Sunteți pe pagina 1din 10

LAPORAN PENDAHULUAN

FEBRIS (DEMAM)

A. DEFINISI

Menurut Suriadi (2001), demam adalah meningkatnya temperatur suhu tubuh secara
abnormal. Febris/ demam adalah kenaikan suhu tubuh diatas variasi sirkardian yang normal
sebagai akibat dari perubahan pada pusat termoregulasi yang terletak dalam hipotalamus
anterior (Isselbacher, 1999).

Demam adalah keadaan dimana terjadi kenaikan suhu hingga 380C atau lebih. Ada juga
yang yang mengambil batasan lebih dari 37,80C. Sedangkan bila suhu tubuh lebih dari
400C disebut demam tinggi (hiperpireksia) (Julia, 2000).

Demam adalah kenaikan suhu tubuh karena adanya perubahan pusat termoregulasi
hipotalamus (Berhman, 1999). Seseorang mengalami demam bila suhu tubuhnya diatas
37,80C (suhu oral atau aksila) atau suhu rektal (Donna L. Wong, 2003).
Tipe demam yang mungkin kita jumpai antara lain :

1. Demam Septik

Suhu badan berangsur naik ketingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan turun
kembali ketingkat diatas normal pada pagi hari. Sering disertai keluhan menggigil dan
berkeringat. Bila demam yang tinggi tersebut turun ketingkat yang normal dinamakan
juga demam hektik.

2. Demam Remiten
Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu badan normal.
Penyebab suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai dua derajat dan tidak sebesar
perbedaan suhu yang dicatat demam septik.
3. Demam Intermiten
Suhu badan turun ketingkat yang normal selama beberapa jam dalam satu hari. Bila
demam seperti ini terjadi dalam dua hari sekali disebut tersiana dan bila terjadi dua hari
terbebas demam diantara dua serangan demam disebut kuartana.
4. Demam Kontinyu
Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat. Pada tingkat demam
yang terus menerus tinggi sekali disebut hiperpireksia.
5. Demam Siklik
Terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh beberapa periode
bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian diikuti oleh kenaikan suhu seperti
semula.
Suatu tipe demam kadang-kadang dikaitkan dengan suatu penyakit tertentu
misalnya tipe demam intermiten untuk malaria. Seorang pasien dengan keluhan demam
mungkin dapat dihubungkan segera dengan suatu sebab yang jelas seperti : abses,
pneumonia, infeksi saluran kencing, malaria, tetapi kadang sama sekali tidak dapat
dihubungkan segera dengan suatu sebab yang jelas. Dalam praktek 90% dari para
pasien dengan demam yang baru saja dialami, pada dasarnya merupakan suatu penyakit
yang self-limiting seperti influensa atau penyakit virus sejenis lainnya. Namun hal ini
tidak berarti kita tidak harus tetap waspada terhadap infeksi bakterial.

B. ETIOLOGI
Demam terjadi bila pembentukan panas melebihi pengeluaran. Demam dapat berhubungan
dengan infeksi, penyakit kolagen, keganasan, penyakit metabolik maupun penyakit lain.
(Julia, 2000). Menurut Guyton (1990) demam dapat disebabkan karena kelainan dalam
otak sendiri atau zat toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu, penyakit-penyakit
bakteri, tumor otak atau dehidrasi. Penyebab demam selain infeksi juga dapat disebabkan
oleh keadaan toksemia, keganasan atau reaksi terhadap pemakaian obat, juga pada
gangguan pusat regulasi suhu sentral (misalnya: perdarahan otak, koma). Pada dasarnya
untuk mencapai ketepatan diagnosis penyebab demam diperlukan antara lain: ketelitian
penggambilan riwayat penyakit pasien, pelaksanaan pemeriksaan fisik, observasi
perjalanan penyakit dan evaluasi pemeriksaan laboratorium serta penunjang lain secara
tepat dan holistik. Beberapa hal khusus perlu diperhatikan pada demam adalah cara timbul
demam, lama demam, tinggi demam serta keluhan dan gejala lain yang menyertai demam.
Demam belum terdiagnosa adalah suatu keadaan dimana seorang pasien mengalami
demam terus menerus selama 3 minggu dan suhu badan diatas 38,30C dan tetap belum
didapat penyebabnya walaupun telah diteliti selama satu minggu secara intensif dengan
menggunakan sarana laboratorium dan penunjang medis lainnya.

C. MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala demam antara lain :
1. Anak rewel (suhu lebih tinggi dari 37,8 C – 40 C)
2. Kulit kemerahan
3. Hangat pada sentuhan
4. Peningkatan frekuensi pernapasan
5. Menggigil
6. Dehidrasi
7. Kehilangan nafsu makan

Banyak gejala yang menyertai demam termasuk gejala nyeri punggung, anoreksia dan
somnolen. Batasan mayornya yaitu suhu tubuh lebih tinggi dari 37,5 ºC-40ºC, kulit hangat,
takikardi, sedangkan batasan karakteristik minor yang muncul yaitu kulit kemerahan,
peningkatan kedalaman pernapasan, menggigil/merinding perasaan hangat dan dingin,
nyeri dan sakit yang spesifik atau umum (misal: sakit kepala verigo), keletihan, kelemahan,
dan berkeringat (Isselbacher. 1999, Carpenito. 2000).

D. PATOFISIOLOGI
Mekanisme demam timbul dimulai dengan reaksi tubuh terhadap pirogen, pada
mekanisme ini, bakteri atau pecahan jaringan akan difagositosis oleh leukosit,
makrofag jaringan dan limfosit aranula besar. Seluruh sel ini mencerna hasil
pemecahan bakteri dan mlepaskan zat interleukin -1 kedalam jaringan tubuh yang
disebut juga zat pirogen leukosit atau pirogen endogen, interleukin -1 ketika sampai
dihipotalus akan menimbulkan demam dengan cara meningkatkan temperatur tubuh
dalam waktu 8-10 menit, interleukin-1 juga menginduksi pembentukan
prostaglandin, yang selanjutnya bekerja dihipotalamus. Teruatama prostaglandin E2
atau zat yang mirip zat ini. Bekerja dihipotalamus untuk membangkitan reaksi
demam.
bakteri, virus dan bahan toksin

Masuk kedalam tubuh

Difagositosis oleh leukosit
mal absorbsi pada saluran cerna

Ketidak efektifan kerja Hipotalamus

↓ ↓
Peningkatan kadar Asam Lambung peningkatan suhu tubuh (demam)


↓ ↓
Mual & muntah Hipertermi
Gangguan pola
↓ istirahat & tidur
anoreksia

Nutrisi tidak adekuat

Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi

E. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik pada anak demam secara kasar dibagi atas status generalis dan
evaluasi secara detil yang memfokuskan pada sumber infeksi. Pemeriksaan status
generalis tidak dapat diabaikan karena menentukan apakah pasien tergolong toksis
atau tidak toksis. Penampakan yang toksis mengindikasikan infeksi serius. McCarthy
membuat Yale Observation Scale untuk penilaian anak toksis. Skala penilaian ini terdiri
dari enam kriteria berupa: evaluasi cara menangis, reaksi terhadap orang tua, variasi
keadaan, respon sosial, warna kulit dan status hidrasi. Masing-masing item diberi
nilai 1 (normal), 3 (moderat), 5 (berat).
Pengamatan Normal (1) Gangguan ringan (3) Gangguan berat (5)
Kualitas tangisan Kuat atau senang Merengek atau terisak Lemah atau
melengking
Stimulasi orang tua Tangisan segera Tangisan hilang timbul Terus
berhenti/tidak menangis/tangisan
menangis bertambah berat
Variasi keadaan Bila bangun tetap Mata segera menutup Terus tertidur atau
terbangun/bila tidur lalu tidak terstimulasi
dan distimulasi anak terbangun/terbangun
segera bangun dengan stimulasi yang
lama
Warna kulit Merah muda Ekstremitas pucat Pucat
Hidrasi Kulit, mata normal, Membran mukosa Turgor kulit buruk
membran mukosa kering
basah
Respon terhadap Senyum atau alert (< Segera tersenyum atau Tidak tersenyum,
kontak sosial 2 bulan) segera alert (< 2 bulan) tampak cemas, kurang
berekspresi

Hasil studi prospektif penggunaan skala tersebut diatas, pada anak usia < 2 tahun
sebanyak 312 anak yang mengalami demam, anak yang mempunyai nilai lebih dari
16 ternyata menderita penyakit yang serius.

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang dilakukan pada anak yang mengalami demam bila secara
klinis faktor risiko tampak serta penyebab demam tidak diketahui secara spesifik.
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan yaitu:
1. Pemeriksaan awal
Darah rutin, urin dan feses rutin, morfologi darah tepi, hitung jenis lekosit
2. Pemeriksaan atas indikasi
Kultur darah, urin atau feses, pengambilan cairan serebro spinal, toraks foto.

G. PENATALAKSANAAN
Pada prinsipnya demam dapat menguntungkan dapat pula merugikan. Pada tingkat tertentu
demam merupakan bagian dari pertahanan tubuh antara lain daya fagositosis meningkat
dan viabilitas kuman menurun, tetapi dapat juga merugikan karena anak menjadi
gelisah, nafsu makan dan minum berkurang, tidak dapat tidur dan menimbulkan
kejang demam.
Hasil penelitian ternyata 80% orangtua mempunyai fobia demam. Orang tua mengira
bahwa bila tidak diobati, demam anaknya akan semakin tinggi. Kepercayaan tersebut
tidak terbukti berdasarkan fakta. Karena konsep yang salah ini banyak orang tua
mengobati demam ringan yang sebetulnya tidak perlu diobati.1 Demam < 390C pada anak
yang sebelumnya sehat pada umumnya tidak memerlukan pengobatan. Bila suhu naik
>390C, anak cenderung tidak nyaman dan pemberian obat-obatan penurun panas sering
membuat anak merasa lebih baik.
Pada dasarnya menurunkan demam pada anak dapat dilakukan secara fisik, obat-
obatan maupun kombinasi keduanya.
1. Secara Fisik
a. Anak demam ditempatkan dalam ruangan bersuhu normal
b. Pakaian anak diusahakan tidak tebal
c. Memberikan minuman yang banyak karena kebutuhan air meningkat
d. Memberikan kompres.
2. Obat-obatan
Pemberian obat antipiretik merupakan pilihan pertama dalam menurunkan demam dan
sangat berguna khususnya pada pasien berisiko, yaitu anak dengan kelainan
kardiopulmonal kronis, kelainan metabolik, penyakit neurologis dan pada anak yang
berisiko kejang demam.
Obat-obat anti inflamasi, analgetik dan antipiretik terdiri dari golongan yang
bermacam-macam dan sering berbeda dalam susunan kimianya tetapi mempunyai
kesamaan dalam efek pengobatannya. Tujuannya menurunkan set point hipotalamus
melalui pencegahan pembentukan prostaglandin dengan jalan menghambat enzim
cyclooxygenase.
Asetaminofen merupakan derivat para-aminofenol yang bekerja menekan
pembentukan prostaglandin yang disintesis dalam susunan saraf pusat. Dosis terapeutik
antara 10-15 mgr/kgBB/kali tiap 4 jam maksimal 5 kali sehari. Dosis maksimal
90 mgr/kbBB/hari. Pada umumnya dosis ini dapat ditoleransi dengan baik. Dosis
besar jangka lama dapat menyebabkan intoksikasi dan kerusakkan hepar.
Pemberiannya dapat secara per oral maupun rektal.
Turunan asam propionat seperti ibuprofen juga bekerja menekan pembentukan
prostaglandin. Obat ini bersifat antipiretik, analgetik dan antiinflamasi. Efek
samping yang timbul berupa mual, perut kembung dan perdarahan, tetapi lebih jarang
dibandingkan aspirin. Efek samping hematologis yang berat meliputi agranulositosis
dan anemia aplastik. Efek terhadap ginjal berupa gagal ginjal akut (terutama bila
dikombinasikan dengan asetaminopen). Dosis terapeutik yaitu 5-10 mgr/kgBB/kali tiap
6 sampai 8 jam.
Metamizole (antalgin) bekerja menekan pembentukkan prostaglandin. Mempunyai
efek antipiretik, analgetik dan antiinflamasi. Efek samping pemberiannya berupa
agranulositosis, anemia aplastik dan perdarahan saluran cerna. Dosis terapeutik 10
mgr/kgBB/kali tiap 6-8 jam dan tidak dianjurkan untuk anak kurang dari 6 bulan.
Pemberiannya secara per oral, intramuskular atau intravena.
Asam mefenamat suatu obat golongan fenamat. Khasiat analgetiknya lebih kuat
dibandingkan sebagai antipiretik. Efek sampingnya berupa dispepsia dan anemia
hemolitik. Dosis pemberiannya 20 mgr/kgBB/hari dibagi 3 dosis. Pemberiannya secara
per oral dan tidak boleh diberikan anak usia kurang dari 6 bulan.

H. ANALISA DATA

No. DATA FOKUS ETIOLOGI PROBLEM


1 DS: Pasien mengatakan tubuh nya panas Proses hipertermi
DO :- kulit teraba panas penyakit
- tanda tanda vital
T-120/80mmhg
S= 38oC
N= 80X/ menit
R= 24X menit
- keadaan umum
lemah
- keluar keringat
berlebih
- keaadaan umum
Lemah

2. DS: Keluarga pasien mengatakan bahwa Intake yang Potensial


anaknya tidak mau makan, dan bila kurang terjadinya
makan dimuntahkan kembali gangguan
DO: - muntah 1 kali kebutuhan
- mukosa bibir tampak pucat nutrisi
- makan minum Kurang
- BB sebelum sakit = 54 Kg
- BB saat sakit = 52 Kg
Pasien hanya mampu menghabiskan
3 sendok makanan

I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit
2. Potensial terjadinya gangguan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan intake yang
kurang
J. NCP

Diagnosa
No NOC NIC
Keperawatan
1 Hipertermi b/d Setelah dilakukan tindakan 1. beri edukasi tentang penyakitnya
proses penyakit keperawatan selama ……x 24 jam, 2. lakukan kompres hangat
diharapakan suhu tubuh pasien normal. 3. anjurkan untuk mengenakan
Dengan kriteria hasil : pakaian yang tipis
-tanda tanda vital kembali normal 4. anjurkan untuk memberikan
T=120/80 mmhg banyak minum
N=70-110×/ mnt 5. obsevasi tanda-tanda vital
S=36,5oc -37,5o c 6. kolaborasi dengan dokter
R=20-30×/ mnt

2 Potensial Setelah dilakukan tindakan 1. berikan Edukasi tentang


terjadinya keperawatan selama ……x 24 jam, pentingnya nutrisi bagi pasien
gangguan diharapakan kebutuhan nutrisi pasien 2. anjurkan untuk banyak istirahat
kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi.Dengan kriteria hasil : 3. anjurkan untuk memberikan
b/d intake yang - muntah tidak ada lagi makanan kesukaanya selama
kurang - mukosa bibir terlihat lembab jauh dari kontra indikasi
- porsi makan dihabiskan 4. anjurkan untuk memberikan
- BB kembali normal makanan yang hangat
5. anjurkan untuk makan sedikit
tapi sering
6. timbang beret badan pasien
DAFTAR PUSTAKA

Huda amin;aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan diagnosa medis & nanda nic-
noc;2015;mediaction;jogjakarta
https://www.academia.edu/36627796/LAPORAN_PENDAHULUAN_FEBRIS
https://www.academia.edu/19063819/LAPORAN_PENDAHULUAN_DEMAM
http://pustaka.unpad.ac.id/wp-
content/uploads/2010/02/penatalaksanaan_demam_pada_anak.pdf

S-ar putea să vă placă și

  • LP Peb
    LP Peb
    Document8 pagini
    LP Peb
    kstljng
    Încă nu există evaluări
  • LP Febris
    LP Febris
    Document10 pagini
    LP Febris
    kstljng
    Încă nu există evaluări
  • LP Fraktur KMB
    LP Fraktur KMB
    Document19 pagini
    LP Fraktur KMB
    kstljng
    Încă nu există evaluări
  • Pathway 1
    Pathway 1
    Document1 pagină
    Pathway 1
    kstljng
    Încă nu există evaluări
  • Pengertian Halusinasi
    Pengertian Halusinasi
    Document1 pagină
    Pengertian Halusinasi
    kstljng
    Încă nu există evaluări
  • Askep Asma
    Askep Asma
    Document13 pagini
    Askep Asma
    kstljng
    Încă nu există evaluări
  • Peb Kasus
    Peb Kasus
    Document31 pagini
    Peb Kasus
    Stefano Leatemia
    Încă nu există evaluări
  • LP Abses SM
    LP Abses SM
    Document12 pagini
    LP Abses SM
    kstljng
    Încă nu există evaluări
  • Askep Abortus
    Askep Abortus
    Document18 pagini
    Askep Abortus
    kstljng
    Încă nu există evaluări
  • Askep Jiwa Halusinasi
    Askep Jiwa Halusinasi
    Document24 pagini
    Askep Jiwa Halusinasi
    kstljng
    Încă nu există evaluări
  • LP Ima New
    LP Ima New
    Document29 pagini
    LP Ima New
    Roby A N
    Încă nu există evaluări
  • PATHWAY
    PATHWAY
    Document1 pagină
    PATHWAY
    Roby A N
    Încă nu există evaluări
  • Logbook Ekg
    Logbook Ekg
    Document6 pagini
    Logbook Ekg
    kstljng
    Încă nu există evaluări
  • Logbook
    Logbook
    Document5 pagini
    Logbook
    kstljng
    Încă nu există evaluări
  • Logbook Ekg
    Logbook Ekg
    Document6 pagini
    Logbook Ekg
    kstljng
    Încă nu există evaluări
  • Log Book Pemasangan Infus Ku
    Log Book Pemasangan Infus Ku
    Document3 pagini
    Log Book Pemasangan Infus Ku
    kstljng
    Încă nu există evaluări
  • Log Book Pemasangan Infus Ku
    Log Book Pemasangan Infus Ku
    Document3 pagini
    Log Book Pemasangan Infus Ku
    kstljng
    Încă nu există evaluări
  • Logbook Nebu
    Logbook Nebu
    Document3 pagini
    Logbook Nebu
    kstljng
    100% (1)
  • Analisa Sintesa Tindakan Pemasangan Ekgd
    Analisa Sintesa Tindakan Pemasangan Ekgd
    Document2 pagini
    Analisa Sintesa Tindakan Pemasangan Ekgd
    Anggun Ayu Apriliana
    Încă nu există evaluări