Sunteți pe pagina 1din 9

PENGARUH TERAPI SLOW STROKE BACK MASSAGE (SSBM) TERHADAP

PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN STROKE NON


HEMORAGIK DI RUANG MELATI 4 RSUP.
DR. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN

Sekar Pinasthika1
1
Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Keperawatan
Diterima : 13 Mei 2018, Disetujui : 21 Mei 2018

Abstract
Background. Almost 50% of stroke caused by blood pressure increase. Management
Non Haemorrhagic Stroke patients in non critical phase to lowering blood pressure can
be done with non-pharmacologic therapy and pharmacologic therapy. Slow Stroke
Back Massage is one of the non-pharmacological therapy relaxation which can lower
blood pressure. The purpose of this research is to 1) Determine the effect of slow stroke
back massage therapy to changes in blood pressure in patients with non-hemorrhagic
stroke. 2) To describe characteristics of patients with non-hemorrhagic stroke 3)
Determine the change in blood pressure in patients with non-hemorrhagic stroke before
and after slow-stroke back massage therapy. Methods. Type of this research is quasi
experiment with the design of One Group Pretest-Posttest Design. The Results. The
result of this research is there influence of Slow Stroke Back Massage therapy to
changes in blood pressure in patients with non-hemorrhagic stroke in Melati 4. This is
evidenced by the results of the Wilcoxon test analysis where the systolic blood pressure
before and after therapy SSBM ρ = 0.000 and a significance value of diastolic blood
pressure before and after therapy SSBM ρ = 0.003. Because the value of ρ <0.05, then
Ho is rejected and Ha accepted, Conclusion. There is the influence of Slow Stroke Back
Massage therapy to changes in blood pressure in patients with non-hemorrhagic stroke
in Melati 4 Dr. Soeradji Tirtonegoro, Klaten General Hospital.

Keywords: Slow Stroke Back Massage Therapy, Blood Pressure, Non Haemorrhagic
Stroke

PENDAHULUAN kematian setelah penyakit jantung dan


Di antara penyakit-penyakit kanker. Setiap tahunnya 500.000 orang
neurologi yang terjadi pada orang Amerika terserang stroke di antaranya
dewasa, stroke menduduki rangking 400.000 orang terkena stroke iskemik dan
pertama baik pada frekuensinya maupun 100.000 orang menderita stroke
pada pentingnya (emergensi) penyakit hemoragik (termasuk perdarahan
tersebut. Lebih dari 50% kasus stroke intraserebral dan subarakhnoid) dengan
merupakan penyebab dirawatnya 175.000 orang mengalami kematian
penderita di bangsal neurologi (Victor & (Victor & Ropper, 2001).
Ropper, 2001). Stroke merupakan penyakit
Di Amerika Serikat Stroke pembuluh darah otak dengan kejadian,
menduduki peringkat ke-3 penyebab kecacatan, dan kematian yang cukup

34
Sekar Pinasthika, Pengaruh Terapi Slow Stroke Back Massage 35

tinggi. Jumlah pasien penyakit stroke kematian jangka panjang pasca stroke
merupakan jumlah pasien terbanyak pada (Cachofeira dkk., 2009).
rawat jalan (jumlah kasus baru) maupun Pengelolaan dalam menurunkan
rawat inap (jumlah pasien keluar). tekanan darah pasien Stroke Non
Jenis stroke yang paling banyak Hemoragik pada fase non kritis dapat
ditemukan adalah stroke iskemik dengan dilakukan dengan terapi non farmakologis
angka kejadian 88%, sedangkan stroke dan terapi farmakologis. Pengelolaan non
hemoragik sekitar 12%. Walaupun angka farmakologis meliputi perubahan gaya
kejadian stroke iskemik lebih tinggi, hidup, aktivitas fisik, dan terapi relaksasi.
tetapi angka harapan hidup pasien stroke Sedangkan terapi farmakologis dapat
iskemik lebih baik daripada stroke meliputi pemberian obat antihipertensi.
hemoragik, namun demikian kecacatan Slow Stroke Back Massage (SSBM)
stroke iskemik lebih berat karena terjadi adalah salah satu terapi relaksasi berupa
kerusakan neuron-neuron yang terkena massage (pijatan) untuk menurunkan
iskemik (Dipiro dkk., 2011). tekanan darah. Slow Stroke Back Massage
Hasil Riskesda (2013) merupakan gerakan sentuhan dan
menunjukkan prevalensi stroke di penekanan pada kulit area punggung yang
Indonesia ditemukan sebesar 7,0 per memberikan efek rileksasi pada otot,
1000 penduduk, dan yang telah tendon dan ligament sehingga
terdiagnosis oleh tenaga kesehatan adalah meningkatkan aktivitas saraf parasimpatis
12,1 per 1000 penduduk. Hal ini untuk merangsang pengeluaran
menunjukkan sekitar 57,9% kasus stroke neurotransmitter asitelkolin.
di masyarakat telah didiagnosis oleh Neurotransmitter asetikolin selanjutnya
tenaga kesehatan. Angka ini naik dari menghambat aktivitas saraf simpatis
hasil Riskeda tahun 2007 sebesar 8,2%. sehingga terjadi vasodilatasi sistemik dan
Pravelensi stroke terlihat meningkat penurunan kontraktilitas otot jantung yang
seiring dengan peningkatan usia bermanifestasi pada penurunan kecepatan
responden. Sedangkan menurut Dinas denyut jantung, curah jantung serta
Kesehatan Jawa Tengah tahun 2012, volume sekuncup yang pada akhirnya
pravelensi stroke hemoragik di Jawa menyebabkan penurunan tekanan darah
Tengah 0,07% lebih tinggi dari tahun (Retno, 2012).
2011 (0,03%), dan pravelensi stroke non Berdasarkan penelitian yang
hemoragik tahun 2012 0,07% lebih dilakukan oleh Retno dan Dian tahun
rendah daripada tahun 2011. 2011 di Puskesmas Pembantu Blabak
Hingga sekitar 50% stroke Kota Kediri, menunjukkan terdapat
diakibatkan oleh peningkatan tekanan pengaruh yang signifikan antara
darah. Hipertensi merupakan faktor pemberian terapi slow stroke back
resiko utama yang dapat dimodifikasi. massage dengan penurunan tekanan darah
Insiden stroke meningkat sejalan dengan pada pasien hipertensi.
tingginya tekanan darah, di samping itu Dari hasil data yang didapatkan di
tekanan darah yang tetap pada penderita bangsal syaraf Melati 4 RSUP. Dr.
stroke berpengaruh buruk terhadap Soeradji Tirtonegoro Klaten pada awal
prognosa jangka panjang, baik terhadap tahun 2016 bulan Januari terdapat 38
kemungkinan terjadinya stroke ulang atau pasien yang dirawat dengan penyakit
36 Jurnal Keperawatan Global, Volume 3, No1, Juni 2018 hlm 1-57

stroke. Pada bulan Februari 2016 jumlah kelompok pembanding (kontrol) dengan
pasien Stroke Non Hemoragik yang mencakup pengaruh terapi Slow Stroke
dirawat di Ruang Melati 4 sebanyak 35 Back Massage terhadap perubahan
orang. Sedangkan pada bulan Maret 2016 tekanan darah pada pasien Stroke Non
jumlah pasien Stroke Non Hemoragik Hemoragik.
yang dirawat di Ruang Melati 4 Populasi yang diambil dalam
mengalami penurunan menjadi 26 orang, penelitian ini adalah semua pasien Stroke
hal ini juga berlangsung juga pada bulan Non Hemoragik di Ruang Melati 4 RSUP.
April 2016 dimana jumlah pasien Stroke Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten dalam 2
Non Hemoragik yang dirawat 18 orang bulan pada tanggal 10 Mei 2016 sampai
(Buku Keluar Masuk Ruang Melati 4 25 Juni 2016 dengan jumlah populasi
RSUP. Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten, sebanyak 32 orang. Sampel dalam
2016). penelitian ini adalah pasien Stroke Non
Dari laporan studi pendahuluan Hemoragik di Ruang Melati 4 RSUP. Dr.
yang dilakukan penulis selama 2 bulan di Soeradji Tirtonegoro Klaten dalam 2
Ruang Melati 4 RSUP. Dr. Soeradji bulan tanggal 10 Mei 2016 sampai 25 Juni
Tirtonegoro Klaten pada bulan Mei 2016 sesuai dengan kriteria inklusi dan
sampai dengan bulan Juni 2016 eksklusi. Teknik pengambilan sampel
didapatkan jumlah Pasien Stroke Non dalam penelitian ini termasuk
Hemoragik yang dirawat di Ruang Melati nonprobability sampling dengan teknik
4 RSUP. Dr. Soeradji Klaten sebanyak 32 purposive sampling. Purposive Sampling
orang. adalah teknik penetapan sampel dengan
Dari pengamatan yang dilakukan cara memilih sampel diantara populasi
oleh peneliti di Ruang Melati 4 RSUP. sesuai yang dikehendaki penulis (tujuan/
Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten dalam masalah dalam penelitian), sehingga
menurunkan tekanan darah pada pasien sampel tersebut dapat mewakili
Stroke Non Hemoragik berfokus pada karakteristik populasi yang telah dikenal
penatalaksaan farmakologis dan kurang sebelumnya.
memperhatikan penatalaksanaan secara Teknik pengambilan sampel dalam
non farmakologis seperti terapi Slow penelitian ini termasuk nonprobability
Stroke Back Massage. Sehingga sampling dengan teknik purposive
penelitiasn ini bertujuan untuk sampling. Purposive Sampling adalah
mengetahui karakteristik responden teknik penetapan sampel dengan cara
pasien Stroke Non Hemoragik dan memilih sampel diantara populasi sesuai
mengetahui perubahan tekanan darah yang dikehendaki penulis (tujuan/ masalah
pada pasien Stroke Non Hemoragik dalam penelitian), sehingga sampel
sebelum dan setelah dilakukan terapi tersebut dapat mewakili karakteristik
Slow Stroke Back Massage. populasi yang telah dikenal sebelumnya.

METODE PENELITIAN HASIL PENELITIAN


Jenis penelitian ini termasuk dalam Penelitian ini dilakukan di Ruang
jenis penelitian quasi eksperiment Melati 4 RSUP. Dr. Soeradji Tirtonegoro
dengan rancangan One Group Pretest- Klaten pada tanggal 10 Mei 206 sampai
Postest Design, rancangan ini tidak ada 25 Juni 2016 dengan 30 responden yang
Sekar Pinasthika, Pengaruh Terapi Slow Stroke Back Massage 37

sesuai dengan kriteria inklusi dan N Mean Min. Max. Std.


eksklusi. Dari 30 responden setuju untuk Deviaton
Sebel Sistol 30 156.67 140 200 16.259
dilakukan intervensi penelitian dan tidak
um ik
ada yang menolak, sehingga hasil SSB Diast 30 83.67 70 100 9.994
penelitian dapat memenuhi tujuan yang M olik
telah ditentukan. Setel Sistol 30 129.67 100 190 20.083
ah ik
1. Karakteristik Responden Pasien SSB Diast 30 78.67 70 100 6.814
M olik
Stroke Non Hemoragik Valid 30
a. Karakteristik Responden Menurut Dari tabel 3 dapat dijelaskan
Usia bahwa nilai rata-rata tekanan darah
responden sebelum dilakukan Terapi
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden SSBM adalah 156,67/83,67 mmHg,
Menurut Usia. dengan nilai tekanan darah minimal
N Mean Min. Max. Std. Deviaton
Usia 30 62.97 46 79 8.763 140/70 mmHg, dan nilai tekanan darah
Berdasarkan tabel 1, jumlah maksimal 200/100 mmHg. Sedangkan
keseluruhan responden yang dilakukan nilai rata-rata tekanan darah responden
terapi Slow Stroke Back Massage setelah dilakukan Terapi SSBM adalah
(SSBM) adalah 30 responden. Dari 129,67/78,67 mmHg, dengan nilai tekanan
jumlah tersebut dapat diketahui dapat darah minimal 100/700 mmHg, dan nilai
diketahui bahwa rata-rata usia responden tekanan darah maksimal 190/100 mmHg.
adalah 63 tahun dengan usia minimal 46
tahun dan usia maksimal 79 tahun. Tabel 4. Perubahan Tekanan Darah
b. Karakteristik Responden Menurut Sebelum dan Sesudah dilakukan Terapi
Jenis Kelamin SSBM
Mean Selisih
Tekanan Pre SSBM 156.67
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Darah Post SSBM 129.67 27.00
Sistolik
Menurut Jenis Kelamin Tekanan Pre SSM 83.67
Jenis Kelamin Jumlah Prosentasi (%) Darah Post SSBM 78.67 7.00
Perempuan 14 46.7 Distolik
Laki-laki 16 53.3 Berdasarkan dari tabel 4 dapat
Total 30 100.0 diketahui bahwa terdapat selisih nilai
Berdasarkan tabel 2 dapat mean antara tekanan darah sistolik dan
diketahui karakteristik responden diastolik sebelum dan sesudah dilakukan
menurut jenis kelamin perempuan terapi SSBM sebesar 27.00 dan 7.00.
berjumlah 14 responden (46,7%), dan Sehingga penelitian ini menunjukkan
laki-laki berjumlah 16 responden terdapat perubahan yang signifikan
(53,3%). antara nilai tekanan darah sistolik dan
2. Tekanan Darah Responden Sebelum diastolik sebelum dan setelah
dan Setelah dilakukan Terapi SSBM dilakukannya terapi SSBM pada pasien
Stroke Non Hemoragik
Tabel 3. Distribusi Tekanan Darah
Responden Sebelum dan Setelah
dilakukan Terapi SSBM
38 Jurnal Keperawatan Global, Volume 3, No1, Juni 2018 hlm 1-57

3. Pengaruh Terapi SSBM Terhadap Tabel 6. Uji Test Statistics Wilcoxon


Perubahan Tekanan Darah pada Pasien Sistolik Setelah Diastolik Setelah SSBM
SSBM – Sistolik – Diastolik Sebelum
Stroke Non Hemoragik Sebelum SSBM SSBM
Sebelum melakukan uji hipotesis,
penulis melakukan uji normalitas. Uji Z -4.872a -2.950a
Aysmp.S .000 .003
normalitas yang digunakan peneliti ig. (2-
adalah Kolmogorov-Smirnova tailed)
Berdasarkan dari tabel 6 dapat
Tabel 5. Uji Normalitas Kolmogorov- diketahui bahwa nilai sig. tekanan darah
Smirnova sistolik sebelum dan sesudah dilakukan
Kolmogorov-Smirnova Terapi SSBM adalah 0,000 (<0,05) dan
Keterangan
Statistic df Sig. nilai sig. tekanan darah diastolik sebelum
Sistolik Pre .181 30 .014 Normal dan sesudah dilakukan Terapi SSBM
SSBM 0,003 (<0,05), sehingga dapat disimpulkan
Diastolik .243 30 .000 Tidak normal bahwa ada terdapat pengaruh terapi Slow
Pre SSBM
Sistolik .160 30 .048 Tidak normal
Stroke Back Massage terhadap perubahan
Post SSBM tekanan darah pada pasien Stroke Non
Diatolik .322 30 .000 Tidak normal Hemoragik
Post SSBM
Berdasarkan tabel 5 dapat PEMBAHASAN
diketahui nilai sig. tekanan darah sistolik Pembahasan dalam penelitian ini
sebelum dilakukan terapi SSBM adalah bertujuan untuk menjelaskan tentang hasil
0,014 (ρ<0,05), nilai sig. tekanan darah penelitian di atas serta membandingkan
diastolik sebelum dilakukan terapi SSBM dengan teori yang ada.
adalah 0,000 (ρ< 0,05), nilai sig. tekanan 1. Karakteristik Responden Pasien Stroke
darah sistolik setelah dilakukan terapi Non Hemoragik
SSBM adalah 0,048 (ρ<0,05), dan nilai a. Karakteristik Responden Menurut Usia
sig. tekanan darah diastolik setelah Dari hasil penelitian yang
dilakukan terapi SSBM adalah 0,000 dilakukan dapat disimpulkan bahwa pada
(ρ<0,05). Maka disimpulkan bahwa data rata-rata usia 63 tahun responden rentan
tekanan darah sistolik dan diastolik mengalami gangguan sistem persyarafan
sebelum maupun setelah dilakukan stroke non hemoragik. Hasil penelitian ini
terapi SSBM tidak memiliki distribusi sesuai dengan teori yang menyatakan
data yang normal. bahwa insiden stroke meningkat secara
Sehingga dalam menguji eksponensial dengan bertambahnya usia.
hipotesis, penulis menggunakan maka Pada umumnya risiko terjadinya stroke
menggunakan uji nonparametric yaitu mulai usia 35 tahun dan akan meningkat
Uji Wilcoxon. dua kali dalam dekade berikutnya. 40%
berumur 65 tahun dan hampir 13%
berumur di bawah 45 tahun.
(Lumbantobing, 2001). Hal ini berkaitan
dengan proses degenerasi (penuaan) yang
terjadi secara alamiah. Pada orang-orang
Sekar Pinasthika, Pengaruh Terapi Slow Stroke Back Massage 39

dengan lanjut usia, pembuluh darah lebih dilakukan oleh Ovina.,dkk (2013)
kaku karena adanya plak. menunjukkan resiko pria terkena stroke
Penelitian selaras dengan 1,25 lebih tinggi daripada wanita.
penelitian yang dilakukan Siregar (2002) 2. Pengaruh Terapi SSBM Terhadap
menunjukkan bahwa umur berpengaruh Perubahan Tekanan Darah pada Pasien
terhadap kejadian stroke dimana pada Stroke Non Hemoragik
kelompok umur ≥45 tahun beresiko Dari hasil penelitian dapat
terkena stroke 9.451 kali dibandingkan disimpulkan bahwa terdapat perubahan
kelompok umur <45 tahun. Dan yang signifikan antara nilai tekanan
penelitian yang dilakukan oleh Ritarwan darah sistolik dan diastolik sebelum dan
(2002), dari penelitiannya terhadap 45 setelah dilakukannya terapi SSBM pada
kasus stroke didapatkan yang mengalami pasien Stroke Non Hemoragik. Hasil ini
stroke non hemoragik lebih banyak pada dibuktikan dengan uji Wilcoxon yang
rentang umur 45-65 tahun. menunjukkan terdapat pengaruh terapi
b. Karakteristik Responden Menurut Slow Stroke Back Massage terhadap
Jenis Kelamin perubahan tekanan darah pada pasien
Dari hasil penelitian yang Stroke Non Hemoragik. Stroke Non
dilakukan dapat diketahui bahwa laki-laki Hemoragik merupakan proses terjadinya
memiliki risiko lebih besar untuk terkena iskemia akibat dari adanya emboli dan
gangguan sistem persyarafan stroke non thrombosis serebral. Penyebab stroke
hemoragik dibandingkan perempuan. Hal secara umum adalah tekanan darah tinggi
ini disebabkan oleh kecenderungan laki- atau arteriosklerosis atau kedua-duanya
laki memiliki kebiasaan merokok. (Muttaqin, 2008). Hipertensi akan
Merokok dapat meningkatkan risiko menyebabkan tekanan darah atau tekanan
terjadinya stroke hampir dua kali lipat. pompa jantung menjadi tinggi yang
Nikotin dan karbondioksida yang ada menyebabkan darah mendorong lebih
pada rokok menyebabkan kelainan pada kuat, otak yang merupakan organ
dinding pembuluh darah penyempitan mendapatkan suplai darah terbesar dari
dan pengerasan arteri di seluruh tubuh pembuluh darah akan mendapatkan efek
(termasuk yang ada di otak dan jantung), negatif dari hal ini. Perdossi, (2007)
yang mana hal ini akan mendorong menyatakan perbaikan sempurna pada
terjadinya aterosklerosis, mengurangi stroke iskemik dipermudah oleh adanya
aliran darah, dan menyebabkan darah penurunan tekanan darah yang cukup
mudah menggumpal (Lumbantobing, ketika edema otak berkembang sehingga
2001). dapat menghasilkan tekanan perfusi
Penelitian ini sejalan dengan serebral yang adekuat Slow Stroke Back
penelitian yang dilakukan oleh Massage merupakan salah satu terapi non
Utami (2002) mengenai gambaran faktor- farmakologis yang dapat membantu
faktor resiko yang terdapat pada menurunkan tekanan darah sistolik dan
penderita stroke menunjukkan bahwa diastolik.
jumlah kasus terbanyak jenis kelamin Hasil ini sesuai dengan teori yang
laki-laki 58,4% dari penelitiannya menyatakan bahwa dengan terapi massage
terhadap 197 pasien Stroke Non dapat menurunkan tekanan darah sistolik
Hemoragik. Dan penelitian serupa yang dan diastolik pada pasien yang menderita
40 Jurnal Keperawatan Global, Volume 3, No1, Juni 2018 hlm 1-57

penyakit terminal (Potter & Perry, 2005). kecemasan, sehingga akan berdampak
Teori lain juga menyebutkan bahwa pada perbaikan fungsi tubuh.
terapi (masase) dapat merangsang Hasil penelitian ini didukung
jaringan otot, menghilangkan toksin, penelitian yang dilakukan oleh Retno &
merilekskan persendian, meningkatkan Dian (2011) yang menunjukkan bahwa
aliran oksigen, menghilangkan tekanan darah pada penderita hipertensi
ketegangan otot sehingga berdampak mengalami penurunan signifikan setelah
terhadap penurunan tekanan darah mendapatkan terapi Slow Stroke Back
(Akoso,2009). Massage. Penelitian lain yang dilakukan
Slow Stroke Back Massage dapat oleh Mohebbi (2014) menunjukkan bahwa
meningkatkan relaksasi dengan setelah intervensi Slow Stroke Back
menurunkan aktivitas saraf simpatis dan Massage pada pasien hipertensi terjadi
meningkatkan aktivitas saraf penurunan tekanan darah sistolik dan
parasimpatis sehingga terjadi vasodilatasi diastolik masing-masing 6.44 mmHg dan
diameter arteriol (Cassar, 2004). Sistem 4.77 mmHg (ρ=0.001) pada kelompok
saraf parasimpatis tersebut melepaskan intervensi dan 2.31 dan 1.51mmHg pada
neurotransmiter asetilkolin untuk kelompok control (ρ=0.001).
menghambat aktifitas saraf simpatis
dengan menurunkan kontraktilitas otot KESIMPULAN DAN SARAN
jantung, volume sekuncup, vasodilatasi Penelitian ini memperoleh
arteriol dan vena kemudian menurunkan kesimpulan bahwa: Karateristik rata-rata
tekanan darah (Muttaqin, 2008). usia responden Stroke Non Hemoragik di
Menurut Akusyati (2009) Ruang Melati 4 RSUP. Dr. Soeradji
pengaruh terapi Slow Stroke Back Klaten 63 tahun dan dengan jenis kelamin
Massage adalah dengan memperbaiki laki-laki, Nilai rata-rata tekanan darah
peredaran darah yang menyebabkan pada responden Stroke Non Hemoragik
terjadinya vasodilatasi pembuluh darah di di Ruang Melati 4 RSUP. Dr. Soeradji
dalam jaringan. Keadaan ini berdampak Tirtonegoro Klaten sebelum dilakukan
pada penyaluran zat asam dan bahan terapi Slow Stroke Back Massage adalah
makanan ke sel-sel diperbesar dan 156,67/83,67 mmHg, sedangkan nilai
pembuangan dari zat-zat yang tidak rata-rata tekanan darah setelah dilakukan
terpakai dapat diperbaiki, sehingga akan terapi Slow Stroke Back Massage adalah
timbul proses pertukaran zat yang lebih 129,67/78,67 mmHg, terdapat pengaruh
baik, mengurangi ketegangan pada otot- terapi Slow Stroke Back Massage
otot, meningkatkan relaksasi fisik dan terhadap perubahan tekanan darah pada
psikologis, menurunkan intensitas nyeri, pasien Stroke Non Hemoragik di Ruang
kecemasan, serta denyut jantung yang Melati 4 RSUP. Dr. Soeradji Tirtonegoro
berdampak pada penurunan tekanan Klaten. Hal ini dibuktikan dengan uji
darah. Tarigan (2009) menyebutkan Wilcoxon nilai signifikansi tekanan
dengan terapi Slow Stroke Back Massage darah sistolik sebelum dan sesudah
yang dilakukan secara teratur bisa dilakukan Terapi SSBM adalah 0,000 dan
menurunkan tekanan darah, menurunkan nilai signifikansi tekanan darah diastolik
kadar hormon kortisol dan menurunkan sebelum dan sesudah dilakukan Terapi
Sekar Pinasthika, Pengaruh Terapi Slow Stroke Back Massage 41

SSBM 0,003, yang artinya ρ< 0,05, Dipiro, J. T. et al., (2011).


maka Ho ditolak, dan Ha diterima. Pharmacotherapy Handbook. 6th
Disarankan bagi perawat edition. USA : The Mc.Graw Hill
diharapkan dapat digunakan sebagai Company
bahan informasi tentang penatalaksaan Kusyati, E. (2006). Keterampilan Dan
non farmakologis untuk menurunkan Prosedur Laboratorium
tekanan darah pada pasien Stroke Non Keperawatan Dasar. Jakarta: EGC
Hemoragik disamping penatalaksanaan Lumbantobing, S. M. (2001).
terapi farmakologis, bagi rumah sakit Neurogeriatri Ed 1th. Jakarta: BP
dapat digunakan sebagai bahan FK-UI
sosialisasi dalam meningkatkan Mohebbi Z, et all. (2014). The Effect of
pelayanan kesehatan khususnya dalam Back Massage on Blood Pressure
penatalaksanaan non farmakologis pada in the Patients with Primary
pasien Stroke Non Hemoragik untuk Hypertension in 2012-2013: A
menurunkan tekanan darah dan bagi Randomized Clinical Trial.
peneliti selanjutnya diharapkan dapat Diakses dari http://
melakukan pengembangan penelitian ijcbnm.sums.ac.ir pada tanggal 31
mengenai penatalaksanaan non Juli 2016
farmakologis dalam menurunkan Muttaqin, A. (2008). Buku Ajar Asuhan
tekanan darah pada pasien Stroke Stroke Keperawatan Klien dengan
Non Hemoragik dengan melibatkan Gangguan Sistem Persyarafan.
variabel yang lebih luas. Jakarta : EGC
Ovina, Y. dkk., (2013). Hubungan Pola
DAFTAR RUJUKAN Makan, Olah Raga, dan Merokok
Akoso, T. (2009). Bebas Stress. Terhadap Pravelensi Penyakit
Yogyakarta: Kanisius Stroke Non Hemoragik. Jurnal :
Berman, A. and Shirlee, J. S. (2009). alih Fakultas Kedokteran dan Ilmu
bahasa Pamilih Eko Karyuni, dkk. Kesehatan Universitas Jambi
2010. Buku Ajar Fundamental Palmer, A. (2007). Tekanan Darah Tinggi.
Keperawatan Konsep Proses dan Jakarta : Erlangga
Praktik edisi VII Volume 1. Perdossi. (2007). Guidline Stroke. Diakses
Jakarta : EGC dari
Cachofeira, V. (2009). Inflammation : A http://clnicalupdates2010.File.wor
Link Between Hypertension and dpress.com pada tanggal 27
Atherosclerosis. Current Februari 2016
Hypertension Reviews. Diakses Potter, P. A. dan Perry, A. G. (2005).
dari Buku Ajar Fundamental
http://www.benthamscience.com/ Keperawatan Edisi 4 : Konsep,
chr/sample/chr-5-/D000511.pdf Proses, dan Praktik. Jakarta : EGC
pada tanggal 30 Juli 2016 Retno, A. W. dan Dian, P. (2011)
Cassar, M. P. (2004). Hand book of Tindakan Slow Stroke Back
clinical massage (2nd ed). Massage Dalam Menurunkan
London: Elsevier Tekanan Darah Pada Penderita
Churchill Livingstone
42 Jurnal Keperawatan Global, Volume 3, No1, Juni 2018 hlm 1-57

Hipertensi. Jurnal : STIKES RS


Baptis Kediri
Riset Kesehatan Dasar. (2013). Jakarta :
Badan Litbangkes, Depkes RI
Ritarwan, K. (2002). Pengaruh Suhu
Tubuh Terhadap Outcome
Penderita Stroke yang dirawat di
RSUP H. Adam Malik Medan. FK
USU: Bagian Ilmu Penyakit Saraf
Siregar,F. (2002). Determinan Kejadian
Stroke Pada Penderita Rawap
Inap RSUP. Haji Adam Malik
Medan. Junal Kesehatan
Masyarakat : USU. Diakses dari
http://www.repository.usu.ac.id/bi
tstream/15316/1/ikm-
jun2005%20%281%29.pdf pada
tanggal 30 Juli 2016
Tarigan. (2009). Sehat dengan Terapi
Pijat. Diakses dari
http://www.mediaindonesia.com
tanggal 27 Juni 2016
Utami I. M. (2002). Gambaran Faktor-
Faktor Risiko Yang Terdapat Pada
Penderita Stroke Di RSUD
Kabupaten Kudus Semarang.
Jurnal : FK UNDIP

S-ar putea să vă placă și