Sunteți pe pagina 1din 6

Holistik Jurnal Kesehatan, Volume 12, No.

3, Juli 2018: 154-159

HUBUNGAN KEPATUHAN MENJALANI TERAPI HEMODIALISA DENGAN KUALITAS


HIDUP PASIEN DI UNIT HEMODIALISA RSUD CIBABAT – CIMAHI

Susy Puspasari1 , Indah Wahyuni Nggobe2

1 Dosen STIKEP PPNI Jawa Barat. Email: eisya73@gmail.com


2 Perawat Pelaksana di Rumah Sakit Sentosa Central Bandung. Email: wahyuniindah17@yahoo.com

ABSTRACT: ADHERENCE TO TREATMENT AND QUALITY OF LIFE IN PATIENTS WITH


UNDERGOING DIALYSIS AT CIBABAT HOSPITAL – CIMAHI, BANDUNG

Background: Hemodialysis is a therapy to replace kidney’s role which commonly used among patients with
chronic kidney failure, besides kidney transplantation and peritonial dialysis. Compliance therapy among
hemodialysis patient is very crucial to be observed, because there will be accumulation of harmful substances as
a product of metabolism in blood if the patient isn’t compliant which will impact their quality of life.
Purpose: To understand the relationship between hemodialysis therapy compliance with patient’s quality of life in
Cibabat hospital Cimahi which held on May 21-27 2015 with 37 respondents.
Methods: Type of research design used is descriptive correlation with purposive sampling. Instruments used are
demographical and quality of life questionnaire.
Results: Research’s result was tested with Chi Square showing that most respondents who’s compliance in
doing hemodialysis therapy is 81,1% (30 people) and most respondents has good quality of life 75,7% (28
people). Correlation coefficient Chi Square test shows p 1 (p > 0,05) which means there are no significant
relationship between hemodialysis therapy compliance with patient’s quality of life, with correlation strength (OR)
= 0,85 shows compliant patient has chance 0,85 times higher to have a good quality of life than patients who
don’t compliant in doing hemodialysis therapy.

Keywords: Adherence to treatment, quality of life, patients, undergoing dialysis

Pendahuluan: Hemodialisa merupakan salah satu terapi pengganti fungsi ginjal yang paling banyak digunakan
oleh pasien dengan gagal ginjal kronik, selain transplantasi ginjal dan dialisis peritonial. Kepatuhan terapi pada
penderita hemodialisa merupakan hal yang penting untuk diperhatikan, karena jika pasien tidak patuh akan
terjadi penumpukan zat-zat berbahaya dari tubuh hasil metabolisme dalam darah sehingga akan berdampak
pada kualitas hidup pasien.
Tujuan: Penelitian ini untuk mengetahui hubungan kepatuhan menjalani terapi hemodialisa dengan kualitas
hidup pasien di unit hemodialisis RSUD Cibabat-Cimahi yang dilakukan pada tanggal 21 – 27 Mei 2015 dengan
jumlah responden 37 orang.
Metode: Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi dengan pengambilan sampel purpusive
sampling. Instrumen penelitian berupa kuesioner data demografi dan kualitas hidup
Hasil: Dengan uji Chi Square dengan hasil menunjukkan sebagian besar responden patuh menjalani terapi
hemodialisa 81,1% (30 orang) dan sebagian besar responden memiliki kualitas hidup yang baik 75,7% (28
orang). Dari uji koefisien korelasi Chi Square didapat nilai p 1 (p > 0,05) yang menunjukkan tidak terdapat
hubungan yang bermakna antara kepatuhan menjalani terapi hemodialisa dengan kualitas hidup pasien, dengan
kekuatan korelasi (OR) = 0,85 menunjukan bahwa pasien yang patuh memiliki peluang 0,85 kali memiliki kualitas
hidup baik dibandingkan dengan pasien yang tidak patuh menjalani terapi hemodialisa.

Kata Kunci: Kepatuhan, terapi hemodialisa, kualitas hidup, pasien

PENDAHULUAN pasien yang menjalani hemodialisis di Jawa Barat


Kejadian penyakit gagal ginjal di pada tahun 2009 tercatat 2.003 penderita. Tahun
Indonesia semakin meningkat, menurut 2010 meningkat menjadi 2.412 , dan pada tahun
Perhimpunan Nefrologi Indonesia bahwa 2011 tercatat sebanyak 3.038.
prevelensi penyakit gagal ginjal kronis sebanyak Gagal ginjal kronis adalah penyimpangan
30.7 juta penduduk. Jawa Barat sebagai salah satu progresif, fungsi ginjal yang tidak dapat pulih
provinsi di Indonesia memiliki kontribusi penderita dimana kemampuan tubuh untuk mempertahankan
gagal ginjal kronik yang cukup besar. Jumlah keseimbangan metabolik, dan cairan dan elektrolit
154
Holistik Jurnal Kesehatan, Volume 12, No.3, Juli 2018: 154-159
HUBUNGAN KEPATUHAN MENJALANI TERAPI HEMODIALISA DENGAN KUALITAS HIDUP PASIEN
DI UNIT HEMODIALISA RSUD CIBABAT – CIMAHI

mengalami kegagalan, yang mengakibatkan Cibabat. Didapatkan data hasil wawancara yang
uremia (Anggraini, 2016). Terapi pengganti ginjal dilakukan pada 10 orang pasien yang menjalani
menjadi satu-satunya pilihan bagi pasien dengan hemodialisa terdapat satu pasien pernah berhenti
penyakit gagal ginjal kronik untuk melakukan hemodialisa sehingga mengakibatkan
mempertahankan fungsi tubuh (Lemone & Burke, kondisi pasien menurun kemudian setelah
2008). Terapi pengganti ginjal dapat berupa melakukan hemodialisa keluhan pasien menurun.
transplantasi atau dialisis, yang terdiri dari dialisis Ada salah seorang pasien yang sudah menjalani
peritonial dan hemodialisa. Hemodialisa terapi hemodialisa selama 6 bulan secara rutin tapi
merupakan terapi pengganti ginjal yang paling masih merasakan rasa lemas, pusing, gangguan
banyak dilakukan dan jumlahnya dari tahun ke tidur setelah melakukan hemodialisa, kemudian
tahun terus meningkat. Perhimpunan Nefrologi seorang pasien mengatakan saat pertama kali
Indonesia mengatakan bahwa terjadi peningkatan melakukan hemodialisa pasien mengeluh sakit
pasien hemodialisa sebesar 5.2% dari 2148 orang kepala, kram perut, gatal gatal dikulit, sedangkan 7
pada tahun 2007 menjadi 2260 orang pada tahun dari 10 pasien yang melakukan hemodialisa tidak
2008. merasakan keluhan setelah melakukan
Hemodialisa dapat mencegah kematian, hemodialisa.
namun tidak dapat menyembuhkan penyakit atau Melihat fenomena di atas peneliti tertarik
memulihkan keadaan pasien secara semula untuk meneliti hubungan kepatuhan menjalani
sehingga menyebabakan pasien harus patuh terapi hemodialisa dengan kualitas hidup pasien di
menjalani terapi hemodialisa. unit hemodialisa RSUD Cibabat Cimahi.
Kepatuhan terapi pada penderita Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui
hemodialisa merupakan hal yang penting untuk apakah terdapat hubungan antara kepatuhan
diperhatikan, karena jika pasien tidak patuh akan dalam menjalani terapi hemodialisa dengan
terjadi penumpukan zat-zat berbahaya dari tubuh kualitas hidup pasien di Ruang Hemodialisa RSUD
hasil metabolisme dalam darah. Sehingga Cibabat - Cimahi.
penderita merasa sakit pada seluruh tubuh dan jika
hal tersebut dibiarkan dapat menyebabkan METODE
kematian (Sunarni, 2009) ; (Suriya, 2017) Penelitian ini merupakan penelitian
Ketidakpatuhan melakukan hemodialisa deskriptif korelasi. Penelitian ini mempelajari
memberikan dampak negatif yang luar biasa. hubungan variabel independen yaitu, variabel yang
Pasien dapat mengalami banyak komplikasi menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel
penyakit yang mengganggu kualitas hidupnya, terikat (variabel dependen) sebagai variabel akibat
gangguan-gangguan secara fisik, psikis maupun atau efek Variabel independen dalam penelitian ini
sosial, fatique atau kelelahan yang luar biasa adalah kepatuhan pasien gagal ginjal kronik
sehingga menimbulkan frustasi. Hal ini menjalani terapi hemodialisa. (Notoatmodjo, 2010)
menyebabkan angka mortalitas dan morbiditas Variabel dependen dalam penelitian ini adalah
yang sudah tinggi pada pasien CKD menjadi kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik yang
semakin tinggi lagi. (Hutagaol, 2017). menjalani terapi hemodialisa. Penelitian dilakukan
Semua kondisi tersebut akan menyebabkan di ruang Hemodialisa RSUD Cibabat – Cimahi
menurunnya kualitas hidup pasien gagal ginjal yang dilaksanakan pada tanggal 21 - 27 Mei 2015.
kronik yang menjalani terapi hemodialisa Populasi pada penelitian ini adalah semua pasien
(Kamaluddin & Rahayu (2009). Penelitian yang gagal ginjal kronik yang melakukan hemodialisa
dilakukan oleh Dewi & Anita (2015) yang berjudul secara rutin di ruang Hemodialisa RSUD Cibabat –
hubungan Lamanya Hemodialisa dengan Kualitas Cimahi yang berjumlah 57 pasien. Jumlah sampel
Hidup Pasien Penyakit Gagal Ginjal Kronik kemudian dihitung menggunakan rumus slovin.
menjelaskan bahwa tidak ada hubungan yang Dari hasil perhitungan didapatkan jumlah sampel
bermakna antara lamanya hemodialisa dengan sebesar 37 responden. pengambilan sampel
kualitas hidup pasien pada keempat domain, baik dengan cara Purposive Sampling.
dikaitkan dengan aspek kesehatan fisik, psikologis, Cara pengumpulan data menggunakan
hubungan sosial, dan lingkungan. kuesioner WHOQoL (WHO Quality of Life).
Studi pendahuluan yang dilakukan pada Pengambilan data dimulai peneliti
tanggal 14 Januari 2015 di Unit Hemodialisa RSUD memperkenalkan diri dan tujuan yang akan
Susy Puspasari1 Dosen STIKEP PPNI Jawa Barat. Email: eisya73@gmail.com
Indah Wahyuni Nggobe2 Perawat Pelaksana di Rumah Sakit Sentosa Central Bandung. Email: wahyuniindah17@yahoo.com
155
Holistik Jurnal Kesehatan, Volume 12, No.3, Juli 2018: 154-159
HUBUNGAN KEPATUHAN MENJALANI TERAPI HEMODIALISA DENGAN KUALITAS HIDUP PASIEN
DI UNIT HEMODIALISA RSUD CIBABAT – CIMAHI

dilakukan, jika responden setuju menjadi dianalisis menggunakan uji Chi-Square, hasil
responden maka calon responden harus analisis data uji Chi Square tidak memenuhi syarat
menandatangani inform concent kemudian mengisi karena terdapat 1 cell pada hasil analisis sehingga
kuesioner. Pengolahan dan analisa data dilakukan peneliti menggunakan uji alternatifnya yaitu uji
dengan bantuan komputer dengan menggunakan Fisher.
program SPSS. Data yang telah diolah selanjutnya

HASIL PEMELITIAN
Tabel 1. Distribusi karakteristik responden yang menjalani hemodialisa di Unit hemodialisa
di RSUD Cibabat-Cimahi

Karakteristik Frekuensi %
Usia Rerata 51.57
Min-Max 23 - 75

Jenis Kelamin Laki-laki 14 37,8


Perempuan 23 62,2

Pendidikan SD 13 35,1
SMP 10 27,0
SMA 8 21,6
Perguruan Tinggi 6 16,2

Pekerjaan Bekerja 5 13.5


Tidak bekerja 32 86,5

Lama Rerata 8,68


hemodialisa Min-Max 6 – 14

Berdasarkan Tabel 1 Didapatkan rata – rata umur responden di RSUD Cibabat-Cimahi adalah 51.57
tahun. Responden yang menjalani hemodialisa sebagian besar berjenis kelamin perempuan (62,2%%). Tingkat
pendidikan hampir setenganya berpendidikan terakhir SD (35,1%). Hampir seluruh responden tidak berkerja
(86.5%). Rata – rata responden menjalani hemodialisa selama 8.68 bulan.

Tabel 2.Distribusi responden menurut kepatuhan di Unit Hemodialisa RSUD Cibabat-Cimahi

Karakteristik Frekuensi %
Kepatuhan Patuh 30 81,1
Tidak 7 18,9
patuh
Total 37 100

Berdasarkan Tabel 2 Menunjukan bahwa hampir seluruhnya responden patuh menjalani hemodialisa (81.1%).

Tabel 3. Distribusi responden menurut kualitas hidup di Unit Hemodialisa RSUD Cibabat-Cimahi

Karakteristik Frekuensi %
Kualitas Baik 28 75,7
hid up
Buruk 9 24,3
Total 37 100

Berdasarkan Tabel 3 Menunjukan bahwa sebagian besar responden memiliki kualitas hidup yang baik (75,7%)

Susy Puspasari1 Dosen STIKEP PPNI Jawa Barat. Email: eisya73@gmail.com


Indah Wahyuni Nggobe2 Perawat Pelaksana di Rumah Sakit Sentosa Central Bandung. Email: wahyuniindah17@yahoo.com
156
Holistik Jurnal Kesehatan, Volume 12, No.3, Juli 2018: 154-159
HUBUNGAN KEPATUHAN MENJALANI TERAPI HEMODIALISA DENGAN KUALITAS HIDUP PASIEN
DI UNIT HEMODIALISA RSUD CIBABAT – CIMAHI

3.Hubungan kepatuhan dengan kualitas hidup responden hemodialisa

Tabel 4. Hubungan Kepatuhan Menjalani Hemodialisa dengan Kualitas Hidup Pasien


di Unit Hemodialisa RSUD Cibabat – Cimahi

Kualitas Hidup Total P Value


Variabel Baik Buruk
n % n % n %
Kepatuhan Patuh 23 76,7 7 23,3 30 100 1
Tidak 5 71,4 2 28,6 7 100
Total 28 75,7 9 24,3 37 100

Dari tabel 4 menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan antara kepatuhan menjalani terapi hemodialisa
dengan kualitas hidup. Hal tersebut dibuktikan dari p Value > 0,05

PEMBAHASAN datang lebih dari 3 kali berturut-turut (Fatmawati,


2015). Pada penelitian ini hampir seluruhnya
Berdasarkan hasil uji statistik dengan responden (81,1%) pasien patuh menjalani terapi
menggunakan korelasi chi square didapatkan p hemodialisa.
Value = 1 yang berarti lebih besar dari pada alpha Selain kepatuhan Faktor-faktor lain yang
0,05 (1>0.05) maka hepotesis Ha ditolak dan Ho mempengaruhi kualitas hidup antara lain Usia, jenis
diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak kelamin dan lama hemodialisa. Kualitas hidup
terdapat hubungan yang signifikan antara pasien pada penelitian ini Menunjukan bahwa
kepatuhan menjalani terapi hemodialisa dengan sebagian besar responden memiliki kualitas hidup
kualitas hidup pada pasien di unit hemodialisa yang baik (75,7%).
RSUD Cibabat – Cimahi. Berbeda dengan Proses degeneratif yang terjadi setelah usia
penelitian yang dilakukan oleh Merliana, 2014 30 tahun akan mengakibatkan terjadinya perubahan
bahwa kepatuhan dapat mempengaruhi kualitas anatomi, fisiologi dan biokimia sehingga
hidup pasien. menyebabkan penurunan kerja ginjal dan kualitas
Hemodialisa adalah suatu proses yang hidup 1% setiap tahunnya (Sucahya, 2017) Pada
digunakan untuk mengeluarkan cairan dan produk usia 40-70, laju filtrasi glomerulus akan menurun
limbah dari dalam tubuh ketika ginjal tidak mampu secara progresif hingga 50% dari normal, terjadi
melaksanakan proses tersebut (Relawati & Hakimi penurunan kemampuan tubulus ginjal untuk
(2015). Terapi hemodialisa yang dilakukan seumur merebsorbsi dan pemekatan urin, penurunan
hidup menyebabkan pasien harus patuh menjalani kemampuan pengosongan kandung kemih dengan
hemodialisa. Ketidakpatuhan menjalani sempurna sehingga meningkatkan risiko infeksi dan
hemodialisa memberikan dampak negatif yang luar obstruksi, dan penurunan intake cairan yang
biasa. Pasien dapat mengalami banyak komplikasi merupakan faktor risiko terjadinya kerusakan ginjal
penyakit yang mengganggu kualitas hidupnya, (Alfiyanti, Setyawa, & Kusuma, 2015).
gangguan-gangguan secara fisik, psikis maupun Pada umumnya orang usia muda sikapnya
sosial. Kualitas hidup mengandung makna yang relatif lebih radikal sedangkan orang dewasa akan
subjktief yaitu sejauh mana seseorang dapat lebih moderat dan bila dalam keadaan sakit akan
merasakan kepuasan atau ketidakpuasan terhadap lebih patuh. Dimana pada umur ini kemungkinan
aspek tertentu yang berperan penting dalam pasien yang menjalani hemodialisa tetap ingin
hidupnya (Nurani & Mariyanti, 2013). Kepatuhan lebih baik dan terpacu untuk sembuh karena
merupakan suatu perubahan perilaku dari perilaku meraka menyadari masih memiliki tanggung jawab
yang tidak mentati peraturan ke perilaku yang untuk memenuhi kebutuhan keluarganya sehingga
mentaati peraturan. (Gunarti & Muis (2014). Pada pasien merasa hemodialisa merupakan kebutuhan
penelitian ini kepatuhan dilihat dari pasien yang penting untuk menjaga kelangsungan hidupnya
patuh menyelesaikan pengobatan secara teratur (Suryarinilsih, 2010). Sebagian besar responden
dan lengkap tanpa terputus selama minimal 6 dalam penelitian ini mempunyai kualitas hidup
bulan sampai dengan 9 bulan. Penderita yang baik dan rata – rata responden berusia 51,57
hemodialisa dikatakan lalai/tidak patuh jika tidak

Susy Puspasari1 Dosen STIKEP PPNI Jawa Barat. Email: eisya73@gmail.com


Indah Wahyuni Nggobe2 Perawat Pelaksana di Rumah Sakit Sentosa Central Bandung. Email: wahyuniindah17@yahoo.com
157
Holistik Jurnal Kesehatan, Volume 12, No.3, Juli 2018: 154-159
HUBUNGAN KEPATUHAN MENJALANI TERAPI HEMODIALISA DENGAN KUALITAS HIDUP PASIEN
DI UNIT HEMODIALISA RSUD CIBABAT – CIMAHI

tahun. Hasil yang sama diperoleh dalam penelitian Septiwi (2011) di RS Prof Margono Soekarjo
Purwokerto bahwa usia rata – rata pada tingkatan perilaku seseorang yang mendapatkan
penelitiannya adalah 50,4 tahun. pengobatan, menginkuti diet, dan melaksanakan
Penelitian yang dilakukan oleh Yuliaw gaya hidup sesuai dengan rekomendasi pemberi
(2009) menyatakan, bahwa responden memiliki pelayanan (Widagdo, 2017). Dalam penelitian ini
karakteristik individu baik dilihat dari jenis kelamin, peneliti hanya memeliti tenyang kepatuhan klien
bahwa perempuan lebih banyak menderita dalam melakukan terapi hemodialisa dimana
penyakit gagal ginjal kronik, sedangkan laki-laki kualitas hidup tidak dilihat dari melakukan terapi
lebih rendah dan responden laki-laki mempunyai hemodialisa saja namun dilihat dari (pengobatan,
kualitas hidup lebih buruk dibandingkan menginkuti diet, dan gaya hidup sesuai dengan
perempuan, semakin lama menjalani terapi rekomendasi pemberi pelayanan).
hemodialisa akan semakin rendah kualitas hidup. Responden yang belum lama menjalani
Laki-laki memiliki peluang untuk lebih patuh hemodialisa hidupnya kurang berkualitas
dibandingkan dengan responden perempuan. Hal dibandingkan yang sudah lama menjalani
tersebut dikarenakan perempuan umumnya hemodialisa. Pada penelitian ini dimana beberapa
dipengaruhi banyak faktor dalam mempertahankan pasien mengatakan bahwa pertama kali
suatu perilaku disamping biasanya perempuan melakukan hemodialisa mereka tidak tau bahwa
lebih labil dibandingkan laki-laki lebih stabil dalam hemodialisa dilakukan seumur hidup. Hasil
mempertahankan keyakinan maupun perilakunya. penelitian ini dapat dilihat bahwa responden telah
(Syamsiah, 2011). Responden pada penelitian ini menjalani hemodialisa rata-rata 8,68 bulan.
sebagian besar berjenis kelamin perempuan
(62,2%). SIMPULAN
Dengan hemodialisa yang dilakukan Kesimpulan dari hasil penelitian dan
seumur hidup maka pasien akan semakin pembahasan mengenai hubungan kepatuhan
memahami pentingnya kepatuhan pasien terhadap menjalani terapi hemodialisa dengan kualitas hidup
hemodialisa dan pasien sudah merasakan pada pasien di Unit Hemodialisa RSUD Cibabat
manfaatnya jika dilakukan hemodialisa dan Cimahi pada tanggal 21- 27 Mei 2014 adalah
akibatnya jika tidak melakukan hemodialisa sebagai berikut :
(Nurchayati, 2011). Semakin lama pasien 1. Sebagian besar responden (81,1%) patuh
menjalani hemodialisa maka pasien semakin patuh menjalani terapi hemodialisa
untuk menjalani terapi hemodialisa diamana 2. Sebagian besar responden (75,7%)
responden telah mencapai tahap menerima dan mempunyai kualitas hidup yang baik
mendapatkan pendidikan kesehatan dari perawat 3. Tidak terdapat hubungan antara kepatuhan
dan dokter tentang pentingnya melakukan menjalani hemodialisa dengan kualitas
hemodialisa secara rutin (Umaroh, 2015). hidup pada pasien di RSUD Cibabat –
Kepatuhan pasien dapat dilihat dari sejauh mana Cimahi dengan hasil uji statistik
perilaku pasien yang sesuai dengan ketantuan menunjukan p value = 1 (1 > 0,05).
yang diberikan, dan dapat juga dilihat dari

DAFTAR PUSTAKA
Dewi, S. P., & Anita, D. C. (2015). Hubungan
Alfiyanti, N. E., Setyawan, D., & Kusuma, M. A. B. Lamanya Hemodialisa Dengan Kualitas Hidup
(2015). Pengaruh Relaksasi Otot Progresif Pasien Gagal Ginjal Di Rs Pku
Terhadap Tingkat Depresi Pada Pasien Gagal Muhammadiyah Yogyakarta (Doctoral
Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisis Di Dissertation, Stikes'aisyiyah Yogyakarta).
Unit Hemodialisa Rs Telogorejo Semarang.
Karya Ilmiah S. 1 Ilmu Keperawatan. Fatmawati, E. A. (2015). Hubungan Dukungan
Keluarga Dan Sikap Perawat Dengan
Anggraini, Y. D. (2016). Kualitas Hidup Pasien Gagal Kepatuhan Pasien Gagal Ginjal Kronik Dalam
Ginjal Kronis Yang Menjalani Hemodialisis Di Menjalani Terapi Hemodialisa Di Rsud Dr.
Rsud Blambangan Banyuwangi. Soedarso Pontianak Tahun 2014. Jurnal
Proners, 3(1).

Susy Puspasari1 Dosen STIKEP PPNI Jawa Barat. Email: eisya73@gmail.com


Indah Wahyuni Nggobe2 Perawat Pelaksana di Rumah Sakit Sentosa Central Bandung. Email: wahyuniindah17@yahoo.com
158
Holistik Jurnal Kesehatan, Volume 12, No.3, Juli 2018: 154-159
HUBUNGAN KEPATUHAN MENJALANI TERAPI HEMODIALISA DENGAN KUALITAS HIDUP PASIEN
DI UNIT HEMODIALISA RSUD CIBABAT – CIMAHI

Gunarti, W., & Muis, A. (2014). Metode Sucahya, H. (2017). Hubungan Efikasi Diri Dalam
Pengembangan Perilaku Dan Kemampuan Perawatan Mandiri Dengan Kualitas Hidup
Dasar Aud. Pasien Penyakit Ginjal Kronik Yang Menjalani
Hemodialisis Di Rsud Panembahan Senopati
Hutagaol, E. F. (2017). Peningkatan Kualitas Hidup Bantul Yogyakarta (Doctoral Dissertation,
Pada Penderita Gagal Ginjal Kronik Yang Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta).
Menjalani Terapi Hemodialisa Melalui
Psychological Intervention Di Unit Sunarni, S. (2009). Hubungan Antara Dukungan
Hemodialisa Rs Royal Prima Medan Tahun Keluarga Dengan Kepatuhan Menjalani
2016. Jumantik (Jurnal Ilmiah Penelitian Hemodialisa Pada Penderita Gagal Ginjal
Kesehatan), 2(1), 42-59. Kronik Di Rsud Dr. Moewardi Surakarta
(Doctoral Dissertation, Universitas
Kamaluddin, R., & Rahayu, E. (2009). Analisis Muhammadiyah Surakarta).
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Kepatuhan Asupan Cairan Pada Pasien Suriya, M. (2017). Hubungan Motivasi Kesehatan
Gagal Ginjal Kronik Dengan Hemodialisis Di Dengan Kepatuhan Pasien Gagal Ginjal
Rsud Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto. Kronik Yang Menjalani Hemodialisis Di Rsup
Jurnal Keperawatan Soedirman, 4(1). Dr. M. Djamil Padang Tahun 2017. The Shine
Cahaya Dunia S-1 Keperawatan, 2(1).
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian
Kesehatan. Suryarinilsih, Y. (2010). Hubungan Penambahan
Berat Badan Antara Dua Waktu Dialisis
Nurani, V. M., & Mariyanti, S. (2013). Gambaran Dengan Kualitas Hidup Pasien Hemodialisa Di
Makna Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik Ruamh Sakit Dr. M. Djamil Padang. M. Djamil
Yang Menjalani Hemodialisa. Jurnal Psikologi Padang, Di Akses Tanggal, 4.
Esa Unggul, 11(01).
Syamsiah, N. (2011). Faktor-Faktor Yang
Nurchayati, S. (2011). Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Pasien Ckd
Berhubungan Dengan Kualitas Hidup Pasien Yang Menjalani Hemodialisa Di Rspau Dr
Penyakit Ginjal Kronik Yang Menjalani Esnawan Antariksa Halim Perdana Kusuma
Hemodialisis Di Rumah Sakit Islam Fatimah Jakarta. Universitas Indonesia. Fakultas Ilmu
Cilacap Dan Rumah Sakit Umum Daerah Keperawatan. Program Studi Magister
Banyumas. Jakarta: Universitas Indonesia. Keperawatan. Kekhususan Keperawatan
Medikal Bedah. Jakarta.(Tesis).
Relawati, A., & Hakimi, M. (2015). Pengaruh Self
Help Group Terhadap Kualitas Hidup Pasien Umaroh, K. (2015). Hubungan Tipe Kepribadian
Hemodialisa Di Rumah Sakit Pusat Ekstrovert-Introvert Terhadap Kesabaran
Kesehatan Umum Muhammadiyah Pasien Hemodialisa Di Rumah Sakit Islam
Yogyakarta. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sultan Agung Semarang (Doctoral
Keperawatan, 11(3). Dissertation, Uin Walisongo).
Septiwi, C. (2011). Hubungan Antara Adekuasi Widagdo, A. H. (2017). Pengaruh Terapi Perilaku
Hemodialisis Dengan Kualitas Hidup Pasien Token Ekonomi Terhadap Kepatuhan Kontrol
Hemodialisis Di Unit Hemodialisis Rs Prof. Dr. Intake Cairan Pasien Gagal Ginjal Kronis
Margiono Soekarjo Purwokerto. Fik Ui. Yang Menjalani Hemodialisa.

Susy Puspasari1 Dosen STIKEP PPNI Jawa Barat. Email: eisya73@gmail.com


Indah Wahyuni Nggobe2 Perawat Pelaksana di Rumah Sakit Sentosa Central Bandung. Email: wahyuniindah17@yahoo.com
159

S-ar putea să vă placă și