Sunteți pe pagina 1din 13

JESTT Vol. 1 No.

5 Mei 2014

KEWIRAUSAHAAN SOSIAL PADA PONDOK PESANTREN SIDOGIRI PASURUAN

Azel Raoul Reginald


Mahasiswa Program Studi S-1 Ekonomi Islam – Fakultas Ekonomi dan Bisnis – Universitas
Airlangga
Email: azel_raoul@yahoo.com

Imron Mawardi
Departemen Ekonomi Syariah – Fakultas Ekonomi dan Bisnis – Universitas Airlangga
Email: ronmawardi@gmail.com

ABSTRACT

Joblessness and lack of social welfare are economic problems which require the
involvement of all people to overcome. The education aspect which functions to prepare
educated human resource also plays important roles in reducing the level of joblessness
and increase the social welfare. Islamic Boarding School Sidogiri Pasuruan as an educational
institution not only provides Salaf education materials, but gives social benefits through its
social entrepreneurship program.
The aim of this research is to discover the social entrepreneurship applied at Islamic
Boarding School Sidogiri Pasuruan. This research uses qualitative descriptive approach,
by using a qualitative research of case study. Technique of data collection applied in this
research is through documents, interview, participatory observation, and documentation
upon the informants selected by using purposive sampling methods.
The results of the research show that the application of social entrepreneurship at
Islamic Boarding School Sidogiri Pasuruan can be proven by the innovation of
establishment of social entrepreneurship institution, i.e. Kopontren Sidogiri (Cooperative of
Islamic Boarding School Sidogiri), Pustaka Sidogiri, Buletin Sidogiri (Sidogiri Buletin), BMT
Maslahah, BMT UGT Sidogiri, BPRS UMMU Sidogiri dan Koperasi Agro Sidogiri (Sidogiri
Agribusiness Cooperative). They have been established based on the ideas and roles of civil
society of Islamic Boarding School Sidogiri Pasuruan to maintain the economic activities,
i.e. the duty of delivering Islamic values (dakwah), business, and providing social values for
the society around Islamic Boarding School Sidogiri Pasuruan.
Keyword: social entrepreneurship, Islamic Boarding School Sidogiri Pasuruan.

I. PENDAHULUAN juta orang dimana pendidikan


A. Latar belakang menengah masih tetap menempati posisi
Pengangguran dan kurangnya tertinggi sehingga dapat disimpulkan
kesejahteraan hidup adalah masalah bahwa lulusan pendidikan pun masih
paling rumit yang masih susah ditangani banyak yang menganggur sehingga
pemerintah Indonesia hingga saat ini. belum banyak yang mandiri dalam hal
Keterbatasan lapangan kerja dan pemenuhan kebutuhan ekonominya.
kurangnya minat berwirausaha Memasuki era kompetitif seperti
merupakan akar penyebab dari semua sekarang, orientasi menciptakan tenaga
permasalahan tersebut. kerja yang berkualitas harus diimbangi
Berdasarkan berita resmi Badan dengan terciptanya wirausahawan yang
Pusat Statistik Tingkat Pengangguran berkualitas dengan kuantitas yang tinggi
Terbuka (TPT) Indonesia per Februari 2013 pula sehingga semakin banyaknya
mencapai 5,92 persen atau sebesar 7,2 wirausahawan yang berkualitas maka

333
JESTT Vol. 1 No. 5 Mei 2014

jumlah lapangan kerja dan pendapatan jenjang pendidikan, baik pendidikan


ekonomi masyarakat pun meningkat dan umum maupun madrasah di pondok
berdampak pada menurunnya jumlah pesantren (Saputro, 2012). Adanya ilmu
pengangguran. Melihat kondisi tersebut, kewirausahaan dalam kurikulum
maka dunia pendidikan harus mampu pendidikan sangat berdampak positif
berperan aktif menyiapkan sumber pada penciptaan lapangan kerja,
daya manusia terdidik yang mampu pertumbuhan ekonomi dan
menghadapi berbagai tantangan kesejahteraan masyarakat Indonesia
kehidupan. Dunia pendidikan tidak cukup sehingga dapat dikatakan bahwa sistem
hanya menguasai teori-teori melainkan kewirausahaan yang diterapkan adalah
juga mau dan mampu menerapkannya sistem kewirausahaan sosial. Konsep
dalam kehidupan sosial. Pendidikan wirausaha sosial atau social entrepreneur
tidak hanya mampu menerapkan ilmu berbeda dengan konsep business
yang diperoleh di bangku sekolah saja entrepreneur dimana business
melainkan juga mampu memecahkan entrepreneur meskipun mendorong
berbagai persoalan yang dihadapi dalam terciptanya kegiatan-kegiatan ekonomi
kehidupan sehari-hari. Pendidikan yang tetapi tetap saja memiliki semangat
demikian adalah pendidikan yang menumpuk kekayaan pada dirinya sendiri.
berorientasi pada kewirausahaan yaitu Sedangkan wirausaha sosial atau social
jiwa keberanian dan kemauan entrepreneur apabila memiliki kekayaan
menghadapi problema hidup dan dari aktivitas ekonomi maka kekayaan
kehidupan secara wajar, jiwa kreatif untuk tersebut digunakan untuk menolong
mencari solusi dan mengatasi problema masyarakat (Juwaini, 2011:257).
tersebut, jiwa mandiri dan tidak Begitu pula dengan konsep secara
bergantung pada orang lain (Rahmat, umum dari kewirausahaan sosial yang
2011:1). Pendidikan kewirausahaan harus juga tidak sama dengan konsep CSR
ditumbuhkan sebagai minat semangat (Corporate Social Responsibility) dimana
membangun jiwa kewirausahaan sejak perusahaan melakukan CSR dengan
bangku pendidikan sehingga ketika lulus tujuan dengan diadakannya kegiatan
sekolah mereka siap membuka usaha. tersebut maka diharapkan masyarakat
Kebijakan terhadap pendidikan lebih mengenal perusahaan tersebut.
kewirausahaan di jenjang pendidikan Sedangkan kewirausahaan sosial
harus ditempuh dengan visi mencetak merupakan sebuah konsep
lulusan menjadi wirausahawan sukses. kewirausahaan yang murni bergerak di
Pemerintah Indonesia bidang sosial sehingga menjadi kewajiban
memasukkan materi kewirausahaan setiap muslim untuk melakukan hal yang
dalam kurikulum pendidikan nasional baik dan mencontohkan hal baik
mulai tahun 2010 pada seluruh tersebut untuk sesamanya sehingga

334
JESTT Vol. 1 No. 5 Mei 2014

tersirat bahwa merupakan kewajiban berkembang dalam hal perekonomian


setiap muslim yang mampu untuk sehingga menyebabkan pondok
membantu yang lemah karena pesantren tersebut bisa mandiri di segala
kewirausahaan sosial tidak aspeknya. Bahkan, menurut Mawardi dan
menekankan pada usaha tujuan Nafik (2011:3) saat ini lembaga bisnis
utama untuk menghasilkan profit Pondok Pesantren Sidogiri Pasuruan telah
melainkan inti utama dari kewirausahaan menjadi kekuatan ekonomi santri yang
sosial ini adalah pemberdayaan umat sangat besar dan telah didesain
untuk kemaslahatan bersama sebab tergabung dalam forum jaringan Sidogiri.
kewirausahaan dianggap sebagai jihad Berdasar uraian tersebut, maka
fisabilillah (berjuang di jalan Allah) dan penulis tertarik untuk melakukan penelitian
sebagai amal sholeh karena kegiatan pada Pondok Pesantren Sidogiri Pasuruan
kewirausahaan menyediakan Jawa Timur dengan judul
pendapatan kepada individu serta “kewirausahaan sosial pada Pondok
menawarkan kesempatan kerja kepada Pesantren Sidogiri Pasuruan”. Penelitian
masyarakat sehingga mengurangi dilakukan pada Pondok Pesantren
kemiskinan. Sidogiri Pasuruan karena pondok
Melihat dampak tersebut, kini ada pesantren tersebut merupakan salah satu
pondok pesantren di Jawa Timur yang pondok pesantren yang memiliki
merupakan salah satu pondok lembaga-lembaga kewirausahaan sosial
pesantren mandiri dari aspek yang cukup mapan dan mampu
perekonomiannya. Pondok pesantren berperan aktif dalam hal pemberdayaan
tersebut telah memiliki pengembangan masyarakat sekitarnya sehingga
dan pemberdayaan perekonomian penelitian ini memiliki peran yang cukup
mandiri sehingga di samping sebagai penting bagi perkembangan
lembaga pendidikan, pondok pesantren kewirausahaan Islam ke depan, baik
tersebut memiliki peranan yang besar kewirausahaan Islam yang sudah maupun
dalam hal kemandirian internal pondok belum berkembang. Penulis tertarik
pesantren dan juga untuk melakukan penelitian yang berkaitan
memberdayakan perekonomian dengan hal tersebut karena nantinya
masyarakat, khususnya bagi masyarakat hasil penelitian ini diharapkan dapat
ekonomi menengah ke bawah yang diaplikasikan pada kewirausahaaan Islam
berdomisili di sekitar pondok pesantren yang lain dengan harapan mau meniru
melalui kegiatan eksternalnya. Pondok sistem kewirausahaan sosial yang telah
pesantren mandiri yang dimaksud adalah diterapkan oleh Pondok Pesantren Sidogiri
Pondok Pesantren Sidogiri Pasuruan Jawa Pasuruan ini.
Timur yang merupakan pondok Berdasarkan latar belakang dan melihat
pesantren Salaf yang kini juga fenomena kasus yang terjadi, maka

335
JESTT Vol. 1 No. 5 Mei 2014

rumusan masalah dalam penelitian ini


Artinya: “Hai orang-orang yang beriman,
adalah bagaimana penerapan
janganlah kamu saling memakan harta
kewirausahaan sosial pada Pondok
sesamamu dengan jalan yang batil,
Pesantren SIdogiri Pasuruan? Adapun
kecuali dengan jalan perniagaan yang
tujuan penelitian ini adalah untuk
berlaku dengan suka sama-suka di
mengetahui penerapan kewirausahaan
antara kamu, dan janganlah kamu
sosial pada Pondok Pesantren Sidogiri
membunuh dirimu, sesungguhnya Allah
Pasuruan.
adalah Maha Penyayang kepadamu.”
II. LANDASAN TEORI DAN
B. Kewirausahaan Sosial
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Kewirausahaan sosial adalah suatu
A. Kewirausahaan
proses yang melibatkan penggunaan dan
Priyanto (2009:61-62) menyatakan
penggabungan sumber daya secara
bahwa kewirausahaan merupakan
inovatif untuk membuka peluang
sesuatu yang ada di dalam jiwa
mempercepat perubahan sosial dan/atau
seseorang, masyarakat dan organisasi
memenuhi kebutuhan sosial (Mair dan
yang karenanya akan dihasilkan
Marti, 2006 dalam Sakai dan Marijan,
berbagai macam aktivitas (sosial, politik,
2008:3) sehingga dapat disimpulkan
pendidikan), usaha dan bisnis.
bahwa kewirausahaan sosial bertujuan
Kewirausahaan merupakan bidang yang
untuk menyelesaikan permasalahan sosial
sangat luas aktivitasnya, mulai dari
di masyarakat dan bukan semata - mata
individual entrepreneurship, industrial
untuk mencari keuntungan saja yang
entrepreneurship sampai yang terakhir
mana karakteristik kewirausahaan sosial di
berkembang adalah social
antaranya yakni pencipataan social
entrepreneurship.
value, innovation, civil society, dan
Kewirausahaan dalam Islam
adanya economic activity (Hulgard,
Departemen Agama Republik Indonesia
2010).
(2009) menyebutkan bahwa konteks
C. Kewirausahaan Sosial dalam Islam
kewirausahaan dalam Islam tertera pada
Islam mengajarkan bahwa membantu
Al-Qur’an Surat An-Nisa (4) ayat 29 yang
orang lain melalui kewirausahaan sosial
berbunyi:
ditekankan di banyak ayat dalam Al-
      Qur'an sebagaimana yang telah
disebutkan dalam firman Allah SWT yang
      berbunyi:

              

           

336
JESTT Vol. 1 No. 5 Mei 2014

     


D. Pondok Pesantren
Qomar (2005:109, dalam Vadlan,

  


2008:19) mengatakan bahwa pondok
pesantren adalah suatu tempat yang

 
tersedia untuk santri dalam menerima
pelajaran- pelajaran agama Islam
sekaligus tempat berkumpul dan tempat
tinggalnya. Pondok pesantren dibagi
Artinya: “Dan belanjakanlah (harta menjadi dua jenis yaitu pondok
bendamu) di jalan Allah, dan janganlah pesantren Salaf dan pondok pesantren
kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke Khalaf yang mana menurut Walsh
dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, (2002:18) pondok pesantren Salaf yaitu
karena sesungguhnya Allah menyukai sistem yang tetap mempertahankan
orang-orang yang berbuat baik.” (QS. pengajaran kitab-kitab Islam klasik
Al-Baqarah [2]:195:Departemen Agama sebagai inti pendidikan di pondok
Republik Indonesia, 2009) pesantren sedangkan pondok pesantren
Konsep kewirausahaan sosial juga telah Khalaf merupakan sistem pendidikan
tertera dalam HR. Muslim (no. 1017), yang berusaha mengintegrasikan secara
Tirmidzi (no. 2675) dan An Nasa-i (no. penuh sistem pendidikan tradisional
2554) yang berbunyi: dengan sistem pendidikan formal. Sriharini
Ο   ΐ ΐ Ϊ  ώ  ԩ Ϙλ  Ο ԩ ζԩ˯ ϒԩ
(2003:42) menyebutkan bahwa unsur-
 ϒԩ Ϻ ϼϣ Γ΢ Γϒ  Ο ԩ
unsur pondok pesantren di antaranya
adalah pondok (asrama atau tempat
 ԩ  ଉ   ΐ  ΐ Ϊ  ώ  ԩ Ϙλ   ԩ ζԩ˯
tinggal santri sementara dan juga sebagai
tempat mengulang pelajaran yang telah
Ϻ ϼϣ Γ Γ ԩ
diajarkan oleh kyai dan ustad),
Artinya: "Barangsiapa yang
pesantren (madrasah atau sekolah
mencontohkan sunnah yang baik di
santri), kyai dan ustadz (pemegang
dalam Islam maka baginya pahala dan
kendali manajerial pesantren dan juga
pahala orang yang mengerjakan sunnah
sebagai pendidik atau pengajar), santri
tersebut setelahnya tanpa mengurangi
(peserta didik di pesantren), masjid
dari pahala-pahala mereka dan
(sebagai tempat beribadah sholat dan
barangsiapa yang mencontohkan sunnah
pengajian), sistem tata nilai (salaf atau
yang buruk di dalam Islam maka baginya
khalaf) serta pengajaran kitab-kitab klasik
dosa dan dosa yang mengerjakan sunnah
/ kitab kuning.
yang buruk tersebut setelahnya tanpa
mengurangi dosa-dosa sedikitpun
pelakunya."

337
JESTT Vol. 1 No. 5 Mei 2014

dalam penelitian ini berasal dari data


III. Metode Penelitian penunjang berupa dokumen-dokumen
A. Pendekatan Penelitian administratif yang berkaitan dengan
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian yang diperoleh dari Pondok
penelitian ini adalah kualitatif deskriptif Pesantren Sidogiri Pasuruan dan berasal
dengan menggunakan strategi penelitian dari studi dokumentasi yang didapatkan
studi kasus. dari buku-buku, jurnal, internet, makalah,
B. Ruang Lingkup Penelitian dan literatur atau kajian pustaka yang
Ruang lingkup penelitian pada relevan atau berkaitan dengan
penelitian ini hanya meneliti tujuh orang permasalahan kewirausahaan sosial.
informan yang terdiri dari dua orang Selain itu, penelitian ini juga
pengurus Pondok Pesantren Sidogiri menggunakan teknik purposive sampling
Pasuruan, satu orang santri Aliyah jurusan yang merupakan teknik mendapatkan
Muamalah dan empat orang alumni informan dengan menentukan subjek /
santri Pondok Pesantren Sidogiri Pasuruan objek menggunakan pertimbangan
serta terbatas pada bentuk pribadi informan tersebut dianggap
kewirausahaan sosial pada Pondok mengetahui dan paham secara
Pesantren Sidogiri Pasuruan saja. keseluruhan mengenai kewirausahaan
C. Jenis dan Sumber Data sosial pada Pondok Pesantren Sidogiri
Herdiansyah (2010:116) mengatakan Pasuruan. Prosedur Pengumpulan Data
bahwa data dalam penelitian kualitatif Dalam penelitian kualitatif pengumpulan
dibagi menjadi dua yaitu data primer data dapat dilakukan dengan
yang berupa data yang berasal dari menggunakan beberapa cara yaitu
hasil wawancara dan observasi dari dari dokumen, rekaman arsip,
lapangan sehingga datanya lebih wawancara, observasi langsung,
banyak berwujud kata-kata dan observasi partisipatif, dan perangkat fisik
tindakan dari objek penelitian serta (Yin, 2012:103) namun dalam penelitian
data sekunder berupa data yang sudah ini peneliti hanya melakukan
ada yang berkaitan dengan penelitian wawancara dan observasi partisipatif
seperti dokumen. pada pengurus, santri maupun alumni
Dalam penelitian ini, data primer santri terkait kewirausahaan sosial pada
berasal dari wawancara dan Pondok Pesantren Sidogiri Pasuruan,
observasi partisipatif pada informan menggunakan perangkat fisik berupa
penelitian seperti pengurus, santri dan dokumentasi penelitian serta
alumni santri sebagai pihak yang ikut menggunakan dokumen berupa
berkecimpung dalam kewirausahaan dokumen-dokumen administratif yang
sosial pada Pondok Pesantren Sidogiri berkaitan dengan penelitian seperti
Pasuruan. Sedangkan data sekunder dokumen yang ditulis oleh Naji, dkk

338
JESTT Vol. 1 No. 5 Mei 2014

berupa Tamassya (Laporan Tahunan kewirausahaan sosial berupa berdirinya


Pengurus Pondok Pesantren Sidogiri Kopontren Sidogiri, BMT Maslahah, BMT
Pasuruan) dan dokumen tentang UGT, BPRS UMMU, Koperasi Agro, Pustaka
kewirausahaan sosial Pondok Pesantren Sidogiri dan Buletin Sidogiri namun
Sidogiri Pasuruan. seperti yang diutarakan teori Qozazirin,
D. Teknik Analisis dkk (2008:3-4) mengenai karakteristik
Yin (2012:133) berpendapat tentang kewirausahaan sosial yang kedua yaitu
tiga macam bentuk teknik analisis yang pengambilan keputusan pada lembaga-
sering digunakan antara lain lembaga wirausaha sosial ini tidak
penjodohan pola, pembuatan didasari oleh kepemilikan modal
penjelasan (deskriptif), dan analisis deret melainkan keputusan dikeluarkan oleh
waktu. Teknik analisis yang digunakan masing-masing pengurus lembaga-
dalam penelitian ini adalah teknik analisis lembaga wirausaha sosial tersebut seperti
deskriptif atau dapat disebut pembuatan pada konsep koperasi yaitu kedudukan
penjelasan yaitu dengan menggunakan tertinggi ada pada pengurus termasuk
metode analisis data dan mendeskripsikan dalam hal penyaluran dana sosial. Dana
hasil observasi wawancara, serta sosial tersebut dimasukkan dalam
bertujuan untuk mengetahui secara rencana kerjanya tetapi anggota pun
mendalam mengenai kewirausahaan juga tahu informasi-informasi rencana
sosial pada Pondok Pesantren Sidogiri kerjanya tersebut sehingga apa yang
Pasuruan. menjadi rencana kerja pengurus koperasi
harus disepakati oleh anggotanya.
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Kopontren Sidogiri pada tahun 1382
Berdasarkan hasil wawancara serta H atau 1961 M yang mengedepankan
hasil observasi partisipatif pada konsep lembaga bisnis dari santri, oleh
penelitian mengenai kewirausahaan santri dan untuk santri serta mendirikan
sosial menunjukkan bahwa Pondok lembaga berkonsep setengah bisnis
Pesantren Sidogiri Pasuruan telah setengah sosial berupa Buletin Sidogiri
menerapkan kewirausaan sosial yaitu pada tahun 1426 H atau 2005 M yang
dengan melihat pada elemen utama diciptakan sebagai media dakwah
dalam kewirausahaan sosial menurut yang menjual buletin tetapi bukan
Hulgard (2010) yaitu innovation, semata-mata untuk profit melainkan
economic activity, social value dan civil hanya sebatas dakwah saja dan Pustaka
society. Dalam hal innovation, Pondok Sidogiri yang didirikan pada tahun 1427
Pesantren Sidogiri Pasuruan memecahkan H 2006 M sebagai media dakwah yang
masalah sosial dengan cara-cara inovatif menjual buku-buku terbitan Pondok
yang memadukan kearifan lokal dan Pesantren Sidogiri Pasuruan. Kemudian
inovasi sosial yaitu dengan membangun dalam hal economic activity dari

339
JESTT Vol. 1 No. 5 Mei 2014

kewirausahaan sosial tersebut adalah caranya dengan membangun pondasi


dengan adanya Kopontren Sidogiri, pendidikan Salaf-nya. Sedangkan bisnis-
Pustaka Sidogiri, dan Buletin Sidogiri itu bisnis Pondok Pesantren Sidogiri Pasuruan
sangat membantu program dakwah hanyalah sebagai salah satu hasil dari
ekonomi Pondok Pesantren Sidogiri bangun pondasi pendidikan Salaf
Pasuruan dengan menyeimbangkan tersebut.
motto khairunnas anfa’uhum linnas dan Innovation lain terkait kewirausahaan
rabbana atina fidunya hasanah wafil sosial pada Pondok Pesantren Sidogiri
akhirati hasanah waqina adzabannar. Pasuruan ada dalam bentuk program
Dengan didirikannya lembaga wirausaha eksternal Pondok Pesantren Sidogiri
sosial seperti Kopontren Sidogiri sebagai Pasuruan dan lebih mengarah pada
wadah berkhidmah dan pemberdayaan program kewirausahaan sosial IASS (Ikatan
santri maka diharapkan santri juga Alumni Santri Sidogiri) yaitu dalam hal
memperoleh keuntungan baik dari segi menjauhkan masyarakat sekitar Pondok
ilmu pendidikan, pengalaman wirausaha Pesantren Sidogiri Pasuruan dari dampak
dengan berakhlaqul-karimah, negatif praktek ribawi yang dilakukan
menumbuhkan jiwa, minat dan bakat oleh rentenir sehingga pada tahun 1997
wirausaha sosial santri, serta juga didirikanlah BMT MMU Sidogiri (brand
keuntungan finansial dalam bentuk awal BMT Maslahah). Setelah
bisyaroh maupun beasiswa pendidikan berhasilnya program BMT MMU
sehingga secara tidak langsung bagi Sidogiri (brand awal BMT Maslahah)
santri yang berkhidmah seperti di kemudian beberapa tahun setelah itu
Kopontren Sidogiri itu bisa mandiri secara berdirilah lembaga-lembaga wirausaha
ekonomi dan lebih sejahtera di samping sosial Sidogiri lainnya seperti BMT UGT
guna menjaga kemandirian prinsip Salaf Sidogiri, BPRS UMMU Sidogiri, dan Koperasi
dan ekonomi Pondok Pesantren Sidogiri Agro Sidogiri yang sama-sama
Pasuruan. Pondok Pesantren Sidogiri merupakan bisnis berbasis syariah.
Pasuruan berbisnis (bermuamalah) itu Lembaga-lembaga wirausaha sosial
hanyalah semata-mata dilakukan di tersebut berasal dari inisiatif dan partisipasi
dunia untuk menopang orientasi masyarakat sipil (civil society) yang
kehidupan di akhirat guna mengingat dalam hal ini menyangkut internal
pola dan misi yang dijalankan Pondok Pesantren Sidogiri Pasuruan,
Rasulullah SAW dalam menciptakan alumni santri dan komunitasnya dengan
masyarakat madani yang tidak bisa lepas mengoptimalkan modal sosial yang ada
dari menciptakan atau membuka di masyarakat atau dihubungkan dengan
peluang pasar di luar masjid. Tujuan teori Qozazirin, dkk (2008:3-4) mengenai
utama Pondok Pesantren Sidogiri Pasuruan karakteristik kewirausahaan sosial yang
adalah tafaqquh fiddin yang salah satu pertama yaitu kegiatan dirintis oleh

340
JESTT Vol. 1 No. 5 Mei 2014

sekelompok warga / komunitas dan sehingga diharapkan bisa membantu


yang ketiga yaitu sifatnya partisipatif, menurunkan angka kemiskinan dan
terutama melibatkan mereka yang pengangguran. Hal tersebut sangat sesuai
dipengaruhi oleh kegiatan dan dengan pemahaman kewirausahaan
dampak kewirausahaan sosial tersebut. sosial yang ada pada HR. Muslim (no.
Dalam hal ini civil society atau sifat 1017), Tirmi dzi (no. 2675) dan An Nasa-i
partisipatif sekelompok masyarakat yang (no. 2554) berikut ini yang berbunyi:
merintis dan yang memperoleh dampak
kegitan kewirausahaan sosial dapat Ο   ΐ ΐ Ϊ  ώ  ԩ Ϙλ  Ο ԩ ζԩ˯  ϒԩ
dibuktikan berupa pembentukan  ԩ Ϙλ   ԩ ζԩ˯  ϒԩ Ϻ ϼϣ Γ΢ Γϒ  Ο ԩ

lembaga wirausaha sosial


Pondok ԩ  ଉ    ΐ   ΐ Ϊ   ώ

Pesantren Sidogiri Pasuruan yang muncul  ԩ


‫ة ﯾ ةﻧ ﻣﻼ ﻺا‬
dari ide dan komunikasi intens pengurus
Artinya: "Barangsiapa yang
internal dan eksternal Pondok Pesantren
mencontohkan sunnah yang baik di
Sidogiri Pasuruan dengan niat
dalam Islam maka baginya pahala dan
menjalankan usaha sesuai syariah
pahala orang yang mengerjakan sunnah
dengan pedoman khairunnas anfa’uhum
tersebut setelahnya tanpa mengurangi
linnas terkait program dakwah ekonomi
dari pahala-pahala mereka dan
dengan tujuan sosial untuk mengedukasi
barangsiapa yang mencontohkan sunnah
praktek syariah pada masyarakat,
yang buruk di dalam Islam maka baginya
ta’awun (tolong menolong) dalam bentuk
dosa dan dosa yang mengerjakan sunnah
zakat dan dana sosial, pemberdayaan
yang buruk tersebut setelahnya tanpa
baik pemberdayaan santri, alumni santri,
mengurangi dosa-dosa sedikitpun
maupun masyarakat sekitar, membantu
pelakunya."
keuangan Pondok Pesantren Sidogiri
dan juga sesuai dengan kewirausahaan
Pasuruan serta guna mempermudah
sosial yang tertera pada surat Al-Baqarah
pemenuhan kebutuhan santri. Selain itu,
(2) ayat 195:
kolaborasi komunitas SNF yaitu
perpaduan antara internal Pondok
     
Pesantren Sidogiri Pasuruan dengan
alumni santrinya dengan motto       
khidmatan lil ma’at wa khidmatan lil
ummat memiliki misi ingin memberikan      
kontribusi lewat civil society bagaimana
mewujudkan baldatun thoyyibbatun wa   
rabbun ghafur dengan membangun
qoryah thoyyibbah yang sasarannya  
yaitu pendidikan, ekonomi dan sosial

341
JESTT Vol. 1 No. 5 Mei 2014

Artinya: “Dan belanjakanlah (harta hari. Sedangkan dengan adanya Buletin


bendamu) di jalan Allah, dan janganlah Sidogiri dan Pustaka Sidogiri sebagai
kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke lembaga wirausaha sosial dalam bentuk
dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, media dakwah maka santri dan
karena sesungguhnya Allah menyukai masyarakat bisa lebih mudah menerima
orang-orang yang berbuat baik.“ dakwah yang ada dalam buku maupun
Berdasarkan hasil wawancara buletin terbitan Pondok Pesantren
mengenai kewirausahaan sosial serta Sidogiri Pasuruan. Selain itu, dengan
hasil observasi partisipatif pada penelitian adanya ketiga lembaga wirausaha sosial
menunjukkan bahwa Pondok Pesantren tersebut dapat menjadi penyokong dana
Sidogiri Pasuruan telah menerapkan operasional Pondok Pesantren Sidogiri
kewirausahaan sosial yang juga dengan Pasuruan yang berdampak pada
memberikan social value yaitu keberhasilan Pondok Pesantren Sidogiri
menciptakan manfaat sosial yang nyata Pasuruan dalam hal menjaga prinsip
bagi masyarakat dan lingkungan sekitar kemandiriannya baik kemandirian Salaf
atau digabungkan pada teori Qozazirin, maupun kemandirian secara ekonomi.
dkk (2008:3-4) mengenai karakteristik Kewirausahaan sosial Pondok
kewirausahaan sosial yang kelima yaitu Pesantren Sidogiri Pasuruan juga dapat
tujuan sosial / manfaat komunitas diidentifikasi dengan menghubungkan
dinyatakan secara eksplisit. Social value hasil wawancara dengan teori Qozazirin,
atau tujuan sosial kewirausahaan sosial dkk (2008:3-4) mengenai karakteristik
Pondok Pesantren Sidogiri Pasuruan bisa kewirausahaan sosial yang keempat
dibuktikan dengan adanya pendidikan yaitu pembagian keuntungan yang
kewirausahaan sosial yang diajarkan terbatas dengan bukti lembaga
secara implisit pada pendidikan Salaf wirausaha sosial Pondok Pesantren
dengan dengan dihubungkan pada Sidogiri Pasuruan memperoleh
praktek (aplikasi sistem) di lembaga keuntungan yang mana keuntungan
wirausaha sosial Pondok Pesantren tersebut dibagikan terbatas atau lebih
Sidogiri Pasuruan sehingga santri digunakan untuk menyokong dana
mendapatkan pendalaman atau operasional Pondok Pesantren Sidogiri
pelengkap ilmu wirausaha sosial dan Pasuruan, untuk bisyaroh dan beasiswa
juga pengalaman bekerja namun tetap pendidikan santri terutama santri yang
dalam koridor tafaqquh fiddin. Dengan berkhidmah di lembaga wirausaha
adanya lembaga wirausaha sosial seperti sosial Pondok Pesantren Sidogiri
Kopontren Sidogiri maka santri dan Pasuruan, untuk digunakan sebagai
masyarakat sekitar Pondok Pesantren dana zakat dan dana sosial sehingga
Sidogiri Pasuruan lebih mudah dalam hal memberikan manfaat bagi masyarakat
pemenuhan kebutuhan hidupnya sehari-

342
JESTT Vol. 1 No. 5 Mei 2014

sekitar Pondok Pesantren Sidogiri yang intinya diwajibkan untuk


Pasuruan. membelanjakan harta dan berbuat baik
dijalan Allah.dengan economic activity
V. KESIMPULAN DAN SARAN yang sangat membantu program
A. Simpulan dakwah ekonomi Pondok Pesantren
Berdasarkan hasil analisis dan Sidogiri Pasuruan dengan
pembahasan penelitian maka dapat menyeimbangkan motto khairunnas
diperoleh simpulan bahwa Pondok anfa’uhum linnas dan rabbana atina
Pesantren Sidogiri Pasuruan menerapkan fidunya hasanah wafil akhirati hasanah
kewirausahaan sosial yaitu dengan waqina adzabannar guna memberikan
innovation pembentukan lembaga social value seperti kemudahan
wirausaha sosial milik internal seperti pemenuhan kebutuhan pokok internal
Kopontren Sidogiri, Pustaka Sidogiri dan dan eksternal Pondok Pesantren Sidogiri
Buletin Sidogiri maupun lembaga milik Pasuruan, kemudahan pembiayaan
eksternal seperti BMT Maslahah, BMT berbasis syariah, pelatihan, konsultasi
UGT Sidogiri, BPRS UMMU Sidogiri dan dan pemberdayaan masyarakat sekitar
Koperasi Agro Sidogiri yang didirikan dalam hal wirausaha.
oleh civil society Pondok Pesantren Selain itu, social value kewirausahaan
Sidogiri Pasuruan dengan motto sosial pada Pondok Pesantren Sidogiri
khidmatan lil ma’at wa khidmatan lil Pasuruan yaitu dalam hal ta’awun (tolong
ummat melalui misi ingin memberikan menolong) seperti pemberian zakat, infaq,
kontribusi dalam hal mewujudkan sodaqoh, wakaf, beasiswa santri, bisyaroh
baldatun thoyyibbatun wa rabbun dan asuransi kesehatan serta bagi hasil
ghafur dengan membangun qoryah SHU (sisa hasil usaha) yang
thoyyibbah yang sasarannya yaitu sebagiannya untuk dana sosial sebagai
pendidikan, ekonomi dan sosial pemasukan atau penyokong biaya
sehingga diharapkan bisa membantu operasional Pondok Pesantren Sidogiri
menurunkan angka kemiskinan dan Pasuruan dalam hal menjalankan
pengangguran yang mana hal tersebut program dakwah dan tafaqquh fiddin-
sangat sesuai dengan ada pada HR. nya. Kemudian Pondok Pesantren Sidogiri
Muslim (no. 1017), Tirmidzi (no. 2675) Pasuruan juga memberikan manfaat
dan An Nasa-i (no. 2554) tentang pada santri dalam hal pendidikan
mencontohkan sunnah yang baik di kewirausahaan sosial yang diberikan
dalam Islam agar memperoleh pahala secara implisit pada beberapa mata
bagi orang yang mengerjakan maupun pelajaran dan kemudian juga bisa
bagi orang yang mencontohkan dipraktekkan pada lembaga wirausaha
sunnah yang baik tersebut serta sesuai sosial civitas Pondok Pesantren Sidogiri
dengan surat Al-Baqarah (2) ayat 195 Pasuruan dengan tujuan untuk

343
JESTT Vol. 1 No. 5 Mei 2014

menyelaraskan konsep teori dengan kewirausahaan sosial yang mungkin


aplikasi sistem sebagai bagian dari juga telah diterapkan pada pondok
pendalaman atau pelengkap ilmu pesantren modern.
kewirausahaan sosial dan juga bisa
DAFTAR PUSTAKA
berlanjut berwirausaha di luar maupun
Badan Pusat Statistik. 2013. Keadaan
di lembaga wirausaha sosial tersebut
Ketenagakerjaan Februari 2013.
karena sudah berpengalaman.
Berita Resmi Statistik No. 35/05/Th.
B. Saran
XVI, 6 Mei 2013.
Berdasarkan hasil penelitian maka
Departemen Agama Republik Indonesia.
saran yang dapat diberikan dalam
2009. Al-Qur’an dan
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Terjemahannya. Jakarta: PT.
Sigma Examedia Arkanleena.
1. Bagi masyarakat maupun calon santri
Hadits Riwayat Muslim, Tirmidzi dan An-
Pondok Pesantren Sidogiri Pasuruan,
Nasa’i serta terjemahannya.
dari hasil penelitian ini seharusnya
Herdiansyah, Haris. 2010. Metodologi
mereka lebih melihat Pondok
Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-
Pesantren Sidogiri Pasuruan ini dari
Ilmu Sosial. Jakarta: Salemba
proses pembentukan pondasi
Humanika.
pendidikan Salaf-nya saja dan
Hulgard, Lars. 2010. Discourses of Social
jangan dilihat dari kewirausahaan
Entrepreneurship-Variation of The
sosialnya saja karena kewirausahaan
Same Theme? EMES European
sosial tersebut merupakan hasil dari
Research Network.
terbentuknya pondasi pendidikan
Juwaini, Ahmad. 2011. Social Enterprise
Salaf dan terbentuk dari keinginan
Transformasi Dompet Dhuafa
civitas Pondok Pesantren Sidogiri
menjadi World Class
Pasuruan dalam hal kemandirian
Organization. Jakarta Selatan:
prinsip, baik mandiri secara prinsip
Expose (Mizan Group).
pendidikan Salaf maupun mandiri
Mair, Johanna dan Ignasi Marti. 2006.
secara ekonomi.
Definisi Kewirausahaan Sosial.
Dalam Minako Sakai dan
2. Bagi penelitian selanjutnya,
Kacung Marijan (Ed.),
diharapkan penelitian ini dapat
Mendayagunakan Pembiayaan
digunakan sebagai acuan atau
Mikro Islami (hlm. 3). Australia:
bahan referensi bagi penelitian
Crawford School of Economics
selanjutnya, khususnya dalam hal
and Government, Australian
kewirausahaan sosial. Di samping itu,
National University.
disarankan agar penelitian selanjutnya
dapat memperluas informasi

344
JESTT Vol. 1 No. 5 Mei 2014

Mawardi, Imron dan Muhammad Nafik HR. Sosial Berbasis Sekolah. Indonesia:
2011. Business Network of British Council.
Pesantren and Its Mashlahah Rahmat, Abdul. 2011. “Pendidikan
(Case Study in PP Sidogiri Berwawasan Kewirausahaan
Pasuruan East Java). Universitas pada Usia Dini”. Jurnal
Airlangga: Departemen Ekonomi Pedagogika, Vol. 2 No. 1
Syariah. Hal: 1. Universitas Negeri
Naji, A. Saifulloh, dkk. 2012. “Pesantren Gorontalo: Jurusan Pendidikan
Harus Mandiri”. Tamassya Luar Sekolah.
(Laporan Tahunan Pengurus Sakai, Minako dan Kacung Marijan (2008),
Pondok Pesantren Sidogiri) 1432- Mendayagunakan Pembiayaan
1433H. Edisi 10. Pasuruan: Mikro Islami.
Sekretariat Pondok Pesantren Australia: Crawford School of Economics
Sidogiri. . 2013. “Babak Baru and Government, Australian
Pendidikan Usia Dini”. National University.
Tamassya (Laporan Tahunan Saputro, Maryono Nanang. 2012. Daftar
Pengurus Pondok Pesantren HIPSI, (Online),
Sidogiri) 1433-1443H. Edisi 11. (http://pesantrenmandiri.com/?p
Pasuruan: Sekretariat Pondok age_id=1492, diakses tanggal
Pesantren Sidogiri. 27 September 2012).
Priyanto, Sony Heru. 2009. Sriharini. 2003. Pondok Pesantren
“Mengembangkan Pendidikan dan Pemberdayaan Ekonomi
Kewirausahaan di Masyarakat”. Masyarakat. Yogyakarta: Jurnal
Andragogia-Jurnal PNFI, 1 (1): 57- PMI Media Pemikiran
82. Pengembangan Masyarakat.
Qomar, Mujamil. 2005. Pengertian Walsh, Mayra. 2001. Pondok Pesantren
Pondok Pesantren. Dalam Basori dan Ajaran Golongan Islam
Vadlan (Ed.), Hubungan antara Ekstrim (Studi Kasus di Pondok
Kelekatan Santri pada Ustadz Pesantren Modern Putri “Danur
dengan Motivasi Belajar Santri di Ridwan” Parangharjo
Pondok Pesantren Assalafiyah Banyuwangi). Malang: Studi
Mlangi Nogotirto Gamping Lapangan ACICIS Program
Sleman Yogyakarta. Skripsi tidak Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
diterbitkan (hlm.19). Yogyakarta: Universitas Muhammadiyah
Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Malang.
Kalijaga. Yin, Robert K. 2012. Studi Kasus: Desain
Qozazirin, Azhar, dkk. 2008. Buku dan Metode. Edisi 1 Cetakan ke-
Panduan Guru: Kewirausahaan 11. Jakarta: Rajawali Pers.

345

S-ar putea să vă placă și