Sunteți pe pagina 1din 11

PERAN TENAGA KEPENDIDIKAN DALAM MENINGATKAN MUTU

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


(Studi kasus SD Negeri Suruh 01 dan SD Negeri Kedungringin 03)

Tamassaka Dinul Haq dan Mustaqhfiroh


IAIN Salatiga
Jln. Lingkar Selatan Km 02 Pulutan Sidorejo Salatiga
Email: tamassaka.dinul@gmail.com dan mustaghfiroh1012@gmail.com

Abstract
The role of education staff is one of the important factors in improving the quality of
Islamic Education. The quality of education is not determined by educational institutions, but
the quality of education is the desired specification and conformity with what is the views and
expectations of the community, by optimizing the overall support for education quality, that is
input, process, so that it will produce high quality education output quality.
The quality of Islamic Education can be influenced by several main things, that is:
continuous improvement, determining quality standards, changing cultures, changing
organizations, and maintaining relationships with customers. moreover, the government also
plays a role in improving quality, so that there is no gap in every school in a region,
especially facilities and infrastructure.
The results of the research carried out, the education quality of the Suruh 01
Elementary School has gone well because of the professionalism of the teaching staff, the
support of the Principal, the creation of good cooperation, adequate facilities and
infrastructure, good relations with parents of students, and additional activities outside the
hours learning that supports Islamic religious education. Whereas in Kedungringin 03
Elementary School, it is necessary to increase the professionalism of teachers, improve
facilities and infrastructure, and build good relations with the community so that the quality
of Islamic education becomes better.

Keywords: The role of education staff, education quality, Islamic religious education

1
A. PENDAHULUAN merusak atau membahayakan orang lain
Dalam Undang-Undang Sistem maupun lingkungannya. Agar anak
Pendidikan Nasional No.20 tahun 2003 memiliki kemampuan menjauhkan diri dari
Bab I Pasal 1 disebutkan bahwa tenaga sifat buruk atau tercela ia harus memiliki
kerja kependidikan adalah anggota keimanan yang kuat. Untuk menanamkan
masyarakat yang mengabdikan diri dan keimanan pada anak tentulah tidak mudah
diangkat untuk menunjang karena membentuk keimanan seseorang
penyelenggaraan pendidikan. Tenaga memerlukan proses. Itulah mengapa
pendidikan yang dimaksud adalah anggota pendidikan anak usia dini menjadi sangat
masyarakat dengan kriteria dan standar penting dan harus diperhatikan secara
tertentu diangkat untuk menunjang serius oleh para tenaga pendidik.
penyeleggaraan proses pendidikan pada Pelaksanaan sistem pendidikan di
suatu pendidikan, seperti pendidik, kepala Indonesia sudah banyak dikotori oleh
sekolah, pengawas, laboran, pustakawan, tangan-tangan yang tidak bertanggung
peneliti dan tenaga teknik administrasi jawab karena banyak pelaku anomali.
penyelenggaraan pendidikan. Pengelola lembaga pendidikan ingin
Tugas pokok tenaga kependidikan mengelola, tetapi tidak mau menegakkan
tertuang dalam Undang-Undang Sistem rambu-rambu kualitas secara menyeluruh.
Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003 Mengelola tetapi tidak mau sesuai dengan
Bab XI pasal 39 ayat 1 yang menyebutkan tata kelola yang excellence, transparan ,
bahwa tenaga kependidikan bertugas akuntabel, jujur, adil, dan objektif. Untuk
melaksanakan administrasi, pengelolaan, menyelamatkan bangsa Indonesia dimasa
pengembangan, pengawasan, dan depan yang memiliki jumlah populasi
pelayanan teknis untuk menunjang proses penduduk lebih dari 300 juta dan sebagian
pendidikan pada suatu pendidikan. besar adalah Muslim lebih dari 75%, maka
Pendidikan yang benar dan sehat perlu diperbaiki sistem pendidikan yang
adalah pendidikan yang mampu menjamin kualitas. Sebab, jika sistem
mengarahkan seluruh potensi yang pendidikan Islam rusak maka akan rusak
dimiliki anak sehingga ia tumbuh dan generasi bangsa Indonesia oleh sebab itu,
berkembang menjadi manusia yang baik perlu ditingkatkannya mutu pendidikan
dan benar. Ini berarti pendidik melalui islam di Indonesia.
pendidikan harus mampu memberikan Penjaminan mutu pendidikan
dampak yang baik dan menjauhkan sifat- formal, nonformal, dan informal
sifat buruk dirinya sendiri yang dapat sebagaimana tersurat dalam peraturan

2
menteri pendidikan nasional No 63 tahun Peneliti menemukan beberapa gambaran
2009 tentang sistem penjaminan mutu yang terjadi di sekolahan seperti: (1)
pendidikan, merupakan kegiatan yang Rendahnya tingkat kesadaran tenaga
sistemik dan terpadu pada pendidikan akan pendidikan, (2) Buku-
penyelenggaraan pendidikan untuk buku penunjang untuk murid yang sangat
meningkatkan kecerdasan kehidupan minim, (3) Rendahnya kesadaran peserta
bangsa.Mutu pendidikan sesungguhnya didik akan pentingnya pendidikan, (4)
ditentukan oleh mutu belajar, karena Tempat yang digunakan untuk belajar
investasi pada manusia terletak pada mutu mengajar kurang memadai.
belajarnya. B. METODE PENELITIAN
Menurut Sandra dalam Penelitian ini bersifat deskriptif
“International Action Research” sebagai salah satu jenis penelitian
mengemukakan beberapa kekhawatiran kualitatif. Metode deskriptif digunakan
yang dapat mempengaruhi karakteristik untuk melukiskan atau menggambarkan
dalam pendidikan, sebagai berikut: (1) keadaan di lapangan secara sistematis
Tingginya tingkat ketidak hadiran guru melalui fakta-fakta dengan interpretasi
dan siswa, (2) Kurangnya disiplin di yang tepat dan data yang saling
sekolah, (3) Peraturan yang dibuat tidak berhubungan, serta bukan hanya mencari
dilakukan dan seringkali tenaga kebenaran mutlak tetapi pada hakikatnya
kependidikan melanggar peraturan yang mencari pemahaman observasi.
dibuat, (4) Moral guru rendah, (5) Tidak
Dalam penelitian ini penulis mengambil
ada evaluasi guru, (6) Hasil akademis yang
data dengan cara melihat secara langsung
buruk, (7) Konflik yang terjadi di antara
keadaan dilapangan yaitu SD Negeri Suruh
tenaga pendidik, (8) Kurangnya tenaga
01 dan SD Negeri Kedungringin 03
pendidik, (9)Tidak ada budaya tanggung
Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang,
jawab dalam mengajar dan belajar di
kemudian dihubungkan dengan data yang
sekolah, (10) Tenaga pendidik lebih
mereka miliki.
mengutamakan hak daripada kewajiban
dalam mengajar. C. HASIL DAN PEMBAHASAN
Di suatu daerah Indonesia masih
Pelaksanaan pembelajaran di SD
banyak dijumpai kondisi dimana anak-
Negeri Suruh 01 dilaksanakan sesuai
anak belum terlayani pendidikannya. Juga
dengan Kurikulum 2013. Dalam proses
masalah kekurangan guru, walaupun pada
pembelajaran, para tenaga pendidik
sebagian daerah persediaan guru berlebih.

3
menerapkan pendekatan pembelajaran dilaksanakan sebelum jam pelajaran
aktif, kooperatif, kolaboratif, konstruktif, dimulai. Siswa yang tidak mengerjakan
dan pembelajaran tuntas. shalat Subuh tidak boleh melaksanakan
shalat Dhuha.Hal ini dilakukan oleh guru
Ada beberapa hal yang menunjang
untuk menimbulkan rasa jera pada
profesionalisme guru di SD N Suruh 01,
siswa.Setelah kegiatan shalat Dhuha,
antara lain setiap guru memiliki jenjang
dilakukan kegiatan baca Al-Qur’an selama
Pendidikan Sarjana. Kepala Sekolah juga
15 menit dari kelas 1 sampai dengan kelas
sangat mendukung para guru untuk
6.Kegiatan ini dilakukan untuk
mengembangkan diri ke tingkat
menumbuhkan rasa cinta terhadap Al-
pendidikan yang lebih tinggi. Hal tersebut
Qur’an.Proses belajar mengajar untuk
telah terbukti adanya dua guru yang
kelas bawah yaitu kelas 1 sampai dengan
sedang menempuh Pendidikan Magister di
kelas 3 dimulai dari pukul 07.00 sampai
Perguruan Tinggi. Selain itu Kepala
dengan pukul 10.30 sedangkan untuk kelas
Sekolah juga memberikan kesempatan
atas yaitu kelas 4 sampai dengan kelas 6
kepada guru-guru lain untuk mengikuti
pelaksanaan pembelajaran dilakukan
Workshop, KKG, Pendidikan Tanpa Batas,
sampai pukul 12.00.
Pelatihan-pelatihan Tingkat Kabupaten,
Pembuatan Naskah UASBN, dan lain-lain. Prosentasi kehadiran guru di SD N
Suruh 01 sangat tertib, guru jarang absen
Di Sekolah tersebut para guru
dengan alasan yang tidak jelas. Para guru
memiliki kegiatan rutin di pagi hari yaitu
memiliki kesadaran tinggi bahwa mereka
menyambut kedatangan siswa. Kegiatan
bekerja untuk mendidik bukan hanya
ini dilakukan untuk menarik respon anak
mendapatkan hak dari pekerjaannya.
didik maupun orang tua murid dalam
Mereka sadar bahwa mereka termasuk
disiplin waktu seperti yang terdapat pada
bagian dari mencerdaskan bangsa. Selain
materi pembelajaran kelas 4, yaitu manfaat
guru, kehadiran siswa juga sering
shalat. Kedatangan para guru di pagi hari
dipantau. Guru membuat grup WhatsApp
bukan hanya untuk menyambut
untuk para orang tua siswa di setiap kelas.
kedatangan siswa, tetapi pada saat itu pula
Seperti contoh jika ada siswa yang tidak
guru juga menanyakan ketertiban mereka
berangkat sekolah beberapa hari maka
dalam mengerjakan shalat lima
guru dapat menanyakan langsung dalam
waktuSetelah kegiatan menyambut anak di
grup. Selain itu grup tersebut juga dapat
pagi hari, guru juga membuat kegiatan
digunakan oleh para orang tua siswa untuk
shalat Dhuha.Kegiatan tersebut

4
menyampaikan aspirasinya dalam guru kurang memiliki tanggung jawab dari
kemajuan SD N Suruh 01. Hal tesebut profesinya. PLT telah berusaha
memperlihatkan adanya hubungan baik mengevaluasi para guru akan tetapi hal
antara guru dan orang tua siswa. tersebut tidak menjadi acuan para guru
untuk menjadi pendidik yang lebih baik.
Keberhasilan pembelajaran sangat
Karena sering terlambatnya guru, anak
ditentukan oleh pendekatan yang dipakai
disekolah menjadi kurang terbina.
guru kelas, salah satunya adalah PAIKEM
Kebiasaan itu mengakibatkan timbulnya
(Pembelajaran Aktif , Inovatif, Kreatif,
karakter anak menjadi kurang baik, seperti
Efektif, dan Menyenangkan). Pendekatan
hilangnya rasa tanggung jawab, kurangnya
ini bertujuan agar para siswa merasa
antusias dalam belajar, tidak adanya rasa
tertarik dan mudah menyerap pengetahuan
semangat untuk berangkat sekolah.
dan keterampilan yang diajarkan
Dalam kegiatan belajar mengajar
Selain pembelajaran, sekolah juga anak sering ditinggalkan, mereka kurang
mengajarkan siswa tentang hidup sehat. bimbingan dan arahan akhirnya anak
Siswa dihimbau untuk membawa bekal banyak yang mengabaikan pelajaran.
dari rumah, karena sekolah belum bisa Tetapi dari guru-guru tersebut masih ada
menyiapkan makanan khusus bagi siswa. beberapa orang yang melaksanakan
Bekal yang dibawa oleh siswa sudah pasti tugasnya dengan baik seperti guru kelas 6
olahan rumah yang lebih sehat dan bergizi. guru kelas 2, dan kelas 1.
Dari kegiatan itu selain hidup sehat siswa Selain kedatangan guru yang
juga dapat belajar tentang cara hidup terlambat, dari hasil wawancara penjaga
hemat. sekolah menjelaskan bahwa para guru
yang ada di SD N Kedungringin 03 juga
Dari kegiatan belajar mengajar di
sering absen tanpa alasan yang jelas.
SD N Kedungringin 03 peneliti
Dengan sikap tersebut dapat dilihat bahwa
menemukan bahwa proses pembelajaran di
para guru memiliki rasa tanggung jawab
sekolah tersebut masih kurang baik. Sesuai
dan kedisiplinan yang rendah. Dari hasil
dengan wawancara yang dilakukan dengan
wawancara dengan guru, mereka
PLT (pelaksana tugas), operator dan
sebenarnya memiliki keinginan yang baik
sebagian warga yang ada di Kedungringin
seperti tetap ingin bekerja dengan
menyatakan bahwa dalam pembelajaran
sungguh-sungguh, disiplin waktu, amanah
guru kurang disiplin karena banyak guru
dan bertanggung jawab. Mereka juga
yang datang terlambat. Dalam hal tersebut
masih memiliki keinginan untuk menabah

5
wawasan dengan terus belajar. Tetapi berharap agar kegiatan keagamaan tersebut
kegiatan-kegiatan tersebut tidak terlaksana tidak hanya dilaksanakan saat jam
karena keadaan lingkungan sekolahan pembelajaran PAI, tetapi juga dapat
yang tidak mendukung. Sarana dan menjadi kegiatan rutin setiap hari di setiap
prasarana di SD N Kedungringin 03 sudah kelas dengan dukungan dari guru kelas dan
mulai memprihatinkan, antara lain ada guru lainnya. Dalam soal mengajar guru
beberapa gedung yang mulai rusak, agama kurang kreatif dalam mengajar.
kurangnya media buku yang dapat Guru PAI hanya menggunakan metode
menunjang pembelajaran, dan lingkungan ceramah, guru tersebut kurang menguasai
sekolah yang kurang menjaga kebersihan. metode-metode pembelajaran lain
Dalam pembelajaran Agama Islam, sehingga siswa kurang antusias dalam
guru PAI pernah mengadakan kegiatan belajar dan cepat merasa bosan.
shalat Dhuha dan shalat Dzuhur bersama Dari hasil wawancara Kepala
dengan jadwal masing-masing kelas sesuai Sekolah SD N Kedungringin 03, beliau
jam pelajaran PAI. Namun kegiatan ini menginginkan untuk mengaktifkan
tidak bertahan lama karena, (1) Sekolah kembali kegiatan keagamaan yang pernah
tidak memiliki masjid sendiri jadi kegiatan ada di sekolah. Dari kegiatan keagamaan
ini dilakukan di masjid warga, (2) Guru digunakan untuk menarik minat warga dan
mata pelajaran Agama Islam harus membangun kembali kepercayaan
mengawasi kegiatan tersebut karena masyarakat sekitar yang pernah ada untuk
kegiatan berada di luar lingkungan kemajuan SD N Kedungringin 03.
sekolah, (3) Kurang adanya keikut sertaan Menurut Kepala Sekolah daerah
guru kelas dalam kegiatan tersebut, (4) Kedungringin adalah daerah pedesaan
Belum terbentuknya kesadaran siswa yang masih relgius. Kepala sekolah juga
tentang manfaat kegiatan shalat Dhuha dan menghimbau agar setiap pembelajaran
shalat Dzuhur bersama, karena kegiatan diawali dengan membaca Al-Quran di
tersebut merupakan gagasan pertama yang semua kelas bersama dengan masing-
di laksanakan di SD N Kedungringin 03 masing guru kelasnya. Kepala sekolah
oleh guru Agama baru disana. ingin mengajak kepada setiap guru untuk
Sebelum pelajaran Agama Islam sadar akan beragama. Kepala Sekolah
dimulai, siswa selalu memulainya dengan berharap dengan adanya kegiatan ini bisa
membaca Al-Quran terlebih dahulu. memperbaiki karakter para guru di SD N
Kegiatan itu terlaksana sejak tahun 2018. Kedungringin 03. Sehingga tercipta
Guru PAI di SD N Kedungringin 03

6
adanya mutu pendidikan yang lebih baik Islam. Hal ini terlihat dalam kegiatan
lagi. tambahan plus yaitu TPA yang diikuti
1. Faktor pendukung pendidikan oleh semua siswa SD N Suruh 01 dan
agama islam SD N Suruh 01 kegiatan tersebut dapat berjalan dengan
Sarana dan prasarana yang baik.
memadai,masjid yang dapat menampung 2. Faktor pendukung pendidikan
siswa untuk melaksanakan sholat agama islamSD N Kedungringin 03
berjamaah dan tersedianya Al-Qur’an Dalam hasil wawancara yang
serta Juz Amma yang dapat digunakan didapat, guru SD N Kedungringin 03
oleh siswa dan juga memiliki aula atau masih berupaya meningkatkan
ruangan yang digunakan untuk kegiatan profesionalisme dalam meningkatkan
ekstrakurikuler keagamaan. mutu pendidikan, yaitu dengan mengikuti
Dukungan penuh dari Komite, diklat, pelatihan, dan workshop. Dalam
orang tua siswa, dan tenaga kependidikan proses belajar mengajar, guru di SD N
terhadap program pembelajaran dan Kedungringin 03 juga berusaha untuk
kegiatan tambahan seperti ekstrakulikuler mengutamakan tugas utama pendidik
keagamaan yaitu TPA. Kegiatan TPA yaitu mendidik dan mengajar siswa
tersebut merupakan kegiatan yang disekolah dan berupaya meningkatkan
dilakukan diluar jam pembelajaran, oleh rasa tanggung jawab. Sekolah juga
karena itu kegiatan tersebut tidak lepas berupaya untuk menjalin hubungan baik
dari persetujuan dan dukungan para orang dengan orang tua siswa melalui kegiatan
tua siswa, komite, serta kantor. home visit. Kegiatan ini dilakukan guru
untuk mengenal langsung lingkungan
Orang tua siswa juga memiliki
disekitar siswa serta dapat menarik
peran penting dalam upaya peningkatan
perhatian para orang tua siswa.
mutu SD N Suruh 01. Mereka aktif dalam
Sejak tahun 2018 SD N
memberikan saran serta evaluasi terhadap
Kedungringin 03 tidak memiliki kepala
kegiatan sekolah. Sehingga tercipta
sekolah, namun sementara waktu diisi
kepercayaan masyarakat yang cukup baik
oleh PLT ( Pelaksana Tugas).Dalam
terhadap kualitas dan mutu pendidikan
upaya meningkatkan mutu
SD N Suruh 01.Terciptanya kerjasama
pendidikanPLT memberikan saran kepada
yang baik dan tingginya komitmen
pihak sekolah untuk melakukan evaluasi
bersama antara guru dan karyawan dalam
Visi dan Misi dalam rapat dewan guru SD
meningkatkan mutu Pendidikan Agama
N Kedungringin 03. Di bidang Agama

7
Islam, PLT juga berupaya untuk Lingkungan tempat tinggal anak
mengaktifkan kembali kegiatan yang kurang baik juga dapat menjadi
keagamaan yang pernah dilakukan oleh penghambat siswa dalam belajar. Sebagai
guru Agama Islam SD N Kedungringin contoh orang tua siswa yang terlalu
03 yaitu shalat dhuha, shalat berjamaah memberi kebebasan dalam penggunaan
dan membaca Al-Qur’an bersama.Guru smartphone membuat siswa malas
Agama Islam di SD N Kedungringin 03 belajar. Jika hal ini terjadi tanpa ada
mengadakan kegiatan infak setiap hari kendali maka akan berdampak pada
Jumat. Kegiatan ini bertujuan untuk penurunan mutu pendidikan.
mengajarkan siswa agar saling memberi.
2. Faktor penghambat dalam
1. Faktor penghambat dalam
peningkatan mutu pendidikan Agama
peningkatan mutu pendidikan Agama
Islam di SD N Kedungringin 03.
Islam di SD N Suruh 01
Semangat dan etos kerja para guru
Dalam kegiatan tambahan di SD N
di sekolah kurang baik. Berdasarkan hasil
Suruh 01 tidak semua siswa dapat
observasi, peneliti menemukan ada
mengikuti kegiatan tersebut. Ada beberapa
beberapa guru yang tidak memenuhi jam
siswa yang telah mengikuti kegiatan lain
pembelajaran. Selain mereka berangkat
di luar jam pembelajaran seperti les atau
terlambat saat melakukan tugas mengajar
sekolah sore di lembaga pendidikan TPA.
mereka sering meninggalkan kelas, siswa
Dalam proses pembelajaran, masih ada
hanya diberikan tugas tanpa
guru yang kurang semangat mendidik
adanyapegawasan. Letak sekolah di
siswa. Hal ini dapat dilihat dengan adanya
daerah pinggiran menjadi salah satu
guru yang datang telambat, sehingga
faktor penghambat peningkatan mutu
kedisiplinan beberapa guru di SD N
pendidikan karena kurang adanya
Suruh 01 perlu ditingkatkan.
pengawasan dari kantor. Sarana dan
Banyak siswa yang mengeluh dan prasarana SD Kedungringin 03 juga
tidak maksimal dalam menguasai cukup memprihatinkan, ada beberapa
pelajaran karenabeban belajar siswa kelas yang tidak layak digunakan ketika
yang terlalu berat. Dilihat dengan musim hujan. Sehingga mengganggu
adanya siswa yg belum mencapai nilai kegiatan belajar mengajar.
KKM, sehingga harus mengerjakan Pihak sekolah juga kesulitan dalam
beberapa soal latihan kembali sebelum membangun hubungan dengan orang tua
mengerjakan soal-soal pengayaan. siswa. Bukan karena daerah tersebut

8
kurang bersahabat tetapi para guru yang memiliki sikap bekerja sungguh-
kurang berbaur dengan masyarakat. sungguh, disiplin, amanah dan
Selain itu Banyak orang tua siswa yang bertanggung jawab. Mereka berupaya
bekerja diluar daerah, sehinggasiswa menciptakan suasana nyaman dan
kurang dukungan orang tua dalam meraih bervariasi dalam mengajar yang dapat
prestasi. Mereka hanya berfikir untuk menimbulkan semangat belajar siswa
mecukupi kehidupan anak seperti untuk berangkat ke sekolah. Di SD N
sandang, papan, dan pangan karena Kedungringin 03, peneliti menemukan
himpitan ekonomi. Hal ini mengakibatkan bahwa proses pembelajaran masih
sumberdaya anak didik di SD N kurang baik. Guru kurang disiplin dan
Kedungringin 03 kurang maksimal. kurang bertanggung jawab dalam
SIMPULAN melaksanakan tugasnya. Hal ini
1. strategi tenaga kependidikan dalam mengakibatkan timbulnya karakter
Meningkatkan Mutu Pendidikan anak menjadi kurang baik, seperti
Agama Islam, maka peneliti dapat hilang rasa tanggung jawab, kurang
mengambil kesimpulan bahwa SD N antusias dalam belajar, tidak ada rasa
Suruh 01 menggunakan strategi semangat untuk berangkat sekolah.
PAIKEM (Pembelajaran Aktif, 3. Peneliti menemukan beberapa faktor-
Inovatif, Kreatif, Efektif, dan faktor yang mempengaruhi upaya
Menyenangkan) dalam pelaksanaan peningkatan mutu pendidikan agama
pembelajaran. Selain itu sekolah Islam di SD N Suruh 01 dan SD N
tersebut juga mengadakan inovasi Kedungringin 03 yaitu
pelajaran tambahan tentang Agama profesionalisme tenaga pendidik,
Islam diluar jam pembelajaran yang dukungan Kepala Sekolah, terciptanya
disebut dengan program plus. kerjasama yang baik, sarana dan
Sedangkan di SD N Kedungringin 03 prasarana yang memadai, lingkungan
hanya menggunakan strategi ceramah masyarakat sekitar, hubungan baik
karena kurangnya sarana dan dengan orang tua siswa, serta adanya
prasarana, sehingga menghambat kegiatan-kegiatan tambahan diluar
keatifitas guru dalam penggunaan jam pembelajaran.
metode-metode pembelajaran lainnya.
2. Peran tenaga kependidikan dalam DAFTAR PUSTAKA
meningkatkan mutu pendidikan agama
islam di SD Negeri Suruh 01, guru Sumber Buku:
9
Agusniar,Eka, “KemampuanProfesional K.A.Rahman, “PeningkatanMutu
Guru BidangStudiPendidikan Madrasah
Agama Islam melaluiPenguatanPartisipasiMasyar
dalamMeningkatkanPrestasiBelajar akat”, Jurnal Pendidikan Islam,
Siswa SDN 1 SimpangPeutNagan Vol. 1. No 2 (Desember 2012):
Raya”, Jurnal Ilmiah 227-245.
Didaktika,Vol. 16, No 1 (Agustus
2015): 129-140. Makbuloh, Deden. Pendidikan Islam dan
Sistem Penjaminan Mutu. Jakarta:
Dani, Sudarwan. Inovasi Pendidikan. PT Raja Grafindo Persada, 2016.
Bandung: Pustaka Setia, 2002.
Muhaimin. Pengembangan Kurikulum
Danim, Sudarwan.Agenda Pembaharuan Pendidikan Agama Islam. Jakarta:
Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka PT. Raja Grafindo Persada, 2005.
Pelajar 2003.
Mulyasa, E. Menjadi Kepala Sekolah yang
Duryat, Masduki. Paradigma Pendidikan Profesional. Bandung: PT. Rosda
Islam. Bandung: ALFABETA CV, Karaya, 2005.
2016.
Nasir, Muhammad. “Profesionalisme Guru
Fatah, Nanang. Sintem Penjaminan Mutu Agama Islam
Pendidikan. Bandung: PT Remaja (SebuahUpayaPeningkatan
Rosdakarya, 2013. Mutumelalui LPTK)”, Dinamika
Ilmu, Vol. 13, No. 2 (Desember
Hollingsworth, Sandra. International 2013):189-203.
Action Research. London: A
member of the Taylor dan Francis Nurhasan. Konvensi Nasional Pendidikan
Group, 2005. Indonesia, Kurikulum untuk Abad
21; IndikatorCara Mengukur dan
Ikwandi, Muhamad Ripin, “Peran Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Madrasah Diniyah dalam Mutu Pendidikan.Bandung: Sindo,
Peningkatan Mutu Pendidikan 1994.
Agama di MI Raudlotul Islamiyah
Sawocangkring Wonoayu Routledge. Key Word Education
Sidoharjo”, Jurnal Manajemen dan The Basics. NewYork: Routledge,
Pendidikan Islam, Vol. 4, No 1 2011.
(Maret 2017): 33-45. Sallis, Edward.TotalQuality
Management in Education.
Joe, Park. Selected Reading in the Jogjakarta: IRCiSoD, 2006.
Philosophy Of Education. New Sanaky, Hujair A. H. Permasalahan dan
York: The Macmillan Company, Penataan Pendidikan Islam Menuju
1962. Pendidikan yang Bermutu”, Jurnal
Pendidikan Islam, No. 1. Vol.
Kaelan. Metode Penelitian I(2008): 83-95.
Kualitatif. Yogyakarta: Paradigma
Yogyakarta, 2012. Satori, Djam’an.Pengawasan dan
Komariah, Aan dan Cepi Triatna. Penjaminan Mutu Pendidikan.
VisionaryLeadership Menuju Bandung: CV Alfabeta, 2016.
Sekolah Efektif.Jakarta:
BumiAksara, 2005. Suderadjat, Hari. Manajemen Peningkatan
Mutu Berbasis Sekolah:

10
Peningkatan Mutu Pendidikan
Melalui Implementasi KBK.
Bandung : Cipta Lekas Garafika,
2006.

Suharda, Dadang.Supervisi Profesional


Layanan dalam Meningkatkan
Mutu Pengajaran di Era Otonomi
Daerah.Bandung: Alfabeta,
2010.Sugiyono. Metode Penelitian
Bisnis. Bandung: Alfabeta, 2008.

Suwardi dan Samino,


“PeranKepalaSekolahdalamPenge
mbangan Lembaga Pendidikan
Islam Sekolah Kreatif SD
Muhammadiyah Kota Madiun”,
Jurnal Menejemen Pendidikan,
Vol.9, N0.2 (Juli 2014): 186-195.

Usman, Husaini. Manajemen Teori,


Praktek Dan Riset Pendidikan.
Jakarta : Bumi Aksara, 2006.Wati,
Helma. Pendidik Sebagai Model.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2016.

Yahya, Murip.Profesi Tenaga


Kependidikan. Bandung: CV
Pustaka Setia, 2013.

Nur Zazim.Gerakan Menata Mutu


Pendidikan Teori &
Aplikasi.Jogjakarta: Ar-
RuzzMedia, 2011,

11

S-ar putea să vă placă și