Sunteți pe pagina 1din 3

HASIL DAN KEGIATAN

Poned

Gambaran 10 Besar Penyakit di Unit Poned


Puskesmas DTP Talaga Tahun 2018
Persalinan Normal
16 9 85 BBL Normal
HEG
20 35 250
KPD
38 Partus Lama
61 Bumil Febris
PEB/PER
102 Bumil Letak Bokong/Lintang
240
HAP
Lain-lain

Dari data di atas, dapat diketahui bahwa persalinan normal menjadi diagnosis paling banyak
untuk perawatan di unit Poned Puskesmas DTP Talaga, yaitu sebanyak 250 pasien atau
29,20%, diikuti oleh BBL (bayi baru lahir) normal sebanyak 240 pasien atau 28,03%,
hiperemesis gravidarum (HEG) sebanyak 102 orang atau 11,91%, ketuban pecah dini (KPD)
sebanyak 61 pasien atau 7,12%, hingga partus lama sebanyak 38 orang atau 4,43%.
- Persalinan normal menjadi kasus terbanyak di unit Poned Puskesmas DTP Talaga karena
sesuai dengan fungsi PONED (Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar)
sebagai penyedia pelayanan kebidanan/kandungan gawat darurat. Tentunya yang akan
paling banyak masuk melalui PONED adalah ibu hamil yang sudah waktunya
melahirkan.
- Bayi baru lahir (BBL) normal menjadi kasus terbanyak kedua dengan alasan yang sama,
karena sejalan dengan fungsi PONED yang selain melayani kebidanan/kandungan juga
melayani neonatal (bayi baru lahir).
- Peringkat selanjutnya adalah HEG (hiperemesis gravidarum) atau muntah berlebihan
pada ibu hamil, biasanya terjadi pada trimester pertama kehamilan. Mual-mual yang
terjadi selama kehamilan trimester pertama, terutama pada pagi hari memang umum
terjadi dan dirasakan oleh 70 - 85% ibu hamil. Namun yang berkembang menjadi HEG
hanya 1 – 2% di antaranya. Berbagai faktor risikonya di antaranya adalah hamil terlalu
muda/tua, hamil kembar/anggur, kelebihan berat badan, hingga faktor
psikologis/kecemasan.
- KPD menempati urutan keempat kasus tersering di unit Poned. Kondisi ini paling sering
disebabkan oleh infeksi pada bagian kewanitaan, selain itu bisa juga terjadi karena
cedera fisik, volume cairan ketuban berlebih, riwayat merokok/narkoba, kelainan
plasenta, posisi janin tidak normal, kelebihan berat badan, hingga tekanan darah yang
tidak terkontrol.
- Urutan kelima ditempati oleh kasus partus lama. Faktor-faktor yang memengaruhi kasus
ini di antaranya adalah kepala janin terlalu besar, jalan lahir atau panggul kecil, kekuatan
ibu yang kurang, posisi janin, umur ibu, hingga faktor psikologis.
- Kasus selanjutnya adalah bumil febris atau demam. Demam saat kehamilan cukup
berbahaya pada janin karena dapat menimbulkan cacat lahir atau keguguran. Beberapa
penyebab demam saat kehamilan di antaranya adalah infeksi saluran kemih, influenza,
radang amandel, hingga infeksi ginjal.
- PEB/PER terjadi karena tekanan darah yang tinggi saat kehamilan, biasanya memiliki
faktor risiko berupa hamil terlalu muda atau terlalu tua, obesitas, bayi kembar, atau jeda
kehamilan terlalu cepat atau justru terlalu panjang.
- Bumil letak bokong/lintang. Hal ini terjadi karena letak plasenta yang menutupi rongga
panggul, terlilit tali pusat, jumlah air ketuban yang terlalu banyak atau terlalu sedikit,
hingga panggul yang terlalu sempit.
- HAP atau perdarahan antepartum menempati urutan kesembilan kasus tersering. Hal ini
terjadi akibat robekan plasenta, letak plasenta yang menghalangi jalan lahir, persalinan
prematur, hingga gangguan leher rahim.
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
1. Dari hasil kegiatan pelayanan yang dilakukan di unit Poned Puskesmas DTP Talaga
tahun 2018, didapatkan data bahwa persalinan normal dan bayi baru lahir normal
menjadi yang paling banyak ditemukan. Hal ini sejalan dengan fungsi Poned sebagai
penyedia layanan kebidanan/kandungan serta neonatus (bayi baru lahir) gawat
darurat.
2. Kasus-kasus lain yang paling banyak selanjutnya adalah HEG, KPD, Partus lama,
Bumil febris, PEB/PER, Letak bokong/lintang, hingga HAP. Kasus-kasus ini
kebanyakan berhubungan dengan faktor genetik serta kelainan yang terjadi secara
individual/kasuistik.
3. Banyak kasus-kasus yang komplikasi terberatnya adalah kematian. Untuk mengurangi
angka kematian ibu (AKI), ada beberapa faktor risiko yaitu 4 terlalu (terlalu muda,
tua, jarak terlalu dekat, terlalu banyak) dan 3 terlambat (mengambil keputusan
sehingga terlambat ditangani, terlambat sampai ke tempat rujukan, terlambat
ditangani karena terbatasnya sarana dan SDM).

Saran
1. Melihat tingginya kasus-kasus abnormal selain persalinan dan bayi baru lahir normal,
maka perlu digalakkan penyuluhan mengenai 4 Terlalu dan 3 Terlambat untuk
mengupayakan agar ibu hamil tetap sehat hingga persalinan dan mengurangi angka
kematian ibu (AKI).

S-ar putea să vă placă și