Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Disusun Oleh :
Kelompok IV :
1. IIN ARYANTI
2. KAMALUDIN
3. SUCI ERMAWATI
4. WINDA LESTARI
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat
dan hidayat-Nya penulisan dan penyusunan Asuhan Keperwatan Pasien dengan hipertiroid
dapat terselesaikan.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata ajar perkuliahan bidang mata ajar KMB
di Institut Medika Drg.Suherman.
Dengan penulisan asuhan keperawatan ini penulis berharap dapat memberikan
informasi yang berguna bagi para pembacanya.
Penulis menyadari dalam pembuatan asuhan keperawatan ini masih banyak
kekurangan di banyak bagian, untuk itu penulis sangat berterimakasih bila ada pihak-pihak
yang mengkoreksi dan memberikan kritik dan saran supaya penulis dapat memperbaikinya.
Tim Penulis
A. Latar Belakang
Hipertiroid adalah suatu kondisi dimana kelenjar tiroid memproduksi hormon
tiroid secara berlebihan, biasanya karena kelenjar terlalu aktif. Kondisi ini
menyebabkan beberapa perubahan baik secara mental maupun fisik seseorang, yang
disebut dengan thyrotoxicosis (Bararah, 2009). Hipertiroid adalah gangguan yang
terjadi ketika kelenjar tiroid memproduksi hormon tiroid lebih dari yang dibutuhkan
tubuh. Hal ini kadang-kadang disebut tirotoksikosis, istilah untuk hormon tiroid terlalu
banyak dalam darah. Sekitar 1 persen dari penduduk AS memiliki hyperthyroidism.
Perempuan lebih mungkin mengembangkan hipertiroidisme daripada pria.
Di Amerika Serikat, penyakit Graves adalah bentuk paling umum dari
hipertiroid. Sekitar 60-80% kasus tirotoksikosis akibat penyakit Graves. Kejadian
tahunan penyakit Graves ditemukan menjadi 0,5 kasus per 1000 orang selama periode
20-tahun, dengan terjadinya puncak pada orang berusia 20-40 tahun. Gondok
multinodular (15-20% dari tirotoksikosis) lebih banyak terjadi di daerah defisiensi
yodium. Kebanyakan orang di Amerika Serikat menerima yodium cukup, dan kejadian
gondok multinodular kurang dari kejadian di wilayah dunia dengan defisiensi yodium.
Adenoma toksik merupakan penyebab 3-5% kasus tirotoksikosis (Lee, et.al., 2011).
Prevalensi hipertiroid berdasarkan umur dengan angka kejadian lebih kurang
10 per 100.000 wanita dibawah umur 40 tahun dan 19 per 100.000 wanita yang
berusia di atas 60 tahun. Prevalensi kasus hipertiroid di Amerika terdapat pada wanita
sebesar (1 ,9%) dan pria (0,9%). Di Eropa ditemukan bahwa prevalensi hipertiroid
adalah berkisar (1-2%). Di negara lnggris kasus hipertiroid terdapat pada 0.8 per 1000
wanita pertahun (Guyton, 1991 ).
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Adalah untuk mengetahui penyakit Hipertiroid dan asuhan keperawatan pada
klien dengan Hipertiroid.
C. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Hipertiroid ?
2. Apa penyebab Hipertiroid ?
3. Bagaimana patofisiologi dari Hipertiroid ?
4. Bagaimana pathway dari hipertiroid ?
5. Apa saja tanda dan gejala dari Hipertiroid ?
6. Apa saja pemeriksaan penunjang/diagnostic dari Hipertiroid ?
7. Apa saja penatalaksanaan medis dari Hipertiroid ?
8. Apa saja komplikasi dari Hipertiroid ?
9. Bagaimana asuhan keperawatan pada klien Hipertiroid ?
D. Metode Penulisan
Dalam pembuatan asuhan keperawatan ini penulis menggunakan metode studi
pustaka dan pencarian di internet.
E. Sistematika Penulisan
Makalah ini disusun terdiri dari 4 BAB yaitu :
1. BAB I Pendahuluan : Latar belakang, tujuan penulisan, rumusan
masalah, metode penulisan, sistematika penulisan
2. BAB II Tinjauan teori : Definisi, etiologi, patofisiologi, pathway, tanda
dan gejala, pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan medis dan komplikasi
Hipertiroid
A. Pengertian
Hipertiroidisme (hipersekresi hormon tiroid) adalah peningkatan produksi dan
sekresi hormon tiroid oleh kelenjar tiroid. (Marry:2009). Hipertiroidisme adalah
keadaan dimana terjadi peningkatan hormon tiroid lebih dari yang dibutuhkan tubuh.
Tirotoksikrosis merupakan istilah yang digunakan dalam manifestasi klinis yang
terjadi ketika jaringan tubuh distimulasi oleh peningkatan hormone tiroid
(Tarwoto,dkk.2012). Angka kejadian pada hipertiroid lebih banyak pada wanita
dengan perbandingan 4:1 dan pada usia antara 20-40 tahun (Black,2009).
Hipertiroidisme adalah Suatu sindrom yang disebabkan oleh peninggian produsi
hormon tiroid yang disebabkan antara lain karena autoimun pada penyakit graves,
hiperplasia, genetik, neoplastik atau karena penyakit sistemik akut. Faktor
pencetusnya adalah keadaan yang menegangkan seperti operasi, infeksi, trauma,
penyakit akut kardiovaskuler ( P.K Sint Carolus:1995).
B. Etiologi
Menurut Tarwoto,dkk (2012) penyebab hipertiroid diantaranya adenoma
hipofisis, penyakit graves, modul tiroid, tiroiditis, konsumsi banyak yodium dan
pengobatan hipotiroid.
1. Adenoma hipofisis
Penyakit ini merupakan tumor jinak kelenjar hipofisis dan jarang terjadi.
2. Penyakit graves
Penyakit graves atau toksi goiter diffuse merupakan penyakit yang disebabkan
karena autoimun, yaitu dengan terbentuknya antibody yang disebut thyroid-
stimulatin immunoglobulin (TSI) yang melekati sel-sel tiroid. TSI merinu tindakan
TSH dan merangasang tiroid untuk membuat hormon tiroid terlalu banyak.
Penyakit ini dicirikan adanya hipertiroidisme, pembesaran kelenjar tiroid atau
(goiter) dan eksoftalmus (mata yang melotot).
C. Patofisiologi
Pasien dengan hipertiroid menunjukan adanya sekresi hormon tiroid yang lebih
banyak, pernah berbagai faktor penyebab yang tidak dapat dikontrol melalui
mekanisme normal. Peningkatan hormon tiroid menyebabkan peningkatan
metabolisme rate, meningkatnya aktivitas saraf simpatis. Peningkatan metabolisme
rate menyebabnya peningkatan produksi panas tubuh sehingga pasien mengeluarkan
banyak keringat dan penurunan toleransi terhadap panas. Laju metabolisme yang
meningkat menimbulkan peningkatan kebutuhan metabolik, sehingga berat badan
pasien akan berkurang karena membakar cadangan energi yang tersedia. Keadaan ini
menimbulkan degradasi simpanan karbohidrat, lemak dan protein sehingga cadangan
protein otot juga berkurang.
1. Sistem reproduksi
Amenorahea, anovulasi, mens tidak teratur, menurunya libido, impoten.
2. Eksoftalmus
3. Eksoftalmus yaitu keadaan dimana bolamata menonjol kedepan seperti mau
keluar. Eksoftalmus terjadi karena adanya penimbunan karbohidrat kompleks yang
menahan air dibelakang mata. Retensi cairan ini mendorong bola mata Test
penunjang lainnya
a) CT Scan tiroid
Mengetahui posisi,ukuran dan fungsi kelenjar tiroid. Iodine radioaktif (RAI)
diberikan secara oral kemudian diukur pengambilan iodine oleh kelenjar
tiroid.normalnya tiroid akan mengambil iodine 5-35% dari dosis yang
diberikan setelah 24 jam.pada pasien Hipertiroid akan meningkat.
b) USG,untuk mengetahui ukuran dan komposisi dari kelenjar tiroid apakah
massa atau nodule.
c) ECG untuk menilai kerja jantung,mengetahui adanya takhikardia,atrial fibrilasi
dan perubahan gelombang P dan T
(Tarwoto,dkk.2012)
F. Penatalaksanaan
Menurut Tarwoto,dkk (2012) tujuan pengobatan adalah untuk membawa
tingkat hormon tiroid keadaan normal,sehingga mencegah komplikasi jangka
panjang,dan mengurangi gejala tidak nyaman.tidak bekerja pengobatan tunggal untuk
semua orang.Tiga pilihan pemberian obat-obatan, terapi radioiod, dan pembedahan
1. Obat-obatan antitiroid
a) Propylthiouracil (PTU),merupakan obat antihipertiroid pilihan, tetapi
mempunyai efek samping agranulocitosis sehingga sebelum di berikan
2. Radioiod Terapi
Radio aktif iodin-131, iodium radio aktif secara bertahap akan melakukan
sel-sel yang membentuk kelenjar tiroid namun tidak akan menghentikan
produksi hormon tiroid.
3. Bedah Tiroid
Pembedahan dan pengangkatan total atau parsial (tiroidektomy). Operasi
efektif dilakukan pada pasien dengan penyakit graves. Efek samping yang
mungkin terjadi pada pembedahan adalah gangguan suara dan kelumpuhan
saraf kelenjar tiroid.
4. Pemenuhan kebutuhan nutrisi dengan tinggi kalori dan tinggi protein, 3000-
4000 kalori.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Data-data yang perlu dikaji pada asuhan keperawatan dengan hipertiroid
Tarwoto,dkk. (2012) ialah sebagai berikut :
d. Pemeriksaan jantung
Komplikasi yang sering timbul pada hipertiroid adalah gangguan jantung
seperti kardioditis dan gagal jantung, oleh karenanya pemeriksaan jantung
perlu dilakukan seperti tekanan darah, takikardia, distritmia, bunyi jantung.
e. Muskuloskeletal
B. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan gangguan
metabolik
2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan metabolism
3. Penurunan curah jantung berhubungan dengan hipertiroid tidak terkontrol dan
peningkatan aktifitas saraf simpatik
4. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan pembesaran kelenjar tiroid
5. Risiko ketidakseimbangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan
metabolisme
6. Hipertermi berhubungan dengan peningkatan laju metabolik
7. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan energy dengan
kebutuhan tubuh
8. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan produksi panas meningkat
9. Disfungsi seksual berhubungan dengan gangguan hormonal dan perubahan fungsi
tubuh
10. Ganguan pola tidur berhubungan dengan kurang control tidur dan peningkatan
metabolisme
Intervensi Rasional
Mandiri : Mandiri :
1.Hindari makanan yang dapat 1. Penigkatan multilitas saluran cerna
Observasi : Observasi :
1.Auskultasi bising usus 1.Bising usu hiperaktif mencerminkan
peningkatkan motilitas lambung yang
menurnkan atau mengubah fungsi
absorpsi.
2.Pantau masukan makanan setiap hari 2.Penurunan berat badan terus menerus
dan timbang berat badan tiap hari. dalam keadaan masukan kalori yang
cukup merupakan indikasi kegagalan
terhadap terapi antitiriod.
Edukasi : Edukasi :
1.Dorong klien makan dan 1.Membantu menjaga pemasukan
meningkatkan jumlah makan. kalori cukup tinggi untuk menambah
kalori tetap tinggi.
Kolaborasi
1.Memaksimalkan bernafas dan
1.Berikan oksigen tambahan.
menurunkan kerja nafas.
Observasi
1.Kecepatan biasanya meningkat.
1.Observasi frekuensi, kedalaman
Dispnea dan terjadi peningkatan kerja
pernafasan dan ekspansi dada. Catat
nafas.
upaya pernafasan, termasuk
penggunaan otot bantu / pelebaran
nasal.
Intervensi Rasional
Mandiri : Mandiri :
1.Catat atau perhatikan 1.Takirkardi mungkin merupakan
kecepatan irama jantung dan adanya cerminan langsung stimulasi otot jantung
distrirnea. oleh hormone tiroid distritnea sering kali
terjadi dan dapat membahnyakan fungsi
jantung atau curah jantug.
2.Auskultasi suara jantung, perhatikan 2. S1 dan mumur yang menonjol yang
adanya bunyi jantung tambahan, berhubungan dengan curah jantung
adanya orama gallop dan mumur meningakat pada keadaan metabolic.
sistolik. adanya S3 sebagai tanda kemungkinan
gagal jantung
Kolaborasi : Kolaborasi :
1.Berikan cairan IV sesuai indikasi. 1.pemberian cauiran melalui IV dengan
Cepat untuk memperbaiki volum
sirkulasi
2. Berikan sesuai indikasi. 2.Mempertahankan curah jantung yang
adekuat.
Observasi : Observasi :
1.Observasi tanda dan gejala haus 1.Hidrasi yang cepat dapat terjadi yang
yang hebat, mukosa membran kering akan menurunkan volum sirkulasi
yang lemah. dan menurunkan curah jantung.
2.observasi nadi atau denyut jantung 2.Memberikan hasil pengkajian yang lebih
Kriteria Hasil :
Intervensi Rasional
Mandiri : Mandiri :
1. Terima persepsi diri klien dan 1. untuk memvalidasi perasaannya.
berikan jaminan bahwa klien
dapat mengatasi krisis ini.
Observasi : Observasi :
1. Kaji kesiapan klien kemudian 1. keterlibatan dapat memberikan
libatkan klien dalam mengambil rasa kontrol dan meningkatkan
keputusan tentang keperawatan, harga diri.
bila memungkinkan.
Edukasi : Edukasi :
1. Dorong klien melakukan 1. untuk meningkatkan rasa
Kolaborasi : Kolaborasi :
1. Berikan cairan parenteral 1. Untuk membantu mempertahankan
sesuai intruksi. keseimbangan cairan.
Observasi : Observasi :
1. Periksa membran mukosa 1. Membran mukosa kering
mulut setiap hari. merupakan suatu indikasi dehidrasi.
2. Pantau kadar elektrolit serum. 2. Perubahan niali elektrolit dapat
menandakan ketidakseimbangan
cairan.
3. Ukur asupan cairan dan 3. Penurunan asupan atau peningkatan
haluaran urine untuk haluaran mengakibatkan defisit
mendapatkan status cairan. cairan dan mengakibatkan kelebihan
Edukasi : Edukasi :
1. Dorong klien untuk mematuhi 1. Untuk membantu mencapai
diet yang diinstrusikan. keseimbangan cairan dan elektrolit.
2. Ajarkan klien dan anggota 2. Tindakan ini mendorong klien dan
keluarga cara pemberian asuhan untuk
mempertahankan asupan berpartisipasi dalam perawatan,
cairan yang tepat, termasuk sehingga meningkatkan kontrol.
mencatat berat badan setiap
hari, mengukur asupan dan
haluaran, dan mengenal tanda-
tanda ketidakseimbangan
cairan.
INTERVENSI RASIONAL
Mandiri Mandiri:
1.Monitor suhu tubuh setiap 4 jam 1.Meyakinkan perbandingan data yang
akurat
Kolaborasi: Kolaborasi:
1.Berikan antipiretik sesuai indikasi 1.Dapat menurunkan demam
Observasi: Observasi:
1.Pantau dan catat denyut dan irama 1.Peningkatan deyut nadi, penurun
Edukasi: Edukasi:
1.Anjurkan klien untuk minum sebayak 1.Asupan cairan berlebih dapat
mungkin air jika tidak mengakibatkan kelebihan cairan atau
dikontraindikasikan dekompensasi jantung yang dapat
memperburuk kondisi pasien
Intervensi Rasional
Mandiri : Mandiri :
1.Pantau tanda vital dan catat nadi 1.Nadi meningkat dan bahkan pada
baik pada istirahat dan melakukan istirahat ( Takikardi ).
aktivitas.
2.Berikan sentuhan atau message, 2.Dapat menurunkan energy dalam saraf
bedak yang sejuk. yang selanjutnya meningkatkan
relaksasi.
Kolaborasi : Kolaborasi :
1.Berikan obat sesuai indikasi. 1.Untuk mengurangi kelelahan dan
Meningkatkan energi.
Intervensi Rasional
Mandiri : Mandiri :
1.Bagian kepala tempat tidur 1.Menurunkan edema jaringan bila ada
ditinggikan dan batasi pemasukan komplikasi seperti GJK yang mana
garam jika ada indikasi. dapat memperberat esoftalmus.
Kolaborasi : Kolaborasi :
1.Berikan obat sesuai indikasi 1.Untuk tindakan pengobatan medis.
Observasi : Observasi :
1.Evaluasi ketajaman mata. 1. Oftalmolpati infiltraftif akibat dari
penigkatan jaringan retroorbits yang
menciptakan eksoftalmus.
2.Observasi edema 2.Manifestasi umum dari stimulasi
periobital,gangguan Penutupan aderenergik yang berlebihan dengan
kelopak mata. berhubungan dengan tirotoksikosis yang
Edukasi : Edukasi :
1.Anjurkan klien menggunakan 1. melindungi kerusakan kornea jika
kacamata gelap ketika terbangun dan pasien tidak dapat menutup mata dengan
tutup dengan penutup mata selama sempurna karena edema atau fibrosis
tidur sesuai dengan kebutuhan. bantalan lemak.
Kriteria hasil :
Intervensi Rasional
Mandiri: Mandiri :
1. Sediakan lingkungan yang tidak 1. Tindakan ini mendorong klien
mengancam, dan dorong klien untuk bertanya tentang hal khusus
untuk bertanya tentang yang berkaitan dengan keadaan
seksualitas pribadi. saat ini.
Edukasi : Edukasi :
1. Anjurkan klien untuk 1. Sediakan waktu dan lingkungan
mendiskusikan keluhannya yang kondusif untuk komunikasi
dengan suami atau istri atau antara klien dan suami atau istri
pasangan. atau pasangan untuk berbagi
2. Sarankan rujukan ke konselor keluhan dan memperkuat
seksual atau profesi terkait hubungan
lainnya dalam mendapatkan 2. Untuk memberikan sumber-
panduan selanjutnya . sumber penunjang lanjutan terapi
bagi klien.
10. Ganguan pola tidur berhubungan dengan kurang control tidur dan peningkatan
metabolism
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam
gangguan pola tidur dapat di atasi
Kriteria hasil : klien mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat menghalangi
atau mengganggu tidur.klien tidur 5-6 jam dimalam hari
Intervensi Rasional
Mandiri : Mandiri :
1.Berikan bantuan tidur kepada klien, 1.Susu dan beberapa kudapan tinggi
seperti bantal, mandi sebelum tidur, protein, seperti keju dan kacang,
makanan atau minuman dan bahan mengandung L-trytophan, yang dapat
bacaan. mempermudah tidur. Higiene pribadi
secara rutin dapat mempermudah tidur
bagi sejumlah klien.
2.Ciptakan lingkungan tenang yang 2.Tindakan ini dapat mendorong
kondusif untuk tidur contohnya, tutup istirahat dan tidur klien.
gorden, sesuaikan pencahayaan atau
Observasi : Observasi :
1.Catat lamanya tidur klien 1.Mengetahui perubahan prosentase
pola tidur
Edukasi : Edukasi :
1.Berikan pendidikan kesehatan kepada 1.Upaya relaksasi yang bertujuan
klien tentang teknik relaksasi seperti biasanya dapat membantu
imajinasi terbimbing, relaksasi oto meningkatkan tidur
progresif, dan meditasi.
Discharge planing :
1. Atur pola nutrisi dengan tinggi kalori dan tinggi protein 3000-4000 kalori
2. Minum obat-obatan antitiroid secara teratur dan sesuai dosis
3. Hindari hal-hal pemicu terjadinya peningkatan hormon tiroid, contohnya:
mengkonsumsi makanan tinggi iodium
A. Kesimpulan
Hipertiroidisme (hipersekresi hormon tiroid) adalah peningkatan produksi dan
sekresi hormon tiroid oleh kelenjar tiroid. (Marry:2009). Hipertiroidisme adalah
keadaan dimana terjadi peningkatan hormon tiroid lebih dari yang dibutuhkan tubuh.
Tirotoksikrosis merupakan istilah yang digunakan dalam manifestasi klinkis yang
terjadi ketika jaringan tubuh distimulasi oleh peningkatan hormone tiroid
(Tarwoto,dkk.2012). Angka kejadian pada hipertiroid lebih banyak pada wanita
dengan perbandingan 4:1 dan pada usia antara 20-40 tahun (Black,2009).
Menurut Tarwoto,dkk.2012 penyebab hipertiroid diantaranya adenoma
hipofisis, penyakit graves, modul tiroid, tiroiditis, konsumsi banyak yodium dan
pengobatan hipotiroid. Pasien dengan hipertiroid menunjukan adanya sekresi hormon
tiroid yang lebih banyak, pernah berbagai faktor penyebab yang tidak dapat dikontrol
melalui mekanisme normal. Peningkatan hormon tiroid menyebabkan peningkatan
metabolisme rate, meningkatnya aktivitas saraf simpatis. Komplikasi Hipertiroid
adalah Eksoftalmus, Penyakit Jantung, terutama kardioditis dan gagal jantung,
Stromatiroid (tirotoksikosis)
http://id.images.search.yahoo.com/search/images?p=hipertiroid&fr=chr-
greentree_gc&fr2=piv-web&ri=4&tab=organic&ri=4 di akses tanggal 26 maret 2014