Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Abstract
The Demographic Bonus that has taken place in this decade has a significant
influence on Indonesia's social, political, economic and cultural system. Youth who are the
drivers of the demographic bonus are rapidly taking up positions and roles in the world of
workforce to the political and idealism platforms that intersect on the space of capitalism. In
taking on the role of the flow of economic system, several youth feel that they have the
potential and space of freedom to develop business and self potential through the way of
entrepreneurship. Furthermore, youth are trying to take the role of becoming a social
entrepreneur agent. Socioenterpreneurship is not new for several youth as the key to reducing
the level of disparities in Indonesia. In addition, the emergence of smart city trends, a
challenge the government to collaborate with the private sector and civil society to create a
good social business ecosystem in the village. In other hand, smart village becomes an
interesting output as the mainstreaming goal of sociopreneurship. Empowerment and
creative economy become a play area for youth and society to do social business. Especially
with the potential of nature and international market share has been from history always
looking at the creative products of young Indonesians. So, this is not difficult to achieve. This
paper is a partial summary of the results of the author's experience in interacting for several
years with start-ups, creative economy business actors, social business communities, and
social entrepreneurs in the community. From the results of this paper, it was found that youth
with a variety of technologies that are very fast and sophisticated have begun to looking
social business opportunities as a choice of survival amid their narrowness in finding a job.
Social entrepreneurship becomes one of the keys for the Indonesian state to accelerate rapid
and equitable economic and social development.
tahun 2045 mendatang, Indonesia individu dalam rentang usia 16-30 tahun),
sepertinya harus siap untuk menciptakan tetap saja kaum muda diharapkan memiliki
berbagai macam peluang untuk peranan yang signifikan terhadap
memanfaatkan bonus demografi. Tercatat perkembangan sebuah negara.
bahwa bonus demografi di 100 tahun Transisi pemuda dalam perekonomian
Indonesia merdeka diperkirakan terjadi yang terus berubah menjadikan pemuda
dengan jumlah penduduk mencapai 309 harus cepat berinovasi. Pendidikan
juta jiwa. Didominasi oleh penduduk merupakan salah satu langkah tepat dalam
dengan usia produktif yaitu mereka yang berjejaring dan menemukan inovasi. Citra
masih mampu mendapatkan penghasilan populer kesuksesan kelas menengah
dan diperkirakan mampu mendongkrak sebagaimana diperlihatkan oleh negara dan
pendapatan per kapita hingga US $ 30.000 beredar di media mendorong orang tua
pertahun (detik.com, 2017). Hal ini mengupayakan anak-anak mereka dapat
menyiratkan bahwa potensi pemuda menempuh pendidikan menengah dan
dilibatkan dalam membangun tatanan pendidikan tinggi, dengan harapan hal
dalam perekonomian negara. Sebagai tersebut akan mendongkrak kesempatan
upaya dalam membangun perekonomian anak mereka untuk mengalami mobilitas
negara dimana pelibatan bonus demografi sosial vertikal dan membuka pintu bagi
dibutuhkan adalah munculnya aktor muda kerja profesional di pemerintahan atau
ekonomi baru sebagai agen sociopreneur perusahaan swasta. Kelompok pemuda
berpendidikan memasuki dunia kerja yang
B. Potensi Pemuda dan Urgensi Dalam kompleks dan berubah, dimana peluang
Sociopreneur yang terbuka diikuti juga oleh tantangan-
tantangan baru. Dengan berpendidikan,
Belakangan ini kaum urban telah kaum muda akan lebih mudah
bergeser pola konsumsinya dari hidangan menyesuaikan berbagai macam tantangan
cepat saji menuju hidangan berbahan baru dalam dunia pekerjaan.
organik. Misalnya, beras putih mulai Saat ini, pemuda yang lahir diatas
disubtitusikan dengan beras merah atau tahun 1980 hingga 1997 disebut sebagai
kentang. Pergeseran ini mengakibatkan generasi millenial (Tirto.id, 2017).
adanya perubahan budaya dalam memilih Generasi millenial identik dengan adanya
jenis makanan dan minuman yang transformasi jenis pekerjaan yang lebih
dikonsumsi. Kondisi ini sepertinya dapat tidak terlihat formal. Sebagai contoh jenis
dimanfaatkan oleh berbagai kalangan pekerjaan yang diminati oleh generasi
pebisnis sosial (sociopreneur) untuk turut millenial adalah industri kreatif. Alvin
mendukung adanya pergeseran budaya Toffler, seorang futuris Amerika
konsumsi ini. sehingga menjadi salah satu memprediksi creative industry akan
peluang terciptanya relasi kuasa menggantikan era keemasan information
sociopreneurship dengan pasar. Potensi technology (IT) dan akan menjadi tren
dari kapasitas pemuda yang sering bisnis dimasa depan (Sindonews, 2016).
digaungkan oleh pemerintah sebagai agen Hal ini mungkin sedang dirasakan oleh para
perubahan nyatanya memang tidak hanya generasi millenial yang mana kehidupan
sebagai wacana semata. Pemuda yang mana keseharian mereka sudah dipenuhi oleh
hobi dalam berjejaring. Kiprah pemuda berbagai aktivitas dunia maya, misal saja
yang sejatinya memiliki orientasi toko online sebagai mediumnya. Saat ini
beranekaragam sangat mudah termotivasi sudah banyak berbagai jenis toko online
untuk mencoba. Tetapi dengan berbagai yang menjual berbagai jenis produk sesuai
situasi yang menghimpit kaum muda selera generasi millenial. Tren membeli
(Undang-Undang No. 40 Tahun 2009 yaitu barang-barang secara online juga turut
berkembang membuat kaum muda antusias 2017). Dengan demikian transisi menuju
mencari dan menemukan masalah apa yang kedewasaan di kalangan pemuda dalam
patut untuk dipecahkan. Kapitalisme yang menciptakan peningkatan ekonomi. Tak
terus berkembang sehingga kadang lain ini merupakan sebuah kebaharuan
mengancam sistem ekologi. Seperti prinsip dalam pandangan konstruksi pembangunan
yang dikelola oleh Grammen Bank bahwa yang sering diidentikkan pada fisik dan
jika bank memburu orang kaya, saya lebih infrastruktur. Melihat sebuah sisi yang tak
memilih kaum miskin. Jika bank mencari terjamah oleh publik, sociopreneurship
pria sukses, saya mencari anak-anak muda. menjadi alternatif pilihan model
Jika bank mengincar pusat perkotaan, saya pembangunan berjangka panjang.
lebih fokus ke daerah tertinggal. (Yunus
dalam Kusumasari dkk, 2015). Pemikiran C. Masalah dan Tantangan
Muhammad Yunus sepertinya memang Pengembangan Sociopreneur Muda
perlu dikembangkan untuk menjadi sebuah
pandangan holistik oleh negara, private, Menurut Beck (1992), pada era
dan civil society dalam menjalankan fungsi- modernitas lanjut ketersediaan lapangan
fungsi penyelesaian masalah sosial. pekerjaan baik dari lembaga negara
Pemuda sebagai aktor pembangunan maupun perusahaan swasta menjadi hal
dari berbagai dimensi perlu untuk yang langka (Beck dalam Sutopo dan Meiji,
dipersiapkan secara sistematis dan 2017). Para pemuda secara refleksif
strategis. Berbagai bidang seperti bidang menerapkan berbagai macam strategi guna
perikanan, pertanian, kelautan, kehutanan, mengatasi keterbatasan lapangan kerja,
industri kreatif, hingga teknologi tentu strategi ini termanifestasi secara objektif
harus memberi akses kepada pemuda agar baik dalam sektor formal maupun non-
pemuda dapat mengaktualisasikan diri formal. Hal ini secara teoritis,
secara bebas sesuai dengan harapan menunjukkan bahwa sebagai subjek
pembangunan dewasa ini. Mereka patut refleksif. Di era perkembangan teknologi
untuk diberi ruang untuk mencoba berbagai yang begitu pesat, kaum muda memiliki
alternatif pilihan dalam konteks sosial dan kecenderungan untuk memiliki pilihan
ekonomi. Beck dalam Sutopo dan Meiji dalam melanjutkan sistem ekonomi di
(2017) menjelaskan bahwa individu harus masyarakat dengan cara mereka sendiri,
semakin reflektif supaya dapat bertahan di contohnya membangun usaha/bisnis.
tengah ketidakpastian dan resiko dalam Sudah banyak start-up yang ada di
berbagai aspek kehidupan. Refleksivitas ini Indonesia dimana penggeraknya adalah
menjadi semacam unintended anak muda. Menurut GEI (Global
consequences dalam kondisi masyarakat Enterpreneurship Index) 2018, ada 13
yang terindividualisasi. indikator untuk melihat apakah sebuah
Dalam kajian kepemudaan, transisi negara sudah dapat membangun ekosistem
pemuda menuju dunia kerja dalam era entrepreneurship dengan baik.
sebelumnya namun cenderung fragmented,
uncertain, dan insecure (Furlong dan
Cartmel, 2007 dalam Sutopo 2017). Hal ini
mengakibatkan pada pembiasaan diri
individu untuk menyesuaikan aktivitas
yang sebelumnya belum bekerja menjadi
bekerja. Transisi menuju dunia kerja
merupakan salah satu fase yang penting
sebagai penanda menuju kedewasaan
(Furlong dan Cartmel, 2007 dalam Sutopo
(Banten Farm). Nur Agis Aulia memiliki belum mendapatkan perhatian serius dari
mitra binaan yaitu para petani dan peternak pemerintah. Namun demikian, tidak dapat
sapi. Dirinya dalam mengelola bisnis sosial dipungkiri juga bahwa pemerintah pusat
tersebut, tidak hanya mementingkan pada kenyataannya telah memberikan
keuntungan untuk dirinya sendiri, tetapi kontribusi secara spesifik yakni adanya
pula melakukan kreasi bagaimana kerjasama dalam agenda bisnis sosial.
meningkatkan kesejahteraan petani dan Kementerian Pemuda dan Olahraga
peternak binaannya. Selain di bidang (Kemenpora) misalnya 2 tahun belakangan
pertanian, ada juga bidang industri kreatif ini peduli dan merasa bahwa sociopreneur
yang digeluti oleh sociopreneur. Sheila dapat menjadi salah satu alternatif pilihan
misalnya, yang memiliki bisnis eskrim dalam mengatasi masalah sosial. Salah satu
buah naga (OSIRIS) dimana karyawan contoh adanya dukungan dari pemerintah
yang bekerja adalah kelompok disabilitas. pusat terhadap sociopreneur adalah
Bisnis sosial yang bertempat di Bantul, bekerjasamanya Kemenpora dengan Youth
DIY ini menjadi ikon baru sociopreneur di Studies Centre (YouSure), FISIPOL,
bidang industri kreatif dan memberikan UGM. Kemenpora menyasar untuk
variasi jenis eskrim yang ada di wilayah mendukung program yang dijalankan oleh
Yogyakarta YouSure bernama Sociopreneur Muda
Contoh lain pelaku sociopreneurship Indonesia (SOPREMA). Dengan
berada di wilayah Jawa Barat. Beberapa mendukungnya SOPREMA untuk
contoh kegiatan sociopreneurship yang diselenggarakan artinya pemerintah
telah berjalan antara lain Fruitsup (konsep sepakat bahwa aktivitas sociopreneur
pemberdayaan petani mangga), Entog dirasa mampu meminimalisir masalah
Jenggot (pemberdayaan peternak unggas sosial serta semakin meningkatkan kualitas
dan masyarakat sekitar kampus Universitas Sumber Daya Manusia (SDM). Kualitas
Padjajaran) YourGood (Pemberdayaan SDM ini bisa dilihat dari mitra binaan
peternak sapi), Frutavera (pemberdayaan ataupun pelaku kewirausahaan sosial.
bidang kesehatan). Beberapa sociopreneur Selain itu, dalam nilai-nilai SOPREMA,
tersebut mengembangkan bisnis sosialnya dikembangkan sebuah pemahaman dengan
selain untuk menambah nilai dari produk mengangkat nilai-nilai bisnis yang baik
sebelumnya (yang dahulu hanya sebatas agar bisnis tersebut dapat berkelanjutan dan
bahan dasar) menjadi produk yang lebih mampu memecahkan masalah-masalah
bernilai guna. Kebanyakan dari mereka sosial.
mengandalkan sektor agraris dalam Sociopreneur dalam membangun
pengembangan bisnis sosialnya. Kondisi bisnis sosialnya, pada hakikatnya wajib
geografis yang mendukung pertanian di memiliki kapasitas dalam mentransfer
daerah Jawa Barat menjadi sangat subur, nilai-nilai baik dalam berwirausaha kepada
membuat pelaku bisnis sosial di daerah ini masyarakat mitra binaannya. Kebanyakan
sangat mudah mengambil peluang untuk masyarakat binaan yang menjadi partner
memproduksi hasil pertanian dengan kerja sociopreneur adalah mereka yang
kuantitas maksimal. kurang terhadap akses pendidikan (kaum
Saat ini dunia sociopreneur tengah marjinal). Dibutuhkan suatu cara
mendapati perhatian yang cukup besar dari pendekatan yang unik dan tepat sasaran
publik tentang potensinya dalam dalam mentransfer nilai-nilai yang
mengurangi masalah sosial. Konsep dimaksud. Nilai yang ditransfer adalah
kolaborasi bisnis dan pemberdayaan nilai-nilai kepercayaan yang dihimpun oleh
masyarakat menjadi satu-satunya pusat sociopreneur agar dapat menarik minat
yang tak bisa dipatahkan dengan kondisi kepercayaan untuk mau bekerja sama
sosial ekonomi Indonesia yang memang dengan sociopreneur tersebut. Kebanyakan
lingkungan. Berbagai macam agenda Detik. 2017. Sri mulyani Bicara Soal
publik banyak yang sudah menyentuh Keuntungan Bonus Demografi.
aktivitas sociopreneurship sebagai topik https://finance.detik.com/berita-
yang menarik. Hal ini tidak lepas dari ekonomi-bisnis/3738924/sri-
cakupan kegiatan sociopreneurship yang mulyani-bicara-soal-keuntungan-
luas dan beririsan dengan berbagai bidang bonus-demografi-ri-di-2045. Diakses
lainnya. pada tanggal 25 Desember 2017.
Haryati, Dewi Meisari (Ed). 2015. Social
E. Penutup Entrepreneurship
https://www.dbs.com/iwov-
Sebagai penutup, dapat dikatakan resources/pdf/indonesia/social-
bahwa aktivitas bisnis sosial merupakan good/Berani-jadi-SE-24Jun2015-
pilihan lain bagi berbagai kelas sosial final.pdf. Diakses pada tanggal 25
dalam menciptakan peluang ekonomi. Desember 2017.
Kesenjangan distribusi ekonomi di Kumparan. 2017. Kemenpora Dukung
masyarakat akibat kesejahteraan yang Fisipol UGM Jadi Pusat
selalu berkorelasi pada pemenuhan Pengembangan Pemuda
kebutuhan material nyatanya dapat Sociopreneur Melalui SOPREMA.
disubstitusi pada pilihan menjadi agen https://kumparan.com/soprema-
sociopreneur muda. Bonus demografi yang ugm/kemenpora-dukung-fisipol-
akan dirasakan oleh Indonesia pada tahun ugm-jadi-pusat-pengembangan-
2030-2045 menjadi momentum dalam pemuda-sociopreneur-melalui-
pengembangan sociopreneurship. Adanya soprema. Diakses pada tanggal 11
peluang yang dimiliki kaum muda untuk Januari 2018.
berkreasi di berbagai bidang sekaligus Kumparan.2017.Tantangan Ekonomi
mengurangi ketimpangan ekonomi antar https://kumparan.com/soprema-
masyarakat merupakan sebuah tantangan ugm/inilah-tantangan-ekonomi-
serius yang dapat diwujudkan dalam digital-indonesia. Diakses pada
memanfaatkan momentum bonus tanggal 11 januari 2018.
demografi. Kumparan. 2017. Kangpuj Farm Gunakan
Lalat Tentara Hitam Untuk Integrated
***** Urban Farming.
https://kumparan.com/soprema-
DAFTAR PUSTAKA ugm/kangpuj-farm-gunakan-lalat-
Acs,J Zoltan, Szerb Laszlo, dan Llyod tentara-hitam-untuk-integrated-
Ainsley. 2018. Global urban-farming. Diakses pada tanggal
Entrepreneurship Index. USA: 11 januari 2018.
GEDI Institute. Kusumasari, Suyatna, dkk, 2015.
BKKBN. 2017. Bonus Demografi Memahami Model Bisnis Organisasi
Meningkatkan Kualitas Hidup Sosial (Social Entrepreneurship) di
Penduduk Melalui Keluarga. Indonesia. Yogyakarta: Gava Media.
https://www.bkkbn.go.id/detailpost/b Osterwalder, A, Pigneur,Y. 2010. Business
onus-demografi-meningkatkan- Model Generations. London: Aalto
kualitas-penduduk-melalui-keluarga. University.
Diakses pada tanggal 11 januari Sutopo, Oki Rahadianto. 2017.
2018 Menjembatani Perspektif Budaya
Delgado, Melvin. 2004. Social Youth dan Perspektif Transisi Dalam
Entrepreneurship. USA: Kajian (Resensi). Jurnal Sosiologi
Greenwood. Volume 22, No 1, Januari. Jakarta:
Lab Sosio, Pusat Kajian Sosiologi Ulrich Beck and Gernsheim Elisabeth B.
FISIP-UI. 2002. Individualization. USA.
Sutopo, Oki Rahadianto dan Meiji, Nanda SAGE.
Harda. 2017. Kapasitas Refleksif UNDP. 2013. Development Report.
Pemuda Dalam Transisi Menuju http://hdr.undp.org/sites/default/files
Dunia Kerja. Jurnal Sosiologi /reports/14/hdr2013_en_complete.pd
Walisongo. Vol 1 No. 1. Semarang: f Diakses pada tanggal 11 Januari
Laboratorium Sosiologi, Fakultas 2018.
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, World Bank. 2007. Development and The
Universitas Islam Negeri Walisongo. Next Generation. USA.
Tirto. 2017. Selamat Tinggal Generasi http://documents.worldbank.org/cura
Millenial Selamat Datang Genrasi Z. ted/en/556251468128407787/pdf/35
https://tirto.id/selamat-tinggal- 9990WDR0complete.pdf. Diakses
generasi-milenial-selamat-datang- pada tanggal 25 Desember 2017.
generasi-z- cnzX. Diakses pada
tanggal 11 Januari 2018.