Sunteți pe pagina 1din 34

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit TBC dapat menyerang siapa saja (tua, muda, laki-laki, perempuan, miskin, atau kaya) dan dimana
saja. Setiap tahunnya, Indonesia bertambah dengan seperempat juta kasus baru TBC dan sekitar 140.000 kematian
terjadi setiap tahunnya disebabkan oleh TBC. Meskipun pada tahun 2007 mulai terjadi penurunan insiden TBC,
Indonesia adalah negara kelima terbesar dengan masalah TBC di dunia (2009). Survei prevalensi TBC yang
dilakukan di enam propinsi pada tahun 1983-1993 menunjukkan bahwa prevalensi TBC di Indonesia berkisar antara
0,2 – 0,65%. Sedangkan menurut laporan Penanggulangan TBC Global yang dikeluarkan oleh WHO pada tahun
2004, angka insidensi TBC pada tahun 2002 mencapai 555.000 kasus (256 kasus/100.000 penduduk), dan 46%
diantaranya diperkirakan merupakan kasus baru. Tahun 2007 total kasus TB 528.000 dan tahun 2008 sebanyak
429.730 kasus.
Diperkirakan setiap tahun 430.000 kasus baru TBC dimana sekitar 1/3 penderita terdapat disekitar puskesmas,
1/3 ditemukan di pelayanan rumah sakit atau klinik pemerintah dan swasta, praktek swasta dan sisanya belum
terjangku unit pelayanan kesehatan. Sedangkan kematian karena TB diperkirakan 175.000 per tahun. Penyakit TB
merupakan masalah kesehatan masyarakat yang besar karena TB merupakan penyebab kematian nomor dua terbesar
di Indonesia. Pengobatan TBC harus dilakukan secara terus-menerus tanpa terputus walaupun pasien telah merasa
lebih baik atau sehat. Pengobatan yang terhenti ditengah jalan dapat menyebabkan bakteri menjadi resistendan TBC
akan sulit untuk disembuhkan dan membutuhkan waktu yang lebih lama maka butuh keterlibatan anggota keluarga
untuk mengawasi dan jika perlu menyiapkan obat. Dukungan keluarga penderita sangat dibutuhkan untuk
menuntaskan pengobatan agar benar-benar tercapai kesembuhan
Banyaknya kasus TB paru dan masih rendahnya angka penyembuhan, kasus kambuh dan kegagalan
pengobatan dan resistensi kuman karena kurang disiplinnya pasien dalam minum obat maka penulis berkeinginan
untuk menyusun makalah asuhan keperawatan keluarga dengan TBC.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Masalah Kesehatan


2.2.1 Definisi
TBC adalah penyakit infeksi menular dan menahun yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium
Tuberculosis, kuman tersebut biasanya masuk kedalam tubuh manusia melalui udara (pernafasan) kedalam paru-
paru, kemudian kuman tersebut menyebar dari paru-paru ke organ tubuh yang lain melalui penyebaran darah,
kelenjar limfe, saluran pernafasan, penyebaran langsung ke organ tubuh lain (Sylvia Anderson 1995 : 753)
2.2.2 Etiologi
Penyakit TBC adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa.
Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam sehingga dikenal juga sebagai Batang Tahan Asam (BTA).
Bakteri ini pertama kali ditemukan oleh Robert Koch pada tanggal 24 Maret 1882, sehingga untuk mengenang
jasanya bakteri tersebut diberi nama baksil Koch. Bahkan, penyakit TBC pada paru-paru kadang disebut sebagai
Koch Pulmonum (KP).

2.2.3 Tanda dan Gejala


a. Batuk-batuk dengan atau tanpa dahak lebih dari 3 minggu.
b. Demam ringan, tetapi kadang-kadang dapat mencapai 40 410C.
c. Sesak nafas
d. Nyeri dada
e. Batuk darah
f. Badan terasa lemas
g. Kehilangan nafsu makan
h. Berat badan turun
i. Rasa kurang enak badan (malaise)
j. Berkeringat malam padahal tidak ada kegiatan.
k. Penatalaksanaan

2.2.4 Cara Penularan

Droplet Nucles yang merupakan partikel 1-10 mikron, dikeluarkan oleh penderita penyakit TBC dengan cara
batuk-batuk, bersin, bicara, penderita meludah ke tanah kemudian kuman tersebar ke udara. Oleh karena itu
penyakit ini disebut “Airbone Infection”. Orang dapat terinfeksi kalau droplet tersebut terhirup ke dalam saluran
pernafasan.

2.2.5 Patofisiologi
Individu rentan yang menghirup basil tuberculosis dan menjadi terinfeksi. Bakteri dipindahkan melalui jalan nafas
ke alveoli,tempat dimana mereka berkumpul dan mulai untuk memperbanyak diri dalam sistem imun tubuh dengan
melakukan reaksi inflamasi. Fagosit (neurofil & makrofagi) menelan banyak bakteri, limfosit spesifik tuberculosis
melisis (menghancurkan) basil dan jaringn normal. Reaksi jaringan ini mengakibatkan penumpukan eksudat dalam
alveoli akan terjadi gangguan pertukaran gas karena sputum menumpuk akan menutupi jalan nafas, dan sputum
bergerak maju ke bronkus, maka akan terjadi ganguan jalan nafas. (Brunner & Suddart, 2002 : 585).
2.2.6 Komplikasi
a. Pneumonia (radang parenkim paru)
b. Efusi pleura (cairan yang keluar ke dalam rongga pleura)
c. Pneumotorak (adanya udara dan gas dalam rongga selaput dada)
d. Empiema
e. Lasingitis
f. Menjalar ke organ lain (spt, usus)
2.2.7 Penatalaksanaan
Pengobatan untuk individu dengan TB aktif memerlukan waktu lama karena basil resisten terhadap sebagian besar
antibiotic dan cepat bermutasi apabila terpajan antibiotic yang semula masih efektif. Saat ini terapi untuk pasien
dengan infeksi aktif adalah kombinasi empat obat dan berlangsung paling kurang 9 bulan dan biasanya lebih lama.
Apabila pasien tidak berespons terhadap obat-obatan tersebut, maka obat dan protocol pengobatan lain akan
dicoba. Individu yang memperlihatkan uji kulit tuberculin positif setelah sebelumnya negative biasanya mendapat
antibiotic selama 6-9 bulan untuk membantu respons imunnya dan meningkatkan kemungkinan eradikasi basil
total.
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A. DATA UMUM
1. Nama Kepala Keluarga (KK) : Ibu S
2. Umur : 29 tahun
3. Alamat : Kekalik Gerisak , RT.01 RW.03,
4. Pekerjaan : Penjahit
5. Pendidikan : SD
6. Komposisi keluarga :

No Nama Jenis Hub. Umur Pendidikan Agama Pekerjaan keterangan


Kelamin Dg KK
1 An. E P anak 5 th TK Islam - Imunisasi
lengkap
2 Tn. Su L adik 22 th SMP Islam Buruh -
bangunan

Genogram:

Bpk. Y (..th) Ibu K (…th) Bpk... (..th) Ibu S (…th)

Bpk. S (22 th) Ibu S (29 th) Bpk T (37th)

An.E ( 5 th)
Keterangan :
: laki-laki : laki-laki meninggal

: perempuan sakit : perempuan meninggal

: perempuan : cerai

7. Tipe Keluarga: keluarga single parent yaitu keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ibu) dengan anak karena
proses ditinggalkan.
8. Suku Bangsa: ibu S mengatakan: Ibu S berasal dari suku jawa, setelah menikah Ibu S menetap di LOMBOK dan
bahasa yang digunakan bahasa sasak dengan campuran bahasa indonesia. Keyakinan yang berhubungan dengan
kesehatan keluarga Ibu S adalah membiarkan dahulu dan mengobati semampunya dengan bantuan obat-obat
yang dapat dibeli di warung, jika tidak sembuh dapat pergi ke puskesmas terdekat.
9. Agama: Ibu S mengatakan: kepercayaan yang dianut keluarga ibu S adalah Islam. Menurut ibu S, ibu S biasanya
melaksanakan ibadah di rumah dan kadang-kadang melakukanya di masjid didekat rumahnya.
10. Status Sosial Ekonomi Keluarga: Ibu S mengatakan ia bekerja sebagai penjahit, penghasilan yang diperoleh per
bulan Rp.200.000,-. Penghasilan tersebut tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya sehingga Ibu S
mencari tambahan dengan menerima jahitan dirumahnya, menurut ibu S.
11. Aktivitas Rekreasi Keluarga: Ibu S mengatakan: biasanya ibu S mengajak An.Emi jalan-jalan ke alun-alun
tetapi hal ini jarang dilakukan hanya ketika ibu S mempunyai uang.

B. RIWAYAT TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


12. Tahap perkembangan keluarga saat ini: keluarga berada pada tahap perkembangan keluarga dengan anak usia
prasekolah.
Tugas perkembangan yang ditempuh keluarga adalah:
a. Membantu anak untuk bersosialisasi
Ibu S sudah mampu untuk membantu anak bersosialisasi. Ibu S mengatakan bahwa anak E biasanya di ajak
bermain kerumah tetangga. Anak E juga sering mengajak teman-temanya bermain dirumahnya.
b. Mempertahankan hubungan yang sehat baik di dalam maupun di luar keluarga (keluarga lain dan lingkungan
sekitar)
Ibu S mengatakan: orang tua ibu S sudah meninggal tetapi ibu S masih menjalin hubungan yang baik dengan
bibinya yang tinggal di depan rumahnya. Ibu S setiap hari bermain dan menonton tv dirumah bibinya.
Dilingkungan sekitarnya ada tetangga yang baik ada juga tetangga yang kurang baik. Ibu S menyikapinya
dengan sabar. Kadang ketika ibu S mempunyai makanan ibu S juga sering membagikan ke tetangganya
begitu juga sebaliknya, menurut ibu S.
c. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak
Ibu S mengatakan: setiap pagi sebelum dia berangkat kerja dia menyempatkan untuk memasak makanan buat
anaknya setelah itu dia memandikan dan mengantarkan anaknya ke sekolah dan ibu S berangkat kerja. Ketika
anak E pulang dari sekolah ibu S sudah pulang dari kerja. Ketika ibu S terlambat pulang kerumah biasanya
Ibu S menitipkan anaknya ke bibinya yang tinggal didepan rumahnya.
d. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
Anak ibu S masih berusia 5 tahun sehingga dalam anggota keluarga ibu S tidak ada pembagian tanggung
jawab. Setiap pagi ibu S memandikan anak E. Anak E sudah bisa menggunakan seragamnya dengan mandiri
kemudian ibu S menyuapi anak E dan mengantarkannya ke sekolah.
e. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak
Ibu S mengatakan: setiap hari anak E pergi ke sekolah ditaman kanak-kanak yang letaknya dekat dengan
rumahnya.
13. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi: ibu S masih tidur dengan anak E sehingga belum ada
privasi bagi anak E karena ibu S mengungkapkan bahwa anak E belum berani tidur sendiri. Ibu S belum mampu
memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan tempat tinggal privasi dan rasa aman.
14. Riwayat keluarga inti: Ibu S mengatakan: Ibu S sudah lama menetap di lombok sejak menikah. Ibu S sekarang
tinggal di Lombok dengan anak E dan menantunya.
15. Riwayat keluarga sebelumnya: Ibu S mengatakan: kedua orang tua Bp.T tinggal di Kediri dan sebagian keluarga
besarnya tinggal disana sedangkan kedua orang tua Ibu S berada dilombok dan sudah meninggal, ada satu orang
adik yang tinggal bersama ibu S, ketika ibu S melahirkan, adik dari ibu S yang membantu merawat ibu S. Ibu S
mengatakan: setelah mempunyai anak Bp.T mencari pekerjaan untuk menafkahi keluarga dan setelah bekerja
disana Bp.T ternyata menikah lagi dan tidak pernah pulang kerumah. Bp.T sudah lama meninggalkan ibu S dan
anak E.

C. LINGKUNGAN
16. Karekteristik Lingkungan Rumah : rumah yang ditempati adalah rumah pribadi berukuran 6m x 8m yang
ditempati oleh ibu S dan Anak E. Rumah terdiri dari 4 ruangan yaitu ruang tamu, dua kamar tidur dan dapur.
Terdapat dua jendela di ruang tamu, satu jendela di kamar tidur depan yang ditempati oleh anak dan kamar tidur
kedua ditempati ibu S tanpa jendela. Tembok rumah hanya berupa anyaman bambu, ruangan depan yang
dibangun dari batu bata. Di dalam dapur terdapat kandang ayam yang bersebelahan dengan kamar tidur anak dan
ibu.
17. Karakteristik Tetangga dan Komunitas : ibu S bertempat tinggal di perkampungan dengan jarak rumah antar
tetangga yang cukup dekat.
18. Mobilitas Geografis Keluarga: ibu S dan anaknya setiap hari berjalan kaki untuk bekerja. Tidak ada kendaraan
lain yang dimiliki keluarga ibu S. Setiap hari ibu S mengantarkan an. E pergi ke sekolah, kemudian dilanjutkan
menuju tempat bekerjanya hingga pukul 10 siang.
19. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat: ibu S mengatakan bahwa setiap hari berkumpul
dengan An. E setelah pulang kerja. Dan ibu S memiliki perkumpulan pengajian yang diikuti secara rutin. Ibu S
mengungkapkan bahwa tetangganya ada yang menyukai dan tidak menyukai ibu S.
20. Sistem Pendukung Keluarga: keluarga Ibu S. mendapatkan dukungan dari pamannya, bibinya yang tempat
tinggalnya berdekatan dengan ibu S. ibu S juga mengatakan bahwa jarang memiliki permasalahan serius
sehingga harus melibatkan keluarga
21.
denah rumah:

7
8
6 pintu

3 5

jendela U
pintu

Keterangan:
1. Ruang Tamu : meja dan kursi
2. Ruang dapur : mesin jahit
3. Tempat tidur anak : perabotan dapur
4. Tempat tidur emi
5. Kandang ayam
6. Kamar mandi
7. Ladang
8. Sumur

Keadaan lingkungan dalam rumah :


Luas rumah :6mx8m

Tipe rumah : Status kepemilikan milik sendiri

Jumlah ruangan : 4 ruangan

Jumlah jendela : 3 buah

Pemanfaatan ruangan : Terdiri dari 2 kamar dengan 1 kamar untuk anak dan ibu S, 1 kamar
untuk Tn. Su, 1 kamar mandi di luar, 1 dapur.

Peletakan perabotan : 5 kursi diletakkan di ruang tamu, di pojok sebelah pintu diletakkan mesin
jahit ibu S. Tempat tidur anak E terletak bersebelahan dengan almari di
kamar anak E.
Jenis septic tank : tidak memiliki, karena BAB keluarga di sungai.

Sumber air minum : Air sumur

D. STRUKTUR KELUARGA
21. Pola Komunikasi Keluarga : ibu S menyampaikan bahwa anak E senang bercerita tentang temannya di sekolah
dan ibu S menanggapinya dengan senang, bertanya tentang dapat tugas apa di sekolah, bagaimana tadi
sekolahnya, dan sebagainya. Namun kadang kala ibu S pernah marah mana kala anaknya nakal, rewel, atau
minta sesuatu yang menurut ibu S tidak bisa memenuhinya. Di dalam keluarga tersebut juga ada adik
kandungnya yang bernama Tn. Su. Komunikasi ibu S dengan Tn. Su tidak begitu terbuka atau jarang
berkomunikasi dengan alasan Tn. Su malu untuk berbicara apalagi masalah pribadinya. Tn. Su sering keluar
bersama temannya dengan alasan bosan di rumah (penuturan ibu S). Dari penuturan ibu S, biasanya adiknya
kalau ada masalah dia suka diam, menyendiri dan wajahnya terlihat sedih atau cemberut dan ibu S memancing
pengakuan dari Tn.
22. Struktur Kekuasaan Keluarga: Ibu S pemegang keputusan terakhir dalam keluarga selama suaminya Bp. T lama
tidak pulang sehingga dia yang menjadi kepala keluarga. Adiknya pun juga nurut saja tanpa banyak komentar
terhadap keputusan ibu S (dari penuturan ibu S).
23. Struktur Peran :
a. Ibu S berperan sebagai ibu sekaligus sebagai kepala keluarga, pencari nafkah, ibu rumah tangga,
pembimbing anak-anak, dan pengatur rumah tangga.
b. Anak E berperan sebagai anak tunggal dalam keluarga, penghibur keluarga dengan gerak-geriknya serta
ucapannya yang lucu.
c. Sukirman tidak mempunyai peran yang sangat penting didalam keluarga ibu S karena statusnya hanya
anggota keluarga tambahan.
24. Nilai dan Norma Budaya:
Norma yang dianut yaitu : sopan santun, menghargai orang lain, menghormati orang yang lebih tua, dan
lainnya. Anak E kadang kala mendapat cubitan dan jeweran bila tidak mau segera pulang saat bermain dengan
teman-temannya.

E. FUNGSI KELUARGA
25. Fungsi Afeksi : ibu S mengatakan bahwa Anak E pernah mengungkapkan perasaannya pada saat meminta
sesuatu padanya misalnya dengan merengek-rengek saat minta dibelikan susu, minta jalan-jalan mall.
26. Fungsi Sosialisasi : Ibu S menyekolahkan anak E ke sekolah formal dan diperbolehkan bermain dengan teman
sebaya dan anak S juga sering bermain di rumah tetangga, ke sungai kecil bersama teman-temannya kecuali
pada malam hari hanya bermain ke rumah kakeknya .
27. Fungsi perawatan keluarga: keluarga ibu S. mengatakan bahwa keadaan kesehatannya sudah mulai membaik
namun masih perlu pengobatan secara rutin. Meski masih sering batuk-batuk namun sudah tidak seperti
beberapa bulan yang lalu. Meski penghasilan per bulan hanya Rp 200.000 per bulan namun Ibu. S masih
merasa mampu biayai kebutuhan keluarga. Menu makanan tiap hari berbeda-beda, sayuran diambil dari
halaman belakang atau berbelanja, lauk pauknya kadang telur, tahu tempe, atau hanya sambal saja. Ketika
terjadi gangguan kesehatan, ibu S langsung membawanya ke puskesmas terdekat.
28. Fungsi reproduksi : ibu S mengatakan dari dulu tidak punya kelainan reproduksi. Anak E juga dilahirkan secara
normal. Ibu S tidak pernah mengalami keguguran.
29. Fungsi Ekonomi : ibu S mengatakan: gaji yang diperoleh belum cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
dan anaknya. Untuk menambah penghasilannya ibu S menjual sayuran dan telur hasil ternak, (penuturan ibu
S).

F. STRESS DAN KOPING KELUARGA


30. Stressor jangka pendek : ibu S mengatakan kadang anak E merengek atau bahkan menangis minta dibelikan
susu, baju baru, ataupun jalan-jalan ke alun-alun. Namun oleh ibu S dibiarkan saja dengan alasan itu hanya
keinginan sesaat anak E dan lebih baik uangnya dipakai untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.
31. Stressor jangka panjang : keadaan perekonomian yang sulit terutama setelah Bp. T pergi kerja dan lama
tidak pulang sehingga ibu S harus mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari bersama anaknya.
Ibu S mengatakan gaji yang didapat sebagai seorang penjahit hanyalah Rp. 200.000/bulan dan itu sangat
kurang. Penyakit TBC yang sudah lama dideritanya dianggap biasa olehnya sudah jarang kambuh.
32. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor : ibu S sangat mampu dan sabar dalam menghadapi
masalah yang muncul di dalam keluarganya. Ibu S mengatakan bahwa manusia hidup pasti ada masalah.
Namun kita harus menghadapi itu dengan penuh kesabaran. Apalagi masalah ekonomi yang sangat minimal
sekali. Ibu S jarang mengeluh saat kesulitan keuangan dan tidak pernah bersikap kasar terhadap anak S
karena masalah yang dipikirkannya.
33. Strategi koping yang digunakan : menurut ibu S koping yang digunakan untuk membantu meringankan
masalah ekonomi adalah menjual sayuran yang ditanam di belakang rumahnya. Selain itu menjual ayam dan
telurnya serta menerima jahitan di rumah.
34. Strategi adaptasi disfungsional : ibu S mengatakan tidak ada perilaku yang menyimpang dalam menghadapi
masalahnya. Semua masalah yang ada dihadapi dengan sabar.

G. Hasil Pengkajian Fisik


N Pemeriksaan Ibu S Anak E
o Fisik
1 Keluhan saat  Kadang batuk  Tidak ada keluhan
ini
2 Kepala  Rambut hitam  Rambut hitam
 Mata bersinar  Mata bersinar
 Warna kulit muka sawo  Warna kulit muka sawo
matang. matang.
 Bibir kecokelatan  Bibir kecokelatan
 Lidah merah muda,  Lidah merah muda,
permukaan berbintik. permukaan berbintik.
 Gigi bersih.  Gigi bersih.
3 Leher  Tidak ada pembengkakan  Tidak ada
kelenjar tyroid. pembengkakan kelenjar
 Teraba denyutan vena tyroid.
jugularis.  Teraba denyutan vena
jugularis.
4 Thorax  Suara nafas vesikuler.  Suara nafas vesikuler.
 Perbandingan diameter  Perbandingan diameter
anteroposterior: anteroposterior:
transversal= 1:2 transversal= 1:2
5 Abdomen  Inspeksi, perkusi, palpasi:  Inspeksi, perkusi,
tidak ada pembesaran palpasi: tidak ada
organ. pembesaran organ.
 Warna kulit kecokelatan.  Warna kulit
 Terdengar bising usus. kecokelatan
 Terdengar bising usus.
6 Ekstremitas  Tangan kanan dan kiri  Tangan kanan dan kiri
atas simetris. simetris.
 Teraba arteri brakhialis.  Teraba arteri brakhialis.
 Warna kulit kecokelatan.  Warna kulit
 Tidak menderita kecokelatan
kelumpuhan (kekuatan  Tidak menderita
otot baik) kelumpuhan (kekuatan
otot baik)
7 Ekstremitas  Kaki kanan dan kiri  Kaki kanan dan kiri
bawah simetris. simetris.
 Warna kulit kecokelatan.  Warna kulit
 Tidak menderita kecokelatan
kelumpuhan (kekuatan  Tidak menderita
otot baik) kelumpuhan (kekuatan
otot baik)

H. HARAPAN KELUARGA TERHADAP PERAWATAN KESEHATAN KELUARGA


a. Persepsi terhadap masalah: Ibu S mengatakan bahwa dalam kehidupan pasti ada masalah dan harus diatasi dengan
sabar.
b. Harapan terhadap masalah: harapan Ibu S kedepannya yaitu membahagiakan anak.

ANALISA DATA

No. Data Etiologi Masalah

1. DS : Keluarga tidak Gangguan jalan nafas


mampu mengambil
- Ibu S, air limbah
keputusan
dibiarkan mengalir di
memodifikasi
selokan di sekitar rumah.
lingkungan rumah
- Ibu. H mangatakan untuk menyelesaikan
kandang ayam berada di permasalahan
dalam rumah lingkungan disekitar
rumah
- Menurut keluarga,
kandang ayam seharusnya
berada di luar. Tetapi
tidak ada biaya untuk
membuat kandang.

- kamar anak E
berdekatan dengan kamar
Ibu S dan kandang ayam

DO:

- Tidak terdapat
Jendela kamar di
kamar ibu S.

- Lingkungan tidak
layak ( kandang
hewan di sekitar
rumah).

- air kotor di buang di


selokan.
- Sanitasi rumah buruk

- ventilasi kurang,
tembok dari bambu.

Keluarga tidak mampu


memelihara atau
memodifikasi lingkungan
yang sehat.

2. DS : Ketidakmampuan
keluarga merawat
- Ibu S mengatakan,
anggota keluarga
kurangnya perhatian yang
yang sakit
diberikan kepada anak E

- ibu S merasa kesulitan


saat anak E berkata
kangen dengan bapaknya
(Bp. T)

DO:
- Ibu S hanya
lulusan SD

- Anak E
Berpisah dengan
bapak T sejak
balita

- Perhatian dari
ayah kurang kepada
anak E.

Ketidakmampuan
keluarga dalam mengenal
dampak situasi pada
perubahan peran
PRIORITAS MASALAH

Prioritas Diagnosa Keperawatan Keluarga:

Gangguan jalan nafas Ibu S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang TBC.

Skoring Diagnosa Keperawatan Keluarga:

No. Kriteria Bobot Nilai Pembenaran


1. Sifat masalah 1 3/3x1=1/3 Ibu S menyadari keadaan
Aktual = 3 kesehatannya sekarang ini dapat
mengakibatkan anak E tertular
penyakitnya.
2. Kemungkinan 2 1/2x2=1 Keadaan kesehatan ibu S yang
masalah diubah menderita TB paru ini dapat
Sebagian = 1 diubah dengan cara melakukan
pengobatan ke puskesmas
terdekat.
3. Potensial masalah 1 2/3x1= 2/3 Proses pengobatan secara berkala
dicegah dan teratur serta interaksi yang
Cukup = 2 diperhatikan dapat
meminimalkan penularan
penyakit.
4. Menonjolnya 1 2/2x1=1 Masalah sangat dirasakan ada
masalah dan memerlukan penanganan
Masalah ada dan untuk menghindari dampak
perlu ditangani=2 lainnya.
Jumlah 3

Diagnosa keperawatan :

Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah berhubungan dengan ketidakmampuan Keluarga menentukan keputusan
yang tepat untuk menangani masalah pemeliharaan rumah keluarga

No. Kriteria Bobot Nilai Pembenaran


1. Sifat masalah 1 3/3x1=1/3 Kandang ayam yang terletak
Aktual = 3 tepat di samping rumah
menjadikan ancaman dalam
munculnya penyakit yang lain
misalnya flu burung.
2. Kemungkinan 2 1/2x2=1 Perlunya kesadaran ibu S untuk
masalah diubah segera memindahkan letak
Sebagian = 1 kandang ayam di belakang
rumah.
3. Potensial masalah 1 1/3x1=1/3 Biaya untuk membuat kandang
dicegah ayam yang baru masih belum
Rendah = 1 mencukupi.
4. Menonjolnya 1 1/2x1=1/2 Ancaman dirasakan ada tetapi
masalah keluarga merasa ada hal yang
Masalah ada dan lebih penting untuk terlebih
tidak perlu segera dahulu diselesaikan.
ditangani=1
Jumlah 2.16
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA IBU S

No Dignosa Tujuan Tujuan khusus Kriteria Standar intervensi


keperawatan umum
1 Resiko terjadinya Setelah Setelah
infeksi (penularan dilakukan pertemuan 4 x
penyakit) pada asuhan 60 menit dapat
keluarga ibu S keperawatan menunjukkan :
khususnya pada maka 1. Keluarga Respon Langkah awal Berikan penjelasan pada
anak E keluarga akan mampu verbal yang dilakukan keluarga mengenai
berhubungan menunjukkan mengenal yaitu memberikan masalah-masalah yang
dengan kemampuan masalah informasi tentang dapat ditimbulakan dari tata
ketidakmampuan dalam dalam masalah yang lingkungannya
keluarga memodifikasi memodifikas dapat ditimbulkan
memodifikasi lingkungan i lingkungan dalam tata
lingkungan rumah rumah. lingkungan
untuk
menyelesaikan
permasalahan dukung keluarga untuk
lingkungan 2. Keluarga Respon Sikap ibu S untuk mengambil keputusan
disekitar rumah mampu verbal melakukan dalam melakukan
(paparan agen memutuskan perubahan pada perubahan tata ruang
infeksi, kondisi untuk tata ruang rumah rumah.
hidup kurang melakukan
bersih) perubahan
tata ruang
rumah 3.1.1 Lakukan konsultasi
3. Keluarga Demonst Kesehatan yang pada keluarga khususnya
mampu rasikan harus segera ibu S tentang pemindahan
memberikan disembuhkan kandang ayam.
dukungan sebagai 3.1.2 instruksikan pada
positif pada pendukung untuk keluarga untuk menjaga
ibu S untuk segera hygiene pribadi untuk
segera memindahkan melindungi tubuh terhadap
memindahka kandang ayam infeksi
n kandang
ayam ke
belakang
rumah

4.1.1 Anjurkan kepada


4. Keluarga Demonst Status kesehatan keluarga untuk
mampu rasikan pada keluarga ibu membersihkan lingkungan
menciptakan S dapat dengan benar
lingkungan ditingkatkan
yang dengan adanya
mendukung lingkungan yang
peningkatan nyaman dan
status bersih
kesehatan
keluarga.
5.1.1 anjurkan keluarga
5. Keluarga Demonst Pelayanan khususnya pada ibu S ke
mampu rasikan kesehatan sangat puskesmas untuk selalu
menggunaka memperhatikan mengontrol kesehatannya
n fasilitas faktor-faktor yang dan menanyakan tentang
kesehatan mendukung faktor lingkungan yang
yang ada kesembuhan ibu S dapat mengganggu status
untuk kesehatan keluarganya.
melakukan
konsultasi
tentang
pengaruh
tata ruang
terhadap
pemeliharaa
n kesehatan
keluarga
2 Perubahan Setelah Setelah
penampilan peran dilakukan dilakukan
keluarga terutama asuhan pertemuan 4x60
ibu S keperawatan menit, keluarga
berhubungan Ibu S mampu menunjukkan:
dengan menjalankan 1. Keluarga Respon Keluarga dapat Bantu keluarga mengenal
ketidakmampuan perannya mampu verbal menyebutkan masalah
keluarga merawat sebagai single mengenal adanya kesulitan Diskusikan dengan ibu S
anggota keluarga parent dampak dalam melakukan mengenai rasa tidak
yang sakit situasi pada peran yang baru menerima kondisi bahwa
perubahan ibu S melakukan peran
peran ganda
Ajarkan perilaku baru yang
2. Keluarga Respon Ibu S tidak dibutuhkan oleh ibu
mampu verbal membutuhkan S untuk memenuhi
memutuskan bantuan orang suatu peran.
untuk lain dalam
melakukan mengasuh anak E
peran ganda Anak E menjadi
motivator bagi
ibu S untuk
menyemangati bantu ibu S dalam
kembali hidup mengidentifikasi kekuatan
diri
3. Keluarga redemon Ibu S mampu bantu ibu S dalam
mampu strasi menjalankan mengidentifikasi
meberikan perannya dengan berbagai peran
support pada baik dalam hidup.
dirinya dalam beri penjelasan pada ibu S
pengasuhan tentang peran yang harus
anak E dilakukan sebagai single
parent
4. Keluarga Redemo Dengan fasilitasi diskusi tentang
mampu nstrasika menggunakan adaptasi peran
memenuhi n fasilitas kesehatan
harapan ibu S dapat
peran berkonsultasi Beri penjelasan
tentang masalah pada keluarga
perannya tentang fungsi
fasilitas dan
5. Keluarga
redemon pelayanan
dapat
strasi kesehatan yang
menggunaka
dapat digunakan.
n fasilitas
Diskusikan tentang
pelayanan
pelayanan yang ada
kesehatan
sebagai sebagai tempat
sarana untuk untuk mendapatkan
memutuskan solusi masalah
masalah peran keluarga.
TUGAS TUTOR

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN TB

OLEH :

NAMA: HAERUNNISA
NPM : 016.01.3294

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM

T. A. 2018/2019

S-ar putea să vă placă și