Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Disusun Oleh :
A. Latar belakang
Chronic Kidney Disease (CKD) merupakan keadaan dimana terjadi
penurunan fungsi ginjal yang cukup berat secara perlahan-lahan (menahun).
Penyakit CKD disebabkan oleh berbagai penyakit ginjal. Penyakit ini bersifat
progresif dan biasanya tidak bisa pulih kembali (irreversible) (Suwitra, 2006).
Prevalensi penyakit CKD meningkat setiap tahunnya. Berdasarkan Pusat Data
& Informasi Perhimpunan Rumah Sakit (PDPERSI), jumlah penderita CKD
diperkirakan 50 orang per satu juta penduduk (Suhardjono, 2008). Selama
kurun waktu dari tahun 1999 hingga 2004, terdapat 16,8% dari populasi
penduduk usia 20 tahun mengalami penyakit CKD. Presentase ini meningkat
bila dibandingkan data enam tahun sebelumnya (Cecilia, 2011).
Penyakit CKD menjadi masalah besar di dunia karena sulit disembuhkan,
serta membutuhkan biaya perawatan yang lama dan mahal. Hemodialisa
merupakan salah satu terapi untuk mengatasi fungsi ginjal yang rusak
(Supriyadi, Wagiyo, & Widowati, 2011). Terapi hemodialisa yang harus
dilakukan pada pasien CKD biasanya berlangsung rutin sampai mendapatkan
donor ginjal melalui operasi pencangkokan. Terapi hemodialisa dilakukan
secara periodik guna mempertahankan kelangsungan hidup pasien dan
mengendalikan uremia yang terjadi (Cecilia, 2011).
Salah satu intervensi yang diberikan kepada penderita hemodialisa adalah
pembatasan asupan cairan nutrisi. Tanpa adanya pembatasan asupan cairan,
akan mengakibatkan cairan menumpuk dan akan menimbulkan edema di
sekitar tubuh. Kondisi ini akan membuat tekanan darah meningkat dan
memperberat kerja jantung. Penumpukan cairan juga akan masuk ke paru-
paru sehingga membuat pasien mengalami sesak nafas. Secara tidak langsung
berat badan pasien juga akan mengalami peningkatan berat badan yang cukup
tajam, mencapai lebih dari berat badan normal (0,5 kg /24 jam) (Brunner &
Suddart, 2002; Hudak & Gallo, 2006).
Oleh karena itu, pasien CKD perlu mengontrol dan membatasi jumlah
asupan cairan dan nutrisi yang masuk dalam tubuh. Pembatasan asupan cairan
penting agar pasien yang menderita CKD tetap merasa nyaman pada saat
sebelum, selama dan sesudah terapi hemodialisa. Pembatasan cairan sering
kali sulit dilakukan oleh pasien, terutama jika mereka mengkonsumsi obat-
obatan yang membuat membran mukosa kering seperti diuretik. Karena obat
tersebut akan menyebabkan rasa haus yang berakibat adanya respon untuk
minum (Potter & Perry, 2008).
Mengingat penerapan kepatuhan pembatasan cairan pada pasien
hemodialisa ini merupakan hal yang penting untuk meningkatkan kualitas
hidup pasien, maka penulis mengambil topic tentang pembatasan cairan serta
pengaturan nutrisi bagi penderita gagal ginjal.
B. Tujuan
1. Tujuan umum:
Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkannsasaran mampu
mengetahui dan memahami tentang jumlah cairan dan nutrisi yang
dibutuhkan oleh pasien Hemodialisa dapat memantau jumlah cairan yang
masuk dan keluar ketubuh pasien Chronic Kidney Disease (CKD) yang
melakukan Hemodialisa
2. Tujuan khusus:
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit, diharapkan:
a. Sasaran mampu mengetahui dan memahami kondisi gagal ginjal
b. Sasaran mampu mengetahui dan memahami jumlah cairan yang
dianjurkan pada pasien hemodialisa
c. Sasaran mampu mengetahui dan memahami cara untuk mengontrol
jumlah cairan yang masuk ke tubuh
C. Tinjauan Teori
1) Pengertian Penyakit CKD
Chronic Kidney Disease (CKD) merupakan keadaan dimana terjadi
penurunan fungsi ginjal yang cukup berat secara perlahan-lahan
(menahun). Penyakit CKD disebabkan oleh berbagai penyakit ginjal.
Penyakit ini bersifat progresif dan biasanya tidak bisa pulih kembali
(irreversible) (Suwitra, 2006).
D. Metoda
Diskusi dan Ceramah
E. Media
1. Laptop
2. Infokus
3. Leaflet
G. Pengorganisasian
1. Leader : Rinanda Aulia, S.Kep
2. Moderator : Sukma Rahmayanti, S.Kep
3. Persentator : Rinanda Aulia, S.Kep
4. Fasilitator : Sukma Rahmayanti, S.kep
Ferdian Hidayat, S.Kep
5. Observer : Ferdian Hidayat, S.kep
H. Setting Tempat
Keterangan :
: Moderator
: Persentator
: Fasilitator
: Observer
: Media
: Peserta
I. Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Audience
1. 5 menit Pembukaan : 1. Menjawab salam.
1. Mengucapkan salam. 2. Memperhatikan.
2. Perkenalkan diri.
3. Menjelaskan tujuan
penyuluhan.
4. Menyebutkan materi yang
akan diberikan.
2. 10 menit Proses : 1. Memperhatikan
1. Menjelaskan pengertian penjelasan.
penyakit gagal ginjal 2. Bertanya dan
2. Menjelaskan tentang mendengarkan
kepatuhan untuk membatasi jawaban.
jumlah cairan pada pasien
hemodialisa
3 10 menit Evaluasi : 1. Menjelaskan pengertian
1. Meminta audience penyakit gagal ginjal
menjelaskan pengertian gagal 2. Menjelaskan berapa
ginjal jumlah cairan yang
2. Meminta audience harus dikonsumsi pada
menjelaskan berapa jumlah pasien hemodialisa
cairan yang harus dikonsumsi 3. Menjelaskan cara
pada pasien hemodialisa mengontrol rasa haus
3. Meminta audience pada pasien
menjelaskan cara mengontrol hemodialisa
rasa haus pada pasien
hemodialisa
4 5 menit Terminasi : 1. Memperhatikan.
1. Menanyakan perasaan 2. Menjawab pertanyaan.
audience setelah penyuluhan. 3. Membalas salam.
2. Mengucapkan terima kasih
atas perhatian yang
diberikan.
3. Mengucapkan salam
penutup.
J. Uraian Tugas
1. Leader: Memimpin penyuluhan
2. Moderator
a. Menjelaskan tujuan penyuluhan
b. Mengarahkan proses kegiatan pada anggota kelompok
c. Mengevaluasi pengetahuan, perasaan dan reinforcement setelah
penyuluhan terhadap audienc
3. Persentator
a. Mempresentasikan materi penyuluhan
4. Fasilitator
a. Menyiapkan alat-alat penyuluhan
b. Memberi motivasi kepada audienceuntuk mendengarkan apa yang
sedang dijelaskan
c. Memberi kesempatan pada audience untuk bertanya
5. Observer
a. Mencatat dan mengamati respon audience secara verbal dan non
verbal
b. Mencatat seluruh proses yang dikaji dan semua perubahan perilaku
c. Mencatat dan mengamati audience aktif dari penyuluhan
K. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Kondisi lingkungan tenang, bersih dan dilakukan ditempat terbuka
dan memungkinkan audience untuk berkonsentrasi terhadap kegiatan
b. Posisi tempat di atas tempat tidur untuk pasien dan kursi untuk
keluarga pasien
c. Audience sepakat untuk menigkuti kegiatan
d. Alat yang digunakan dalam kondisi baik
e. Leader, Moderator, Persentator, Fasilitator, Observer berperan
sebagaimana mestinya
2. Evaluasi Proses
a. Moderator dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal hingga
akhir
b. Moderator mampu memimpin acara
c. Fasilitator mampu memotivasi audience dalam kegiatan penyuluhan.
d. Fasilitator membantu moderator melaksanakan kegiatan dan
bertanggung jawab dalam antisipasi masalah
e. Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada
kelompok yang berfungsi sebagai evaluator kelompok
f. Audience mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal hingga akhir
3. Evaluasi Hasil
a. Audience dapat meningkatkan pengetahuannya
b. Audience akan mengungkapkan perasaan senang
c. Audience terlihat lebih rileks
d. Audience akan kooperatif terhadap kepatuhan dalam pembatasan
jumlah cairan yang masuk
DAFTAR PUSTAKA