Sunteți pe pagina 1din 10

JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415

Vol. 5 No. 1 Agustus 2012

PENGARUH SISTEM KERJA TERHADAP STRESS KERJA DENGAN


PENILAIAN MACROERGONOMIC ORGANIZATIONAL
QUESTIONNAIRE SURVEY
1 2
Risma Adelina Simanjuntak , Rusdianto
1,2
Jurusan Teknik Industri , Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta

Masuk: 29 April 2012, revisi masuk: 4 Juni 2012, diterima: 6 Juli 2012

ABSTRACT
The compony survive at this point is to create a good work system, from workers
point of view, the demans of work and employment components of the existing system
may causing many problems to be faced and it can lead to boredom at work. Each
componenet to the work system towars level of stress faced by employees. The tools that
used to determine the effect of the work system components towards work stress
macroergonomics organizational work stress is macroergonomics organizational ques-
tionnaire survey and path analysis. It can be seen that simultaneous effect of organi-
zational condition employment conditions, physical environments, social enviroment,
equipment and technology, and towards work stress experienced by employees amoun-
ted to 0.820 and this proves that the influence af all work system components has been
investigated is strongly affected the stress of work. While the partial effects of work
system components to the stress of work are : organizational conditions amounted to
0,153, the working conditions are 0,166, the physical environment give 0,176 contri-
bution, the social environment 0,066, equipment and thecnology amounted to 0,148, and
the individual characteristic are to 0,111. So can conclude thet overally, the system
components are significantly the work stress.

Keywords : working system, work stress, path analysis, MOQS

INTISARI
Perusahaan agar tetap dapat bertahan pada saat ini yaitu dengan membuat
sistem kerja yang baik. Sudut pandang pekerja, tuntutan pekerjaan dan komponen dari
sistem kerja yang ada memungkinkan banyaknya masalah yang akan dihadapi.
Akibatnya dapat menyebabkan timbulnya rasa bosan dalam bekerjadan tingginya tingkat
absensi karyawan dan kurangnya motivasi dalam bekerja. Pengaruh dari komponen
sistem kerja terhadap stress kerja baik secara parsial maupun secara simultan dan
penilaian terhadap pengaruh setiap komponen sistem kerja terhadap tingkat stress yang
dialami karyawan. Alat yang digunakan untuk mengetahui pengaruh komponen sistem
kerja terhadap stress kerja yaitu macroergonomic organizational questionnaire survey
dan diagram jalur. Pengaruh secara simultan dari kondisi organisasi, kondisi pekerjaan,
lingkungan fisik, lingkungani sosial, peralatan & teknologi, dan karakteristik individual
terhadap stress kerja yang dialami karyawan adalah sebesar 0.820 membuktikan bahwa
pengaruh dari semua komponen sistem kerja kuat terhadap stress kerja. Pengaruh
secara parsial dari komponen sistem kerja terhadap stress kerja sebesar: kondisi
organisasi sebesar 0.153, kondisi pekerjaan sebesar 0.166, lingkungan fisik sebesar
0.176, lingkungan sosial sebesar 0.066, peralatan & teknologi sebesar 0.148, dan
karakteristik individual sebesar 0.111. Disimpulkan secara keseluruhan komponen sistem
kerja berpengaruh secara signifikan terhadap stress kerja.

Kata kunci: sistem kerja, stress kerja, analisis jalur, MOQS

PENDAHULUAN sehingga perusahaan dituntut untuk


Usaha dibidang industri saat ini dapat menghasilkan produk yang memili-
semakin maju dan berkembang pesat, ki kualitas baik agar mampu bersaing

1
risma_stak@Yahoo.com
80
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 5 No. 1 Agustus 2012

dalam pasar global. Langkah-langkah jaan, tingginya tingkat absensi karyawan


yang dapat diambil perusahaan agar (±10% perbulan) dan kurangnya motivasi
tetap dapat bertahan pada saat ini yaitu dalam bekerja tersebut dapat dikatakan
dengan membuat sistem kerja yang baik. merupakan indikasi bahwa karyawan
Sistem kerja memiliki peranan yang mengalami stress saat bekerja, sehingga
sangat penting dalam kemajuan perusa- perlu dilakukan evaluasi mengenai pe-
haan dan dalam upaya peningkatan pro- ngaruh dari komponen sistem kerja
duktivitas perusahaan. Perlu dilakukan terhadap stress kerja yang dihadapi
pendekatan-pendekatan dalam rangka karyawan. Komponen dari sistem kerja
mencapai tujuan tersebut, salah satu disini meliputi aspek kondisi organisasi
pendekatan yang dapat digunakan yaitu perusahaan, pekerjaan, lingkungan fisik
pendekatan ergonomi. Pendekatan ergo- dan sosial, alat dan teknologi yang
nomi merupakan suatu pendekatan yang digunakan, serta karakteristik individu
bertujuan untuk menyesuaikan antara pekerja. Hasil dari penilaian ini kemudian
pekerja dengan lingkungan kerja. Dalam digunakan untuk memberikan masukan
ergonomi juga biasa dikenal istilah “ pihak perusahaan untuk perbaikan atau
Fitting the task to the man” ( sesuaikan tambahan sistem kerja yang mereka
pekerjaan dengan pekerjanya ). gunakan selama ini.
Ilmu pengetahuan dan teknologi Berdasarkan latar belakang ma-
yang semakin maju dewasa ini, menye- salah yang ada, maka perumusan masa-
babkan komponen dari sistem kerja lahnya adalah bagaimana pengaruh
semakin rumit. Komponen dari sistem komponen dari sistem kerja terhadap
kerja yang dimaksud yaitu mulai dari stress kerja karyawan dengan meng-
aspek organisasi, pekerjaan, lingkungan gunakan metode penilaian Macroergo-
kerja, mesin & teknologi, dan karak- nomic Organiza-tional Questionnaire Sur-
teristik pekerjanya. Sehingga pendekatan vey.
ergonomi saja belum cukup bila digu- Tujuan yang ingin dicapai dalam
nakan sebagai alat evaluasi bagi perusa- penelitian ini adalah: mengetahui penga-
haan. Menurut para ahli, pendekatan ruh komponen dari sistem kerja terhadap
ergonomi makro merupakan pendekatan stress kerja baik secara parsial maupun
yang tepat digunakan dalam mengeva- secara simultan dan penilaian terhadap
luasi sistem kerja tersebut. Ergonomi ma- pengaruh komponen dari sistem kerja
kro merupakan suatu pendekatan yang terhadap tingkat stress kerja yang diala-
memeriksa suatu pekerjaan & sistem mi karyawan pada sistem kerja Manfaat
kerja secara lebih luas. yang dapat diambil adalah : memberikan
PT. Industri Sandang Nusantara masukan pihak perusahaan untuk per-
Unit Cilacap merupakan perusahaan ma- baikan sistem kerja yang perusahaan gu-
nufaktur yang bergerak dibidang pemin- nakan selama ini.
talan benang dengan tujuan pemasaran Hendrick W, (2001) dalam Elfrida
meliputi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa adalah orang yang pertama kali mem-
Timur dan Negara-negara di kawasan perkenalkan cabang ilmu ergonomi
Asia seperti Malaysia, Singapura, Korea, makro pada tahun 1980 an. Kemunculan
Jepang, dll . Banyaknya permintaan dari cabang ilmu ini disebabkan pesatnya
konsumen saat ini, menuntut perusahaan perkembangan teknologi melebihi per-
untuk menghasilkan produk yang baik kembangan organisasi. Makro ergonomi
demi kepuasan konsumen. Dari sudut merupakan hasil dari pengembangan mi-
pandang pekerja, tuntutan pekerjaan dan kro ergonomi yang didalamnya menam-
komponen dari sistem kerja yang ada bahkan suatu konsep baru mengenai
memungkinkan banyaknya masalah yang manajemen yang berkelanjutan dan lebih
akan dihadapi dan dapat menyebabkan mementingkan aspek sosio-teknologi.
timbulnya rasa bosan dalam bekerja, Konsep dari ergonomi makro adalah top-
tingginya tingkat absensi karyawan dan down sociotechnical dengan sistem pen-
kurangnya motivasi dalam bekerja. Dili- dekatan terhadap sistem kerja dan apli-
hat dari sudut pandang ergonomi menu- kasi dari desain sistem kerja keseluruhan
rut Tarwaka rasa bosan terhadap peker- yang meliputi manusia dengan peker-

81
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 5 No. 1 Agustus 2012

jaanya, manusai dengan alat/mesin dan dievaluasi, b) Operasionalisasi :


manusia 2001Macroergonomi organizati- Menentukan tujuan yang ingin dicapai
onal dengan penggunaan software. dari survey dan bagaimanana
Menurut Carayon Questionnaire kesesuaian antara konsep yang
Survey digunakan untuk mengumpulkan digunakan dan tujuan yang ingin dicapai,
informasi tentang berbagai variabel c) Sumber kuisioner : Menentukan jenis
ergonomi atau variabel sistem kerja survey kuisioner yang diapaki sebagai
termasuk tugas, kondisi organisasi, isu- acuan untuk penelitian, d) Pembuatan
isu lingkungan, peralatan, teknologi dan kuisioner : Menelaah bentuk kuisioner,
karakteristik individu. Selain itu,, menentukan skala rating pengukuran
Macroergonomic Organizational serta item pertanyaannya, cara pengisian
Questionnaire Survey juga digunakan kuesioner dan sebagainya, e) Pengujian
untuk mengumpulkan informasi awal kuisioner siapa responden yang
mengenai berbagai hasil/output seperti akan berpartisipasi dalam pengujian awal
kualitas kehidupan kerja (misalnya ini, dan menentukan tujuan dari
kepuasan kerja), stress fisik dan pengujian awal ( memeriksa kejelasan
psikologis, kesehatan fisik dan mental, item pertanyaan, format dan durasi
kinerja dan sikap (misalnya niat untuk pengisian kuesioner).
meninggalkan pekerjaan itu). Dalam penerpan Macroergonomic
Macroergonomic Organizational Organizational Questionnaire Survey ada
Questionnaire Survey dapat menjadi alat beberapa tahapan, yaitu a) Tahapan
yang berguna pada beberapa tahap pengumpulan informasi : mengumpulkan
seperti pada tahap diagnosa, penilaian informasi yang diperlukan untuk
organisasi, mengevalusi dampak dari pembuatan kuisioner tentang sistem
perubahan karakteristik kunci, serta kerja dan informasi mengenai siapa
memantau opini pekerja selama responden yang akan terlibat, b)
implementasi hal baru. Pengembangan Tahapan penetapan tujuan : menetapkan
kuisioner adalah hal penting yang harus tujuan yang ingin dicapai dalam
dilakukan agar konsep-konsep dapat penelitian serta manfaat yang akan
didefinisikan dengan jelas, dan untuk didapatkan bagi perusahaan, c) Tahap
mencari pernyataan yang dapat pelaksanaan : menetapkan kapan survey
digunakan untuk mengukur konsep- akan dilakukan, prosedur yang akan
konsep yang akan digunakan. digunakan dan metode pengumpulan
Pengembangan kuisioner harus data survey yang digunakan, d) Tahap
diberikan perhatian secara khusus. analisis dan interpretasi : dilakukan
Metode yang dipakai dalam pengolahan data dengan software
mengembangkan, menerapkan dan statistik untuk mengolah, menganalisa
penyebaran kuisioner sangat penting dan pengambilan kesimpulan data hasil
bagi kualitas dan penggunaan data yang survey, kemudian menghubungkan
akan dikumpulkan. Sebelum dengan tujuan yang ingin dicapai, e)
mengembangkan kuisioner, penting Tahap penyampaian hasil : pembuatan
untuk menentukan tujuan apa yang ingin laporan hasil dari penelitian yang
dicapai dalam penggunaan kuisioner dilakukan, f) Tahap follow-up action
tersebut. merupakan tahap akhir dari sebuah
penelitian untuk membuat rencana
METODE kegiataan / aksi berikutnya, misalnya
Carayon (2001) telah menetap- pembuatan usulan perbaikan sistem
kan lima tahap untuk mengembangkan kerja atau implementasi dari hasilk
survei kuesioner yaitu : a) penelitian yang dilakukan.
Konseptualisasi :Menentukan konsep Menurut Ali Muhidin S (2007),
apa yang akan diukur dengan Langkah yang penting dalam rangka
Macroergonomic Organizational kegiatan pengumpulan data adalah
Questionnaire Survey antara lain unsur- melakukan pengujian terhadap instrumen
unsur sistem kerja yang akan dievaluasi (alat ukur) yang akan digunakan.
dan unsur-unsur keluaran yang akan Kegiatan pengujian instrumen penelitian

82
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 5 No. 1 Agustus 2012

meliputi dua hal, yaitu pengujian validitas umum, stress diartikan sebagai tekanan
dan reabilitas. Pentingnya pengujian psikologis yang dapat menimbulkan
validitas dan reabilitas ini, berkaitan penyakit baik fisik maupun mental
dengan proses pengukuran yang Manuaba (1998), mendifinisikan
cenderung keliru. Apalagi dalam bahwa stress adalah segala rangsangan
penelitian ilmu-ilmu sosial, variabel- atau aksi tubuh manusia, baik berasal
variabel yang diteliti sifatnya lebih dari tubuh manusia sendiri yang
abstrak sehingga lebih sukar untuk dilihat menimbulkan bermacam-macam dampak
dan divisualisasikan tidak seperti ilmu- yang merugikan mulai dari menurunya
ilmu eksakta. Uji reabilitas dan validitas kesehatan sampai kepada dideritanya
diperlukan sebagai upaya untuk suatu penyakit yang semuanya menjurus
memaksimalkan kualitas alat ukur, agar kapada menurunya efisiensi dan
kecenderungan keliru tadi dapat produktivitas kerja yang bersangkutan.
diminimalkan. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa reabilitas dan validitas PEMBAHASAN
adalah tempat kedudukan untuk menilai Jumlah koresponden sebnayak
kualitas semua alat dan prosedur 70 oang dan dari hasil pengolahan data
pengukuran. dengan menggunakan software SPSS
Analisis jalur digunakan apabila 15, dapat disimpulkan bahwa semua item
secara teori yakin berhadapan dengan dalam kuisioner penelitian ini telah valid
masalah yang berhubungan sebab dan realibel sehingga dapat digunakan
akibat. Tujuanya adalah menerangkan dalam penelitian ini.
akibat langsung dan tidak langsung Hubungan antara kondisi kom-
serangkaian variabel, sebagai variabel ponen sistem kerja di perusahaan ter-
penyebab terhadap variabel lainya yang hadap stress kerja yang dialami karya-
merupakan variabel akibat. Beberapa wan dapat digambarkan dalam diagram
istilah dan definisi dalam analisis jalur: jalur Gambar 1. Dari gambar diagram
(1) dalam analisis jalur hanya jalur dapat diambil kesimpulan sebagai
menggunakan sebuah lambang variabel, berikut: Ko-relasi Parsial; merupakan
yaitu X. Untuk membedakan X yang satu korelasi yang menunjukkan tingkat
dengan X yang lainya, digunakan hubungan antara dua buah variabel,
subscript (indeks). Contoh : X1, X2, yaitu antara sesama variabel exogenous
X3…Xk. (2) Ada dua jenis variabel yang maupun antara satu variabel exogenous
digunakan, yaitu variabel yang menjadi dengan satu variabel endogenous.
pengaruh X (exogenous variable) dan Nilai koefesien korelasi (rij) yang
variabel yang dipengaruhi Y tertera pada tabel korelasi hasil
(endogenous variable). (3) Lambang pengolahan data terlihat dalam diagram
hubungan langsung dari exogenous ke jalur diatas merupakan nilai suatu hu-
endogenous adalah panah bermata satu, bungan korelasional. Sedangkan batasan
yang bersifat recursive atau arah dari nilai sebauh koefesien korelasi
hubungan yang tidak berbalik/satu arah. adalah sebagai berikut:
(4) Diagram jalur merupakan diagram Nilai 0.00-0.20: korelas sangat lemah
atau gambar yang mensyaratkan Nilai 0.2-0.40: korelasinya lemah
hubungan terstruktur antar variabel. Nilai 0.41- 0.70: korelasinya kuat
Ada beberapa pendapat tentang Nilai 0.91-0.99 : korelasi kuat sekali
definisi stress dari beberapa aspek Nilai 1.00 : korelasinya sempurna
keilmuan. Levi dalam Tarwaka (1991) Hubungan korelasional
mendefinisikan stress sebagai berikut yang dapat dijabarkan dalam penelitian
:Dalam bahasa teknik, stress diartikan ini yaitu seperti yang tersajikan dalam
sebagai kekuatan dari bagian-bagian Tabel 1 Korelasi Antar Variable. Kontri-
tubuh, Dalam bahasa biologi dan busi Simultan; dari hasil output data
kedokteran, stress dapat diartikan koefisien korelasi variabel kondisi
sebagai proses tubuh untuk beradaptasi organisasi (X1), kondisi pekerjaan (X2),
terhadap pengaruh luar dan perubahan lingkungan fisik (X3), lingkungan sosial
lingkungan terhadap tubuh, Secara (X4), peralatan & teknologi (X5),

83
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 5 No. 1 Agustus 2012

karakteristik individual (X6) terhadap variabel stress kerja (Y) adalah


variabel stress kerja (Y) secara simultan signifikan.
(R) sebesar 0.905 dan hubungan yang Pengaruh Komponen Sistem
terjadi termasuk kuat positif. Adapun Kerja Terhadap Stress Kerja; Adapun
keenam variabel eksogenus mampu urutan ranking pengaruh komponen
menjelaskan hubungan yang terjadi sistem kerja terhadap stress kerja adalah
dengan stress kerja atau disebut sebagai berikut:
koefisien determinasi (D) ditunjukkan Pengaruh Lingkungan Fisik (X3)
oleh R Square sebesar 0.820 atau terhadap Stress Kerja (Y)
82.00%. Sedangkan sisanya 18.00% Nilai hitung t untuk variabel lingkungan
dijelaskan oleh variabel eksogenus fisik adalah sebesar 3.653. Sedangkan
lainya. nilai tabel t untuk n = 70 adalah sebesar
1.996, karena nilai hitung t > tabel t
(3.653 > 1.996) atau nilai signifikansi <
alpha (0.001 < 0.05), maka H0 ditolak,
berarti lingkungan fisik berpengaruh
terhadap stress kerja. Besarnya
pengaruh lingkungan fisik terhadap
stress kerja secara keseluruhan sebesar
0.176 atau 17.60%.
Pengaruh kondisi pekerjaan terhadap
stress kerja dapat ditunjukkan oleh
beberapa indikator, diantaranya yaitu:
Variabe Area kerja yang terlihat kurang
rapi dan tidak beraturan, dimana
peralatan kerja tidak ditempatkan sesuai
pada tempatnya dan tidak memperhatiak
unsur kenyamanan dan keindahan.
Tingkat kebisingan dan temperatur yang
relatif cukup tinggi diarea kerja. Material
atau benda berbahaya diarea kerja
seperti debu, peralatan listrik, sisa-sisa
bahan produksi yang bertebaran
menimbulkan perasaan khawatir dan
menganggu kesehatan karyawan. Tidak
tersedianya alat pelindung diri bagi
karyawan untuk menghindarikan
karyawan dari bahaya atau kecelakaan
kerja.
Gambar 1 Diagram Jalur Keseluruhan Adapun masukan bagi
perusahaan yang dapat diberikan untuk
Untuk menentukan hubungan mengurangi stress kerja karyawan
diatas signifikan atau tidak signifikan berkaitan dengan lingkungan fisik adalah:
dengan melihat besarnya nilai hitung F = menempatkan semua peralatan dan
47.771 dan nilai signifikansi 0.000 atau benda-benda yang digunakan sesuai
0%. Nilai tabel F = 3.130 dan nilai alpha pada tempatnya dengan
5%. Jika dibandingkan antara nilia hitung mempertimbangkan aspek jangkauan
F = 47.771 > nilai tabel F = 3.130 dan karyawan, aspek keindahan dan aspek
nilai signifikansi 0% < dari alpha 5% keamanan karyawan. Temperatur yang
berarti hubungan variabel kondisi tinggi dapat diantisipasi dengan alat
organisasi (X1), kondisi pekerjaan (X2), pendingin ruangan seperti kipas angin
lingkungan fisik (X3), lingkungan sosial dan pembuatan ventilasi ruangan yang
(X4), peralatan & teknologi (X5), cukup. Sedangkan kebisingan dari mesin
karakteristik individual (X6) terhadap produksi dapat diantisipasi dengan
menggunakan alat penutup telinga

84
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 5 No. 1 Agustus 2012

(earplug). Perusahaan menyediakan alat dibutuhkan karyawan saat bekerja antara


pelindung diri untuk karyawan supaya lain masker, sarung tangan, kaca mata,
menghindarkan bahaya atau kecelakaan topi, dan sepatu.
kerja. Adapun alat pelindung diri yang

Tabel 1 Korelasi Antar Variabel

Sig (2 Koefisien
No Jenis Variabel Perbedaan Korelasi
Tailed) Korelasi
1 Kondisi Organisasi (X1) dan
0.000 Signifikan 0.799 Sangat Kuat
Kondisi Pekerjaan (X2)
2 Kondisi Pekerjaan (X2) dan
0.000 Signifikan 0.521 Kuat
Lingkungan Fisik (X3)
3 Lingkungan Fisik (X3) dan
0.045 Signifikan 0.240 Lemah
Lingkungan Sosial (X4)
4 Lingkungan Sosial (X4) dan
0.016 Signifikan 0.288 Lemah
Peralatan & Teknologi (X5)
5 Peralatan & Teknologi (X5) dan
0.000 Signifikan 0.506 Kuat
Karakteristik Individual (X6)
6 Kondisi Organisasi (X1) dan
0.000 Signifikan 0.512 Kuat
Lingkungan Fisik (X3)
7 Kondisi Pekerjaan (X2) dan
0.001 Signifikan 0.398 Lemah
Lingkungan Sosial (X4)
8 Lingkungan Fisik (X3) dan
0.000 Signifikan 0.625 Kuat
Peralatan & Teknologi (X5)
9 Lingkungan Sosial (X4) dan
0.003 Signifikan 0.354 Lemah
Karakteristik Individual (X6)
10 Kondisi Organisasi (X1) dan
0.049 Signifikan 0.236 Lemah
Lingkungan Sosial (X4)
11 Kondisi Pekerjaan (X2) dan
0.000 Signifikan 0.679 Kuat
Peralatan & Teknologi (X5)
12 Lingkungan Fisik (X3) dan
0.018 Signifikan 0.281 Lemah
Karakteristik Individual (X6)
13 Kondisi Organisasi (X1) dan
0.000 Signifikan 0.658 Kuat
Peralatan & Teknologi (X5)
14 Kondisi Pekerjaan (X2) dan
0.000 Signifikan 0.612 Kuat
Karakteristik Individual (X6)
15 Kondisi Organisasi (X1) dan
0.000 Signifikan 0.572 Kuat
Karakteristik Individual (X6)
yang digunakan kurang baku sehingga
Pengaruh Kondisi Pekerjaan menyebabkan karyawan sering kesulitan
(X2) terhadap Stress Kerja (Y)
Nilai hitung t untuk variabel kondisi saat melakukan pekerjaanya. Pembagian
pekerjaan adalah sebesar 2.031. kerja yang kurang merata antara
Sedangkan nilai tabel t untuk n = 70 departemen yang satu dengan yang
adalah sebesar 1.996, karena nilai hitung lainya. Kurangnya kegiatan ekstra bagi
t > tabel t (2.031 > 1.996) atau nilai karyawan sehingga karyawan merasa
signifikansi < alpha (0.047 < 0.05), maka bosan dengan kegiatan yang bersifat
H0 ditolak, berarti kondisi pekerjaan rutinitas dan beban kerja yang berlebihan
berpengaruh terhadap stress kerja. Adapun masukan bagi
Besarnya pengaruh kondisi pekerjaan perusahaan yang dapat diberikan untuk
terhadap stress kerja secara keseluruhan mengurangi stress kerja karyawan
sebesar 0.166 atau 16.60%. Pengaruh berkaitan dengan kondisi pekerjaan
kondisi pekerjaan terhadap stress kerja adalah membakukan metode kerja
dapat ditunjukkan oleh beberapa (dibuat secara tertulis) agar karyawan
indikator, diantaranya yaitu metode kerja dapat bekerja dengan baik. Memeriksa
kembali setiap departemen agar dapat

85
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 5 No. 1 Agustus 2012

diketahui departemen mana saja yang karyawan pada saat bekerja.


pembagian kerjanya berlebihan Memperjelas peran dan tanggung jawab
kemudian perusahaan menambahkan setiap karyawan agar tidak terjadi
sejumlah karyawan pada departemen tumpang tindih peran dan tanggung
tersebut. Memberikan kegiatan ekstra jawab dan agar tidak menimbulkan
bagi karyawan minimal seminggu sekali. kecemburuan antar karyawan. Hal ini
Mengurangi tingkat beban kerja dapat dilakukan secara formal dan non
karyawan formal. Memberikan kesempatan kepada
Pengaruh Kondisi Organisasi karyawan untuk ikut berpartisipasi dalam
(X1) terhadap Stress Kerja (Y) hal pengambilan keputusan agar
Nilai hitung t untuk variabel karyawan menjadi bertanggung jawab
kondisi organisasi adalah sebesar 2.110. karena telah ikut dalam pengambilan
Sedangkan nilai tabel t untuk n = 70 keputusan. Sehingga dengan karyawan
adalah sebesar 1.996, karena nilai hitung merasa bertanggung jawab akan
t > tabel t (2.110 > 1.996) atau nilai menimbulkan jiwa positif, dan dengan
signifikansi < alpha (0.039 < 0.05), maka jiwa yang positif akan menghindarkan
H0 ditolak, berarti kondisi organisasi karyawan dari stress..
berpengaruh terhadap stress kerja. Pengaruh Peralatan & Teknologi
Besarnya pengaruh kondisi organisasi (X5) terhadap Stress Kerja (Y). Nilai
terhadap stress kerja secara keseluruhan hitung t untuk variabel peralatan dan
sebesar 0.153 atau 15.30%. teknologi adalah sebesar 2.342.
Pengaruh kondisi organisasi Sedangkan nilai tabel t untuk n = 70
terhadap stress kerja dapat ditunjukkan adalah sebesar 1.996, karena nilai hitung
oleh beberapa indikator, diantaranya t > tabel t (2.342 > 1.996) atau nilai
yaitu tipe kepemimpinan yang terkadang signifikansi < alpha (0.022 < 0.05), maka
bersifat stressfull (selalu memberikan H0 ditolak, berarti peralatan & teknologi
tekanan kepada karyawan). Pihak berpengaruh terhadap stress kerja.
manajemen (pimpinan) kurang bisa Besarnya pengaruh peralatan & teknologi
memberikan perhatian dan pengawasan terhadap stress kerja secara keseluruhan
terhadap karyawan. Dalam membuat sebesar 0.148 atau 14.80%.
kebijakan, manajemen hanya akan Pengaruh peralatan & taknologi
mementingkan efisiensi perusahaan terhadap stress kerja dapat ditunjukkan
tanpa melihat faktor manusiawi. Tidak oleh beberapa indikator, diantaranya
ada penghargaan dari pimpinan kepada yaitu: Peralatan yang digunakan saat ini
karyawan dalam bentuk apapun.Sering kondisinya kurang memadai seperti alat
terjadi perbedaan pendapat antar penyedot debu dan kompresor yang
karyawan. Keputusan yang diambil jumlahnya minim, dan alat-alat produksi
pimpinan terkadang tidak sesuai dengan lainya. Selain itu mesin-mesin yang
keinginan karyawan. Komunikasi yang berusia sudah tua sehingga sering
terjadi antara pimpinan dan karyawan mengalami gangguan saat digunakan.
kurang baik, dan intensitasnya rendah Ketika terjadi gangguan pada mesin
hal ini bisa saja diakibatkan karena letak karyawan kesulitan dalam
pabrik yang berjauhan dengan kantor memperbaikinya
pusat. Adapun masukan bagi
Adapun masukan bagi perusahaan yang dapat diberikan untuk
perusahaan yang dapat diberikan untuk mengurangi stress kerja karyawan
mengurangi stress kerja karyawan berkaitan dengan peralatan & teknologi
berkaitan dengan kondisi organisasi adalah: menambah jumlah peralatan
adalah dalam merumuskan standar dan yang ada sesuai dengan kebutuhan dan
membuat strategi, sebaiknya perusahaan mengganti peralatan yang kondisinya
mengatur muatan kerja supaya sesuai sudah tidak baik. Mengganti mesin-mesin
dengan kemampuan sumber daya yang produksi yang sudah berusia tua secara
tersedia.. Bagi pihak manajemen berkala dengan mesin-mesin produksi
(pimpinan) agar lebih memperhatikan keluaran terbaru. Memberikan pelatihan
dan meningkatkan pengawasan terhadap kepada semua karyawan mengenai

86
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 5 No. 1 Agustus 2012

bagaimana cara memperbaiki mesin dan rekan kerja kurang memperhatikan


yang mengalami gangguan sesuai setiap permasalahan kerja yang
dengan mesin masing-masing dihadapi.
departemen. Adapun masukan bagi
Pengaruh karakteristik individual perusahaan yang dapat diberikan untuk
(X6) terhadap Stress Kerja (Y). Nilai mengurangi stress kerja karyawan
hitung t untuk variabel karakteristik berkaitan dengan lingkungan sosial
individual adalah sebesar 2.440. adalah mengundang pihak keluarga
Sedangkan nilai tabel t untuk n = 70 karyawan secara berkala guna
adalah sebesar 1.996, karena nilai hitung membicarakan setiap permasalahan
t > tabel t (2.440 > 1.996) atau nilai yang dihadapi karyawan dan
signifikansi < alpha (0.018 < 0.05), maka memberikan ruang bagi karyawan agar
H0 ditolak, berarti karakteristik individual dapat berkumpul dan bercerita mengenai
berpengaruh terhadap stress kerja. permasalahan yang dihadapi karyawan.
Besarnya pengaruh karakteristik
individual terhadap stress kerja secara KESIMPULAN
keseluruhan sebesar 0.111 atau 11.10%. Korelasi parsial antar variabel
Pengaruh karakteristik individual eksogenus secara keseluruhan
terhadap stress kerja dapat ditunjukkan mempunyai hubungan yang signifikan
oleh beberapa indikator, diantaranya dengan dengan tingkat hubungan
yaitu pekerjaan yang selama ini dijalani bervariasi (ada yang lemah dan ada yang
tidak memberikan rasa bangga bagi kuat) dan secara keseluruhan hubungan
karyawan. Kurangnya motivasi untuk tersebut searah karena bernilai positif.
dapat memberikan yang terbaik saat Pengaruh Kondisi Organisasi
bekerja serta ada sifat atau karakter dari (X1) terhadap Stress Kerja (Y). Nilai
rekan kerja yang kurang disukai. hitung t untuk variabel kondisi organisasi
Adapun masukan bagi adalah sebesar 2.110. Sedangkan nilai
perusahaan yang dapat diberikan untuk tabel t untuk n = 70 adalah sebesar
mengurangi stress kerja karyawan 1.996, karena nilai hitung t > tabel t
berkaitan dengan karakteristik individual (2.110 > 1.996) atau nilai signifikansi <
adalah mempromosikan kenaikan alpha (0.039 < 0.05), maka H0 ditolak,
jabatan bagi karyawan yang memiliki berarti kondisi organisasi berpengaruh
prestasi memuaskan dalam bekerja dan terhadap stress kerja. Besarnya
memberikan motivasi kepada karyawan pengaruh kondisi organisasi terhadap
secara rutin agar karyawan tetap stress kerja secara keseluruhan sebesar
semangat dalam bekerja. 15.30%.
Pengaruh Kondisi Pekerjaan
Pengaruh Lingkungan sosial (X4) (X2) terhadap Stress Kerja (Y). Nilai
terhadap Stress Kerja (Y). Nilai hitung t hitung t untuk variabel kondisi pekerjaan
untuk variabel lingkungan sosial adalah adalah sebesar 2.031. Sedangkan nilai
sebesar 2.387. Sedangkan nilai tabel t tabel t untuk n = 70 adalah sebesar
untuk n = 70 adalah sebesar 1.996, 1.996, karena nilai hitung t > tabel t
karena nilai hitung t > tabel t (2.387 > (2.031 > 1.996) atau nilai signifikansi <
1.996) atau nilai signifikansi < alpha alpha (0.047 < 0.05), maka H0 ditolak,
(0.020 < 0.05), maka H0 ditolak, berarti berarti kondisi pekerjaan berpengaruh
lingkungan sosial berpengaruh terhadap terhadap stress kerja. Besarnya
stress kerja. Besarnya pengaruh pengaruh kondisi pekerjaan terhadap
lingkungan sosial terhadap stress kerja stress kerja secara keseluruhan sebesar
secara keseluruhan sebesar 0.066 atau 16.60%.
6.60%. Pengaruh Lingkungan Fisik (X3)
Pengaruh lingkungan sosial terhadap Stress Kerja (Y). Nilai hitung t
terhadap stress kerja dapat ditunjukkan untuk variabel lingkungan fisik adalah
oleh beberapa indikator, diantaranya sebesar 3.653. Sedangkan nilai tabel t
yaitu keluarga kurang memperhatikan untuk n = 70 adalah sebesar 1.996,
setiap permasalahan kerja yang dihadapi karena nilai hitung t > tabel t (3.653 >

87
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 5 No. 1 Agustus 2012

1.996) atau nilai signifikansi < alpha (D) ditunjukkan oleh R Square sebesar
(0.001 < 0.05), maka H0 ditolak, berarti 0.820 atau 82.00%. Sedangkan sisanya
lingkungan fisik berpengaruh terhadap 18.00% dijelaskan oleh variabel lainya.
stress kerja. Besarnya pengaruh DAFTAR PUSTAKA
lingkungan fisik terhadap stress kerja Ali Muhidin S, Abdurahman M, 2007.
secara keseluruhan sebesar 17.60%. Analisis Korelasi, Regresi dan
Pengaruh Lingkungan sosial (X4) Jalur Dalam Penelitian. Bandung
terhadap Stress Kerja (Y). Nilai hitung t : Pustaka Setia
untuk variabel lingkungan sosial adalah Carayon P & Hoonaker P, 2001,
sebesar 2.387. Sedangkan nilai tabel t Macroergonomic Organizational
untuk n = 70 adalah sebesar 1.996, Questionnaire Survey(MOQS) :
karena nilai hitung t > tabel t (2.387 > Handbook of Human Factors and
1.996) atau nilai signifikansi < alpha Ergonomics Methods. University
(0.020 < 0.05), maka H0 ditolak, berarti of Wisconsin
lingkungan sosial berpengaruh terhadap Elfrida, 2009. Penilaian Dan Perbaikan
stress kerja. Besarnya pengaruh Sistem Kerja Dengan
lingkungan sosial terhadap stress kerja Macroergonomic Organizartional
secara keseluruhan sebesar 6.60%. Questionnaire Survey (MOQS).
Pengaruh Peralatan & Teknologi (X5) Skripsi. Universitas Sumatera
terhadap Stress Kerja (Y). Nilai hitung t Utara (Tidak Dipublikasikan)
untuk variabel peralatan dan teknologi Hendrick, W, 2001. Macroergonomics:
adalah sebesar 2.342. Sedangkan nilai An Introduction To Work System
tabel t untuk n = 70 adalah sebesar Design. Santa Monica – USA :
1.996, karena nilai hitung t > tabel t HFES Publisher
(2.342 > 1.996) atau nilai signifikansi < Levi, L, 1991. Stress Dalam:
alpha (0.022 < 0.05), maka H0 ditolak, Parmeggiani, L. Edt. Encylopedia
berarti peralatan & teknologi of Occupational Health and
berpengaruh terhadap stress kerja. Safety. Genewa : ILO
Besarnya pengaruh peralatan & teknologi Manuaba, 1998. Stress and Strain.
terhadap stress kerja secara keseluruhan Dalam Bunga Rampai Ergonomi
sebesar 14.80%. Vol I. Program Studi Ergonomi-
Pengaruh karakteristik individual Fisiologi Kerja. Universitas
(X6) terhadap Stress Kerja (Y). Nilai Udayana : Denpasar
hitung t untuk variabel karakteristik Munandar, AS., 2001. Stress dan
individual adalah sebesar 2.440. Keselamatan Kerja, Psikologi
Sedangkan nilai tabel t untuk n = 70 Industri dan Organisasi. Jakarta :
adalah sebesar 1.996, karena nilai hitung UI Press
t > tabel t (2.440 > 1.996) atau nilai Tarwaka, Solichul HB, dan Lilik S,2004
signifikansi < alpha (0.018 < 0.05), maka Ergonomi: Untuk K3 Dan
H0 ditolak, berarti karakteristik individual Produktivitas.
berpengaruh terhadap stress kerja.
Besarnya pengaruh karakteristik
individual terhadap stress kerja secara
keseluruhan sebesar 11.10%.
Hubungan kondisi organisasi
(X1), kondisi pekerjaan (X2), lingkungan
fisik (X3), lingkungan sosial (X4),
peralatan & teknologi (X5), karakteristik
individual (X6) terhadap stress kerja (Y)
secara simultan (R) sebesar 0.905 dan
hubungan yang terjadi termasuk kuat
positif. Adapun keenam variabel
eksogenus tersebut mampu menjelaskan
hubungan yang terjadi dengan stress
kerja atau disebut koefisien determinasi

88
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 5 No. 1 Agustus 2012

89

S-ar putea să vă placă și