BAB IV

ANALISIS KASUS

Seorang anak JA, laki-laki usia 13 tahun datang dengan keluhan utama pandangan
mata kiri kabur dan merah sejak 3 hari yang lalu. Dari anamnesis riwayat perjalanan penyakit,
diketahui bahwa ± 3 hari yang lalu, mata kiri pasien terkena bola kaki dari jarak ± 2 meter dari
arah depan. Pasien kemudian merasa pandangan kabur (+) secara tiba-tiba, mata merah (+),
keluar darah (-), nyeri (+), mata berair (+), mata silau (-). Pasien lalu berobat ke puskesmas dan
diberi obat tablet namun pasien lupa nama obatnya. Pasien dirujuk ke RS. Muhammadiyah lalu
dirujuk ke RSMH.
Dari riwayat penyakit dahulu, terdapat riwayat trauma pada mata dan riwayat
memakai kacamata disangkal. Dari riwayat penyakit dalam keluarga, diketahui bahwa tidak
ada yang memiliki penyakit yang sama.
Hasil pemeriksaan fisik status generalis pasien masih dalam batas normal sedangkan dari
status oftalmologikus didapatkan bahwa VOD 6/6, VOS 1/300, TIOD 15,6 mmHg TIOS 15,6
mmHg, Palpebra OS tampak edema, Konjungtiva OS tampak injeksi campuran, Kornea OS
edema, BMD OS terdapat darah di 1/2 BMD, Iris Pupil dan Lensa OS sulit dinilai. Dari
anamnesis dan pemeriksaan oftalmologi mengarahkan pada diagnosis hifema
Penatalaksanaan untuk kasus ini meliputi penatalaksanaan dengan KIE, Bed rest, elevasi
kepala, paracetamol 3x250 mg (bila nyeri), steroid ED 4x1, asam traneksamat 3x250mg, dan
rujuk ke dokter spesialis mata. Bed rest total dengan elevasi kepala 30-45o, hal ini bertujuan
untuk membuka visual aksis pasien dan mempermudah proses absorbsi darah pada BMD.
Asam traneksamat 3x250mg merupakan anti-fibrinolitik bertujuan membantu proses
hemoestasis sehingga perdarahan dapat berhenti dan mencegah perdarahan sekunder. Untuk
menghilangkan nyeri pada pasien digunakan Paracetamol 3x250 mg, penggunaan analgetik
seperti NSAID dapat menyebabkkan sulitnya menghentikan perdarahan, diharapkan
perdarahan sekunder dapat dihindarkan. Steroid digunakan untuk mengurangi terjadinya
iridosiklitis dan mencegah terjadinya sinekia.