Sunteți pe pagina 1din 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Suhu tubuh adalah perbedaan antara jumlah panas yang dihasilkan tubuh dengan jumlah panas
yang hilang ke lingkungan luar. Mekanisme kontrol tubuh ada manusia menjaga suhu inti (suhu jaringan
dalam) tetap konstan pada kondisi lingkungan dan aktivitas fisik yang ekstrem. Namun, suhu permukaan
berubah sesuai aliran darah ke kulit dan jumlah panas yang hilang ke lingkungan luar. Karena perubahan
tersebut, suhu normal pada manusia berkisar dari 36 sampai 38oC (96,8 sampai 100,4oF). pada rentang ini,
jaringan dan sel tubuh akan berfungsi secara optimal.

Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh yang berhubungan dengan ketidakmampuan tubuh
untuk menghilangkan panas dengan mengurangi produksi panas. Hipertermi terjadi karena adanya
ketidakmampuan mekanisme kehilangan panas untuk mengimbangi produksi panas yang berlebihan
sehingga terjadi peningkatan suhu tubuh. Hipertermi tidak berbahaya jika dibawah 39oC. selain adanya
tanda klinis, penentuan hipertermi juga didasarkan pada pembacaan suhu ada waktu yang berbeda dalam
satu hari dan dibandingkan dengan nilai normal individu tersebut (perry&potter, 2010).

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Hipertermia ?


2. Apa saja Batasan Karakteristik untuk Hipertermia ?
3. Apa saja Faktor-Faktor yang berhubungan dengan Hipertermia ?
4. Apa saja penyebab hipertermia?

1.3 Tujuan penulisan

1. Untuk mengetahui definisi Hipertermia;


2. Untuk mengetahui Batasan Krakteristik Hipertermia;
3. Utuk mengetahui Faktor-faktor yang berhubungan dengan Hipertermia;
4. Untuk mengetahui penyebab hipertermia;
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi

Hipertermia merupakan keadaan dimana seorang individu mengalami atau beresiko untuk
mengalami kenaikan suhu tubuh terus menerus lebih tinggi dari 37,8oC (100oF) per oral atau 38,8oC
(101oF) per rektal karena faktor eksternal. (Carpenito L. J., 2000). Peningkatan suhu tubuh di atas
kisaran normal (NANDA, 2013)

Diagnosa keperawatan Hipertermia menggambarkan suhu diatas normal. Keadaan dimana suhu
yang abnormal ini dapat melakukan tindakan keperawatan, seperti mengoreksi penyebab eksternal mis,
pakaian yang tidak tepat, unsur-unsur pemajanan (panas atau dingin) atau dehidrasi. Fokus keperawatan
dipusatkan pada mencegah atau merawat hipertermia ringan. Pada situasi yang mengancam kehidupan
memerlukan intervensi medis atau keperawatan, hipertermia berat menggambarkan masalah kolaboratif
dan harus di label potensial Komplikasi : Hipertermia. (Carpenito L. J., 2000)

B. Batasan Karakteristik

 Konvulsi
 Kulit kemerahan
 Peningkatan suhu tubuh diatas kisaran normal
 Kejang
 Takikardia
 Takipnea
 Kulit terasa hangat (NANDA, 2013)

Batasan Karakteristik

Mayor ( harus terdapat)

Suhu lebih tinggi dari 37,8oC (100oF) per oral atau 38,8oC (101oF) per rectal.

Minor ( mungkin terdapat)

 Kulit kemerahan
 Hagat pada sentuhan
 Peningkatan frekuensi pernafasan
 Takikardia
 Menggigil atau merinding
 Dehidrasi
 Sakit da nyeri yang spesifik atau umum ( misalnya: sakit, malaise, kelelahan, kelemahan,
kehilangan nafsu makan) (Carpenito L. J., 2000)

C. Faktor yang berhubungan

a. Tindakan yang berhubungan


Berhubungan dengan penurunan kemapuan untuk berkeringan sekunder.
b. Situasional (personal, lingkungan)
Berhubungan dengan ;
 Pemajanan pada panas, matahari
 Pakaian yang tidak sesuai dengan iklim
 Tidak terdapat akses untuk pendingin udara
 Berhubungan dengan penurunan sirukali sekunder akibat ; berat badan yang
ekstrem, dehidrasi
 Berhubungan dengan insufiensi hidrasi untuk aktivitas yang berat.
c. Maturasional
Berhubungan dengan terbatasnya regulasi kompensasi metabolic sekunder akibat usia.
(mis; neonates, lansia). (Carpenito L. J., 2000).

Menurut (Nanda, 2013) factor yang berhubungan dengan Hipertermia

 Anastesia
 Penurunan respirasi
 Dehidrasi
 Pemajanan lingkungan yang panas
 Penyakit
 Pemakaian pakaian yang tidak sesuai dengan suhu lingkungan
 Peningkatan laju metabolism
 Medikasi
 Trauma
 Aktivitas berlebihan

D. Penyebab hipertermia

1. Dehidrasi
2. Terpapar lingkungan panas
3. Proses penyakit ( mis; nfeksi, kanker)
4. Ketidaksesuaian pakaian dengan suhu lingkungan
5. Peningkatan laju metabolism
6. Respon trauma
7. Aktivitas berlebihan
8. Penggunaan incubator
1. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS PASIEN
a) Inisial : Tn. A
b) Usia : 11 tahun
c) Jenis kelamin : Laki laki
d) Diagnosa medis : Hipertermia
e) Tanggal pengkajian : 13 februari 2017, pukul 09.00 WIB

B. KELUHAN UTAMA :

Klien mengatakan badannya terasa panas pada tanggal 12 februari 2018, pukul 09.00 WIB

C. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG:

Klien mengatakan pada saat pulang kehujanan dan esok harinya panas disertai dengan
kehilangan nafsu makan, menggigil, kulit terasa hangat, dan badan tampak berkeringat.

D. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU:

Klien pernah dirawat dirumah sakit karena sakit typus

E. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA:

Tidak, dalam keluarga klien saat ini tidak ada yang mengalami hipertermia

F. POLA FUNGSI KESEHATAN

1) MANAJEMEN KESEHATAN
klien mengatakan tidak pernah merokok, tidak mengkonsumsi alkohol dan tidak
memiliki riwayat alergi. Kondisi tubuh klien normal.
2) POLA AKTIFITAS DAN LATIHAN
Klien mengatakan melakukan aktivitas secara maandiri seerti berpakaian, eliminasi
dan mobilitas di tempat tidur.

3) POLA ISTIRAHAT TIDUR


klien mengatakan bahwa dirinya tidak bisa tidur dengan nyenyak karena badannya
panas dan menggil di malam hari, klien tidur hanya 4 jam sedangkan ada normalnya 6
sampai 8 jam /hari. Terdapat kantung mata dan sering menguap

4) POLA NUTRISI METABOLIK


klien mengatakan tidak pernah diet, nafsu makan turun 1kali makan sedangkan
normalnya 3kali/hari karena makanan ketika dilidah terasa pahit dan enggan untuk
makan. Berat badan sebelum sakit 49kg, Berat badan saat sakit 44kg, 1 porsi nasi ada
siang hari, Minum 6 sampai 8 gelas per hari normal

5) POLA ELIMINASI URIN DAN ALVI

BAB klien normal 1 kali sehari dan BAK normal sebanyak 5 kali per hari.

Urin jernih, alvi berbentuk

6) POLA KOGNITIF PERSEPTUAL


Klien dapat berkomunikasi dengan baik. Menggunakan bahasa daerahnya.

7) POLA KONSEP DIRI


Klien tidak merasa rendah diri karena penyakit yang dideritanya.

8) POLA KOPING
Klien masih bisa terbuka terhadap keluarganya tentang masalahnya dan percaya
bahwa masalah ada solusinya dan optimis akan sembuh.
9) POLA SEKSUAL REPRODUKSI
Klien belum pernah melakukan hubungan seksual.

10) POLA PERAN BERHUBUNGAN


Klien mengatakan saat sakit masih dapat berinteraksi dengan keluarga dan
masyarakat. Klien diberikan dukungan agar cepat sembuh.

11) POLA NILAI DAN KEPERCAYAAN


Klien beribadah sesuai agama yang dianutnya (islam). Klien yakin dan percaya
bahwa dirinya akan sembuh dibantu dengan ibadah dan berdoa.

F. PEMERIKSAAN FISIK
1) DATA KLINIK
S: 39oC N: 128x/menit

TD: 100/70 mmHg RR: 24/menit

2) KEPALA & LEHER


Kepala : simetres dan normal
Leher : Tidak ada kelenjar tyroid

3) TORAX
Inspeksi : bentuk simetris bergerak dengan mudah saat resirasi
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : permukaan paru dalam keadaan normal
Auskultasi : paru paru dalam keadaan normal
4) ABDOMEN
Inspeksi : simetris
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : normal
Auskultasi : tidak bising

5) PUNGGUNG & EKSTREMITAS


Bentuk punggung simetris dan akral hangat

6) GENETALIA & ANUS


Tidak dikaji

G. OBAT-OBATAN YANG DIGUNAKAN


Pasien meminum ibuprofen 3x sehari

H. HASIL PEMERIKSAAN (LAB, FOTO TORAX, DLL)


Tidak dikaji
2. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
A. ANALISA DATA

No. SYMTOM ETIOLOGI/ PROBLEM/MASALAH


( DS&DO) PENYEBAB
1. Ds: klien Proses infeksi Hipertermia
mengatakan (peningkatan suhu tubuh)
badannya terasa
panas sejak kemarin,
kehilanga nafsu
makan dan
menggigil.
Do: TD :
100/70mmHg
Nadi: 128x/menit
Suhu: 39oC
RR: 24/menit, kulit
terasa hagan dan
badan tampak
berkeringat.
2. Ds: klien Hipertermia Gangguan pola tidur
mengatakan tidak
bisa tidur dengan
nyenyak karena
badannya panas da
menggigil di malam
hari.
Do: terdapat kantung
mata dan sering
menguap
3. Ds: klien Faktor psikologis ( Nutrisi kurang dari
mengatakan nafsu keengganan untuk kebutuhan tubuh
makan menurun makan)
karena ketika
makan dilidah
terasa pahit da
engga untuk makan
Do: BB sebelum
sakit 49kg
BB saat sakit 44kg
B. RUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi penyakit ditandai dengan badan terasa
panas, kehilangan nafsu makan, menggigil dengan TD: 100/70mmHg, Nadi :
128x/menit, Suhu : 39oC, RR : 24/menit, kulit terasa hangat dan badan tampak
berkeringat

2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan hipertermia ditandai dengan tidak bisa tidur
dengan nyenyak karena badannya panas dan menggigil dimalam hari, terdapat kantung
mata da sering menguap

3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan factor psikologis (


keengganan untuk makan) ditandai dengan nafsu makannya menurun karena ketika
makanan dilidah terasa pahit, enggan untuk makan dengan BB sebelum sakit 49kg da BB
saat sakit 44kg
3. PERENCANAAN
A. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan infeksi

2. gangguan pola tidur berhubungan dengan hipertermia

3. nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan factor psikologis (

keengganan untuk makan)


B. RENCANA TINDAKAN

DIAGNOSA KEP.: Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi

TUJUAN RENCANA RASIONAL


1. Observasi : TTV terutama pada suhu 1. untuk mengetahui
Tupan : tubuh perkembangan suhu tubuh klien.
setelah diberi askep 2.Berikan klien kompres air. 2. dengan kompres akan terjadi
2x24jam diharapkan 3. Anjurkan klien banyak minum air perpindahan panas secara
gangguan peningkatan 4. Anjurkan klien menggunakan pakaian konduksi dan kompres hangat
suhu tubuh dapat cepat tipis akan mendilatasi pembuluh
teratasi. 5. Berikan klien slimut pendingin darah.
3. dengan minum air yang bayak
Kriteria hasil : diharapkan cairan yang hilang
1. mengembalikan suhu dapat terganti.
tubuh klien dalam batas 4. untuk membantu penguapan
normal (36,8 s/d 37,3oC) dan penyerapan keringat.
5. untu mengurangi demam dan
untuk mengurangi reson
hipertermi.
4. PELAKSANAAN

TGL JAM DX. TINDAKAN HASIL NAMA


PERAWAT
13/ 2018
02 09.00 1 Observensi TTV S : 39oC N : 128X/menit
09.30 1 Memberikan kompres air hangat TD : 108/70mmHg
10.00 3 Member klien makan RR : 24/menit
11.50 2 Memberi klien slimut pendingin
14.00 1 Menganjurkan klien menggunakan
pakaian yang tipis

15.00 1 Memberikan kompres air hangat


19.00 3 Memberikan klien makan
21.00 2 Memberi klien selimut pendingin
14/ 2018 09.00 1 S: 38,5oC
02 Memantau suhu tubuh
09.30 3 Member klien makan
10.30 1 Memberikan kompres air hangat
12.00 2 Member klien selimut pendingin
15.00 2 Menganjurkan klien menggunakan
pakaian yang kemaren

15.00 2 Menganjurkan klien menggunakan


pakaian tipis

17.00 1 Memberikan kompres


19.00 3 Memberikan klien makan
20.55 2 Memberikan klien selimut
pendingin
5. EVALUASI
DIAGNOSA : Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi

DX. TANGGAL/JAM KETERANGAN NAMA


PERAWAT
15/02/2018
S: klien mengatakan suhu tubuhnya
kembali seperti semula dan tidak
menggigil

O: S: 37oC
Kulit tidak terasa hangat
Tidak tampak berkeringat

A: tujuan tercapai masalah


hipertermia teratasi

P: intervensi dihentikan

S-ar putea să vă placă și