Sunteți pe pagina 1din 15

ANALISIS

 PENERAPAN  AKUNTANSI  LINGKUNGAN  DALAM  PENGELOLAAN  


LIMBAH  DAN  TANGGUNG  JAWAB  SOSIAL  PADA  RUMAH  SAKIT  STROKE  
NASIONAL  BUKITTINGGI

Angga Kusuma, Rina Asmeri, SE, M.SI, Nova Begawati, SE.MM


Fakultas Ekonomi Universitas Ekasakti Padang
JL. Veteran Dalam No. 26B Padang Barat. Kota Padang. Sumatera Barat 25113

ABSTRACK

In the service process of Bukittinggi National Stroke Hospital has the potential to generate waste. The waste
generated by the National Stroke Hospital of Bukittinggi is medical waste in the form of solid waste and liquid
waste. In the sewage treatment the National Stroke Hospital of Bukittinggi has an Incenerator that is used for waste
combustion. As for the liquid waste treatment of Bukittinggi National Stroke Hospital has WWTP (Waste Water
Treatment Installation). Waste generated must be managed properly so as not to cause negative impact for patients,
visitors, employees, and the surrounding community. The purpose of this study is to Apply Environmental
Accounting Analysis in Waste Management and Social Responsibility at Bukittinggi National Stroke Hospital. This
research is a qualitative research. Data collection techniques are interviews and documentation and data used are
primary and secondary data. The findings of the National Hospital of Stroke Bukittinggi have made the process of
Identification, Recognition, Measurement, Recording, Presentation, and Disclosure as well as those described in
Government Accounting Standards as of June 13, 2010. SAP No. 1 describes the presentation of financial
statements. Where is the National Hospital of Bukittinggi Stroke. National Hospital of Stroke Bukittinggi has done
their waste management well. Bukit Tinggi Stroke National Hospital which has already spent its environmental
expenses
 
Keywords:  Acconting  enviromet  

ABSTRAK

Dalam proses pelayanan jasa Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi berpotensi menghasilkan limbah.
Limbah yang dihasilkan oleh Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi adalah limbah medis berupa limbah padat
dan limbah cair. Dalam Pengelolahan limbah tersebut Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi memiliki
Incenerator yang digunakan untuk pembakaran limbah. Sedangkan untuk pengelolahan limbah cair Rumah Sakit
Stroke Nasional Bukittinggi memiliki IPAL ( Instalasi Pengelolahan Air Limbah ). Limbah yang dihasilkan harus
dikelola dengan baik agar tidak menimbulkan dampak negatif bagi pasien, pengunjung, pegawai, dan masyarakat
sekitar. Tujuan penelitian adalah untuk Analisis Penerapan Akuntansi Lingkungan Dalam Pengelolaan Limbah Dan
Tanggung Jawab Sosialpada Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi. Penelitian ini merupakan penelitian
kualitatif. Teknik pengumpulan data adalah wawancara dan dokumentasi dan data yang digunakan adalah data
primer dan sekunder. Hasil penelitian ditemukan Rumah Sakit Nasional Stroke Bukittinggi sudah melakukan proses
Pengidentifikasian, Pengakuan, Pengukuran, Pencatatan, Penyajian, dan juga Pengungkapan seperti halnya yang
sudah di jelaskan pada Standar Akuntansi Pemerintahan per 13 Juni 2010. SAP No. 1 tersebut menjelaskan tentang
penyajian laporan keuangan. Dimana Rumah Sakit Nasional Stroke Bukittinggi. Rumah Sakit Nasional Stroke
Bukittinggi sudah melakukan pengelolahan limbah mereka dengan baik. Rumah Sakit Nasional Stroke Bukittinggi
yang sudah mengeluarkan biaya-biaya lingkungannya

1  
 
Pendahuluan Rumah Sakit, rumah sakit sebagai sarana
Akhir - akhir ini banyak isu lingkungan pelayanan kesehatan, tempat berkumpulnya
yang muncul. Persoalan mengenai orang sakit maupun orang sehat ataupun
lingkungan saat ini semakin mendapatkan dapat menjadi tempat penularan penyakit
perhatian dan dianggap sebagai isu yang serta memngkinkan terjadinya pencemaran
penting. Bagaimana tidak banyak kasus - lingkungan dan gangguan kesehatan. Untuk
kasus kerusakan lingkungan yang terjadi di menghindari resiko dang gangguan
Indonesia, secara tidak sadar dampak atas kesehatan maka perlu penyelenggaraan
kerusakan lingkungan mulai kita rasakan kesehatan lingkungan rumah sakit.Terkait
saat ini. Mulai banyak seruan - seruan tanggung jawab yang dibebankan kepada
mengenai pentingnya menjaga kelestarian rumah sakit atas timbulnya permasalahan
lingkungan, namun hal tersebut seakan tidak lingkungan seperti kegiatan pengelolahan
berpengaruh justru kerusakan lingkungan limbah akibat kegiatan operasionalnya,
makin banyak terjadi. Kerusakan lingkungan tentunya rumah sakit harus mengeluarkan
yang terjadi berkaitan dengan dampak biaya lingkungan terkait pengelolahan
operasi perusahaan, perlu adanya alat limbah.
kontrol dan sistem tata kelola mengenai Dalam pengorganisasian suatu sistem,
dampak kerusakan lingkungan yang seperti rumah sakit tidak akan terlepas dari
diakibatkan operasi perusahaan, akuntansi keinginan melalukan kontrol terhadap apa
lingkungan dianggap sebagai solusi terbaik yang dilakukan rumah sakit secara sistem
dalam mengatasi masalah kerusakan sehingga tidak menimbulkan dampak negatif
lingkungan, akutansi lingkungan merupakan misalnya polusi udara, limbah produksi,
bentuk pertanggung jawaban perusahaan kesenjangan sosial, dan lain sebagainya dan
atas pengelolaan dampak kerusakan dampak semacam inilah yang dinamakan
lingkungan yang diakibatkan oleh operasi Externality. Oleh karena faktor tersebut
perusahaan. kemudian memberikan sebuah pikiran untuk
Rumah sakit sebagai salah satu mengembangkan ilmu akutansi yang
sarana atau bantuan kesehatan yang bertujuan untuk mengontrol tanggung jawab
memberikan pelayanan kesehatan kepada perusahaan. Adanya tuntutan yang sudah
masyarakat memiliki peranan yang sangat pernah terjadi tentang masalah Corporate
strategis dalam mempercepat peningkatan Social Responsibility atau yang dikenal
kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, dengan CSR, maka akuntansi bukan hanya
rumah sakit dituntut untuk memberikan merangkum informasi data keuangan antara
pelayanan yang bermutu sesuai dengan pihak perusahaan dengan pihak ketiga
standar yang ditetapkan dan dapat namun juga mengatasi hubungan dengan
menjangkau seluruh lapisan masyarakat. lingkungan. Ilmu akuntasi yang mengatur
Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah proses pengukuran, penyajian,
pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan pengungkapan, dan pelaporan externality
setiap pemakai jasa layanan yang sesuai tersebut disebut dengan akuntasi
dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk lingkungan.
serta penyelenggaraannya sesuai dengan Atas dasar semua itu Rumah Sakit
standar dan kode etik profesi yang telah Stroke Nasional Bukittinggi dipilih untuk
ditetapkan. menjadi objek penelitian ini. Rumah Sakit
Menurut Permenkes, Stroke Nasional Bukittinggi merupakan
1204/Menkes/PerXI/2004 yang mengatur salah satu Rumah Sakit Pemerintah yang
tentang persyaratan Kesehatan Lingkungan telah menjadi Badan Layanan Umum ( BLU

2  
 
) sehingga dalam menjalankan tugas pokok Nasional Bukitinggi diliat dari dampak
dan fungsinya Rumah Sakit dapat internal dan dampak external?
menerapkan pola keuangan yang fleksibel 2. Bagaimana proses pengolahan limbah
sebagai Badan Layanan Umum. Pola dan tanggung jawab sosial yang sudah
pengelolaan keuangan pada BLU merupakan dilakukan oleh pihak Rumah Sakit
pola pengelolaan keuangan yang Stroke Nasional Bukittinggi?
memberikan fleksibilitas berupa keleluasaan
untuk menerapkan praktik-praktik bisnis Tujuan Penelitian
yang sehat untuk meningkatkan pelayanan Berdasarkan latar belakang dan
kepada masyarakat dalam rangka rumusan masalah yang telah disebutkan
memajukan kesejahteraan dan diatas, maka tujuan dalam penelitian ini
mencerdaskan kehidupan bangsa. dapat dijabarkan sebagai berikut :
Dalam proses pelayanan jasa Rumah 1. Untuk mengetahui penerapan akuntansi
Sakit Stroke Nasional Bukittinggi berpotensi lingkungan yang dilakukan oleh Rumah
menghasilkan limbah. Limbah yang Sakit Stroke Nasional Bukitinggi diliat
dihasilkan oleh Rumah Sakit Stroke dari dampak internal dan dampak
Nasional Bukittinggi adalah limbah medis external
berupa limbah padat dan limbah cair. Dalam 2. Untuk mengetahui proses pengelolaan
Pengelolahan limbah tersebut Rumah Sakit limbah dan tanggung jawab sosial pada
Stroke Nasional Bukittinggi memiliki Rumah Sakit Stroke Nasional
Incenerator yang digunakan untuk Bukittinggi?
pembakaran limbah. Sedangkan untuk
pengelolahan limbah cair Rumah Sakit Pengertian Akuntansi Lingkungan
Stroke Nasional Bukittinggi memiliki IPAL Menurut Suartana (2010), akuntasi
( Instalasi Pengelolahan Air Limbah ). lingkungan adalah suatu istilah yang
Limbah yang dihasilkan harus dikelola berupaya untuk mengelompokkan
dengan baik agar tidak menimbulkan pembiayaan yang dilakukan perusahaan atau
dampak negatif bagi pasien, pengunjung, pemerintah dalam melalukan konservasi
pegawai, dan masyarakat sekitar. lingkungan kedalam pos lingkungan dan
Oleh sebab itu penulis tertarik untuk praktik bisnis perusahaan.
melaukan penelitian tentang akuntasi Menurut (Ikhsan, 2008) akuntasi
lingkungan yang berjudul: “ ANALISIS lingkungan adalah identifikasi, pengukuran
PENERAPAN AKUNTANSI dan alokasi biaya - biaya ke dalam
LINGKUNGAN DALAM pengambilan keputusan usaha serta
PENGELOLAAN LIMBAH DAN mengkomunikasikan hasilnya kepada para
TANGGUNG JAWAB SOSIALPADA stockhoulders perusahaan. Akuntasi
RUMAH SAKIT STROKE NASIONAL lingkungan (Environmental Accounting)
BUKITTINGGI” adalah istilah yang berkaitan dengan
dimasukannya biaya lingkungan
Perumusan Masalah (Environmental costs) kedalam praktek
Sesuai dengan uraian diatas, permasalah akuntasi perusahaan. Biaya lingkungan
yang timbul dapat dirumuskan sebagai adalah dampak (impact) baik moneter
berikut: maupun non - nometer yang harus dipikul
1. Bagaimana penerapan Akuntansi sebagai akibat dari kegiatan yang
lingkungan di Rumah Sakit Stroke mempengaruhi kualitas lingkungan.

3  
 
Tujuan Akuntansi Lingkungan secara potensial) dapat dikaburkan
Menurut Hermiyetti dan Dondokambey dalam akun biaya overhead atau
(2012), tujuan akuntansi lingkungan adalah : bahkan diabaiakan.
a. Sebagai alat manajemen lingkungan 3. Beberapa perusahaan telah
Untuk menilai keefektifan kegiatan menemukan bahwa biaya lingkungan
konservasi berdasarkan ringkasan dan dapat di offet dengan perolehan
klarifikasi biaya konservasi lingkungan. pendapat melalui penjualan limbah,
Data akuntansi lingkungan juga produk sampingan atau cadangan
digunakan menentukan biaya fasilitas polusi yang dipindahkan atau lisensi
pengelolaan lingkungan, menilai tingkat teknologi untuk penjumlahan.
keluaran dan mencapai tiap tahun agar 4. Manajeman baiaya lingkungan yang
menjamin perbaikan kinerja lingkungan lebih baik dapat dihasilkan dengan
yang berlangsung secara terus - mengembangkan kinerja lingkungan
menerus. dan memperoleh manfaat yang
b. Sebagai alat komunikasi dengan signifikan terhadap kesehatan
masyarakat manusia seperti halnya dalam
Akuntansi lingkungan digunakan untuk keberhasilan bisnis.
menyampaikan dampak disampingkan 5. Dengan biaya limgkungan dan
kepada publik. Tanggapan dan kinerja lingkungan, pemprosesan dan
pandangan terhadap akuntansi produk dapat memperbaiki
lingkungan dari para pihak pelanggan penempatan biaya produk dan
dan masyarakat digunakan sebagai penempatan harga yang lebih tepat
umpan balik perusahaan dalam dan dapat membantu perusahaan
pengelolaan lingkungan dalam mendesain pemrosesan,
produk dan jasa yang lebih
Pentingnya Akuntansi Lingkungan ramahlingkungan dimasa depan.
Biaya lingkungan merupakan salah satu 6. Keunggulan kompetitif terhadap
beberapa tipe biaya yang dikorbankan pelanggan dapat dihasilkan dari
seperti halnya perusahaan memberikan pemrosesan, produk jasa yang dapat
barang dan jasa kepada konsumen. Kinerja dijelaskan dengan lingkungan yang
lingkungan merupakan salah satu dari lebih baik.
beberapa ukuran penting tentang 7. Akuntansi biaya dan kinerja
keberhasilan perusahaan. Beberapa alasan lingkungan dapat mendukung
manajemen perlu memperhatikan biaya pengembangan perusahaan dan
lingkungan dan kinerja lingkungan menurut operasi sistem manajemen
Sudarno (2008) antara lain: lingkungan secara menyeluruh.
1. Beberapa biaya lingkungan dapat
dikurangi dan dieliminasi secara Fungsi dan Peran Akuntansi Lingkungan
signifikan sebagai hasil dari Masing-masing fungsi tersebut dijelaskan
keputusan bisnis, mulai dari operasi sebagai berikut:
perubahan pergudangan, ke investasi 1. Fungsi Internal
dalam teknologi memprosesan yang Fungsi internal merupakan fungsi yang
lebih hijau, meredasain proses atau berkaitan dengan pihak internal
produk. perusahaan sendiri. Pihak internal
2. Biaya lingkungan (misalnya biaya adalah pihak yang menyelenggarakan
penghematan biaya lingkungan usaha, seperti rumah tangga konsumen

4  
 
dan rumah tangga produksi maupun Standar Akuntansi Pemerintahan dan
jasa lainnya. Adapun yang menjadi disusun mengacu kepada Kerangka
actor dan factor dominan pada fungsi Konseptual Akuntansi Pemerintahan.
internal ini adalah pimpinan Pencatatan untuk mengelola segala
perusahaan. Sebab pimpinan macam yang berkaitan dengan limbah
perusahaan merupakan orang yang sebuah perusahaan didahului dengan
bertanggung jawab dalam setiap perencanaan yang akan dikelompokkan
pengambilan keputusan maupun dalam pos-pos tertentu sehingga dapat
penentuan setiap kebijakan internal diketahui kebutuhan riil setiap
perusahaan. Sebagaimana lainnya tahunnya.Pengelompokkan dalam tahap
dengan system informasi lingkungan analisis lingkungan ruang lingkupnya
perusahaan, fungsi internal berbeda. Ada PSAK yang menaungi
memungkinkan untuk mengatur biaya perusahaan yang terdaftar di BEI. SAK yang
konservasi lingkungan dan menaungi perusahaan kecil dan menengah
menganalisis biaya dari kegiatan- yang tidak terdaftar di BEI. PSAK Syariah
kegiatan konservasi lingkungan yang yang menaungi transaksi berbasis syariah
efektif dan efisien serta sesuai dengan dan PSAP yang menaungi lembaga
pengambilan keputusan. Dalam fungsi pemerintahan. Berhubung penelitian ini
internal ini diharapkan akuntansi obyeknya adalah rumah sakit pemerintahan
lingkungan berfungsi sebagai alat maka dari itu, penulis mengacu pada PSAP.
manajemen bisnis yang dapat Bagaimana yang sudah ditentukan dalam
digunakan oleh manajar ketika Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan
berhubungan dengan unit-unit bisnis. (PSAP) No. 1 tahun 2010 antara lain sebagai
2. FungsiEksternal berikut :
Fungsi eksternal merupakan fungsi yang 1. Pengidentifikasian.
berkaitan dengan aspek pelaporan Berdasarkan klasifikasi atas biaya
keuangan. Pada fungsi ini faktor lingkungan oleh Hansen & Mowen,
penting yang perlu diperhatikan maka biaya lingkungan dibagi ke
perusahaan adalah pengungkapan hasil dalam empat kategori yaitu
dari kegiatan konservasi lingkungan
dalam bentuk data akuntansi. Informasi a. Biaya pencegahan lingkungan.
yang diungkapkan merupakan hasil b. Biaya deteksi lingkungan
yang diukur secara kuantitatif dari 1) Uji Baku Mutu Limbah Cair.
kegiatan konservasi lingkungan. 2) Uji Baku Mutu Udara.
Termasuk didalamnya adalah informasi c. Biaya kegagalan internal
tentang sumber-sumber ekonomi lingkungan.
suatuperusahaan. d. Mengolah limbah padat dengan
Incinerator
Sandar Akuntansi Pemerintahan 1) Mengolah limbah cair dengan
Standar Akuntansi Pemerintahan 2) Instalasi Pengolahan Limbah
(SAP) ditetapkan dengan Peraturan Cair.
Pemerintah No. 71 Tahun 2010 sebagai e. Biaya kegagalan eksternal
pengganti Peraturan Pemerintah No. 24 lingkungan.
Tahun 2005. SAP dinyatakan dalam bentuk Seperti pembersihan danau dan
Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan tanah yang tercemar, hilangnya
(PSAP), dilengkapi dengan Pengantar lapangan pekerjaan karena
pencemaran, dan lain-lain.

5  
 
2. Pengakuan. seperangkat laporan keuangan agar
Menurut Kerangka Dasar elemen atau pos tersebut cukup
Penyusunan dan Penyajian Laporan informatif, standar akuntansi
Keuangan, pengakuan merupakan biasanya memuat ketentuan tentang
suatu proses pembentukan suatu pos apakah suatu informasi objek harus
yang emenuhi definisi unsur serta disajikan secara terpisah dari laporan
kriteria pengakuan yang utama, apakah suatu informasi harus
dikemukakan dalam neraca atau disajikan digabung dengan akun
laporan laba rugi.Pos yang laporan keuangan yang lain, apakah
memenuhi definisi suatu unsur harus suatu pos perlu dirinci, atau apakah
diakui kalau : suatu informasi cukup disajikan
a. Ada kemungkinan bahwa dalam bentuk catatan kaki.
manfaat ekonomi yang berkaitan
dengan pos tersebut akan 6. Pengungkapan.
mengalir dari atau ke dalam Pengungkapan dalam akuntansi
perusahaan. lingkungan merupakan jenis
b. Pos tersebut mempunyai nilai pengungkapan
atau biaya yang dapat diukur sukarela.Pengungkapan akuntansi
dengan andal. lingkungan merupakan
3. Pengukuran. pengungkapan informasi data
Menurut Kerangka Dasar akuntansi lingkungan dari sudut
Penyusunan dan Penyajian Laporan pandang fungsi internal akuntansi
Keuangan, pengukuran adalah proses lingkungan itu sendiri, yaitu berupa
penetapan jumlah uang untuk laporan akuntansi
mengakui dan memasukkan setiap lingkungan.Laporan tersebut harus
unsur laporan keuangan dalam didasarkan pada situasi actual pada
neraca dan laporan laba rugi. Proses suatu perusahaan atau organisasi
ini menyangkut dasar pengukuran lainnya. Data aktual diungkapkan
tertentu. Berdasarkan hasil ditentukan oleh perusahaan sendiri
pengamatan, pengukuran biaya atau organisasi lainnya. Oleh karena
lingkungan oleh rumah sakit itu diperlukan ketika pengungkapan
menggunakan nilai historis. data eksternal akuntansi.lingkungan
4. Pencatatan untuk mengklarifikasi prasarat dari
Proses pencatatan adalah proses dari pengungkapan data, supaya
adanya transaksi atau pun dari stakeholders memperoleh
kegiatan yang sudah di lakukan oleh pemahaman konsistensi dari data
perusahaan maupun instansi akuntansi lingkungan.
pemerintahan. Dari adanya transaksi
ataupun kegiatan tersebut nantinya
Metode Penelitian
akan di catat dan akan di gunakan
sebagai alat untuk pelaporan dari
Penelitian ini merupakan penelitian
kegiatan mereka.
kualitatif . Populasi dalam penelitian ini
5. Penyajian
adalah Rumah Sakit Stroke Nasional
Menurut Suwardjono (2005) penyajian
Bukittinggi. Informan penelitian terdiri dari
menetapkan tentang cara-cara
petugas yang terkait dengan pengelolaan
melaporkan elemen atau pos dalam
limbah rumah sakit dan bagian keuangan.

6  
 
Data yang digunakan adalah data primer dan manajemen Lingkungan PT. II, perhitungan
data sekunder. Metode analisis yang laporam biaya lingkungan dilakukan dengan
digunakan adalah uji t-test menghitung dan mempertimbangkan seluruh
aktivitas produksi yang telah dilakukan oleh
Analisis dan Pembahasan perusahaan. Dalam pelaporan biaya
lingkungan perusahaan menggabungkan
Penerapan Akuntansi Lingkungan di seluruh pengeluaran aktivitasnya.
Rumah Sakit Stroke Nasional Bukitinggi Penelitian Desi dan Henny (2011),
Diliat Dari Dampak Internal Dan Sistem manajemen lingkungan yang ada
Dampak External pada rumah sakit sesuai dengan kebijakan
manajemen atas sistem pengelolaan limbah
Faktor Internal yang dilakukan RSUP Persahabatan dan
Rumah Sakit Stroke Nasional sistem manajemen lingkungan tersebut
Bukittinggi merupakan instansi sudah cukup baik melaksanakan kebijakan
pemerintahan yang bergerak di bidang jasa yang dikeluarkan. Penelitian Titik
kesehatan. Dalam melaporkan biayanya Kusumawati ( 2014 ), Biaya – biaya yang
untuk pengelolahan lingkungan khususnya timbul terkait pengelolaan limbah RSUD dr.
biaya pengelolahan limbah di akui sebagai R. Koesma Tuban terdiri atas biaya
belanja langsung, belanja tidak langsung dan pemeliharaan, biaya bahan bakar, biaya
belanja barang dan jasa. retribusi, dan biaya listrik. Rumah Sakit juga
Hal ini didukung oleh penelitian yang memperoleh pendapatan jasa dari
dilakukan oleh penelitian Aminah Noviani pengolahan limbah padat medis
(2014), penelitian ini mengemukakan bahwa menggunakan incenerator.
perlakuan alokasi biaya lingkungan yang Setelah melakukan penelusuran
dilakukan oleh RS Mardi Waluyo dilakukan berdasarkan bukti-bukti yang ada terkait
oleh bagian keuangan RS secara langsung dengan biaya-biaya lingkungan yang
dengan Unit Sanitasi Lingkungan yang terdapat di Rumah Sakit Stroke Nasional
diakui sebagai salah satu aset tetap (aktiva Bukittinggi, rumah sakit sudah
tetap) rumah sakit dengan konsekuensi logis mengeluarkan biaya-biaya yang berkaitan
biaya yang dikeluarkan oleh unit tersebut dengan kegiatan lingkungannya tetapi biaya-
selama operasional diakui sebagai biaya biaya tersebut belum di identifikasi secara
operasional rumah sakit yang berpengaruh khusus oleh pihak rumah sakit, di karenakan
pada laporan keuangan RS Mardi Waluyo identifikasi yang di lakukan oleh pihak
Metro. Penelitian Fitri Nilasari ( 2014 ), Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi
berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui dalam melakukan tahapan-tahapan
bahwa perusahaan telah melakukan tahapan perlakuan biaya lingkungan di perlakukan
perlakuan akuntansi biaya pengelolaan sebagai komponen operasional.
limbah, didasarkan adanya pengklasifikasian Undang-undang No. 32 Tahun 2009
biaya pengelolaan limbah. Biaya-biaya tentang perlindungan dan pengelolahan
tersebut diakui dalam perkiraan pabrik yang lingkungan hidup salah satu poinnya
merupakan komponen pennyusunan harga menjelaskan bahwa : Setiap penanggung
pokok penjualan. Pabrik juga telah jawab usaha atau kegiatan wajib melakukan
mengungkapkan kebijakan akuntansi biaya pengelolahan bahan berbahaya dan beracun.
lingkungan dalam Catatan Atas Laporan Sedangkan Undang-Undang No. 25
Keuangan. Penelitian Shela Ika Mardikawati Tahun 2007 tentang penanaman modal salah
(2014), Dalam penerapan Akuntansi satu poinnya juga menjelaskan bahwa :

7  
 
Melaksanakan tanggung jawab sosial kelestarian lingkungan, menciptakan
perusahaan, menjaga kelestarian lingkungan, keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan
menciptakan keselamatan, kesehatan, kesejahteraan pekerja. Rumah Nasional
kenyamanan dan kesejahteraan pekerja. Stroke Bukittinggi tampaknya sudah
Indonesia sebagai negara hukum yang menjalankan itu semua. Dengan cara
tentunya mewajibkan bagi warganya untuk mengelola limbah berbahaya dan beracun
mematuhi perundang-undangan yang ada. yang mereka hasilkan maka kingkungan di
Dan tentunya akan memberikan sanksi sekitar mereka pun dapat terjaga dengan
kepada siapapun yang melanggarnya baik. Tanggung jawab sosial pun sudah
termasuk instansi dari pemerintaha. mereka kerjakan dan dengan adanya
Undang-undang tersebut menerangkan pengelolahan limbah tersebut maka dapat
tentang pentingnya melindungi lingkungan menciptakan keselamatan, kesehatan,
di sekitar kita khususnya bagi instansi yang kenyamanan dan kesejahteraan para
melakukan kegiatan yang berpotensi pekerjanya.
menghasilkan limbah dengan cara
memberikan aturan kepada mereka tentang Mengakui Biaya Lingkungan Rumah
pengelolahan limbah yang mereka hasilkan. Sakit Nasional Stroke Bukittinggi
Dari kedua Undang-Undang tersebut,
penulis mengidentifikasi adanya biaya-biaya Pada PSAP No. 1 Tahun 2010
yang di keluarkan rumah sakit guna untuk menjelaskan adanya Pengakuan. Menurut
mematuhi adanya Undang-Undang No. 32 Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian
Tahun 2009 dan Undang-Undang No. 25 Laporan Keuangan, pengakuan merupakan
Tahun 2007 pada tabel berikut ini: suatu proses pembentukan suatu pos yang
memenuhi definisi unsur serta kriteria
pengakuan yang dikemukakan dalam neraca
atau laporan realisasi anggaran.

Pos yang memenuhi definisi suatu


unsur harus diakui kalau :

1) Ada kemungkinan bahwa


manfaat ekonomi yang berkaitan
dengan pos tersebut akan
mengalir dari atau ke dalam
perusahaan ataupun instansi.
Dari hasil identifikasi pada tabel 4.3 2) Pos tersebut mempunyai nilai
dapat di ketahui bahwa Rumah Nasinal atau biaya yang dapat diukur
Stroke Bukittinggi sudah melakukan dengan andal.
klasifikasi biaya ingkungan yang Proses pengelolahan limbah yang telah
bertujuan untuk mematuhi peraturan dari di lakukan rumah sakit tentunya masuk
negara yang berupa Undang-Undang yang dalam pos unsur yang harus di lakukan
ada. Kedua Undang- Undang tersebut pengakuan. Adanya manfaat ekonomi yang
mewajibkan bagi instansi yang yang berkaitan dengan pengelolahan limbah
menghasilkan bahan berbahaya dan beracun dari Rumah Sakit Nasional Stroke
untuk mengelolanya dan menjalankan Bukittinggi yang tentunya yang mengalir
tanggung jawab sosial, menjaga dari perusahaan yang di tujukan untuk

8  
 
pengelolahan limbah demi menjaga proses dari adanya transaksi atau pun dari
lingkungan di sekitarnya. kegiatan yang sudah di lakukan oleh
perusahaan maupun instansi pemerintahan.
Pos biaya pengelolahan limbah Rumah Dari adanya transaksi ataupun kegiatan
Sakit Nasional Stroke Bukittinggi juga tersebut nantinya akan di catat dan akan di
mempunyai nilai dan biaya yang dapat di gunakan sebagai alat untuk pelaporan dari
ukur dengan andal. Rumah Sakit Nasional kegiatan mereka. Kegiatan pengelolahan
Stroke Bukittinggi melakukan lingkungan menunjukkan adanya transaksi
pengakuannya menggunakan Akrul basis dan kegiatan yang telah di lakukan oleh
dimana hal ini mengacu pada peraturan pihak rumah sakit. Dimana transaksi atau
Pemendagri No. 64 Tahun 2013 tentang kegiatan tersebut harus di lakukan adanya
penerapan akuntansi berbasis full akrual di pencatatan sebagai laporan dari kegiatan
pemerintahan pada tahun 2015. Sehingga mereka nantinya pada akhir tahun. Adanya
dapat di simpulkan bahwa pihak Rumah kegiatan pengelolahan lingkungan yang
Sakit Nasional Stroke Bukittinggi sudah menunjukkan transaksi dan kegiatan maka
melakukan pengakuan seperti apa yang ada akan menimbulkan pencatatan.
di PSAP No. 1 tahun 2010 dan mengikuti Pencatatan tersebut menunjukkan
peraturan yang mendukung adanya PSAP bahwa rumah sakit sudah melakukan
No.1 Tahun 2010 yaitu peraturan pencatatan atas terjadinya pengelolahan
Pemendagri No. 64 Tahun 2013 tentang limbah mereka sehingga dapat di katakan
penerapan akuntansi berbasis full akrual di bahwa Rumah Sakit Nasional Stroke
pemerintahan pada tahun 2015. Bukittinggi sudah melakukan pencatatan
atas transaksi atau kegiatan mereka tentang
1. Mengukur Biaya Lingkungan kegiatan pengelolahan limbahnya. Seperti
Pada PSAP No. 1 Tahun 2010 apa yang sudah ada pada PSAP No. 1 Tahun
menjelaskan adanya pengukuran. Menurut 2010 tentang pencatatan untuk Penyajian
Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan
Laporan Keuangan, pengukuran adalah 4. Menyajikan Biaya Lingkungan
proses penetapan jumlah uang untuk Standar Akuntansi Pemerintahan per
mengakui dan memasukkan setiap unsur 13 Juni 2010, SAP No. 1 tentang penyajian
laporan keuangan dalam neraca dan laporan laporan keuangan mengungkapkan dalam
realisasi anggaran. Proses ini menyangkut paragraf 14, mengenai komponen-
dasar pengukuran tertentu. Berdasarkan komponen yang terdapat dalam suatu
hasil pengamatan, pengukuran biaya laporan keuangan menyatakan bahwa :
lingkungan oleh rumah sakit menggunakan Komponen-komponen yang terdapat dalam
nilai historis. Pengukuran biaya lingkungan suatu set laporan keuangan pokok adalah
menggunakan satuan mata uang Rupiah. laporan realisasi anggaran, neraca, laporan
Rumah Sakit Nasional Stroke arus kas dan catatan atas laporan keuangan.
Bukittinggi dalam mengukur nilai dan Paragraf 106 juga menyebutkan bahwa :
jumlah biaya yang di keluarkan untuk 1. Suatu entitas pelaporan
pembiayaan lingkungan (dalam hal biaya mengungkapkan hal-hal berikut ini
pengelolahan limbah) menggunakan satuan apabila belum di informasikan dalam
moneter sebesar kos yang akan di keluarkan. bagian manapun dari laporan
2. Mencatat Biaya Lingkungan keuangan, yaitu :
PSAP No. 1 Tahun 2010 menjelaskan
adanya pencatatan. Proses pencatatan adalah

9  
 
a. Domisili dan bentuk hukum suatu informasi data akuntansi lingkungan dari
entitas serta jurisdiksi dimana sudut pandang fungsi internal akuntansi
entitas tersebut beroperasi. lingkungan itu sendiri, yaitu berupa laporan
b. Penjelasan mengenai sifat operasi akuntansi lingkungan. Laporan tersebut
entitas dan kegiatan pokoknya. harus didasarkan pada situasi aktual pada
c.Ketentuan perundang-undangan suatu perusahaan atau organisasi lainnya.
yang menjadi landasan kegiatan Data aktual diungkapkan ditentukan oleh
operasionalnya. perusahaan sendiri atau organisasi lainnya.
Berdasarkan penjelasan di atas, bisa Sehubungan dengan biaya
di katakan bahwa Standar Akuntansi pengelolahan limbah yang masuk ke dalam
Pemerintahan (SAP) mengharuskan bagi belanja pegawai langsung dan belanja
instansi pemerintahan yang berpotensi pegawai tidak langsung, pihak rumah sakit
menghasilkan limbah untuk mengungkapkan sudah mengungkapkan dalam catatan atas
aktivitas lingkungannya yang terkait sangat laporan keuangan tentang kebijakan
erat dengan limbah operasional sebagai akuntansi yang di ambil dan di terapkan oleh
suatu bentuk laporan tambahan untuk perusahaan yang berkaitan dengan masalah
melengkapi laporan keuangan yang utama prosedur pembebanan biaya pengelolahan
yang sudah di wajibkan. Penyajian biaya limbah ke dalam belanja pegawai langsung
lingkungan ini di dalam laporan keuangan dan belanja pegawai tidak langsung.
dapat di lakukan dengan nama rekening Standar Akuntansi Pemerintahan per
yang berbeda-beda sebab sejauh ini tidak 13 Juni 2010, SAP No. 1 tentang penyajian
ada sebuah aturan yang baku untuk sebuah laporan keuangan mengungkapkan pada
nama rekening untuk memuat alokasi paragraf 19 menjelaskan tentang informasi
pembiayaan lingkungan yang di keluarkan tambahan dinyatakan bahwa : Entitas
oleh instansi pemerintahan. pelaporan menyajikan informasi tambahan
Selama ini Rumah Sakit Nasional untuk membantu para pengguna dalam
Stroke Bukittinggi menyajikan biaya memperkirakan kinerja keuanganentitas dan
lingkungannya (dalam hal pengelolahan pengelolahan aset, seperti halnya dalam
biaya limbah) dalam kelompok biaya pembuatan dan evaluasi keputusan
operasional rumah sakit di dalam sub sub mengenai alokasi sumberdaya ekonomi.
unit yang sejenis dalam laporan realisasi Informasi tambahan ini termasuk rincian
anggaran. Rumah Sakit Nasional Stroke mengenai output entitas dan outcomes
Bukittinggi belum melaporkan dan dalam bentuk indikator kinerja keuangan,
menyajikan biaya lingkungan dalam laporan laporan kinerja keuangan, tinjauan program
secara khusus akan tetapi Rumah Sakit dan laporan lain mengenai pencapaian
Nasional Stroke Bukittinggi sudah kinerja keuangan entitas selama periode
melakukan pelaporan atas kegiatan pelaporan
pengelolahan limbahnya pada laporan Pada paragraf tersebut menyatakan
keuangan mereka. Pada laporan realisasi bahwa entitas pelaporan menyajikan
anggaran mereka, pada neraca dan juga pada informasi tambahan untuk membantu para
laporan arus kas mereka. pengguna. Akuntansi lingkungan termasuk
5. Mengungkapkan Biaya Lingkungan salah satu di antara pelaporan tambahan itu,
Pengungkapan dalam biaya namun pada SAP No. 1 tentang penyajian
lingkungan merupakan jenis pengungkapan laporan keuangan tentang akuntansi
sukarela. Pengungkapan akuntansi lingkungan ini masih bersifat sukarela.
lingkungan merupakan pengungkapan Sehingga jika ada pihak yang tidak

10  
 
mencantumkan penyajian secara khusus Proses Pengelolaan Limbah Dan
tentang pelaporan akuntansi lingkungan pun Tanggung Jawab Sosial pada Rumah
tidak melanggar peraturan yang ada. Sakit Stroke Nasional Bukittinggi
Begitupun pihak Rumah Sakit
Nasional Stroke Bukittinggi belum Proses Pengelolaan Limbah
mengungkapkan secara khusus tentang Pengelolaan limbah Rumah Sakit
penyajian akuntansi lingkungan mereka harus dilakukan dengan benar dan efektif
namun sudah menyajikannya pada lapora dan memenuhi persyaratan sanitasi. Sebagai
keuangan umum. Masuk pada biaya-biaya sesuatu yang tidak digunakan lagi, tidak
yang serumpun seperti belanja pegawai dan disenangi, dan yang harus dibuang maka
belanja barang dan jasa. limbah tentu harus dikelola dengan baik.
4.3.1.2 Faktor Eksternal Syarat yang harus dipenuhi Rumah Sakit
Tanggung jawab sosial yang di maksud Stroke Nasional Bukittinggi dalam
pada penelitian ini adalah bagaimana pengelolaan limbah ialah tidak mencemari
mekanisme bagi suatu organisasi untuk udara, air, atau tanah, tidak menimbulkan
mengintegrasikan perhatian terhadap bau (segi estetis) tidak menimbulkan
lingkungan dan sosial ke dalam operasinya, kebakaran, dan sebagainya agar masyarakt
terlebih jika organisasi tersebut berpotensi disekiling tidak tercemar dengan limbah
menghasilkan limbah. Rumah Sakit Stroke yang diproduksi rumah sakit. Berdasarkan
Nasional Bukittinggi termasuk salah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
satunya. Dimana rumah sakit adalah suatu 18 tahun 2008 pengelolaan limbah
organisasi yang kegiatan operasionalnya merupakan kegiatan yang sistematis,
berpotensi menghasilkan limbah terlebih menyeluruh, dan berkesinambungan yang
limbah tersebut adalah limbah yang meliputi pengurangan dan penanganan
berbahaya. Tentunya jika limbah tersebut di limbah.
buang begitu saja tanpa di kelola maka akan Menurut Kepmenkes
dapat membahayakan lingkungan di sekitar 1204/Menkes/SK/X/2004 Tentang
terlebih makhluk hidupnya. Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah
Sakit didalam pelaksanaan pengelolaan
Mengacu pada Undang-Undang No. limbah setiap rumah sakit harus melakukan
32 Tahun 2009 tentang perlindungan dan reduksi limbah dimulai dari sumber, harus
pengelolahan lingkungan hidup, dan mengelola dan mengawasi penggunaan
Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 tentang bahan kimia yang berbahaya dan beracun,
penanaman modal. Dimana pada dua harus melakukan pengelolaan stok bahan
Undang-Undang tersebut mengatur akan kimia dan farmasi. Setiap peralatan yang
kewajiban orang yang melakukan usaha digunakan dalam pengelolaan limbah medis
hendaknya melakukan pengelolahan limbah mulai dari pengumpulan, pengangkutan, dan
hasil usahanya. Jika tidak mengelola limbah pemusnahan harus melalui sertifikasi dari
hasil usahanya, maka pemilik usaha akan di pihak yang berwenang.
pidanakan atau mendapatkan denda. Hal ini dapat dilaksanakan oleh Rumah
Sakit Stroke Nasional Bukittinggi dengan
melakukan :
a. Menyeleksi bahan-bahan yang kurang
menghasilkan limbah sebelum
membelinya.

11  
 
b. Menggunakan sedikit mungkin bahan- 3. Suhu tinggi incinerator bio-mass sekala
bahan kimia. kecil
c. Mengutamakan metode pembersihan 4. Pengontrolan sanitasi lokasi penimbunan
secara fisik daripada secara kimiawi. tanpa pengolahan tapi paling sedikit
d. Mencegah bahan-bahan yang dapat sehari-hari limbah tertanggulagi
menjadi limbah seperti dalam kegiatan
perawatan dan kebersihan. Tanggung Jawab Sosial pada Rumah
e. Memonitor alur penggunaan bahan kimia Sakit Stroke Nasional Bukittinggi
dari bahan baku sampai menjadi limbah Menurut Permenkes,
bahan berbahaya dan beracun. 1204/Menkes/PerXI/2004 yang mengatur
f. Memesan bahan-bahan sesuai kebutuhan. tentang persyaratan Kesehatan Lingkungan
g. Menggunakan bahan-bahan yang Rumah Sakit, rumah sakit sebagai sarana
diproduksi lebih awal untuk menghindari pelayanan kesehatan, tempat berkumpulnya
kadaluarsa. orang sakit maupun orang sehat ataupun
h. Menghabiskan bahan dari setiap kemasan. dapat menjadi tempat penularan penyakit
i. Mengecek tanggal kadaluarsa bahan- serta memngkinkan terjadinya pencemaran
bahan pada saat diantar oleh distributor. lingkungan dan gangguan kesehatan. Untuk
Pengelolaan limbah layanan menghindari resiko dang gangguan
kesehatan merupakan bagian yang tidak kesehatan maka perlu penyelenggaraan
terpisahkan dari hygiene rumah sakit dan kesehatan lingkungan rumah sakit.Terkait
pengendalian infeksi. Limbah layanan tanggung jawab yang dibebankan kepada
kesehatan sebagai reservoir mikroorganisme rumah sakit atas timbulnya
pathogen, yang dapat menyebabkan permasalahan lingkungan seperti kegiatan
kontaminasi dan infeksi. Jika limbah tidak pengelolahan limbah akibat kegiatan
dikelola dengan tepat, mikroorganisme operasionalnya, tentunya rumah sakit harus
dapat berpinadah melalui kontak langsung, mengeluarkan biaya lingkungan terkait
diudara atau melalaui vector (lalat, tikus dan pengelolahan limbah.
lain-lain). Tanggung jawab sosial yang di maksud
Pada proses pengelolaan limbah pada penelitian ini adalah bagaimana
diperlukan juga perangkat penunjang mekanisme bagi suatu organisasi untuk
merupakan sarana dan prasarana yang mengintegrasikan perhatian terhadap
digunakan untuk kegiatan tersebut. lingkungan dan sosial ke dalam operasinya,
Perangkat tersebut harus terlebih jika organisasi tersebut berpotensi
mempertimbangkan aspek ketersediaan menghasilkan limbah. Rumah Sakit Stroke
anggaran, jumlah kunjungan dan lama rawat Nasional Bukittinggi termasuk salah
inap pasien, serta berbagai pertimbangan satunya. Dimana rumah sakit adalah suatu
teknis yang lain. organisasi yang kegiatan operasionalnya
Kesehatan masyarakat dan resiko berpotensi menghasilkan limbah terlebih
kesehatan kerja dalam menggunakan sistim limbah tersebut adalah limbah yang
pengelolaan limbah layanan kesehatan berbahaya. Tentunya jika limbah tersebut di
sebagai berikut: buang begitu saja tanpa di kelola maka akan
1. Pembakaran atau pengolahan dapat membahayakan lingkungan di sekitar
menggunakan steam/uap (autoclave) terlebih makhluk hidupnya.
2. Suhu tinggi, incinerator bahan bakar Berdasarkan keterangan-keterangan
minyak sekala menengah dari warga yang tinggal di lingkungan
sekitar, dapat di simpulkan bahwa pihak

12  
 
Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi komponen-komponen biaya lingkungan
sudah mengelolah limbahnya dengan baik mereka pada laporan keuangan umum.
sehingga yang awalnya limbah tersebut Mencatat biaya-biaya lingkungan secara
berbahaya di kelola sehingga menjadi keseluruhan yakni dalam lingkup satu
limbah yang aman bagi lingkungan di ruang rekening secara umum bersama
sekitarnya. rekening lain yang serumpun. Biaya-
biaya yang serumpun tersebut di sisipkan
dalam sub-sub unit rekening biaya
KESIMPULAN DAN SARAN tertentu dalam laporan keuangannya.
Rumah Sakit Nasional Stroke Bukittinggi
Kesimpulan sudah mengungkapkan adanya
Berdasarkan pembahasan mengenai pengelolahan limbah pada Catatan Atas
penerapan akuntansi biaya lingkungan dan Laporan Keuangan mereka namun belum
bagaimana penyajiannya dalam laporan mengungkapkan secara khusus. Namun
keuangan di Rumah Sakit Nasional Stroke hal itu tidak melanggar Standar
Bukittinggi, maka dapat di simpulkan Akuntansi Pemerintahan yang ada,
sebagai berikut : dikarenakan akuntansi lingkungan hanya
1. Rumah Sakit Nasional Stroke Bukittinggi bersifat sukarela.
sudah melakukan proses 2. Rumah Sakit Nasional Stroke Bukittinggi
Pengidentifikasian, Pengakuan, sudah melakukan pengelolahan limbah
Pengukuran, Pencatatan, Penyajian, dan mereka dengan baik. Rumah Sakit
juga Pengungkapan seperti halnya yang Nasional Stroke Bukittinggi yang sudah
sudah di jelaskan pada Standar Akuntansi mengeluarkan biaya-biaya
Pemerintahan per 13 Juni 2010. SAP No. lingkungannya. Hal itu sejalan dengan
1 tersebut menjelaskan tentang penyajian Undang-undang No. 32 Tahun 2009
laporan keuangan. Dimana Rumah Sakit tentang perlindungan dan pengelolahan
Nasional Stroke Bukittinggi mengakui lingkungan hidup dan Undang-Undang
biaya-biaya lingkungan yang terjadi No. 25 Tahun 2007 tentang penanaman
sebagai biaya operasional. Pengakuan modal. Dengan di keluarkannya biaya-
tersebut menggunakan metode akrual biaya tersebut, Rumah Sakit Ibnu Sina
basis. Hal ini seperti yang sudah ada pada sudah turut melakukan perlindungan dan
peraturan Pemendagri No. 64 Tahun menjaga lingkungan hidup seperti yang
2013 tentang penerapan akuntansi ada pada kedua Undang-Undang tersebut.
berbasis full akrual di pemerintahan pada Namun ada satu hal kurang di perhatikan.
tahun 2015. Pengukuran yang di lakukan Lantaran limbah hasil pembakaran yang
oleh pihak Rumah Sakit Nasional Stroke berupa asap tidak terlalu berbahaya,
Bukittinggi menggunakan harga pihak rumah sakit tidak mengelola
perolehan yang di keluarkan oleh pihak ataupun tidak meminimalisir asap
rumah sakit dan berdasarkan realisasi tersebut sehingga warga di sekitar
anggaran di tahun sebelumnya atau biasa mengeluhkannya. Polusi pun dapat terjadi
di sebut Historical Cost. Dengan begitu karena asap-asap pembakaran tersebut.
anggaran yang di keluarkan pada periode
ini tidak jauh berbeda dengan realisasi
tahun sebelumnya. Rumah Sakit Nasional
Stroke Bukittinggi menyajikan biaya
lingkungan dengan memasukkan

13  
 
Saran DAFTAR PUSTAKA
Peneliti menyadari bahwa dari hasil
penelitian yang telah disimpulkan diatas
masih terdapat banyak kekurangan dan Desi, Heni. 2011. Evaluasi Sistem
belum sempurna, namun peneliti mencoba Manajemen Pengelolaan Limbah
memberikan saran untuk perusahaan agar Rumah Sakit. Jakarta.
kedepannya jauh lebih baik lagi yaitu
sebagai berikut: Hansen, R dan M. Mowen. 2005.
1. Di harapkan bagi pihak rumah sakit Management Accounting.7th Edition.
untuk mengelola limbah gas dari hasil Diterjemahkan oleh Dewi Fitriasari dan
pembakaran limbah padat yang berupa Deny Arnos Kwary. Jakarta : Salemba
asap, di karenakan hanya berbentuk asap Empat.
namun beberapa warga yang berada di
sekitar rumah sakit ada yang sedikit Harahap, Sofyan Safri. 1995. Teori
terganggu dengan adanya hal tersebut. Akuntansi. Jakarta: PT. Raja
Meskipun asap tersebut tidak dapat Grafindo Persada
menimbulkan penyakit yang berbahaya
kepada warga sekitar, namun hal itu bisa Hadi. 2012. Analisis penerapan Akuntansi
menimbulkan polusi udara dan Lingkungan pada PT. Istana Cipta
mengurangi kualitas udara yang ada saat Sembada. Banyuwangi
Rumah Sakit Nasional Stroke Bukittinggi
melakukan pembakaran limbah padatnya. Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar
Entah limbah gas tersebut di minimalisir Akuntansi Keuangan. Jakarta : Penerbit
dengan cara pembakarannya dilakukan Salemba Empat
saat dini hari, sekitar pukul 02.00. Yang
mana kebanyakan para warga di sekitar Ikhsan, Arfan. 2008. Akuntansi Lingkungan.
Rumah Sakit Nasional Stroke Bukittinggi Yogyakarta : Graha Ilmu
pada jam tersebut sudah jarang Ikhsan, Arfan. 2009. Akuntansi Manajemen
beraktifitas. Ataupun dengan cara yang Lingkungan. Yogyakarta : Graha Ilmu
lainnya. Indriyanto, Supomo 2002 : Jurnal Akuntansi
2. Sedangkan bagi peneliti selanjutnya yang & Investasi, Jurusan Akuntansi FE
membahas akuntansi lingkungan, UMY. 2002 Metodologi Penelitian
hendaknya menganalisis dari sisi laporan Bisnis untuk Akuntansi dan
keuangan rumah sakit yang berdasarkan Manajemen. Edisi Pertama. Yogyakarta
Standar Akuntansi Keuangan (SAK). : BPFE
Sehingga nantinya di ketahui
perbandingan antara penerapan akuntansi Kusumawati, Titik. 2014. Perlakuan
lingkungan yang berdasarkan SAP dan Akuntansi Atas Pengelolaan limbah
SAK Pada RSUD Dr. R. Koesma Tuban.
Surabaya.

Mathew dan Parrera, 1996. Enfiroman


Accunting. Jakarta.

14  
 
Novia Rustika, 2010. Analisa Penerapan  
Akuntansi Lingkungan di Rumah Sakit
Khusus Daerah Ibu dan Anak Siti
Fatimah.  

Nilasari, Fitri. 2014. Analisis Penerapan  


Akuntansi Lingkungan Terhadap
Pengelolaan Limbah PG Djatiroto.
Surabaya  

Noviani, Aminah. 2014. Analisis Penerapan


Akuntansi Lingkungan di Rumah Sakit  
Mardi Waluyo Metro. Indonesia
 
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
No. 33 Tahun 2014 Tentang Penyertaan
biaya – biaya lain seperti biaya lingkungan.  

Shela, dkk. 2014. Evaluasi Penerapan


Akuntansi Manajemen Lingkungan
pada PT II. Surabaya.
Sekaran, Uma. 2009. Metodologi Penelitian
untuk Bisnis, Buku 1. Jakarta : Salemba
Empat.
Susenohaji. 2002. Enviromental
Management Accounting (EMA) :
memposisikan kembali biaya
lingkungan sebagai Informasi Strategis
bagi Manajemen.
Suwardjono. 2005. Teori Akuntansi :
Perekayasaan Pelaporan Keuangan.
Edisi III. Yogyakarta : BPFE
Undang – Undang No. 32 Tahun 2009
Tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
Undang – Undang No. 25 Tahun 2007
Tentang Penanaman Modal.

PP No. 24 Tahun 2005 Tentang Standar


Akuntansi Pemerintahan No. 01

Pemendragi No. 64 Tahun 2013 Tentang


Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual

15  
 

S-ar putea să vă placă și