Sunteți pe pagina 1din 18

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN TUMOR CEREBRI


PADA Bp. S DI ICU RSU PKU MUHAMMADIYAH
YOGYAKARTA

Disusun oleh:
ANGGA BAYU HAMSHA
(1810206041)

PROGRAM STUDI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2019
Tumor otak adalah pertumbuhan sel-sel otak yang
abnormal di dalam otak. Secara histologis tumor otak Pengertian
adalah jinak, tetapi akan bersifat ganas karena letaknya Etiologi
berdekatan atau di sekitar struktur vital dan dalam rongga
tertutup yang sukar dicapai. 1. Usia (Semakin tua semakin beresiko)
2. Faktor Keturunan
Manifestasi klinis 3. Pajanan Terhadap Radiasi

1. Pusing atau sakit kepala parah dan berkelanjutan


Penatalaksanaan
(khususnya saat menunduk atau batuk).
an
2. Kejang-kejang.
3. Mudah mengantuk. 1. Tatalaksana Penurunan Tekanan Intrakranial
4. Linglung. 2. Pembedahan (Craniotomi)
5. Berhalusinasi. 3. Radioterapi
6. Gangguan pendengaran atau penglihatan. 4. Kemoterapi Sistemik dan Terapi Obat yang di Target
7. Gangguan keseimbangan tubuh. (Targeted Therapy)
8. Sulit bicara. 5. Kemoterapi Intratekal
9. Gangguan pergerakan tangan atau kaki. 6. Tatalaksana Nyeri
7. Tatalaksana Kejang
Komplikasi
Pemeriksaan penunjang
1. Kemampuan kognitif dan logika yang lemah, kehilangan
ingatan Tumor
2. Masalah dalam penglihatan, pendengaran, bau atau Cerebri 1. Pemeriksaan neurologis
ucapan karena kerusakan saraf 2. Angiogram
3. Koma 3. CT Scand
4. Stroke, lemah di lengan dan kaki, paraplegia 4. MRI
5. Gangguan hormonal, kebocoran cairan cerebrospinal 5. Diffusion Tensor Imaging (DTI)
6. Kejang
7. Meningitis
8. Infeksi
9. Gangguan pada kandung kemih dan usus
10. Pneumonia
PATHWAY

Tumor Otak

Pembedahan/Craniotomy

RESIKO INFRKSI
Luka Post Operasi AREA PEMBEDAHAN

Invasi Bakteri ke otak

Proses supurasi dari meningen Infeksi jaringan otak

Peningkatan TIK HIPERTERMI


Pembentukan Eksudat

Edema serebral Penekanan area pengatur kesadaran

Gangguan perfusi jaringan serebral Perubahan tungkat kesadaran,


perubahan perilaku, disorientasi

Kesadaran menurun Koma ADL dibantu

Perubahan pemenuhan nutrisi Bedrest DEFISIT


PERAWATAN DIRI

Intake nutrisi tidak adekuat RESIKO DEKUBITUS

PEMENUHAN KEBUTUHAN
NUTRISI KURANG DARI
KEBUTUHAN TUBUH

Kemampuan batuk menurun,


Penumpukan secret

KETIDAK EFEKTIFAN
BERSIHAN JALAN NAFAS
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

1. Ketidak efektifan bersihan jalan nafas Diagnosa Keperawatan : Defisit perawatan diri
2. Defisit perawatan diri NOC: Self Care: ADL
3. Hipertermi  perawatan diri mandi
4. Resiko decubitus  perawatan diri berpakaian
5. Resiko infeksi area pembedahan  perawatan diri eliminasi
 nutritional status: food and fluid intake
NIC: Self-Care Assistance
 Self-Care Assistance : Bathing/Hygiene
 Self Care Assistance : Dressing/Grooming
Diagnosa Keperawatan : Ketidak efektifan  Self Care Assistance : Toileting
bersihan jalan nafas
NOC: Respiraory status: Ventilation  Bantuan Perawatan Diri: Pemberian Makan
Kreteria Hasil:
 Menunjukan jalan nafas yang paten (klien Diagnosa Keperawatan : Hipertermi
tidak merawa tercekik, irama nafas, NOC: Termoregulasi
frekuensi nafas dalam rentang normal dan Kreteria Hasil:
tidak ada suara nafas abnormal  Suhu tubuh normal
NIC: Airway management  TTV
 Posisikan klien untuk memaksimalkan  Tidak dehidrasi
ventilasi (N) NIC: Perawatan Demam
 Aulkutasi jalan nafas jika ada suara  Pantau suhu dan tanda tanda vital pasien (O)
tambahan, monitor ttv dan status O2 (O)
 Kolaborasi pemberian obat (paracetamol) (C)
 Lakukan suction untuk menghilangkan
 Berikan selimut atau pakaian ringan pada fase
secret (N)
demam (N)
 Pantau tanda gejala penyebab demam (O)
Diagnosa Keperawatan : Resiko decubitus
NOC: Integritas Jatingan: kulit dan
membrane mokosa Diagnosa Keperawatan : Resiko infeksi area
Kreteria Hasil: pembedahan
 Tugor kulit kurang dari 2 detik
 Tidak ada kemerahan NOC: Kontrol Resiko
 Suhu kulit normal Kreteria Hasil:
 Tidak ada erosi atau ruam  Mengenali faktor resiko individu
NIC: Pressure Ulcer Pevention  Menjalankan strategi kontrol resiko yang sudah
 Monitor adanya lesi dan kemerahan di area ditetapkan
yang terdapat tekanan (O) NIC: Kontrol Infeksi
 Lakukan pengkajian untuk mengetahui  Cuci tangan sebelum dan sesudah kegiatan (N)
tanda gejala decubitus (N)  Pastikan perawatan luka yang tepat (N)
 Pertahankan bed tempat tidur agar kering  Berikan antibiotic yang sesuai (C)
dan rapi (N)
DAFTAR PUSTAKA

Robbin & Cotran. (2009). Dasar Patologi Penyakit. Edisi 7. Jakarta: EGC
Kozier., Erb.( 2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses dan Praktik. Jakarta:
EGC
Pierce A. Grace & Neil R. Borley.(2007). At a Glance Ilmu Bedah. Edisi 3. Jakarta: EMS
Kementrian Kesehatan RI. (2017). Pedoman Nasional Pelayan Kesehatan: Tumor Otak. Komite
Penanggulangan Kanker Nasional: Jakarta
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN POST CRANIOTOMY DENGAN
TUMOR CEREBRI DI INTENSIVE CARE UNIT (ICU)
PKU MUHAMMADIYAH
YOGYAKARTA

Disusun oleh:
Angga Bayu Hamsha 1810206041

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2019
PENGKAJIAN KASUS

TUMOR OTAK-POST CRANIOTOMY

Pengkajian : 7 Januari 2019


Tanggal masuk :
Jam : 12.30
A. Data Demografi
Biodata
1. Nama Lengkap : Tn.S
2. Tanggal Lahir : 20 Mei 1979
3. Jenis Kelamin : Laki-laki
4. Alamat : Plembon Kidol RT 10
5. Suku : Jawa
6. Status perkawinan : Menikah
7. Agama : Islam
8. Pekerjaan : PNS
9. Diagnosa medik : Tumor Cerebri
10. No. Medical Record : 719327
11. Tanggal masuk RS : 24 Desember 2018
B. Penanggung Jawab
1. Nama : Ny.W
2. Hubungan dengan pasien : Istri
C. Keluhan Utama
Pasien post operasi craniotomy dan mengalami penurunan kesadaran.
D. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengalami tumor otak dan dilakukan prosedur operasi (craniotomy), setelah
menjalani operasi pasien mengalami penurunan tingkat kesadaran. Pasien juga
mengdapatkan tidakan trakeostomi karena produksi secret yang berlebih sehingga dengan
dilakukan trakeostomi dapat melancarkan pengeluaran secret. Pasien sekarang terpasang
ETT dan NGT.
E. Riwayat Psikososial
Hubungan pasien dengan orang lain, sebelum pasien masuk rumah sakit hubungan pasien
dengan orang lain baik, tidak pernah bermasalah
F. Riwayat Spiritual
Sebelum pasien masuk rumah sakit pasien melakukan ibadah dengan baik
G. Pemeriksaan
1. Survey Primer
a. Airway
Bebas Obstruksi Parsial Total, Karena : Darah Lendir Otot lidah
Suara nafas abnormal karena obstruksi : Snoring Gurgling Crowing Stridor
b. Breathing
RR: 15x/mnt Takhipnea Suara abnormal: Whezing Ronkhi Krekels
Eupnea Cheyne stokes Friction Rub Pleural
Bradipnoe Apnoe Bagging Reatraksi Flail Chest

c. Circulation
TD : 127/84 mmHg Perdarahan : Terlihat Tidak terlihat
Nadi : 98 x/menit : 0<500cc 0>500cc
Suhu : 38,7 oC Abnormalitas warna kulit: Pucat Kebiruan
Syok :…………………
Henti jantung Bradycardi Tackhycardi Penurunan : Turgor kulit Mobilitas
Capilary refill <3 dtk >3 dtk Produksi Urin
d. Disability
Nilai GCS : E1 Vt M2
Composmentis Coma
Pupil : Isokor Miosis Medriasis Pinpoint
Lateralisasi motorik : Reflek abnormal satu sisi Kejang salah satu sisi

2. Survey Sekunder
a. KeluhanUtama
Pasien masuk dengan keluhan utama penurunan kesadaran
b. Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengalami tumor otak dan dilakukan prosedur operasi (craniotomy),
setelah menjalani operasi pasien mengalami penurunan tingkat kesadaran. Pasien
juga mengdapatkan tidakan trakeostomi karena produksi secret yang berlebih
sehingga dengan dilakukan trakeostomi dapat melancarkan pengeluaran secret.
Pasien sekarang terpasang ETT dan NGT.
c. Riwayat penyakit dahulu
Pasian tidak memiliki riwayat penyakit serius sebelumnya.
d. Riwayat keluarga
-
e. PemeriksaanFisik
1) Keadaan Umum
Kesadaran : Coma
GCS : E 1 V t M2
KU : lemah
Akral : Teraba hangat
Tanda Vital:
- RR : 24x/menit on ventilasi
- TD : 127/84 mmHg
- Nadi : 98 x/ menit
- Suhu : 38,7 oC
2) System Pernapasan
- Pola Pernapasan : Cepat
- Sputum : Ada
- Terpasang Ventilator
3) Hidung dan Trakea
Terpasang NGT di hidung pasien, dan terpadang ETT Ventilator pada trakea
(post trakeostomi)
4) System Kardiovaskuler
- Perdarahan : Tidak Terlihat Perdarahan
- Oedema : Tidak Terlihat Oedem
- Hematoma : Tidak Ada Hematoma
- Suara Tambahan : Tidak ada suara tambahan
- Dada : Paru:
 I: pengembangan paru tampak simetris, tak nampak jejas atau luka
 P: tidak terdapat benjolan dan nyeri tekan
 P: tidak terkaji
 A: suara napas gurgling
5) System Neurologis
- Nilai GCS : E1 Vt M2
- Pupil : 4/3 (isokor)
- ReflekCahaya : +/+
- Kesadaran : Coma
6) System Integumen
- Warna : Sawomatang
- Tekstur : Lembab
- CRT : <2detik
7) Abdomen
- I : abodemen terlihat simetris, tidak ada ruam dan luka
- A: Peristaltik (+) terdengar bising usus 14x/menit
- P : Tympani (+)
- P : tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa
8) Ekstremitas
Terpasang infus di kaki kiri, akral teraba hangat
9) System Perkemihan
Terpasang dower cateter
H. Aktivitas sehari hari
1. Nutrisi
Sebelum masuk rumah sakit pasien makan dengan frekuensi 3x sehari dengan jenis
makanan nasi, lauk dan sayur.
Setelah masuk pasien makan melalui NGT dengan jenis makanan cair (susu dan jus).
2. Cairan
Sebelum masuk rumah sakit jenis minuman yang dikonsumsi air putih frekuensi
minum 8-10 gelas sehari.
Selama dirawat dirumah sakit pasien mendapatkan terapi infus RL.
3. Eliminasi
Sebelum pasien masuk rumah sakit BAB dengan frekuensi 1xsehari dengan
konsistensi padat berwarna kuning kecoklatan, BAK dengan frekuensi 3x-5x sehari
dengan warna kuning dan berbau khas. Pasien tidak pernah menggunakan obat untuk
memperlancar BAB
Selama dirumah sakit pasien BAK dengan jumlah 600-800 liter/sekali sekali jaga
perawat, dengan BAB cair dan tidak pasti.
4. Istirahat Tidur
Sebelum masuk rumah sakit pasien biasa tidur 8 jam dimalam hari tanpa
menggunakan bantuan obat.
5. Olahraga
Sebelum masuk rumah sakit pasien jarang berolahraga karena sibuk bekerja.
I. Hasil pemeriksaan Diagnostik
PEMERIKSAAN KASUS
Laboraturium
Nama test Hasil Nilai rujukan
Elektrolit
Natrium
Kalium
Klorida
Albumin
Eritrosit
Hemoglobin
Hematokrit
MCV
MCH
MCHC
RDW
Lekosit
Neutrofil
Limfosit
Monosit
Eosinofil
Basofil
Trombosit
J. Farmakoterapi

NAMA OBAT DOSIS


Ranitidine 2x50 mg
Paracetamol 4x100 mg
Ceftazidine 3x2 gram
Dexamethason 3x5 mg
Metoclopride 3x 10mg
ASUHAN KEPERAWATAN

DATA ETIOLOGI MASALAH


DO : Obstruksi Jalan napas Ketidakefektifan Bersihan
 KU pasien lemah, mengalami akibat adanya jalan napas Jalan Napas
penurunan kesadaran buatan dan produksi secret
 GCS E1VtM2 berlebih
 Pasien terpasang ETT dengan
ventlator mode SPONT FIO2
40%,
 Tampak mukus di mulut pasien
dan sekret di ETT
 Dx Medis : Tumor Cerebri
 TD :127/84 mmHg
 Nadi : 98 x/ menit
 SPO2 99%
DO: Resiko Infeksi Area
 KU pasien lemah, mengalami Pembedahan
penurunan kesadaran
 GCS E1, Mt, V2
 Pasien terpasang ETT dengan
ventilator mode SIMV FIO2 40%
 TD : 127/84 mmHg
 Nadi : 98 x/ menit
 Suhu : 38,7 oC
 SPO2 99%
 Terlihat luka post craniotomy dan
trakeostomy
 Pasien mendapat terapi Ceftazidine
2 gram
 Leokosit 15,2
DO : Trauma/Penyakit Hipertermi
KU lemah, ETT on ventilator
mode, pasien terpasang DC, pasien
terpasang NGT, GCS E1 Vt M2
(coma), pasien post-craniotomy
dan trakeostomy.
 TD : 127/84 mmHg
 Nadi : 98 x/ menit
 Suhu : 38,7 oC
DO: Kelemahan Defisit perawatan diri
 KU pasien lemah, mengalami
penurunan kesadaran
 GCS E1, Mt, V2 (Coma)
 Pasien terpasang ETT dengan
ventilator mode SIMV FIO2 40%
 TD : 127/84 mmHg
 Nadi : 98 x/ menit
 Suhu : 38,7 oC
 SPO2 99%
DO: Resiko decubitus
 KU pasien lemah, mengalami
penurunan kesadaran
 GCS E1, Mt, V2 (Coma)
 Pasien bedrest sejak masuk ICU
 Pasien tidak menggunakan kasur
dekubitus

PRIORITAS DIAGNOSA
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas b/d obstruksi Jalan napas akibat adanya jalan napas
buatan dan produksi secret berlebih
2. Hipertermi b/d Trauma/Penyakit
3. Defisit Perawatan Diri b/d kelemahan
4. Resiko Infeksi Area Pembedahan
5. Resiko Decubitus
RENCANA KEPERAWATAN
No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasonalisasi
Keperawatan
1. Ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan Management jalan nafas  Untuk mempermudah
Bersihan Jalan keperawatan 3x7 jam  Posisikan klien untuk memaksimalkan melakukan tindakan dalam
Napas diharapkan dapat mencapai ventilasi (N) membuka jalan nafas
status pernafasan: ventilasi  Aulkutasi jalan nafas jika ada suara tambahan,  Untuk memantai adanya
dengan kriteria hasil: monitor ttv dan status O2 (O) kelainan pada pasien
 Menunjukan jalan nafas  Lakukan suction untuk menghilangkan secret  Membantu melancarkan
yang paten (klien tidak (N)mestinya pernafasan pasien
merawa tercekik, irama  Monitor TTV (N)  Memantau kondisi pasien
nafas, frekuensi nafas dalam
rentang normal dan tidak
ada suara nafas abnormal
(3)

2. Hipertermi Setelah dilakukan tindakan Perawatan Demam  Memantau kondisi pasien


keperawatan 3x7 jam  Pantau suhu dan tanda tanda vital pasien (O) (suhu pasien)
diharapkan dapat mencapai  Kolaborasi pemberian obat (paracetamol) (C)  Menurunkan panas tubuh
Termoregulasi, dengan kreteria  Berikan selimut atau pakaian ringan pada fase pasien dengan tindakan
hasil: demam (N) farmakologi
 Suhu tubuh (3)  Pantau tanda gejala penyebab demam (O)  Untuk menjaga suhu tubuh
 TTV normal (3) pasien
 Tidak dehidrasi (3)  Memantau penyebab demam

3. Defisit perawatan Setelah dilakukan tindakan Self-Care Assistance : Bathing/Hygiene  Mengetahui apa saja
diri keperawatan selama 3x24 jam  Menentukan jumlah dan jenis bantuan yang kebutuhan pasien
diharapkan dapat mencapai dibutuhkan  Menjaga keberisihan mulut
perawatan diri mandi :  Memfasilitasi menyikat gigi pasien yang pasien
 Terbebas dari bau badan sesuai  Pasien selalu bersih selama
(3)  Memberikan bantuan sampai pasien dirawat
 Badan selalu bersih (4) sepenuhnya dapat mengasumsikan perawatan
 Gigi tampak bersih (4) diri
Setelah dilakukan tindakan Self Care Assistance : Dressing/Grooming
keperawatan selama 3x24 jam  Bantu pasien memilih pakaian yang mudah  Memudahkan penggantian
diharapkan dapat mencapai dilepas dan dipakai pakaian jika kotor
perawatan diri berpakaian :  Bantu dalam berpakaian  Pasien terhindar dari kotoran
 Pakaian yang digunakan yang ada dipakaian
selalu bersih (4)

Setelah dilakukan tindakan Self Care Assistance : Toileting  Menjaga kebersihan dan
keperawatan selama 3x24 jam  Membersihkan bagian perineal setelah mencegah resiko iritasi dan
diharapkan dapat mencapai eliminasi tanpa atau dengan bantuan orang lain infeksi
perawatan diri eliminasi :  Membantu pasien mengeluarkan urin yaitu  Membantu pasien dengan
 Mengenali dan mengetahui dengan menggunakan kateter kesadaran coma untuk BAK
kebutuhan bantuan untuk
eliminasi (4)
 Organ genital dan
sekitarnya bersih (4)

Setelah dilakukan tindakan Bantuan Perawatan Diri: Pemberian Makan


keperawatan selama 3x24 jam  Bantu untuk pemberian makanan melalui  Memenuhi kebutuhan nutrisi
pasien akan menunjukan NGT pasien
Nutritional status: food and  Ganti selang dan spuit yang sesuai  Menghindari resiko infeksi
fluid intake dengan kriteria:  Berikan makanan sedikit namun sering agar  Membantu penyerapan
 Asupan makanan cukup terhindah dari muntah makanan yang optimal
melalui NGT (4)
 Spuit dan selang NGT
bersih (4)
4. Resiko infeksi area Setelah dilakukan tindakan Kontrol Infeksi  Agar mengurangi terjadinya
pembedahan keperawatan selama 3x7 jam 1. Cuci tangan sebelum dan sesudah kegiatan infeksi pada pasien
resiko infeksi teratasi dengan (N)  Agar proses penyembuhan
Kontrol Resiko, kreteria hasil 2. Pastikan perawatan luka yang tepat (N) menjadi lebih cepat.
 Mengenali faktor resiko 3. Berikan antibiotic yang sesuai (C)  Membantu proses
individu (3) penyembuhan dan juga agar
 Menjalankan strategi pasien tidak mudah terinfeksi
kontrol resiko yang sudah
ditetapkan (3)
5. Resiko decubitus Setelah dilakukan tindakan Pressure Ulcer Pevention  Untuk mengetahui kondisi
keperawatan 3x7 jam  Monitor adanya lesi dan kemerahan di area pasien jika terdapat tanda
diharapkan dapat mencapai yang terdapat tekanan (O) tanda decubitus
Integritas Jatingan: kulit dan  Lakukan pengkajian untuk mengetahui tanda  Mengurangi resiko decubitus.
membrane mokosa, dengan gejala decubitus (N)
kreteria hasil:  Pertahankan bed tempat tidur agar kering dan
 Tugor kulit (3) rapi (N)
 Tidak ada kemerahan (3)
 Suhu kulit normal (3)
 Tidak ada erosi atau ruam
(3)
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Hari Diagnosa Implementasi Evaluasi

S-ar putea să vă placă și