Sunteți pe pagina 1din 9

JURNAL DINAMIKA PENDIDIKAN DASAR

VOLUME 7, NO 2, SEPTEMBER 2015: 1 - 9

MOTIVASI MAHASISWA MEMILIH PROGRAM STUDI PGSD

Amaliyah Ulfah
PGSD Universitas Ahmad Dahlan

Abstract. Motivation is one of success important determinants. Motivation is divided into two,
they are intrinsic motivation and extrinsic motivation. The purpose of this study was to
determine the students’ motivation in choosing primary education study program (PGSD). This
study was descriptive research in the form of a survey. It investigated the circumstances,
conditions, and other factors whose results are presented in the form of a report. The
population in this study were PGSD students of Ahmad Dahlan University, academic year
2013/2014 class A, B, C, D, E, F consisting of 245 students. This research used questionnaire
sheets to gather data. The data was then analyzed using descriptive statistics. The results show
that PGSD students vary in motivation. Intrinsic motivation that affects students joining PGSD
varies from the desire to be elementary school teachers, civil servants, and private course
owners. On the other hands, students also vary in terms of extrinsic motivation, for example,
following the wishes of their parents, following PGSD trend, expecting high salaries, being not
accepted in the previously desired study program, and joining friends. The results also show
that the highest percentage of students’ intrinsic motivation in joining PGSD is because they do
want to be primary school teachers, while in extrinsic motivation was because they follow the
wishes of their parents.

Key words: motivation, students, Primary Education Study Program

1
JURNAL DINAMIKA PENDIDIKAN DASAR
VOLUME 7, NO 2, SEPTEMBER 2015: 1 - 9

PENDAHULUAN semua itu sudah sepatutnya apabila


Pendidikan Guru Sekolah Dasar pihak - pihak yang terkait seperti
(PGSD) merupakan salah satu program lembaga/ universitas pencetak calon
studi yang ada di Fakultas Keguruan guru ikut andil dalam meningkatkan
dan Ilmu Pendidikan (FKIP) di kualitas para lulusanya dengan
berbagai Lembaga Pencetak Tenaga menyelenggarakan program-program
Kependikan (LPTK) negeri maupun yang relevan. Akan tetapi kualitas
swasta seperti Universitas Pendidikan seorang calon guru juga sangat
Indonesia (UPI), Universitas Negeri dipengaruhi oleh faktor lain seperti
Jakarta (UNJ), Universitas Negeri dorongan atau motivasi calon guru itu
Yogyakarta (UNY), Universitas PGRI, sendiri dalam menjalankan profesinya
Universitas Terbuka, dsb. Prodi PGSD kelak. Seseorang yang mempunyai
merupakan program studi pencetak motivasi dari dalam diri (instrinsik)
calon guru sekolah dasar yang karena keinginanya untuk menjadi
mempunyai peranan cukup besar bagi seorang guru, tentu akan lebih baik
dunia pendidikan karena merupakan daripada yang memilih program studi
tonggak pendidikan. keguruan karena pengaruh dari luar
Seorang guru merupakan ujung seperti dorongan keluarga, lingkungan
tombak pendidikan dan tonggak teman, dan sebagainya.
peradaban yang tidak boleh dianggap Pada awal perkuliahan Mata
sebelah mata. Undang-Undang No. 14 Kuliah Profesi Pendidikan bulan
tahun 2005 menjelaskan guru adalah Februari 2014 lalu, peneliti melakukan
pendidik profesional dengan tugas tanya jawab dengan beberapa
utama mendidik, mengajar, mahasiswa PGSD untuk mengetahui
membimbing, mengarahkan, melatih, motivasi awal mereka masuk PGSD.
menilai, dan mengevaluasi peserta Hasilnya memang sangat beragam, ada
didik pada pendidikan anak usia dini sebagian mahasiswa yang ingin
jalur pendidikan formal, pendidikan menjadi guru SD karena suka, tetapi
dasar, dan pendidikan menengah. juga tidak sedikit yang mengaku
Amanat Undang - Undang No. 14 terpaksa masuk PGSD karena beberapa
tahun 2005 Pasal 8 juga mensyaratkan alasan seperti tidak diterima di jurusan
guru wajib memiliki kualifikasi yang dicita-citakan, ingin memenuhi
akademik, kompetensi, sertifikat keinginan orang tua, ikut teman, dan
pendidik, sehat jasmani dan rohani, sebagainya. .
serta memiliki kemampuan untuk Saat ini menjadi guru SD seperti
mewujudkan tujuan pendidikan sudah menjadi trend. Hal-hal seperti di
nasional. Barnawi dan Arifin (2012, 70- atas menunjukkan sangat bervariasinya
96) menjaskan ada 5 peran guru motivasi yang melatarbelakangi
sebagai agen pembelajaran yaitu mahasiswa memilih program studi
sebagai fasilitator, motivator, pemacu PGSD. Oleh karena itu, peneliti perlu
belajar, perekayasa pembelajaran, dan mengadakan penelitian untuk
pemberi inspirasi. mengetahui motivasi mahasiswa dalam
Kompetensi, peran, dan tugas memilih program studi PGSD.
guru seperti yang telah diuraikan di Sehingga harapannya dapat diketahui
atas memang cukup berat. Melihat keadaan sebenarnya yang terjadi pada

2
JURNAL DINAMIKA PENDIDIKAN DASAR
VOLUME 7, NO 2, SEPTEMBER 2015: 1 - 9

mahasiswa PGSD agar segera dapat dalam kegiatan tertentu. Motif inilah
dilakukan pemetaan motivasi, yang memiliki peranan penting dalam
pendampingan, bimbingan ataupun mewujudkan tingkah laku seseorang.
konseling. Berdasarkan beberapa pendapat
Dalam penelitian ini motivasi yang dikemukakan ahli di atas, dapat
yang akan diteliti mencakup dua jenis disimpulkan bahwa motivasi
motivasi yaitu motivasi yang berasal merupakan suatu perubahan yang
dari dalam diri (intrinsik) dan motivasi terdapat pada diri seseorang untuk
yang berasal dari luar (ekstrinsik). melakukan sesuatu guna mencapai
Rumusan permasalahan yang yang tujuan atau dalam rangka untuk
diajukan dalam penelitian ini “Motivasi memenuhi kebutuhanya.
apa saja yang mendorong mahasiswa
memilih Program Studi PGSD baik Fungsi Motivasi
yang sifatnya intrinsik maupun Oemar Hamalik (2004: 175)
ekstrinsik?”. menyebutkan bahwa motivasi
mempunyai beberapa fungsi yaitu: (1)
LANDASAN TEORITIS Mendorong timbulnya kelakuan atau
Motivasi berasal dari kata latin sesuatu perbuatan, (2) Sebagai
movere yang artinya menggerakkan (to pengaruh, artinya mengarahkan
move). Hamzah (2008: 3) menjelaskan perbuatan kepada pencapaian tujuan
istilah motivasi berasal dari kata motif yang diinginkan, (3)Sebagai penggerak,
yang dapat diartikan sebagai kekuatan yaitu berfungsi sebagai mesin.
yang terdapat dalam diri individu, Sardiman (2007: 85) menjelaskan
yang menyebabkan individu tersebut motivasi akan mendorong seseorang
bertindak atau berbuat. Motivasi juga untuk melakukan sesuatu, karena
sering diartikan sebagai dorongan, motivasi memiliki fungsi seperti: “(1)
dalam hal ini merupakan dorongan mendorong manusia untuk berbuat,
mental yang menggerakkan dan jadi sebagai penggerak atau motor
mengarahkan perilaku manusia yang melepaskan energi. Motivasi
(Dimyati dan Mudjiono, 2009: 80). dalam hal ini merupakan motor
McLea (2009: 7) mengatakan penggerak dari setiap kegiatan yang
bahwa: Motivation is all the reasons akan dikerjakan; (2) menentukan arah
behind why we behave as we do...”, yang perbuatan, yakni kearah tujuan yang
berarti motivasi adalah semua alasan di hendak dicapai. Dengan demikian
balik mengapa kita berperilaku seperti motivasi dapat memberikan arah dan
yang kita lakukan. Elliott (2010: 332) kegiatan yang harus dikerjakan sesuai
menyebutkan bahwa “Motivation is dengan rumusan tujuannya; (3)
defined as an internal state that arouses us menyeleksi perbuatan yakni
to action, pushes us in particular direction, menentukan perbuatan-perbuatan apa
and keeps us engaged in certain activities”. yang harus dikerjakan yang serasi guna
Yang berarti bahwa motivasi mencapai tujuan, dengan menyisihkan
didefinisikan sebagai keadaan internal perbuatan-perbuatan yang tidak
yang membangkitkan kita untuk bermanfaat lagi bagi tujuan tersebut.”
bertindak, mendorong kita ke arah
tertentu, dan membuat kita terlibat

3
JURNAL DINAMIKA PENDIDIKAN DASAR
VOLUME 7, NO 2, SEPTEMBER 2015: 1 - 9

Jenis-Jenis Motivasi Faktor-faktor yang Mempengaruhi


Menurut Woodworth dan Motivasi
Marques (Zuldafrial, 2012: 96) motivasi Menurut Ngalim Purwanto (2006)
dibedakan menjadi tiga yaitu: (a) faktor-faktor yang mempengaruhi
Motivasi organis yang meliputi motivasi seseorang dapat dibedakan
kebutuhan minum, makan, bernafas, menjadi dua, yaitu: a) faktor yang yang
kebutuhan seksual, dan beristirahat, (b) berasal dari dalam individu terdiri dari
Motivasi darurat yang meliputi minat, cita-cita, dan kondisi seseorang
dorongan membalas, menyelamatkan baik dari segi fisik maupun emosional.
diri, memburu, dsb, (c) Motivasi Faktor yang berasal dari luar (ektrinsik)
objektif seperti keinginan melakukan yaitu kecemasan atau hukuman,
eksplorasi, manipulasi, meletakkan penghargaan dan pujian, peran orang
minat, dsb. tua, pengajar, dan kondisi lingkungan.
Berdasarkan atas jalarannya Pendidikan Guru Sekolah Dasar
motivasi dibedakan menjadi dua yaitu (PGSD) merupakan salah satu program
sebagai berikut: (a) Motivasi intrinsik, studi yang ada di Fakultas Keguruan
yaitu motivasi yang berasal dari dalam dan Ilmu Pendidikan (FKIP) di
diri individu itu sendiri. Orang yang berbagai Lembaga Pencetak Tenaga
memiliki motivasi ini tidak Kependikan (LPTK). Mahasiswa PGSD
memerlukan rangsangan dari orang merupakan calon guru yang harus siap
lain untuk melakukan suatu tindakan. menghantarkan anak didik menjadi
Contohnya seseorang yang rajin belajar insan yang cerdas dalam berfikir
karena merasa butuh dan tidak perlu maupun bertingkah laku. Namun
diperintah orang tua untuk belajar, (b) peneliti mengamati bahwa banyak
Motivasi ekstrinsik, yaitu motivasi mahasiswa yang memilih program
yang berfungsi karena adanya studi, dalam hal ini PGSD didasari oleh
rangsangan dari luar. Contohnya motivasi yang sangat beragam.
seseorang mau belajar jika ada hadiah Motivasi itu ada yang berasal dari
dari orang tua, guru, dsb. dalam individu (intrinsik), dan tidak
Dari kedua jenis motivasi sedikir pula yang berasal dari luar
tersebut, menurut Santrock (Agoes individu (ekstrinsik). Motivasi intrinsik
Dariyo, 2004: 45) motivasi intrinsik contohnya mahasiswa yang masuk
cenderung lebih dapat bertahan lama PGSD karena memang tertarik menjadi
daripada motif ekstrinsik. Hal ini guru SD dan motivasi dari luar seperti
karena jika stimulasi dari luar tersebut dorongan orang tua, trend, ataupun
sudah hilang atau tidak ada lagi, maka iming-iming imbalan gaji karena tidak
seseorang cenderung akan bisa dipungkiri bahwa kesejahteraan
menurunkan semangatnya atau tidak guru sekarang sudah jauh lebih baik
melakukan tindakannya lagi. dan sebagainya. Oleh karena itu,
Seseorang agar dapat mencapai peneliti perlu mengadakan penelitian
keberhasilan dengan baik sangat untuk mengetahui motivasi mahasiswa
dibutuhkan motivasi yang tinggi dari dalam memilih program studi PGSD.
dalam dirinya sendiri. Sehingga harapannya dapat diketahui
keadaan sebenarnya pada mahasiswa

4
JURNAL DINAMIKA PENDIDIKAN DASAR
VOLUME 7, NO 2, SEPTEMBER 2015: 1 - 9

agar segera dapat dilakukan tindakan ekstrinsik dapat dijelaskan pada


dan konseling. Gambar 1.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan
penelitian deskriptif dalam bentuk
survey. Data yang terkumpul
diklasifikasikan atau dikelompok-
kelompokkan menurut jenis, sifat, atau
kondisinya. Sesudah datanya lengkap
kemudian baru dibuat kesimpulan.
Populasi dalam penelitian ini adalah
mahasiswa S1 PGSD angkatan ketiga Gambar 1. Persentase Motivasi
tahun 2013/2014 kelas A, B, C, D, E, F Mahasiswa Memilih PGSD
sebanyak 245 orang. Jika kita cermati perbandingan
Instrumen yang digunakan dalam antara mahasiswa yang benar-benar
penelitian ini yaitu lembar angket ingin menjadi guru SD dan yang
motivasi. Lembar angket yang terpaksa menjadi seorang guru hampir
digunakan dalam penelitian ini disusun sama. Padahal, motivasi instrinsik
dan dikembangkan oleh peneliti sangatlah penting karena berasal dari
kemudian dilakukan validasi oleh ahli. dalam diri seseorang sehingga tidak
Sedangkan teknik analisis data yang membutuhkan rangsangan atau
digunakan yaitu statistik deskriptif. pengaruh dari luar agar nantinya bisa
menjadi guru yang professional.
HASIL PENELITIAN DAN Santrock (Agoes Dariyo, 2004: 45)
PEMBAHASAN juga menegaskan bahwa motivasi
Dari hasil penelitian diketahui intrinsik cenderung lebih dapat
bahwa motivasi mahasiswa memilih bertahan lama daripada motif
jurusan PGSD karena banyak faktor. ekstrinsik. Hal ini karena jika stimulasi
Salah satunya faktor intrinsik yang dari luar sudah hilang atau tidak ada
timbul dari diri sendiri yaitu keinginan lagi, maka seseorang cenderung akan
menjadi seorang guru SD. Hasil angket menurunkan semangatnya atau tidak
yang telah disebar menunjukkan melakukan tindakannya lagi. Seseorang
mahasiswa masuk PGSD karena agar dapat mencapai keberhasilan
motivasi instrinsik sebesar 52%, dengan baik sangat dibutuhkan
sedangkan 48% lainnya masuk PGSD motivasi yang tinggi dari dalam dirinya
karena didorong oleh faktor ekstrinsik sendiri.
yang berasal dari luar seperti reputasi Selain itu, dalam penelitian ini
jurusan PGSD, tidak diterima di juga diperoleh informasi tentang
jurusan yang diinginkan, nasehat persepsi mahasiswa PGSD terhadap
keluarga, iming-iming gaji yang tinggi, guru SD. Hasilnya sebesar 82% (201
ingin membuka bimbel, dsb. Untuk anak) menganggap menjadi guru SD
lebih jelasnya persentase antara menyenangkan karena dekat dengan
mahasiswa yang masuk PGSD karena anak. Sebagian mahasiswa (6%)
motivasi intrinsik dan motivasi menganggap guru SD mempunyai gaji

5
JURNAL DINAMIKA PENDIDIKAN DASAR
VOLUME 7, NO 2, SEPTEMBER 2015: 1 - 9

yang banyak dan ada juga (9%) perkuliahan dengan baik, 23%
mahasiswa yang menjawab lainnya mahasiswa mempunyai masalah
seperti guru SD memiliki banyak pribadi, 7% mahasiswa menjawab
peluang kerja, guru SD profesi yang belajar di PGSD membosankan, 4%
mulia, tidak kepikiran menjadi guru terbebani dengan keinginan orang tua,
SD, dsb. Hasil persentase persepsi dan 27% lainnya memiliki alasan yang
mahasiswa tentang Guru SD dapat bervariasi seperti karena aktif di
dijelaskan pada Gambar 2. organisasi, malas belajar, sibuk dengan
social media, focus pada mata kuliah
yang disukai, kurang motivasi, dsb.

Gambar 2. Persepsi Mahasiswa Gambar 4. Alasan Jam Belajar


tentang Guru SD Mahasiswa Kurang
Motivasi mahasiswa masuk Sebagai perbandingan peneliti
PGSD juga bisa dilihat dari jumlah jam juga mengajukan pertanyaan alasan
belajarnya dalam seminggu. Hasil yang apa yang mendasari mahasiswa jika
diperoleh yaitu sebesar 49 % (119 anak) jam belajarnya lebih dari target.
jam belajarnya kurang dari 10 jam/ Hasilnya prosentase terbesarnya yaitu
minggu. Jumlah mahasiswa yang jam sebesar 37% karena tidak ingin
belajarnya 10 lebih dalam seminggu mengecewakan keluarga. 29%
ada 20% (50 anak), 26 % anak mahasiswa merasa perlu bekerja keras
menjawab tidak tahu, dan 5% lainnya agar nilainya bagus, 24% karena
menjawab tergantung banyaknya tugas memang suka belajar di PGSD, 2%
atau suasana hati. ingin dilihat kemampuannya oleh
teman yang lain, dan 3 % mahasiswa
sulit menerima materi yang diberikan.
Hasil prosentasenya dapat dilihat pada
Gambar 5.

Gambar 3. Jam Belajar Mahasiswa


dalam Seminggu
Berdasarkan hasil angket juga
diperoleh informasi mengapa jumlah
jam belajar kurang dari target yang
telah dibuat. Hasilnya yaitu 37% Gambar 5. Alasan Jam Belajar
mahasiswa sudah memahami materi Mahasiswa Lebih

6
JURNAL DINAMIKA PENDIDIKAN DASAR
VOLUME 7, NO 2, SEPTEMBER 2015: 1 - 9

Selain jumlah jam belajar


mahasiswa, hal lain yang berkaitan
dengan motivasi mahasiswa yaitu
prosentase kehadiran mahasiswa di
kelas. Dari hasil angket yang disebar
dapat diperoleh informasi alasan
terbesar mahasiswa sering tidak masuk
kelas sehingga kurang dari 75% yaitu
karena masalah pribadi, 34% karena
alasan lain seperti malas, tidak ingin Gambar 7. Prosentase kehadiran
kuliah, sering sakit, jadwal yang tidak mahasiswa lebih dari 75%
teratur, aktif organisasi, dsb. Selain itu Informasi lain yang diperoleh
ada 21% (51 mahasiswa) yang dari penelitian ini yaitu alasan
prosentase kehadiran di kelasnya mahasiswa masih tetap kuliah di PGSD
kurang karena tidak suka dengan cara yaitu karena ingin menyenangkan
dosen mengajar, 5% mahasiswa merasa orang tua sebesar 39%, cara mengajar
kuliah di keguruan membosankan, 2% dosen yang menyenangkan 18%, mata
karena ikut kerja paruh waktu, dan 2 % kuliah yang ditawarkan di PGSD
lainnya merasa sudah paham dengan menarik 14%, teman-teman yang
materi perkuliahan. Hasil menyenangkan 7% dan 18% lainnya
selengkapnya dapat dilihat pada karena memiliki alasan lain seperti
Gambar 6. ingin mencari jodoh di PGSD, ingin
menjadi guru yang professional, ingin
membahagiakan orang tua, dsb.

Gambar 6. Prosentase kehadiran


mahasiswa kurang dari 75%
Motivasi yang tinggi dari calon Gambar 8. Kemantapan mahasiswa
seorang guru sangatlah diperlukan kuliah di PGSD
demi tercapainya suatu profesionalitas Informasi terakhir yang diperoleh
guru. Namun dari hasil angket dapat dari penelitian ini yaitu rencana atau
diketahui bahwa alasan terbesar keinginan mahasiswa PGSD setelah
mahasiswa hadir di kelas lebih dari lulus. Rencana yang paling banyak
75% karena tidak ingin mengecewakan diplih oleh mahasiswa setelah lulus
orang tua, 16% mahasiswa menyukai yaitu menjadi guru honorer jika belum
dosen-dosen PGSD, 10% karena takut ada pengangkatan sebesar 41% (100
tidak bisa ikut ujian, 14% mahasiswa mahasiswa), yang ingin melanjutkan
menganggap kuliah di keguruan sekolah lagi di bidang ilmu yang sama
menyenangkan. sebebsar 29%, yang ingin melanjutkan
sekolah lagi tetapi di bidnag ilmu yang
berbeda sebesar 6%. Selain itu 10%

7
JURNAL DINAMIKA PENDIDIKAN DASAR
VOLUME 7, NO 2, SEPTEMBER 2015: 1 - 9

mahasiswa memilih mencari pekerjaan PGSD sebaiknya lebih selektif dalam


apapun selain guru SD dan 9% ingin menerima mahasiswa baru calon guru
berwiraswasta di bidang pendidikan. SD misalnya dengan melakukan tes
wawancara yang lebih mendalam
untuk mengetahui seberapa besar
motivasi intrinsik mereka dalam
memilih program studi PGSD. Selain
itu juga perlu diadakan tes praktik
mengajar agar benar-benar dapat
dilihat mahasiswa yang benar-benar
kompeten dalam mengajar, (1.b) Prodi
PGSD sebaiknya juga lebih
Gambar 9. Rencana Mahasiswa PGSD memperkuat ciri khas prodi seperti
setelah Lulus nilai-nilai keislaman dengan
menambah kegiatan-kegiatan yang
PENUTUP berhubungan dengan keagamaan agar
Motivasi mahasiswa masuk menjadi prodi yang tidak hanya unggul
jurusan PGSD dipengaruhi oleh dalam bidang akademis, (2) Untuk
motivasi instrinsik dan motivasi Dosen PGSD; (2.a) Dosen PGSD lebih
ekstrinsik yang sangat beragam. meningkatkan penggunaan strategi,
Motivasi intrinsik yang mempengaruhi metode, atau teknik pembelajaran yang
mahasiwa masuk jurusan PGSD antara bervariasi ketika mengajaragar
lain keinginan diri menjadi guru SD, mahasiswa lebih tertarik dan tidak
ingin menjadi PNS, dan ingin bisa bosan, (2.b) Dosen PGSD lebih
membuka bimbel. Sedangkan motivasi memotivasi mahasiswa agar lebih
ekstrinsiknya antara lain karena percaya diri walaupun kuliah di swasta
mengikuti keinginan orang tua, tetapi tidak menjamin jika kuliah di
mengikuti trend PGSD, iming-iming Perguruan Tinggi Negri akan lebih
gaji yang tinggi, tidak diterima di sukses.
jurusan yang diinginkan, dan ikut
teman. Motivasi intrinsik terbesar DAFTAR PUSTAKA
mahasiswa masuk jurusan PGSD
karena benar-benar ingin menjadi guru Agoes Dariyo. (2004). “Pengetahuan
SD, sedangkan motivasi ekstrinsik Tentang Penelitian dan Motivasi
terbesar mahasiswa masuk jurusan Belajar pada Mahasiswa”. Jurnal
PGSD karena mengikuti keinginan Psikologi, Vol. 2 No. 1, hal. 45.
orang tua. Perbandingan jumlah A.M. Sardiman. (2007). Interaksi dan
prosentase antara motivasi intrinstik Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:
dan ekstrinsik mahasiswa memilih PT. Raja Grafindo Persada.
jurusan PGSD hampir sama yaitu Arifin dan Barnawi. (2012). Etika dan
motivasi instrinsik sebesar 54% dan Profesi Kependidikan.Yogyakarta:
46% lainnya masuk PGSD karena Ar-rruz Media.
dipengaruhi motivasi ekstrinsik. Dimyati dan Mudjiono. (2009). Belajar
Saran yang dapat diberikan antara dan Pembelajaran. Jakarta: PT
lain: (1) Untuk Prodi PGSD; (1.a) Prodi Rineka Cipta

8
JURNAL DINAMIKA PENDIDIKAN DASAR
VOLUME 7, NO 2, SEPTEMBER 2015: 1 - 9

Elliott. (2010). Educational Psycology


Effective Teaching, Effective
learning. New York: Mc. Grawl
Hill
H. Djaali. (2008). Psikologi Pendidikan.
Jakarta: PT. Bumi Aksara.
_______. (2009). Psikologi Pendidikan.
Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Hamzah B. Uno (2008). Teori Motivasi &
Pengukuranya. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Hasibuan, Malayu S.P. (2006).
Manajemen Sumber Daya Manusia.
Jakarta: Bumi Aksara.
McLea, Alan. (2009). Motivating Every
Learne. Chennai: FSC.
Ngalim Purwanto. (2006). Psikologi
Pendidikan. Bandung: Rosdakarya
Oemar Hamalik. (2004). Psikologi Belajar
dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Rao, S.N. (2002). Educational Psychology.
New Delhi: New Age
International (P) Limited,
Publisher.
Sharma, P.L. (2005). Motivation for
Learning. Delhi: Prabhat Kumar
Sharma for Sarup & Sons.
Siagian, Sondang P.. 2006. Manajemen
Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT.
Bumi Aksara.
Suharsimi Arikunto. (2010). Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Undang - Undang No. 14 tahun 2005
tentang Guru dan Dosen
Zuldafrial. (2012). Strategi Belajar
Mengajar. Surakarta: Cakrawala
Media.

S-ar putea să vă placă și