Sunteți pe pagina 1din 10

Jurnal Keperawatan Priority, Vol 1, No.

1, Januari 2018
ISSN 2614-4719

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG BASIC LIFE


SUPPORT (BLS) DENGAN PERILAKU PERAWAT DALAM
PELAKSANAAN PRIMARY SURVEY DI RUANG
IGD ROYAL PRIMA HOSPITAL

Karmila Br Kaban1; Kurnia Rani2


1
Dosen Fakultas Keperawatan dan Kebidanan UNPRI
2
Mahasiswa S1 Keperawatan UNPRI
Email: fkk@unprimdn.ac.id

ABSTRACT

Basic Life Support (BLS) is the first-aid action performed to save the life
of someone who is experiencing serious conditions, including those who have
heart attacks, cardiac arrest and stop breathing. Someone who has stopped
breathing or cardiac arrest is not necessarily experiencing death, they can still be
helped. By performing first aid measures of Pulmonary Heart Resuscitation (RJP)
and primary survey examination. This study was conducted to determine the
relationship of nurse knowledge about Basic Life Support (BLS) with the behavior
of nurses in the implementation of Primary Survey in Space IGD Royal Prima
Hospital Year 2016. This research type is analytic with cross sectional research
design, the sample in this study is all nurses in IGD Royal Prima Hospital room is
20 people. Based on the results of chi-square test the relationship between nurse
knowledge about Basic Life Support (BLS) with the behavior of nurses in the
implementation of Primary Survey in Space IGD Royal Prima Hospital with the
degree of significance (α) = 0,05 and df = 1 obtained the calculation result p
(0,028) <0,05, hence Ho refused and Ha accepted. In conclusion there is a
relationship between nurse knowledge about Basic Life Support (BLS) with the
behavior of nurses in the implementation of Primary Survey in Space IGD Royal
Prima Hospital Year 2016. In conclusion There is a nurse's knowledge of Basic
Life Support (BLS) with Nurse Behavior in Primary Survey at Room of Royal
Prima Hospital in Medan IGD 2016. It is expected to Royal Prima Hospital
Medan Medan to provide emergency training of PPGD and BTCLS back to nurse
for all nurses have a good knowledge of BLS and skilled in the implementation of
primary surveys at the IGD.

Keyword: nurse knowledge, basic life support, behavior, primary survey

PENDAHULUAN Pelayanan gawat darurat adalah salah


Upaya meningkatkan mutu satu faktor penting dalam proses
Rumah sakit meliputi semua bidang tindakan penyelamatan jiwa pasien
pelayanan yang ada dan harus secara (life saving), sehingga pelayanan ini
terencana, terpadu (integrated) dan menjadi salah satu kunci utama
kerkesinambungan (Continue). dalam proses pelayanan medik di

20
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 1, No. 1, Januari 2018
ISSN 2614-4719

rumah sakit, salah satu indicator Keperawatan gawat darurat


penting dalam pelayanan gawat merupakan pelayanan keperawatan
darurat di rumah sakit adalah angka yang komprehensif diberikan
keterlambatan pertama gawat kepada pasien dengan injury akut
darurat/Emergency Response time atau sakit yang mengancam
(Musliha, 2010) kehidupan. Sebagai seorang perawat
Penanggulangan Penderita gawat darurat harus
Gawat Darurat (PPGD) dalam menghubungkan pengetahuan dan
mencegah kematian dan cacat keterampilan untuk menangani
ditentukan oleh: kecepatan respon pasien pada resusitasi, syok,
ditemukan penderita, kecepatan trauma dan kegawatan yang
meminta pertolongan dan kecepatan mengancam jiwa lainnya, dan salah
dalam kualitas pertolongan yang satu tempat untuk pasien gawat
diberikan untuk menyelamatkannya darurat adalah Instalasi Gawat
(SPGD, 2006). Penyebab kematian Darurat (IGD) (Krisanty, 2009).
penderita gawat darurat yaitu 50% Pelayanan pasien gawat
meninggal dalam perjalanan ke darurat adalah pelayanan yang
rumah sakit dan pada pasien trauma memerlukan pertolongan segera
35 % meninggal dalam 1- 2 jam yaitu cepat, tepat dan cermat untuk
setelah trauma, yang dapat mencegah kematian dan kecacatan,
disebabkan oleh : trauma kepala atau pelayanan pasien gawat
berat (hematoma subdural atau darurat memegang peranan yang
ekstradural), trauma toraks sangat penting (Time saving is life
(hematoma toraks atau lascriasis saving) bahwa waktu adalah nyawa.
hati), fraktur femur atau pelvis Salah satu indikator mutu pelayanan
dengan perdarahan massif, 15% berupa response time atau waktu
meninggal setelah beberapa hari atau tanggap, hal ini sebagai indikator
minggu karena mati otak, gagal proses untuk mencapai indicator hasil
organ atau multi organ), 50% yaitu kelangsungan hidup.
meninggal pada saat kejadian atau Waktu tanggap pelayanan
beberapa menit setelah kejadian. merupakan gabungan dari waktu
(Pusponegoro, 2005) tanggap saat pasien tiba di depan

21
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 1, No. 1, Januari 2018
ISSN 2614-4719

pintu rumah sakit sampai mendapat untuk menyelamatkan nyawa


atau respon dari petugas instalasi seseorang yang mengalami kondisi
gawat darurat dengan waktu gawat, termasuk yang mengalami
pelayanan yaitu waktu yang di serangan jantung, henti jantung dan
perlukan pasien sampai selesai. henti nafas. Seseorang yang
Waktu tanggap pelayanan dapat di mengalami henti nafas ataupun henti
hitung dengan hitungan menit dan jantung belum tentu mengalami
sangat dipengaruhi oleh berbagai kematian, mereka masih dapat
hal baik mengenai jumlah tenaga ditolong. Dengan melakukan
maupun komponen-komponen lain tindakan pertolongan pertama berupa
yang men-dukung seperti pelayanan Resusitasi Jantung Paru (RJP) dan
laboratorium radiologi, farmasi dan pemeriksaan primary survey.
administrasi. Waktu tanggap Primary Survey adalah
dikatakan tepat waktu atau tidak mengatur pendekatan ke klien
terlambat apabila waktu yang sehingga klien segera dapat
diperlukan tidak melebihi waktu diidentifikasi dan tertanggulangi
rata-rata standar yang ada dengan efektif. Pemeriksaan Primary
(Moewardi, 2003). Survey berdasarkan standar A-B-C
Instalasi Gawat Darurat dan D-E, dengan airway (A: jalan
(IGD) adalah instalasi untuk nafas), breathing (B: Pernafasan),
menangani kasus-kasus gawat circulation (C: Sirkulasi, disability
darurat, seperti panas dan muntah- (D: Ketidakmampuan), dan Exposure
muntah, diare berat kecelakaan, (E: Penerapan) (Krisanty, 2009)
keracunan, korban bencana alam Penelitian Iswanto (2009)
yang membutuhkan penanganan menunjukkan bahwa masih
segera untuk menyelamatkan nyawa kurangnya tingkat pengetahuan
dan menghindari kecacatan perawat tentang BLS dan
(Wicaksana, 2008). mempengaruhi penanganan pada
American Health Association pasien yang memerlukan tindakan
(AHA,2010), mengatakan Basic Life yang cepat. Hasil ini menunjukkan
Support (BLS) adalah tindakan bahwa pentingnya pelatihan gawat
pertolongan pertama yang dilakukan darurat untuk perawat agar skill

22
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 1, No. 1, Januari 2018
ISSN 2614-4719

perawat menjadi lebih baik. Hasil Sampel adalah sebagian atau wakil
penelitian Muzaki (2012) dari populasi yang diteliti (Arikunto,
menunjukkan tidak adanya pengaruh 2009). Tehnik sampling yang
pada pelatihan Basic Life Support digunakan dalam penelitian ini
terhadap pelaksanaan Primary adalah total sampling yaitu semua
Survey pada perawat Instalasi Gawat populasi dijadikan sampel
Darurat (IGD) RSUD Dr. Moewardi. (Notoadmojo, 2008). Adapun
Sampel pada penelitian ini adalah
METODE PENELITIAN berjumlah 20 perawat di Ruang IGD
Jenis Penelitian Royal Prima Hospital
Rancangan penelitian ini Metode Pengumpulan Data
bersifat analitik dengan desain Sumber data dalam penelitian
crossectional yang bertujuan untuk ini adalah data primer yang diperoleh
menganalisis hubungan pengetahuan langsung dari responden dengan
perawat tentang Basic Life Support menggunakan kuesioner yang
(BLS) dengan perilaku perawat memuat beberapa pertanyaan yang
dalam pelaksanaan primary survey di mengacu pada kerangka konsep
ruang IGD Royal Prima Hospital penelitian.
Tempat dan Waktu Penelitian Teknik Analisis Data
Penelitian dilaksanakan di Analisis data dalam
Ruang IGD Royal Prima Hospital penelitian ini mencakup: Analisis
dengan alasan bahwa sampel yang Univariat, dilakukan untuk
dibutuhkan cukup untuk diadakan memperoleh gambaran (deskripsi)
penelitian serta pihak rumah sakit pada masing-masing variabel, baik
Royal Prima memberikan izin untuk variabel independen maupun variabel
diadakan penelitian. Penelitian dependen. Data tersebut dalam
direncanakan pada bulan Maret 2016 bentuk distribusi frekuensi dan
Populasi dan Sampel selanjutnya dilakukan analisis
Populasi dalam penelitian ini terhadap tampilan data tersebut.
adalah seluruh perawat yang Analisis Bivariat, yaitu untuk melihat
bertugas di Ruang IGD Royal Prima hubungan variabel independen
Hospital yang berjumlah 20 orang. dengan dependen menggunakan uji

23
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 1, No. 1, Januari 2018
ISSN 2614-4719

chi-square pada taraf kepercayaan Beradasarkan hasil penelitian


95% (p<0,05). yang telah dilakukan untuk
HASIL PENELITIAN mengetahui hubungan pengetahuan
Gambaran Umum Tempat perawat tentang Basic Life Support
Penelitian (BLS) dengan perilaku perawat
Royal Prima Hospital Medan dalam pelaksanaan primary survey di
beralamat di jalan Ayahanda Medan ruang IGD Royal Prima Hospital
merupakan salah satu unit pelayanan Tahun 2016 dapat diketahui
kesehatan di Kota Medan yang karakteristik perawat (umur,
berstatus milik swasta. Rumah Sakit pendidikan terakhir, masa kerja),
Royal Prima Medan termasuk pengetahuan dan perilaku perawat.
kedalam rumah sakit umum tipe B
karena memberikan layanan medis
spesialistik dan subspesialistik yang
terbatas.
Analisa Univariat

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur, Pendidikan


Terakhir, Masa Kerja di Ruang IGD Royal Prima Hospital
Tahun 2016 (n=20)
No Variabel Jumlah (n) Persentase (%)
1 Umur
a. 20 - 35 tahun 17 85,0
b. > 35 tahun 3 15,0
Total 20 100
2 Pendidikan
a. D3 keperawatan 4 20
b. S1 keperawatan 5 25
c. Ners 11 55
Total 20 100
3 Masa Kerja
a. 6 bulan – 5 tahun 15 75
b. 5 s/d 10 tahun 4 20
c. > 10 tahun 1 5
Total 20 100

Berdasarkan tabel 1 di atas umur responden, umur responden 20-


dapat dilihat bahwa berdasarkan 35 tahun sebanyak 17 orang (85%),

24
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 1, No. 1, Januari 2018
ISSN 2614-4719

umur responden > 35 tahun sebanyak (55%). Berdasarkan masa kerja,


3 orang (15%). Berdasarkan responden yang masa kerjanya 6
pendidikan terakhir, responden yang bulan – 5 tahun sebanyak 15 orang
berpendidikan terakhir D3 (75%), responden yang masa
Keperawatan sebanyak 4 orang kerjanya 5 – 10 tahun sebanyak 4
(20%), responden yang orang (20%) dan responden yang
berpendidikan S1 Keperawatan memiliki masa kerja > 10 tahun
berjumlah 5 orang (25%) dan sebanyak 1 orang (5%).
responden yang berpendidikan
terakhir ners sebanyak 11 orang

Tabel 2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Dan


Perilaku Perawat di ruang IGD Royal Prima Hospital Tahun
2016 (n=20)
No. Variabel Jumlah (n) Persentase (%)
1. Pengetahuan
a. Baik 11 55
b. Cukup 9 45
Total 20 100
2. Perilaku
a. Terampil 12 60
b. Tidak terampil 8 40
Total 20 100

Berdasarkan tabel 2 di atas terampil sebanyak 12 orang (60%)


dapat dilihat bahwa berdasarkan dan minoritas pasien memiliki
hubungan pengetahuan perawat perilaku tidak terampil sebanyak 8
tentang Basic Life Support (BLS) orang (40%).
dengan Perilaku di Ruang IGD
Royal Prima Hospital yang memiliki Analisa Bivariat
pengetahuan perawat baik sebanyak Analisa bivariat untuk
11 orang (55%) dan responden yang hubungan antara pengetahuan
memiliki pengetahuan cukup perawat tentang Basic Life Support
sebanyak 9 orang (45%). (BLS) dengan Perilaku Perawat
Berdasarkan perilaku, mayoritas dalam Pelaksanaan Primary Survey
responden yang memiliki perilaku di Ruang IGD Royal Prima Hospital

25
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 1, No. 1, Januari 2018
ISSN 2614-4719

Tahun 2016 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.


Tabel 3 Hubungan Antara Pengetahuan Perawat tentang Basic Life
Support (BLS) dengan Perilaku Perawat dalam Pelaksanaan
Primary Survey di Ruang IGD Royal Prima Hospital Tahun 2016
(n=20)
Perilaku
Tidak
Pengetahuan Terampil Total x² P value
Terampil
n % N % N %
Baik 9 81,8 2 18,2 11 100
4,848 0,028
Cukup 3 33,3 6 84,7 9 100

Berdasarkan tabel 3 diatas perawat tentang Basic Life Support


dapat dilihat bahwa hasil analisis (BLS) dengan perilaku perawat
hubungan antara pengetahuan dalam pelaksanaan Primary Survey
perawat tentang Basic Life Support di Ruang IGD Royal Prima Hospital
(BLS) dengan perilaku perawat tahun 2016.
dalam pelaksanaan Primary Survey
di Ruang IGD Royal Prima Hospital PEMBAHASAN
diperoleh bahwa sebanyak 9 orang Kesimpulan penelitian ini
(81,8%) responden yang memiliki didapatkan ada hubungan antara
pengetahuan baik, dan 3 orang pengetahuan perawat tentang Basic
(33,3%) responden yang memiliki Life Support (BLS) dengan perilaku
pengetahuan cukup perawat dalam pelaksanaan Primary
Berdasarkan hasil uji chi- Survey di Ruang IGD Royal Prima
square hubungan antara pengetahuan Hospital Medan Tahun 2016.
perawat tentang Basic Life Support Hal ini tidak sesuai dengan
(BLS) dengan perilaku perawat hasil Azis (2013), dengan hasil
dalam pelaksanaan Primary Survey penelitian p = 0,053, maka nilai p >
di Ruang IGD Royal Prima Hospital 0,05 maka tidak ada hubungan antara
dengan derajat kemaknaan (α) = 0,05 tingkat pengetahuan perawat tentang
dan df = 1 diperoleh hasil Basic Life Support dengan perilaku
perhitungan yaitu nilai p (0,028) < perawat dalam pelaksanaan primary
0,05, maka Ho ditolak dan Ha survey di RSUD Dr. Soedirman
diterima. Kesimpulannya ada Mangun Sumarso Kabupaten
hubungan antara pengetahuan Wonogiri.

26
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 1, No. 1, Januari 2018
ISSN 2614-4719

Penelitian Iswanto (2009) Hal ini sesuai dengan


menunjukkan bahwa masih kenyataan yang diperoleh peneliti,
kurangnya tingkat pengetahuan sebagian besar perawat IGD tingkat
perawat tentang BLS dan pendidikannya adalah Ners dan
mempengaruhi penanganan pada mereka semua juga telah
pasien yang memerlukan tindakan melaksanakan pelatihan gawat
yang cepat. Hasil ini menunjukkan darurat PPGD dan BTCLS dan
bahwa pentingnya pelatihan gawat sebagian besar perawat IGD
darurat untuk perawat agar skill mempunyai tingkat pengetahuan
perawat menjadi lebih baik. Hasil tentang BLS yang baik, tingginya
penelitian Muzaki (2012) tingkat pendidikan akan
menunjukkan tidak adanya pengaruh mempengaruhi pengetahuan
pada pelatihan Basic Life Support seseorang.
terhadap pelaksanaan Primary Perilaku didefenisikan
Survey pada perawat Instalasi Gawat sebagai satu kecenderungan yang di
Darurat (IGD) RSUD Dr. Moewardi. tunjukkan oleh seseorang individu
Basic Life Support adalah terhadap suatu perkara atau benda
usaha yang dilakukan untuk atau peristiwa
mempertahankan kehidupan pada Dalam penelitian ini sebagian
saat penderita menjalani keadaan besar perawat memiliki perilaku
yang mengancam nyawa dalam pelaksanaan primary survey
Dari 20 responden yang telah dalam kategori terampil yaitu 12
diuji 11 perawat (55%) dengan otang (60%) dan dengan kategori
tingkat pengetahuan tentang BLS kurang terampil 8 orang (40%).
dikategorikan baik, sedangkan 9 Perilaku terbentuk dalam
perawat (45%) dengan tingkat perkembangan individu, karena
pengetahuan dikategorikan cukup. faktor pengalaman individu
Hal ini sesuai menurut Notoadmodjo mempunyai peranan yang sangat
(2003), pengetahuan merupakan penting dalam rangka pembentukan
hasil “tahu” dan ini terjadi setelah perilaku individu yang bersangkutan.
orang mengadakan penginderaan Keterampilan seseorang
terhadap suatu objek. dalam melakukan tindakan

27
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 1, No. 1, Januari 2018
ISSN 2614-4719

dipengaruhi oleh perilaku dan di Ruang IGD Royal Prima Hospital


pengalaman individu itu sendiri. Medan Tahun 2016.
Perilaku yang tanggap disertai Saran
pengalaman yang mendalam akan Saran dari penelitian
menentukan keberhasilan dalam hubungan pengetahuan perawat
melakukan pertolongan pertama pada tentang Basic Life Support (BLS)
pasien gawat darurat. dengan Perilaku Perawat dalam
Berdasarkan pernyataan Pelaksanaan Primary Survey di
diatas dapat diambil kesimpulan Ruang IGD Royal Prima Hospital
bahwa dengan tingkat pengetahuan Medan Tahun 2016 adalah sebagai
yang baik perawat dapat berikut :
mengaplikasikan atau mempunyai 1. Disarankan bagi perawat untuk
perilaku yang terampil dalam dapat meningkatkan
penanganan pada pasien. Dalam pengetahuan tentang Basic Life
penelitian ini perawat dengan tingkat Support (BLS) dan
pengetahuan yang cukup juga meningkatkan keterampilan
memiliki perilaku terampil dalam dalam pelaksanaan primary
melakukan tindakan primary survey. survey di Ruang IGD
2. Bagi Rumah Sakit agar
KESIMPULAN DAN SARAN memberikan pelatihan gawat
Kesimpulan darurat PPGD dan BTCLS
Kesimpulan dari penelitian kembali pada perawat agar
hubungan pengetahuan perawat seluruh perawat memiliki tingkat
tentang Basic Life Support (BLS) pengetahuan yang baik tentang
dengan Perilaku Perawat dalam BLS dan terampil dalam
Pelaksanaan Primary Survey di pelaksanaan primary survey di
Ruang IGD Royal Prima Hospital IGD.
Medan Tahun 2016 adalah sebagai
berikut : Ada hubungan pengetahuan DAFTAR PUSTAKA
perawat tentang Basic Life Support Basford, Slevin. (2006). Teori dqan
(BLS) dengan Perilaku Perawat Praktik Keperawatan. Jakarta:
dalam Pelaksanaan Primary Survey ECG.

28
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 1, No. 1, Januari 2018
ISSN 2614-4719

Dahlan, S. (2009). Statistik untuk


Kedokteran dan Kesehatan.
Jakarta: Penerbit Salemba
Medika.
Krisanty, dkk. (2009). Asuhan
Keperawatan Gawat Darurat,
Jakarta: Trans Info Media.
Moewardi. (2003), Materi Pelatihan
PPGD. Surakarta
Musliha. (2010). Keperawatan
Gawat Darurat Medical Book.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Notoatmodjo, S. (2007). Kesehatan
Masyarakat. Jakarta: Rineka
Cipta.
Notoatmodjo. (2010). Metode
Penelitian Kesehatan. Cetakan
Ketiga. Jakarta: PT Rhineka
Cipta.
Pusponegoro. (2005). Perspektif
Keperawatan Gawat Darurat,
Yogyakarta: UII Press.

29

S-ar putea să vă placă și