Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
PENDAHULUAN
Suhu tubuh adalah perbedaan antara jumlah panas yang dihasilkan tubuh dengan jumlah panas
yang hilang ke lingkungan luar. Mekanisme kontrol tubuh ada manusia menjaga suhu inti (suhu jaringan
dalam) tetap konstan pada kondisi lingkungan dan aktivitas fisik yang ekstrem. Namun, suhu permukaan
berubah sesuai aliran darah ke kulit dan jumlah panas yang hilang ke lingkungan luar. Karena perubahan
tersebut, suhu normal pada manusia berkisar dari 36 sampai 38oC (96,8 sampai 100,4oF). pada rentang ini,
jaringan dan sel tubuh akan berfungsi secara optimal.
Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh yang berhubungan dengan ketidakmampuan tubuh
untuk menghilangkan panas dengan mengurangi produksi panas. Hipertermi terjadi karena adanya
ketidakmampuan mekanisme kehilangan panas untuk mengimbangi produksi panas yang berlebihan
sehingga terjadi peningkatan suhu tubuh. Hipertermi tidak berbahaya jika dibawah 39oC. selain adanya
tanda klinis, penentuan hipertermi juga didasarkan pada pembacaan suhu ada waktu yang berbeda dalam
satu hari dan dibandingkan dengan nilai normal individu tersebut (perry&potter, 2010).
PEMBAHASAN
A. Definisi
Hipertermia merupakan keadaan dimana seorang individu mengalami atau beresiko untuk
mengalami kenaikan suhu tubuh terus menerus lebih tinggi dari 37,8oC (100oF) per oral atau 38,8oC
(101oF) per rektal karena faktor eksternal. (Carpenito L. J., 2000). Peningkatan suhu tubuh di atas
kisaran normal (NANDA, 2013)
Diagnosa keperawatan Hipertermia menggambarkan suhu diatas normal. Keadaan dimana suhu
yang abnormal ini dapat melakukan tindakan keperawatan, seperti mengoreksi penyebab eksternal mis,
pakaian yang tidak tepat, unsur-unsur pemajanan (panas atau dingin) atau dehidrasi. Fokus keperawatan
dipusatkan pada mencegah atau merawat hipertermia ringan. Pada situasi yang mengancam kehidupan
memerlukan intervensi medis atau keperawatan, hipertermia berat menggambarkan masalah kolaboratif
dan harus di label potensial Komplikasi : Hipertermia. (Carpenito L. J., 2000)
B. Batasan Karakteristik
Konvulsi
Kulit kemerahan
Peningkatan suhu tubuh diatas kisaran normal
Kejang
Takikardia
Takipnea
Kulit terasa hangat (NANDA, 2013)
Batasan Karakteristik
Suhu lebih tinggi dari 37,8oC (100oF) per oral atau 38,8oC (101oF) per rectal.
Kulit kemerahan
Hagat pada sentuhan
Peningkatan frekuensi pernafasan
Takikardia
Menggigil atau merinding
Dehidrasi
Sakit da nyeri yang spesifik atau umum ( misalnya: sakit, malaise, kelelahan, kelemahan,
kehilangan nafsu makan) (Carpenito L. J., 2000)
Anastesia
Penurunan respirasi
Dehidrasi
Pemajanan lingkungan yang panas
Penyakit
Pemakaian pakaian yang tidak sesuai dengan suhu lingkungan
Peningkatan laju metabolism
Medikasi
Trauma
Aktivitas berlebihan
D. Penyebab hipertermia
1. Dehidrasi
2. Terpapar lingkungan panas
3. Proses penyakit ( mis; nfeksi, kanker)
4. Ketidaksesuaian pakaian dengan suhu lingkungan
5. Peningkatan laju metabolism
6. Respon trauma
7. Aktivitas berlebihan
8. Penggunaan incubator
1. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS PASIEN
a) Inisial : Tn. A
b) Usia : 11 tahun
c) Jenis kelamin : Laki laki
d) Diagnosa medis : Hipertermia
e) Tanggal pengkajian : 13 februari 2017, pukul 09.00 WIB
B. KELUHAN UTAMA :
Klien mengatakan badannya terasa panas pada tanggal 12 februari 2018, pukul 09.00 WIB
Klien mengatakan pada saat pulang kehujanan dan esok harinya panas disertai dengan
kehilangan nafsu makan, menggigil, kulit terasa hangat, dan badan tampak berkeringat.
Tidak, dalam keluarga klien saat ini tidak ada yang mengalami hipertermia
1) MANAJEMEN KESEHATAN
klien mengatakan tidak pernah merokok, tidak mengkonsumsi alkohol dan tidak
memiliki riwayat alergi. Kondisi tubuh klien normal.
2) POLA AKTIFITAS DAN LATIHAN
Klien mengatakan melakukan aktivitas secara maandiri seerti berpakaian, eliminasi
dan mobilitas di tempat tidur.
BAB klien normal 1 kali sehari dan BAK normal sebanyak 5 kali per hari.
8) POLA KOPING
Klien masih bisa terbuka terhadap keluarganya tentang masalahnya dan percaya
bahwa masalah ada solusinya dan optimis akan sembuh.
9) POLA SEKSUAL REPRODUKSI
Klien belum pernah melakukan hubungan seksual.
F. PEMERIKSAAN FISIK
1) DATA KLINIK
S: 39oC N: 128x/menit
3) TORAX
Inspeksi : bentuk simetris bergerak dengan mudah saat resirasi
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : permukaan paru dalam keadaan normal
Auskultasi : paru paru dalam keadaan normal
4) ABDOMEN
Inspeksi : simetris
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : normal
Auskultasi : tidak bising
1. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi penyakit ditandai dengan badan terasa
panas, kehilangan nafsu makan, menggigil dengan TD: 100/70mmHg, Nadi :
128x/menit, Suhu : 39oC, RR : 24/menit, kulit terasa hangat dan badan tampak
berkeringat
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan hipertermia ditandai dengan tidak bisa tidur
dengan nyenyak karena badannya panas dan menggigil dimalam hari, terdapat kantung
mata da sering menguap
O: S: 37oC
Kulit tidak terasa hangat
Tidak tampak berkeringat
P: intervensi dihentikan