Sunteți pe pagina 1din 10

ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol. 3, No.

Evaluasi Pengaruh Geometri Jalan Angkut Terhadap


Produktivitas Dump Truck pada Pengangkutan Batubara dari
Loading Point ke Stockpile di Site Ampelu PT. Nan Riang
Kecamatan Muara Tembesi Kabupaten Batanghari Provinsi
Jambi.
Nanda Oktafian1*, and Sumarya1**
1
Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Padang

*n.oktafian@yahoo.com
**sumarya@ft.unp.ac.id

Abstract. PT. Nan Riang is a coal mining company located in Kecamatan Muara Tembesi,
Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi. The daily coal production target is 2,000 tons / day,
while the actual production is 1,216,148 tons / day. One of the factors that affect the non-
achievement of production targets is the condition of the haul road. Based on observations
in the field, the general condition of the haul road was bumpy and there were many
materials scattered about and when they passed there were transport equipment which
had to stop due to the narrow road. Based on geometric measurements of the actual haul
road, the actual road width was between 8.4-18.79 meters while the theoretical width of the
straight road was 12 meters. The actual bend road width ranges from 10.44-19.21 meters
while theoretically the bend road width is 17 meters. The actual grade of road starts from
1.20% to 15.32% while the ideal road grade is 8%. The actual cross slope ranges from 0-
131 mm / m. The cross slope value for a 12 meter road width is 0.04 and a height
difference of 24 cm. The superelevation value for the 17 meter bend width is 0.05 and the
height difference is 85 cm. After being evaluated, there were 2 straight road width
segments that needed to be added in width, namely BC and CD segments and 3 bend
road width segments, namely AB, FG, and HI segments, as well as decreasing grades in
BC segment and EF Productivity of dump truck CWM 330 PS with conditions Actual
amounted to 1,216,148 tons / day. Productivity of dump trucks CWM 330 PS after
improvements in work efficiency are 1,884.02 tons / day. Theoretical productivity of dump
truck CWM 330 PS after improvement in work efficiency and ideal road geometry is
2,246.12 tons / day.

Keywords: Cycle Time, Road Geometry, Coal, Production, Work Efficiency.

1. Pendahuluan penambangan yang diterapkan oleh PT. Nan Riang


adalah metode tambang terbuka (open pit mining)
PT. Nan Riang merupakan perusahaan perseroan terbatas dengan sistem back filling. Penggalian lapisan batuan
yang bergerak dibidang usaha pertambangan batubara penutup (overburden) dan batubara menggunakan
dan yang berlokasi di Desa Ampelu, Kecamatan Muara kombinasi alat gali-muat (excavator) dan alat angkut
Tembesi, Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi. Izin (dump truck).
usaha pertambangan PT. Nan Riang diperoleh pada
tanggal 22 Januari 2003 berupa Kuasa Pertambangan Alat gali-muat yang digunakan untuk penggalian lapisan
Eksplorasi Batubara seluas 1.208,56 hektar (SK Bupati penutup (overburden) adalah Excavator Komatsu PC
Batanghari Nomor: 01/KP/2003). 400 LC-7 dan Excavator Volvo EC460b LC yang
berkombinasi dengan alat angkut Articulated Dump
Kegiatan penambangan dilakukan di tiga site, yaitu Site Truck Volvo A40E. Sedangkan untuk penggalian
Ampelu, Site Jebak Satu dan Site Jebak Dua. Metode batubara alat gali-muat yang digunakan adalah

1377
Excavator Komatsu PC 400 LC-7 yang berkombinasi
dengan Dump Truck Nissan CWM 330 PS.
Pada proses penambangan dengan metode tambang
terbuka (open pit mining) terdapat banyak faktor yang
akan mempengaruhi kegiatan penambangan. Salah satu
kegiatan penambangan yang dapat mempengaruhi
produksi adalah proses pengangkutan (hauling). Pada
proses pengangkutan ini, terdapat beberapa faktor yang
dapat mempengaruhi operasi pengangkutan antara lain
kondisi jalan, kondisi peralatan, kondisi cuaca dan lain
sebagainya

Target produksi yang ditetapkan perusahaan pada Bulan


April 2018 sebesar 2.000 ton batubara perhari,
sedangkan produksi aktual sebesar 1.216,148 ton
perhari. Salah satu hal yang menyebabkan tidak
tercapainya target produksi adalah kodisi jalan angkut
batubara. Beberapa faktor yang mempegaruhi alat
angkut tidak dapat beroperasi secara optimal antara lain Gambar 1. Peta Lokasi PT. Nan Riang
kondisi jalan angkut yang sempit sehingga ketika alat
angkut berpapasan salah satu alat angkut harus berhenti,
terdapat tanjakan yang curam yaitu sebesar 15,32% 3. Metode Penelitian
sehingga alat angkut harus mengurangi kecepatan untuk Penelitian ini dilakukan pada tanggal 19 Maret 2018–19
bisa mengatasi tanjakan, kondisi jalan yang Mei 2018. Lokasi penelitian ini terletak di Desa Ampelu,
bergelombang sehingga pada saat pengangkutan banyak Kecamatan Muara Tembesi, Kabupaten Batanghari,
material yang berserakan. Apabila alat angkut tidak Provinsi Jambi.
bekerja secara optimal, maka dapat menyebabkan
efisiensi kerja rendah dan waktu siklus pengangkutan
batubara menjadi lama menyebabkan produktivitas 3.1. Jenis Penelitian
menjadi rendah. Oleh karena itu, perlu dilakukan
Menurut tujuannya penelitian ini termasuk jenis
evaluasi teknis mengenai kondisi geometri jalan angkut
penelitian terapan. Penelitian terapan (applied research)
yang tujuannya adalah untuk memperlancar poses
adalah penelitian yang diarahkan untuk mendapatkan
pengangkutan dan juga memberikan rasa aman bagi
informasi yang dapat digunakan untuk memecahkan
operator alat angkut ketika melewati jalan tersebut.
masalah. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif
Baiknya kondisi jalan akan mempertinggi nilai efisiensi
kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang
kerja alat dan waktu siklus alat angkut lebih cepat serta
dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai
mempertinggi tingkat keamanan dari operator sehingga
status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala
akan meningkatkan produktivitas.
menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan.
Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan Penelitian deskriptif menilai sifat dari kondisi-kondisi
penelitian dengan judul “Evaluasi Pengaruh Geometri yang tampak, tujuan penelitian dibatasi untuk
Jalan Angkut terhadap Produktivitas Dump Truck pada menggambarkan karakteristik sesuatu sebagaimana
Pengangkutan Batubara dari Loading Point ke Stockpile mestinya. Sedangkan penelitian kuantitatif adalah
di Site Ampelu PT. Nan Riang Kecamatan Muara penelitian dengan data yang berbentuk angka atau data
Tembesi Kabupaten Batanghari Provinsi Jambi”. kualitatif yang diangkakan.

Penelitian terapan lebih menekankan pada penerapan


2. Lokasi Penelitian ilmu, aplikasi ilmu, ataupun penggunaan ilmu untuk
keperluan tertentu. Penelitian terapan merupakan suatu
Lokasi PT. Nan Riang dapat dicapai dengan kegiatan yang sistematis dan logis dalam rangka
menggunakan transportasi darat dari Kota Jambi dengan menemukan sesuatu yang baru atau aplikasi baru dari
jarak ±100 km yang dapat ditempuh selama 2 jam penelitian yang telah pernah dilakukan selama ini[1].
melalui jalan lintas Jambi Sorolangun dan lokasi PT.
Nan Riang berjarak 1,5 km dari jalan Jambi Sarolangun.
Peta lokasi PT. Nan Riang dapat dilihat pada gambar 1 3.2. Teknik Pengumpulan Data
berikut: Tahap pengumpulan data dimulai dengan studi literatur
yaitu mencari bahan-bahan pustaka yang dipakai untuk
menghimpun data-data atau sumber-sumber yang
berhubungan dengan topik yang diangkat dalam suatu
penelitian[2].

1378
Selanjutnya orientasi lapangan dengan melakukan 3.3.4. Kesimpulan
peninjauan langsung ke lapangan dan untuk mengamati
langsung kondisi daerah yang akan dilakukan penelitian Tahap ini diperoleh setelah dilakukan korelasi antara
serta dapat mengangkat permasalahan yang ada untuk hasil pengolahan data yang telah dilakukan dengan
dijadikan topik dalam suatu penelitian. permasalahan yang diteliti serta pemberian saran
mengenai perbaikan atau pemeliharaan kondisi jalan
Kemudian pengambilan data lapangan yaitu data primer angkut sebagai upaya agar alat angkut dapat beroperasi
dan data sekunder. Data primer berupa geometri jalan secara optimal dan produksi batubara dari loading point
angkut (lebar jalan lurus, lebar jalan tikungan, menuju stockpile tercapai.
kemiringan (grade), cross slope, dan superelevasi), cycle
time alat angkut, efisiensi kerja alat angkut, dan berat
alat angkut dalam keadaan kosong dan bermuatan. Data 4. Hasil dan Pembahasan
sekunder berupa peta topografi, spesifikasi alat gali muat
dan alat angkut, data target dan pencapaian produksi, dan 4.1. Geometri Jalan Angkut
data curah hujan.
Jalan yang digunakan untuk menganalisis geometri jalan
adalah jalan angkut batubara dari loading point sampai
3.3. Teknik Pengolahan Data stockpile. Jalan angkut ini merupakan jalan angkut
Analisis data adalah memperkirakan atau dengan dengan dua lajur dan penulis membagi jalan angkut
menentukan besarnya pengaruh secara kuantitatif dari tersebut menjadi 16 segmen untuk jalan lurus dan jalan
beberapa kejadian terhadap beberapa kejadian lainnya, tikungan dengan jarak tempuh dari loading point ke
serta memperkirakan atau meramalkan kejadian lainnya. stockpile ±1.816,25 meter. Layout Jalan Angkut
Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini Batubara dari Loading Point Menuju Stockpile dapat
yaitu dengan menggabungkan antara teori dengan data- dilihat pada gambar 2 berikut:
data lapangan, sehingga didapatkan kesimpulan.

3.3.1. Pengambilan Data

Pengambilan data dilakukan setelah studi literatur dan


penelitian langung di lapangan selesai dilaksanakan.
Data yang diambil berupa data primer dan data sekunder.
Dilakukan dengan cara: Melakukan pengamatan,
mencari faktor penyebab masalah, tindakan perbaikan,
dan evaluasi hasil.

Pengambilan data berupa penentuan segmen jalan,


pengukuran geometri jalan angkut aktual meliputi lebar
jalan lurus dan tikungan, kemiringan (grade), cross slope
dan superelevasi. Produktivitas data-data aktual yang
diperlukan adalah cycle time alat angkut, efisiensi kerja
alat angkut, spesifikasi alat angkut dan berat alat angkut.

3.3.2. Analisis Geometri Jalan Berdasarkan


AASHTO

Analisis data dilakukan dengan melakukan beberapa


perhitungan. Data disajikan dalam bentuk tabel-tabel
Gambar 2. Layout Jalan Angkut Batubara dari Loading
atau rangkaian perhitungan dalam penyelesaian masalah
Point Menuju Stockpile
yang ada. Penentuan geometri jalan dianalisis menurut
AASHTO dan didasarkan pada alat terbesar di PT. Nan Geometri jalan angkut yang dibahas disini meliputi lebar
Riang yaitu Articulated Dump Truck Volvi A40E. jalan angkut baik lebar jalan lurus maupun lebar jalan
tikungan, grade (kemiringan jalan), kemiringan
3.3.3. Analisis Produktivitas Dump Truck melintang (cross slope), jari-jari dan superelevasi.
Berikut penjelasan masing-masing point tersebut :
Produktivitas dump truck dianalisis pertama dengan
melakukan perbaikan terhadap efisiiensi kerja alat
4.1.1. Lebar Jalan Angkut
angkut dengan memperbaiki waktu yang dapat dihindari.
Cara kedua dengan menghitung produktivitas alat angkut Lebar jalan angkut produksi sangat mempengaruhi
setelah dilakukan perbaikan efisiensi kerja dan kondisi kelancaran operasi pengangkutan. Lebar jalan angkut
geometri jalan ideal secara teoritis menggunakan analisis dari loading point menuju stockpile memiliki lebar yang
rimpull. bervariasi. Pengukuran lebar jalan menggunakan
1379
meteran yang diukur pada masing-masing segmen.
Perhitungan lebar jalan lurus berbeda dengan lebar jalan
tikungan karena jalan lebar tikungan lebih besar daripada
lebar jalan lurus Jumlah lajur pada jalan angkut produksi
mempunyai 2 lajur (n) dengan unit alat angkut terbesar
yang menjadi patokan pengukuran lebar adalah
Articulated Dump Truck (ADT) Volvo A40E yang
mempunyai lebar sebesar 3,43 meter (Wt). Perhitungan
lebar jalan lurus dapat menggunakan rumus berikut[3,4,5]:
( ) ( ) ( ) (1)
Gambar 4. Lebar Jalan Angkut Dua Jalur pada
Tikungan

Berdasarkan pengamatan di lapangan alat angkut yang


menjadi patokan adalah ADT Volvo A40E. Jarak sumbu
roda depan dengan bagian depan (ad) sebesar 3,101
meter, jarak sumbu roda belakang dengan bagian
belakang (ab) sebesar 1,706 meter, Sudut penyimpangan
roda (α) sebesar 45°, lebar jejak roda (U) sebesar 1,84 m

Lebar juntai depan (Fa) = ad sin α


= 3,101 m sin 45°
= 2,19 m
Gambar 3. Lebar Jalan Angkut Dua Jalur Pada Jalan Lebar juntai belakang (Fb) = ab sin α
Lurus = 1,706 m sin 45°
= 1,21 m
Lebar jalan minimal 2 lajur untuk jalan lurus adalah: Jarak truck bersimpangan (C) = (U+Fa+Fb)/2
Lmin = ( )( ⁄ ) = (1,84+2,19+1,21)m/2
= 2 . 3,43 m + (2+1)(1/2 . 3,43 m) = 2,62 m
= 6,86 m + 5,14 m Jarak sisi luar truk ke tepi jalan (Z) = C = 2,62 m
= 12 m
Lebar jalan minimal 2 lajur untuk jalan lurus adalah:
Koreksi lebar jalan lurus dapat dilihat pada tabel 1 Wmin = 2 (U + Fa + Fb + Z) + C
berikut: = 2 (1,84 + 2,19 + 1,21 + 2,62) m + 2,62 m
= 17 m
Tabel 1. Koreksi Lebar Jalan Lurus
Koreksi lebar jalan tikungan dapat dilihat pada tabel 2
berikut:

Tabel 2. Koreksi Lebar Jalan Tikungan

4.1.2. Kemiringan Jalan (Grade)


Kemiringan (grade) jalan angkut produksi dinyatakan
dalam persen (%) yang merupakan perbandingan antara
Adapun perhitungan untuk lebar jalan minimal pada beda tinggi dengan jarak mendatar.
tikungan adalah[6]:
Perhitungan untuk kemiringan jalan dapat menggunakan
( ) (2) rumus berikut[7]:

( ) (3)

Kemiringan maksimum yang dapat dilalui alat angkut


dengan baik apabila kemiringan jalan angkut sebesar
8%[8]. Koreksi kemiringan jalan (grade) dapat dilihat
pada tabel 3 berikut:
1380
Tabel 3. Koreksi Kemiringan Jalan ( ) (5)

Maka untuk harga koefisien gesekan dengan V = 40


km/jam adalah:
f = (- 0,00065 . V) + 0,192
= (-0,00065 x 40) +0,192
= 0,166
Jari-jari tikungan jalan angkut berhubungan dengan
konstruksi alat angkut yang digunakan, khususnya jarak
horizontal antara poros roda depan dan belakang[9].
Jari-Jari Tikungan (R) = (6)
( )

=
( )
= 47,3625 m
Tabel di bawah ini menunjukkan angka superelevasi
yang direkomendasikan berdasarkan kecepatan dan jari-
jari tikungan.
Penampang melintang jalan angkut batubara dari loading
point menuju stockpile dapat dilihat pada gambar 5 Tabel 5. Angka Superelevasi yang Direkomendasikan[10]
berikut:

Gambar 5. Penampang Melintang Jalan Angkut


Batubara dari Loading Point Menuju Stockpile

4.1.3. Jari-Jari Tikungan dan Superelevasi Berdasarkan tabel 5 di atas, dengan menggunakan
kecepatan 40 km/jam (24,88 mph) dan jari-jari tikungan
Superelevasi merupakan kemiringan badan jalan sebesar 47 meter (154,113 feet) maka angka superelevasi
(melintang) pada tikungan. Superelevasi merupakan yang disarankan sebesar 0,05 dan beda tinggi yang harus
perbandingan antara beda tinggi dan jarak mendatar pada dibuat yaitu :
tikungan. Superlevasi berfungsi untuk mengatasi air
permukaan yang ada pada tikungan dan juga bertujuan Tg α = e
untuk membantu kendaraan mengatasi tikungan Tg α = 0,05
sehingga alat angkut tidak tergelincir pada saat melewati α = 2,86°
tikungan dengan kecepatan maksimum. a = r x sin α
a = 17 m x sin 2,86°
Hasil perhitungan superelevasi aktual untuk setiap a = 0,85 m = 85 cm
segmen jalan tikungan dapat dilihat pada tabel 4 berikut:
Berdasarkan perhitungan diatas, beda tinggi antara sisi
Tabel 4. Nilai Superelevasi Aktual dalam dan sisi luar tikungan yang harus dibuat adalah
0,85 meter atau 85 cm untuk lebar minimal pada jalan
tikungan sebesar 17 meter.

Penampang melintang superelevasi dapat dilihat pada


gambar 6 berikut:

Untuk mendapatkan nilai superelevasi, kecepatan yang


digunakan adalah kecepatan maksimum dari alat angkut Gambar 6. Penampang jalan tikungan
saat melewati tikungan yaitu sebesar 40 km/jam dengan
superelevasi maksimum sebesar 0,1. Sedangkan 4.1.4. Cross Slope
koefisien gesekan dapat menggunakan perhitungan
berikut: Kemiringan melintang (cross slope) merupakan sudut
Apabila V < 80 km/jam yang dibentuk oleh dua sisi permukaan jalan terhadap
( ) (4) bidang horozontal[11]. Kemiringan jalan (cross slope)
sangat dibutuhkan untuk mengatasi masalah pengairan di
Apabila V antara 80 – 112 km/jam permukaan jalan, terutama pada saat turun hujan. Jalan

1381
angkut yang baik memiliki kemiringan melintang (cross
slope) antara 1/50 sampai 1/25 atau 20 mm/m sampai 40
mm/m[12]. Hasil perhitungan cross slope untuk setiap Tabel 7. Rimpull yang Tersedia
segmen jalan lurus dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel 6. Nilai Cross Slope Aktual

4.2.1 Nilai Rolling Resistance


Rolling resistance merupakan besarnya putaran roda
untuk menggerakkan alat angkut[15]. Setelah perbaikan
jalan yang ditandai dengan permukaan jalan angkut
produksi terpelihara, lebar jalan memenuhi syarat lebar
minimal jalan angkut, drainase berfungsi dengan baik
dan dilakukan maintenance jalan secara intensif
sehingga harga rolling resistance-nya diasumsikan
sebesar 65 lb/ton, yaitu kriteria jalan keras dengan
Perhitungan untuk cross slope dan yang seharusnya permukaan yang terpelihara baik. Karena setiap alat
diterapkan oleh PT. Nan Riang dengan lebar minimal yang mengalami percepatan akan mendapatkan rolling
jalan lurus 12 meter pada loading point menuju stockpile resistance tambahan sebesar 20 lb/ton, sehingga untuk
dapat menggunakan rumus berikut : kondisi setelah perbaikan jalan, rolling resistance
(7) totalnya adalah 65 lb/ton ditambah 20 lb/ton yaitu 85
lb/ton.
P = ½ x 12 m
P=6m
q = 6 m x 40 mm/m 4.2.2 Nilai Grade Resistance
q = 240 mm = 24 cm Untuk menentukan nilai setelah perbaikan jalan, maka
Sehingga beda tinggi yang harus dibuat dengan lebar digunakan kemiringan jalan yang sudah sesuai dengan
jalan lurus sebesar 12 meter adalah 240 mm atau 24 cm. standar, yaitu 8 %. Harga grade resistance yaitu 20
lb/ton untuk setiap persen kemiringannya
Penampang melintang cross slope dapat dilihat pada
gambar 7 berikut: 4.2.3 Perhitungan Rimpull dan Waktu Tempuh Alat
Angkut dalam Keadaan Kosong

Gambar 7. Penampang jalan lurus Perhitungan rimpull untuk rolling resistance (RR) dan
percepatan (a) yaitu:
Segmen SP-A = Berat Kosong x (RR+a)
4.2. Perhitungan Rimpull = 13,15 ton x (65 lb/ton + 20 lb/ton)
= 1117,75 lb
Berat dump truck kosong :13,15 ton
Berat dump truck bermuatan :29,35 ton Perhitungan rimpull untuk grade resistance yaitu :
Rolling Resistance :65 lb/ton (jalan Segman SP-A = Berat Kosong x GR
terpelihara) = 13,15 ton x 20 lb/ton/% x 4,04%
Rimpull percepatan :20 lb/ton = 1062,247 lb
Grade Resistance :20/lb/ton/%grade
Horse Power Alat Angkut :330 Jadi, total rimpull adalah 1117,75 lb + 1062,247 lb =
Efisiensi mekanis :80% 2179,997 lb. Gear yang sesuai untuk rimpull tersebut
adalah gear 5. Kecepatan gear 5 adalah 39,85 km/jam
Rimpull yang tersedia untuk masing-masing gigi dapat dan jarak 0,124 km, maka waktu tempuh segmen SP-A
dihitung menggunakan persamaan berikut[13,14]: adalah 11,18 detik.

(8) Perhitungan rimpull dan waktu tempuh alat angkut per


masing-masing segmen dalam keadaan kosong dapat
dilihat pada tabel 8 berikut:
= 15942,03 lb

Rimpull yang tersedia untuk masing-masing gear dapat


dilihat pada tabel 7 berikut:
1382
4.3. Produktivitas Aktual Alat Angkut

Tabel 8. Analisis Rimpull Alat Angkut dari Stockpile Perhitungan produksi aktual berdasarkan pada
ke Loading Point (Keadaan Kosong) pengamatan cycle time dan efisiensi kerja alat angkut di
lapangan. Cycle time aktual alat angkut dump truck
Nissan CWM 330 PS dapat dilihat pada tabel 10 berikut:

Tabel 10. Cycle Time Aktual CWM 330 PS

Dari pengamatan efisiiensi kerja aktual alat angkut dump


Jadi, berdasarkan analisis rimpull untuk alat angkut truck Nissan CWM 330 PS adalah sebagai berikut
dump truck Nissan CWM 330 PS didapatkan waktu
siklus (cycle time) dari stockpile ke loading point dalam Tabel 11. Efisiensi Kerja Aktual Alat Angkut
keadaan kosong selama 2,76 menit.

4.2.4 Perhitungan Rimpull dan Waktu Tempuh Alat


Angkut dalam Keadaan Bermuatan
Perhitungan rimpull untuk rolling resistance (RR) dan
percepatan (a) yaitu :
Segmen H-I = Berat Total x (RR+a)
= 29,35 ton x (65 lb/ton + 20 lb/ton)
= 2494,75 lb

Perhitungan rimpull untuk grade resistance yaitu :


Segman H-I = Berat Total x GR
= 29,35 ton x 20 lb/ton/% x 4,62%
= 2711,94 lb

Jadi, total rimpull adalah 2494,75 lb + 2711,94 lb =


5294,74 lb. Gear yang cocok untuk rimpull tersebut
adalah gear 2. Kecepatan gear 2 adalah 16,60 km/jam
dan jarak 0,066 km, maka waktu tempuh segmen LP-O
adalah 14,31 detik.

Perhitungan rimpull dan waktu tempuh alat angkut per Alat angkut dump truck Nissan CWM 330 PS yang
masing-masing segmen dalam keadaan bermuatan dapat beroperasi untuk pengangkutan batubara dari loading
dilihat pada tabel 9 berikut: point menuju stockpile berjumlah 5 unit. Pada tabel 8
berikut adalah perhitungan produksi alat angkut aktual
Tabel 9. Analisis Rimpull Alat Angkut dari Loading CWM 330 PS dengan excavator Komatsu PC 400-LC.
Point ke Stockpile (Keadaan Bermuatan) Produktivitas alat angkut dapat dihitung dengan
persamaan berikut[16]:

(9)

Jadi, berdasarkan analisis rimpull untuk alat angkut


dump truck Nissan CWM 330 PS didapatkan waktu
siklus (cycle time) dari loading point ke stockpile dalam
keadaan bermuatan selama 5,42 menit.

1383
Tabel 12. Produktivitas Alat Angkut Aktual Tabel 14. Produktivitas Alat Angkut Setelah Perbaikan
Efisiensi Kerja

Berdasarkan perhitungan, produktivitas dump truck


Nissan CWM 330 PS aktual sebesar 1.216,148 ton Dari perhitungan di atas diperoleh nilai produktivitas alat
perhari. Sedangkan target produksi sebesar 2.000 ton angkut sebesar 1.884,02 ton per hari. Nilai ini
perhari. Oleh karena itu perlu dilakukan evaluasi menunjukan masih memperlihatkan belum tercapainya
mengenai ketidaktercapaian target produksi ini. target produksi yaitu sebesar 2000 ton per hari.

4.4. Produktivitas Teoritis Alat Angkut Setelah 4.5. Produktivitas Alat Angkut Setelah
Efisiensi Kerja Perbaikan Efisiensi Kerja dan Geometri
Jalan Ideal Secara Teoritis
Perbaikan waktu hambatan dilakukan dengan penekanan
terhadap waktu hilang (lost time) sehingga waktu kerja Simulasi perbaikan kondisi jalan digunakan untuk
efektif bisa meningkat. Perbaikan yang dilakukan memperkirakan produksi teoritis dari alat angkut. Dari
difokuskan pada waktu hambatan yang dapat dihindari. hasil perhitungan analisis rimpull pada tabel 5 dan tabel
Waktu terlambat mulai bekerja dan terlambat mulai 6 diperoleh waktu tempuh total setelah perbaikan jalan.
bekerja setelah istirahat diberi toleransi 10 menit untuk Maka diperoleh estimasi cycle time teoritis alat angkut
hal yang tidak terduga, kalau melebihi akan diberikan setelah perbaikan jalan pada tabel 15 berikut:
teguran. Sedangkan berhenti kerja sebelum waktunya
dibuat tidak ada dengan kedisiplinan dari pengawas ke Tabel 15. Estimasi Cycle Time teoritis dengan Geometri
operator. Perbaikan waktu hambatan bisa dilihat pada Jalan Ideal
tabel 13 berikut:

Tabel 13. Efisiensi Kerja Setelah Perbaikan

Berdasarkan estimasi cycle time teoritis dengan geometri


jalan ideal, maka perhitungan estimasi produktivitas
dump truck Nissan CWM 330 PS dapat dilihat pada tabel
16 berikut:
Tabel 16. Estimasi Produksi Alat Angkut Setelah
Perbaikan Efisiensi Kerja dan Geometri Jalan
Ideal

Setelah dilakukan perbaikan efisiensi kerja alat angkut


dump truck Nissan CWM 330 PS ditandai dengan
pengurangan waktu hambatan yang dapat dihindari.
Maka produktivitas alat angkut dapat dilihat pada tabel
14 sebagai berikut:

1384
Produktivitas alat angkut dump truck Nissan CWM 330 5. Produksi teoritis dump truck CWM 330 PS dengan
PS dengan menggunakan analisis rimpull untuk jalan kondisi jalan setelah perbaikan dan perbaikan
ideal secara teoritis sebesar 2.246,12 ton perhari. Hal ini efisiensi kerja yaitu sebesar 2.246,12 ton/hari dengan
menunjukkan bahwa target produksi sudah tercapai yaitu jumlah dump truck sebanyak 5 unit.
sebesar 2.000 ton perhari.
5.2. Saran
5. Kesimpulan dan Saran
1. Perlu dilakukan pelebaran jalan pada beberapa
segmen yang masih belum memenuhi standar lebar
5.1. Kesimpulan jalan minimum secara teoritis, baik untuk jalan lurus
maupun jalan tikungan.
1. Lebar jalan lurus aktual, segmen SP-A=17 meter, 2. Perlu dilakukan penurunan grade jalan angkut
segmen B-C=8,49 meter, segmen C-D=10,63 meter, produksi minimal sesuai dengan standar yaitu 8%,
segmen D-E=16,55 meter, segmen E-F=13,04 meter, agar memudahkan alat angkut untuk beroperasi,
segmen G-H=12,37 meter, segmen J-K=12,04 meter, sehingga mengurangi cycle time dan meningkatkan
segmen K-L=18,79 meter, segmen L-M=17,09 produksi.
meter, segmen M-N=16,76 meter, segmen N-O=13 3. Perlu dilakukan perbaikan dan perawatan jalan secara
meter dan segmen O-LP=13,6 meter. Lebar jalan berkala sehingga akan meningkatkan efisiensi kerja
tikungan aktual, segmen A-B=10,44, segmen F- dan juga produksi alat angkut.
G=12,65 meter, segmen H-I=12,37 meter, dan 4. Perlu dilakukan peningkatan pengawasan da
segmen I-J=19,21 meter. Grade jalan aktual, segmen kedisiplinan untuk meningkatkan efisiensi kerja dan
SP-A=4,04%, segmen A-B=5,17%, segmen B- produksi.
C=9,32%, segmen C-D=2,64%, segmen D-E=3,24%,
segmen E-F=15,32%, segmen F-G=1,20%, segmen
G-H=3,37%, segmen H-I=3,63%, segmen I-J=1,76%, Daftar Pustaka
segmen J-K=5,33%, segmen K-L=1,99%, segmen L-
M=1,31%, segmen M-N=6,01%, segmen N- [1] Sugiyono. Metodologi Penelitian Kuantitatif,
O=4,16%, dan segmen O-LP=4,62%. Cross Slope Kualitatif, dan R & D. Jakarta: Alfabeta. (2017).
aktual, segmen SP-A=0,096, segmen B-C=0,132, [2] A. Muri Yusuf. Metodologi Penelitian. Padang:
segmen C-D=0,052, segmen D-E=0,087, segmen E- UNP Press. (2013).
F=0,079, segmen G-H=0,079, segmen J-K=0,105, [3] Awang, Suwandhi. Perencanaan Jalan Tambang.
segmen K-L=0,087, segmen L-M=0, Segmen M- Diklat Perencanaan Tambang Terbuka. (2004).
N=0,044, Segmen N-O=0,052, dan segmen O-LP=0. [4] Ady, Winarko, Djuki Sudarmono, M. Akib Abro.
Superelevasi aktual, segmen A-B=0,026, segmen F- Evaluasi Teknis Geometri Jalan Angkut
G=0,017, segmen H-I=0,158, dan segmen I-J=0,07. Overburden untuk Mencapai Target Produksi
2. Lebar jalan lurus secara teoritis lebar jalan lurus 240.000 BCM/Bulan di Site Project Mas Lahat PT.
adalah 12 meter, jadi segmen B-C dari 8,49 meter Ulima Nitra Sumatera Selatan. Jurusan Teknik
ditambah 3,30 meter dan segmen C-D dari 10,63 Pertambangan Fakultas Teknik Universitas
meter ditambah 1,37 meter Lebar jalan tikungan Sriwiaya. 1, 1 (2014).
secara teoritis lebar jalan tikungan adalah 17 meter, [5] Aldiansyah, Jamal Rauf Husain, Arif Nurwaskito.
jadi segmen A-B dari 10,44 meter ditambah 6,56 Analisis Geometri Jalan di Tambang Utara pada
meter, segmen F-G dari 12,65 meter ditambah 4,35 PT. Ifishdeco Kecamatan Tinanggea Kabupaten
meter, segmen H-I dari 12,37 meter ditambah 4,63 Konawe Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara.
meter Grade jalan yang baik secara teoritis sebesar Jurnal Geomine. 4, 1 (2015).
8%, maka perlu segmen yang perlu dikurangi adalah [6] Anton, Asri Demara, Dono Guntoro, A. Machali
segmen B-C sebesar 1,32% dan segmen E-F sebesar Muchsin. Evaluasi Jalan Angkut dari Kilometer
7,32%. Cross slope secara teoritis dengan lebar jalan 21+400 Meter sampai dengan Kilometer 24+400
teoritis pada keadaan lurus sebesar 12 meter adalah Meter pada Peambangan Nikel di PT.
0,04 maka beda tinggi yang harus dibuat adalah Bintangdelapan Mineral, Desa Fatufia, Kecamatan
sebesar 24 cm. Superelevasi yang harus dibuat untuk Bahodpi, Kabupaten Morowali, Provinsi Sulawesi
lebar tikungan 17 meter adalah 0,05 Sehingga beda Tengah. Prodi Teknik Pertambangan Fakultas
tinggi antara sisi dalam dan sisi luar tikungan yang Teknik Universitas Islam Bandung. Prosiding
harus dibuat adalah 0,85 meter. Teknik Pertambangan (2017).
3. Produksi aktual dump truck CWM 330 PS dengan [7] Kurniawan, Nur Pratomo, Dono Guntoro, Dudi
kondisi jalan sebelum perbaikan yaitu sebesar Nasrudin Usman. Evaluasi Jalan Angkut dari Front
1.216,148 ton/hari dengan jumlah dump truck Tambang Andesit ke Crusher II pada
Penambangan Batu Andesit di PT. Gunung Kecapi,
sebanyak 5 unit. Kabupaten Purwakarta, Provinsi Jawa. Prodi
4. Produksi dump truck CWM 330 PS setelah dilakukan Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas
perbaikan efisiensi kerja yaitu sebesar 1.884,02 Islam Bandung. Prosiding Teknik Pertambangan
ton/hari dengan jumlah dump truck sebanyak 5 unit. (2016).

1385
[8] Akhmad, Rifandy, Ryan Muhammad Noor.
Evaluasi Geometri Jalan Tambang (Ramp) pada
Kegiatan Pengupasan Tanah Penutup di Pit Seam
12 PT. Kitadin Job Site Embalut Kecamatan
Tenggarong Seberang Kabupaten Kutai
Kartanegara. Program Studi Teknik Pertambangan
Fakultas Teknik Universitas Kutai Kartanegara.
Jurnal Geologi Pertambangan. 2, 1 (2015).
[9] M. Tasrik Hi. Malik, Maryanto, Yuliadi. Evaluasi
Geometri Jalan Angkut dari Lokasi Pengupasan
Overburden ke Disposal pada Sektor
Penambangan Bijih Besi Blok 2D di PT. Adidaya
Tangguh, Desa Tolong, Kecamatan Lede,
Kabupaten Taliabu, Maluku Utara. Prodi Teknik
Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Islam
Bandung. Prosiding Teknik Pertambangan (2017).
[10] Kaufman, Walter W and James C.Ault. Design of
Surface Mine Haulage Roads-A Manual.
Washington: United States Department of The
Interior Bereau of Mines. (1977).
[11] Uyu, Saismana, Raf’an Hidayatullah, Andi Fadly.
Evaluasi Kondisi Jalan Angkut Overburden Pit 1
Blok 15 PT. Rimau Energy Mining Site Putut
Tawuluh Kecamatan Karosen Janang. Program
Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknik
Universitas Lambung Mangkurat. Jurnal
HIMASAPTA. 3, 1 (2018).
[12] Thoni, Riyanto, Agus Triantoro, Riswan, Yosua
Dinata Olla. Evaluasi Jalan Tambang Berdasarkan
Geometri dan Daya Dukung pada Lapisan Tanah
Dasar Pit Tutupan Area Highwall. Program Studi
Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas
Lambung Mangkurat. Jurnal HIMASAPTA. 1, 2
(2016).
[13] Partanto, Prodjosumarto. Pemindahan Tanah
Mekanis. Jurusan Teknik Pertambangan Institut
Teknologi Bandung. Bandung. (1996).
[14] Rudy, Azwari. Evaluasi Jalan Angkut dari Front
Tambang Batubara menuju Stockpile Block B pada
Penambangan Batubara di PT. Minemex
Indonesia, Desa Talang Serdang Kecamatan
Mandiangin Kabupaten Sarolangun Provinsi
Jambi. Prodi Teknik Pertambangan Fakultas
Teknik Universitas Islam Bandung. Prosiding
Teknik Pertambangan (2015).
[15] Akhmad, Rifandy, Hefni. Kajian Geometri Jalan
Hauling pada PT. Guruh Putra Bersama Site Desa
Gunung Sari KEcamatan Tabang KAbupaten Kutai
Kartanegara. Program Studi Teknik Geologi
Fakultas Teknik Universitas Kutai Kartanegara.
Jurnal Geologi Pertambangan. 1, 1 (2016).
[16] Rochmanhadi. 1985. Perhitungan Biaya
Pelaksanaan Pekerjaan dengan Menggunakan
Alat-Alat Berat. Jakarta: Departemen Pekerjaan
Umum Badan Penerbit Pekerjaan Umum.

1386

S-ar putea să vă placă și