tekanan atau adanya tekanan
menjadi tantangan bagi divisi dengan pergeseran. Terdapat suatu teori
keperawatan saat ini, dimana selain iskhemik yang terkenal dalam penelitian-
mencegah diharapkan juga perawat penelitian luka tekan, yang mengemukakan
mampu membantu pasien dari segi bahwa tekan pada daerah tonjolan tulang
ekonomi yaitu dengan memperhatikan (bony prominiences) sebesar 32 mmHg
efektifitas alat kesehatan/ balutan/ diyakini menyebabkan oklusi pembuluh
topikal yang digunakan dalam perawatan. darah setempat sehingga menyebabkan
Hal ini dikarenakan masih banyaknya iskemik jaringan yang berdampak pada
pasien yang memiliki masalah finansial kerusakan jaringan irreversibel.
untuk perawatan luka di rumah sakit. Istilah lain dari luka tekan yang
Adanya juga informasi dari bagian farmasi lebih dikenal adalah pressure sores atau
Siloam Hospital Lippo Village bahwa white pressure areas/ bed sores, atau yang lebih
petroleum jelly cukup aman digunakan pada familiar yaitu luka dekubitus. Tetapi
kulit, ketersediaannnya mudah didapat, istilah pressure ulcers sekarang ini
mudah digunaka serta harga cukup dianggap paling akurat dalam menjelaskan
terjangkau. Oleh karena itu, beberapa ulkus karena tekanan.
pertimbangan diatas menjadi dasar bagi
peneliti untuk melakukan penelitian tentang Etiologi dan Patofisiologi Luka Tekan
efektifitas penggunaan white petroleum jelly Braden dan Bergstrom (1987) dalam
dalam perawatan luka tekan stage 1 pada Bryant (2007) menyatakan ada dua hal
pasien yang dirawat di ruang rawat inap utama yang berhubungan dengan risiko
Siloam Hospital Lippo Village. terjadinya luka tekan yaitu faktor tekanan
dan faktor toleransi jaringan. Faktor tekanan
Luka Tekan dipengaruhi oleh intensitas dan durasi
Definisi luka tekan adalah tekanan, sedangkan faktor toleransi jaringan
kerusakan jaringan yang terlokalisir yang dipengaruhi oleh geseran, gesekan,
disebabkan karena adanya kompresi jaringan kelembaban, gangguan nutrisi, usia lanjut,
yang lunak diatas tulang yang menonjol tekanan darah rendah (hypotensi), status
(bony prominence) dan adanya tekanan psikososial, merokok dan peningkatan suhu
dari luar dalam jangka waktu yang lama. tubuh. Potter dan Perry (2009) menyatakan
Kompresi jaringan akan menyebabkan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap
gangguan pada suplai darah pada daerah kejadian luka tekan terdiri dari faktor
yang tertekan. Apabila ini berlangsung lama, internal yaitu nutrisi, infeksi dan usia serta
hal ini dapat menyebabkan insufisiensi aliran faktor eksternal yaitu geseran, gesekan dan
darah, anoksia atau iskemia jaringan dan kelembaban. Penjelasan faktor-faktor yang
akhirnya dapat mengakibatkan kematian sel. berhubungan dengan risiko terjadinya
Pada pasien imobilisasi, semua bagian luka tekan dari Braden dan Bergstrom
Volume 1 Nomor 1, Maret 2016 17
Indonesian Journal of Nursing Health Science - Efektifitas Penggunaan White Petroleum Jelly untuk Perawatan Luka Tekan
Stage 1 di Ruang di Rawat Inap Siloam Hospitals Lippo Village

(1987) dalam Bryant (2007) dan Potter & tekanan tinggi dalam waktu singkat juga
Perry (2005) diuraikan sebagai berikut : akan mengakibatkan kerusakan jaringan.
Tekanan eksternal tersebut harus lebih
a. Faktor Tekanan tinggi dari tekanan intrakapiler (normal 32
Efek patologis tekanan yang berlebihan mmHg, maksimal 60 mmHg jika
dihubungkan dengan intensitas tekanan dan hypertermi). Tekanan mid kapiler adalah 20
durasi tekanan. mmHg, sedangkan tekanan pada vena
1) Intensitas Tekanan kapiler adalah 13-15 mmHg. Dan jika
Intensitas tekanan menggambarkan tekanan tersebut konstan selama 2 jam atau
besarnya tekanan antar muka kulit bagian lebih akan menimbulkan destruksi dan
luar dengan permukaan matras. Jika tekanan perubahan ireversibel dari jaringan. Sel-sel
antar muka melebihi tekanan kapiler maka yang iskemik akan mengeluarkan substansia
pembuluh kapiler akan kolaps dan H yang mirip dengan histamine dan
selanjutnya jaringan akan hipoksia dan disertai akumulasi metabolit seperti kalium,
iskemia. Tekanan kapiler rata- rata adenosine diphosphat (ADP), hidrogen dan
diperkirakan 32 mmHg di arteriol, 30-40 asam laktat, diduga sebagai faktor yang
mmHg di akhir arteri, 25 mmHg di menyebabkan dilatasi pembuluh darah.
pertengahan arteri, 12 mmHg di vena, Reaksi kompensasi sirkulasi akan tampak
dan 10 – 14 mmHg di bagian akhir sebagai hiperemia dan reaksi tersebut masih
vena. Lindan (1961) dalam Bryant efektif bila tekanan dihilangkan sebelum
(2007) mengukur tekanan pada laki-laki/ periode kritis terjadi yaitu 1-2 jam. Potter
wanita dewasa sehat dalam posisi supine, and Perry (2005) menyatakan luka tekan
prone, sidelying dan duduk di atas terjadi sebagai hubungan antara waktu dan
bed percobaan mendapatkan data tekanan tekanan. Semakin besar tekanan dan
antara 10 – 100 mmHg. Tekanan 300 durasinya, maka semakin besar insiden
mmHg ditemukan pada posisi duduk tanpa terbentuknya luka. Kulit dan jaringan sub
alas kursi. Pada individu sehat, tekanan kutan dapat mentoleransi beberapa tekanan,
tidak selalu akan mengakibatkan hipoksia namun pada tekanan eksternal yang besar
karena individu sehat mempunyai dan melebihi dari tekanan kapiler akan
kemampuan mengenali sensasi dengan menurunkan aliran darah ke jaringan
baik sehingga mampu berpindah posisi sekitarnya, jika tekanan dihilangkan pada
ketika merasa tidak nyaman, tapi pada saat sebelum titik kritis maka sirkulasi ke
individu yang tidak mampu mengenali jaringan tersebut akan pulih kembali. Bryant
sensasi ataupun tidak mampu pindah posisi (2007) membuktikan tekanan 100 mmHg
dengan sendirinya tekanan akan berisiko selama 2 jam pada permukaan kulit
mengakibatkan hipoksia. tikus mampu menyebabkan kerusakan
jaringan mikroskopik jaringan dan bila
2) Faktor durasi tekanan tekanan tersebut terus menerus selama 6
Durasi tekanan digambarkan sebagai jam maka akan terjadi degenerasi otot
lama periode waktu tekanan yang diterima lengkap.
oleh jaringan (Bryant, 2007). Trumble
(1930) dalam Bryant (2007) menyatakan b. Faktor Toleransi Jaringan
ada hubungan antara intensitas dan durasi Faktor toleransi jaringan dideskripsikan
tekanan dengan terbentuknya iskemi sebagai kemampuan kulit dan struktur
jaringan. Secara lebih spesifik dinyatakan pendukungnya untuk menahan tekanan
intensitas tekanan yang rendah dalam tanpa akibat yang merugikan. Kemampuan
waktu yang lama dapat membuat tersebut dilakukan dengan cara
kerusakan jaringan dan sebaliknya intensitas mendistribusikan tekanan yang diterima ke
Volume 1 Nomor 1, Maret 2016 18
Indonesian Journal of Nursing Health Science - Efektifitas Penggunaan White Petroleum Jelly untuk Perawatan Luka Tekan
Stage 1 di Ruang di Rawat Inap Siloam Hospitals Lippo Village

seluruh permukaan jaringan sehingga tidak Jaringan yang mengalami maserasi akan
bertumpu pada satu lokasi. Integritas kulit mudah erosi. Selain itu kelembaban juga
yang baik, jaringan kolagen, kelembaban, mengakibatkan kulit mudah terkena
pembuluh limfe, pembuluh darah, jaringan pergesekan (friction) dan perobekan
lemak dan jaringan penyambung berperan jaringan (shear). Inkontinensia alvi lebih
dalam baik atau tidaknya toleransi berpengaruh signifikan dalam
jaringan seorang individu. Konsep perkembangan luka tekan daripada
toleransi jaringan membuktikan dengan inkontinensia urin karena adanya bakteri
sensitisasi otot tikus dengan 100 mmHg dan enzim pada feses dapat merusak
tekanan selama 2 jam, 72 jam selanjutnya permukaan kulit.
disensitisasi dengan 50 mmHg ternyata
dalam waktu 1 jam terjadi degenerasi 2) Faktor Instrinsik
jaringan (Bryant, 2007). Implikasinya, a) Nutrisi
pada jaringan yang toleransinya kurang baik Hipoalbuminemia, kehilangan berat badan
akan lebih mudah mengalami luka tekan dan malnutrisi umumnya diidentifikasi
dibanding jaringan yang toleransinya baik sebagai faktor predisposisi untuk
jika diberi intensitas tekanan yang sama. terjadinya luka tekan.
Faktor toleransi jaringan dipengaruhi oleh b) Usia
faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik yaitu : Pasien yang sudah tua memiliki resiko yang
tinggi untuk terkena luka tekan. Penuaan
1) Faktor Ekstrinsik mengakibatkan kehilangan otot, penurunan
a) Geseran (shear) kadar serum albumin, penurunan respon
Merupakan kekuatan mekanis yang inflamatori, penurunan elastisitas kulit, serta
meregangkan dan merobek jaringan, penurunan kohesi antara epidermis dan
pembuluh darah serta struktur jaringan yang dermis. Perubahan ini berkombinasi dengan
lebih dalam yang berdekatan dengan faktor penuaan lain akan membuat kulit
tulang yang menonjol. Misal ketika menjadi berkurang toleransinya terhadap
pasien dalam posisi semifowler yang tekanan, pergesekan dan tenaga yang
melebihi 30º pasien bisa merobek.
merosot kebawah, sehingga mengakibatkan c) Tekanan arteriolar yang rendah
tulang bergerak kebawah namun kulitnya Tekanan arterolar yang rendah akan
masih tertinggal. Ini dapat mengakibatkan mengurangi toleransi kulit terhadap tekanan
oklusi dari pembuluh darah, serta kerusakan sehingga dengan aplikasi tekanan yang
pada jaringan bagian dalam seperti otot, rendah sudah mampu mengakibatkan
namun hanya menimbulkan sedikit jaringan menjadi iskemia.
kerusakan pada permukaan kulit. d) Stres emosional
b) Pergesekan (friction) Depresi dan stres emosional kronik
Pergesekan terjadi ketika dua permukaan misalnya pada pasien psikiatrik juga
bergerak dengan arah yang berlawanan. merupakan faktor resiko untuk
Pergesekan dapat mengakibatkan abrasi dan perkembangan dari luka tekan.
merusak permukaan epidermis kulit. e) Merokok
Pergesekan bisa terjadi pada saat Nikotin yang terdapat pada rokok dapat
penggantian sprei pasien yang tidak berhati- menurunkan aliran darah dan memiliki efek
hati. toksik terhadap endotelium pembuluh darah.
c) Kelembaban f) Temperatur kulit
Kelembaban yang disebabkan karena Peningkatan temperatur merupakan faktor
inkontinensia dapat mengakibatkan yang signifikan dengan resiko terjadinya
terjadinya maserasi pada jaringan kulit. luka tekan.
Volume 1 Nomor 1, Maret 2016 19
Indonesian Journal of Nursing Health Science - Efektifitas Penggunaan White Petroleum Jelly untuk Perawatan Luka Tekan
Stage 1 di Ruang di Rawat Inap Siloam Hospitals Lippo Village

g) Infeksi terbentuk pada daerah kulit diatas


Infeksi ditandai dengan adanya patogen tulang yang menonjol. Lokasi tersebut
dalam tubuh. Infeksi biasanya diikuti oleh diantaranya adalah;
demam dan peningkatan laju metabolism a. Tuberositas Ischii (Frekuensinya
sehingga jaringan-jaringan yang mencapai 30%) dari lokasi tersering
mengalami hipoksia akan berisiko b. Trochanter Mayor (Frekuensinya
menuju iskemik. Selain itu demam juga mencapai 20% dari lokasi tersering
meningkatkan perspirasi sehingga kondisi c. Sacrum (Frekuensinya mencapai 15%)
kulit lebih lembab oleh keringat dan ini dari lokasi tersering
akan menjadi predisposisi kerusakan kulit. d. Tumit (Frekuensinya mencapai 10%) dari
lokasi tersering.
3. Area Luka Tekan e. Maleolous
Lokasi luka tekan sebenarnya bisa terjadi f. Genu
diseluruh permukaan tubuh bila g. Lainnya meliputi cubiti, scapula dan
mendapat penekanan keras secara processus spinosus vertebrata
terus menerus. Namun paling sering

sumber: Steph & Haynes, 200 ph 6

Gambar 1
Area luka tekan yang beresiko
4. Stage Luka Tekan menetap, biru atau ungu.
National Pressure Ulcer Advisory Panel
(NPUAP) pada Tahun 2009 membagi b. Stage 2
stage luka tekan menjadi empat dengan Hilangnya sebagian lapisan kulit yaitu
karakteristik sebagai berikut : epidermis atau dermis, atau keduanya,
dengan karakteristik luka superfisial, abrasi,
a. Stage 1 melepuh, atau membentuk lubang yang
Ditandai dengan temperatur kulit (lebih dangkal.
dingin atau lebih hangat), perubahan
konsistensi jaringan (lebih keras atau lunak), c.Stage 3
dan perubahan sensasi (gatal atau nyeri). Hilangnya lapisan kulit secara lengkap,
Pada orang yang berkulit putih luka meliputi kerusakan atau nekrosis dari
kelihatan sebagai kemerahan yang jaringan subkutan atau lebih dalam, namun
menetap, sedangkan pada kulit gelap tidak sampai pada fascia. Luka terlihat
luka terlihat sebagai warna merah yang seperti lubang yang dalam.
Volume 1 Nomor 1, Maret 2016 20
Indonesian Journal of Nursing Health Science - Efektifitas Penggunaan White Petroleum Jelly untuk Perawatan Luka Tekan
Stage 1 di Ruang di Rawat Inap Siloam Hospitals Lippo Village

d. Stage 4 atau tendon. Adanya lubang yang dalam


Hilangnya lapisan kulit secara lengkap serta saluran sinus juga termasuk dalam
dengan kerusakan yang luas, nekrosis stadium ini.
jaringan, kerusakan pada otot, tulang

Sumber: NPUAC, 2009


Gambar 2
Karakteristik masing-masing stage luka
5. Komplikasi luka tekan ( Bergstorm et al, 2007). Upaya
Meskipun luka tekan tergolong luka non pencegahan luka tekan dinyatakan dalam
infeksius namun komplikasi yang lebih beberapa literatur (EPUAP & NPUAP 2009)
lanjut bisa terjadi, infeksi sistemik yang merujuk kepada beberapa hasil
adalah yang paling lazim. Komplikasi penelitian dan evidence secara garis besar
yang paling sering terjadi adalah terdiri dari upaya-upaya :
osteomielitis. Osteomielitis telah
dilaporkan terjadi 17-32 % dari luka yang a. Pengkajian risiko
terinfeksi dan dapat menyebabkan luka non Beberapa tool pengkajian telah
healing dengan atau tanpa manifestasi dikembangkan seperti Braden’s Scale ,
sistemik. Bakterimia dapat terjadi dengan Norton’s, Waterlow’s, clinical judgment.dan
atau tanpa osteomielitis, dengan tandan dan lain-lain. Namun menurut NPUAP ( 2009)
gejala demam, takikardi, hipotensi, dan hanya Braden’s Scale dan Norton’s (asli
perubahan status mental. maupun telah dimodifikasi) yang telah dan
sedang di uji secara ekstensif. Braden’s
Scale telah diuji penggunaannya pada
Konsep Pencegahan dan Perawatan Luka setting perawatan medikal bedah, perawatan
Tekan intensif dan nursing home. Sedangkan
Pencegahan Norton’s telah diuji pemakaiannya pada
Banyak tinjauan literatur unit perawatan usia lanjut di rumah
mengindikasikan bahwa luka tekan dapat sakit. Penggunaan tool tersebut sebaiknya
dicegah. Meskipun kewaspadaan perawat dilakukan setiap 48 jam di unit perawatan
dalam memberikan perawatan tidak dapat akut, setiap 24 jam di unit perawatan kritis,
sepenuhnya mencegah terjadinya luka setiap minggu saat 4 minggu pertama di unit
tekan dan perburukannya pada beberapa perawataan jangka panjang (long term care)
individu yang sangat berisiko tinggi. kemudian setiap bulan hingga setiap 3
Dalam kasus seperti ini, tindakan intensif bulan. dan setiap kali kunjungan rumah
yang dilakukan harus ditujukan untuk pada unit home care ( Bryant, 2007).
mengurangi faktor risiko, melaksanakan Salah satu tindakan pencegahan luka
langkah-langkah pencegahan dan mengatasi tekan adalah perawatan kulit, yang

Volume 1 Nomor 1, Maret 2016 21


Indonesian Journal of Nursing Health Science - Efektifitas Penggunaan White Petroleum Jelly untuk Perawatan Luka Tekan
Stage 1 di Ruang di Rawat Inap Siloam Hospitals Lippo Village

seharusnya dilakukan dengan lembut dan secara langsung pengaruhnya terhadap


teratur. Inspeksi kulit dilakukan setiap hari, pencegahan luka tekan, mempertahankan
kaji adanya kemerahan atau kerusakan area kelembaban stratum corneum dan mencegah
kulit. Mempertahankan kondisi kulit tetap kulit kering.
bersih dan mengontrol kulit lembab akibat
dari urine, faeses, keringat, saliva, eksudat 3) Manajemen kulit yang terlalu lembab/
dari luka atau tumpahan cairan dan berlebihan
makanan. Secara rutin gunakan lotion atau Pertama, sumber kelembaban yang
krim pelembab dan intake cairan yang berlebihan harus diidentifikasi misalnya
adekuat (Keryln Carville, 1998). keringat, urine atau yang lainnya. Upaya
selanjutnya adalah dengan :
b. Perawatan kulit a) Membersihkan kulit dengan mandi
Perawatan kulit bertujuan untuk mencegah menggunakan air hangat dan sabun dengan
terjadinya luka tekan melalui upaya upaya pH seimbang. Aktifitas mandi mungkin
mempertahankan dan memperbaiki toleransi mengurangi sedikit pelindung kulit normal
kulit terhadap tekanan. sehingga membuat kulit kering dan mudah
1) Pengkajian kulit dan risiko luka tekan iritasi oleh karena itu jenis sabun yang
Pengkajian risiko luka tekan dapat digunakan harus diperhatikan dengan baik.
dilakukan dengan menggunakan Skala b) Memberikan pelembab karena aktifitas
Braden. Inspeksi kulit dilakukan secara membersihkan kulit yang berulang kali
teratur dengan frekuensi sesuai kebutuhan membuat kulit menjadi kering, namun
masingmasing pasien. Inspeksi dilakukan jika sabun atau bahan pembersih yang
untuk melihat apakah ada kondisi-kondisi digunakan sudah dilengkapi dengan
seperti kulit kering, sangat basah, pelembab yang cukup mungkin pemberian
kemerahan, pucat dan indurasi. Pemeriksaan pelembab tidak begitu dibutuhkan.
lain seperti apakah ada tanda hangat yang c) Proteksi dengan bahan-bahan
terlokalisir, perubahan warna dan edema. pelindung seperti film, krem, ointment,
atau pasta yang biasanya terbuat dari zink
1. Manajemen kulit kering oxide, asam laktat, petrolatum atau
Kulit yang kering diberi emolients dan dimeticone dan kombinasinya. Penggunaan
krem. NPUAP (2009) merekomendasikan pelindung kulit seperti underpad dan
penanganan kulit kering pada sakrum secara celana dapat meminimalkan ekspose kulit
khusus dengan menggunakan pelembab dengan bahan-bahan lembab yang iritan
sederhana. Penting untuk memberikan tersebut asal segera diganti ketika mulai
pelembab secara teratur untuk mendapatkan basah atau lembab.
keuntungan yang maksimal. Mengurangi
lingkungan yang menyebabkan kulit kering c. Dukungan permukaan
dan berkurangnya kelembaban kulit seperti Dukungan permukaan termasuk pelapisan
suhu dingin, dan hidrasi tidak adekuat. Kulit (ditempatkan di atas tempat tidur standar)
kering meningkatkan risiko terbentuknya atau kasur khusus. Ada 2 jenis dukungan
fissura dan rekahan stratum korneum. permukaan: statis tanpa bergerak dan
Penggunaan pelembab topical diduga dinamis dengan bagian yang bergerak yang
bermanfaat untuk mempertahankan dijalankan oleh energi. Matras udara dan
kelembaban kulit dan keutuhan stratum air efektif tetapi mungkin bocor, jadi
corneum namun belum ada ketetapan mereka perlu terus menerus dirawat.
jenis pelembab apa yang memberikan Termasuk upaya memperbaiki dukungan
manfaat terbaik dan memberi evidence permukaan adalah menjaga alat tenun tetap
licin dan kencang, kasur yang rata dan tebal
Volume 1 Nomor 1, Maret 2016 22
Indonesian Journal of Nursing Health Science - Efektifitas Penggunaan White Petroleum Jelly untuk Perawatan Luka Tekan
Stage 1 di Ruang di Rawat Inap Siloam Hospitals Lippo Village

serta pemberian bantal pada area-area Mengontrol dan menghilangkan faktor


berisiko tekanan seperti tumit, siku, bahu penyebab adalah prinsip pertama dari
dan sakrum. pengelolaan luka takan. Secara
berkelanjutan dilakukan upaya pencegahan
d. Nutrisi bahkan ketika pasien memiliki luka tekan
Nutrisi adalah faktor pendukung yang sangat penting bagi keberhasilan
penting untuk mempertahankan kulit yang pengelolaan luka tekan. Prinsip yang
sehat dan elastis. Pemberian secara oral, kedua adalah memberikan support untuk
parenteral maupun melalui sonde feeding tubuh pasien (seperti optimalisasi nutrisi
sama efektifnya asalkan jumlah yang dan mengontrol nilai gula darah) dan
diberikan cukup sesuai kebutuhan. prinsip yang ketiga adalah memberikan
Suplemen nutrisi dapat diberikan jika lingkungan yang fisiologis pada daerah luka
diperlukan. Beberapa penelitian (Ruth A. Bryant, 2007). Menurut Van
menunjukkan nutrien yang penting untuk Rijswijk (1995) dalam Ruth A.Bryant, tahun
pencegahan dan proses penyembuhan luka 2007 waktu untuk penyembuhan luka sangat
tekan adalah protein, vitamin C, kalori, zat variabel. Luka stadium I membutuhkan
besi dan zink. waktu kira-kira 0 – 3 atau 5 hari,
e. Posisi dan reposisi sedangkan luka stadium II estimasi
Karena penyebab utama luka tekan adalah waktu penyembuhan luka sekitar 8-38 hari
tekanan yang terus menerus di suatu tempat dan untuk luka tekan stadium III atau IV
maka menghindari penekanan terus menerus dilaporkan membutuhkan waktu 2 minggu
di satu tempat dengan cara reposisi perawatan untuk sembuh (Ruth A. Bryant,
menjadi penting. Beberapa penelitian 2007).
juga menganjurkan penggunaan posisi
miring 30º dengan cara mengganjal bantal A. Konsep Teori Petroleum Jelly
dibagian bokong dan salah satu kaki White Petroleum Jelly atau sering disebut
Vaselin White yang digunakan untuk
a. Edukasi perawatan kulit merupakan bahan baku,
Pendidikan kesehatan kepada keluarga berasal dari Petroleum Jelly, adalah
dilakukan secara terprogram dan campuran dari minyak mineral, parafin dan
komprehensif sehingga keluarga diharapkan lilin mikrokristalin, ketika ketiga zat ini
berperan serta secara aktif dalam perawatan berbaur bersama-sama menciptakan sesuatu
pasien. Pasien dan keluarga adalah yang luar biasa, yakni jelly halus yang
bagian integral dalam perawatan pasien memiliki titik leleh sedikit di atas suhu
khususnya upaya pencegahan luka tekan. tubuh. Hasil secara harafiah krim akan
Topik pendidikan kesehatan yang meleleh kedalam kulit, masuk kedalam
dianjurkan adalah sebagai berikut etiologi ruang antar sel-sel dan celah dalam lipid.
dan faktor risiko luka tekan, aplikasi Sesampainya disana krim akan kembali
penggunaan tool pengkajian risiko, membeku dan mengunci diri ditempatnya.
pengkajian kulit, memilih dan atau gunakan
dukungan permukaan, perawatan kulit B. White Petroleum Jelly memiliki dua
individual, demonstrasi posisi yang tepat fungsi
untuk mengurangi risiko luka tekan dan a. Membantu menjaga kulit bagian luar,
dokumentasi data yang berhubungan. melindungi kulit dari pengaruh cuaca dan
eksposur.
2. Perawatan b. Membantu menjaga kulit bagian dalam
Luka tekan harus dikelola dengan dengan mencegah kehilangan air secara
menggunakan tiga prinsip pengelolaan. alami dari kulit kita. Hal ini
Volume 1 Nomor 1, Maret 2016 23
Indonesian Journal of Nursing Health Science - Efektifitas Penggunaan White Petroleum Jelly untuk Perawatan Luka Tekan
Stage 1 di Ruang di Rawat Inap Siloam Hospitals Lippo Village

memungkinkan kulit lembab dan lunak Tabel 1


secara alami dari dalam kulit itu sendiri. Hasil pemeriksaan vaselin white atau
(Jimmy Wales, 2010). white petroleum jelly sesuai dengan
Certificate of Analysis atau COA
White Petroleum Jelly berbentuk (Rajell, 2009)
semi padat campuran hidrokarbon (dengan
Jenis pemeriksaan Hasil
karbon utama lebih tinggi dari angka 25).
Tidak hanya menyembuhkan luka gores dan Massa berminyak, transparan putih,
Pemerian atau
luka bakar, tetapi dapat mempertahankan kekuningan, tidak berasa dan tidak bau.
luka tetap hygienis selama proses Warna 0,5 Y
penyembuhan, dan dianjurkan pula untuk Praktis tidak larut dalam air dan etanol.
dipakai pada kondisi emergensi, tetapi Kelarutan Larut dalam
kloroform dan eter.
seharusnya tidak dipakai pada luka bakar
akut. Bahan ini dapat juga menangkap Keasam-basaan Memenuhi syarat
agen-agen infeksi dibawah kulit. Sebagai
alat proteksi kulit, petroleum jelly sangat Jarak lebur 63,5ºC

penting digunakan, terutama saat cuaca Berat jenis 0,8365 g/ml


dingin, meskipun menyebabkan kulit terasa
berminyak. Ciri-ciri fisik: Konsistensi 163 dmm
1) Mudah terbakar Viskositas 7,25 eSt
2) Semi padat campuran hdrokarbon
3) Memiliki titik lebur ± 167ºF (75ºC)
4) Tidak berwarna atau berwarna kuning 1) Mudah terbakar
pucat (bila penyulingan tidak terlalu 2) Semi padat campuran hdrokarbon
tinggi) 3) Memiliki titik lebur ± 167ºF (75ºC)
5) Transparan 4) Tidak berwarna atau berwarna kuning
6) Tidak memiliki rasa dan bau ketika pucat (bila penyulingan tidak terlalu
masih murni tinggi)
7) Tidak mengoksidasi pemaparan pada 5) Transparan
udara 6) Tidak memiliki rasa dan bau ketika masih
8) Tidak mudah bereaksi terhadap reagen murni
kimia 7) Tidak mengoksidasi pemaparan pada
9) Tidak larut dalam air udara
10) Larut dalam Kloroform, benzen, karbon 8) Tidak mudah bereaksi terhadap reagen
disulfida, dan minyak terpetin. kimia
9) Tidak larut dalam air
Metode Penelitian 10) Larut dalam Kloroform, benzen, karbon
Metode penelitian merupakan tehnik disulfida, dan minyak terpetin.
yang digunakan untuk menyusun sebuah
studi dan untuk mendapatkan serta Desain Penelitian
menganalisa informasi yang berhubungan Penelitian ini menggunakan desain
dengan pertanyaan penelitian. Bab ini akan eksperimen dengan pola one group pre and
menguraikan tentang metodologi penelitian post tes design, yaitu eksperimen yang
yang mencakup desain penelitian,populasi dilakukan dengan menguji coba sebelum
dan sampel, tempat penelitian, waktu dan sesudah dilakukan suatu intervensi pada
penelitian, etika penelitian, alat pengumpul kelompok sampel tanpa kelompok
data, prosedur pengumpulan data serta pembanding. Ciri khusus dari penelitian ini
rencana analisis data. adalah adanya perlakuan atau intervensi
Volume 1 Nomor 1, Maret 2016 24
Indonesian Journal of Nursing Health Science - Efektifitas Penggunaan White Petroleum Jelly untuk Perawatan Luka Tekan
Stage 1 di Ruang di Rawat Inap Siloam Hospitals Lippo Village

terhadap suatu variable dalam jangka waktu rata pasien tirah baring di Siloam
tertentu. Hasil dari perlakuan tersebut Hospitals Lippo village periode tahun
diharapkan terjadi suatu perubahan atau 2013 mencapai 117 per hari. Tingginya
pengaruh terhadap variable tersebut. jumlah rata-rata pasien tirah baring
Responden pada kelompok sampel akan kebanyakan diruang rawat inap
diamati sebelum dan 3 hari sesudah neurosurgery dan area critical area.
menggunakan white petroleum jelly Menurut Gay yang dikutip oleh
untuk perawatan lukanya, adapun Handoko dalam statistik kesehatan,2013
pengamatan dilakukan untuk mengetahui bahwa ukuran minimum sampel yang dapat
perkembangan dari stage luka berdasarkan diterima berdasarkan desain penelitian
EPUAP – NPUAP, 2009. dengan metode eksperimental minimal
sebesar 15 subyek per kelompok. Oleh
karena itu, dalam penelitian ini peneliti
O1: Pengamatan pada kelompok sampel akan mengambil sampel sebanyak 15
sebelum perlakuan pasien untuk mewakili dari total rata-
X: Intervensi pada kelompok sampel yaitu rata populasi sebesar 23 per bulan.
dengan penggunaan white petroleum jelly
untuk perawatan luka. Tempat Penelitian
O2: Pengamatan pada kelompok sampel Penelitian dilaksanakan di semua
setelah perlakuan. ruang rawat inap Siloam Hospital Lippo
Village. Tempat penelitian ini dipilih karena
Populasi dan Sampel Penelitian menjadi rujukan bagi banyak kasus
Responden yang menjadi sampel penyakit, yang merawat banyak pasien
dalam penelitian ini adalah pasien yang dengan kondisi immobilisasi, dimana sangat
telah memenuhi kriteria inklusi berikut beresiko terhadap kejadian luka tekan.
dibawah ini : Data hasil monitoring kejadian luka tekan
a. Pasien dengan luka tekan stage I untuk stage ≥2 periode Januari s.d.
b. Mendapatkan intervensi perawatan luka Agustus tahun 2013 di Siloam Hospital
tekan dari faktor resiko yang lain Lippo Village didapatkan total 78 kejadian
secara konsisten, yaitu : dari total pasien admission sebanyak
- Perubahan posisi setiap 2 jam 16.417 pasien (0. 48%).
- Nutrisi yang adekuat ditunjukkan Menurut peneliti seharusnya hal ini
dengan hasil albumin > dari 3 dapat dicegah dan dikurangi bila kondisi
kulit pasien yang beresiko terhadap luka
- Pasien dan keluarga mendapatkan tekan atau sudah mengalami luka tekan
edukasi tentang pencegahan dan stage I dapat terdeteksi sejak awal. Sejauh
perawatan pressure ulcer ini rumah sakit Siloam Lippo Village belum
pernah melakukan penelitian tentang
2. Pengambilan sampel efektifitas white petroleum jelly terhadap
Jumlah sampel yang diambil adalah total perawatan luka tekan.
sampel yang terpilih berdasarkan kriteria
inklusi. Berdasarkan hasil laporan angka Waktu Penelitian
rata-rata kejadian luka tekan stage 1 Adapun penelitian ini dimulai dari
periode September s.d November tahun Januari sampai dengan Februari 2014.
2013 di Siloam Hospitals Lippo Village ada Kegiatan penelitian ini dimulai dengan
69 kejadian dari total pasien masuk ada penyusunan proposal yang berlangsung dari
2009 pasien (3,43%), bila dirata-rata bulan November 2013, dilanjutkan dengan
perbulan ada 23 kejadian. Adapun total rata- pengambilan data yang akan dilakukan
Volume 1 Nomor 1, Maret 2016 25
Indonesian Journal of Nursing Health Science - Efektifitas Penggunaan White Petroleum Jelly untuk Perawatan Luka Tekan
Stage 1 di Ruang di Rawat Inap Siloam Hospitals Lippo Village

bulan Januari 2014 hingga pelaporan hasil Alat Pengumpul Data


penelitian. Alat pengumpul data yang digunakan
dalam penelitian ini seperti:
Etika Penelitian 1. Formulit identitas
Sebagai upaya melindungi hak azasi tidak ada exudate, exudate minimal, exudate
dari responden perlu adanya pertimbangan sedang dan banyak exudate.
etik dengan memperhatikan aspek self Tipe jaringan Luka: jaringan utuh,
determiation, privacy, anonymity, epithelisasi, granulasi, ada pus dan necrotik.
informed concent dan potection from
discomfort (Polit & Hungler,2005) berikut
dibawah ini: Uji Validitas dan Reliabilitas
1. Self determination; peneliti Uji validitas dan reliabilitas tidak
memberi kesempatan bagi responden/ diperlukan dalam penelitian ini
keluarga berpikir untuk memahami tujuan dikarenakan alat ukur yang akan digunakan
penelitian sehingga keputusan yang sudah baku dan menjadi rekomendasi
diambilnya mencerminkan kesadaran diri sebagai alat ukur untuk menilai
tanpa adanya paksaan dalam menyatakan perkembangan luka tekan
kesediaannya dengan menandatangani (NPUAP,2009).
formulir informed concent.
2. Privacy Prosedur Pelaksanaan
Pengumpulan informasi dan perlakukan Peneliti mendapatkan ijin meneliti
penelitian terhadap responden/ keluarga setelah peneliti melalui uji proposal
dilaksanakan dengan menghargai penelitian didepan reviewer Program
responden/ keluarga sebagai individu yang Studi Ilmu Keperawatan Esa Unggul,
bermartabat. Setiap informasi yang dan peneliti dinyatakan mampu untuk
diberikan responden/ keluarga dirahasiakan melanjutkan ke pelaksanaan penelitian.
dan hanya untuk kepentingan penelitian. Adapun langkah-langkahnya sebagai
3. Anonymity berikut:
Seluruh responden hanya dicantumkan 1) Mudah terbakar
nama inisial bukan nama lengkap. 2) Semi padat campuran hdrokarbon
4. Informed concent 3) Memiliki titik lebur ± 167ºF (75ºC)
Seluruh responden/ keluarga bersedia 4) Tidak berwarna atau berwarna kuning
menandatangani lembar persetujuan pucat (bila penyulingan tidak terlalu
menjadi respon penelitian, setelah peneliti tinggi)
menjelaskan tujuan, manfaat dan harapan 5) Transparan
peneliti terhadap responden, juga setelah 6) Tidak memiliki rasa dan bau ketika
responden memahami semua penjelasan masih murni
peneliti. 7) T idak mengoksidasi pemaparan pada
5. Potection from discomfort udara
Responden bebas dari rasa tidak nyaman. 8) Tidak mudah bereaksi terhadap reagen
Peneliti menekankan bahwa apabila kimia
responden merasa tidak nyaman selama 9) Tidak larut dalam air
proses penelitian maka responden diajukan 10) Larut dalam Kloroform, benzen, karbon
untuk memilih yaitu menghentikan disulfida, dan minyak terpetin.
partisipasinya atau terus melanjutkan
penelitian.

Volume 1 Nomor 1, Maret 2016 26


Indonesian Journal of Nursing Health Science - Efektifitas Penggunaan White Petroleum Jelly untuk Perawatan Luka Tekan
Stage 1 di Ruang di Rawat Inap Siloam Hospitals Lippo Village

Tabel 2 pasien, meliputi karakteristik responden


Hasil pemeriksaan vaselin white atau white petroleum yang diteliti hingga perkembangan stage
jelly sesuai dengan Certificate of Analysis atau COA
Jenis pemeriksaan Hasil luka pasien dari panjang x lebar (dalam
centimeter), jumlah exudat dan tipe jaringan
Massa berminyak, transparan
Pemerian putih, atau yang disajikan dalam bentuk total skor.
kekuningan, tidak berasa dan Selain itu akan disajikan pula tentang
tidak bau.
analisa bivariat yang menggunakan uji
Warna 0,5 Y
paired T Test dan uji Wilcoxon Signed Rank
Praktis tidak larut dalam air Test
Kelarutan dan etanol. Larut dalam
kloroform dan eter. Pengumpulan data dan pelaksanaan
Keasam-basaan Memenuhi syarat penggunaan white petroleum jelly dalam
Jarak lebur 63,5ºC perawatan luka tekan stage I dilakukan
Berat jenis 0,8365 g/ml langsung oleh peneliti dibantu beberapa
Konsistensi 163 dmm link wound care nurse di ruang rawat inap
Viskositas 7,25 eSt Siloam Hospitals Lippo Village. Data yang
Sumber: Rajell, 2009 telah memenuhi syarat dianalisis dan
disajikan berdasarkan analisis univariat
1. Prosedur Pelaksanaan dan bivariate
a. Peneliti mengidentifikasi pasien yang
menjadi responden sesuai dengan kriteria 1. Analisa Univariat
inklusi yang telah ditetapkan sebelumnya. Berikut akan disajikan analisa data
b. Peneliti kemudian menjelaskan distribusi frekuensi responden
mengenai tujuan, manfaat, prosedur berdasarkan karakteristik pasien yang
penelitian, kemungkinan terdapatnya meliputi usia, jenis kelamin, waktu
ketidaknyamanan, hak untuk menolak serta kejadian hari rawat dan asal/ tempat
jaminan kerahasiaan sebagai responden kejadian pressure ulcer serta penggunaan
penelitian. matras decubitus di ruang rawat inap Siloam
c. Setelah menjelaskan prosedur penelitian, Hospital Lippo Village.
peneliti menawarkan kepada pasien untuk Pada Tabel 3 distribusi
menjadi responden penelitian dengan frekuensi berdasarkan usia, diperoleh
memberikan lembar persetujuan sebagai gambaran bahwa dari 15 responden di
responden penelitian sebagai pernyataan ruang rawat inap Siloam Hospital Lippo
setuju untuk berpartisipasi dalam penelitian. Village, sebagian besar responden
d. Peneliti kemudian mengisi form identitas berusia diatas 50 tahun ( 80.0%).
responden. Semua hasil pengukuran luas Pada Tabel 4, distribusi frekuensi
luka, jumlah exudate dan tipe jaringan di berdasarkan jenis kelamin responden
dokumentasikan pada formulir Push Tool. diperoleh gambaran bahwa dari 15
e. Setelah pengkajian selesai, selanjutnya responden di ruang rawat inap Siloam
dilakukan perawatan luka dengan Hospital Lippo Village, sebagian besar
menggunakan white petroleum jelly. respondennya laki-laki ( 60%).
Pada Tabel 5 distribusi frekuensi
Hasil dan Pembahasan berdasarkan waktu hari rawat terjadinya
Hasil penelitian tentang efektifitas pressure ulcer diperoleh gambaran bahwa
penggunaan white petroleum jelly untuk dari 15 responden di ruang rawat inap
perawatan luka tekan stage I di ruang rawat Siloam Hospital Lippo Village, sebagian
inap Siloam Hospitals Lippo Village besar responden menunjukkan waktu
dengan jumlah responden sebanyak 15 kejadiannya di hari rawat lebih dari 2 hari
(46.7%).
Volume 1 Nomor 1, Maret 2016 27
Indonesian Journal of Nursing Health Science - Efektifitas Penggunaan White Petroleum Jelly untuk Perawatan Luka Tekan
Stage 1 di Ruang di Rawat Inap Siloam Hospitals Lippo Village

1. Usia Responden Pembahasan hasil penelitian akan


memaparkan secara lebih rinci interprestasi
Tabel 3 dan diskusi hasil penelitian dengan merujuk
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia di kepada tujuan penelitian, tinjauan literatur
Ruang Rawat Inap Siloam Hospital Lippo Village
dan juga informasi yang ada sebelumnya.
2014 ( n=15)
Usia Frekuensi % Dari hasil penelitian juga akan memeberi
kontribusi berupa implikasi yang
≥ 50 tahun 3 20.0 realistis bagi pelayanan keperawatan.
Pada akhirnya melalui pembahasan ini dapat
mengidentifikasi keterbatasan-keterbatasan
> 50 tahun 1 80.0 selama penelitian.
2
Berdasarkan hasil analisis univariat
Jumlah 1 100.0
5 didapat hasil sebagai berikut :
a. Usia
Pada hasil penelitian didapatkan sebagian
2. Jenis Kelamin Responden besar responden usia-nya diatas 50 tahun
Tabel 4 (80.0%). Hal ini sesuai dengan teori Ruth
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin A. Bryant & Denise yang mengatakan
Responden di Ruang Rawat Inap Siloam Hospital bahwa semakin bertambah usia akan
Lippo Village 2014
Jenis Kelamin Frekuensi %
memiliki resiko yang lebih tinggi untuk
Laki-laki 9 60.0 terkena luka tekan. Penyebabnya
dikarenakan penuaan mengakibatkan
Perempuan 6 40.0 kehilangan otot, penurunan kadar serum
Jumlah 15 100.0 albumin, penurunan respon inflamatori,
penurunan elastisitas kulit, serta penurunan
kohesi antara epidermis dan dermis.
3. Kejadian Hari Rawat Perubahan ini berkombinasi dengan faktor
Tabel 5
penuaan lain yang menyebabkan kulit
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kejadian Hari
Rawat di Ruang Rawat Inap Siloam Hospital Lippo menjadi berkurang toleransinya terhadap
Village 2014 ( n=15 ) tekanan, pergesekan dan tenaga yang
Hari Rawat Frekuensi % merobek.

<= 2 hari 7 46.7 b. Kejadian Hari Rawat


Sebagian besar responden mendapatkan
kejadian pressure ulcer pada hari rawat
> 2 hari 8 53.3
lebih dari 2 hari (53.3%). Sejauh ini
belum ada teori/ penelitian yang
Jumlah 1 100.0
5 membahas khusus rata-rata waktu kejadian
pressure ulcer selama pasien dirawat.
4. Kejadian Pressure Ulcer Tetapi Potter and Perry (2005) menyatakan
Penggunaan luka tekan terjadi sebagai hubungan antara
Matras Decubitus Frekuensi % waktu dan tekanan. Semakin besar
Ya 11 73.3 tekanan dan durasinya, maka semakin tinggi
resiko terjadinya luka tekan. Sedangkan
Tidak 4 26.7 menurut Bryant (2007) membuktikan
tekanan 100 mmHg selama 2 jam pada
Total 15 permukaan kulit tikus mampu menyebabkan
Volume 1 Nomor 1, Maret 2016 28
Indonesian Journal of Nursing Health Science - Efektifitas Penggunaan White Petroleum Jelly untuk Perawatan Luka Tekan
Stage 1 di Ruang di Rawat Inap Siloam Hospitals Lippo Village

kerusakan jaringan mikroskopik jaringan d. Penggunaan Matras Decubitus


dan bila tekanan tersebut terus menerus Sebagian besar responden sudah
selama 6 jam maka akan terjadi degenerasi menggunakan matras decubitus yaitu ada
otot lengkap. sebesar (73.3%). Dari literatur dalam
Oleh karena itu peneliti berpendapat guideline EPUAP=NPUAP, 2009
bahwa sebenarnya untuk waktu/ lamanya disampaikan bahwa salah satu langkah
hari rawat tidak mempunyai kontribusi untuk mencegah dan mengatasi luka tekan
langsung terjadinya pressure ulcer, tetapi adalah penggunaan support surface. Matras
hal ini dapat menjadi masukan bagi perawat decubitus merupakan salah satu support
agar lebih peduli lagi pada pasien yang surface yang dimaksud, dimana ada 2
dirawat lebih lama karena akan memiliki jenis dukungan permukaan yaitu yang
resiko terhadap kejadian pressure ulcer di statis/ tanpa bergerak dan dinamis dengan
Rumah Sakit. bagian yang bergerak yang dijalankan
oleh energi. Dukungan permukaan ini
c. Sumber/ Tempat Kejadian Pressure Ulcer digunakan sebagai pelapisan (ditempatkan
Distribusi frekuensi berdasarkan sumber/ di atas tempat tidur standar) atau kasur
tempat kejadian pressure ulcer, diperoleh khusus. Penggunaan matras decubitus
gambaran bahwa dari 15 responden di ruang menurut peneliti sangat baik untuk
rawat inap SHLV, sebagian besar responden membantu mengurangi tekanan, tetapi
mendapatkan pressure ulcer di RS. (60.0%). langkah tersebut tidaklah muthlak, tetap
Sesuai dengan pembahasan pada latar diperlukan juga upaya pencegahan yang
belakang penelitian ini, dimana luka tekan lain untuk mengatatasi luka tekan.
merupakan masalah yang dihadapi oleh Dikarenakan ketersediaan matras decubitus
pasien-pasien dengan penyakit kronis, masih terbatas sehingga penggunaannya
pasien yang sangat lemah, dan pasien lebih diutamakan pada pasien yang
yang lumpuh dalam jangka waktu lama memiliki resiko sedang dan tinggi terhadap
(Moya J. Morison, 2004). Oleh sebab kejadian luka tekan atau pada kategori
itu kejadian luka tekan merupakan salah pasien yang memiliki braden score dibawah
satu indikator mutu pelayanan rumah 14. e. Deskripsi berdasarkan total rata-rata
sakit, karena semakin tinggi angka perkembangan luka tekan, dari 15
kejadian luka tekan pada pasien responden diperoleh gambaran skor rata-rata
mencerminkan rendahnya mutu pelayanan luka tekan pada saat pre-test (sebelum
(Setiyawan, 2008). diberikan white petrolleum jelly) sebesar
Dalam hal ini peneliti sangat setuju 7.53, lalu menurun drastis pada saat post-
dengan adanya monitoring kejadian pressure test (sesudah diberikan white petrolleum
ulcer di Rumah Sakit agar kita sebagai jelly) menjadi 1.00. Dalam teori di bab II,
perawat juga dapat mengukur kualitas menurut Ruth,A. Bryant, 2007 perawatan
pelayanan keperawatan. Peran perawat luka tekan harus dikelola secara konsisten,
sangat besar terhadap kejadian pressure yaitu mengontrol dan menghilangkan faktor
ulcer, mengingat profesi perawat penyebab (Tekanan, gesekan, geseran/
mempunyai waktu bersama pasien lebih tarikan, kelembaban ),support nutrisi serta
banyak dibandingkan profesi lain. Oleh memberikan lingkungan yang fisiologis
karena itu perawat perlu lebih concern pada daerah luka
terhadap pasien-pasien yang memiliki Pelaksanaan penelitian ini juga
resiko terhadap pressure ulcer supaya dapat melakukan konsistensi perubahan posisi
mencegah kejadian luka tekan di Rumah setiap 2 jam dan penggunaan sheet pada saat
Sakit. ambulasi untuk membantu mengontrol serta
menghilangkan tekanan, gesekan dan
Volume 1 Nomor 1, Maret 2016 29
Indonesian Journal of Nursing Health Science - Efektifitas Penggunaan White Petroleum Jelly untuk Perawatan Luka Tekan
Stage 1 di Ruang di Rawat Inap Siloam Hospitals Lippo Village

geseran. Selain itu peneliti dan rekan-rekan ditolak, artinya ada perbedaan luka tekan
perawat yang membantu dalam penelitian sebelum dan sesudah white petrolleum jelly,
juga selalu berkoordinasi dengan bagian sehingga dapat disimpulkan bahwa
gizi untuk menjaga agar ada perbaikan intervensi berupa pemberian white
nutrisi pasien. Tidak hanya itu peneliti dan petrolleum jelly berpengaruh terhadap luka
tim juga berkolaborasi dengan dokter yang tekan, yaitu terjadinya penurunan luka tekan
merawat pasien untuk mengontrol gula darah yang signifikan sesudah diberikan white
bagi pasien yang mempunyai penyakit petrolleum jelly.
penyerta DM, serta therapi yang membantu
menjaga kondisi pasien agar tidak jatuh ke B. Keterbatasan Penelitian
kondisi yang lebih buruk. Setelah itu baru Dalam penelitian ini, peneliti tidak mengkaji
peneliti memberikan white petroleum jelly penyakit penyerta yang dialami responden,
sebagai topikal yang membantu melindungi yang mungkin dapat berpengaruh terhadap
dan memberi susana lembab pada area luka terjadinya/ perkembangan luka tekan. Pada
tekan stage I. penyakit tertentu seperti diabetes mellitus,
Adapun sampai dengan akhir penelitian penyakit paru, stroke, dll dapat
masih ada 2 pasien yang masih mempunyai mempengaruhi metabolisme, fungsi organ
luka tekan stage 1, yaitu pasien yang sama- dan transport oksigen serta nutrisi. Begitu
sama memiliki diagnosa medis dengan juga dalam pengambilan sampel, peneliti
pneumonia, usia diatas 60 tahun dan hanya mengambil satu kelompok intervensi
memiliki nilai braden score <12. tanpa kelompok kontrol, dengan jumlah
sampel minimal yang diteliti. Sebaiknya
1. Analisa Bivariat: Hubungan dalam pengambilan sampel dengan dua
Efektifitas Penggunaan White kelompok untuk membandingkan, dimana
Petroleum Jelly Untuk Perawatan Luka satu kelompok kontrol dan satu kelompok
Tekan Stage I intervensi, serta jumlah sampel yang lebih
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui besar sehingga hasil yang didapat pun
hubungan antara variabel yang telah dipilih lebih mewakili untuk dipresentasikan.
dari kelompok sampel, sehingga diketahui Selain itu perlu dikaji lebih lanjut dampak
perbedaan sebelum dan sesudah dilakukan lain yang diakibatkan dari penggunaan
intervensi atau treatmen. Analisis ini white petroleum jelly ini
dilakukan dengan menggunakan prosedur C. Implikasi Terhadap Pelayanan,
pengujian statistic dan uji hipotesis Pendidikan dan Penelitian
1. Bagi Pelayanan Keperawatan
Analisis Sebelum (Pre-Test) dan Sesudah Berdasarkan analisis hasil penelitian yang
(Post-Test) Pemberian White petrolleum menunjukkan bahwa pemberian intervensi
jelly terhadap Luka Tekan pada Pasien di keperawatan berupa pemberian white
Ruang Rawat Inap Siloam Hospital petroleum jelly untuk perawatan luka tekan
Lippo Village. stage I dapat menjadi alternatif pengganti
Skor rata-rata luka tekan sebelum topikal/ cream yang sudah dipublikasi dan
diberikan white petrolleum jelly (pre-test) direkomendasikan. Sebenarnya intervensi
sebesar 7.53 dan sesudah diberikan white ini sudah diperkenalkan sebagai evidence
petrolleum jelly (post-test) sebesar 1.00. based practice dalam langkah-langkah
Berdasarkan nilai rata-rata-nya luka tekan pencegahan dan perawatan pressure
sesudah diberikan white petrolleum jelly ulcer yang tercantum diguideline
lebih rendah dibandingkan dengan sebelum EPUAP-NPUAP, 2009.
diberikan white petrolleum jelly. Nilai p Melalui hasil penelitian ini,
value sebesar 0.001 (p < 0.05) maka Ho diharapkan dapat menjadi dasar yang kuat
Volume 1 Nomor 1, Maret 2016 30
Indonesian Journal of Nursing Health Science - Efektifitas Penggunaan White Petroleum Jelly untuk Perawatan Luka Tekan
Stage 1 di Ruang di Rawat Inap Siloam Hospitals Lippo Village

untuk tetap melakukan upaya pencegahan petroleum jelly untuk perawatan luka tekan
dan perawatan pressure ulcer dengan stage I, yaitu sebagian besar responden usia-
biaya yang terjangkau dan cream yang nya diatas 50 tahun, jenis kelamin-nya laki-
mudah didapat. Dari hasil penelitian ini laki, dirawat lebih dari 2 hari, sumber
juga dapat memberikan inspirasi baru untuk pressure ulcer-nya di RS, dan menggunakan
mulai meneliti/ memiliki creativitas dari matras decubitus.
sumber daya yang tersedia. Dan semakin 2. Diperoleh gambaran skor rata-rata luka
konsisten untuk melakukan pengkajian tekan pada saat pre-test (sebelum diberikan
resiko sejak dini agar lebih mudah white petrolleum jelly) sebesar 7.53, lalu
mengatasi luka tekan yang dialami pasien, menurun drastis pada saat post-test (sesudah
dengan begitu secara tidak langsung kita diberikan white petrolleum jelly) menjadi
sudah memperhatikan keselamatan pasien 1.00
seperti yang dicanangkan oleh akreditasi 3. Dari hasil analisis dapat disimpulkan
Depkesh dan JCI. bahwa ada perbedaan luka tekan sebelum
dan setelah diberikan white petrolleum jelly,
2. Pendidikan dan Penelitian sehingga dapat disimpulkan bahwa
Hasil penelitian ini diharapkan akan intervensi berupa pemberian white
menambah wacana keilmuan keperawatan petrolleum jelly berpengaruh terhadap luka
yang terkait dengan luka tekan, tekan, yaitu terjadinya penurunan luka tekan
mengingat masih sedikitnya kajian-kajian yang signifikan setelah diberikan white
dan penelitian tentang luka tekan. petrolleum jelly
Sementara topik ini menurut peneliti sangat
perlu untuk dibahas,dikarenakan sebagian Daftar Pustaka
besar profesi perawat bekerja di rumah P. Nix, Denise & A.Bryant, Ruth. 2007.
sakit atau layanan rawat inap, yang Acute & Chronic Wounds:
mempunyai kontribusi paling besar dalam Current Management Concepts. hird
mencegah kejadian luka tekan. Selama ini Edition. St Louis, Missouri.United
intervensi penggunaan cream pelembab Staetes of merica. By Mosby, Inc, An
sudah sangat tidak asing bagi perawat, Affiliate of Elsevier Inc.
khususnya untuk pencegahan luka tekan,
namun pelaksanaan dilapangan seringkali Blackley, Patricia. 2004. Practical Stoma
terbatas oleh ketersediaan yang ada/ topikal Wound and Continence
pelembab/ pelindung kulit yang mempunyai Management. Second Edition.
nama dagang cukup besar. Victoria, Australia: Research
Oleh sebab itu perlu penelitian lebih Publicationn Pty Ltd
lanjut terkait langkah-langkah yang sudah
ada atau hal-hal yang perlu dilakukan untuk Carville, Keryln. 1998. Wound Care
mendasari suatu intervensi perlu dilakukan Manual. 3rd Edition . Osborne Park,
sebagai upaya dari mencegah/ mengurangi Western Australia. Silver Chain
kejadian luka tekan. Foundation.

Kesimpulan Dealey, Carol . 2005. The Care Of Wound A


Setelah dilakukan pembahasan guide for nurses. Third Edition.
terhadap hasil penelitian sebagaimana yang Victoria Asutralia. Blackwell
telah dipaparkan sebelumnya, maka dapat Pusblishing.
dibuat simpulan sebagai berikut:
Maryunani, Anik. 2013. PerawatanLuka
1. Didapatkan gambaran karakteristik
Modern Terkini Dan Terlengkap.
responden yang menggunakan white
Volume 1 Nomor 1, Maret 2016 31
Indonesian Journal of Nursing Health Science - Efektifitas Penggunaan White Petroleum Jelly untuk Perawatan Luka Tekan
Stage 1 di Ruang di Rawat Inap Siloam Hospitals Lippo Village

Jakarta: In Media.

Suriadi, MSN. 2007. Manajemen Luka.


Pontianak. Stikep Muhammadiyah.

Suriadi. 2004. Perawatan Luka. Cetakan ke


I. Jakarta.CV Sagung Seto.

Stephen & Haynes. 2006. NICE Pressure


Ulcer Guideline, Summary and
Implication forPractice, Journal
J o u r n a l of Wound Care.
Retrieved From
Http://www.ebscohost.com/ uph.edu
onmarch 20, 2010.

Patricia A. Potter, Anne G. Perry. 2009.


Fundamentals of Nursing
(FundamentalKeperawatan). Edisi 7.
Singapore . Elsevier Pte Ltd. Jakarta.
Salemba Medika.

Kelana Kusuma Dharma. 2012. Metodologi


Penelitian Keperawatan. Edisi
Revisi.Jakarta. CV. Trans Info Media

Handoko Riwidikdo. 2013.


StatistikKesehatan Dengan Aplikasi
SPSS Dalam Prosedur Penelitian.
Cetakan Pertama. Yogyakarta.
CV.Rihama Rohima.

Volume 1 Nomor 1, Maret 2016 32

S-ar putea să vă placă și