Sunteți pe pagina 1din 12

JRSDD, Edisi Januari 2019, Vol. 1, No.

1, Hal:1 - 10

Analisis Kualitas Campuran Aspal Panas Menggunakan Berbagai Macam


Aspal Modifikasi

Indah Marlina Ardianti1)


Sasana Putra2)
Muhammad Karami3)

Abstract
This research analyzes the quality of hot asphalt mixture by using various modified asphalt. It is
intended to know the characteristics of asphalt mixture and modified asphalt mixture as the main
material to make mixture. Moreove, it is also intended to know the influence of additive materal
adding in the asphalt mixture toward the score of stability and the solidity of asphalt mixture.

The additional materials of modified asphalts used are Jaya Aspal Polymer modification poduced
by Pertamina and Taftpack-Super. There are three variaties in adding the Taftpack-Super that are
5%, 10%, and 15% for the Optimum Asphalt Level (KAO) of the asphalt penetration is 60/70. The
test of asphalt mixture done in this research uses Marshall Test with 30 minutes soaking duration.
The characteristics of the observation on the asphalt mixture quality consist of the score of
stability, flow, Void In The Mix (VIM), Void Filled With Asphalt (VFA), Void Mineral Aggregate
(VMA), Marshall Quostient (MQ), and the solidity score of the mixture.
The result of the research shows the Optimum Asphalt Level (KAO) of the Jaya Aspal Polymer
modified asphalt is 5,8% while in the type of asphalt penetration 60/70 is 6,3%. The score of
mixture characteristics of the penetration asphalt 60/70 will less than the asphalt mixture which
has been modified by adding the additional material that is Taftpack-Super, whereas the stability
score and Marshall Questiont (MQ) in the penetration asphalt 60/70 tend higher than Jaya Aspal
Polymer. The haighest score of mixture stability is in the KAO asphalt mixture with the asphalt
penetration 60/70 by adding Taftpack-Super 10% that is 2017,864 Kg with the solidity score
2,259. The high score of stability and solidity can give the mixture the better and longer quality
and service period.

Keywords: Quality Analysis, Modified Asphalt, Jaya Aspal Polymer, Taftpack-Super, Optimum
Asphalt Level (KAO).

Abstrak
Penelitian ini menganalisis kualitas campuran aspal panas menggunakan berbagai aspal
modifikasi. Hal ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik campuran aspal dan campuran
beraspal modifikasi sebagai bahan utama pembentuk campuran. Selain itu untuk mengetahui
pengaruh penambahan bahan aditif pada campuran aspal modifikasi terhadap nilai stabilitas dan
kepadatan campuran beraspal.

Bahan tambahan aspal modifikasi yang digunakan yaitu jenis aspal modifikasi Jaya Aspal Polymer
produksi Pertamina serta Taftpack-Super. Dilakukan tiga variasi penambahan Taftpack-Super yaitu
sebesar 5%, 10% dan 15% untuk nilai Kadar Aspal Optimum (KAO) aspal penetrasi 60/70.
Pengujian campuran beraspal yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan Marshall Test
dengan lama perendaman 30 menit. Karakteristik peninjauan kualitas campuran beraspal meliputi

1)
Mahasiswa pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Lampung. surel:
2)
Staf pengajar pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Lampung. Jalan. Prof. Sumantri
Brojonegoro 1. Gedong Meneng Bandar lampung. 35145. surel: ahmadzakaria@unila.ac.id
3)
Staf pengajar pada Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Lampung. Jalan Prof. Sumantri
Brojonegoro 1. Gedong Meneng Bandar Lampung.
Analisis Kualitas Campuran Aspal Panas
Indah
Menggunakan
Marlina Buktin,
Ardianti,
Berbagai
Ahmad
Sasana
Macam
Zakaria,
Putra,
Aspal
Ofik
Muhammad
Modifikasi
Taufik Purwadi.
Karami.

nilai Stabilitas, Kelelehan (flow), Void In The Mix (VIM), Void Filled With Asphalt (VFA), Void
Mineral Aggregate (VMA), Marshall Quostient (MQ), dan nilai Kepadatan pada campuran.

Hasil penelitian yang diperoleh Kadar Aspal Optimum (KAO) untuk aspal modifikasi Jaya Aspal
Polymer sebesar 5,8% sedangkan pada jenis aspal penentrasi 60/70 sebesar 6,3%. Nilai
karakteristik campuran aspal penetrasi 60/70 akan jauh lebih rendah dibandingkan dengan
campuran beraspal yang telah dimodifikasi dengan penambahan bahan aditif Taftpack-Super,
sedangkan nilai stabilitas dan Marshall Questiont (MQ) pada campuran aspal penetrasi 60/70
cenderung lebih besa dibandingkan Jaya Aspal Polymer. Untuk nilai stabilitas campuran paling
besar terdapat pada campuran aspal KAO aspal penetrasi 60/70 dengan penambahan Taftpack-
Super sebesar 10% yaitu sebesar 2017,864 Kg dengan nilai kepadatan sebesar 2,259. Dengan nilai
stabiltas dan kepadatan yang besar sehingga mampu meberikan campuran mutu dan masa layan
yang jauh lebih baik dan tahan lama.

Kata kunci : Analisis Kualitas, Aspal Modifikasi, Jaya Aspal Polymer, Taftpack-Super,
Kadar Aspal Optimum (KAO)

1. PENDAHULUAN

Konstruksi jalan raya di Indonesia sebagian besar menggunakan tipe perkerasan lentur
(Fleksible Pavement). Aspal adalah salah satu material yang digunakan dalam konstruksi
pembangunan jalan raya, dimana pemilihan material ini dikarenakan memiliki hasil akhir
yang nyaman untuk konstruksi perkerasan lentur (Fleksible Pavement). Berdasarkan
Lampung Post, (23/10/2017) kondisi sejumlah jalan milik Provinsi Lampung keadaannya
semakin memprihatinkan. Kondisi jalan berlubang disertai banyak material bebatuan
split yang terlepas dari kesatuan komponen jalan yang ada disepanjang jalan.

Dalam penelitian Putri, V.A 2016, kondisi perkerasan lentur dilapangan sekarang,
meskipun perkerasan telah direncanakan dengan sangat baik pada kenyataannya tidak
sesuai dengan kondisi yang terjadi dilapangan. Kondisi perkerasan seringkali sudah
mengalami kerusakan sebelum masa layan rencana jalan tersebut habis. Kerusakan pada
konstruksi perkerasan lentur dapat diakibatkan oleh beberapa faktor salah satu
diantaranya yaitu meningkatnya pertumbuhan volume lalu lintas yang tidak terprediksi
sesuai rencana, beban lalu lintas kendaraan yang melampaui batas (Overloading),
kondisi tanah dasar yang kurang stabil, pelapukan permukaan perkerasan, teknik
pelaksanaan konstruksi yang kurang tepat, kesalahan pemilihan material campuran
perkerasan yang tidak sesuai, dan air tanah pada badan perkerasan jalan.

Pemilihan material campuran perkerasan lentur harus sesuai dengan spesifikasi yang
telah ditetapkan. Kualitas aspal dan kesesuaian gradasi agregat yang baik sangat
menentukan kualitas konstruksi perkerasan lentur. Salah satu cara meminimalisir
kerusakan perkerasan lentur adalah dengan mengontrol pemilihan aspal dan agregat
penyusun perkerasan. Fungsi penambahan bahan aditif ini dimaksudkan untuk
meningkatkan kualitas aspal dan meningkatkan kekuatan serta kelekatan antar butir
agregat dalam campuran perkerasan, sehingga kegagalan dalam konstruksi perkerasan
dapat diminimalisir serendah mungkin.

Oleh karena itu, dalam penelitian ini dilakukan analisis kualitas campuran aspal dengan
menggunakan berbagai aspal modifikasi yakni dengan penambahan bahan aditif untuk

2
Buktin
Indah Marlina Ardianti, Sasana Putra, Muhammad Karami.

mengetahui karakteristik campuran beraspal dan campuran beraspal modifikasi sebagai


bahan utama pembentuk campuran serta mengetahui pengaruh penambahan bahan aditif
pada campuram aspal modifikasi terhadap nilai stabilitas dan kepadatan campuran
beraspal.

2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kegagalan Perkerasan Aspal
Kerusakan konstruksi perkerasan merupakan kondisi dimana konstruksi perkerasan sudah
mengalami kerusakan sebelum mencapai umur rencana. Kerusakan pada konstruksi
perkerasan dapat ditinjau dari kegagalan fungsional dan kegagalan struktural.

2.2. Bahan Campuran Beraspal Panas


2.2.1. Agregat
Menurut Departemen Pekerjaan Umum-Direktorat Jendral Bina Marga, 2010) agregat
adalah sekumpulan butir-butir batu pecah, kerikil, pasir atau mineral lainnya berupa hasil
alam atau buatan. Material agregat adalah material dominan pada konstruksi perkerasan
lentur. Agregat digunakan sebagai material penyusun lapis pondasi atas, lapis pondasi
bawah, lapis permukaan, bahu jalan yang diperkeras/berpenutup, konstruksi pelebaran
jalan. Agregat adalah material perkerasan jalan yang mempunyai persentase dominasi
sebesar 75% sampai 85% dari total volume komposisi perkerasan.

2.2.2. Aspal
Aspal atau bitumen merupakan material yang berwarna hitam kecoklatan yang bersifat
viskoelastis sehingga akan melunak dan mencair. Sifat viskoelastis inilah yang membuat
aspal dapat menyelimuti dan menahan agregat tetap pada tempatya selama produksi dan
masa pelayanan konstruksi jalan. Pada dasarnya aspal terbuat dari suatu rantai
hidrokarbon yang disebut bitumen. (Departemen Pekerjaan Umum, 1994)

2.2.3. Bahan Tambahan


2.2.3.1 Jaya Aspal Polymer (JAP)
Jaya Aspal Polymer merupakan hasil modifikasi aspal dari proses pencampuran
(blending) antara aspal konvensional dengan Elvaloy (elastomer) dengan menggunakan
teknologi RET (Reactive Elastomeric Terpolymer) maka tidak ada pemisahan atau
endapan antara aspal dengan polimer karena reaksi terjadi secara kimia. Dengan beberapa
keunggulan yaitu, meningkatkan Fatique Properties, meningkatkan elastic recovery,
Penurunan suhu hotmix lebih lambat yaitu rata-rata 2-3 OC, meningkatkan resistensi
terhadap goresan dan retakan, pengoperasian lebih cepat, hemat biaya, tidak lengket
didalam truk.

2.2.3.2 Tafpack-Super (TPS)


Bahan aditif untuk campuran aspal modifikasi yang dicampurkan pada aspal minyak
dengan takaran untuk meningkatkan viskositas aspal yang akan dipergunakan untuk
campuran aspal porus atau beton aspal. Bahan utama penyusun Tafpack-Super adalah
Thermoplastic Elastomer yang dapat menyatu dengan aspal sehingga membuat campuran
menjadi lebih keras.

3
Analisis Kualitas Campuran Aspal Panas
Indah
Menggunakan
Marlina Buktin,
Ardianti,
Berbagai
Ahmad
Sasana
Macam
Zakaria,
Putra,
Aspal
Ofik
Muhammad
Modifikasi
Taufik Purwadi.
Karami.

2.3. Karakteristik Campuran Beraspal


Pada umunya aspal digunakan sebagai konstruksi perkerasan lentur, dimana
mempunyai syarat-syarat yang harus dipenuhi, ditinjau dari segi kekuatan dan
segi kenyaman. Terdapat enam karakteristik campuran yang harus dimiliki oleh
aspal beton, (Tenriajeng 1999).
2.3.1. Kekakuan (Stiffness)
Kekakuan (Stiffness) adalah kemampuan untuk menahan deformasi serta mendistribusi
beban lalu lintas kedaerah yang lebih luas.

2.3.2 Stabilitas (Stability)


Stabilitas (Stability) adalah kemampuan aspal untuk menahan deformasi akibat beban lalu
lintas tanpa mengalami keruntuhan (Plastic Flow) atau perubahan bentuk. Kebutuhan
akan stabilitas sangat dipengaruhi oleh jumlah lalu lintas dan beban kendaraan yang akan
dilayani oleh konstruksi jalan tersebut. Stabilitas terjadi akibat geseran antar butir,
penguncian antar partikel dan daya ikat yang baik dari lapisan aspal.
Nilai stabilitas dapat dihitung menggunakan persamaan berikut :

S=pxq (1)

Keterangan :
S : Angka Stabilitas sesungguhnya
p : Pembacaan arloji stabilitas x kalibrasi
q : Angka koreksi benda uji

2.3.2 Keawetan (Durability)


Kemampuan perkerasan jalan untuk mencegah terjadinya perubahan pada aspal,
kehancuran agregat, dan mengelupasnya selaput aspal pada batuan agregat akibat cuaca,
air, suhu udara dan keuasan akibat gesekan dengan roda kendaraan.

2.3.4 Fleksibilitas (Flexibility)


Kemampuan lapis perkerasan untuk mengabsorbsi regangan tarik akibat
deformasi/lendutan oleh beban lalu lintas tanpa mengalami retak (Fatigue Cracking) yang
terjadi berulang tanpa timbulnya retakan dan perubahan volume.

2.3.5 Kedap Air (Impermeability)


Kemampuan untuk melindungi lapis perkerasan dari masuknya air dan udara yang
mampu memperlemah lapisan dibawahnya. Air dan udara yang masuk dapat
mempengaruhi percepatan penuaan aspal dan pengelupasan aspal dari permukaan aspal
secara dini.

2.3.6 Kekesatan/ Tahanan Geser (Skid Resistance)


Kemampuan permukaan dalam memberikan kekesatan sehingga kendaraan yang melintas
tidak mengalami slip dalam keadaan basah atau kering.

2.3.7 Kemudahan Pelaksanaan (Workability)


Kemudahan pelaksanaan suatu campuran untuk dihamparkan dan dipadatkan sehingga
diperoleh hasil yang memenuhi kepadatan yang diharapkan.

4
Buktin
Indah Marlina Ardianti, Sasana Putra, Muhammad Karami.

2.3.8 Ketahanan terhadap Kelelahan (Fatique Resistance)


Ketahanan dari lapis aspal beton dalam menerima beban berulang tanpa terjadinya
kelelahan yang berupa alur (rutting) dan retak.

Menurut syarat yang telah ditetapkan oleh Bina Marga tahun 2010 Divisi 6
Perkerasan Aspal Revisi 3 terdapat beberapa nilai minimum dan maksimum untuk
masing-masing karakteristik campuran beraspal. Berikut adalah nilai spesifikasi
yang telah ditetapkan untuk lapis perkerasan laston (AC) dan laston yang
dimodifikasi (AC Modifikasi).

Tabel 1. Ketentuan Sifat-sifat Campuran Laston (AC).


Laston
Sifat-sifat Campuran
Lapis Aus Lapis Antara Pondasi
Jumlah tumbukan per bidang 75 112
Rasio partikel lolos ayakan 0,075mm Min. 1,0
dengan kadar aspal efektif Maks. 1,4
Min. 3,0
Rongga dalam Campuran (%)
Maks. 5,0
Rongga dalam Agregat (VMA) (%) Min. 15 14 13
Rongga Terisi Aspal (%) Min. 65 65 65
Stabilitas Marshall (kg) Min. 800 1800
Min. 2 3
Pelelehan (mm)
Maks. 4 6

Tabel 2. Ketentuan Sifat-sifat Campuran Laston yang Dimodifikasi (AC Mod).

Sifat-sifat Campuran Laston

Jumlah tumbukan per bidang 75 112


Rasio partikel lolos ayakan 0,075mm Min. 1,0
dengan kadar aspal efektif
Maks. 1,4
Rongga dalam Campuran (%) Min. 3,0
Maks. 5,0
Rongga dalam Agregat (VMA) (%) Min. 15 14 13
Rongga Terisi Aspal (%) Min. 65 65 65
Stabilitas Marshall (kg) Min. 1000 2250
Min. 2 3
Pelelehan (mm)
Maks. 4 6

5
Analisis Kualitas Campuran Aspal Panas
Indah
Menggunakan
Marlina Buktin,
Ardianti,
Berbagai
Ahmad
Sasana
Macam
Zakaria,
Putra,
Aspal
Ofik
Muhammad
Modifikasi
Taufik Purwadi.
Karami.

Stabilitas Marshall Sisa (%) setelah Min. 90


perendaman selama 24 jam, 60°C
Rongga dalam Campuran (%) pada
Min. 2
Kepadatan membal (refusal)
Stabilitas Dinamis, lintasan/mm Min. 2500

2.4 Metode Pengujian Marshall


Pengujian Marshall bertujuan untuk mengukur daya tahan (Stability) campuran
agregat dan aspal terhadap kelelehan plastis (Flow) dari campuran aspal dan
agregat. Dari proses persiapan benda uji sampai pemeriksaan dengan alat
marshall diperoleh data-data sebagai berikut : nilai stabilitas, kelelahan plastis
(flow), VIM (rongga dalam campuran), VMA (rongga antar agregat), VFA (rongga
terisi aspal) , serta Marshall Quotient (MQ) yaitu merupakan hasil pembagian dari
stabilitas dengan kelelehan dan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan
berikut :

MQ = MS/MF (2)

Keterangan :
MQ : Marshall Quotient (Kg/mm)
MS : Marshall Stability (Kg)
MF : Marshall Flow (mm)

3. METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Peralatan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Inti Jalan Raya Jurusan Teknik Sipil Fakultas
Teknik Universitas Lampung. Peralatan yang digunakan dalam penelitian meliputi satu
set saringan, alat uji pemeriksaan agregat, alat uji pemeriksaan material aspal, alat uji
marshall.

3.2. Bahan-bahan Penelitian


Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah agregat 1-2 yaitu agregat kasar
lolos saringan diameter 19mm dan tertahan saringan no. 8, Screening yang merupakan
agregat halus yang lolos saringan no. 8 dan tertahan saringan no. 200, serta abu batu yang
merupakan bahan per=ngisi atau material lolos saringan no.200, aspal penetrasi 60/70.
aspal modifikasi Jaya Aspal Polymer 57 dan bahan Tafpack-super.

3.3. Pemeriksaan Bahan


Pemeriksaan material adalah tahapan pengujian terhadap sifat material pembentuk
perkerasan jalan yang merupakan agregat dan aspal. Hasil-hasil pengujian akan
menunjukan bahwa material perkerasan memenuhi spesifikasi yang telah ditetpakan
untuk dipergunakan sebagai campuran beraspal.

6
Buktin
Indah Marlina Ardianti, Sasana Putra, Muhammad Karami.

Tabel 3. Standar Pengujian Agregat

No Jenis Pengujian Standar Uji


1 Analisa saringan SNI 03-1968-1990
2 Berat jenis (Berat jenis Bulk, Berat jenis SSD dan SNI 03-1970-1990
Berat Jenis Semu) dan penyerapan agregat halus.
3 Berat jenis (Berat jenis Bulk, Berat jenis SSD dan SNI 03-1969-1990
Berat Jenis Semu) dan penyerapan agregat kasar.
4 Los Angeles Test SNI 03-2417:2008
5 Aggregate Crushing Value BS 812:part 3 : 1975
6 Aggregate Impact Value BS 812:part 3 : 1975

Tabel 4. Standar Pengujian Aspal

No Jenis Pengujian Standar Uji


1 Penetrasi 25⁰C (mm) SNI 06-2456-1991
2 Titik Lembek (⁰C) SNI 06-2434-1991
3 Berat Jenis SNI 06-2441-1991
4 Kehilangan Berat SNI 06-2440-1991
5 Daktilitas pada 25⁰ (cm) SNI 06-2432-1991

3.4. Tahapan Penelitian


3.4.1. Persiapan benda uji penetuan KAO

P b=0,035(@ C A)+0,045(@ F A)+0,18(@ F F )+K o n s t a n t a (3)

Keterangan:
Pb = Kadar aspal optimum perkiraan
CA = Persen agregat lolos saringan diameter 19 mm dan tertahan saringan No.8
FA = Persen agregat lolos saringan No.8 dan tertahan saringan No.200
FF = Persen agregat minimal 75 % lolos No.200 (0,075 mm)
K = Nilai konstanta, besar nilai konstanta diperkirakan antara 0,5 -1,0 untuk
Laston

Benda uji KAO yang akan dibuat dapat dilihat pada Tabel 5.

7
Analisis Kualitas Campuran Aspal Panas
Indah
Menggunakan
Marlina Buktin,
Ardianti,
Berbagai
Ahmad
Sasana
Macam
Zakaria,
Putra,
Aspal
Ofik
Muhammad
Modifikasi
Taufik Purwadi.
Karami.

Tabel 5. Pembuatan Benda Uji KAO

Kadar Bahan Pengikat


Aspal Aspal
Jaya Aspal Jumlah Benda Uji
(%) Pen
Polimer
60/70
Pb-1,0 3 buah 3 buah 6 buah
Pb-0,5 3 buah 3 buah 6 buah
Pb 3 buah 3 buah 6 buah
Pb+0,5 3 buah 3 buah 6 buah
Pb+1,0 3 buah 3 buah 6 buah
Pb+1,5 3 buah 3 buah 6 buah
Total 18 buah 18 buah 36 buah

3.4.2. Penentuan KAO


3.4.3. Persiapan benda uji pada Kadar Aspal Optimum dan Penambahan Bahan Aditif

Tabel 6. Pembuatan Benda Uji Durabilitas

Bahan Pengikat
Aspal Pen JAP 57 KAO 60/70 + KAO 60/70 + KAO 60/70 +
60/70 5% TPS 10% TPS 15% TPS
5 Buah 5 Buah 5 Buah 5 Buah 5 Buah

3.4.4. Pengujian benda uji Marshall

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1. Hasil Pengujian Properties Agreagat

Tabel 7. Hasil Pengujian Fisik Agregat

No Jenis Pengujian Satuan Syarat Hasil


A Agregat kasar (SNI 03-1969-1990)
1 Berat jenis bulk gr/cm³ >2,5 2,614
2 Berat jenis SSD gr/cm³ >2,5 2,651
3 Berat jenis semu gr/cm³ >2,5 2,716
4 Penyerapan % <3 1,420
B Agregat butir tengah (SNI 03-1969-1990)
1 Berat jenis bulk gr/cm³ >2,5 2,628
2 Berat jenis SSD gr/cm³ >2,5 2,665
3 Berat jenis semu gr/cm³ >2,5 2,727
4 Penyerapan % <3 1,382
C Abu-batu (SNI 03-1969-1990)
1 Berat jenis bulk gr/cm³ >2,5 2,628
2 Berat jenis SSD gr/cm³ >2,5 2,656
3 Berat jenis semu gr/cm³ >2,5 2,704
4 Penyerapan % <3 1,071

8
Buktin
Indah Marlina Ardianti, Sasana Putra, Muhammad Karami.

D Aggregate crushing volume % Maks 30 2,42


E Aggregate impact volume % Maks 30 4,79
F Los angeles abrassion test % Maks 40 15,99

4.2. Pengujian Propertis Aspal


Berdasarkan hasil pemeriksaan material aspal penetrsai 60/70, aspal modifikasi Jaya
Aspal Polymer, KAO Aspal Penetrasi 60/70+Tafpack-super 5%, KAO Aspal Penetrasi
60/70+Tafpack-super 10%, KAO Aspal Penetrasi 60/70+Tafpack-super 15%.
Tabel 8. Hasil Pengujian Aspal Penetrasi 60/70

No Jenis Pengujian Satuan Metode Uji Spesifikasi Hasil


1 Penetrasi 0,1 mm SNI-06-2456-1991 60-70 67
2 Berat jenis gr/cm³ SNI-06-2441-1991 ≥1 1.0276
3 Titik Lembek °C SNI 2434:2011 ≥48 48,5
4 Kehilangan Berat % SNI-06-2440-1991 ≤ 0,8 0,456
5 Daktilitas cm SNI-06-2432-1991 ≥100 >123

Tabel 9. Hasil Pengujian Aspal Modifikasi Jaya Aspal Polymer

No Jenis Pengujian Satuan Spesifikasi JAP


1 Penetrasi 0,1 mm ≥40 63
2 Berat jenis gram/cm³ ≥1 1.035
3 Titik Lembek °C ≥54 53,5
4 Kehilangan Berat % berat ≤0,8 0,381
5 Daktilitas pada 25⁰ cm ≥100 >121

Tabel 10. Hasil Pengujian Aspal Modifikasi Aspal Penetrasi 60/70+ Tafpack-Super

Aspal Pen Aspal Pen Aspal Pen


Jenis 60/70 + 60/70 + 60/70 +
No Satuan Spesifikasi
Pengujian Tafpack- Tafpack- Tafpack-
Super 5% Super 10% Super 15%
1 Penetrasi 0,1 mm ≥40 66,50 53,16 47,16
2 Berat jenis gram/cm³ ≥1 1,046 1,041 1,030
3 Titik Lembek °C ≥54 54 72 79,5
Kehilangan
4 % berat ≤0,8 0,16 0,12 0,09
Berat
Daktilitas
5 cm ≥100 ≥100 ≥100 ≥100
pada 25⁰

9
Analisis Kualitas Campuran Aspal Panas
Indah
Menggunakan
Marlina Buktin,
Ardianti,
Berbagai
Ahmad
Sasana
Macam
Zakaria,
Putra,
Aspal
Ofik
Muhammad
Modifikasi
Taufik Purwadi.
Karami.

4.3. Campuran Beraspal


4.3.1. Penentuan Proporsi Campuran Benda Uji Marshall
Gambar. 4 menunjukan gradasi campuran benda uji marshall yang telah memenuhi batas-
batas sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan.

Gambar 1. Gradasi Gabungan

Pb = 0,035 (%CA) + 0,045 (%FA) + 0,180 (%FF) + k


= 0,035 (51,76) + 0,045 (44,42) + 0,18 (4,04) + 0,75
= 5,3 ---- dibulatkan menjadi 5,5%

4.3.2. Penentuan Proporsi Campuran Benda Uji Marshall


Penentuan Kadar Aspal Optimum diperoleh dari pengujian Marshall. Hasil pengujian
dapat didilihat pada grafik hubungan kadar aspal dengan ketujuh karakteristik campuran
beraspal. Sehingga diperoleh nilai Kadar Aspal Optimum (KAO) pada campuran aspal
penetasi 60/70 dilihat dari Gambar 2 dan Campuran aspal modifikasi Jaya Aspal Polymer
dalam Gambar 3.

Gambar 2. Kadar Aspal Optimum Aspal Penetrasi 60/70

10
Buktin
Indah Marlina Ardianti, Sasana Putra, Muhammad Karami.

Gambar 3. Kadar Aspal Optimum Aspal Modifikasi Jaya Aspal Polimer

4.2. Pengujian Propertis Campuran Beraspal

Kadar Aspal (%)


Sifat - Sifat Teknis
Spesifikasi KAO+TPS KAO+TPS KAO+TPS
Campuran Pen 60/70 JAP 5% 10% 15%
KAO (%) 6,3% 5,8% 6,3% 6,3% 6,3%
Min. 800-1000
Stabilitas (Kg) 1583,976 1519,784 1880,447 2017,864 1478,469
Kg
Flow (mm) 2 – 4 mm 3,333 3,533 3,233 3,300 3,833
Marshall Quotient Min. 250 490,021 432,988 597,481 620,996 385,419
(Kg/mm) Kg/mm
Rongga dalam campuran
(VIM) (%) 3–5% 4,293 4,866 5,015 4,878 4,904
Rongga dalam agregat
(VMA) (%) Min. 15 % 18,332 18,426 18,793 19,236 20,727
Rongga terisi aspal
(VFA) (%) Min. 65 % 76,652 73,615 73,331 74,644 76,347
Kepadatan 2,285 2,270 2,272 2,259 2,218

Berdasarkan Tabel 9., terlihat nilai stbailitas dari hasil pengujian marshall yang dilakukan
didapatkan nilai stabilitas terbesar ditunjukan pada jenis KAO aspal penetrasi 60/70+TPS
10% yaitu sebesar 2017,864Kg, nilai flow terbesar pada jenis KAO aspal penetrasi
60/70+TPS 15% yaitu sebesar 3,833mm, nilai VIM terbesar bepada pada jenis aspal KAO
aspal penentrasi 60/70+TPS 5% yaitu 5,015% dimana nilai tersebut sedikit melewati
matas maksimum sebesar 5%, nilai VMA terbesar berada pada jenis aspal KAO aspal
penetrasi 60/70+TPS 15% sebesar 20,727%, nilai VFA terbesar berada pada jenis aspal
penetrasi 60/70 sebesar 76,652%, nilai MQ terbesar berada pada jenis aspal KAO aspal
penetrasi 60/70+TPS 10% sebesar 385,419Kg/mm, dan nilai kepadatan terbesar berada
pada jenis aspal penetrasi 60/70 sebesar 2,285.

Sehingga dari keseluruhan karakteristik dipilih campuran terbaik pada campuran aspal
KAO aspal penetrasi 60/70+TPS 10% dengan nilai stabilitas terbesar, sedangkan
campuran aspal modifikasi Jaya Aspal Polymer dengan nilai Kadar Aspal Optimum
(KAO) sebesar 5,8% dapat digunakan untuk mengurangi kuantitas kebutuhan aspal.

11
Analisis Kualitas Campuran Aspal Panas
Indah
Menggunakan
Marlina Buktin,
Ardianti,
Berbagai
Ahmad
Sasana
Macam
Zakaria,
Putra,
Aspal
Ofik
Muhammad
Modifikasi
Taufik Purwadi.
Karami.

5. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, jumlah penambahan bahan aditif Tafpack-
super mempengaruhi nilai stabilitas pada campuran beraspal, dengan nilai penambahan
terbaik yaitu sebesar Tafpack-super 10% dengan nilai stabilitas yang sebesar 2017,864Kg
dan nilai kepadatan sebesar 2,259. Dari hasil penelitian berikut, penambahan Tafpack-
super 15% akan menurunkan kualitas campuran dengan nilai stabilitas yang yang lebih
rendah. Dan untuk Kadar Aspal Optimum (KAO) didapatkan nilai KAO terkecil pada
jenis aspal modifikasi Jaya Aspal Polymer yaitu sebesar 5,8% hal tersebut jauh lebih
sedikit dibandingkan KAO jenis aspal lainnya, sehingga jenis aspal modifikasi Jaya Aspal
Polymer dapat mengurangi kuantita s kebutuhan aspal pada suatu pekerjaan jalan.
Sehingga campuran terbaik dipilih pada jenis campuran KAO Aspal Penetrasi 60/70
dengan penambahan Tafpack-super 10%.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2017. Kondisi Jalan Provinsi Lampung Memprihatinkan. Lampung Post. 23


Oktober 2017 .
Putri, Vidya Annisah. 2016. Identifikasi Jenis Kerusakan pada Perkerasan Lentur (Studi
Kasus Jalan Soekarno – Hatta Bandar Lampung). Skripsi Teknik Sipil,
Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Tenriajeng, Andi Tenrisukki. 1999. Rekayasa Jalan Raya-2. Jakarta. Universitas
Gunadharma.

12

S-ar putea să vă placă și