Sunteți pe pagina 1din 19

HUBUNGAN TINGKAT STRESS DAN PENINGKATAN TEKANAN

DARAH TERHADAP KUALITAS TIDUR PADA PENDERITA


HIPERTENSI LANSIA DI DESA WONOREJO
KECAMATANPOLOKARTO

NASKAH PUBLIKASI

Disusun Oleh :

BAIQ ULFA LAILIANA KHAIRUNNISYA


J210100016

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2014
Hubungan Tingkat Stress dan Peningkatan Tekanan Darah terhadap Kualitas
Tidur pada Penderita Hipertensi Lansia di Desa Wonorejo Kecamatan Polokarto
 

NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN TINGKAT STRESS DAN PENINGKATAN TEKANAN


DARAH TERHADAP KUALITAS TIDUR PADA PENDERITA
HIPERTENSI LANSIA DI DESA WONOREJO
KECAMATANPOLOKARTO

Baiq Ulfa Lailiana Khairunnisya*


H. Abi Muhlisin, S.KM., M.Kep**
Agustaria Budinugroho, S.Kep., Ns***

ABSTRAK

Kebutuhan tidur seseorang bebeda beda, dimana pada seseorang yang lanjut
usia di butuhkan tidur kurang lebihnya 6-8 jam per hari. Sebagian besar lanjut usia
beresiko mengalami gangguan tidur karena di akibatkan adanya pemicu penyakit
yang diderita. Berdasarkan data yang di dapatkan di Puskesmas Polokarto
Kabupaten Sukoharjo Jawa Tengah di dapatkan data kunjungan penderita
penyakit hipertensi mencapai 4.354 orang. Diantaranya kurang lebih 1373 orang
lanjut usia dari 9 desa di Kecamatan Polokarto.Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan tingkat stress dan peningkatan tekanan darah terhadap
kualitas tidur pada lansia penderita hipertensi.Penelitian ini merupakan penelitian
kuantitatif, dengan desain penelitian deskriptif korelatif dengan menggunakan
jenis penelitian cross sectional. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh lansia
yang mengalami hupertensi di Desa Wonorejo Kecamatan Polokarto sebanyak
163lansia.Teknik pengambilan sampel alam penelitian ini menggunakan
tekniksimple random sampling. Berdasarkan perhitungan diperoleh jumlah sampel
adalah 62 lansia. Alat analisis yang digunakan dengan uji Chi-Square (χ2). Hasil
penelitian diketahui bahwa: 1) ada hubungan yang signifikan antara tingkat stres
dengan kualitas tidur pada lansia penderita hipertensi di Desa Wonorejo
Kecamatan Polokarto (p= 0,018); 2) ada hubungan yang signifikan antara
peningkatan tekanan darah dengan kualitas tidur pada lansia penderita hipertensi
di Desa Wonorejo Kecamatan Polokarto (p= 0,038).

Kata Kunci :Stres, Tekanan Darah, Kualitas Tidur.


 
Hubungan Tingkat Stress dan Peningkatan Tekanan Darah terhadap Kualitas
Tidur pada Penderita Hipertensi Lansia di Desa Wonorejo Kecamatan Polokarto
 

RELATIONSHIP OF STRESS AND IMPROVED QUALITY SLEEP ON


BLOOD PRESSURE IN PATIENTS WITH HYPERTENSION
IN DESA WONOREJO KECAMATANPOLOKARTO

Baiq Ulfa Lailiana Khairunnisya*


H. Abi Muhlisin, S.KM., M.Kep**
Agustaria Budinugroho, S.Kep., Ns***

ABSTRACT

Sleep a person needs to be different, where the elderly person in need more
or less sleep 6-8 hours per day. Most of the elderly are at risk for sleep disorders
causes the trigger menyakit suffered. Based on the data in the health centers get
Polokarto Sukoharjo Central Java get traffic data in patients with hypertensive
disease reached 4,354 people. Among approximately 1373 people aged from nine
villages in the district Polokarto. This study aimed to determine the correlation
between stress and increased blood pressure on sleep quality in elderly patients
with hypertension. This research is a quantitative, descriptive study design using
a kind of correlative cross sectional study. The population of this study were all
elderly people in the village who have hupertensi Wonorejo District of Polokarto
many as 163 elderly. Sampling technique nature of this study using simple
random sampling technique. Based on the calculations, the number of samples is
62 elderly. The analytical tool used by Chi-Square. The results reveal that: 1)
there is a significant relationship between levels of stress and sleep quality in
elderly patients with hypertension in the Village District of Polokarto Wonorejo
(p = 0.018); 2) there is a significant relationship between the increase in blood
pressure with sleep quality in elderly patients with hypertension in the Village
District of Polokarto Wonorejo (p = 0.038).

Keywords: Stress, Blood Pressure, Sleep Quality

PENDAHULUAN bervariasi sesuai dengan usia.


Latar Belakang Masalah Berbagai faktor yang banyak di rasakan
Hipertensi atau darah tinggi pada penderita hipertensi yaitu salah
adalah penyakit yang sebagian besar satunya kualitas tidur menjadi
adalah penyakit yang di derita oleh menurun , dimana disebabkan karena
lanjut usia, dimana hipertensi atau peningkatan stress yang dialami
darah tinggi adalah dimana terjadinya penderita sehingga meningkatnya suatu
gangguan pada pembuluh darah yang tekanan darah yang menyebabkan
menyebabkan suplay oksigen dalam keseimbangan tubuh terganggu
darah menjadi lambat sampai ke karena efek peningkatan tekanan darah
jaringan tubuh yang membutuhkan. (Sani dkk, 2008).
Selain itu keadaan dimana tekanan Hipertensi juga banyak
darah meningkat melebihi batas dipengaruhi oleh gaya hidup yang
normal batas tekanan darah normal kurang sehat dimana salah satunya
Hubungan Tingkat Stress dan Peningkatan Tekanan Darah terhadap Kualitas
Tidur pada Penderita Hipertensi Lansia di Desa Wonorejo Kecamatan Polokarto
 

hipertensi disebabkan oleh stres yang lanjutusia yang mengalami hipertensi


berkepanjangan yang menyebabkan sebanyak 163 orang lansia dan dan
tekanan darah menjadi cepat meningkat hasil wawancara dari 28 lanjut usia di
dan kualitas tidur menjadi menurun. Kelurahan Belimbing Rt.4 Rw.2 di
Strees pada penderita hipertensi hal Desa Wonorejo mengatakan susah
yang sudah biasa karena bisa saja di tidur, karena penyakit sering kambuh,
sebabkan oleh perubahan yang lemas, sering pusing selain itu banyak
mendadak pada aktivitas yang biasanya pikiran sehingga mengakibatkan fisik
penderita lakukan, selain itu bisa atau ksehatan mereka menjadi
disebabkan karena ketidakmampuan menurun, dan 15 diantaranya tidak
penderita dalam menyesuaikan diri mengalami gangguan tidur
terhadap penyakit mereka sehingga Dimana berdasarkan hasil
mereka bisa memperlihatkan stress yng wawancara pada penderita hipertensi
mereka alami, depresi maupun keputus yang sudah lanjut usia mengatakan
asaan mereka. tidurnya sering terganggu karena sering
Hal lain selain stres yang sering mengalami pusing yang berlebih
dialami oleh penderita hipertensi lanjut sehingga menyebabkan badannya
usia adalah menurunya kualitas tidur menjadi lemas, selain itu mereka sering
yang di sebabkan oleh beberapa faktor merasa minder karena merasa dirinya
diantaranya bisa karena penyakit stres sudah tak dibutuhkan karena fisik
dan hal yang menjadikan kualitas mereka sudah tak bisa di harapkan
tidurnya menurun. Kualitas tidur sepenuhnya, oleh sebab itu yang
merupakan kemampuan seseorang menyebabkan mereka menjadi
dalam mempertahankan keadaan stressdan penyakitnya menjadi cepat
tidurnyauntuk mendapatkan kebutuhan kambuh. Selain itu adapun lansia yang
tidur yang sesuai dengan tidur yang di mengatakan merasakan kesepian di
butuhkan (Hidayat, 2008). rumah karena anak dan cucu mereka
Kebutuhan tidur seseorang bebeda sudah tinggal di rumah masing masing
beda,dimana pada seseorang yang sehingga mereka merasa kesepian.
lanjut usia di butuhkan tidur kurang Dari data Puskesmas yang
lebihnya 6-8 jam per hari. Sebagian didapatkan banyak lansia yang dating
besar lanjut usia beresiko mengalami ke puskesmas untuk pemeriksaan rutin
gangguan tidur karena di akibatkan tekanan darahnya. Namun setelah di
adanya pemicu menyakit yang diderita data sebagian lansia yangmenderita
(Hidayat,2008). hipertensi banyak mengalami
Berdasarkan data yang di peningkatan tekanan darah dan
dapatkan di Puskesmas Polokarto mengeluh susah untuk tidur.
Kabupaten Sukoharjo Jawa Tengah di Dari hasil observasi yang
dapatkan data kunjungan penderita didapatkan,penelititertarik untuk
penyakit hipertensi mencapai 4.354 melakukan penelitian mengenai:
orang. Diantaranya kurang lebih 1373 “Hubungan Tingkat Stress dan
orang lanjut usia dari 9 desa di Peningkatan Tekanan Darah terhadap
Kecamatan Polokarto. Kualitas Tidur pada Lansia Penderita
Dari hasil studi pendahuluan yang Hipertensi”
dilakukan di Desa Wonorejo
Kecamatan Polokarto ditemukan
Hubungan Tingkat Stress dan Peningkatan Tekanan Darah terhadap Kualitas
Tidur pada Penderita Hipertensi Lansia di Desa Wonorejo Kecamatan Polokarto
 

sebagai akibat terputusnya


hubungan kerja (Stanley dan Beare,
Tujuan Penelitian 2007).
Untuk mengetahui hubungan 4. Lansia yang mengalami masalah
tingkat stress dan peningkatan tekanan ekonomi
darah terhadap kualitas tidur pada Lansia sering dianggap terlalu
lansia penderita hipertensi. lambat dengan gaya reaksi yang
lambat, kecepatan dalam bertindak
dan berfikir menurun sehingga
TINJAUAN PUSTAKA lansia sering diaanggap sudah tidak
Lansia mempunyai kualitas untuk bekerja
Lansia adalah perkembangan dan berdampak pada pendapatan
individu dimana seseorang tersebut lansia tersebut (Martono dan Kris,
memasuki usia 60 tahun keatas 2009).
(Dediknas,2008). Bab 1 pasal 1 ayat (2)
undang-undang no 13 tahun 1998 Hipertensi
tentang kesejahteraan lanjut usia, Hipertensi adalah penyakit tekanan
dimana lansia digolongkan menjadi 3 darah tinggi dimana terjadi gangguan
yaitu: young old (65-75 tahun), middle pada pembuluh darah yang
old (75-85 tahun), dan old-old (85 menyebabkan suplay oksigen yang
tahun keatas (Tamher dan dibawa oleh darah menjadi lambat
Noorkasiani,2009). sampai ke jaringan tubuh yang
Masalah-masalah yang sering di membutuhkan(Sustrani, 2006).
hadapi lanjut usia sebagai berikut: Hipertensi adalah faktor utama
1. Lansia mengalami masalah dari segi penyebab kematian karena stroke dan
fisik faktor yang memperberat faktor
Timbul penyakit-penyakit yang serangan jantung. Hipertensi
menetap seperti dimensia, gangguan merupakan gangguan asimptomatik
endokrin (diabetes, hipertensi) serta miokard dimana sering di tandai
penyakit degenerativelainya dengan peningkatan tekanan darah
(Kusharyadi, 2010). secara persisten (Potter dan Pery,
2. Lansia mengalami masalah dari segi 2005).
mental Hipertensi atau tekanan darah
Masalah mental yang di hadapi oleh tinggi dapat di definisikan sebagai
lansia pada umumnya yaitu: tekanan darah persistem dimana
kesepian, tersaing dari lingkungan, tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg
ketidakberdayaan, perasaan tidak dan diastoliknya diatas 90 mmHg, pada
berguna, terlantar, trauma bagi lansia hipertensi di definisikan
lansia yang miskin (Sudirman, sistoliknya diatas 160 mmhg dan
2011). diastoliknya diaatas 90 mmhg
3. Lansia mengalami masalah dari segi (Roehadi, 2008).
sosial Berdasarkan penyebabnya
Masa tua di tandai dengan hipertensi dibagi menjadi 2 golongan,
berkurangnya kontak sosial , baik yaitu:
dengan anggota keluarga, anggota
masyarakat maupun teman kerja
Hubungan Tingkat Stress dan Peningkatan Tekanan Darah terhadap Kualitas
Tidur pada Penderita Hipertensi Lansia di Desa Wonorejo Kecamatan Polokarto
 

1. Hipertensi Primer tekanan darah yang dibagi dalam 2


Hipertensi primer adalah hipertensi katagori yaitu :
yang tidak diketahui penyebabnya, 1. Varibilitas tekanan darah
disebut juga hipertensi berdasarkan hari hari: dipengaruhi
idiopatik.Terdapat sekitar 95% oleh aktifitas fisik, mental dan
kasus.Banyakfaktor yang faktor emosional.
mempengaruhinya seperti genetik, 2. Variasi diurnal: pada saat tidur
lingkungan, hiper aktifitas sistem tekanan darah turun rata rata 20%
saraf simpatis, dan faktor-faktor oleh karena aktifitas simpatis yang
yang meningkatkan risiko seperti menurun, dan akan meningkat
obesitas, alkohol, serta merokok. menjelang bangun tidur. Hal ini
2. Hipertensi Sekunder dihubungkan dengan meningkatnya
Hipertensi sekunder adalah insiden infark miokard, stroke, dan
hipertensi yang disebabkan oleh kematian mendadak yang terjadi
gangguan sistem lain, misalnya pada beberapa jam pertama setelah
sistem vaskuler, sistem renal, sistem bangun tidur (Tjokroprawiro,2007).
endokrin, sistem neuron serta Klasifikasi hipertensi berdasarkan
kehamilan juga dapat menyebabkan joint national commitee (JNC) 7 adalah
hipertensi (Black et al., 2005). klasifikasi untuk orang dewasa umur
Hipertensi sering muncul tanpa kurang lebih dari 18 tahun.
gejala munculnya hipertensi di Didefinisikan hipertensi adalah jika di
sebabkan oleh tingginya tekanan darah dapatkan tekanan darah sisitolik ≥ 140
, akan tetapi rata rata sebesar 33,86 % mmhg tekanan darah diastolik ≤ 90
ternyata juga karna adanya faktor mmHg.
resiko lain seperti komplikasi
penyakit dan kelainan pada organ Stress
target, yaitu jantung, otak, ginjal dan Stres adalah suatu respon fisik
pembuluh darah. Pada hipertensi normal terhadap suatu peristiwa yang
sistolik terisolasi, tekanan sistolik membuat hidup seseorang menjadi
mencapai 140 mmHg atau lebih, tetapi terancamataumengganggu
tekanan distoltik kurang dari 90 mmhg keseimbangan dalam beberapa cara,
atau lebih. Hipertensi biasanya sering seperti yang ketikaseseorang
di temukan pada usia lanjut. Sejalan mengalami tubuh akan melakukan
dengan bertambahnya usia, hampir pertahanan secara otomatis yang di
setiap orang mengalami kenaikan kenal dengan sebutan fight or fight
tekanan darah, tekanan sistolik terus reaction atau reaksi stres (Smith et al,
meningkat hingga usia 80 tahun dan 2012).
tekanan darah diastoltik terus menerus Selain itu stres dapat di definisikan
meningkat sampai usia 55-60 tahun sebagai suatu reaksi atau respon
(Puspitorini, 2008). terhadap stressor psikososial yang
Tekanan darah mempunyai variasi berupa tekanan mental atau tekanan
spontan yang luas berdasarkan waktu hidup, secara umum stres adalah reaksi
dan hari, serta di pengaruhi oleh tempat tubuh yang dapat menimbulkan
dimana pengukuran tekanan darah. tekanan dan ketegangan emosi
Selain itu terdapat variasi biologi (Sunaryo, 2004).
Hubungan Tingkat Stress dan Peningkatan Tekanan Darah terhadap Kualitas
Tidur pada Penderita Hipertensi Lansia di Desa Wonorejo Kecamatan Polokarto
 

Kualitas Tidur Penelitian ini merupakan penelitian


Kualitas tidur adalah kemampuan kuantitatif, dengan desain penelitian
individu untuk dapat tetap tertidur. deskriptif korelatif dengan
Tidak hanya mencapai jumlah atau menggunakan jenis penelitian cross
lamanya tidur, tetapi dapat memperoleh sectional yaitu suatu penelitian dimana
jumlah istirahat yang sesuai dengan variablenya berupa kategori-kategori
kebutuhannya (Sulistyani,2012). yang di susun menurut kuantitas atau
Kualitas tidur merupakan suatu besarnya atau nilainya dapat
keadaan yang di jalani seseorang dinyatakan dengan angka dan peneliti
tidak melakukan percobaan atau
individu untuk mendapatkan kesegaran
perlakuan terhadap variabel
atau kebugaran saat terbangun dari independentnya dan tidak mengukur
tidurnya, karena kebutuhan seseorang akibat percobaan pada variabel
berbeda-beda,usia lanjut membutuhkan dependent (Notoatmojo, 2010).
tidur 6-7 jam per harinya. Sebagian Populasi dari penelitian ini adalah
besar lanjut usia mengalami gangguan seluruh lansia yang mengalami
tidur diakibatkan dengan beberapa hupertensi di Desa Wonorejo
faktor antaranya diakibatkan karena Kecamatan Polokarto sebanyak
terjadi perubahan fisik dan mental, 163lansia.Teknik pengambilan sampel
adanya penyakit, terjadinya depresi alam penelitian ini menggunakan
atau stress, perubahan pola tidur yang tekniksimple random sampling,
khas yang membedakan dari orang sehingga berdasarkan perhitungan
yang lebih muda (Hidayat, 2008). diperoleh 62 lansia sebagai sampel
Kualitastidur lansia adalah dimana penelitian.
terganggunya kemampuan Adapun kriteria yang akan
untukmempertahankankeadaan dijadikan sampel dalam penelitian ini
tidurnya yang di tandai dengan adalah sebagai berikut:
seringnya terbangun di malam hari atau 1. Kriteria Inklusi
gelisah saat tertidur. Dimana a. Lanjut usia yang berusia 60 tahun
seharusnya waktu tidur normal ± 6-7 keatas
jam menjadi lebih rendah (Khasanah, b. Lanjutusia yang bersedia menjadi
2012). responden
Seiring perubahan usia tanpa di c. Lanjut usia penderita hipertensi
sadari pada lanjut usia akan yang bertempat tinggal di Desa
mengalami perubahan perubahan fisik, Wonorejo Kecamatan Polokarto
psikososial, dan spiritual, di indonesia Kabupaten Sukoharjo
gangguan tidur menyerang sekitar 50% d. Lanjut usia yang tidak
orang yang berusia 65 tahun ke atas mengalami gangguan
insomnia merupakan gangguan tidur pendengaran dan bisa
yang paling sering di temukan setiap berinteraksi baik secara verbal
tahunya di perkirakan sekitar 20%- maupun non verbal
50% lansia melaporkan adanya 2. Kriteria Eklusi
insomnia dan sekitar 17% mengalami a. Pada saat dilakukan penelitian
gangguan tidur yang serius (Marlina, lanjut usia mengalami sakit dan
2011). dirawat dirumah sakit.
b. Lanjut usia yang tinggal dengan
METODE PENELITIAN keluarga.
Hubungan Tingkat Stress dan Peningkatan Tekanan Darah terhadap Kualitas
Tidur pada Penderita Hipertensi Lansia di Desa Wonorejo Kecamatan Polokarto
 

Tabel2. Jenis Kelamin Lansia


Teknik Analisis Data No Jenis Frekuensi Persentase
Analisa data yang akan digunakan Kelamin (%)
adalah sebagai berikut : 1. Laki-laki 27 43,5
1. Analisa Univariat 2. Perempuan 35 56,5
Bertujuan untuk menyajikan data Jumlah 62 100,0
setiap variable baik variabel bebas
maupun variabel terikat. Sebagian besar lansia di Desa
Penyajiandata menggunakan data Wonorejo Kecamatan Polokarto
deskriptif yang di sajikan dengan mempunyai jenis kelamin perempuan.
tabel dalam frekuensi masing- Distribusi data tentang pendidikan
masing variabel yaitu tingkat stres lansia di Desa Wonorejo Kecamatan
dan peningkatan tekanan darah, Polokarto adalah sebagai berikut:
kualitas tidur lansia penderita Tabel 3. Pendidikan Lansia
hipertensi. No Pendidikan Frekuensi Persentase
2. Analisa Bivariat (%)
Analisis bivariat dilakukan terhadap 1. Dasar 39 62,9
dua variable yang diduga 2. Menengah 16 25,8
berhubungan atau berkorelasi 3. Tinggi 7 11,3
(Notoatmodjo, 2005). Untuk dapat Jumlah 62 100,0
menguji hipotesis dan menganalisa Sebagian besar lansia di Desa
data yang diperoleh digunakanChi Wonorejo Kecamatan Polokarto
Square (Sugiyono, 2005). mempunyai pendidikan dasar.
Distribusi data tentang pekerjaan
HASIL PENELITIAN lansia di Desa Wonorejo Kecamatan
Karakteristik Responden Polokarto adalah sebagai berikut:
Distribusi data tentang umur lansia Tabel 4. Pekerjaan Lansia
di Desa Wonorejo Kecamatan
No Pekerjaan Frekuensi Persentase
Polokarto adalah sebagai berikut: (%)
Tabel 1. Umur Lansia 1. Buruh 27 43,5
No Kategori Frekuensi Persentase 2. Petani 15 24,2
Umur (%) 3. Pensiunan 12 19,4
1. Lansia awal 43 69,3 4. Tidak Bekerja 8 12,9
2. Lansia tua 14 22,6 Jumlah 62 100,0
3. Lansia Sangat 5 8,1
Tua Sebagian besar lansia di Desa
Jumlah 62 100,0 Wonorejo Kecamatan Polokarto
WHO, 2012 mempunyai pekerjaan sebagai buruh
Sebagian besar lansia di Desa
Wonorejo Kecamatan Polokarto Analisis Univariat
mempunyai umur antara 60-70 tahun. Distribusi data tentang tingkat stres
Distribusi data tentang jenis pada lansia di Desa Wonorejo
kelamin lansia di Desa Wonorejo Kecamatan Polokartoadalah sebagai
berikut:
Kecamatan Polokarto adalah sebagai
berikut:
Hubungan Tingkat Stress dan Peningkatan Tekanan Darah terhadap Kualitas
Tidur pada Penderita Hipertensi Lansia di Desa Wonorejo Kecamatan Polokarto
 

Tabel 5. Tingkat Stres pada Lansia Sebagian besar lansia penderita


No Tingkat Stres Frekuensi Persentase hipertensi di Desa Wonorejo
(%) Kecamatan Polokarto mempunyai
1. Ringan 21 33,9 kualitas tidur yang termasuk dalam
2. Sedang 26 41,9 kategori buruk.
3. Berat 15 24,2
Jumlah 62 100,0 Analisis Bivariat
Analisis bivariat dalam penelitian
Sebagian besar lansia di Desa ini merupakan analisis yang digunakan
Wonorejo Kecamatan Polokarto untuk mengeratkan hubungan antara
mempunyai tingkat stres yang termasuk tiga variabel yaitu hubungan tingkat
dalam kategori sedang. Hal ini di stres dan peningkatan tekanan darah
sebabkan karena masih adanya lansia terhadap kualitas tidur. Analisis
yang takut terhadap penyakit yang di bivariat dalam penelitian ini dilakukan
derita dan adanya mereka yang masi dengan menggunakan alat analisis Chi
takut karena mengalami masalah Square.
terhadap ingatan.
Distribusi data tentang peningkatan Hubungan antara Tingkat Stres
tekanan darah pada lansia di Desa dengan Kualitas Tidur
Wonorejo Kecamatan Polokarto adalah Berdasarkan analisis bivariat untuk
sebagai berikut: hubungan antara tingkat stres dengan
Tabel 6. Peningkatan Tekanan Darah kualitas tidur pada lansia penderita
pada Lansia hipertensi di Desa Wonorejo
Kecamatan Polokarto diperoleh hasil
No Peningkatan Frekuensi Persentase
Tekanan (%) sebagai berikut:
Darah
1. Baik 21 33,9
2. Sedang 22 35,5
3. Tinggi 19 30,6
Jumlah 62 100,0

Sebagian besar lansia di Desa


Wonorejo Kecamatan Polokarto
mempunyai peningkatan tekanan darah
yang termasuk dalam kategori sedang.
Distribusi data tentang kualitas
tidur pada lansia penderita hipertensi di
Desa Wonorejo Kecamatan Polokarto
adalah sebagai berikut:

Tabel 7. Kualitas Tidur pada Lansia

No Kualitas Frekuensi Persentase


Tidur (%)
1. Baik 29 46,8
2. Buruk 33 53,2
Jumlah 62 100,0
Hubungan Tingkat Stress dan Peningkatan Tekanan Darah terhadap Kualitas
Tidur pada Penderita Hipertensi Lansia di Desa Wonorejo Kecamatan Polokarto
 

Tabel8
Hubungan antara Tingkat Stres dengan Kualitas Tidur pada Lansia Penderita
Hipertensi di Desa Wonorejo Kecamatan Polokarto
Kualitas Tidur
Tingkat Stres Baik Buruk χ2hitung P
N % N %
Ringan 15 71,4 6 28,6
Sedang 8 30,8 18 69,8
8,079 0,018
Tinggi 6 40,0 9 60,0
Jumlah 29 46,8 33 53,2

Berdasarkan hasil uji Chi


2
Squarediperoleh nilai χ hitung = 8,079 Hubunganantara Peningkatan
dengan p= 0,018. Oleh karena hasil Tekanan Darah dengan Kualitas
perhitungan menunjukkan bahwa p < Tidur
0,05 maka H0 ditolak, artinya terdapat Berdasarkan analisis bivariat untuk
hubunganyang signifikan antara tingkat hubungan antara peningkatan tekanan
stres dengan kualitas tidur pada lansia dasar dengan kualitas tidur pada lansia
penderita hipertensi di Desa Wonorejo penderita hipertensi di Desa Wonorejo
Kecamatan Polokarto. Kecamatan Polokarto diperoleh hasil
sebagai berikut:

Tabel 9
Hubungan antara Peningkatan Tekanan Darah dengan Kualitas Tidur pada Lansia
Penderita Hipertensi di Desa Wonorejo Kecamatan Polokarto

Kualitas Tidur
Peningkatan
Baik Buruk χ2hitung P
Tekanan Darah
N % N %
Baik 14 66,7 7 33,3
Sedang 10 45,5 12 54,5
6,547 0,038
Tinggi 5 26,3 14 73,7
Jumlah 29 46,8 33 53,2

Hasil uji Chi Square diperoleh Tingkat Stres


nilai χ2hitung = 6,547 dengan p= Tingkat stres merupakan suatu
0,038. Oleh karena hasil perhitungan reaksi dimana seorang mengalami
menunjukkan bahwa p <0,05 maka H0 respon fisik terhadap peristiwa dimana
ditolak, artinya terdapat hubungan yang membuat hidup seseorang menjadi
signifikan antara peningkatan tekanan terancam dan respon terhadap stres
darah dengan kualitas tidur pada lansia psikososial yang berupa tekanan
penderita hipertensi di Desa Wonorejo mental. Berdasarkan analisis univariat
Kecamatan Polokarto. tentang tingkat stres lansia di Desa
Wonorejo Kecamatan Polokarto
PEMBAHASAN diketahui bahwa 33,9% atau 21 lansia
Hubungan Tingkat Stress dan Peningkatan Tekanan Darah terhadap Kualitas
Tidur pada Penderita Hipertensi Lansia di Desa Wonorejo Kecamatan Polokarto
 

mempunyai tingkat stres yang termasuk keluarga bisa menjadi pengaruh stres
dalam kategori ringan, 41,9% atau 26 (Puspasari,2009).
lansia mempunyai tingkat stres yang
termasuk dalam kategori sedang, dan Peningkatan Tekanan Darah
24,2% atau 15 lansia mempunyai Peningkatan tekananan darah
tingkat stres yang termasuk dalam merupakan tekanan pada lansia
kategori berat, sehingga dapat hipertensi didefinisikan sistoliknya
diketahui bahwa sebagian besar lansia diatas 160 mmHg dan diastoliknya
di Desa Wonorejo Kecamatan diaatas 90 mmHg. Berdasarkan analisis
Polokarto mempunyai tingkat stres univariat tentang peningkatan tekanan
yang termasuk dalam kategori sedang. darah pada lansia di Desa Wonorejo
hal itu di karenakan di lingkungan Kecamatan Polokarto diketahui bahwa
tersebut lansia yang mengalami 33,9% atau 21 lansia mempunyai
hipertnsi masih ada sebagian yang peningkatan tekanan darah yang
belum paham dalam menangani termasuk dalam kategori baik, 35,5%
masalah penyakitnya secara mandiri, atau 22 lansia mempunyai peningkatan
sehingga membuat mereka berfikir tekanan darah yang termasuk dalam
akan penyakit mereka. kategori sedang, dan 30,6% atau 19
Stres adalah suatu respon fisik lansia mempunyai peningkatan tekanan
normal terhadap suatu peristiwa yang darah yang termasuk dalam kategori
membuat hidup seseorang menjadi tinggi, sehingga dapat diketahui bahwa
terancam atau mengganggu sebagian besar lansia di Desa
keseimbangan dalam beberapa cara, Wonorejo Kecamatan Polokarto
seperti yang ketika seseorang mempunyai peningkatan tekanan darah
mengalami tubuh akan melakukan yang termasuk dalam kategori sedang.
pertahanan secara otomatis yang di Hal ini disebabkan karena masih
kenal dengan sebutan fight or fight adanya lansia yang kurang
reaction atau reaksi stres (Smith et memperhatikan dirinya dalam
al,2012). memperhatikan kondisi penyakit yang
Faktor internal stres bersumber diderita.
dari diri sendiri yang dapat dialami Hipertensi sering muncul tanpa
lewat penyakit.Penyakit dapat dapat gejala munculnya hipertensi di
mengakibatkan perbahan fungsi sebabkan oleh tingginya tekanan
psikologis pada orang yang darah, akan tetapi rata rata sebesar
menderitanya.Perubahan tersebut dapat 33,86 % ternyata juga karna adanya
mempengaruhi kehidupan seseorang faktor resiko lain seperti komplikasi
sehingga dapat menyebabkan penyakit dan kelainan pada organ
stres.Faktor eksternal bersumber dari target, yaitu jantung, otak,ginjal dan
keluarga.Keluarga menjadi sumber pembuluh darah. Pada hipertensi
tersendiri.Stres dalam kelurga dapat di sistolik terisolasi, tekanan sistolik
sebabkan karena adanya konflik dalam mencapai 140 mmHg atau lebih, tetapi
keluarga, seperti perilaku yang tidak tekanan distoltik kurang dari 90 mmhg
sesuai dengan harapan, keinginan dan atau lebih. Hipertensi biasanya sering
cita-cita serta pendapat yang tidak di temukan pada usia lanjut. Sejalan
dapat di satukan.Oleh karena itu dengan bertambahnya usia, hampir
setiap orang mengalami kenaikan
Hubungan Tingkat Stress dan Peningkatan Tekanan Darah terhadap Kualitas
Tidur pada Penderita Hipertensi Lansia di Desa Wonorejo Kecamatan Polokarto
 

tekanan darah, tekanan sistolik terus penderita hipertensi di Desa Wonorejo


meningkat hingga usia 80 tahun dan Kecamatan Polokarto mempunyai
tekanan darah diastoltik terus menerus kualitas tidur yang termasuk dalam
meningkat sampai usia 55-60 tahun kategori buruk. Hal ini di karenakan
(Puspitorini,2008). tingkat tidur sebagian besar lansia di
Berdasarkanpenyebabnya desa wonorejo tidak teratur yang
hipertensi dibagi menjadi 2 golongan, disebabkan oleh beberapa hal seperti
yaitu: hipertensi primer dan hipertensi sering terbangun pada malam hari ,
sekunder. Hipertensi primer adalah kurang tidur ,adanya penyakit yang
hipertensi yang tidak diketahui kambuh, adanya masalah yang
penyebabnya, disebut juga hipertensi dipikirkan sehingga terjadinya stres.
idiopatik. Terdapat sekitar 95% Kualitas tidur merupakan suatu
kasus.Banyak factor yang keadaan yang di jalani seseorang
mempengaruhinya seperti individu untuk mendapatkan kesegaran
genetik,lingkungan, hiperaktifitas atau kebugaran saat terbangun dari
sistem saraf simpatis, dan faktor-faktor tidurnya,karena kebutuhan seseorang
yang meningkatkan risiko seperti berbeda-beda, usia lanjut
obesitas, alkohol, serta membutuhkan tidur 6-7 jam per
merokok.Hipertensi sekunder adalah harinya. Sebagian besar lanjut usia
hipertensi yang disebabkan oleh mengalami gangguan tidur diakibatkan
gangguan sistem lain, misalnya sistem dengan beberapa faktor antaranya
vaskuler, sistem renal, sistem endokrin, diakibatkan karena terjadi perubahan
sistem neuron serta kehamilan juga fisik dan mental, adanya penyakit,
dapat menyebabkan hipertensi (Black terjadinya depresi atau stress,
et al., 2005). perubahan pola tidur yang khas yang
membedakan dari orang yang lebih
Kualitas Tidur muda (Hidayat,2008).
Kualitas tidur lansia dimana Kualitas tidur lansiaadalah dimana
terganggunya kemampuan untuk terganggunya kemampuan untuk
mempertahankan keadaan tidurnya mempertahankan keadaan tidurnya
yang di tandai dengan seringnya yang di tandai dengan seringnya
terbangun di malam hari atau gelisah terbangun di malam hari atau gelisah
saat tidur. Dimana sehrusnya waktu saat tertidur. Dimana seharusnya waktu
tidur normal ± 6-7 jam menjadi lebih tidur normal ± 6-7 jam menjadi lebih
rendah (Khasanah,2012). Berdasarkan rendah (Khasanah,2012).
analisis univariat tentang kualitas tidur Seiring perubahan usia tanpa di
pada lansia penderita hipertensi di Desa sadari pada lanjut usia akan mengalami
Wonorejo Kecamatan Polokarto perubahan perubahan fisik,psikososial,
diketahui bahwa 46,8% atau 29 lansia dan spiritual, di indonesia gangguan
penderita hipertensi mempunyai tidur menyerang sekitar 50% orang
kualitas tidur yang termasuk dalam yang berusia 65 tahun ke atas insomnia
kategori baik dan 53,2% atau 33 lansia merupakan gangguan tidur yang paling
penderita hipertensi mempunyai sering di temukan setiap tahunya di
kualitas tidur yang termasuk dalam perkirakan sekitar 20%- 50%lansia
kategori buruk, sehingga dapat melaporkan adanya insomnia dan
diketahui bahwa sebagian besar lansia
Hubungan Tingkat Stress dan Peningkatan Tekanan Darah terhadap Kualitas
Tidur pada Penderita Hipertensi Lansia di Desa Wonorejo Kecamatan Polokarto
 

sekitar 17% mengalami gangguan gelisah dan cemas yang membuat tidur
tidur yang serius (Marlina,2011). mereka menjadi terganggu.adapun
faktor penyebab terjadinya tingkat stres
Hubungan antara Tingkat Stres terhadap kualitas tidur lansia hipertnsi
dengan Kualitas Tidur pada Lansia yaitu:
Penderita Hipertensi di Desa 1. Faktor internal
Wonorejo Kecamatan Polokarto Dimana stres bersumber dari
Hubunganantara tingkat stres diri sendiri yang dapat dialami
dengan kualitas tidur pada lansia melalui penykit. Penyakit yang
penderita hipertensi di Desa Wonorejo dapat membuat mereka mengalami
Kecamatan Polokarto diketahui bahwa perubahan fungsi fsikolagis pada
pada lansia penderita hipertensi dengan penderitanya
tingkat stres ringan 71,4% mempunyai 2. Faktor eksternal
kualitas tidur yang baik dan 28,5% Dimana faktor eksternal
mempunyai kualitas tidur yang buruk. berasal dari keluarga. keluarga
Pada lansia penderita hipertensi dengan yang menjadi sumber tersendiri
tingkat stres sedang diketahui bahwa ,stres dalam keluarga dapat di
30,8% mempunyai kualitas tidur baik sebabkan karena adanya konflik
dan 69,8% mempunyai kualitas tidur dalam keluarga seperti prilaku yang
buruk, adapun pada lansia penderita tidak sesuai dengan
hipertensi dengan tingkat stres tinggi harapan,keinginn dan cita-
diketahui 40% mempunyai kualitas cita(puspasari,2009).
tidur baik dan 60% mempunyai Berdasarkan hasil uji Chi Square
kualitas tidur buruk. Hasil tabulasi diperoleh nilai χ2 hitung = 8,079 dengan
silang di atas mengindikasikan adanya p= 0,018. Oleh karena hasil
kecenderungan bahwa semakin ringan perhitungan menunjukkan bahwa p <
tingkat stres seorang lansia maka akan 0,05 maka H0 ditolak, artinya terdapat
semakin baik kualitas tidurnya, hubungan yang signifikan antara
sebaliknya dengan semakin tinggi tingkat stres dengan kualitas tidur pada
tingkat stres seorang lansia maka akan lansia penderita hipertensi di Desa
semakin buruk pada kualitas tidur. Wonorejo Kecamatan Polokarto.
faktor faktor adanya hubungan tingkat Stres yang sering dialami oleh
stres yaitu dimana dari hasil penelitian penderita hipertensi lanjut usia adalah
tiga katagori hubungan tingkat stres menurunya kualitas tidur yang di
terhadap kualitas tidur penderita sebabkan oleh beberapa faktor
hipertensi lansia yaitu dimana katagori diantaranya bisa karena penyakit stres
ringan dan sedang kualitas tidurnya dan hal yang menjadikan kualitas
baik itu di sebabkan karena pola hidup tidurnya menurun. Kualitas tidur
yang mereka jalani seimbang seperti merupakan kemampuan seseorang
tidak adanya masalah berat yang dalam mempertahankan keadaan
mereka pikirkan seperti cemas, takut tidurnya untuk mendapatkan kebutuhan
atau gelisah akibat suatu masalah yang tidur yang sesuai dengan tidur yang di
mereka derita. Untuk kategori berat butuhkan (Hidayat,2008).
kualitas tidurnya buruk, hal ini di Kebutuhan tidur seseorang bebeda
sebabkan karena tingkat stres yang beda,dimana pada seseorang yang
mereka alami berat yang disebabkan lanjut usia di butuhkan tidur kurang
adanya suatu masalah yang mereka lebihnya 6-8 jam per hari. Sebagian
hadapi sehingga membuat rasa takut, besar lanjut usia beresiko mengalami
gangguan tidur karena di akibatkan
Hubungan Tingkat Stress dan Peningkatan Tekanan Darah terhadap Kualitas
Tidur pada Penderita Hipertensi Lansia di Desa Wonorejo Kecamatan Polokarto
 

adanya pemicu menyakit yang diderita peningkatan tekanan darah terhadap


(Hidayat, 2008). kualitas tidur penderita hipertensi
Hasil penelitian ini relevan dengan lansia di desa wonorejo kecamatan
penelitian Dhimas Wahyu Wicaksono polokarto yaitu diamana tekanan darah
(2011) yang menunjukan bahwa pada lansia di kategorikan baik, sedang
analisis menggunakan uji statistik dan buruk, untuk tekanan darah sedang
Spearman’s Rho dengan tingkat kualitas tidurnya baik itu dikarenakan
signifikasi p<0,05, yaitu p=0,024 atau pola hidupnya masih di diatur dan di
H1 diterima berarti terdapat hubungan perhatikan namun walaupun masih ada
antara tingkat stres dengan kualitas masalah antara pola makan atau tingkat
tidurnya. Nilai r=0,318 dapat diartikan stres yang di rasakan belum semuanya
bahwa kekuatan hubungan antara diatur dengan baik , selain itu adanya
tingkat stres dengan kualitas tidurnya tekanan darah berat kualitas tidurnya
adalah lemah. buruk hal ini di sebabkan karena pola
hidup yang mereka hadapi masih
Hubungan antara Peningkatan belum teratur atau belum bisa di
Tekanan Darah dengan Kualitas tangani sendiri seperti halnya pola
makan mereka masih berantakan masi
Tidur pada Lansia Penderita
saja mengkonsumsi makanan yang
Hipertensi di Desa Wonorejo seharunya di hindari, kemudian pola
Kecamatan Polokarto tingkat stres atau tingkat masalah yang
Hubunganantara peningkatan mereka hadapi belum bisa teratasi
tekanan darah dengan kualitas tidur seutuhnya sehingga hal tersebut
pada lansia penderita hipertensi di Desa membuat kualitas tidur penderita
Wonorejo Kecamatan Polokarto menjadi sangat terganggu dan buruk.
diketahui bahwa pada lansia penderita Berdasarkan hasil uji Chi Square
hipertensi dengan peningkatan tekanan diperoleh nilai χ2 hitung = 6,547 dengan
darah baik 66,7% mempunyai kualitas p= 0,038. Oleh karena hasil
tidur yang baik dan 33,3% mempunyai perhitungan menunjukkan bahwa p <
kualitas tidur yang buruk. Pada lansia 0,05 maka H0 ditolak, artinya terdapat
penderita hipertensi dengan hubungan yang signifikan antara
peningkatan tekanan darah sedang peningkatan tekanan darah dengan
diketahui bahwa 45,5% mempunyai kualitas tidur pada lansia penderita
kualitas tidur baik dan 54,5% hipertensi di Desa Wonorejo
mempunyai kualitas tidur buruk, Kecamatan Polokarto.
adapun pada lansia penderita hipertensi Hasil penelitian ini konsisten
dengan peningkatan tekanan darah dengan penelitina Sarah Youna
tinggi diketahui 26,3% mempunyai Moniung, Rolly Rondonuwu dan
kualitas tidur baik dan 73,7% Yolanda B. Bataha (2014) yang
mempunyai kualitas tidur buruk. Hasil menyatakan bahwa ada hubungan yang
tabulasi silang di atas mengindikasikan bermakna antara tekanan darah sistolik
adanya kecenderungan bahwa semakin dengan kualitas tidur pasien hipertensi
baik peningkatan tekanan darah di Puskesmas bahu Manado (p= 0,001).
seorang lansia maka akan semakin baik Hipertensi adalah penyakit tekanan
kualitas tidurnya, sebaliknya dengan darah tinggi dimana terjadi gangguan
semakin tinggi peningkatan tekanan pada pembuluh darah yang
darah seorang lansia maka akan menyebabkan suplay oksigen yang
semakin buruk pada kualitas tidur. dibawa oleh darah menjadi lambat
Faktor–faktor adanya hubungan sampai ke jaringan tubuh yang
Hubungan Tingkat Stress dan Peningkatan Tekanan Darah terhadap Kualitas
Tidur pada Penderita Hipertensi Lansia di Desa Wonorejo Kecamatan Polokarto
 

membutuhkan (Sustrani, 2006). yang di rasakan semakin buruk


Hipertensi adalah faktor utama kualitas tidur yang di alami.
penyebab kematian karena stroke dan 5. Ada hubungan yang signifikan
factor yang memperberat faktor antara peningkatan tekanan darah
seranga jantung. Hipertensi merupakan dengan kualitas tidur pada lansia
ganggun asimptomatik miokard dimana penderita hipertensi di Desa
sering di tandai dengan peningkatan Wonorejo Kecamatan Polokarto
tekanan darah secara persisten(Potter ,dimana yang artinya semakin tinggi
dan Peny, 2005).
peningkatan tekanan darah yang di
Pada saat tidur tekanan darah turun
rasakan semakin buruk kualitas tidur
rata rata 20% oleh karena aktifitas
simpatis yang menurun, dan akan yang di alami
meningkat menjelang bangun tidur. Hal
ini dihubungkan dengan meningkatnya Saran
insiden infark miokard, stroke, dan 1. Bagi Masyarakat
kematian mendadak yang terjadi pada a. Untuk keluarga lansia diharapkan
beberapa jam pertama setelah bangun senantiasa memberikan suasana
tidur (Tjokroprawiro, 2007). yang tenang dalam keluarga
dengan tanpa memberikan
Simpulan tekanan pada lansia sehingga
1. Tingkat stress yang di rasakan lansia berakibat pada peningkatan
penderita hipertensi di Desa tingkat stres yang akan berakibat
Wonorejo Kecamatan Polokarto pada rendahnya kualitas tidur.
termasuk dalam kategori ringan, b. Menciptakan suasana lingkungan
sedang,berat,sebagian besar yang kondusif dan memberikan
menunjukan kategori sedang dengan asupan gizi yang tidak
hasil 41,9% menyebabkan peningkatan tekan
2. Peningkatantekanandarah yang darah, sehingga akan
dirasakan lansia penderita hipertensi meningkatkan kualitas tidur.
di Desa Wonorejo Kecamatan 2. Bagi Tenaga Kesehatan
Polokarto termasuk dalam kategori a. Berpartisipasi aktif dalam rangka
ringan, sedang,berat .sebagian besar menekan tingkat kualitas tidur
menunjukan kategori sedang dengan yang rendah pada lansia dengan
hasil 35,5% senantiasa menjaga tingkat stres
3. Kualitastidur yang dirasakan lansia dan peningkatan tekanan darah
penderita hipertensi di Desa pada lansia.
Wonorejo Kecamatan Polokarto b. Melakukan publikasi maupun
termasuk dalam kategori baik dan penyuluhan dalam upaya
buruk.sebagian besar menunjukan meningkatkan kualitas tidur bagi
kategori buruk dengan hasil 53,2% penderita hipetensi dengan
4. Ada hubungan yang signifikan menjaga tingkat stres dan tekanan
antara tingkat stres dengan kualitas darah pada lansia.
tidur pada lansia penderita 3. Bagi penelitian selanjutnya
hipertensi di Desa Wonorejo diharapkan senantiasa meningkatkan
Kecamatan Polokarto ,dimana yang penelitian dengan memperluas
artinya semakin tinggi tingkat stress jangkauan penelitian serta
melakukan penelitian lebih lanjut
Hubungan Tingkat Stress dan Peningkatan Tekanan Darah terhadap Kualitas
Tidur pada Penderita Hipertensi Lansia di Desa Wonorejo Kecamatan Polokarto
 

tentang faktor yang dapat Kesehatan Bagi Usia Lanjut Di


berpengaruh terhadap kualitas tidur Provinsi Jawa Tengah. Semarang
lansia penderita hipetensi.
Efendi, F. 2009. Keperawatan
Kesehatan Komunitas Teori dan
Praktik dalam keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA Jakarta: Salemba Medika
Arikunto. 2010.Prosedur Martono H dan Kris Pranaka. 2009.
Penelitian.Jakarta : Rineka cipta Buku Ajar Boedhi- Darmojo
2010 Geiatri (Ilmu Kesehatan Lanjut
Usia). Edisi ke 4 jakarta : Balai
Black,J.M dan Hawks,J.H. 2005.
penerbit fakultas kedokteran
Medical Surgical Nursing: Clinical
universitas Indonesia
Managment for positive outcome.
Masqon. 2005. Faktor-faktor yang
7th ed.Philadephia:Elsivier Inc
Berhubungan Dengan Kejadian
Buku Ajar Keperawatan Hipertensi Pada Kelompok Usia
Gerontik.2013. Penuntunan Lanjut Di Kecamatan Pegandon
Praktek Laboratorium Kabupaten Kendal
Keperawatan Gerontik. Surakarta: Notoatmodjo.2010.Metologi Penelitian
Fakultas Ilmu Kesehatan Kesehatan. Jakarta: PT Rineka
Keperawatan. cipta
Buysse,Dj. Reinold CF. Monk TH, Potter, P.A., and Perry,A.G.2005. Buku
Berman SR,Kapfer CJ.1989. The Ajar Fundamental Keperawatan:
Pissburgh Sleep Quality Index Konsep,Proses,dan Praktek.Edisi
(PSQI): A New Instrument For 4. Jakarta:EGC
Psychiatric Research and Practice
Puspasari, Septika.2009. Hubungan
. Psychiatry Research 28 :193 :
Kemunduran Fungi Fisiolgis
213.
Dengan Stres Pada Lanjut Usia Di
Departemen Pendididkan Nasional.
kelurahan Kaliwaru semarang.
2008. Kamus Bahasa Indonesia
Skripsi.Semarang: Universitas
Pusat Bahasa Edisi ke-4. Jakarta:
Muhammadiyah Semarang.
PT Gramedia.
Rossanti, R. 2011. Gambaran
Depkes RI.. 2013.Buletin Jendela Data
Mekanisme Koping Lanjut Usia
dan Informasi Kesehatan:
Penderita Hipertensi Dalam
Gambaran Kesehatan Lanjut Usia
Menghadapi Penyakit Hipertensi
Di Indonesia. Jakarta (online)
Di Puskesmas Gatak Sukoharjo.
(http://
Skripsi. Surakarta: Fakultas Ilmu
www.depkes.go.id/download/Bulet
Kesehatan, Universitas
in%20Lansia.pdf,diakses pada
Muhammadyah Surakarta.
tanggal 19 Januari 2014)
Smeltzer, SC & Bare, BG. 2001.
Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo.
Keperawatan Medikal Bedah Buku
2013.Profil Kesehatan Kabupaten
Saku dari Brunner & Suddarth.
Sukoharjo
Jakarta: EGC.
Dinkes Provinsi Jawa Tengah.
2012.PedomanPelayanan
Hubungan Tingkat Stress dan Peningkatan Tekanan Darah terhadap Kualitas
Tidur pada Penderita Hipertensi Lansia di Desa Wonorejo Kecamatan Polokarto
 

Sudirman, S. 2011. Psikologi Lanjut Asuhan Keperawatan.


Usia. Yogyakarta : Universitas Jakarta: Salemba Medika.
Gajah mada Press.
Tjokroprawito, A. 2007.Buku Ajar Ilmu
Sudirman,S.2011.Psikologi Lanjut Penyakit Dalam.Vol 2.FK.
Usia.Yogyakarta:Universitas Universitas Airlangga.
Gajah Mada. Soeharto .(2004) , Hipertensi Jakarta
Sugiyono.2007.Statistika Untuk Gramedia Pustaka Utama.
Penelitian. Bandung: Alfabeta. Kusharyadi .2010 Asuhan Keperawatan
Sulistyani, C.2012. Beberapa Faktor Pada Klien Lanjut Usia . : Jakarta
Yang Berhubungan Dengan Penerbit Salemba Medika.
Kualitas Tidur Pada Mahasiswa Marlina, 2011 faktor –faktor penyebab
Fakultas Kesehatan Masyarakat insomnia pada lanjut usia
Universitas Diponogoro jakarta:EGC.
Semarang,Jurnal Kesmas 1:280-92
Tamhers dan
Noorkasiani.2009.Kesehatan
Lanjut Usia Dengan Pendekatan Baiq Ulfa Lailiana Khairunnisya*:
Asuhan Keperawatan. Jakarta Mahasiswa S1 Keperawatan FIK UMS
H. Abi Muhlisin, S.KM., M.Kep**:
Salemba Medika.
Dosen FIK UMS
Tamher, S. 2009. Kesehatan Usia Agustaria Budinugroho, S.Kep.,
Lanjut Usia dengan Pendekatan Ns**: Dosen FIK UMS
.

S-ar putea să vă placă și