Sunteți pe pagina 1din 6

Tugas Bahasa Inggris Resensi Film Final Destination 5

Genre : Horror
Release Date : August 12, 2011
Director : Steven Quale
Screenplay : Eric Heisserer
Producer : Craig Perry, Warren
Zide
Distributor : Warner Bros. Pictures
Runtime : 92 minutes
REVIEWS OF FINAL DESTINATION 5
Cast:
Nicholas D'Agosto, Emma Bell, Miles Fisher, Arlen Escarpeta, David Koechner, Tony Todd

Synopsis

Sam dreams of Lawton (Nicholas D'Agosto) are off to Paris for an internship there. Unfortunately
before the dream was achieved, the nightmare has come. Sam somehow became involved with the
death of hunting and now Sam and his friends must desperately trying to escape the death that seemed
to always follow.
Not unexpectedly, Sam got the 'vision' just before the occurrence of a major accident. Convinced that
dream would come true, Sam tries to save Peter (Miles Fisher), Candice (Ellen Wroe), Olivia (Jacqueline
MacInnes Wood), Molly Harper (Emma Bell), Isaac (PJ Byrne), Nathan (Arlen Escarpeta), and Dennis
Lapman(David Koechner).
They all survived the deadly accident but apparently they have not been able to breathe because of the
death had other plans. One by one they began to fall. Eight of them have to die at the time and sooner
or later they will die, as already outlined. Can they escape from this terrible fate death?

Review

Actually there was no obligation to make a prequel but some how Eric Heisserer (writer) and
Steven Quale (director) decided FINAL DESTINATION 5 being the prequel of the series that began in
2000. It may be that already appears saturation and not many options that can be used in addition to
making this film prequel. No problem, yet the essence of this film still remains FINAL DESTINATION.

As in the previous four films, existing templates ready for use.The writer just replace the name,
location, and how each character dies. It may be that this is the only film had a story line remains the
same and still people willing to spend money to watch it. In general, the FINAL DESTINATION series
has always managed to outperform the previous film in terms of revenue, except the two that failed.

Do not expect too much from this film because this film does not let too much. Attendance was
just curious about what made each character dies. There is no emotional involvement because each
character is not given a chance to grow into a whole figure. The story line is also there to assemble the
death scenes that have been designed before.

Translate :

Genre :Horror
Release Date:August 12, 2011
Director :Steven Quale
Screenplay :Eric Heisserer
Producer :Craig Perry, Warren Zide
Distributor :Warner Bros. Pictures
Runtime :92 minutes

Pemain:
Nicholas D'Agosto,Emma Bell, Miles Fisher, Arlen Escarpeta,David Koechner, Tony Todd

Sinopsis

Impian Sam Lawton (Nicholas D'Agosto) adalah berangkat ke Paris untuk magang di sana. Sayang
sebelum impian itu tercapai, mimpi buruk sudah datang. Entah kenapa Sam tiba-tiba terlibat perburuan
dengan sang maut dan kini Sam dan kawan-kawannya harus mati-matian mencoba menghindar dari
kematian yang seolah selalu mengikuti.
Tak disangka, Sam mendapat 'penglihatan' tepat sebelum terjadinya sebuah kecelakaan besar.
Yakin mimpi itu bakal terwujud, Sam mencoba menyelamatkan Peter (Miles Fisher), Candice (Ellen
Wroe), Olivia (Jacqueline MacInnes Wood), Molly Harper (Emma Bell), Isaac (P.J. Byrne), Nathan (Arlen
Escarpeta), dan Dennis Lapman (David Koechner).
Mereka semua berhasil selamat dari kecelakaan maut itu tapi ternyata mereka belum bisa bernafas
lega karena sang maut punya rencana lain. Satu per satu mereka mulai berguguran. Mereka berdelapan
memang harus mati saat itu dan cepat atau lambat mereka akan mati seperti yang sudah digariskan.
Bisakah mereka menghindar dari takdir kematian yang mengerikan ini?

Review

Sebenarnya tak ada kewajiban untuk membuat prekuel namun entah mengapa Eric Heisserer
(penulis naskah) dan Steven Quale (sutradara) memutuskan FINAL DESTINATION 5 menjadi prekuel
dari serial yang berawal di tahun 2000 ini. Bisa jadi sudah muncul kejenuhan dan tak banyak pilihan
yang bisa digunakan selain menjadikan film ini prekuel. Tak masalah, toh secara esensi film ini masih
tetap FINAL DESTINATION.
Seperti juga di empat film sebelumnya, sudah ada template yang siap digunakan. Sang penulis
naskah tinggal mengganti nama, lokasi, dan cara masing-masing karakter meninggal. Bisa jadi ini adalah
satu-satunya film punya alur kisah tetap sama dan tetap saja orang mau mengeluarkan uang untuk
menontonnya. Secara umum, serial FINAL DESTINATION selalu berhasil mengungguli film sebelumnya
dari sisi pendapatan, kecuali bagian kedua yang gagal.
Jangan berharap terlalu banyak dari film ini karena film ini memang tak mengizinkan terlalu banyak. Penonton
cuma dibuat penasaran tentang bagaimana masing-masing karakter meninggal. Tidak ada keterlibatan emosi
karena masing-masing karakter memang tak diberi peluang untuk tumbuh menjadi sosok yang utuh. Alur cerita
juga hanya ada untuk merangkai adegan-adegan kematian yang sudah dirancang sebelumnya.
Review Final Destination 5 mampu menghadirkan sebuah pacuan adrenalin yang sangat kuat pada penontonnya.
Seri ini bahkan berhasil menghadirkan beberapa jebakan kematian dengan tingkat kesadisan dan kengerian yang
melebihi jebakan kematian yang hadir pada seri-seri sebelumnya. Bagian kematian di awal film – ketika para
karakter terjebak dalam tragedi dimana susunan sebuah jembatan perlahan hancur – ditampilkan dengan tingkat
detil gambar yang begitu kuat serta kehadiran cara kematian yang begitu sadis dan dipenuhi darah yang memenuhi
setiap sudut layar bioskop. Penggunaan efek visual 3D juga mampu dimanfaatkan dengan maksimal yang semakin
menambah tingkat kejutan bagi penonton dalam menyaksikan kematian demi kematian yang hadir di hadapan
mereka. Sebuah twist yang secara cerdas diletakkan di akhir kisah film ini juga akan mampu membuat setiap
penggemar setia film ini berteriak kaget dan tidak percaya mengenai apa yang mereka saksikan.

Jika tampilan visual mampu hadir lebih impresif dari empat seri sebelumnya, Final Destination 5 dapat dinilai
memiliki departemen akting yang lebih buruk dari departemen akting yang tampil pada seri sebelumnya.
Semenjak adegan pembuka film ini hadir, penonton telah disajikan kemampuan akting yang menyedihkan dari
jajaran pemeran film yang kebanyakan diisi oleh aktor dan aktris yang namanya mungkin belum pernah didengar
penonton sebelumnya. Lihat saja bagaimana Miles Fisher – yang memerankan karakter bernama Peter Friedkin –
tampil dengan ekspresi wajah yang begitu datar bahkan ketika kematian telah datang untuk menghampirinya. Dua
pemeran utama film ini, Nicholas D’Agosto dan Emma Bell, juga tidak lebih baik dari Fisher maupun para
pemeran lain di film ini.

Tampil sama buruknya adalah naskah cerita yang ditulis oleh Eric Heisserer. Sebelumnya berpengalaman dalam
menghadirkan reboot A Nightmare on Elm Street (2010) yang berkualitas menyedihkan itu, Heisserer sama sekali
tidak peduli dengan adanya pengembangan karakter maupun kontinuitas adegan antara satu cerita dengan cerita
lainnya. Heisserer juga tidak mampu menghadirkan kisah yang menarik ketika Final Destination 5 tidak sedang
menghadirkan kisah sang kematian yang memburu para korbannya. Ditambah dengan kemampuan akting para
jajaran pemeran Final Destination 5 yang lemah tadi, ini yang membuat seri ini tampil sedikit monoton dan
cenderung datar ketika sedang menghadirkan kisah drama antara para karakternya.

Sutradara Final Destination 5, Steven Quale, sepertinya hanya hadir untuk memimpin proses produksi film ini,
tanpa mampu memberikan pengarahan yang berarti kepada para jajaran pemerannya untuk menghidupkan karakter
mereka lebih nyata lagi. Jalan cerita yang ia eksekusi juga tidak memiliki kualitas yang lebih baik dari jalan cerita
seri-seri sebelumnya di franchise Final Destination. Pun begitu, penonton pastinya telah menyadari benar
mengenai apa yang akan mereka dapatkan pada setiap seri franchise ini. Bukan akting maupun kualitas cerita
tingkat tinggi, namun sebuah hiburan sinematik yang cukup memuaskan dimana penonton dihadirkan adegan-
adegan horor pemacu adrenalin yang disajikan dengan tingkat visual yang memukau dan semakin terkesan nyata
dengan tambahan teknologi 3D dalam penyampaiannya.

Final Destination 5 (2011)

Alohaaa.. lama lagi tidak mengupdate blog ini. Bagi saya memang agak susah untuk menjaga mood untuk rajin
mengupdate blog ini. Apalagi akhir-akhir ini kesibukan juga menyita waktu saya untuk meluangkan waktu
menonton film. Ahhh.. but okailah, saya mulai lagi dengan film berikut ini. Mudah-mudahan berikutnya saya bisa
makin rajin ngisi, dan rencana memperbaharui blog ini bisa segera terlaksana. Amin. *yuk ikut doain juga biar
dapet pahala*
Directed by Steven Quale ; Produced by Craig Perry, Warren Zide ; Written by Eric Heisserer ; Based on
Characters by Jeffrey Reddick ; Starring Nicholas D'Agosto, Emma Bell, Miles Fisher, Arlen Escarpeta, David
Koechner, Tony Todd ; Music by Brian Tyler ; Cinematography Brian Pearson ; Editing by Eric Sears ; Studio
New Line Cinema, Practical Pictures, Zide/Perry Productions ; Distributed by Warner Bros. Pictures ; Release
date(s) August 12, 2011 ; Running time 92 minutes ; Country United States ; Language English ; Budget $40
million ; Box office $157,887,643

Rated: R
Genre: Horror
RottenTomatoes: 61% (5.8/10)
Metacritic: 50/100

NikenBicaraFilm:
Sinopsis:
Dalam sebuah acara retreat perusahaan, ketika tengah berada di dalam sebuah bus yang tengah berada di atas
sebuah jembatan yang sedang dilakukan perbaikan, Sam mendadak melihat ‘penampakan’ akan robohnya
jembatan itu yang menyebabkan kematian teman-temannya, dan termasuk kematiannya sendiri. Sama seperti
cerita sebelumnya, Sam pun mendadak turun dan membuat beberapa teman-temannya turun dan selamat dari
kecelakaan itu. Namun, setelah selamat, kematian pun satu persatu mendatangi mereka yang selamat karena
perbuatan Sam. Dan petualangan menuju kematian pun dimulai...
Review:
Kalo boleh jujur, dengan formula yang luar biasa hampir sama dengan franchise Final Destination sebelumnya,
maka Final Destination 5 menjadi sesuatu yang sama sekali tidak baru dan menyegarkan. Bahkan skenarionya
begitu miripnya dengan film-film sebelumnya: seseorang mendapatkan penglihatan, membawa teman-temannya
yang tidak percaya dan secara kebetulan ikut selamat, kemudian satu persatu malaikat maut datang dengan aneka
‘kecelakaan’ misterius sesuai urutan kematian yang dilihat oleh si tokoh utama. Tentu saja, akan ada pihak-pihak
yang tidak percaya dan kemudian mati, lalu si tokoh utama yang luckily selalu mati hampir terakhir (ya iyalah..
masa mati pertama sendiri, kalo mati pertama ya gag bakal jadi tokoh utama) berusaha mencari cara untuk menipu
kematian bersama kekasihnya... Serius, gag ada yang baru di film ini. Mungkin film ini akan cukup
menyenangkan sebagai sajian ringan, dan menjadi tontonan yang SANGAT mengasyikkan buat yang baru
pertama kali nonton franchise Final Destination, tapi lebih dari itu saya rasa sebaiknya kamu menonton yang lain.

Setelah kritikan buruk pada seri sebelumnya, yang sebenarnya digadang-gadang menjadi akhir dari seri Final
Destination (that’s why Final Destination 4 juga diberi judul The Final Destination), kali ini New Line Cinema
juga memberikan efek 3D yang pastinya bakal dramatis (*sayang saya nontonnya di DVD) jikalau kamu
menyaksikannya di layar bioskop. Adegan awalnya memang cukup spektakuler, menampilkan jembatan roboh
dengan kematian-kematian yang sangat mengenaskan (*saat jembatan rubuh, kematian yang bisa menimpamu
ternyata bukan hanya sekedar tercebur di air, tapi jatuh ke tiang layar kapal, tertabrak mobil yang jatuh, atau
tersiram minyak panas – ya intinya dengan cara-cara yang mungkin tidak pernah kamu bayangkan). Kamu pun
tentu akan senang dengan banyaknya adegan berdarah dan level kesadisan yang melebihi seri sebelumnya. Namun,
tampaknya skenario yang digarap oleh Eric Heisserer tidak lebih dari rangkaian adegan – adegan kematian yang
terjadi.

Tidak ada kedalaman karakterisasi, bahkan tidak ada bangkitan emosional yang bisa membuat penonton ikut
cemas (*atau itu karena faktor saya sudah mengira film ini bakal seperti apa?). Jajaran aktor dan aktrisnya juga
bermain dengan sangat buruk, termasuk para pemeran utamanya yang beradegan dengan sangat datar. Tapi ya
sudahlah, toh tidak perlu akting yang sebegitunya untuk film horror seperti ini. Eh btw, tapi saya cukup geli
dengan pemeran Peter yang mukanya soooo Tom Cruise terutama dengan alisnya yang tebal ituuu.. (*dan Miles
Fisher, sang aktor juga pernah bermain sebagai tiruan Tom Cruise di Superhero Movie).

Tapi untunglah, hal baik yang dilakukan agar Final Destination 5 cukup punya arti untuk tidak sekedar menjadi
‘satu seri’ dari rangkaian franchise Final Destination adalah twist yang brilian pada akhirnya. Dan sebenarnya,
kalo kamu cukup teliti, kamu bisa melihat banyak clue-clue kecil bertebaran sepanjang film yang seharusnya bisa
membuatmu menduga-duga.

Overview:
Ya, saya tidak tahu apakah akan ada Final Destination 6, 7, 8... dan seterusnya. Yang jelas, saya pikir seluruh
pihak yang menggarap franchise Final Destination harus punya nilai tambah yang ‘fresh’ jika ingin melanjutkan
franchise ini. Bahkan Final Destination 5 ini begitu miripnya dengan film-film sebelumnya. Tapi, dengan level
kesadisan yang lebih dari sebelumnya, begitu banyaknya darah, dan tentu saja twist di ending yang membuatmu
ternganga, saya pikir Final Destination 5 tidak seburuk itu. Cukup fun lah sebagai tontonan kalau kamu sedang
tidak punya kerjaan.

Tonton atau Tidak?


Saya sih rekomendasikan untuk tidak usah menontonnya, tapi kalau kamu penasaran dengan twist di bagian
endingnya, ya boleh deh kamu tonton.

S-ar putea să vă placă și