Sunteți pe pagina 1din 4

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKn


KELAS IV-A SDN 001 TARAKAN

Faizah
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Borneo Tarakan
Email : rafiah_faizah@yahoo.com
Muhammad Yunus
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Borneo Tarakan
Email : -
Ahsan Sofyan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Borneo Tarakan
Email : -

Abstract
Faizah, 2016. The Use of Cooperative Learning Type of STAD to improve students’ achievement in
learning Civic at the IV-A class in SDN 001 Tarakan. Department of Teacher Education of Primary
School, Faculty of Teacher Training and Education, Borneo University Tarakan. (Advisors by Dr.
H. Muhammad Yunus, M.Si and Ahsan Sofyan, S.E., M.Pd)
The objective of this study is to improve students’ achievement in learning Civic especially for
globalization material by implementing Cooperative Learning Type of STAD at the IV-A class in
SDN 001 Tarakan.
The research design of this study is classroom action research (CAR) that is done in SDN 001
Tarakan at second semester in academic year of 2015/2016. The subjects of this research are
students of IV-A class in SDN 001 Tarakan which consists of 14 male and 16 female students. The
research is conducted in two cycles. Each cycle consists of planning, implementing, observing and
reflecting. The data of this study are gathered by using instrument which are students’ observation
sheet, teachers’ observation sheet, cognitive assessment (test of learning achievement), affective
assessment (curiosity, responsible, coeration) and psychomotor assessment (groups’ presentation).
The result of this research shows that by implementing cooperative learning type of STAD can
improve students’ achievement in learning Civic especially for globalization material at the IV-A
class in SDN 001 Tarakan. It can be seen by the students’ achievement result in each cycle, in cycle
I, the percentage of students’ completeness in cognitive aspect is 80%, and having an improvement
in cycle II, that is 90%. In addition, in cycle I, the percentage of students’ completeness in affective
aspect is 80%, and having an improvement in cycle II, that is 97%. Next, in cycle I, the percentage
of students’ completeness in psychomotor aspect is 80%, and having an improvement in cycle II, that
is 97%. Therefore, it can be concluded that the research is success and achieve the indicator of
success.
Keywords: Learning Achievement, Model of Cooperative Learning Type STAD

1. PENDAHULUAN dilaksanakan oleh masing masing satuan


Pemerintah menerbitkan Permendikbud No.61 pendidikan. KTSP dijadikan sebagai pedoman
Tahun 2014 untuk melaksanakan tujuan dalam penyelenggaraan pendidikan sehingga
pendidikan yaitu tentang Kurikulum Tingkat dapat mencapai tujuan pendidikan yang
Satuan Pendidikan (KTSP). KTSP adalah diharapkan. Sebagaimana dalam UU No 20
kurikulum operasional yang disusun dan Tahun 2003 Pasal 37 ayat 1 menyebutkan bahwa
kurikulum pendidikan dasar wajib memuat : a) tinggi peningkatan yang bisa mereka capai atau
pendidikan agama, b) pendidikan seberapa tinggi nilai itu melampaui nilai mereka
kewarganegaraan, c) bahasa, d) matematika, e) sebelumnya. Nilai-nilai itu kemudian dijumlah
ilmu pengetahuan alam, f) ilmu pengetahuan untuk mendapat nilai kelompok, dan kelompok
sosial, g) seni dan budaya, h) pendidikan jasmani yang dapat mencapai kriteria tertentu bisa
dan olahraga, i) keterampilan, dan j) muatan mendapatkan sertifikat atau hadiah-hadiah
lokal. lainnya.
Pentingnya pembelajaran PKn untuk diketahui
oleh siswa, tetapi pada kenyataannya 2. METODE PENELITIAN
berdasarkan data diatas terlihat rendahnya hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah jenis
belajar PKn pada siswa kelas IV dimana penelitian yang digunakan oleh peneliti.
memiliki rata rata ketuntasan 14,70 % dari 34 Arikunto (2014: 2) mengemukakan bahwa
siswa hanya 5 orang siswa yang mencapai nilai Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu
kriteria ketuntasan maksimal (KKM) yang telah pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa
ditentukan yaitu 80. sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dari terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.
guru kelas IV-A diperoleh bahwa faktor Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 001
penyebab yang dihadapi oleh siswa antara lain: Tarakan yang berlokasi di Jalan Yos Sudarso
1) siswa kurang aktif bertanya pada saat proses Gunung Selumit Kecamatan Tarakan Tengah
pembelajaran berlangsung, sehingga pada semester genap tahun pembelajaran
pembelajaran kurang efektif. 2) guru kurang 2015/2016. Subjek dalam penelitian ini adalah
kreatif dalam menggunakan model pembelajaran siswa kelas IV-A SD Negeri 001 Tarakan tahun
saat menyampaikan materi, sehingga pembelajaran 2015/2016 dengan jumlah siswa
pembelajaran menjadi membosankan dan 30 orang. Terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 16
kurang mampu merangsang siswa untuk terlibat siswa perempuan.
lebih aktif dalam proses pembelajaran. 3) apabila Arikunto (2014: 74) mengemukakan dalam
guru bertanya, hanya siswa tertentu yang selalu setiap siklus terdapat empat tahapan kegiatan,
menjawab, sehingga proses belajar mengajar diantaranya: 1) Perencanaan, 2) Pelaksanaan, 3)
didominasi oleh guru dan tidak berpusat pada Pengamatan (observasi), dan 4) Refleksi. Secara
siswa. 4) guru kurang menerapkan adanya lebih detail, prosedur kerja penelitian disajikan
pembagian kelompok belajar, sehingga tidak dalam skema berikut:
terjadi interaksi antar siswa dalam proses
pembelajaran.
Berdasarkan masalah yang dihadapi siswa kelas Perencanaan
IV-A SDN 001 Tarakan, peneliti menawarkan
solusi menggunakan model pembelajaran Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan
STAD. Rusman (2013: 213) menjelaskan bahwa
dalam STAD siswa dibagi menjadi kelompok Pengamatan
beranggotakan 4-5 orang yang beragam
kemampuan, jenis kelamin, dan sukunya. Guru Perencanaan
memberikan suatu pelajaran dan siswa-siswa di
dalam kelompok memastikan bahwa semua Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan
anggota kelompok itu bisa menguasai pelajaran
tersebut. Akhirnya semua siswa menjalani kuis Pengamatan
perseorangan tentang materi tersebut, dan pada
saat itu mereka tidak boleh saling membantu satu
sama lain. Nilai-nilai kuis siswa ?
diperbandingkan dengan nilai rata-rata mereka
sendiri yang diperoleh sebelumnya, dan nilai- Gambar 1. Alur dalam Penelitian
nilai itu diberi hadiah berdasarkan pada seberapa Tindakan Kelas
Pada penelitian ini instrumen untuk pengambilan 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
Nilai = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 x 100 (Purwanto,
data yang digunakan adalah tes, non tes, lembar
2013: 207)
observasi aktivitas guru, lembar observasi
Apabila total skor pada lembar observasi
aktivitas siswa, lembar penilaian psikomotorik
aktivitas guru telah didapat, maka total skor
dan lembar penilaian afektif.
tersebut disesuaikan dengan rentang
Pada penelitian ini teknik analisa data
penilaian di bawah ini:
yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Tes Tabel 2. Skala Penilaian Aktivitas Guru
Penilaian kognitif
Ketuntasan belajar siswa (individual) dapat Nilai Huruf Keterangan
dihitung dengan menggunakan rumus: 80-100 % A Baik sekali
Skor yang diperoleh
Nilai = Skor maksimal x 100 66-79 % B Baik
(Purwanto, 2013: 207) 56-65 % C Cukup
2. Non Tes 40-55 % D Kurang
a. Penilaian afektif 30-39 % E Gagal
Ketuntasan afektif siswa (individual)
dapat dihitung dengan menggunakan d. Penilaian Lembar Observasi Aktivitas Siswa
persamaan sebagai berikut: dalam Pembelajaran di Kelas.
Skor yang diperoleh
Nilai = Skor maksimal x 100 Penilaian lembar observasi aktivitas siswa
(Purwanto, 2013:207) dalam pembelajaran di kelas dapat dihitung
dengan menggunakan persamaan sebagai
b. Penilaian psikomotorik berikut:
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
Ketuntasan psikomotorik siswa Nilai % = x 100
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
(individual) dapat dihitung dengan
Apabila total skor pada lembar observasi
menggunakan persamaan sebagai
aktivitas siswa telah didapat, maka total
berikut:
Skor yang diperoleh skor tersebut disesuaikan dengan rentang
Nilai = Skor maksimal x 100 penilaian di bawah ini:
(Purwanto, 2013:207)
Selanjutnya dari hasil belajar afektif dan Tabel 3. Skala Penilaian Aktivitas Siswa
psikomotorik peneliti mengkategorikan siswa
berdasarkan rentang nilai sebagai berikut: Nilai Huruf Keterangan
80-100 A Baik sekali
Tabel 1. Skala Penilaian 66-79 B Baik
Rentang Nilai Kualifikasi 56-65 C Cukup
Skor Huruf 40-55 D Kurang
80 – 100 A Baik Sekali 30-39 E Gagal
66 – 79 B Baik
56 – 65 C Cukup 3. Menentukan keberhasilan belajar secara
40 – 55 D Kurang klasikal
0 – 39 E Gagal Rumus yang digunakan untuk
mengetahui keberhasilan belajar siswa secara
klasikal adalah sebagai berikut:
c. Penilaian Lembar Observasi Aktivitas Guru
Nilai Keberhasilan Belajar =
dalam Pembelajaran di Kelas
Penilaian lembar observasi aktivitas guru x 100 %
dalam pembelajaran di kelas dapat dihitung
dengan menggunakan persamaan sebagai
berikut:
3. HASIL DAN PEMBAHASAN meningkatkan hasil belajar PKn siswa di kelas
Peningkatan hasil belajar siswa kelas IV-A SDN IV-A SDN 001 Tarakan semester genap tahun
001 Tarakan dari siklus I ke siklus II sebagai pembelajaran 2015/2016. Pada aspek kognitif
berikut: siklus I diperoleh ketuntasan sebesar 80%
kemudian pada siklus II meningkat menjadi
Tabel 4. Data Hasil Peningkatan Indikator Tiap 90%. Pada aspek afektif siklus I diperoleh
Siklus ketuntasan sebesar 80% pada siklus II meningkat
No Siklus Penin menjadi 97%. Pada aspek psikomotorik siklus I
Hasil Siklus diperoleh ketuntasan sebesar 80% pada siklus II
II gkata
Penelitian I meningkat menjadi 97%.
n
1 Pengamatan 2
72 93 5. REFERENSI
Guru 1
Rusman. 2013. Model-Model Pembelajaran.
2 Pengamatan 1
61 76 Jakarta: Raja Grafindo Persada
Siswa 5
3 Aspek 1 Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar-Dasar
80 90 Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Kognitif 0
Aspek 1 Aksara.
4 80 97 Departemen Pendidikan Nasional. 2014.
Afektif 7
Kurikulum Tingkat Satuan
Aspek
1 Pendidikan.Jakarta: Departemen
5 Psikomotori 80 97
7 Pendidikan Nasional.
k
http://sdm.data.kemdikbud.go.id/SN
P/dokumen/Kur/Lampiran%20Perm
Berdasarkan tabel 4.7 diperoleh data hasil
en%20Nomor%2061%20th%20201
peningkatan indikator tiap siklus yang
4%20ttg%20KTSP.pdf. Diakses
mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II.
tanggal 29 Januari 2016.
Peningkatan pengamatan guru dapat dilihat pada
Purwanto. 2013. Evaluasi Hasil Belajar.
siklus I diperoleh rata-rata 72, sedangkan pada
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
siklus II memperoleh rata-rata 93 dengan
mengalami peningkatan sebesar 21. Peningkatan
pengamatan siswa dapat dilihat pada siklus I
diperoleh rata-rata 61, sedangkan pada siklus II
memperoleh rata-rata 76 dengan mengalami
peningkatan sebesar 15. Peningkatan pada aspek
kognitif dapat dilihat pada siklus I diperoleh
rata-rata 80, sedangkan pada siklus II
memperoleh rata-rata 90 dengan mengalami
peningkatan sebesar 10. Peningkatan pada aspek
afektif dapat dilihat pada siklus I diperoleh rata-
rata 80, sedangkan pada siklus II memperoleh
rata-rata 97 dengan mengalami peningkatan
sebesar 17. Peningkatan pada aspek
psikomotorik dapat dilihat pada siklus I
diperoleh rata-rata 80, sedangkan pada siklus II
memperoleh rata-rata 97 dengan mengalami
peningkatan sebesar 17.

4. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat
disimpulkan bahwa penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD

S-ar putea să vă placă și