Sunteți pe pagina 1din 32

TUGAS MATA KULIAH KEPERAWATAN KELUARGA

“ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA KASUS A”

Dosen Pengampu :

Kurnia Rachmawati, Ners.,MNSc

Disusun Oleh:
KELOMPOK I
AGUS RAHMAT NIM. 1710913410021
AHMAD FARID NIM. 1710913410001
ARDANI NIM. 1710913410002
TAUFIKURRAHMAN NIM. 1710913410031
LEDY OVEL ANGGRENY NIM. 1710913420011
MILDAWATI NIM. 1710913420014
RINA YUNIARTI NIM. 1710913420026
SARI NIM. 1710913420027

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2018
LEMBAR PENGESAHAN

TUGAS MATA KULIAH KEPERAWATAN KELUARGA

“ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA KASUS A”

Disusun oleh: Kelompok I

AGUS RAHMAT NIM. 1710913410021

AHMAD FARID NIM. 1710913410001

ARDANI NIM. 1710913410002

TAUFIKURRAHMAN NIM. 1710913410031

LEDY OVEL ANGGRENY NIM. 1710913420011

MILDAWATI NIM. 1710913420014

RINA YUNIARTI NIM. 1710913420026

SARI NIM. 1710913420027

Banjarbaru, 27 Desember 2018

Mengetahui,

Dosen Pengampu

Kurnia Rachmawati, Ners.,MNSc


ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
KASUS A

Keluarga Tn. J tinggal di Kelurahan Suka Maju. Sebagai kepala keluarga,


Tn. J bekerja sebagai buruh Bengkel Las dengan penghasilan bulanan berkisar Rp.
1 juta. Pendidikan terakhir Tn. J adalah lulus SD. Tn. J memiliki seorang istri,
yaitu Ny. M. Mereka memiliki 6 orang anak dan 2 orang cucu. Tn. J dan Ny. M
tinggal serumah dengan 3 orang anaknya yaitu anak ke 3 (perempuan, 28 tahun), 5
(laki-laki, 22 tahun) dan 6 (laki-laki, 17 tahun) serta 2 orang cucu (laki-laki,4
tahun dan perempuan, 3 tahun). Anak ke 1 (perempuan, 32 tahun), 2 (laki-laki, 30
tahun), dan 4 (perempuan, 24 tahun) telah menikah dan tidak tinggal serumah
dengan Tn. J. Anak ke 3 telah bercerai, tidak bekerja dan sehari-hari mengasuh 2
orang anaknya. Anak ke 5 bekerja serabutan. Anak ke 6 masih duduk di bangku
SMK. Tn. J dan Ny. M mengatakan bahwa pendidikan anak merupakan hal
penting, Ny. M merasa sedih karena tidak dapat menyekolahkan anak-anaknya,
dari anak ke-1 sampai ke-5 sampai selesai SMP dan sekarang kesulitan membayar
sekolah anaknya yang ke-6.
Keluarga Tn. J bersuku Jawa. Agama yang dianut oleh seluruh anggota
keluarga adalah Islam. Anak Tn. J yang tidak tinggal serumah sering datang ke
rumah Tn. J. Tn. J mengaku senang jika anak-anak dan keluarga nya berkumpul di
rumahnya. Hanya saja, anak Tn. J yang pertama sangat jarang pulang ke rumah
karena tinggal di luar kota. Tn. J terkadang mengharapkan anak tersebut pulang.
Keluarga Tn. J sangat jarang melakukan rekreasi walaupun sekedar ke taman kota.
Ny M dan cucu-cucunya menghabiskan waktu dengan menonton TV dan
mendengarkan radio di rumah.
Keluarga Tn. J tinggal di rumah sewa permanen berukuran 4 m x 4 m.
Rumah Tn. J tidak memiliki kamar hanya ruangan yang diberi sekat antar ruang.
Terdapat satu sekat ruang tidur. Ruang keluarga dan dapur menyatu. Penerangan
di rumah Tn. J cukup dengan menggunakan penerangan lampu listrik di malam
hari.
Ventilasi ruangan kurang karena di dalam rumah hanya terdapat jendela di
ruangan depan, bagian yang lain tertutup tembok. Kebersihan ruangan kurang,
barang-barang berserakan di lantai dan tidak tertata rapi. Lantai terbuat dari bahan
semen tidak dilapisi keramik. Sumber air berasal dari air sumur. Keluarga
mempunyai tempat pembungan tinja berupa WC angsa dengan septi tank di
belakang rumah. Sampah dan limbah keluarga dibuang dengan cara di bakar di
belakang rumah.
Keluarga Tn. J tinggal di perkampungan, mayoritas tetangga bekerja
sebagai pedagang, penjual makanan dan pekerja swasta. Hubungan dengan
tetangga jarang dilakukan oleh Ny. M, ia hanya berada di dalam rumah dan
anggota keluarga lain sibuk bekerja. Tetangga juga jarang berkunjung ke rumah
Ny. M. Jalan utama akses ke rumah Tn. J beraspal, mudah dijangkau dengan
kendaraan roda dua maupun empat. Rumah Tn. J berjarak 5 km dari Puskesmas
Pembantu, dan 15 km dari Puskesmas Induk. Terdapat sekolah, pasar, dan toko di
di daerah perkampungan tersebut. Keluarga Tn. J pernah pindah tempat tinggal.
Sebelum tinggal di Suka Maju, keluarga ini tinggal di Desa Suka Makmur, karena
alasan ekonomi keluarga Tn. J pindah ke Suka Maju atas saran kerabat di Suka
Makmur. Tn. J telah tinggal di Suka Makmur sejak 2 tahun yang lalu. Sejak kaki
kiri Ny. M diamputasi karena ulkus diabetikum Ny. M tidak pernah keluar rumah
dan hanya melihat ke luar jendela rumah.
Ny. M menderita diabetes mellitus sejak tahun 2013. Ny. M mengatakan
tidak tau pasti apakah ada keluarga lainnya yang menderita diabetes mellitus,
sehingga Ny. M tidak tahu pasti apa yang menyebabkan dia terkena diabetes
mellitus. Ny. M pernah menjalani amputasi tungkai bawah sebelah kiri pada bulan
November 2014. Kejadiaanya diawali pada saat Ny. M berjalan di pekarangan
rumah, kakinya menginjak paku, dan menimbulkan luka. Luka tersebut tidak
pernah di bawa ke pelayanan kesehatan karena Ny. M menganggap luka itu kecil
sehingga dapat sembuh sendiri. Namun luka tersebut tak kunjung sembuh, justru
bertambah parah, melebar ke bagian atas tungkai, berbau tak sedap dan berwarna
kehitaman. Akhirnya Ny. M membawa ke rumah sakit dan akhirnya harus
menjalani amputasi tungkai bawah. Ny. M mengatakan dahulu dirinya sangat suka
makan dan banyak jika dengan sayur hijau seperti daun ubi sehingga dahulu Ny.
M memiliki tubuh yang gemuk. Saat ini, Ny. M mengeluhkan batuk produktif dan
kadang batuk berdarah sejak 1 bulan yang lalu. Sulit untuk mengeluarkan dahak,
sering berkeringat jika batuk dan sulit untuk beristirahat.
Selama ini yang merawat Ny. M adalah anak-anaknya, Ny. M tidak pernah
ke fasilitas kesehatan setalah kakinya diamputasi karena tidak ada keluarga yang
membawanya. Tidak ada kendaraan bermotor yang dapat digunakan ke fasilitas
kesehatan. Selain itu, Keluarga Ny. M tidak membawa ke fasilitas kesehatan
terdekat karena asuransi kesehatan (BPJS) Ny. M belum diaktifkan sejak bulan
Mei 2015. Ny. M mengatakan dirinya merasa sakit hati dengan keadaannya yang
sekarang yang sakit, tidak normal dan semakin kurus. Ny. M merasa sungkan
karena kondisinya yang sekarang akan membebani suami dan anak-anaknya, dan
lebih memilih waktu yang tepat untuk menceritakan perasaanya.
Tn. J mengatakan bahwa dia dalam kondisi sehat. Kadang merasa capek
karena pekerjaan yang banyak di bengkel. Jika merasa sakit, Tn. J mengatakan
lebih senang pergi ke tukang pijat daripada ke Puskesmas yang hanya diberi obat.
Tn. J mengatakan sejak istrinya menderita amputasi, beban hidup menjadi
bertambah, karena harus merawat istrinya. Tapi Tn. J dapat memahami hal
tersebut sebagai bagian dari tanggung jawabnya. Tn. J merasa bahwa istrinya
menjadi lebih pemarah setelah di amputasi. Tn. J berharap kondisi Ny. M
membaik meskipun sudah diamputasi. Tn. J ingin memberikan yang terbaik bagi
keluarganya, tapi karena factor ekonomi yang terbatas, Tn. J hanya bisa pasrah.
Tn. J mengatakan ia selalu berdoa agar anak dan cucunya selalu sehat dan
mempunyai masa depan yang lebih baik darinya.
I. PENGKAJIAN

A. DATA UMUM
1. Nama kepala keluarga : Tn. J
2. Alamat : Kelurahan Suka Maju
3. Komposisi keluarga
Jenis Hubungan
No Nama Umur Pendidikan Pekerjaan
Kelamin dgn KK

1. Tn. J ♂ KK - th SD Buruh Bengkel las

2. Ny. M ♀ istri - th SD Ibu rumah tangga

3. An. 3 ♀ Anak 28 th SD Tidak bekerja

4. An. 5 ♂ Anak 22 th SD Bekerja Serabutan

5. An. 6 ♂ Anak 17 th SMP Pelajar

6. Cu. 1 ♂ Cucu 4 th - Tidak bekerja

7. Cu. 2 ♀ Cucu 3 th - Tidak bekerja


Genogram

Tn. J N
y

22 17
28

30
32 24

4 th
3th

Keterangan:

: Laki-laki

: Perempuan

: Yang tinggal serumah

N
y
: Anggota keluarga yang sakit
.
M

: Bercerai
4. Tipe keluarga
Keluarga Tn. J merupakan tipe extended family (keluarga besar) yang
terdiri dari suami, istri, tiga orang anak dan 2 orang cucu, menurut
Duval berada di tahapan no.6 keluarga dengan anak yang belum
melepas/anak dewasa masih tinggal bersama orang tua.

5. Suku
 Tn. J dan Ny. M sama-sama bersuku bangsa Jawa.
 Asal daerah/ suku dari masng-masing anggota keluarga adalah
Jawa.
 Hubungan sosial keluarga dari etnis yang sama.
 Rekreasi dalam keluarga Tn. J jarang dilakukan hanya
menonton TV dan mendengarkan radio dirumah.
 Pendidikan keluarga pada Tn. J semua anggota keluarga
lulusan terakhir SD kecuali anak ke-6 masih duduk di bangku
SMK. Sedangkan 2 cucu Tn. J belum bersekolah.
 Struktur kekuatan keluarga banyak dipengaruhi oleh budaya
tradisional.
 Pelayanan dan praktek kesehatan yang biasa digunakan oleh
keluarga menggunakan pelayanan kesehatan tradisional.
6. Agama
 Keluarga Tn. J adalah keluarga yang menganut agama islam.
 Tidak ada perbedaan keyakinan.
7. Status Kelas sosial (berdasarkan pekerjaan, pendidikan dan
pendapatan)
 Status ekonomi keluarga rendah
 Tn. J bekerja sebagai pencari nafkah bekerja sebagai buruh
Bengkel Las dengan penghasilan perbulan berkisar Rp. 1 Juta.
 Yang memberi bantuan untuk memenuhi kebutuhan adalah An.
5 bekerja sebagai pekerja serabutan.
8. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Keluarga mengisi waktu luang sehari-hari dengan menonton TV dan
mendengarkan radio di rumah.

B. TAHAP PERKEMBANGAN DAN SEJARAH KELUARGA


1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga Tn. J berada pada tahap keluarga
dengan anak dewasa atau pelepasan (Lounching center families). Tn. J
dan Ny. M tinggal dengan 3 orang anak, 2 anak dewasa dan 1 anak
remaja. Tn. J juga tinggal dengan 2 orang cucu yang masih balita.

2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi


Tugas-tugas perkembangan tahap ini telah dilaksanakan oleh keluarga
Tn. J dengan baik. Tidak ada tugas perkembangan yang belum
terpenuhi yaitu, memperluas siklus keluarga dgn memasukkan anggota
keluarga baru yang dapat melalui perkawinan anak-anaknya,
membantu anak untuk hidup mandiri, berperan suami istri kakek dan
nenek.

3. Riwayat keluarga inti


Ny. M menderita diabetes mellitus sejak tahun 2013. Ny. M
mengatakan tidak tau pasti apakah ada keluarga lainnya yang
menderita diabetes mellitus, sehingga Ny. M tidak tahu pasti apa yang
menyebabkan dia terkena diabetes mellitus. Ny. M pernah menjalani
amputasi tungkai bawah sebelah kiri pada bulan November 2014.
Kejadiaanya diawali pada saat Ny. M berjalan di pekarangan rumah,
kakinya menginjak paku, dan menimbulkan luka. Luka tersebut tidak
pernah di bawa ke pelayanan kesehatan karena Ny. M menganggap
luka itu kecil sehingga dapat sembuh sendiri. Namun luka tersebut tak
kunjung sembuh, justru bertambah parah, melebar ke bagian atas
tungkai, berbau tak sedap dan berwarna kehitaman. Akhirnya Ny. M
membawa ke rumah sakit dan akhirnya harus menjalani amputasi
tungkai bawah. Ny. M mengatakan dahulu dirinya sangat suka makan
dan banyak jika dengan sayur hijau seperti daun ubi sehingga dahulu
Ny. M memiliki tubuh yang gemuk. Saat ini, Ny. M mengeluhkan
batuk produktif dan kadang batuk berdarah sejak 1 bulan yang lalu.
Sulit untuk mengeluarkan dahak, sering berkeringat jika batuk dan
sulit untuk beristirahat.

4. Riwayat keluarga sebelumnya (pihak istri dan suami)


-

C. LINGKUNGAN
1. Karakteristik rumah
 Keluarga Tn. J tinggal di rumah sewa permanen berukuran 4 m
x 4 m.
 Rumah Tn. J tidak memiliki kamar hanya ruangan yang diberi
sekat antar ruang. Terdapat satu sekat ruang tidur. Ruang
keluarga dan dapur menyatu.
 Penerangan di rumah Tn. J cukup dengan menggunakan
penerangan lampu listrik di malam hari.
 Ventilasi ruangan kurang karena di dalam rumah hanya
terdapat jendela di ruangan depan, bagian yang lain tertutup
tembok.
 Kebersihan ruangan kurang, barang-barang berserakan di lantai
dan tidak tertata rapi. Lantai terbuat dari bahan semen tidak
dilapisi keramik. Sumber air berasal dari air sumur.
 Keluarga mempunyai tempat pembungan tinja berupa WC
angsa dengan septi tank di belakang rumah.
 Sampah dan limbah keluarga dibuang dengan cara di bakar di
belakang rumah.
2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
 Keluarga Tn. J tinggal di perkampungan, mayoritas tetangga
bekerja sebagai pedagang, penjual makanan dan pekerja
swasta.
 Jalan utama kelurahan Suka Maju beraspal mudah dijangkau
dengan kendaraan roda dua maupun roda empat.
 Terdapat sekolah, pasar dan toko di daerah perkampungan
tersebut.
 Terdapat puskesmas pembantu yang berjarak 5 km dan
puskesmas induk yang berjarak 15 km.
3. Mobilitas geografis keluarga
Jalan utama akses ke rumah Tn. J beraspal, mudah dijangkau dengan
kendaraan roda dua maupun empat. Rumah Tn. J berjarak 5 km dari
Puskesmas Pembantu, dan 15 km dari Puskesmas Induk. Terdapat
sekolah, pasar, dan toko di di daerah perkampungan tersebut. Keluarga
Tn. J pernah pindah tempat tinggal. Sebelum tinggal di Suka Maju,
keluarga ini tinggal di Desa Suka Makmur, karena alasan ekonomi
keluarga Tn. J pindah ke Suka Maju atas saran kerabat di Suka
Makmur. Tn. J telah tinggal di Suka Makmur sejak 2 tahun yang lalu.

4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat


Hubungan dengan tetangga jarang dilakukan oleh Ny. M, ia hanya
berada di dalam rumah dan anggota keluarga lain sibuk bekerja. Ny. M
tidak pernah keluar rumah dan hanya melihat ke luar jendela
rumah.Tetangga juga jarang berkunjung ke rumah Ny. M.

D. SRUKTUR KELUARGA
1. Pola Komunikasi Keluarga

2. Struktur Kekuatan Keluarga
 Tn. J sebagai pembuat keputusan dalam keluarga
3. Struktur Peran (formal dan informal)
 Tn. J berperan sebagai kepala keluarga dan pencari nafkah bagi
keluarganya. An.5 ikut membantu mencari nafkah dengan
bekerja sebagai pekerja serabutan.
4. Nilai dan Norma Keluarga
Keluarga Tn. J mengatakan lebih senang pergi ke tukang pijat daripada
ke puskesmas yang hanya diberi obat. Keluarga Tn. J tidak mengetahui
tentang kesehatan pada keluarganya dan percaya sakitnya dapat
sembuh dengan sendirinya. Keluarga Tn. J tidak menggunakan fasilitas
kesehatan yang ada dilingkungannya kecuali sakit parah. Keluarga
kurang menjaga kebersihan rumah dan tidak tahu bagaimana rumah
sehat.

E. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi afektif
 Anggota keluarga saling menyayangi, mencintai dan saling
memiliki. Anggota keluarga saling mendukung. Tn. J
memahami keadaan istrinya sebagai bagian dari tanggung
jawabnya. Tn. J ingin memberikan yang terbaik bagi keluarga.
Tn. J selalu berdoa agar anak dan cucunya selalu sehat dan
mempunyai masa depan yang lebih baik dari dirinya.
 Anak Tn. J yang telah menikah dan tidak tinggal serumah
sering datang ke rumah Tn. J. Tn. J mengaku senang jika anak-
anak dan keluarganya berkumppul di rumahnya. Hanya saja,
anak Tn. J yang pertama sangat jarang pulang kerumah karena
tinggal di luar kota.
b. Fungsi sosialisasi
Tn. J dan Ny. M belum mampu menjalankan fungsi sosialisasi karena
Ny. M jarang melakukan hubungan dengan tetangga dan
lingkungannya. Tn. J dan Ny. M juga tidak mengikuti kegiatan
perkumpulan rutin RT, kerja bakti, yasinan dan tahlilan serta arisan
ibu-ibu. Keluarga kurang mampu berinteraksi sesuai dengan nilai dan
norma yang ada di masyarakat.

c. Fungsi perawatan kesehatan (keyakinan-keyakinan, nilai-nilai dan


perilaku keluarga)
 Keluarga tidak menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di
lingkunganya.
 Keluarga tidak mengetahui kondisi kesehatan anggota
keluarganya.
 Keluarga membiarkan anggotanya yang sakit dengan pemikiran
akan sembuh dengan sendirinya.
 Keluarga mengetahui sumber-sumber bergizi seperti sayuran
hijau tapi diet keluarga masih belum memadai karena
menyukai makan berlebih.
 Anggota lebih memilih kesehatan tradisional seperti tukang
pijat karena di puskesmas hanya diberikan obat.

Penapisan masalah berdasarkan 5 tugas perawatan kesehatan:

1). Mengenal masalah kesehatan


Pada dasarnya keluarga belum mengenal masalah kesehatan
tentang DM dan penyakit lainnya. Keluarga Tn. J belum tahu
tentang cara penanganan penyakit DM serta keluarga belum
mengetahui tentang bahaya DM.

2). Memutuskan untuk merawat


Keluarga belum dapat mengambil keputusan untuk merawat
anggota keluarganya yang sakit. Perawatan yang pernah diberikan
hanya setelah kondisi keluarga cukup parah.
3). Mampu merawat
Kemampuan keluarga merawat anggota keluarganya yang sakit
masih sangat terbatas, belum sampai pada upaya perawatan
penyakit pada anggota keluarga.

4). Modifikasi lingkungan


Lingkungan kurang mendukung untuk penyelesaian masalah
kesehatan, seperti ventilasi yang kurang, pencahayaan yang
kurang, dan kebersihan rumah yang kurang.

5). Memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada


Cara memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan tidak optimal.
Keluarga tidak datang ke Puskesmas pembantu dan Puskemas
induk terdekat jika ada anggota keluarga yang dianggap sakit,
hanya ke tukang pijat tradisional. Keluarga hanya datang ke
Pelayanan kesehatan saat anggota keluarga memiliki penyakit yang
serius.

d. Fungsi reproduksi
Keluarga Tn. J memiliki 6 orang anak dan 2 orang cucu, anak pertama
berusia 32 tahun telah menikah, anak kedua berusia 30 tahun telah
menikah, anak ketiga berusia 28 tahun bercerai dan memiliki anak
berusia 4 tahun dan 3 tahun, anak keempat berusia 24 tahun (dewasa),
anak kelima berusia 22 tahun (dewasa) dan anak keenam berusia 17
tahun (remaja).

e. Fungsi ekonomi
Keluarga Tn. J secara ekonomi kurang mampu memenuhi kebutuhan
hidup keluarga sehari-hari. Keluarga Bpk. T belum mempunyai
tabungan untuk persiapan masa depan.
F. STRESS DAN KOPING KELUARGA
a. Stressor jangka pendek dan jangka panjang
1). Stresor jangka pendek : masalah yang sering dihadapi keluarga Tn.
J adalah jika ada anggota keluarga yang sakit.
2). Stresor jangka panjang : masalah yang dihadapi keluarga Tn. J
yaitu tindakan amputasi pada Ny. M.
b. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi atau stressor
Keluarga memberikan respon pada stresor dengan pasrah dan selalu
berdoa agar keluarganya selalu sehat dan memiliki masa depan yang
lebih baik.

c. Strategi koping yang digunakan


Bila ada permasalahan, Tn. J yang merasa bertanggung jawab.

d. Strategi adaptasi disfungsional


Jika ada masalah sejauh ini tidak pernah muncul strategi yang
fungsional dalam keluarga Tn. J.

G. PEMERIKSAAN FISIK KELUARGA


No. Komponen Tn. J Ny. M An. 3 An. 5 An. 6 Cu. 1 Cu. 2

1. Kepala - - - - - - -

2. Mata - - - - - - -

3. Hidung - - - - - - -

4. Telinga - - - - - - -

5. Mulut - - - - -

6. Leher dan - - - - - - -
tenggorokan

7. Dada - Batuk - - - - -
produ
ktif
berdar
ah

8. Abdomen - - - - - - -

9. Ekstrimitas - - - - - - -
Atas

10. Ekstrimitas - Ampu - - - - -


Bawah tasi
pada
kaki
kiri

11. Kulit - Luka - - - - -


amput
asi
pada
kaki
kiri

12. Kuku - - - - - - -

13. Suhu Tubuh - - - - - - -

14. Berat Badan - Kurus - - - - -

15. Tinggi Badan - - - - - - -

16. Tekanan Darah - - - - - - -

H. HARAPAN KELUARGA
Tn. J berharap kondisi Ny. M membaik meskipun sudah diamputasi dan berharap
agar keluarganya selalu sehat dan mempunyai masa depan yang lebih baik
darinya. Tn. J ingin selalu memberikan yang terbaik bagi keluarganya.
II. ANALISA DATA
No Data Etiologi Masalah

1 DS : Kesulitan ekonomi Ketidakefektifan


- Keluarga mengatakan bahwa manajemen
Tn.J sebagai kepala keluarga kesehatan keluarga
hanya bekerja sebagai buruh
bengkel las dengan
penghasilan 1 juta perbulan.
- Keluarga mengatakan Ny.M
tidak pernah ke fasilitas
kesehatan setelah kakinya
diamputasi karena tidak ada
keluarga yang membawanya
dan BPJS belum diaktifkan
sejak Mei 2015.
- Keluarga mengatakan bahwa
Tn.J lebih senang ke tukang
pijat daripada ke Puskesmas
- Tn.J mengatakan beban
hidupnya menjadi bertambah
sejak Ny.M diamputasi
- Tn.J mengatakan ingin
memberikan yang terbaik
bagi keluarganya namun dia
hanya bisa pasrah karena
faktor ekonomi keluarga
yang terbatas

DO:
- Tn.J dan Ny.M tinggal
serumah dengan 3 orang
anaknya dan 2 orang cucu
- Keluarga Tn.J tinggal di
rumah sewa permanen
berukuran 4m x 4m dan tidak
memiliki kamar yang ada
hanya ruangan yang diberi
sekat serta kurangnya
ventilasi ruangan
- Jalan utama akses ke rumah
Tn.J beraspal dan mudah
dijangkau kendaraan roda
dua maupun roda empat
- Rumah Tn.J berjarak 5 km
dari Puskesmas Pembantu
dan 15 km dari Puskesmas
Induk

2 DS: Pola disfungsi Ketegangan peran


- Tn. J mengatakan kadang keluarga pemberi asuhan
merasa capek dengan
pekerjaannya yang banyak
- Tn. J mengatakan semenjak
istrinya menderita amputasi
beban hidup menjadi
bertambah karena harus
merawat istrinya
- Tn J mengatakan merasa
istrinya menjadi pemarah
setelah diamputasi
DO:
- Ny. M hanya berada dirumah
dan anggota keluarga lain
sibuk bekerja
- Ny. M tidak pernah keluar
rumah dan hanya melihat
keluar jendelaTn. A tidak
bekerja lagi
- Ny. M menjadi pemarah
sejak kakinya diamputasi

3 DS : Pergeseran status Gangguan proses


- Ny M Menderita Diabetes kesehatan anggota keluarga
Mellitus keluarga
- Ny.M Mengeluh batuk
produktif dan kadang batuk
berdarah
- Sulit mengeluarkan dahak
- Sering berkeringat
- Sulit beristirahat
- Ny.M dirawat anak-anaknya
- Ny.M Tidak pernah ke
fasilitas kesehatan karena
tidak ada yang membawa
- Tidak ada sarana untuk pergi
ke fasilitas kesehatan
- Ny.M Sakit hati dengan
kondisinya
- Ny.M merasa sungkan
dengan kondisinya yang
membebani suami dan anak-
anaknya
- Tn.J Mengatakan setelah
istrinya di amputasi beban
hidup bertambah, karena
Tn.J merawat istrinya
DO :
- Ny M Menderita Diabetes
Mellitus
- Ny.M dirawat anak-anaknya
4 DS : Perubahan fungsi Gangguan citra
- Ny M mengatakan dirinya tubuh ditandai tubuh
merasa sakit hati dengan
keadaannya yang sekarang
akan membebani suami dan
anak-anaknya
- Tn J merasa bahwa istrinya
menjadi lebih pemarah
setelah diamputasi
DO :
- Post amputasi tungkai kiri
bawah
- Ny M tidak pernah keluar
rumah dan hanya melihat
keluar jendela rumah.
5 DS : Hambatan Hambatan interaksi
Menurut Tn J bahwa istrinyaNy mobilitas fisik sosial
M menjadi lebih pemarah setelah
kakinya diamputasi

DO :
Kaki kiri Ny.M diamputasi
Ny M tidak pernah keluar
rumah dan hanya melihat
keluar jendela

6 DS: Sekresi yang Ketidakefektifan


 Ny. M mengatakan batuk tertahan bersihan jalan
an kadang batuk berdarah nafas
sejak 1 bulan yang lalu.
 Ny. M mengatakan sulit
untuk mengeluarkan dahak.
DO:
 Batuk yang tidak efektif
 Sputum dalam jumlah yang
berlebihan

III. PRIORITAS MASALAH


1. Ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga
Kriteria Bobot Perhitungan
Sifat masalah 1 3/3x1=1
Aktual (3)
Kemungkinan diubah 2 1/2x2=1
Sebagian (1)
Kemungkinan dicegah 1 1/3x1= 1/3
Rendah (1)
Menonjolnya masalah 1 0/2x1=0
Tidak dirasakan (0)
Skor 2⅓

2. Ketegangan peran pemberi asuhan


Kriteria Bobot Perhitungan
Sifat masalah 1 3/3x1=1
Aktual (3)
Kemungkinan diubah 2 1/2x2=1
Sebagian (1)
Kemungkinan dicegah 1 1/3x1= 1/3
Rendah (1)
Menonjolnya masalah 1 0/2x1=1
Tidak dirasakan (0)
Skor 2⅓

3. Gangguan proses keluarga


Kriteria Bobot Perhitungan
Sifat masalah 1 3/3x1=1
Aktual (3)

Kemungkinan diubah 2 2/2x2=1


Mudah (2)
Kemungkinan dicegah 1 3/3x1= 0,7
Tinggi (3)
Menonjolnya masalah 1 2/2x1=1
Segera (2)
Skor 3.7

4. Gangguan citra tubuh


Kriteria Bobot Perhitungan
Sifat masalah 1 3/3x1=1
Aktual (3)
Kemungkinan diubah 2 2/2x2=1
Mudah (2)
Kemungkinan dicegah 1 2/3x1=2/3
Cukup (2)
Menonjolnya masalah 1 2/2x1=1
Segera (2)
Skor 3⅔
5. Hambatan interaksi sosial
Kriteria Bobot Perhitungan
Sifat masalah 1 3/3x1=1
Aktual (3)
Kemungkinan diubah 2 2/2x2=1
Mudah (2)
Kemungkinan dicegah 1 2/3x1= 2/3
Cukup (2)
Menonjolnya masalah 1 0/2x1=0
Tidak dirasakan (0)
Skor 2⅔

6. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas


Kriteria Bobot Perhitungan
Sifat masalah 1 3/3x1=1
Aktual (3)
Kemungkinan diubah 2 2/2x2=1
Mudah (2)
Kemungkinan dicegah 1 3/3x1= 0.7
Tinggi (3)
Menonjolnya masalah 1 2/2x1=1
Segera (2)
Skor 3.7

IV. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Gangguan proses keluarga pada keluarga Tn.J berhubungan dengan
pergeseran status kesehatan anggota keluarga
2. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas pada Ny.M berhubungan dengan
sekresi yang tertahan
3. Gangguan citra tubuh pada Ny.M berhubungan dengan perubahan fungsi
tubuh
4. Hambatan interaksi sosial pada Ny.M berhubungan dengan hambatan
mobilitas fisik
5. Ketegangan peran pemberi asuhan pada Tn.J berhubungan dengan pola
disfungsi keluarga
6. Ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga pada keluarga Tn.J
berhubungan dengan kesulitan ekonomi

V. RENCANA KEPERAWATAN KELUARGA


No Diagnosa NOC NIC
1 Ketidakefektifan Status kesehatan keluarga Bantuan sumber
manajemen kesehatan (2602) keuangan/pendapatan
keluarga pada keluarga Setelah dilakukan 3 kali (7380)
Tn.J berhubungan dengan kunjungan diharapkan 1. Tentukan penggunaan
kesulitan ekonomi keluarga mampu: sistem perawatan
 Perkembangan kesehatan oleh
psikososial anggota keluarga dan dampak
keluarga keuangan dari
ditingkatkan dari penggunaannya
skala 1 ke skala 4 2. Bantu keluarga untuk
 Akses ke perawatan mengidentifikasi
kesehatan kebutuhan keuangan
ditingkatkan dari 3. Tentukan biaya hidup
skala 1 ke skala 4 keluarga sehari-hari
 Sumber finansial 4. Rancang rencana
ditingkatkan dari perawatan untuk
skala 1 ke skala 3 mendorong keluarga

 Sumber daya mengakses tingkat

perawatan kesehatan perawatan yang tepat


yang tepat dengan cara yang

ditingkatkan dari paling hemat biaya

skala 1 ke skala 4 5. Informasikan kepada


keluarga akan sumber
yang tersedia dan
bantu dalam
mengakses sumber-
sumber tersebut
(misalnya program
bantuan pengobatan,
program bantuan
daerah)
6. Dorong keluarga
untuk terlibat dalam
pengelolaan
keuangan yang sesuai
7. Kolaborasi dengan
lembaga di
masyarakat untuk
memberikan layanan
yang dibutuhkan oleh
keluarga

2 Ketegangan peran pemberi Fungsi keluarga (2602) Dukungan Pengasuhan


asuhan pada Tn.J Setelah dilakukan 3 kali (caregiver support)
berhubungan dengan pola kunjungan diharapkan (7040)
disfungsi keluarga keluarga mampu: 1. Mengkaji tingkat
 Merawat keluarga pengetahuan care
yang memiliki giver
ketergantungan 2. Mengkaji tingkat
(Dari 1 ke 4) penerimaan caregiver
 Memperoleh sumber terkait dengan
daya yang memadai perannya
untuk memenuhi 3. Mendukung upaya
kebutuhan anggota bertanggung jawab
keluarga (Dari 1 ke caregiver, sesuai
3) dengan kebutuhan
 Anggota keluarga 4. Menyediakan
bisa saling dukungan untuk
mendukung (Dari 1 pengambilan
ke 4) keputusan caregiver
 Anggota keluarga 5. Mengajarkan
bisa membantu satu caregiver mengenai
sama lain (Dari 1 ke meningkatkan rasa
4) aman bagi pasien
6. Monitor adanya
indikator stress
7. Diskusikan mengenai
keterbatasan yang
dimiliki caregiver
kepada pasien

3 Gangguan proses keluarga Dukungan keluarga Dukungan keluarga


pada keluarga Tn.J selama perawatan (2609) (7140)
berhubungan dengan Setelah dilakukan 3 kali 1. Nilailah reaksi emosi
pergeseran status kunjungan diharapkan anggota keluarga
kesehatan anggota keluarga mampu: terhadap kondisi
keluarga  Anggota keluarga pasien
mengungkapkan 2. Pertimbangkan beban
keinginan untuk psikologis dari
mendukung keluarga prognosis terhadap
yang sakit dari 2 ke 5 keluarga
 Anggota keluarga 3. Dukung harapan yang
mengekspresikan realistis
perasaan sebagai 4. Fasilitasi komunikasi
kepedulian kepada akan kekhawatiran ,
anggota yang sakit perasaan antara
dari 2 ke 5 pasien dan keluarga
 Anggota keluarga 5. Tingkatkan hubungan

memberi dorongan saling percaya.


kepada anggota yang 6. Hargai dan dukung
sakit dari 2 ke 4 mekanisme koping
adaftif yang
digunakan keluarga

4 Gangguan citra tubuh Peningkatan citra tubuh Peningkatan citra tubuh


pada Ny.M berhubungan pada Ny. M (1200) (5220, hal 324)

dengan perubahan Setelah dilakukan 3 kali 1. Bantu pasien untuk


kunjungan diharapkan mendiskusikan
fungsi tubuh
keluarga mampu: perubahan-
 Kesesuaian antara perubahan (bagian
realita tubuh dan ideal tubuh) disebabkan
tubuh dengan adanya penyakit atau
penampilan tubuh pembedahan, dengan
(skala 1 ke skala 4) cara yang tepat
 Kepuasan dengan 2. Bantu pasien
fungsi tubuh (skala 1 menentukan
ke skala 4) keberlanjutan dari
 Penyesuaian terhadap perubahan-
perubahan tampilan perubahan aktual
fisik (skala 1 ke skala dari tubuh atau
4) tingkat fungsinya

 Penyesuaian terhadap 3. Tentukan perubahan


perubahan fungsi fisik saat ini apakah

tubuh (skala 1 ke berkontribusi pada

skala 4) citra diri pasien

 Penyesuaian terhadap 4. Bantu pasien

perubahan tubuh memisahkan

akibat pembedahan penampilan fisik dari

(skala 1 ke skala 4) perasaan berharga


secara pribadi
dengan cara yang
tepat
5. Bantu pasien untuk
mendiskusikan
stresor yang
mempengaruhi citra
diri terkait dengan
kondisi post
pembedahan
6. Identifikasi dampak
dari budaya pasien,
agama, ras, jenis
kelamin, dan usia
terkait dengan citra
diri
7. Monitor frekuensi
dari pernyataan
mengkritisi diri
8. Monitor apakah
pasien bisa melihat
bagian tubuh mana
yang berubah
9. Tentukan apakah
perubahan citra
tubuh berkontribusi
pada peningkatan
isolasi social
10. Bantu pasien untuk
mengidentifikasi
bagian dari tubuhnya
yang memiliki
persepsi positif
terkait dengan
tubuhnya
11. Identifikasi cara
untuk menurunkan
dampak dari adanya
perubahan bentuk
melalui pakaian,
kaki palsu dengan
cara yang tepat

5 Hambatan interaksi Social involvement Socialization


sosial pada Ny.M Setelah dilakukan 3 kali Enhancement

berhubungan dengan kunjungan diharapkan 1. Dorong pasien


keluarga mampu: dalam
hambatan mobilitas fisik
 Partisipasi dalam pengembangan
dukungan tim dari hubungan
skala 1 ke skala 3 2. Dorong keterlibatan
 Partisipasi sebagai dalam menentukan
seorang yang sukarela hubungan
dari skala 1 ke skala 3 3. Dukung hubungan
 Interaksi dengan dengan dengan
anggota keluarga dari dengan orang lain
skala 1 ke skala 3 yang memiliki

 Partisipasi dalam ketertarikan dan

aktivitas yang lama tujuan yang sama

dengan orang lain 4. Anjurkan aktivitas


dari skala 1 ke skala 3 sosial dan komunitas
5. Dukung untuk
menceritakan
5
masalah
= dengan
anggota
s keluarga
yangelain
6. Dukung
c keterlibatan
penuh
a dalam minat
yangrbaru
7. Anjurkan
a peduli
untuk mengetahui
kebenaran
k dari
orango lain
8. Anjurkan
n partisipasi
dalam
s kelompok
atau iindividu dalam
kegiatan
s mengingat
masat lalu
9. Anjurkan
e pasien
untukn memodifikasi
lingkungan
10. Fasilitasi
m klien
dalam
e
merencanakan
n
aktivitas.
a
n
6 Ketidakefektifan Setelah dilakukan Manajemen Jalan
manajemen kesehatan tindakan keperawatan Nafas
keluarga pada keluarga 1x15 menit diharapkan 1. Posisikan pasien
Tn.J berhubungan dengan jalan nafas paten untuk
kesulitan ekonomi dengan kriteria hasil : memaksimalkan
 Frekuensi ventilasi
pernafasan pasien 2. Gunakan teknik
ditingkatkan dari yang
skala 1 ke skala 5 menyenangkan
 Irama pernafasan untuk memotivasi
ditingkatkan dari bernafas dalam
skala 1 ke skala 5 3. Auskultasi suara
 Kemampuan untuk nafas, catat area
mengeluarkan yang ventilasinya
sekret pasien menurun dan
ditingkatkan dari adanya suara nafas
skala 1 ke skala 4 tambahan
 Suara nafas 4. Monitor status
tambahan dari skala pernafasan dan
1 menjadi skala 4 oksigenasi
5. Buang sekret
dengan
memotivasi pasien
untuk melakukan
batuk

Monitoring
Pernafasan
1. Monitor vital sign
(suhu, RR, Nadi)
2. Monitor respirasi
dan oksigenasi
3. Auskultasi bunyi
napas
4. Anjurkan keluarga
pasien
memberikan
minuman hangat
atau susu hangat
5. Kolaborasi dalam
pemberian terapi
nebulizer sesuai
indikasi
6. Berikan O2 dengan
menggunakan
nasal

S-ar putea să vă placă și