Sunteți pe pagina 1din 10

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/266375983

PEMERIKSAAN BAKTERIOLOGIS AIR MINUM ISI ULANG DI


BEBERAPA DEPO AIR MINUM ISI ULANG DI DAERAH LENTENG
AGUNG DAN SRENGSENG SAWAH JAKARTA S....

Article · June 2008

CITATIONS READS
5 9,151

1 author:

Maksum Radji
University of Indonesia
75 PUBLICATIONS   324 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Development of Herbal Material for Cosmetic View project

All content following this page was uploaded by Maksum Radji on 03 October 2014.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


ISSN : 1693-9883
Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol. V, No. 2, Agustus 2008, 101 - 109

PEMERIKSAAN BAKTERIOLOGIS
AIR MINUM ISI ULANG DI BEBERAPA
DEPO AIR MINUM ISI ULANG
DI DAERAH LENTENG AGUNG DAN
SRENGSENG SAWAH JAKARTA SELATAN
Maksum Radji, Heria Oktavia dan Herman Suryadi
Laboratorium Mikrobiologi dan Bioteknologi Departemen Farmasi FMIPA UI, Depok.

ABSTRACT
Recently, refilled drinking water stores are flourishing in the some cities of Indonesia.
This research tries to find out the quality of refilled drinking water at some shop in
Jagakarsa, South Jakarta. The samples of refilled drinking water were taken from thir-
teen shops around Lenteng Agung and Srengseng Sawah, Jagakarsa area. The bacte-
riological test of refilled drinking water was to detect the availability of Coliform
bacteria and identification of some bacterial pathogens such as Escherichia coli, Sal-
monella, Staphylococcus aureus, Clostridium perfringens and Pseudomonas aeruginosa.
It had been concluded that two of thirteen samples of refilled drinking water had the
total number of bacteria above of the limit number according to the standard about the
quality and requirement of drinking water. Four of the thirteen samples contain Sta-
phylococcus aureus and none of the samples contain Escherichia coli, Salmonella,
Clostridium perfringens and Pseudomonas aeruginosa.
Key words: refilled drinking water, coliform bacteria.

ABSTRAK
Dalam beberapa tahun terakhir ini usaha air minum isi ulang telah berkembang pesat
di beberapa kota di Indonesia. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran
tentang kualitas air minum isi ulang yang dijual di beberapa depo air minum isi
ulang di daerah Jagakarsa, Jakarta Selatan. Pengujian bakteriologis dilakukan terhadap
13 sampel air minum isi ulang yang diambil dari depo air minum isi ulang yang
tersebar di sekitar Lenteng Agung dan Srengseng Sawah Jagakarsa, meliputi peme-
riksaan angka cemaran bakteri, bakteri coliform dan beberapa bakteri patogen yaitu
Escherichia coli, Salmonella, Staphylococcus aureus, Clostridium perfringens and
Pseudomonas aeruginosa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dua dari 13 sampel
air minum isi ulang mengandung cemaran mikroba melebihi batas yang dipersyaratkan
dalam air minum, 4 sampel mengandung bakteri Staphylococcus aureus dan tidak

Corresponding author : E-mail : maksum@farmasi.ui.ac.id

101
ada satupun sampel yang diuji mengandung Escherichia coli, Salmonella, Clostridium
perfringens dan Pseudomonas aeruginosa.
Kata kunci : air minum isi ulang, bakteri coliform.

PENDAHULUAN tahun 2002 bahwa air minum tidak


diperbolehkan mengandung bakteri
Air merupakan materi yang coliform dan Escherichia coli. (1).
sangat penting dalam kehidupan, Sedangkan dalam Standar Nasional
baik tanaman, hewan maupun ma- Indonesia (SNI) No. 01-3553-2006, air
nusia. Kehidupan manusia tentu minum dalam kemasan selain tidak
tidak terlepas dari kebutuhan akan boleh mengandung bakteri patogen
air bersih terutama air minum. Selama yaitu Salmonella dan Pseudomonas
ini kebutuhan akan air dipenuhi dari aeruginosa, juga tidak boleh mengan-
berbagai sumber antara lain air dung cemaran mikroba lebih besar
tanah, air sungai, air hujan, air pegu- dari 100 koloni/ml. (2).
nungan dan air laut yang diolah sede- Salah satu upaya untuk meme-
mikian rupa dan ditawarkan sebagai nuhi kebutuhan air minum adalah
bahan baku air. Kebutuhan akan air produksi air minum isi ulang yang
semakin lama semakin meningkat pada saat ini telah berkembang pesat
sesuai dengan keperluan dan taraf di seluruh daerah di Indonesia, uta-
kehidupan penduduk. manya di perkotaan seiring dengan
Masalah utama yang harus di- pertumbuhan industri air dalam
hadapi dalam pengolahan air adalah kemasan. Usaha ini ditempuh untuk
semakin tingginya tingkat pen- memberikan pilihan bagi masyarakat
cemaran air, baik pencemaran yang untuk mendapatkan air minum yang
berasal dari air limbah rumah tangga baik ditengah-tengah semakin mahal-
maupun limbah industri, sehingga nya harga air minum dalam kemasan.
upaya-upaya baru terus dilakukan Sebagai air minum, air minum isi
untuk mendapatkan sumber air, ulang harus memenuhi persyaratan
khususnya untuk pemenuhan akan kualitas yang telah ditetapkan.
air minum yang memenuhi persya- Hampir di setiap jalan terdapat depo
ratan yang telah ditetapkan. yang menjual air minum isi ulang.
Standar air minum di Indonesia Namun kualitas air minum isi ulang
mengikuti standar WHO yang dalam masih diragukan karena diduga
beberapa hal disesuaikan dengan dapat terkontaminasi mikroba pato-
kondisi di Indonesia. Pada tahun gen jika penanganan dan pengolahan-
2002, Departemen Kesehatan RI telah nya kurang baik. Pemeriksaan kua-
menetapkan kriteria kualitas air litas bakteriologis air minum dalam
secara mikrobiologis, melalui Kepu- kemasan termasuk air minum isi
tusan Menteri Kesehatan No. 907 ulang harus dilakukan pemeriksaan

102 MAJALAH ILMU KEFARMASIAN


cemaran bakterinya secara berkala. METODOLOGI
Dalam lampiran Kepmenkes No. 907
tahun 2002 ditetapkan bahwa peme- Bahan
riksaan kualitas bakteriologi air mi- Sampel air minum isi ulang ber-
num dalam kemasan dan air minum asal dari 13 depo air minum isi ulang
isi ulang disebutkan bahwa peme- yang berada di kelurahan Lenteng
riksaan bakteriologis air baku untuk Agung dan Srengseng Sawah keca-
air minum harus dilakukan setiap 3 matan Jagakarsa Jakarta Selatan.
bulan sekali sedangkan untuk air Pengambilan sampel dilakukan secara
minum yang siap dimasukkan ke aseptis masing-masing 500 ml, se-
dalam kemasan minimal 1 kali setiap banyak 2 botol.
bulan (1). Media perbenihan yang diguna-
Depo air minum isi ulang ini kan adalah Lactose Broth, Brilliant
merupakan usaha yang berkembang Green Lactose Bile Broth (BGLB), Lac-
pesat sejak tahun 2002, dengan harga tose Broth, Eosin Methylene Blue Agar
yang relatif lebih murah jika diban- (EMBA), Nutrient Agar, Nutrient
dingkan dengan harga air minum Broth, Simmon’s Citrate Agar, Salmo-
dalam kemasan. nella Shigella Agar (SSA). Plate Count
Penelitian ini dilakukan untuk Agar, Mannitol Salt Agar (MSA),
mendapatkan gambaran akan kua- Centrimide Agar, medium MR-PV.
litas air minum isi ulang yang sampel- Larutan pereaksi yang digunakan
nya diambil dari depo air minum isi adalah pereaksi IMViC, larutan ?-naf-
ulang di kelurahan Lenteng Agung tol 1% dan larutan Kalium Hidrok-
dan kelurahan Srengseng Sawah, sida (KOH) 40%.
kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Diharapkan dari hasil penelitan ini Alat
dapat memberikan manfaat baik bagi Autoklaf (Hirayama,Japan),
Dinas Kesehatan setempat untuk lemari bersih yang dilengkapi dengan
melakukan pengawasan secara ber- laminar air flow (ESCO), incubator
kala terhadap kualitas air minum isi (Mmmert-WG, Imperial III Lab-
ulang, maupun bagi masyarakat se- Line), mikroskop (Euromex C. Ra-
bagai konsumen air minum isi ulang nge), vortex (Fischer Scientific), oven
dan para pemilik depo air minum isi (WTB binder, Lab-Line), timbangan
ulang agar dapat melakukan peme- analitik (AND Japan), lemari pen-
liharaan dan perbaikan secara terus dingin dan alat-alat gelas.
menerus dalam penanganan dan
pengolahan air minum isi ulang Cara kerja
secara baik, sehingga terhindar dari
pencemaran mikroba sebagai upaya Pengambilan dan penanganan sampel
untuk melindungi kesehatan masya- Sampel diambil dari keran air
rakat. siap minum dengan menggunakan

Vol. V, No.2, Agustus 2008 103


botol steril masing-masing sebanyak Untuk pengujian dan penghitungan
500 ml secara aseptis. Sampel dikocok bakteri coliform ini digunakan media
homogen dan dipipet sebanyak 25,0 Brilliant Green Lactose Bile 2% (BGLB).
ml ke dalam labu steril yang telah Prinsip penentuan angka bakteri
berisi 225 ml larutan pengencer dan coliform adalah bahwa adanya per-
dikocok sampai homogen. Selanjut- tumbuhan bakteri coliform yang di-
nya dilakukan pengenceran secara tandai dengan terbentuknya gas pada
serial sehingga didapatkan pengen- tabung Durham, setelah diinkubasi-
ceran 100 kali dan 1000 kali. (3). kan pada media yang sesuai (3,4).
Setelah sampel dihomogenisasi-
Pengujian angka lempeng total kan dan dilakukan pengenceran sam-
Pengujian angka lempeng total pel dalam larutan pengencer yang
dilakukan sesuai dengan prosedur sesuai sehingga didapatkan hasil
yang telah ditetapkan (3). Dari pengenceran 10 kali, 100 kali dan 1000
masing-masing hasil pengenceran kali, pipet 1 ml larutan pengenceran
sampel dipipet 1,0 ml ke dalam cawan sampel 10 kali ke dalam masing-
Petri steril, kemudian dituangkan 15- masing 3 tabung reaksi yang berisi
20 ml media Plate Count Agar (PCA), 5 ml medium Lactose Broth yang di
yang telah dicairkan dan didinginkan dalamnya terdapat tabung Durham
hingga temperaturnya 450C. Cawan terbalik. Lakukan juga terhadap la-
Petri segera digoyang dan diputar rutan hasil pengenceran 100 kali pada
sampai media tersebar merata dan 3 deret tabung kedua dan 1000 kali
homogen. Percobaan dilakukan pada 3 deret tabung ketiga.
secara duplo dan disertakan cawan Seluruh tabung diinkubasi pada
Petri yang mengandung media dan suhu 370C selama 24 – 48 jam. Setelah
larutan pengencer yang tidak me- 24 jam catat jumlah tabung yang
ngandung sampel sebagai kontrol uji membentuk gas pada masing-masing
(blanko). Setelah media membeku, pengenceran dan inkubasi kembali
inkubasi cawan petri pada suhu 370C tabung yang tidak membentuk gas
selama 24 jam dengan posisi terbalik. selama 24 jam, kemudian catat jumlah
Dihitung koloni yang tumbuh pada tabung yang membentuk gas.
setiap cawan petri. Angka total Untuk uji konfirmasi dilakukan
bakteri dalam 1 ml sampel adalah dengan cara memindahkan sebanyak
dengan mengalikan jumlah rata-rata 1 sengkelit dari tiap tabung yang
koloni pada cawan petri dengan membentuk gas pada media Lactose
faktor pengenceran yang digunakan. Broth ke dalam tabung yang berisi
10 ml Brilliant Green Lactose Bile 2%.
Pengujian bakteri coliform Inkubasikan semua tabung pada suhu
Coliform adalah golongan bakteri 370C selama 24 - 48 jam.
yang merupakan campuran antara Adanya gas pada tabung Dur-
bakteri fekal dan bakteri non fekal. ham dalam media BGLB 2% memper-

104 MAJALAH ILMU KEFARMASIAN


kuat adanya bakteri coliform. Hasil kan keputusan No. 705 tahun 2003
angka bakteri coliform didapatkan yang menyebutkan bahwa industri
dari tabel yang memberikan nilai air minum isi ulang disamakan
duga terdekat dengan kombinasi ta- dengan industri air minum dalam
bung yang positif dan tabung yang kemasan, sehingga seluruh ketentuan
negatif pada uji konfirmasi. yang terdapat pada keputusan ter-
sebut juga berlaku bagi air minum isi
Identifikasi bakteri Escherichia coli ulang (6).
Masing-masing biakan positif Berdasarkan Standar Nasional
pada uji konfirmasi bakteri coliform, Indonesia (SNI) No. 01-3553 tahun
diambil satu sengkelit dan diinoku- 2006, tentang persyaratan air minum
lasikan pada media Eosin Methylene dalam kemasan, ditetapkan bahwa
Blue Agar (EMBA), dan diinkubasi persyaratan mutu air minum dalam
pada suhu 370C selama 24 jam. Dipilih kemasan harus memenuhi batas
koloni warna hijau dengan kilap cemaran mikroba yang terdiri dari
logam dan bintik biru kehijauan dari penentuan angka lempeng total,
media EMBA dan digoreskan pada angka bakteri coliform dan identifikasi
media Nutrient Agar. Setelah diin- bakteri patogen (2).
kubasi pada suhu 370C selama 24 jam Pengujian angka lempeng total
dilakukan identifikasi Escherichia coli merupakan salah satu cara untuk
dengan uji IMViC (Indol, Metil merah menentukan jumlah mikroba dalam
Voges Praskauer dan Sitrat) (5). sampel air minum isi ulang secara
tidak langsung dengan metode hi-
Identifikasi bakteri patogen tung mikroba yang hidup dalam me-
Sampel yang diperoleh dipipet dia agar. Cara ini lebih akurat diban-
sebanyak 10,0 ml ke dalam 90 ml dingkan dengan cara hitung lang-
Nutrient Broth dan diinkubasi pada sung melalui pengamatan di bawah
suhu 370C selama 24 jam. Hasil biakan mikroskop, karena cara ini dapat
dipipet masing-masing 0,25 ml ke- menentukan jumlah mikroba hidap
mudian diinokulasikan pada media melalui kemampuannya membentuk
selektif yang sesuai dengan jenis bak- koloni pada media agar yang dapat
teri patogen yang akan diidentifikasi langsung dilihat dengan mata tanpa
sesuai dengan prosedur yang telah bantuan mikroskop.
ditetapkan (3, 5). Sebagaimana terlihat pada Tabel
1, diantara ke 13 sampel air isi yang
HASIL DAN PEMBAHASAN diuji terdapat dua sampel yang angka
lempeng totalnya tinggi yaitu sampel
Dalam rangka memberikan per- No. 3 yang angka lempeng totalnya
lindungan kepada konsumen air sebesar 2,0 x 103 bakteri /ml bahan
minum isi ulang, Menteri Perindus- uji dan sampel No.1 dengan angka
trian dan Perdagangan mengeluar- lempeng totalnya 8,4 x 102. Hasil ini

Vol. V, No.2, Agustus 2008 105


Tabel 1. Hasil pengujian angka lempeng total dari sampel air minum isi ulang
yang diambil dari beberapa depo air minum isi ulang
di daerah Jagakarsa Jakarta Selatan

No Kode sampel Angka lempeng total (bakteri/ml)

1 A 8,4 x 102
2 B < 10
3 C 2 x 103
4 D < 10
5 E < 10
6 F 30
7 G 15
8 H 10
9 I < 10
10 J 10
11 K < 10
12 L 10
13 M 10

menunjukkan bahwa ada dua sampel dan Clostridium perfringens dan Pseu-
yang angka lempeng totalnya mele- domonas aeruginosa (2, 7). Bakteri
bihi batas cemaran mikroba yang coliform adalah golongan bakteri yang
dipersyaratkan oleh Standar Nasio- hidup dalam saluran percernaan
nal Indonesia (SNI) No. 01-3553 tahun manusia antara lain golongan Ente-
2006 yaitu 1,0 x 102. robacter, Klebsiella, Proteus dan Escheri-
Pemeriksaan angka lempeng to- chia coli. Golongan bakteri patogen
tal tidak selalu mengindikasikan kua- lainnya yang perlu mendapatkan
litas sampel sebagai air minum perhatian dan sering ditemukan di
karena dengan pemeriksaan jumlah dalam air minum adalah Salmonella,
bakteri yang terdapat dalam sampel Staphylococcus dan Pseudomonas.
tidak dapat menunjukkan keberada- Dalam pemeriksaan bakteri coli-
an dari suatu mikroba patogen pada form dengan cara uji nilai duga ter-
manusia. Oleh sebab itu pemeriksaan dekat, dilakukan melalui uji prakiraan
untuk mengetahui cemaran bakteri dan uji konfirmasi. Uji konfirmasi
patogen perlu dilakukan untuk meng- dilakukan untuk meyakinkan keber-
identifikasi lebih lanjut bakteri pato- adaan uji coliform karena pada uji
gen dalam sampel air minum isi ulang prakiraan hasil yang positif tidak
tersebut. selalu disebabkan oleh adanya bak-
Air minum yang layak untuk teri coliform. Hasil uji positif dapat
dikonsumsi tidak boleh mengandung juga disebabkan oleh bakteri lain
bakteri coliform dan bakteri patogen yang dapat memfermentasi laktosa
termasuk Escherichia coli, Salmonella yang disertai dengan pembentukan

106 MAJALAH ILMU KEFARMASIAN


gas dan asam atau dikarenakan oleh lektif dalam menumbuhkan Escheri-
bakteri-bakteri yang bersifat sinergis chia coli karena dalam media ini me-
sehingga dapat menguraikan karbo- ngandung eosin yang dapat meng-
hidrat dan membentuk gas. Dalam uji hambat pertumbuhan bakteri gram
konfirmasi digunakan media selektif positif dan hanya dapat menum-
yaitu media Brilliant Green Lactose Bile buhkan bakteri gram negatif. Bila
2%. (BGLB) yang mengandung ga- dalam biakan terdapat bakteri Es-
ram empedu yang dapat mengham- cherichia coli maka asam yang
bat pertumbuhan bakteri gram positif dihasilkan dari fermentasi akan
yang tidak hidup dalam saluran pen- menghasilkan warna koloni yang
cernaan manusia dan mengandung spesifik untuk bakteri Escherichia coli
hijau brilian yang dapat menghambat yaitu koloni yang berwarna hijau
pertumbuhan bakteri gram negatif dengan kilap logam. (5, 9). Dalam
tertentu selain coliform (5, 8). penelitian ini tidak ditemukan ada-
Pemeriksaan bakteri Escherichia nya bakteri coliform dan Escherichia coli
coli dilakukan dengan menginokulasi dari 13 sampel yang diperiksa.
sampel yang ditelah ditanam dalam Hasil identifikasi bakteri patogen
media uji konfirmasi, pada media dari ke 13 sampel yang diperikasa
selektif yaitu Eosin Methylene Blue dalam dilihat pada Tabel 2. Dalam
Agar (EMBA). Media ini bersifat se- Tabel ini terbukti bahwa seluruh

Tabel 2. Hasil identifikasi bakteri patogen dari sampel air minum isi ulang
yang diambil dari beberapa depo air minum isi ulang
di daerah Jagakarsa Jakarta Selatan
Kode Pseudomonas Clostridium
No E. coli Coliform Salmonella S. aureus
sampel aeruginosa perfringens
1 A - - - (+) - -
2 B - - - - - -
3 C - - - (+) - -
4 D - - - - - -
5 E - - - - - -
6 F - - - - - -
7 G - - - (+) - -
8 H - - - - - -
9 I - - - - - -
10 J - - - - - -
11 K - - - - - -
12 L - - - (+) - -
13 M - - - - -
(+) ada pertumbuhan koloni bakteri
(-) tidak ada pertumbuhan koloni bakteri

Vol. V, No.2, Agustus 2008 107


sampel yang diperiksa tidak mengan- pada makanan dan minuman (10).
dung bakteri Salmonella, Clostridium Adanya berbagai informasi yang
perfringens dan bakteri Pseudomonas menyatakan bahwa air minum isi
aeruginosa. Sedangkan bakteri Staphy- ulang yang diedarkan oleh depo air
lococcus aureus ditemukan pada 4 minum isi ulang terkontaminasi
sampel dari 13 sampel yang dipe- dengan bakteri coliform dan Escheri-
riksa. chia coli perlu mendapatkan perhatian
Identifikasi keberadaan bakteri yang serius. Pada air minum isi ulang
patogen pada air minum isi ulang terjadinya proses kontaminasi tidak
sangat penting untuk dilakukan di saja dapat disebabkan oleh tingginya
samping bakteri coliform dan Escheri- kandungan cemaran mikroba yang
chia coli yang merupakan indikator berasal dari air baku yang diguna-
adanya pencemaran air oleh bakteri kan, akan tetapi juga dapat disebab-
fekal manusia. Dalam penelitian ini kan oleh kurang memadainya proses
ditemukan adanya bakteri Staphylo- filtrasi, proses sterilisasi yang meng-
coccus aureus pada sampel nomer 1, gunakan sinar ultra violet (UV) atau
3, 4 dan 7. ozonisasi yang dilakukan di depo air
Persyaratan batas cemaran bak- isi ulang, serta sanitasi dan pada
teri dalam air minum minum yang proses pengisian air ke dalam gallon
tercantum pada Surat Keputusan air minum isi ulang tersebut. Oleh
Badan POM No. 037267 tahun 1989 karena itu pemantauan akan kualitas
(7) dan persyaratan batas cemaran air minum isi ulang ini khususnya
bakteri air minum dalam kemasan pemantauan terhadap cemaran bak-
pada Standar Nasional Indonesia teri harus terus menerus dilakukan
(SNI) No. 01-3553 tahun 2006 (2) baik oleh pemilik sarana depo air
hanya mencantumkan bahwa bakteri minum isi ulang sendiri maupun oleh
Salmonella, Pseudomonas aeruginos, Es- Dinas Kesehatan setempat untuk
cherichia coli dan Clostridium perfringens memberikan jaminan bagi masyarakat
yang tidak boleh ada di dalam air dalam memperoleh air minum yang
minum dalam kemasan dan tidak memenuhi persyaratan yang telah
diharuskan untuk mengidentifikasi ditetapkan.
keberadaan bakteri Staphylococcus
aureus. Namun demikian pada pene- KESIMPULAN
litian ini kami memandang perlu
untuk mengidentifikasi keberadaan Dari hasil penelitian ini dapat
bakteri Staphylococcus aureus karena diambil kesimpulan :
bakteri yang sering ditemukan se- 1. Dua dari ke 13 sampel yang diuji,
bagai flora normal pada kulit dan angka cemaran mikrobanya me-
selaput lendir manusia ini dapat lebihi batas yang telah ditetap-
menghasilkan enterotoksin yang se- kan pada Standar Nasional Indo-
ringkali menjadi penyebab keracunan nesia (SNI) No. 01-3553 tahun

108 MAJALAH ILMU KEFARMASIAN


2006 yaitu 1,0 x 102 koloni/ml air 5. Radji M. 2006, Penuntun Prak-
minum. tikum Mikrobiologi Farmasi, Edisi
2. Seluruh sampel yang diuji tidak 2, Departemen Farmasi FMIPA-
mengandung bakteri coliform, UI, Depok.
Escherichia coli. Salmonella, Pseu- 6. Anonim. 2003, Keputusan Men-
domonas aeruginosa dan Clostridium teri Perindustrian dan Perda-
perfringens. gangan No. 705/MPP/Kep/II/
3. Empat dari ke 13 sampel yang 2003, tentang Persyaratan Teknis
diuji terkontaminasi oleh bakteri Industri Air Minum Dalam
Staphylococcus aureus. Kemasan dan Perdagangannya.
Departemen Perindustrian dan
DAFTAR PUSTAKA Perdagangan RI.
7. Anonim. 1994. Kumpulan Per-
1. Anonim. 2002. Keputusan Men- aturan Perundang-undangan di
teri Kesehatan RI. No. 907/Men- Bidang Makanan. Bhakti Hu-
kes /SK/ VII/2002 tentang Sya- sada. Dirjen POM, Depkes RI.
rat-syarat dan Pengawasan Kua- 8. Anonim. 2003. Brilliant Green
litas Air Minum. Departemen Bile Broth 2%, Product Manual
Kesehatan RI. Information. Alpha Bioscience
2. Anonim. 2006. Air Minum Dalam Inc.
Kemasan, Standar Nasional In- 9. Anonim. 2001. Eosin Methylene
donesia, SNI 01-3553-2006, Ba- Blue Agar, Levine, Product In-
dan Standar Nasional. formation. Acumedia Manufac-
3. Anonim.1992. Cara Uji Cemaran tures Inc.
Mikroba, Standar Nasional Indo- 10. Jawetz E, JL Melnick, and EA
nesia, SNI 01-2897-1992, Badan Adelberg. 2002. Medical Microbi-
Standar Nasional. ology, 22 nd ed. Lange Medical
4. Harmita dan Radji M. 2008. Buku Publications, McGraw - Hill.
Ajar Analisis Hayati, Edisi 3. USA.
Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Jakarta.

Vol. V, No.2, Agustus 2008 109

View publication stats

S-ar putea să vă placă și