Sunteți pe pagina 1din 31

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN HIPERTIROID

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah

Disusun Oleh :

Kelompok IV :

1. IIN ARYANTI
2. KAMALUDIN
3. SUCI ERMAWATI
4. WINDA LESTARI

INSTITUT MEDIKA DRG SUHERMAN

Jl. Raya Industri Pasir Gombong Jababeka Cikarang Kabupaten Bekasi

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat
dan hidayat-Nya penulisan dan penyusunan Asuhan Keperwatan Pasien dengan hipertiroid
dapat terselesaikan.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata ajar perkuliahan bidang mata ajar KMB
di Institut Medika Drg.Suherman.
Dengan penulisan asuhan keperawatan ini penulis berharap dapat memberikan
informasi yang berguna bagi para pembacanya.
Penulis menyadari dalam pembuatan asuhan keperawatan ini masih banyak
kekurangan di banyak bagian, untuk itu penulis sangat berterimakasih bila ada pihak-pihak
yang mengkoreksi dan memberikan kritik dan saran supaya penulis dapat memperbaikinya.

Cikarang, 07 Mei 2019

Tim Penulis

Asuhan Keperawatan Klien Dengan Hipertiroid | i


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................. i


DAFTAR ISI ..............................................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................................................. 1
B. Tujuan .............................................................................................................................. 1
C. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 2
D. Metode Penulisan ............................................................................................................ 2
E. Sistematika Penulisan ...................................................................................................... 2
BAB II ........................................................................................................................................ 4
TINJAUAN TEORI.................................................................................................................... 4
A. Pengertian ........................................................................................................................ 4
B. Etiologi ............................................................................................................................ 4
D. Pathway ........................................................................................................................... 7
E. Gejala-Gejala Klinis ........................................................................................................ 8
F. Pemeriksaan Diagnosis .................................................. Error! Bookmark not defined.
G. Penatalaksanaan ............................................................................................................... 9
H. Komplikasi .................................................................................................................... 11
BAB III ..................................................................................................................................... 11
ASUHAN KEPERAWATAN .................................................................................................. 11
A. Pengkajian ..................................................................................................................... 11
B. Diagnosa Keperawatan .................................................................................................. 14
C. Intervensi dan Rasional ................................................................................................. 14
BAB IV ..................................................................................................................................... 27
PENUTUP ................................................................................................................................ 27
A. Kesimpulan .................................................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 29

Asuhan Keperawatan Klien Dengan Hipertiroid | ii


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hipertiroid adalah suatu kondisi dimana kelenjar tiroid memproduksi hormon
tiroid secara berlebihan, biasanya karena kelenjar terlalu aktif. Kondisi ini
menyebabkan beberapa perubahan baik secara mental maupun fisik seseorang, yang
disebut dengan thyrotoxicosis (Bararah, 2009). Hipertiroid adalah gangguan yang
terjadi ketika kelenjar tiroid memproduksi hormon tiroid lebih dari yang dibutuhkan
tubuh. Hal ini kadang-kadang disebut tirotoksikosis, istilah untuk hormon tiroid terlalu
banyak dalam darah. Sekitar 1 persen dari penduduk AS memiliki hyperthyroidism.
Perempuan lebih mungkin mengembangkan hipertiroidisme daripada pria.
Di Amerika Serikat, penyakit Graves adalah bentuk paling umum dari
hipertiroid. Sekitar 60-80% kasus tirotoksikosis akibat penyakit Graves. Kejadian
tahunan penyakit Graves ditemukan menjadi 0,5 kasus per 1000 orang selama periode
20-tahun, dengan terjadinya puncak pada orang berusia 20-40 tahun. Gondok
multinodular (15-20% dari tirotoksikosis) lebih banyak terjadi di daerah defisiensi
yodium. Kebanyakan orang di Amerika Serikat menerima yodium cukup, dan kejadian
gondok multinodular kurang dari kejadian di wilayah dunia dengan defisiensi yodium.
Adenoma toksik merupakan penyebab 3-5% kasus tirotoksikosis (Lee, et.al., 2011).
Prevalensi hipertiroid berdasarkan umur dengan angka kejadian lebih kurang
10 per 100.000 wanita dibawah umur 40 tahun dan 19 per 100.000 wanita yang
berusia di atas 60 tahun. Prevalensi kasus hipertiroid di Amerika terdapat pada wanita
sebesar (1 ,9%) dan pria (0,9%). Di Eropa ditemukan bahwa prevalensi hipertiroid
adalah berkisar (1-2%). Di negara lnggris kasus hipertiroid terdapat pada 0.8 per 1000
wanita pertahun (Guyton, 1991 ).

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Adalah untuk mengetahui penyakit Hipertiroid dan asuhan keperawatan pada
klien dengan Hipertiroid.

Asuhan Keperawatan Klien Dengan Hipertiroid| 1


2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui penyakit Hipertiroid
b. Mengetahui penyebab Hipertiroid
c. Mengetahui patofisiologi pada Hipertiroid
d. Mengetahui pathway Hipertiroid
e. Mengetahui tanda dan gejala dari Hipertiroid
f. Mengetahui pemeriksaan penunjang/diagnostic pada Hipertiroid
g. Mengetahui penatalaksanaan medis pada Hipertiroid
h. Mengetahui komplikasi dari Hipertiroid
i. Mengetahui asuhan keperawatan pada klien Hipertiroid

C. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Hipertiroid ?
2. Apa penyebab Hipertiroid ?
3. Bagaimana patofisiologi dari Hipertiroid ?
4. Bagaimana pathway dari hipertiroid ?
5. Apa saja tanda dan gejala dari Hipertiroid ?
6. Apa saja pemeriksaan penunjang/diagnostic dari Hipertiroid ?
7. Apa saja penatalaksanaan medis dari Hipertiroid ?
8. Apa saja komplikasi dari Hipertiroid ?
9. Bagaimana asuhan keperawatan pada klien Hipertiroid ?

D. Metode Penulisan
Dalam pembuatan asuhan keperawatan ini penulis menggunakan metode studi
pustaka dan pencarian di internet.

E. Sistematika Penulisan
Makalah ini disusun terdiri dari 4 BAB yaitu :
1. BAB I Pendahuluan : Latar belakang, tujuan penulisan, rumusan
masalah, metode penulisan, sistematika penulisan
2. BAB II Tinjauan teori : Definisi, etiologi, patofisiologi, pathway, tanda
dan gejala, pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan medis dan komplikasi
Hipertiroid

Asuhan Keperawatan Klien Dengan Hipertiroid| 2


3. BAB III Asuhan keperawatan : Pengkajian, diagnosa, intervensi dan rasional
keperawatan
4. BAB IV Penutup : Kesimpulan

Asuhan Keperawatan Klien Dengan Hipertiroid| 3


BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian
Hipertiroidisme (hipersekresi hormon tiroid) adalah peningkatan produksi dan
sekresi hormon tiroid oleh kelenjar tiroid. (Marry:2009). Hipertiroidisme adalah
keadaan dimana terjadi peningkatan hormon tiroid lebih dari yang dibutuhkan tubuh.
Tirotoksikrosis merupakan istilah yang digunakan dalam manifestasi klinis yang
terjadi ketika jaringan tubuh distimulasi oleh peningkatan hormone tiroid
(Tarwoto,dkk.2012). Angka kejadian pada hipertiroid lebih banyak pada wanita
dengan perbandingan 4:1 dan pada usia antara 20-40 tahun (Black,2009).
Hipertiroidisme adalah Suatu sindrom yang disebabkan oleh peninggian produsi
hormon tiroid yang disebabkan antara lain karena autoimun pada penyakit graves,
hiperplasia, genetik, neoplastik atau karena penyakit sistemik akut. Faktor
pencetusnya adalah keadaan yang menegangkan seperti operasi, infeksi, trauma,
penyakit akut kardiovaskuler ( P.K Sint Carolus:1995).

B. Etiologi
Menurut Tarwoto,dkk (2012) penyebab hipertiroid diantaranya adenoma
hipofisis, penyakit graves, modul tiroid, tiroiditis, konsumsi banyak yodium dan
pengobatan hipotiroid.
1. Adenoma hipofisis
Penyakit ini merupakan tumor jinak kelenjar hipofisis dan jarang terjadi.
2. Penyakit graves
Penyakit graves atau toksi goiter diffuse merupakan penyakit yang disebabkan
karena autoimun, yaitu dengan terbentuknya antibody yang disebut thyroid-
stimulatin immunoglobulin (TSI) yang melekati sel-sel tiroid. TSI merinu tindakan
TSH dan merangasang tiroid untuk membuat hormon tiroid terlalu banyak.
Penyakit ini dicirikan adanya hipertiroidisme, pembesaran kelenjar tiroid atau
(goiter) dan eksoftalmus (mata yang melotot).

Asuhan Keperawatan Klien Dengan Hipertiroid| 4


3. Tiroditis
Tiroditis merupakan inflamasi kelenjar tiroid yang biasanya disebabkan oleh
bakteri seperti streptococcus pyogenes, staphycoccus aureus dan pnemucoccus
pneumonia. Reaksi peradangan ini menimbulkan pembesaran pada kelenjar tiroid,
kerusakan sel dan peningkatan jumlah hormon tiroid.
Tiroditis dikelompokan menjadi tiroiditis subakut, tiroiditis posetpartum, dan
tiroiditis tersembunyi. Pada tiroiditis subakut terjadi pembesaran kelenjar tiroid
dan biasanya hilang dengan sendirinya setelah beberapa bulan. Tiroiditis
pesetpartum terjadi sekitar 8% wanita setelah beberapa bulan melahirkan.
Penyebabnya diyakini karena autoimun. Seperti halnya dengan tiroiditis subakut,
tiroiditis wanita dengan posetpartum sering mengalami hipotiroidisme sebelum
kelenjar tiroid benar-benar sembuh. Tiroiditis tersembunyi juga disebabkan juga
karna autoimun dan pasien tidak mengeluh nyeri, tetapi mungkin juga terjadi
pembesaran kelenjar. Tiroiditis tersembunyi juga dapat mengakibatkan tiroiditis
permanen.
4. Konsumsi yodium yang berlebihan, yang mengakibatkan peningkatan sistesis
hormon tiroid.
5. Terapi hipertiroid, pemberian obat obatan hipotiroid untuk menstimulasi sekresi
hormon tiroid. Penggunaan yang tidak tepat menimbulkan kelebihan jumlah
hormon tiroid.

C. Patofisiologi
Pasien dengan hipertiroid menunjukan adanya sekresi hormon tiroid yang lebih
banyak, pernah berbagai faktor penyebab yang tidak dapat dikontrol melalui
mekanisme normal. Peningkatan hormon tiroid menyebabkan peningkatan
metabolisme rate, meningkatnya aktivitas saraf simpatis. Peningkatan metabolisme
rate menyebabnya peningkatan produksi panas tubuh sehingga pasien mengeluarkan
banyak keringat dan penurunan toleransi terhadap panas. Laju metabolisme yang
meningkat menimbulkan peningkatan kebutuhan metabolik, sehingga berat badan
pasien akan berkurang karena membakar cadangan energi yang tersedia. Keadaan ini
menimbulkan degradasi simpanan karbohidrat, lemak dan protein sehingga cadangan
protein otot juga berkurang.

Asuhan Keperawatan Klien Dengan Hipertiroid| 5


Peningkatan aktivitas saraf simpatis dapat terjadi pada sistem kardiovaskuler
yaitu dengan menstimulasi peningkatan reseptor beta adrenergik, sehingga denyut nadi
lebih cepat, peningkatan kardiak output, stroke volume, aliran darah perifer serta
respon adenergik lainnya. Peningkatan hormon tiroid juga berpengaruh terhadap
sekresi dan metabolisme hipothalamus, hipofisis dalam mensekresi hormon gonad,
sehingga pada individu yang belum pubertas mengakibatkan keterlambatan dalam
fungsi seksual, sedangkan pada usia dewasa mengakibatkan penurunan libido, infertile
dan menstruasi tidak teratur. (Tarwoto,dkk.2012).

Asuhan Keperawatan Klien Dengan Hipertiroid| 6


D. Pathway

Asuhan Keperawatan Klien Dengan Hipertiroid| 7


E. Gejala-Gejala Klinis
Menurut Tarwoto,dkk (2012) gejala-gejala klinis hipertiroid berikut ini:
1. Sistem kardiovaskuler
Meningkatkan heart rate, stroke volume, kardiak oputput, peningkatan kebutuhan
oksigen otot jantung, peningkatan vaskuler perifer resisten, tekanan darah sistole
dan diastole meningkat 10-15mmhg, palpitasi, disritmia, kemungkinan gagal
jantung, edema.
2. Sistem pernafasan
Pernafasan cepat, bernafas pendek, penurunan kapasitas paru.
3. Sistem perkemihan
Retensi cairan, menurunnya otot urine.
4. Sistem gastrointestinal
Meningkatnya peristaltik usus, peningkatan nafsu makan, penurunan berat badan,
diare, peningkatan penggunaan cadangan adifose dan protein, penurunan serum
lipid, peningkatan sekresi gastrointestinal, hiponatremia, muntah, dan keram
abdomen.
5. Sistem muskuloskeletal
Keseimbangan protein negatif, kelemahan otot, kelelahan,
6. Sistem integumen
Berkeringat yang berlebihan, kulit lembab, merah, hangat, tidak toleransi panas,
kedaan rambut lurus, lembut, halus dan mungkin terjadi kerontokan rambut.
7. Sistem endokrin
Sistem endokrin biasanya terjadi pembesaran kelenjar tiroid.
8. Sistem saraf
gugup, gelisah, emosi tidak stabil; seperti kecemasan, curiga, tegang dan
emosional.
9. Sistem reproduksi
Amenorahea, anovulasi, mens tidak teratur, menurunya libido, impoten.
10. Eksoftalmus
Eksoftalmus yaitu keadaan dimana bolamata menonjol kedepan seperti mau
keluar. Eksoftalmus terjadi karena adanya penimbunan karbohidrat kompleks
yang menahan air dibelakang mata. Retensi cairan ini mendorong bola mata

Asuhan Keperawatan Klien Dengan Hipertiroid| 8


kedepan sehingga bola mata nampak menonjol keluar rongga orbita. Pada
keadaan ini dapat terjadi kesulitan dalam menutup mata secara sempurna sehingga
mata menjadi kering, iritasi atau kelainan kornea.

1. Sistem reproduksi
Amenorahea, anovulasi, mens tidak teratur, menurunya libido, impoten.
2. Eksoftalmus
3. Eksoftalmus yaitu keadaan dimana bolamata menonjol kedepan seperti mau
keluar. Eksoftalmus terjadi karena adanya penimbunan karbohidrat kompleks yang
menahan air dibelakang mata. Retensi cairan ini mendorong bola mata Test
penunjang lainnya
a) CT Scan tiroid
Mengetahui posisi,ukuran dan fungsi kelenjar tiroid. Iodine radioaktif (RAI)
diberikan secara oral kemudian diukur pengambilan iodine oleh kelenjar
tiroid.normalnya tiroid akan mengambil iodine 5-35% dari dosis yang
diberikan setelah 24 jam.pada pasien Hipertiroid akan meningkat.
b) USG,untuk mengetahui ukuran dan komposisi dari kelenjar tiroid apakah
massa atau nodule.
c) ECG untuk menilai kerja jantung,mengetahui adanya takhikardia,atrial fibrilasi
dan perubahan gelombang P dan T
(Tarwoto,dkk.2012)

F. Penatalaksanaan
Menurut Tarwoto,dkk (2012) tujuan pengobatan adalah untuk membawa
tingkat hormon tiroid keadaan normal,sehingga mencegah komplikasi jangka
panjang,dan mengurangi gejala tidak nyaman.tidak bekerja pengobatan tunggal untuk
semua orang.Tiga pilihan pemberian obat-obatan, terapi radioiod, dan pembedahan

1. Obat-obatan antitiroid
a) Propylthiouracil (PTU),merupakan obat antihipertiroid pilihan, tetapi
mempunyai efek samping agranulocitosis sehingga sebelum di berikan

Asuhan Keperawatan Klien Dengan Hipertiroid| 9


harus dicek sel darah putihnya. PTU tersedia dalam bentuk tablet 50 dan
100 mg.
b) Methimozole (Tapazole), bekerja dengan cara memblok reaksi hormon
tiroid dalam tubuh.obat ini mempunyai efek samping agranulositosis,nyeri
kepala,mual muntah,diare,jaundisce,ultikaria.obat ini tersedia dalam bentuk
tablet 3 dan 20 mg.
c) Adrenargik bloker,seperti propanolol dapat diberikan untuk mengkontrol
aktifitas saraf simpatetik.
d) Pada pasien graves yang pertama kali diberikan OAT dosis tinggi PTU
300-600mg/hari atau methimazole 40-45mg/hari.

2. Radioiod Terapi
Radio aktif iodin-131, iodium radio aktif secara bertahap akan melakukan
sel-sel yang membentuk kelenjar tiroid namun tidak akan menghentikan
produksi hormon tiroid.

3. Bedah Tiroid
Pembedahan dan pengangkatan total atau parsial (tiroidektomy). Operasi
efektif dilakukan pada pasien dengan penyakit graves. Efek samping yang
mungkin terjadi pada pembedahan adalah gangguan suara dan kelumpuhan
saraf kelenjar tiroid.

4. Pemenuhan kebutuhan nutrisi dengan tinggi kalori dan tinggi protein, 3000-
4000 kalori.

Asuhan Keperawatan Klien Dengan Hipertiroid| 10


G. Komplikasi
Menurut Tarwoto,dkk (2012)
1. Eksoftalmus, keadaan dimana bola mata pasien menonjol benjol keluar, hal ini
disebabkan karena penumpukkan cairan pada rongga orbita bagian belakang bola
mata. Biasanya terjadi pasien dengan penyakit graves.
2. Penyakit Jantung, terutama kardioditis dan gagal jantung.
3. Stromatiroid (tirotoksikosis), pada periode akut pasien mengalami demam tinggi,
takikardia berat, derilium, dehidrasi, dan iritabilitas ekstrim. Keadaan ini
merupakan keadaan emergency sehingga penganganan lebih khusus. Faktor
presipitasi yang berhubungan dengan tiroksikosis adalah hipertiroidisme yang
tidak terdiagnosis dan tidak tertangani, infeksi, ablasitiroid, pembedahan, trauma,
miokardiak infark, overdosis obat. Penanganan pasien dengan stromatiroid adalah
dengan menghambat produksi hormon tiroid, menghambat konfersi T4 menjadi T3
dan menghambat efek hormon terhadap jaringan tubuh. Obat-obatan yang
diberikan untuk menghambat kerja hormon tersebut diantaranya sodium ioded
intravena, glococorticoid, dexamethasone, dan propylthiouracil oral. Beta-blockers
diberikan untuk menurunkan efek stimulasi saraf simpatik dan takikardia.

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
Data-data yang perlu dikaji pada asuhan keperawatan dengan hipertiroid
Tarwoto,dkk. (2012) ialah sebagai berikut :

Asuhan Keperawatan Klien Dengan Hipertiroid| 11


1. Data Demografi
Data demografi yang penting di kaji adalah usia dan jenis kelamin, karena
merupakan faktor yang berpengaruh terhadap hipertiroid
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat keluarga dengan faktor genetik, penyakit tiroid dan kanker
b. Riwayat kesehatan sekarang : riwayat penyakit tiroid yang dialami, riwayat
pengobatan dengan radiasi dileher, adanya tumor, adanya riwayat trauma
kepala, infeksi, riwayat penggunaaan obat-obatan seperti thionamide,
lithium, amiodarone, interferon alfa.
c. Riwayat sosial ekonomi : kemampuan memelihara kesehatan, konsumsi
dan pola makan, porsi makan.
3. Keluhan Utama
a. Kaji yang berhubungan dengan hipermetabolisme
 Penurunan berat badan
 Peningkatan suhu tubuh
 Kelelahan
 Makan dengan porsi banyak atau sering
b. Kaji yang berhubungan dengan aktivitas
 Cepat lelah
 Intoleransi aktivitas
 Tremor
 Insomnia
c. Kaji yang berhubungan dengan gangguan persarafan
 Iritabilitas
 Emosi tidak stabil seperti cemas atau mudah tersinggung

d. Kaji yang berhubungan dengan gangguan penglihatan


 Gangguan tajam penglihatan
 Pandangan ganda
e. Kaji yang berhubungan dengan gangguan seksual
 Amenorrhea, menstruasi tidak teratur
 Menurunnya infertile, resiko aborsi spontan

Asuhan Keperawatan Klien Dengan Hipertiroid| 12


 Menurunnya libido
 Menurunnya perkembangan fungsi seksual
 Impoten
f. Kaji yang berhubungan dengan gangguan graves
 Eksoftalmus
 Pembesaran kelenjar tiroid
4. Pengkajian psikososial
Pasien dengan hipertiroid biasanya menampakkan suasana hati yang
tidak stabil, penurunan terhadap perhatian dan menunjukkan perilaku maniak.
Sering juga didapatka gangguan tidur.
5. Pemeriksaan fisik
a. Observasi dan pemeriksaan kelenjar tiroid
Palpasi kelenjar tiroid dan kaji adanya massa atau pembesaran. Observasi
ukuran dan kesimetrisan pada goiter pembesaran dapat terjadi empat kali
dari ukuran normal.
b. Optalmopathy (penampilan dan fungsi mata yang tidak normal)
Pada hipertiroid sering ditemukan adanya retraksi kelopak mata dan
penonjolan kelopak mata. Pada tiroksikosis kelopak mata mengalami
kegagalan untuk turun ketika klien melihat kebawah.
c. Observasi adanya bola mata yang menonjolkarena edema pada otot
ektraokuler dan peningkatan jaringan dibawah mata. Penekanan pada saraf
mata dapat mengakibatkan kerusakan pandangan seperti penglihata ganda,
tajam penglihatan. Adanya iritasi mata karena kesulitan menutup mata
secara sempurna perlu dilakukan pengkajian.

d. Pemeriksaan jantung
Komplikasi yang sering timbul pada hipertiroid adalah gangguan jantung
seperti kardioditis dan gagal jantung, oleh karenanya pemeriksaan jantung
perlu dilakukan seperti tekanan darah, takikardia, distritmia, bunyi jantung.
e. Muskuloskeletal

Asuhan Keperawatan Klien Dengan Hipertiroid| 13


Biasanya ditemukan adanya kelemahan otot, hipeeraktif pada reflex tendon
dan tremor, iritabilitas.

B. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan gangguan
metabolik
2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan metabolism
3. Penurunan curah jantung berhubungan dengan hipertiroid tidak terkontrol dan
peningkatan aktifitas saraf simpatik
4. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan pembesaran kelenjar tiroid
5. Risiko ketidakseimbangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan
metabolisme
6. Hipertermi berhubungan dengan peningkatan laju metabolik
7. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan energy dengan
kebutuhan tubuh
8. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan produksi panas meningkat
9. Disfungsi seksual berhubungan dengan gangguan hormonal dan perubahan fungsi
tubuh
10. Ganguan pola tidur berhubungan dengan kurang control tidur dan peningkatan
metabolisme

C. Intervensi dan Rasional


1. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan gangguan
metabolisme
Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam
keseimbangan nutrisi kembali normal.
Kriteria Hasil : Berat badan stabil, malnutrisi (-), kebutuhan metabolisme
terpenuhi.

Intervensi Rasional
Mandiri : Mandiri :
1.Hindari makanan yang dapat 1. Penigkatan multilitas saluran cerna

Asuhan Keperawatan Klien Dengan Hipertiroid| 14


meningkatkan peristaltic usus. dapat mengakibatkan diare dan
ganguan absorpsi nutrisi yang
diperlukan.
Kolaborasi :
1.Konsultasi dengan ahli gizi untuk 1.Mungkin memerlukan bantuan untuk
memberikan diet kalori tinggi. menjamin pemasukan zat-zat
makanan yang adekuat dan
mengidentifikasi makanan pengganti
yang paling sesuai.

Observasi : Observasi :
1.Auskultasi bising usus 1.Bising usu hiperaktif mencerminkan
peningkatkan motilitas lambung yang
menurnkan atau mengubah fungsi
absorpsi.
2.Pantau masukan makanan setiap hari 2.Penurunan berat badan terus menerus
dan timbang berat badan tiap hari. dalam keadaan masukan kalori yang
cukup merupakan indikasi kegagalan
terhadap terapi antitiriod.

Edukasi : Edukasi :
1.Dorong klien makan dan 1.Membantu menjaga pemasukan
meningkatkan jumlah makan. kalori cukup tinggi untuk menambah
kalori tetap tinggi.

2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan metabolisme


Tujuan : setelah diberikan tindakan keperawatan 1x24 jam pola nafas
efektif
Kriteria hasil :
 nafas 16-20x/menit
 bernafas tidak menggunakan otot bantu tambahan

Asuhan Keperawatan Klien Dengan Hipertiroid| 15


Intervensi Rasional
Mandiri
1.Auskultasi bunyi nafas dan catat 1.Bunyi nafas menurun / tak ada bila
adanya bunyi nafas adventisius, seperti jalan nafas obstruksi sekunder terhadap
krekels, mengi, gesekan pleural. perdarahan, bekuan atau kolaps jalan
nafas kecil ( atelektasis ). Ronki dan
mengi menyertai obstruksi jalan nafas /
kegagalan pernafasan.
2.Tinggikan kepala dan bantu 2.Duduk tinggi memungkinkan
mengubah posisi. Bangunkan klien ekspansi paru dan memudahkan
turun tempat tidur dan ambulasi pernafasan.
sesegera mungkin.
3.Dorong / bantu klien dalam nafas 3.Dapat meningkatkan / banyaknya
dalam dan latihan batuk. Penghisapan sputum dimana gangguan ventilasi dan
per oral atau nasotrakeal bila ditambah ketidaknyamanan upaya
diindikasikan. bernafas.

Kolaborasi
1.Memaksimalkan bernafas dan
1.Berikan oksigen tambahan.
menurunkan kerja nafas.

Observasi
1.Kecepatan biasanya meningkat.
1.Observasi frekuensi, kedalaman
Dispnea dan terjadi peningkatan kerja
pernafasan dan ekspansi dada. Catat
nafas.
upaya pernafasan, termasuk
penggunaan otot bantu / pelebaran
nasal.

2.Kongesti alveolar mengakibatkan


2.Observsi pola batuk dan karakter
batuk kering / iritasi.
sekret.

Asuhan Keperawatan Klien Dengan Hipertiroid| 16


3. Penurunan curah jantung berhubungan dengan hipertiroid tidak terkontrol dan
peningkatan aktifitas saraf simpatik
Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan 2x24 jam curah jantung
menjadi adekuat sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Kriteria Hasil : Tanda vital stabil, denyut nadi perifer normal, pengisian
kapiler < 3 detik, tidak ada distritnea.

Intervensi Rasional
Mandiri : Mandiri :
1.Catat atau perhatikan 1.Takirkardi mungkin merupakan
kecepatan irama jantung dan adanya cerminan langsung stimulasi otot jantung
distrirnea. oleh hormone tiroid distritnea sering kali
terjadi dan dapat membahnyakan fungsi
jantung atau curah jantug.
2.Auskultasi suara jantung, perhatikan 2. S1 dan mumur yang menonjol yang
adanya bunyi jantung tambahan, berhubungan dengan curah jantung
adanya orama gallop dan mumur meningakat pada keadaan metabolic.
sistolik. adanya S3 sebagai tanda kemungkinan
gagal jantung

Kolaborasi : Kolaborasi :
1.Berikan cairan IV sesuai indikasi. 1.pemberian cauiran melalui IV dengan
Cepat untuk memperbaiki volum
sirkulasi
2. Berikan sesuai indikasi. 2.Mempertahankan curah jantung yang
adekuat.
Observasi : Observasi :
1.Observasi tanda dan gejala haus 1.Hidrasi yang cepat dapat terjadi yang
yang hebat, mukosa membran kering akan menurunkan volum sirkulasi
yang lemah. dan menurunkan curah jantung.
2.observasi nadi atau denyut jantung 2.Memberikan hasil pengkajian yang lebih

Asuhan Keperawatan Klien Dengan Hipertiroid| 17


pada pada pasien saat tidur. akurat untuk menentukan takikardi.

4. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan pembesaran kelenjar tiroid


Tujuan : setelah diberikan tindakan keperawatan 3x24 jam citra tubuh
klien tidak terganggu

Kriteria Hasil :

 Klien menyatakan perasaan positif terhadap dirinya sendiri.


 Klien berpartisipasi dalam berbagai aspek perawatan dan dalam
pengambilan keputusan tentang perawatan.

Intervensi Rasional
Mandiri : Mandiri :
1. Terima persepsi diri klien dan 1. untuk memvalidasi perasaannya.
berikan jaminan bahwa klien
dapat mengatasi krisis ini.

Observasi : Observasi :
1. Kaji kesiapan klien kemudian 1. keterlibatan dapat memberikan
libatkan klien dalam mengambil rasa kontrol dan meningkatkan
keputusan tentang keperawatan, harga diri.
bila memungkinkan.

Edukasi : Edukasi :
1. Dorong klien melakukan 1. untuk meningkatkan rasa

Asuhan Keperawatan Klien Dengan Hipertiroid| 18


perawatan diri. kemandirian dan kontrol.
2. Dorong klien untuk 2. Kedukaan harus mendahului
mengungkapkan kedukaan tentang penerimaan.
kehilangan.
3. Dorong klien untuk tetap 3. Catatan tertulis dapat membantu
menuliskan perasaan, tujuan, menunjukkan kemajuan klien.
keluhan, dan kemajuan yang
terjadi pada dirinya.
4. Diskusikan kemajuan klien dan 4. Untuk meningkatkan sikap positif.
tunjukan bagaimana kondisinya
telah meningkat.
5. Dorong klien untuk berpartisipasi 5. Untuk membantu mendapatkan
dalam kelompok pendukung, bila dukungan dan pemahaman atau
perlu, membuat suatu perjanjian konseling tambahan.
dengan profesi kesehatan mental.
6. Dorong klien untuk 6. Untuk meningkatkan harga diri
menggambarkan perkembangan dan untuk mendemontrasikan
klien melalu hospitalisasi. bagaimana klien telah beradaptasi
terhadap perubahan citra tubuh.
7. Ajarkan dan dorong strategi 7. Untuk membantu klien mengatasi
koping yang sehat. perilaku yang tidak produktif.

Asuhan Keperawatan Klien Dengan Hipertiroid| 19


5. Risiko ketidakseimbangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan
metabolisme
Tujuan : Setelah diberi tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam risiko
ketidakseimbangan volume cairan tidak terjadi
Kriteria Hasil :
 Asupan dan haluaran cairan tetap pada kadar yang tepat sesuai usia dan
kondisi fisik.
 Klien mempunyai tugor kulit yang normal.
 Klien mempertahankan kadar elektrolit dalam batas normal.
Intervensi Rasional
Mandiri : Mandiri :
1. Timbang berat badan klien 1. Untuk membantu mendeteksi
setiap hari sebelum sarapan. perubahan keseimbangan cairan.
2. Tentukan cairan apa yang 2. Untuk meningkatkan asupan.
disukai klien dan simpan
cairan tersebut disamping
tempat tidur klien.

Kolaborasi : Kolaborasi :
1. Berikan cairan parenteral 1. Untuk membantu mempertahankan
sesuai intruksi. keseimbangan cairan.

Observasi : Observasi :
1. Periksa membran mukosa 1. Membran mukosa kering
mulut setiap hari. merupakan suatu indikasi dehidrasi.
2. Pantau kadar elektrolit serum. 2. Perubahan niali elektrolit dapat
menandakan ketidakseimbangan
cairan.
3. Ukur asupan cairan dan 3. Penurunan asupan atau peningkatan
haluaran urine untuk haluaran mengakibatkan defisit
mendapatkan status cairan. cairan dan mengakibatkan kelebihan

Asuhan Keperawatan Klien Dengan Hipertiroid| 20


cairan.

Edukasi : Edukasi :
1. Dorong klien untuk mematuhi 1. Untuk membantu mencapai
diet yang diinstrusikan. keseimbangan cairan dan elektrolit.
2. Ajarkan klien dan anggota 2. Tindakan ini mendorong klien dan
keluarga cara pemberian asuhan untuk
mempertahankan asupan berpartisipasi dalam perawatan,
cairan yang tepat, termasuk sehingga meningkatkan kontrol.
mencatat berat badan setiap
hari, mengukur asupan dan
haluaran, dan mengenal tanda-
tanda ketidakseimbangan
cairan.

6. Hipertermi berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme


Tujuan : setelah diberikan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam
suhu tubuh klien kembali normal
Kriteria hasil :
 suhu tetap normal 36,50C-370C
 keseimbangan cairan tetap stabil

INTERVENSI RASIONAL
Mandiri Mandiri:
1.Monitor suhu tubuh setiap 4 jam 1.Meyakinkan perbandingan data yang
akurat
Kolaborasi: Kolaborasi:
1.Berikan antipiretik sesuai indikasi 1.Dapat menurunkan demam

Observasi: Observasi:
1.Pantau dan catat denyut dan irama 1.Peningkatan deyut nadi, penurun

Asuhan Keperawatan Klien Dengan Hipertiroid| 21


nadi, tekanan vena sentral, tekanan tekanan vena sentral dan penurunan
darah, frekuensi nafas, tingkat tekanan darah dapat mengindikasikan
responsivitas, dan suhu kulit setiap 4 hipovollemia yang mengarah penurunan
jam. perfusi jaringan.
2.Observasi adanya konfusi disorientasi 2.Perubahan tingkat kesadaran dapat
merupakan akibat dari hipoksia jaringan

Edukasi: Edukasi:
1.Anjurkan klien untuk minum sebayak 1.Asupan cairan berlebih dapat
mungkin air jika tidak mengakibatkan kelebihan cairan atau
dikontraindikasikan dekompensasi jantung yang dapat
memperburuk kondisi pasien

7. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan energi dengan


kebutuhan tubuh
Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 3x24 jam klien
dapat beraktivitas
Kriteria hasil : Menunjukkan perbaikan kemampuan utnuk berpartipasi dalam
melakukan aktivitas.

Intervensi Rasional
Mandiri : Mandiri :
1.Pantau tanda vital dan catat nadi 1.Nadi meningkat dan bahkan pada
baik pada istirahat dan melakukan istirahat ( Takikardi ).
aktivitas.
2.Berikan sentuhan atau message, 2.Dapat menurunkan energy dalam saraf
bedak yang sejuk. yang selanjutnya meningkatkan
relaksasi.

Kolaborasi : Kolaborasi :
1.Berikan obat sesuai indikasi. 1.Untuk mengurangi kelelahan dan
Meningkatkan energi.

Asuhan Keperawatan Klien Dengan Hipertiroid| 22


Observasi : Observasi :
1. Catat perkembangan takipneu, 1.Kebutuhan dan konsumsi oksigen akan
dispneu, pucat dan sianosis. ditingkatkan pada keadaan
hipemetabolik.
Edukasi : Edukasi :
1.Sarankan klien untuk mengurangi 1.Membantu melawan pengaruh dari
aktivitas dan meningkatkan istirahat . peningkatan metabolisme.

8. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan produksi panas meningkat


Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam
tidak ada resiko kerusakan integritas kulit
Kriteria Hasil : Mampu mengidentifikasi tindakan untuk membrikan
perlindungan pada mata dan pencegahan komplikasi.

Intervensi Rasional
Mandiri : Mandiri :
1.Bagian kepala tempat tidur 1.Menurunkan edema jaringan bila ada
ditinggikan dan batasi pemasukan komplikasi seperti GJK yang mana
garam jika ada indikasi. dapat memperberat esoftalmus.

Kolaborasi : Kolaborasi :
1.Berikan obat sesuai indikasi 1.Untuk tindakan pengobatan medis.

Observasi : Observasi :
1.Evaluasi ketajaman mata. 1. Oftalmolpati infiltraftif akibat dari
penigkatan jaringan retroorbits yang
menciptakan eksoftalmus.
2.Observasi edema 2.Manifestasi umum dari stimulasi
periobital,gangguan Penutupan aderenergik yang berlebihan dengan
kelopak mata. berhubungan dengan tirotoksikosis yang

Asuhan Keperawatan Klien Dengan Hipertiroid| 23


memerlukan intervensi pendukung
sampe resolusi krisis dapat
menghilangkan simtomatologis.

Edukasi : Edukasi :
1.Anjurkan klien menggunakan 1. melindungi kerusakan kornea jika
kacamata gelap ketika terbangun dan pasien tidak dapat menutup mata dengan
tutup dengan penutup mata selama sempurna karena edema atau fibrosis
tidur sesuai dengan kebutuhan. bantalan lemak.

9. Disfungsi seksual berhubungan dengan gangguan hormonal dan perubahan fungsi


tubuh
Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan 3x24 jam fungsi
seksual kembali normal

Kriteria hasil :

 Klien mengakui adanya masalah atau kemungkinan masalah dalam fungsi


seksual.
 Klien mengungkapkan pemahaman mengenai penyebab disfungsi seksual
 Klien mengungkapkan keinginan untuk mendapatkan konseling.
 Klien menghidupkan kembali aktivitas seksual seperti sebelum sakit.

Intervensi Rasional
Mandiri: Mandiri :
1. Sediakan lingkungan yang tidak 1. Tindakan ini mendorong klien
mengancam, dan dorong klien untuk bertanya tentang hal khusus
untuk bertanya tentang yang berkaitan dengan keadaan
seksualitas pribadi. saat ini.

2. Berikan kesempatan klien untuk 2. Tindakan ini meningkatkan


mengungkapkan perasaan secara komunikasi dan pemahaman

Asuhan Keperawatan Klien Dengan Hipertiroid| 24


terbuka dalam lingkungan yang diantara klien dan beri asuhan.
tidak mengancam.

Edukasi : Edukasi :
1. Anjurkan klien untuk 1. Sediakan waktu dan lingkungan
mendiskusikan keluhannya yang kondusif untuk komunikasi
dengan suami atau istri atau antara klien dan suami atau istri
pasangan. atau pasangan untuk berbagi
2. Sarankan rujukan ke konselor keluhan dan memperkuat
seksual atau profesi terkait hubungan
lainnya dalam mendapatkan 2. Untuk memberikan sumber-
panduan selanjutnya . sumber penunjang lanjutan terapi
bagi klien.

10. Ganguan pola tidur berhubungan dengan kurang control tidur dan peningkatan
metabolism
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam
gangguan pola tidur dapat di atasi
Kriteria hasil : klien mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat menghalangi
atau mengganggu tidur.klien tidur 5-6 jam dimalam hari

Intervensi Rasional
Mandiri : Mandiri :
1.Berikan bantuan tidur kepada klien, 1.Susu dan beberapa kudapan tinggi
seperti bantal, mandi sebelum tidur, protein, seperti keju dan kacang,
makanan atau minuman dan bahan mengandung L-trytophan, yang dapat
bacaan. mempermudah tidur. Higiene pribadi
secara rutin dapat mempermudah tidur
bagi sejumlah klien.
2.Ciptakan lingkungan tenang yang 2.Tindakan ini dapat mendorong
kondusif untuk tidur contohnya, tutup istirahat dan tidur klien.
gorden, sesuaikan pencahayaan atau

Asuhan Keperawatan Klien Dengan Hipertiroid| 25


tutup pintu.
Kolaborasi : Kolaborasi :
1.Berikan pengobatan yang 1.Agenhipnotik memicu tidur: obat
diprogramkan untuk meningkatkan pola penenang menurunkan ansietas
tidur normal klien. Pantau dan catat
reaksi yang tidak diharapkan.

Observasi : Observasi :
1.Catat lamanya tidur klien 1.Mengetahui perubahan prosentase
pola tidur

Edukasi : Edukasi :
1.Berikan pendidikan kesehatan kepada 1.Upaya relaksasi yang bertujuan
klien tentang teknik relaksasi seperti biasanya dapat membantu
imajinasi terbimbing, relaksasi oto meningkatkan tidur
progresif, dan meditasi.

Discharge planing :
1. Atur pola nutrisi dengan tinggi kalori dan tinggi protein 3000-4000 kalori
2. Minum obat-obatan antitiroid secara teratur dan sesuai dosis
3. Hindari hal-hal pemicu terjadinya peningkatan hormon tiroid, contohnya:
mengkonsumsi makanan tinggi iodium

Asuhan Keperawatan Klien Dengan Hipertiroid| 26


BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hipertiroidisme (hipersekresi hormon tiroid) adalah peningkatan produksi dan
sekresi hormon tiroid oleh kelenjar tiroid. (Marry:2009). Hipertiroidisme adalah
keadaan dimana terjadi peningkatan hormon tiroid lebih dari yang dibutuhkan tubuh.
Tirotoksikrosis merupakan istilah yang digunakan dalam manifestasi klinkis yang
terjadi ketika jaringan tubuh distimulasi oleh peningkatan hormone tiroid
(Tarwoto,dkk.2012). Angka kejadian pada hipertiroid lebih banyak pada wanita
dengan perbandingan 4:1 dan pada usia antara 20-40 tahun (Black,2009).
Menurut Tarwoto,dkk.2012 penyebab hipertiroid diantaranya adenoma
hipofisis, penyakit graves, modul tiroid, tiroiditis, konsumsi banyak yodium dan
pengobatan hipotiroid. Pasien dengan hipertiroid menunjukan adanya sekresi hormon
tiroid yang lebih banyak, pernah berbagai faktor penyebab yang tidak dapat dikontrol
melalui mekanisme normal. Peningkatan hormon tiroid menyebabkan peningkatan
metabolisme rate, meningkatnya aktivitas saraf simpatis. Komplikasi Hipertiroid
adalah Eksoftalmus, Penyakit Jantung, terutama kardioditis dan gagal jantung,
Stromatiroid (tirotoksikosis)

Asuhan Keperawatan Klien Dengan Hipertiroid| 27


DAFTAR PUSTAKA

Baradero, Mary,dkk.2009.Klien Gangguan Endokrin:Seri Asuahan Keperawatan.


Jakarta:EGC.
Carolus, P.K.Sint.1995.Standar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta: Panitia S.A.K
Komisi Keperawatan.
Cynthia,M. Taylor.2010.Diagnosa keperawatan : Dengan rencana penulisan.Jakarta:EGC
Rumorbo, Hotman.2012.Asuahan Keperawatan dengan Gangguan Sistem
Endokrin.Jakarta:EGC.
Heater,Herdman,T.2012.Diagnosa keperawatan definisi dan klasifikasi 2012-2014 Jakarta:
EGC
Marilym,E.Doengoes.1999.Rencana asuhan keperawatan.edisi 3 Jakarta:EGC
Tarwoto,dkk.2012.Keperawatan Medikal Bedah gangguan system endokrin.Jakarta:
CV Trans Info Media.
Wartunah,Tarwoto.2006.kebutuhan dasar manusia proses keperawatan.Jakarta:Salemba
Medika.
Wilkson,Judith,W,dkk.2011.Buku Saku Diagnosis Keperawatan.Jakarta:EGC

http://id.images.search.yahoo.com/search/images?p=hipertiroid&fr=chr-
greentree_gc&fr2=piv-web&ri=4&tab=organic&ri=4 di akses tanggal 26 maret 2014

Bararah, V.F., 2009. Waspadai Gejala Hipertiroid Pada Wanita. www.healthdetik.com


(Diakses tanggal 26 Maret 2014)
Lee, S.L., Ananthankrisnan, S., Ziel, S.H., Talavera, S., Griffing, G.T., 2011.
Hyperthyroidism. http://emedicine.medscape.com (Diakses tanggal 26 maret 2014)
Guyton, 1991. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. Edisi revisi. Department of
Physiologi and Biophysics. Mississippi

Asuhan Keperawatan Klien Dengan Hipertiroid| 28

S-ar putea să vă placă și