Sunteți pe pagina 1din 8

THE EFFECTS OF HEALTH EDUCATION

BY USING LECTURE AND GROUP DISCUSSION METHODS


TO INCREASE THE KNOWLEDGE OF FEMALE ADOLESCENTS ABOUT
THE HYGIENE OF GENITAL ORGANS IN SENIOR HIGH SCHOOL 1
UNGARAN

Heni Hirawati P, Masruroh, Yeni Okta Triwijayanti

ABSTRACT
Female adolescents often experience reproductive health problems such as white vaginal discharge. This
is because female adolescents do not know much about how to maintain the hygiene of genital organs.
Knowledge is one of the factors that influence a person’s behavior. To increase knowledge of female
adolescents, one of the ways that can be done is by giving health education. The purpose of this study was
to determine the effects of health education by using lecture and group discussion methods to increase the
knowledge of female adolescents about the hygiene of genital organs in Senior High School 1 Ungaran.
This study used a quasi-experimental design by using the research method of non-equivalent pretest-
posttest group. The population in this study was the tenth female graders at Senior High School 1
Ungaran as many as 200 students. The samples in this study were 20 people for lecture group and 20
people for discussion group sampled by using proportional random sampling technique. The data
instrument used questionnaires. The data were analyzed by using the t-test with -value 0,05.
Based on the results of the bivariate analysis by using Wilcoxon and Mann Whitney test obtained that the
p-value 0,002 <  (0,05) indicating that there was a significant difference in knowledge of female
adolescents about hygiene of genital organs before and after getting health education by using lecture
method with p-value 0,000 <  (0,05), there was a significant difference in knowledge of female
adolescent about hygine of genital organs before and after getting the health education by using group
discussion method can p-value 0,277 <  (0,05), there was not a difference in the effects of health
education by using the lecture and group discussion methods to increase the knowledge of female
adolescent about hygiene of genital organs.
Counselling teachers are expected to combine lecture and group discussion method in providing health
education.

Keywords : Health Education, Lecture, Discussion Group, Knowledge, Hygiene of Genital Organs

Remaja putri sering mengalami masalah kesehatan reproduksi seperti keputihan. Ini dikarenakan remaja
putri kurang tahu cara menjaga kebersihan alat genetalia. Pengetahuan merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi perilaku seseorang. Untuk meningkatkan pengetahuan remaja, salah satu upaya yang bisa
dilakukan adalah memberikan pendidikan kesehatan.Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui
pengaruh pendidikan kesehatan menggunakan metode ceramah dan diskusi kelompok terhadap
peningkatan pengetahuan remaja putri tentang kebersihan alat genetalia
Penelitian ini menggunakan rancangan quasi eksperimen dengan menggunakan suatu metode penelitian
non equivalent pretest-postest group. Populasi yaitu seluruh siswi SMA Negeri 1 Ungaran kelas X
sebanyak 200 orang. Teknik menggunakan propotional random sampling sebanyak 20 orang kelompok
ceramah dan 20 orang untuk kelompok diskusi. Alat ukur yang digunakan adalah kuisioner. Data
dianalisis dengan uji t-test dengan nilai  = 0,05.
Berdasarkan hasil analisis bivariat menggunakan uji Wilcoxon dan Mann Whitney, didapatkan nilai p-
value 0,002 <  (0,05) menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan pengetahuan remaja putri
tentang kebersihan alat genetalia sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan metode ceramah,
p-value 0,000 <  (0,05) menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan pengetahuan remaja putri
tentang kebersihan alat genetalia sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan metode diskusi
kelompok dan p-value 0,277 <  (0,05) menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan pengaruh pendidikan
kesehatan menggunakan metode ceramah dan diskusi kelompok terhadap peningkatan pengetahuan
remaja putri tentang kebersihan alat genetalia.
Saran, kepada guru Bimbingan Konseling diharapkan lebih memodifikasi atau mengkombinasikan antara
metode ceramah dan metode diskusi kelompok dalam memberikan pendidikan kesehatan pada remaja.

Kata kunci : Pendidikan Kesehatan, Ceramah, Diskusi Kelompok, Pengetahuan , Kebersihan Alat Genetalia

The Effects Of Health Education By Using Lecture And Group Discussion Methods 27
To Increase The Knowledge Of Female Adolescents About The Hygiene Of Genital Organs
In Senior High School 1 Ungaran
Heni Hirawati P, Masruroh, Yeni Okta Triwijayanti
PENDAHULUAN Sebanyak 23 (47,9%) siswi yang
mengalami keputihan karena ketidaktahuan
Masa remaja disebut juga masa tentang merawat organ genetalia eksterna
adolescence (tumbuh menjadi dewasa). Remaja dan 25 (52,1%) siswi karena
merupakan masa transisi antara masa kanak- ketidakseimbangan hormon.
kanak menuju masa dewasa, dimana terjadi Untuk meningkatkan pengetahuan
pacu tumbuh, timbul ciri-ciri seksual sekunder, remaja tentang kebersihan alat genetalia
tercapainya fertilitas, dan terjadi perubahan- salah satu yang upaya yang bisa dilakukan
perubahan psikologi dan kognitif. Tercapainya adalah memberikan pendidikan kesehatan
tumbuh kembang yang optimal tergantung pada tentang kebersihan alat genetalia.
potensi biologiknya (Soetjiningsih, 2007). Upaya peningkatan pengetahuan
Tidak semua remaja di Indonesia mengenai pendidikan kesehatan pada
menyadari bahwa pada masa remaja terjadi remaja putri sangat diperlukan dukungan
perubahan fisik dan psikologi. Terjadinya baik oleh pemerintah, petugas kesehatan,
perubahan ini umumnya membingungkan serta keluarga. Upaya peningkatan
remaja yang mengalaminya. Saat inilah dalam pelayanan kesehatan pada remaja putri
kehidupan remaja diperlukan perhatian khusus salah satunya adalah dengan pemberian
agar mereka mempunyai pengetahuan yang pendidikan kesehatan untuk lebih
baik tentang perubahan yang dialaminya, meningkatkan pengetahuan remaja putri
sehingga diharapkan mereka mempunyai tentang kebersihan alat genatalia, sehingga
perilaku yang baik terhadap kesehatan pendidikan kesehatan sangat penting dan
reproduksinya (Widyastuti, 2009). bermanfaat bagi masyarakat. Terutama
Keadaan kesehatan reproduksi remaja di pengetahuan tentang kebersihan alat
Indonesia belum sesuai dengan harapan. Salah genetalia yang juga member banyak
satu masalah kesehatan reproduksi remaja putri manfaat bagi remaja putri (Wawan dan
adalah keputihan, dimana keputihan adalah Dewi, 2010).
cairan putih yang keluar dari liang senggama Pendidikan kesehatan bukanlah
secara berlebihan. Keputihan dapat dibedakan suatu yang dapat diberikan oleh seseorang
dalam beberapa jenis diantaranya keputihan kepada orang lain dan bukan pula sesuatu
normal dan keputihan abnormal. Keputihan rangkaian tata laksana yang akan
normal dapat terjadi pada masa menjelang dan dilaksanakan ataupun hasil yang akan
sesudah menstruasi juga terjadi melalui dicapai, melainkan suatu proses
rangsangan seksual, keputihan abnormal dapat perkembangan yang selalu berubah secara
terjadi pada semua infeksi alat kelamin dinamis dimana seseorang dapat menerima
(Manuaba, 2005). Masalah keputihan adalah atau menolak keterangan baru yang
masalah yang sudah lama menjadi persoalan diterimanya, sikap baru dan perilaku baru
bagi kaum wanita. Penyakit keputihan yang ada hubungannya dengan tujuan hidup
merupakan masalah yang spesifik pada wanita, (Rakhmat, 2011).
dan remaja merupakan salah satu bagian dari Faktor-faktor yang mempengaruhi
populasi yang beresiko terkena keputihan yang pengetahuan remaja antara lain pendidikan,
perlu mendapat perhatian khusus (Selvanita, pekerjaan, umur, lingkungan dan sosial
2012). budaya. Salah satu sumber pengetahuan
Di Jawa Tengah sekitar 65% wanita juga dapat diperoleh dari pendidikan kesehatan.
mengalami keputihan yang disebabkan oleh Pendidikan kesehatan tersebut dapat berupa
jamur, parasit, seperti cacing kremi atau kuman. demonstrasi, ceramah, diskusi, simulasi,
Remaja umumnya bersifat kurang peduli bermain peran, simposium dan seminar.
dengan keputihan pada dirinya. Padahal Pendidikan kesehatan metode ceramah dan
seharusnya remaja lebih waspada terhadap diskusi kelompok merupakan metode yang
gejala keputihan (Sianturi, 2005). umum digunakan dalam pendidikan
Menurut hasil penelitian Wiwit (2008) di kesehatan. Pada metode ceramah dan
salah satu SMA Negeri Semarang didapatkan diskusi kelompok dapat terjadi proses
dari 50 siswi yang di wawancarai terdapat 48 perubahan perilaku kearah yang diharapkan
(96%) siswi yang mengalami keputihan melalui peran aktif sasaran dan saling tukar

28 Jurnal Keperawatan Maternitas . Volume 2, No. 1, Mei 2014; 27-34


pengalaman sesama sasaran remaja putri tentang kebersihan alat
(Notoatmodjo,2003). genetalia.
Metode ceramah adalah suatu cara Berdasarkan penelitian yang
dalam menerangkan dan menjelaskan ide dilakukan oleh Purwono (2010) tentang
pengertian atau pesan secara lisan kepada efektifitas pendidikan kesehatan terhadap
sekelompok sasaran sehingga memperoleh pengetahuan tentang stress melalui ceramah
informasi tentang kesehatan. Penyuluhan pada remaja di SMPN 34 Semarang, hasil
metode ceramah merupakan metode yang penelitian menunjukkan bahwa metode
paling sering digunakan untuk memberikan ceramah efektif untuk meningkatkan
penyuluhan, tetapi metode ini biasanya pengetahuan remaja tentang stress.
kurang menarik bagi responden karena Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh
hanya mendengarkan dan orang berbicara Hanafi (2011) tentang perbedaan pengaruh
sehungga terkesan membosankan. pendidikan seks metode simulasi dan
Kelemahan metode ceramah ini salah diskusi kelompok terhadap sikap remaja,
satunya juga menyebabkan pesan tidak hasil penelitian menunjukkan bahwa
tersampaikan dengan maksimal karena terdapat perbedaan pengaruh pendidikan
pendengar merasa bosen dan kadang kurang seks metode simulasi dan metode diskusi
memperhatikan (Hasibuan,2009). kelompok dalam merubah sikap remaja ke
Pemilihan metode pendidikan harus arah sikap yang lebih positif.
mempertimbangkan keterbatasan waktu, Berdasarkan studi pendahuluan yang
biaya, tenaga, sarana serta kondisi peserta saya lakukan pada bulan Desember 2014
pendidikan. Diskusi kelompok telah didapatkan keterangan dari guru Bimbingan
terbukti manfaatnya sebagai alat untuk Konseling (BK) bahwa di SMA Negeri 1
mencapai suatu tujuan. Kelompok diskusi Ungaran belum pernah dilakukan
yang baik akan dapat mendiskusikan suatu penyuluhan tentang kesehatan reproduksi
persoalan secara sungguh-sungguh sebagai pada remaja putri seperti menjaga
suatu persoalan dan dapat memecahkan kebersihan alat genetalia. Sedangkan hasil
secara bersama-sama dengan tekun. Metode wawancara 4 dari 10 siswi di SMA Negeri
diskusi sering dianggap lebih unggul 1 Ungaran menyatakan bahwa mereka yang
dibanding dengan metode ceramah pernah mengalami keputihan mengatasinya
(Notoatmodjo,2003). dengan cara menggunakan pantyliner.
Pelaksanaan diskusi kelompok dapat Kemudian 3 siswi yang juga pernah
dipandu oleh fasilitator yang dapat mengalami keputihan mengatakan bahwa
memfasilitasi diskusi agar dapat berjalan mereka tidak pernah menggunakan
dengan lancar. Fasilitator juga dapat pantyliner untuk mengatasinya tetapi
berperan sebagai narasumber bagi peserta mereka menggunakan air hangat untuk
diskusi. Pelaksanaan diskusi kelompok juga membersihkan alat genetalianya. Dan 3
dapat dilaksanakan secara mandiri oleh siswi lainnya mengatakan mereka lebih
remaja tanpa fasilitator. Remaja dengan memilih menggunakan cairan pembersih
kecenderungan yang dekat dengan kewanitaan. Dari 3 siswi tersebut
kelompoknya, diharapkan dapat sebenarnya mereka mempunyai
berpartisipasi lebih aktif tanpa merasa pengetahuan yang cukup tentang perawatan
sungkan dan lebih memahami dalam kebersihan alat genetalianya, sedangkan 7
diskusi kelompok yang membahas tentang siswi lainnya menyatakan bahwa mereka
kebersihan alat genetalia (Hasibuan,2009). tidak mengetahui cara menjaga kebersihan
Pendidikan kesehatan akan alat genetalia dengan benar sehingga
mempunyai efek yang baik apabila dalam mereka menggunakan pantyliner dan cairan
prosesnya menggunakan metode maupun pembersih kewanitaan untuk mengatasi
media yang baik. Penelitian ini keputihan tersebut.
memfokuskan pada pengaruh efektifitas Berdasarkan uraian diatas
pendidikan kesehatan dengan ceramah dan pendidikan kesehatan tentang kebersihan
diskusi kelompok dalam meningkatkan alat genetalia sangatlah penting sebagai
upaya pencegahan terjadinya masalah

The Effects Of Health Education By Using Lecture And Group Discussion Methods 29
To Increase The Knowledge Of Female Adolescents About The Hygiene Of Genital Organs
In Senior High School 1 Ungaran
Heni Hirawati P, Masruroh, Yeni Okta Triwijayanti
kesehatan reproduksi pada remaja. Karena kurang tentang kebersihan alat
kurangnya pengetahuan remaja mengenai genetalia, yaitu sejumlah 11 orang
cara membersihkan genetalia, sehingga (55,0%).
akan mempengaruhi perilaku menjaga
kebersihan alat genetalia. Sehingga penulis 2. Pengetahuan Remaja Putri Sesudah
tertarik untuk mengadakan penelitian Diberi Pendidikan Kesehatan Metode
dengan judul “Pengaruh Pendidikan Ceramah tentang Kebersihan Alat
Kesehatan Menggunakan Metode Ceramah Genetalia
dan Diskusi Kelompok Terhadap Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi
Peningkatan Pengetahuan Remaja Putri Berdasarkan Pengetahuan Remaja
Tentang Kebersihan Alat Genetalia Di Putri Sesudah Diberi Pendidikan
SMA Negeri 1 Ungaran Tahun 2015”. Kesehatan Metode Ceramah tentang
Kebersihan Alat Genetalia di SMA
METODE PENELITIAN Negeri 1 Ungaran, 2015
Metodelogi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah quasi eksperimen atau Pengetahuan
Persen
eksperimen semu, disebut eksperimen semu tentang
Frekuensi tase
karena desain ini mempunyai kelompok Kebersihan
(%)
kontrol tetapi tidak dapat berfungsi Alat Genetalia
sepenuhnya untuk mengontrol variabel- Kurang 5 25,0
Cukup 8 40,0
variabel luar yang mempengaruhi
Baik 7 35,0
pelaksanaan eksperimen. Desain penelitian Jumlah 20 100,0
ini adalah Non Equivalent Pretest-Postest
Group. Berdasarkan tabel 4.2 dapat
diketahui bahwa sesudah diberikan
HASIL PENELITIAN pendidikan kesehatan menggunakan
A. Analisis Univariat metode ceramah, lebih banyak
1. Pengetahuan Remaja Putri Sebelum
responden memiliki pengetahuan
Diberi Pendidikan Kesehatan Metode
cukup tentang kebersihan alat
Ceramah tentang Kebersihan Alat genetalia, yaitu sejumlah 8 orang
Genetalia
(40,0%).
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi
Berdasarkan Pengetahuan Remaja 3. Pengetahuan Remaja Putri Sebelum
Putri Sebelum Diberi Pendidikan Diberi Pendidikan Kesehatan Metode
Kesehatan Metode Ceramah tentang Diskusi tentang Kebersihan Alat
Kebersihan Alat Genetalia di SMA Genetalia
Negeri 1 Ungaran, 2015
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi
Pengetahuan
Berdasarkan Pengetahuan Remaja
tentang
Persentase Putri Sebelum Diberi Pendidikan
Kebersihan Frekuensi
(%) Kesehatan Metode Diskusi tentang
Alat
Genetalia Kebersihan Alat Genetalia di SMA
Kurang 11 55,0 Negeri 1 Ungaran, 2015
Cukup 7 35,0
Baik 2 10,0 Pengetahuan
Jumlah 20 100,0 tentang
Persentase
Kebersihan Frekuensi
(%)
Berdasarkan tabel 4.1 dapat Alat
diketahui bahwa sebelum diberikan Genetalia
pendidikan kesehatan menggunakan Kurang 11 55,0
Cukup 8 40,0
metode ceramah, sebagian besar
Baik 1 5,0
responden memiliki pengetahuan Jumlah 20 100,0

30 Jurnal Keperawatan Maternitas . Volume 2, No. 1, Mei 2014; 27-34


Berdasarkan tabel 4.3 dapat responden antara kelompok ceramah
diketahui bahwa sebelum diberikan dan diskusi sebelum perlakuan (p >
pendidikan kesehatan menggunakan 0,05), begitu juga sebaliknya.
metode diskusi, sebagian besar Tabel 4.5 Uji Kesetaraan
responden memiliki pengetahuan Pengetahuan Remaja Putri tentang
kurang tentang kebersihan alat Kebersihan Alat Genetalia Sebelum
genetalia, yaitu sejumlah 11 orang Diberikan Pendidikan Kesehatan
(55,0%). Metode Ceramah dan metode
Diskusi di SMA Negeri 1 Ungaran,
4. Pengetahuan Remaja Putri Sesudah 2015
Diberi Pendidikan Kesehatan Metode
Diskusi tentang Kebersihan Alat Variabel Kelompok N p-value
Genetalia Pengetahu Ceramah 20 0,904
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi an Diskusi 20
Berdasarkan Pengetahuan Remaja
Putri Sesudah Diberi Pendidikan Berdasarkan tabel 4.5 diketahui
Kesehatan Metode Diskusi tentang bahwa dari hasil uji Mann Whitney,
Kebersihan Alat Genetalia di SMA didapatkan p-value 0,904 >  (0,05),
Negeri 1 Ungaran, 2015 maka dapat disimpulkan bahwa tidak
ada perbedaan yang signifikan
Pengetahuan pengetahuan remaja putri tentang
tentang kebersihan alat genetalia sebelum
Persentase
Kebersihan Frekuensi
Alat
(%) pendidikan kesehatan antara
Genetalia kelompok ceramah dan kelompok
Kurang 1 5,0 diskusi di SMA Negeri 1 Ungaran. Ini
Cukup 10 50,0 juga menunjukkan kedua kelompok
Baik 9 45,0 dapat dinyatakan homogen atau
Jumlah 20 100,0 setara.

Berdasarkan tabel 4.4 dapat 2. Perbedaan Pengetahuan Remaja


diketahui bahwa sesudah diberikan Putri Sebelum dan Sesudah Diberikan
pendidikan kesehatan menggunakan Pendidikan Kesehatan Metode
metode diskusi, lebih banyak Ceramah tentang Kebersihan Alat
responden memiliki pengetahuan Genetalia
cukup tentang kebersihan alat Tabel 4.6 Perbedaan
genetalia, yaitu sejumlah 10 orang Pengetahuan Remaja Putri
(50,0%). Sebelum dan Sesudah Diberikan
Pendidikan Kesehatan Metode
B. Analisis Bivariat Ceramah tentang Kebersihan Alat
1. Uji Kesetaraan Pengetahuan Genetalia di SMA Negeri 1
Remaja Putri tentang Kebersihan Alat Ungaran, 2015
Genetalia Sebelum Diberikan
Pendidikan Kesehatan Metode Variabel Perlakuan N p-value
Ceramah dan metode Diskusi
Uji kesetaraan dilakukan Pengetahuan Sebelum 20 0,002
dengan menguji pengetahuan remaja Sesudah 20
putri tentang kebersihan alat genetalia
sebelum perlakuan antara kelompok Berdasarkan tabel 4.6 diketahui
metode ceramah dan metode diskusi. bahwa dari hasil uji Wilcoxon,
Hasilnya dikatakan setara atau didapatkan bahwa p-value 0,002 < 
homogen apabila tidak ada perbedaan (0,05), ini menunjukkan bahwa ada
secara bermakna antara pengetahuan perbedaan yang signifikan

The Effects Of Health Education By Using Lecture And Group Discussion Methods 31
To Increase The Knowledge Of Female Adolescents About The Hygiene Of Genital Organs
In Senior High School 1 Ungaran
Heni Hirawati P, Masruroh, Yeni Okta Triwijayanti
pengetahuan remaja putri tentang Berdasarkan tabel 4.8 dapat
kebersihan alat genetalia sebelum dan diketahui bahwa dari hasil uji Mann
sesudah diberikan pendidikan Whitney, didapatkan nilai p-value 0,277 >
kesehatan metode ceramah di SMA (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa
Negeri 1 Ungaran. tidak ada perbedaan yang signifikan
pengetahuan remaja putri tentang
3. Perbedaan Pengetahuan Remaja kebersihan alat genetalia antara sesudah
Putri Sebelum dan Sesudah Diberikan diberikan pendidikan kesehatan
Pendidikan Kesehatan Metode menggunakan metode ceramah dan
Diskusi tentang Kebersihan Alat menggunakan metode diskusi di SMA
Genetalia Negeri 1 Ungaran. Ini juga menunjukkan
Tabel 4.7 Perbedaan tidak ada perbedaan pengaruh pendidikan
Pengetahuan Remaja Putri Sebelum kesehatan menggunakan metode ceramah
dan Sesudah Diberikan Pendidikan dan diskusi kelompok terhadap
Kesehatan Metode Diskusi tentang peningkatan pengetahuan remaja putri
Kebersihan Alat Genetalia di SMA tentang kebersihan alat genetalia di SMA
Negeri 1 Ungaran, 2015 Negeri 1 Ungaran tahun 2015.

Variabel Perlakuan N p-value KESIMPULAN


1. Pengetahuan remaja putri sebelum
Pengetahuan Sebelum 20 0,000 diberi pendidikan kesehatan
Sesudah 20 menggunakan metode ceramah,
sebagian besar responden memiliki
Berdasarkan tabel 4.7 diketahui pengetahuan kurang tentang kebersihan
bahwa dari hasil uji Wilcoxon, alat genetalia, yaitu sejumlah 11 orang
didapatkan bahwa p-value 0,000 <  (55,0%)
(0,05), ini menunjukkan bahwa ada 2. Pengetahuan remaja putri sesudah
perbedaan yang signifikan diberi pendidikan kesehatan
pengetahuan remaja putri tentang menggunakan metode ceramah, lebih
kebersihan alat genetalia sebelum dan banyak responden memiliki
sesudah diberikan pendidikan pengetahuan cukup tentang kebersihan
kesehatan metode diskusi di SMA alat genetalia, yaitu sejumlah 8 orang
Negeri 1 Ungaran. (40,0%).
3. Pengetahuan remaja putri sebelum
4. Perbedaan Pengetahuan Remaja diberi pendidikan kesehatan
Putri Sesudah Diberikan Pendidikan menggunakan metode diskusi
Kesehatan Menggunakan Metode kelompok, sebagian besar responden
Ceramah dan Metode Diskusi memiliki pengetahuan kurang tentang
kebersihan alat genetalia, yaitu
Tabel 4.8 Perbedaan sejumlah 11 orang (55,0%).
Pengetahuan Remaja tentang 4. Pengetahuan remaja putri sesudah
Kebersihan Alat Genetalia Putri diberi pendidikan kesehatan
Sesudah Diberikan Pendidikan menggunakan metode diskusi
Kesehatan Menggunakan Metode kelompok, lebih banyak responden
Ceramah dan Metode Diskusi di memiliki pengetahuan cukup tentang
SMA Negeri 1 Ungaran, 2015 kebersihan alat genetalia, yaitu
sejumlah 10 orang (50,0%).
p- 5. Ada perbedaan yang signifikan
Variabel Kelompok N pengetahuan remaja putri tentang
value
Pengetahuan Ceramah 20 0,277 kebersihan alat genetalia sebelum dan
Diskusi 20 sesudah diberikan pendidikan kesehatan
metode ceramah tentang kebersihan alat

32 Jurnal Keperawatan Maternitas . Volume 2, No. 1, Mei 2014; 27-34


genetalia dengan p-value 0,002 <  DAFTAR PUSTAKA
(0,05).
6. Ada perbedaan yang signifikan Arikunto. 2006. Prosedur penelitian suatu
pengetahuan remaja putri tentang pendekatan praktik. Jakarta : PT.
kebersihan alat genetalia sebelum dan Rineka Cipta.
sesudah diberikan pendidikan kesehatan
metode diskusi kelompok tentang Hanafi. 2011. Perbedaan Pengaruh
kebersihan alat genetalia dengan p- Pendidikan Seks Metode Simulasidan
value p-value 0,000 <  (0,05). Diskusi Kelompok Terhadap Sikap
7. Tidak ada perbedaan yang signifikan Remaja Pada Upaya Pencegahan
antara pengetahuan responden antara Periaku Seks Menyimpang. [Jurnal] :
kelompok ceramah dan diskusi FK Keperawatan Unibraw.
kelompok sebelum diberi pendidikan
kesehatan tentang kebersihan alat Handayani. 2012. Efektifitas Metode
genetalia dengan p-value 0,904 >  Diskusi Kelompok Dengan Dan
(0,05) Tanpa Fasilitator Pada Peningkatan
8. Tidak ada perbedaan pengaruh Pengetahuan, Sikap Dan Motivasi
pendidikan kesehatan menggunakan Remaja Tentang Periaku Seks
metode ceramah dan diskusi kelompok Menikah. [Jurnal] : FK UGM.
terhadap peningkatan pengetahuan
remaja putri tentang kebersihan alat Hasibuan.2009. Proses Belajar
genetalia dengan p-value 0,277 > Mengajar.Bandung : PT.Remaja
(0,05). Rosdakarya.

SARAN Jayanti.2010. Efektifitas Penyuluhan dan


1. Bagi Responden (Remaja Putri) Media Leaflet Terhadap Pengetahuan
Diharapkan remaja putri dapat dan Sikap Ibu Balita Gizi Buruk di
menambah pengetahuan tentang Kecamatan Medan Denai. [Tesis].
kesehatan reproduksi khususnya Sumatera Utara : Perpustakaan USU
kebersihan alat genetalia dengan
banyak membaca buku atau melalui Machfoedz.2008. Pendidikan Kesehatan
media informasi lainnya, sehingga Bagian dari Promosi Kesehatan
dapat meningkatkan pemahaman edisi ke-1. Yogyakarta: Fitramaya
tentang bagaimana cara menjaga
kebersihan alat genetalianya. Manuaba.2005. Kebidanan Penyakit
2. Bagi SMA Negeri 1 Ungaran Kandungan dan Keluarga berencana
Kepada guru Bimbingan dan untuk pendidikan bidan. Jakarta : EGC.
Konseling (BK) diharapkan lebih
memodifikasi atau mengkombinasikan
antara metode ceramah dan metode Notoatmodjo.2003. Pengetahuan Sikap
diskusi kelompok dalam memberikan dan Perilaku Manusia. Jakarta : Rineka
pendidikan kesehatan pada remaja. Cipta.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan untuk peneliti Notoatmodjo.2007. Promosi Kesehatan
selanjutnya dapat meningkatkan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka
kemampuan dalam memberikan Cipta.
penyuluhan, sehingga dapat menambah
pengalaman dan wawasan peneliti serta Notoatmodjo.2010. Ilmu Perilaku
dapat menerapkan ilmu kesehatan yang Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
telah didapatkan selama kuliah dan
dapat menggunakan media yang lebih Notoatmodjo .2012. Pendidikan dan
menarik. Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka
Cipta

The Effects Of Health Education By Using Lecture And Group Discussion Methods 33
To Increase The Knowledge Of Female Adolescents About The Hygiene Of Genital Organs
In Senior High School 1 Ungaran
Heni Hirawati P, Masruroh, Yeni Okta Triwijayanti
Prawirohardjo. 2009. Ilmu kebidanan. Soetjiningsih. 2004. Tumbuh kembang
Jakarta : Yayasan Bina Pustaka. remaja dan permasalahannya. Jakarta :
Sagung Seto.

Prihandini.2009. Pengaruh Pendidikan Soetjiningsih . 2007. Buku ajar tumbuh


Kesehatan dengan Metode Demonstrasi kembang remaja dan
dan Metode Leaflet Terhadap Motivasi permasalahannya. Jakarta : Sagung
Ibu dalam Pemberian Makanan Bergizi Seto.
Bagi Balita di Posyandu Kunthisari
Jetak Kabupaten Semarang. [Jurnal]: Sugiyono. 2009. Metode Penelitian
STIKES Karya Husada Semarang Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung : Alfabeta
Purwono.2010. Efektifitas Pendidikan Sugiyono. 2012. Statistika untuk
Kesehatan Terhadap Peningkatan penelitian. Bandung : CV. Alfabeta.
Pengetahuan Tentang Stress Melalui
Ceramah Pada Remaja di SMPN 34 Uliyah. 2009. Ketrampilan dasar praktik
Semarang. [Jurnal]: Universitas klinik kebidanan. Jakarta : Salemba
Diponegoro Semarang. Medika.

Rakhmat.2011. Pendidikan Kesehatan Wawan dan Dewi. 2010. Teori &


dalam Keperawatan. Yogyakarta: Nuha Pengukuran Pengetahuan Sikap dan
Medika Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha
Medika
Ratna. 2010. Pentingnya menjaga organ
kewanitaan. Jakarta : PT. Indeks. Widyastuti. 2009. Kesehatan reproduksi.
Yogyakarta : Fitramaya.
Riyanto A. (2013). Metodologi Penelitian
Kesehatan dan Kedokteran. Wiwit.2008. Hubungan Pengetahuan dan
Yogyakarta: Pustaka Pelajar Sikap Remaja Putri dengan Kejadian
Keputihan di SMA Negeri 3 Semarang.
Roestiyah.2008. Strategi Belajar Mengajar. [Sripsi]: STIKES Karya Husada
Jakarta : Rineka Cipta. Semarang

Sari, 2009, Gejala Keputihan. Diakses


tanggal 11 Desember 2013. From:
http://tanyadokter.com

Sarwono. 2006. Pelayanan kesehatan


maternal dan neonatal. Jakarta : YBP-
SP.

Selvanita, 2012, Waspadai Gejala


Keputihan, Diakses tanggal 7
Desember 2013. From:
http://bidankita.com

Sianturi. 2005. Keputihan Pada Remaja.


Diakses tanggal 09 Desember 2014.
From:
http://72.14.203.104/search?q=bkkbn.g
o.id

34 Jurnal Keperawatan Maternitas . Volume 2, No. 1, Mei 2014; 27-34

S-ar putea să vă placă și